Hukum Tata Negara adalah ketentuan hukum yang mengatur mengenai bagaimana susunan
organisasi negara akan ditetapkan. Jadi hukum tata negara mempelajari :
- pembentukan jabatan-jabatan dan susunan/struktur negara;
- penunjukan pejabat-pejabatnya;
- kekuasaan/kewibawaan hak dan kewenangan yang berkaitan dengan
jabatan tersebut;
- lingkup wilayah dan lingkup pribadi yang mendapat limpahan tugas dan
kewenangan.
SUMBER HUKUM TATA NEGARA
INDONESIA
Materi UUPA di antaranya adalah tentang hak-hak kebendaan atas tanah yang
merupakan berbagai hak atas tanah (HAT) yang tercantum dalam pasal 61 ayat 1
UUPA, yaitu:
Hak Milik.
Adalah hak yang terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah.
Hak Guna Usaha (Hak Erfpacht)
Hak untuk memakai tanah yang bukan miliknya sendiri dan digunakan untuk
usaha-usaha pertanian.
Hak Guna Bangunan (Hak Opstal)
Perbedaan dengan HGU adalah dalam HGB tidak mengenai atas tanah pertanian.
Hak Pakai
Untuk gedung-gedung kedutaan negara-negara asing dapat diberikan hak pakai karena hak ini hanya
memberikan wewenang yang terbatas, artinya hak ini dapat berlaku selama tanahnya dipergunakan untuk
keperluan tertentu.
Hak Sewa
Merupakan hak pakai yang memiliki sifat khusus. Hak sewa hanya dipergunakan untuk bangunan. Negara
tidak dapat menyewakan tanah karena negara bukan pemilik tanah.
Hak Membuka Hasil dan Hak Memungut Hasil.
Adalah HAT dalam Hukum Adat yang menyangkut tanah sehingga diatur dengan Peraturan Pemerintah
demi kepentingan umum yang lebih luas untuk kepentingan orang atau masyarakat yang bersangkutan.
H. HUKUM PERBURUHAN
Peraturan Perundang-Undangan dalam bidang Hukum Perburuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.Undang-Undang Pokok mengenai Tenaga Kerja;
b.Peraturan-peraturan mengenai pengerahan dan penempatan tenaga kerja;
c.Peraturan-peraturan yang mengatur hubungan kerja, termasuk ketentuan hukum tentang:
Perjanjian kerja
Kesepakatan kerja bersama
Upah/gaji
Pemogokan dan Lock out (penutupan)
Penyelesaian perselisihan.
d. Peraturan tentang serikat pekerja;
e. Peraturan-peraturan tentang : Kesehatan kerja, Keamanan kerja dan Keselamatan kerja
f. Jaminan sosial
g. Pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk ketentuan tentang :
Uang pesangon
Uang jasa
Ganti rugi
Pensiun
Dll
h. Disamping peraturan-peraturan tersebut, berlaku pula konvensi-
konvensi ILO dan konvensi PBB lainnya, seperti penghapusan segala
bentuk diskriminasi terhadap wanita, deklarasi hak asasi manusia,
deklarasi anti kekerasan, dll
I. HUKUM PAJAK
1. Pajak Langsung.
Pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak
dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pendapatan, Pajak
Perseroan, Pajak Kekayaan, Pajak Deviden dan Pajak Rumah Tangga.
2. Pajak Tidak Langsung.
Pajak yang pada akhirnya dapat menaikkan harga, karena akhirnya
ditanggung oleh pembeli. Contoh: Pajak Penjualan, Bea Balik Nama,
Bea Materai, dll.
3. Pajak Lokal / Pajak Daerah
pajak yang dipungut oleh daerah-daerah swatantra (propinsi, kabupaten,
kota praja) untuk pembiayaan rumah tangga daerahnya masing-masing. Co:
Pajak Reklame, Pajak Jalan, Pajak Tontonan, Pajak Pembangunan., dsb.
4. Pajak Negara / Pusat
pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat.
Penyelenggaraannya dilakukan oleh Inspeksi Pajak untuk pembiayaan
rumah tangga umumnya.Co:Pajak Langsung
J. HUKUM ACARA PIDANA
PENGERTIAN
Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang
mengatur tentang cara bagaimana mempertahankan atau
menyelenggarakan hukum pidana materiel, sehingga
memperoleh keputusan hakim dan cara bagaimana keputusan
itu harus dilaksanakan. Selain itu Hukum Acara Pidana juga
merupakan realisasi Hukum Pidana yang menyangkut cara
pelaksanaan penguasa menindak warga yang didakwa
bertanggung jawab atas suatu delik (peristiwa pidana).
LANDASAN HUKUM ACARA PIDANA