Anda di halaman 1dari 4

5 Contoh Hukum Privat yang Berlaku

 Post author By Puput Purwanti


 Post date July 28, 2018
Hukum privat adalah hukum yang mengatur hubungan antara sesama manusia, antar
satu orang dengan orang yang lain dengan menitikberatkan pada kepentingan
perorangan. Hukum privat merupakan hukum yang mengatur tentang hubungan antara
individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hukum privat meliputi hukum
perdata dan hukum dagang. Hukum perdata adalah rangkaian peraturan atau hukum
yang mengatur antara satu dengan yang lain, sedangkan hukum dagang adalah
peraturan yang terkait dengan perdagangan sebagaimana fungsi dewan keamanan pbb
.
Hukum privat mengatur tentang hubungan dalam masyarakat yang menyangkut:

 Keluarga dan kekayaan para warga/individu.


 Hubungan antarwarga/individu.
 Hubungan antara individu dengan alat negara, sejauh alat negara tersebut di
dalam lalu lintas hukum berkedudukan sebagai individu.
Hukum privat mengatur tentang hubungan antara warga negara yang memiliki
kebebasan membuat kontrak. Dalam hukum privat, asas pokok otonomi warga negara
adalah milik pribadi dalam macam macam hukum positif . Warga negara
mempertahankan hak oleh mereka sendiri tetapi terikat pada prosedur yang telah
ditetapkan dan pemerintah sebagai pengawas. Untuk lebih memahami lebih jauh
mengenai hukum privat, maka anda bisa menyimak 5 contoh hukum privat yang
berlaku berikut ini. 
1. Hukum Perdata

Hukum perdata yaitu hukum yang mengatur hubungan kepentingan perorangan antara
satu dengan yang lain sebagaimana fungsi hukum internasional .  Hukum Perdata
adalah ketentuan yang mengatur hak dan kepentingan antar individu dalam
masyarakat. Tradisi hukum di daratan Eropa (civil law) mengenal pembagian hukum
menjadi dua yakni hukum publik dan hukum privat atau hukum perdata. Dalam sistem
Anglo-Saxon. Hukum perdata juga menjadi bagian hukum yang saat ini berlaku di
indonesia.

Hukum perdata Belanda berasal dari hukum perdata Perancis yang disusun
berdasarkan hukum Romawi ‘Corpus Juris Civilis’ yang pada waktu itu dianggap
sebagai hukum yang paling sempurna. Hukum Privat yang berlaku di Perancis dimuat
dalam dua kodifikasi yang disebut (hukum perdata) dan Code de Commerce (hukum
dagang). Sewaktu Perancis menguasai Belanda (1806-1813), kedua kodifikasi itu
diberlakukan di negeri Belanda dan masih terus dipergunakan hingga 24 tahun
sesudah kemerdekaan Belanda dari Perancis (1813).
Pada Tahun 1814 Belanda mulai menyusun Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Sipil) atau KUHS Negeri Belanda, berdasarkan kodifikasi hukum Belanda yang
dibuat oleh J.M. Kemper disebut Ontwerp Kemper. Namun, sayangnya Kemper
meninggal dunia pada 1824 sebelum menyelesaikan tugasnya dan dilanjutkan oleh
Nicolai yang menjabat sebagai Ketua Pengadilan Tinggi Belgia.

Keinginan Belanda tersebut terealisasi pada tanggal 6 Juli 1830 dengan pembentukan
dua kodifikasi yang baru diberlakukan pada tanggal 1 Oktober 1838 oleh karena telah
terjadi pemberontakan di Belgia yaitu :

 BW [atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata-Belanda).


 WvK [atau yang dikenal dengan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang]
[AdSense-B]
Menurut J. Van Kan, kodifikasi BW merupakan terjemahan dari Code Civil hasil
jiplakan yang disalin dari bahasa Perancis ke dalam bahasa nasional Belanda.

2. Hukum Dagang

Hukum dagang merupakan hukum yang mengatur hubungan antar perorangan atau
badan berkaitan dengan masalah dagang dan bisnis. Definisi lain menyatakan bahwa
hukum dagang merupakan serangkaian norma yang timbul khusus dalam dunia usaha
atau kegiatan perusahaan sebagaimana fungsi hukum dalam masyarakat . Hukum
dagang masuk dalam kategori hukum perdata, tepatnya hukum perikatan. Alasannya
karena hukum dagang berkaitan dengan tindakan manusia dalam urusan dagang. Oleh
karena itu hukum dagang tidak masuk dalam hukum kebendaan.
Hukum dagang di Indonesia seperti juga bentuk hukum perusahaan swasta  tidak
tercipta begitu saja, melainkan berdasarkan pada sumber. Terdapat tiga jenis sumber
yang menjadi rujukan dari hukum dagang, yakni hukum tertulis yang sudah
dikodifikasikan, hukum tertulis yang belum dikodifikasikan dan hukum kebiasaan.
Pada hukum tertulis yang sudah dikodifikasikan, hal yang menjadi acuan adalah
KUHD yang mempunyai 2 kitab dan 23 bab.

Dalam KUHD dibahas tentang dagang umumnya sebanyak 10 bab serta hak-hak dan
kewajiban sebanyak 13 bab. Selain KUHD, sumber lainnya adalah Kitab Undang-
undang Hukum Perdata (KUHPerdata) atau juga dikenal dengan istilah Burgerlijk
Wetboek (BW). Salah satu bab pada BW membahas tentang perikatan. Pada hukum
tertulis yang belum dikodifikasikan, ada 4 Undang-undang yang menjadi acuan
sebagaimana fungsi hukum perusahaan .
Keempat UU itu adalah Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Undang-undang
Nomor 32 tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi dan Undang-undang
Nompr 8 tahun 1997 tentang dokumen perusahaan. Adapun pada hukum kebiasaan,
hal yang menjadi sumber adalah Pasal 1339 KUH Perdata dan Pasal 1347 KUH
Perdata.

3. Hukum Perdata Internasional

Hukum perdata internasional yaitu hukum yang mengatur kepentingan perseorangan


yang mengandung unsur asing sebagaimana macam macam tindak pidana ringan .
Dalam definisi hukum perdata internasional adalah keseluruhan kaedah dan asas
hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas Negara atau hukum
yang mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku hukum yang masing-
masing tunduk pada hukum perdata (nasional) yang berlainan. Lebih lanjut selain
pengertian hukum perdata internasional diatas, dapat kita tinjau pula titik taut Hukum
Perdata Internasional.

4. Hukum Acara Perdata

Hukum acara perdata yaitu hukum yang mengatur tata cara mempertahankan hukum
perdata jika terjadi pelanggaran hukum sebagaimana penyebab tindak kriminal  dalam
hukum perdata material.  Hukum Acara Perdata adalah peraturan Hukum yang
memiliki karakteristik :

 Menentukan dan mengatur bagaimana cara menjamin ditaatinya Hukum


Perdata Materiil.
 Menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk beracara di muka
persidangan pengadilan, mulai dari pengajuan gugatan, pengambilan keputusan
sampai pelaksanaan putusan pengadilan. [AdSense-C]
5. Hukum Acara Peradilan Agama

Hukum acara peradilan agama yaitu hukum yang mengatur tata cara bersengketa di
peradilan agama. Lebih lengkap dijelaskan bahwa Undang-undang Nomor 3 Tahun
2006 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama, pada pasal 2 menyatakan : “Peradilan Agama adalah salah satu pelaku
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai
perkara tertentu sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini”.

Anak kalimat ”perkara tertentu sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini”


dapat ditemukan petunjuknya dalam pasal 49 yang menyatakan : Pengadilan Agama
bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat
pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang :

 Perkawinan
 Waris
 Wasiat
 Hibah 
 Wakaf 
 Zakat 
 Infaq 
 Shadaqah dan
 Ekonomi Syari’ah
Bidang-bidang tersebut adalah perkara perdata. Maka hukum acara yang dimaksud
dengan judul di atas adalah Hukum Acara Perdata Peradilan Agama.

5 contoh hukum privat yang berlaku. Semoga dapat menjadi referensi bagi anda
sebagaimana tujuan hukuman mati serta macam macam hukum di indonesia dan
macam macam hukum publik. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai