Pengampu :
Haryo Budhiawan,SH.MSI, Cert. MP.,
08122967144
Historis
Sejarah Hukum Perdata di Belanda tidak bisa
dipisahkan dari Hukum Perdata Prancis, yaitu
Code Civil Prancis. Perjalanan sejarah dari
terbentuknya Code Civil Prancis, berawal dari
50 tahun sebelum Masehi, saat Julius Caesar
berkuasa di Eropa Barat, Hukum Romawi
telah berlaku di Perancis yang berdampingan
dengan Hukum Perancis Kuno yang berasal
dari Hukum Germania yang saling
mempengaruhi.
lanjutan
Di Bagian Utara berlaku hukum kebiasaan
Perancis Kuno yang berasal dari Hukum
Germania sebelum resepsi Hukum Romawi,
sedangkan di Bagian Selatan berlaku Hukum
Romawi yang tertuang dalam Corpus Iuris
Civilis pada pertengahan abad ke VI Masehi
dari Justianus. Corpus Iuris Civilis pada zaman
itu dianggap sebagai hukum yang paling
sempurna, terdiri dari 4 (empat) bagian, yaitu:
(1) Codex Justiniani, (2) Pandecta, (3)
Institutiones dan (4) Novelles Codex.
lanjutan
Justianni adalah kumpulan undang-undang (leges lex)
yang telah dibukukan oleh para ahli hukum atas
perintah Kaisar Romawi yang dianggap sebagai
himpunan segala macam undang-undang.
Pandecta adalah memuat kumpulan pendapat para ahli
Istilah Perdata telah diterima secara resmi untuk pertama kali dan
dicantumkan dalam perundangundangan Indonesia, yaitu: 1.
Konstitusi RIS yang dicantumkan dalam Pasal 15 ayat 2, Pasal 144
ayat (1), Pasal 156 ayat (1) dan Pasal 158 ayat (1). 2. UUDS yang
dicantumkan dalam Pasal 15 ayat (2), Pasal 101 ayat (1) dan Pasal
106 ayat (3)
/
Buku I
ORG DAN
KELUARGA
BUKU IV BUKU II
PEMBUKTIAN HUKUM BENDA
DAN DALUARSA
KUHPerdata
BUKU III
PERIKATAN
Pengertian Hukum Perdata
• Pada saat ini KUHPdt [BW] sudah tidak berlaku penuh sesuai
dengan bab-bab dan pasal-pasal pada saat permulaan
KUHPdt tersebut berlaku. Banyak bab-bab, pasal-pasal dan
bidang-bidang hukum tertentu dari KUHPdt yang tidak
berlaku karena telah dicabut oleh Perundang-undangan RI.
• Begitu juga banyak pasal-pasal yang dalam praktek
disimpangi/dikesampingkan oleh keputusan-keputusan
hakim yang merupakan Yurisprudensi. Hal demikian terjadi
karena beberapa pasal dari KUHPdt tersebut saat ini tidak
sesuai lagi dengan perasaan keadilan masyarakat.
Hukum Perdata dan Sistimatikanya
Menurut ilmu pengetahuan hukum, Hukum Perdata Materiil dibagi dalam
4 bagian yaitu :
1. Hukum Perorangan atau Hukum Pribadi [Personen Recht] ialah : memuat
peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang seorang manusia
sebagai pendukung hak dan kewajiban [subyek hukum], tentang umur,
kecakapan, untuk melakukan perbuatan hukum, tempat tinggal [domisili]
dan sebagainya.
2. Hukum Keluarga [Familierecht] ialah : memuat peraturan-peraturan
hukum yang mengatur hubungan hukum yang timbul karena hubungan
keluarga/kekeluargaan seperti perkawinan, perceraian, hubungan orang
tua dan anak, perwalian, pengampuan [curatele] dan sebagainya.
3. Hukum Harta Kekayaan [Vermogensrecht] ialah : memuat peraturan-
peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum seseorang dalam
lapangan harta kekayaan seperti, perjanjian, hak milik, gadai dan
sebagainya.
4. Hukum Waris [Erfrecht] ialah memuat peraturan-peraturan hukum yang
mengatur tentang benda atau harta kekayaan seseorang yang telah
meninggal dunia. Dengan kata lain hukum waris adalah hukum yang
mengatur peralihan benda dari orang yang meninggal dunia kepada
orang yang masih hidup.
Sistematika Hukum Perdata terdiri dari 4
buku yaitu :
Buku I : Tentang Orang [van personen]
Buku II : Tentang Benda [van zaken]
Buku III : Tentang Perikatan [van
verbintenissen]
Buku IV : Tentang Pembuktian dan
Daluwarsa [van bewijsen verjaring]
Hukum Perdata menurut kekuatan berlakunya atau
kekuatan mengikatnya dapat dibedakan dalam :