Anda di halaman 1dari 23

HUKUM PERDATA

DAN SUMBER
HUKUM PERDATA
DWI AFRIMETTY
2021
ISTILAH HUKUM PERDATA
• Istilah hukum perdata pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Djojodiguno
sebagai teremahan dari burgerlijkrecht pada masa penduduka jepang. Di
samping istilah itu, sinonim hukum perdata adalah civielrecht dan privatrecht.
• Para ahli memberikan batasan hukum perdata, seperti berikut. Van Dunne
mengartikan hukum perdata, khususnya pada abad ke -19 adalah:
“Suatu peraturan yang mengatur tentang hal-hal yang sangat ecensial
bagi kebebasan individu, seperti orang dan keluarganya, hak milik dan
perikatan. Sedangkan hukum public memberikan jaminan yang
minimal bagi kehidupan pribadi”
PENGERTIAN HUKUM PERDATA MENURUT
AHLI
• Menurut Subekti

“Hukum perdata dalam arti luas meliputi semua hukum privat materiil, yaitu
segala hukum pokok yang mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan.”
• Sedangkan Wirjono Prodjodikoro

“Hukum perdata adalah suatu rangkaian hukum antara orang-orang atau


badan hukum satu sama lain tentang hak dan kewajiban. Lebih lanjut beliau
mengatakan kebanyakan para sarjana menganggap hukum perdata sebagai
hukum yang mengatur kepentingan perseorangan (pribadi) yang berbeda
dengan hukum publik sebagai hukum yang mengatur kepentingan
umum (masyarakat)”.
Simpulan pengertian hukum perdata
• Keseluruhan aturan yang mengatur hubungan hukum antara
orang/badan hukum yang satu dengan orang/badan hukum yang
lain di dalam masyarakat dengan menitikberatkan kepada
kepentingan perseorangan (pribadi/badan hukum).
• Hukum perdatalah yang mengatur dan menentukan, agar dalam
pergaulan masyarakat orang dapat saling mengetahui dan
menghormati hak-hak dan kewajiban-kewajiban antar sesamanya
sehingga kepentingan tiap-tiap orang dapat terjamin dan
terpelihara dengan sebaik-baiknya.
HUKUM PERDATA DALAM ARTI LUAS
• Hukum perdata dalam arti luas ialah bahan hukum sebagaimana
tertera dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHP) atau
disebut juga dengan Burgelijk Wetboek (BW), Kitab Undang-
undang Hukum Dagang (KUHD) disebut juga dengan Wetboek van
Koophandel (WvK) beserta sejumlah undang-undang yang disebut
undang-undang tambahan lainnya.
• Undang-undang mengenai Koperasi, undang-undang nama
perniagaan.
HUKUM PERDATA DALAM ARTI SEMPIT
• Hukum perdata dalam arti sempit ialah hukum perdata
sebagaimana terdapat dalam kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (BW).
• Dengan kata lain, hukum perdata dalam arti luas ialah meliputi
semua peraturan-peraturan hukum perdata baik yang tercantum
dalam KUH Perdata / BW maupun dalam KUHD dan Undang-
Undang lainnya.
• Hukum Perdata (Sebagaimana tercantum dalam KUH Perdata /
BW) mempunyai hubungan yang erat dalam hukum dagang
(KUHD).
• Hal ini tampak jelas dari isi ketentuan pasal 1 KUHD.
• Mengenai hubungan kedua hukum tersebut dikenal adanya
adegium “Lex specialis derogat legi generali (hukum yang khusus
: KUHP mengesampikan hukum umum : KUH perdata).
SUMBER HUKUM PERDATA
PENGERTIAN SUMBER HUKUM
• Segala sesuatu yang dapat menimbulkan aturan (norma) yang memiliki kekuatan
yang bersifat memaksa, yaitu aturan mengenai pelanggaran aturan dapat
mengakibatkan sanksi yang nyata dan tegas.
• Dalam ilmu hukum, sumber hukum dibedakan menjadi dua, yaitu :

(1) sumber pengenalan hukum, yaitu sumber hukum yang mengharuskan untuk
menyelidiki asal dan tempat ditemukannya hukum tersebut;
(2) sumber asal nilai-nilai yang dapat menyebabkan timbul atau lahirnya aturan
(norma) hukum, yaitu sumber hukum yang mengharuskan untuk membahas asal
sumber nilai yang menyebabkan atau menjadi dasar aturan hukum.
SUMBER HUKUM PERDATA
• Sumber Sumber Hukum Perdata ini meliputi sumber hukum materiil dan sumber hukum formil.
• Sumber Hukum Materiil adalah sumber hukum yang menentukan isi hukum, yaitu tempat yang di
mana materi hukum itu diambil.
• Sumber ini diperlukan ketika akan menyelidik asal usul hukum dan menentukan isi hukum.
• Sumber Hukum Materiil merupakan faktor yang membatu pembentukan hukum, contohnya hubungan
sosial, kekuatan politik, situasi ekonomi, tradisi (pandangan mengenai keagamaan dan kesusilaan),
penelitian ilmiah, keadaan geografis dan perundangan internasional.
• Sumber Hukum Formil ialah tempat untuk memperoleh kekuatan hukum.
• Hal ini berkaitan dengan bentuk (cara) yang menyebabkan peraturan hukum formil itu berlaku,
contohnya UU, yurisprudensi, perjanjian antara negara dan kebiasaan.
SUMBER HUKUM PERDATA MENURUT
VOLLMAR
• Sumber Hukum Perdata menjadi 2 (dua), yaitu :
(1) Sumber hukum perdata tertulis, yaitu KUH Perdata (BW), Traktat dan
Yurispridensi;
(2) Sumber hukum perdata tidak tertulis, yaitu kebiasaan.
SUMBER HUKUM PERDATA INDONESIA
TERTULIS
1. Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB), yang merupakan ketentuan-ketentuan umum
pemerintah Hindia Belanda yang diberlakukan di Indonesia dengan Stb. 1847 No. 23,
pada tanggal 30 April 1847 yang terdiri atas 36 Pasal.
2. KUH Perdata atau Burgelijk Wetboek (BW), yaitu ketentuan-ketentuan mengenai hukum
produk Hindia Belanda yang diundangkan pada tahun 1848.
3. KUH Dagang atau Wetboek van Koopandhel (WvK), diatur di dalam Stb. 1847 No. 23
meliputi dua buku, yaitu buku 1 mengenai dagang secara umum dan buku 2 mengenai
hak-hak dan kewajiban yang timbul di dalam pelayaran. Yang terdiri atas 754 pasal.
4. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 mengenai Pokok-Pokok Agraria.
5. Undang-undang No. 1 Tahun 1974 mengenai Ketentuan-Ketentuan Pokok
Perkawinan.
6. Undang-undang No. 4 Tahun 1996 mengenai Hak Tanggungan atas Tanah
beserta Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah.
7. Undang-undang No. 42 Tahun 1999 mengenai Jaminan Fiducia.
8. Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 mengenai Kompilasi Hukum Islam (KHI)
SEJARAH HUKUM PERDATA
• Hukum perdata yang ada di Indonesia, tidak terlepas dari sejarah hukum perdata Eropa,
utamanya di Eropa kontinental berlaku Hukum Perdata Romawi sebagai hukum asli dari
negara di Eropa, disamping terdapat hukum tertulis dan kebiasaan setempat.
• Namun, karena terdapat perbedaan peraturan pada masing-masing daerah menjadikan
orang mencari jalan yang mempunyai kepastian hukum dan kesatuan hukum.
• Berdasarkan prakarsa dari Napoleon, di tahun 1804 yang terhimpun hukum perdata
yang bernama Code Civil de Francais atau disebut juga dengan Code Napoleon.
• Di tahun 1809-1811, Perancis menjajah Belanda, lalu Raja Lodewijk Napoleon
menerapkan Wetboek Napoleon Ingeriht Voor het Koninkrijk Hollad yang berisi hampir
sama dengan Code Napoleon dan Code Civil de Francais untuk diberlakukan sebagai
sumber hukum perdata di Belanda.
• Sesudah penjajahan berakhir dan Belanda disatukan dengan Perancis, Code Napoleon
dan Code Civil des Francais tetap diterapkan di Belanda
• Di tahun 1814, Belanda mulai membuat susunan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Sipil).
• Dengan dasar kodifikasi hukum Belanda dibuat oleh MR.J.M.KEMPER yang disebut
ONTWERP KEMPER tetapi sebelum menyelesaikan tugasnya, di tahun 1824 Kemper
meninggal dunia dan kemudian diteruskan oleh NICOLAI yang menjabat sebagai Ketua
Pengadilan Tinggi Belanda.
• Tanggal 6 Juli 1830, kodifikasi sudah selesai dibuat dengan dibuatnya BW (Burgerlijik
Wetboek) atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda dan WvK (Wetboek van
Koophandle) atau Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
• Dari dasar asas koncordantie atau azas politik, di tahun 1948 kedua Undang-Undang
tersebut berlaku di Indonesia dan hingga saat ini dikenal dengan KUHPer untuk BW dan
KUH dagang untuk WvK.
• Asas Kebebasan Berkontrak
Asa ini mengandung arti bahwa masing-masing orang dapat mengadakan perjanjian baik yang sudah diatur dalam
undang-undang ataupun yang belum diatur dalam undang-undang.
Asas ini ada dalam 1338 ayat 1 KUHP yang menyatakan bahwa “Semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang untuk yang membuatnya”
• Asas Konsesualisme
Asas ini berkaitan dengan pada saat terjadi perjanjian. Di pasa 1320 ayat 1 KUHP, syarat wajib perjanjian itu
karena terdapat kata sepakat antara kedua belah pihak.
• Asas Kepercayaan
Asas ini mempunyai arti bahwa setiap orang yang akan mengadakan perjanjian akan memenuhi masing-masing
prestasi yang diantara kedua pihak.
• Asas Kekuatan Mengikat
Asas ini menyatakan bahwa pernjanjian hanya mengikat pihak yang mengikatkan diri atau yang ikut serta
dalam perjanjian tersebut.
• Asas Persamaan Hukum
Asas ini mempunyai maksud bahwa subjek hukum membuat yang membuat perjanjian mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dalam hukum.
• Asas Keseimbangan
Asas ini menginginkan kedua belah pihak memenuhi dan menjalankan perjanjian yang telah dijanjikan.
• Asas Kepastian Hukum (Asas pacta sunt servada)
Asas ini ada karena suatu perjanjian dan diatur dalam pasal 1338 ayat 1 dan 2 KUHP.
• Asas Moral
Asas moral merupakan asas yang terikat dalam perikatan wajar, ini artinya perilaku
seseorang yang sukarela tidak dapat menuntut hak baginya untuk menggugat prestasi dari
pihak debitur.
• Asas Perlindungan
Asas ini memberikan perlindungan hukum kepada debitur dan kreditur. Tetapi yang
membutuhkan perlindungan adalah debitur karena berada di posisi yang lemah.
• Asas Kepatutan
Asas ini berhubungan dengan ketentuan isi perjanjian yang diharuskan oleh kepatutan
• Asas Kepribadian
Asas ini mewajibkan seseorang dalam pengadaan perjanjian untuk kepentingan dirinya
sendiri.
• Asas I’tikad Baik
Sesuai dengan pasal 1338 ayat 3 KUHP, asas ini berhubungan dengan pelaksanaan
perjanjian, asas ini menyatakan bahwa apa yang hendak dilakukan dengan pemenuhan
tuntutan keadilan dan tidak melanggar kepatutan.
REFERENSI
• Hukum Perdata - Pengertian, Sejarah, Contoh, Sumber & Macamnya (dosenpen
didikan.co.id)
• Sumber Sumber Hukum Perdata di Indonesia (tabirhukum.blogspot.com)
• Titik Triwulan Tutik, 2006. Pengantar Hukum Perdata ;Prestasi Pustaka : Jakarta
• Pengertian Hukum Perdata, Sejarah, Asas, Sumber Hukum & Jenisnya
(seputarpengetahuan.co.id).
• https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/03/pengertian-hukum-perdata-seja
rah-asas-sumber-hukum-jenis-jenis.htm
• Pengertian Hukum Perdata – Fakultas Hukum – UNIKAMA

Anda mungkin juga menyukai