Anda di halaman 1dari 7

gyhubis401@gmail.

com
Mengapa Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (burgerlijk wetboek voor Indonesie/
KUHPER) , Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel voor
Indonesie/KUHD) dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Wetboek van Straafrecht
(WvS)/KUHP) masih dipakai walaupun sudah lama dan produk Belanda

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) untuk Hindia Belanda (Wetboek Indonesia)
disahkan sebagai undang-undang oleh Raja Belanda pada tanggal 16 Mei 1846, melalui
Staatsblad 1847-23 dan dinyatakan berlaku pada tanggal 1 Mei 1848. Sedangkan menurut
penjelasan umum draft Rancangan Undang-Undang tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (RUU KUHP) yang ada di DPR, KUHP yang berlaku di Indonesia saat ini berasal dari
Wetboek van Strafrecht voor Nederlandsch-Indie yang berlaku sebagai undang-undang
berdasarkan Staatsblad 1915 : 732.
KUHP merupakan lex generalis bagi pengaturan hukum pidana di Indonesia dimana asas-asas
umum termuat dan menjadi dasar bagi semua ketentuan pidana yang diatur di luar KUHP (lex
specialis).Sedangkan, Hukum perdata di Indonesia pada dasarnya bersumber pada Hukum
Napoleon kemudian berdasarkan Staatsblaad nomor 23 tahun 1847 tentang burgerlijk wetboek
voor Indonesie atau biasa disingkat sebagai BW/KUHPer. BW/KUHPer sebenarnya merupakan
suatu aturan hukum yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda yang ditujukan bagi kaum
golongan warganegara bukan asli yaitu dari Eropa, Tionghoa dan juga timur asing.
Beberapa ketentuan yang terdapat didalam BW pada saat ini telah diatur secara
terpisah/tersendiri oleh berbagai peraturan perundang-undangan. Misalnya berkaitan tentang
tanah, hak tanggungan dan fidusia.
Meskipun sistem hukum kita merupakan bagian dari warisan pemerintah kolonial Belanda,
Indonesia tidak sepenuhnya menerapkan itu saja, tapi juga menerapkan sistem hukum Islam dan
juga sistem hukum adat.
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang masih berlaku di Indonesia berdasarkan Pasal 1 aturan
peralihan UUD 1945 yang pada pokoknya mengatur bahwa peraturan yang ada masih tetap
berlaku sampai pemerintah Indonesia memberlakukan aturan penggantinya. Di negeri Belanda
sendiri Wetbook van Koophandel telah mengalami perubahan, namun di Indonesia Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang tidak mengalami perubahan yang komprehensif sebagai suatu
kodifikasi hukum.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, KUHPer, KUHD dan KUHP tersebut masih berlaku
di Indonesia berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD)
yang menyatakan bahwa: Segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung
berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.

Maka KUHPer, KUHD dan KUHP sebagai Undang-Undang sampai saat ini masih berlaku di
Indonesia, selama belum digantikan oleh undang-undang baru.

Manusia dan badan hukum sama-sama menjadi subjek hukum.


Jelaskan persamaan dan perbedaannya.
Manusia dan badan hukum memiliki persamaan kedudukan yuridis, serta persamaan hak dan
kewajiban sebagai subjek hukum.
Indikator
Status

Melakukan
Perbuatan
Hukum

Domisili

Manusia

Badan Hukum

Manusia berstatus sebagai subjek


hukum atau pembawa hak dan
kewajiban sejak ia lahir. Tetapi bila
perlu demi kepentingannya sejak ia
masih dalam kandungan ibunya,
asalkan ia lahir hidup, ia sudah
dianggap sebagai subjek hukum.
Sedangkan
orang
untuk
dapat
melakukan perbuatan hukum harus
cakap hukum, sudah dewasa (menurut
BW harus sudah berumur 21 tahun)
atau sudah kawin sebelum umur
tersebut. Tetapi batas usia dewasa
menurut UU No. 1/1974 dan
yurisprudensi MA adalah 18 tahun.
di tempat tinggal pokoknya

Badan hukum tidak serta merta


memperoleh status sebagai subjek
hukum, namun harus melalui proses
pendaftaran hingga pengesahan

Badan hukum diwakili oleh para


pengurusnya

di kantor pusat badan hukum itu


berada
Yuridis
Terikat dengan hukum perkawinan dan Tidak
terikat
dengan
hukum
keperdataan hukum kekeluargaan
perkawinan dan hukum kekeluargaan

Buku II KUHPer menganut sistem tertutup dan Buku III KUHPer menganut sistem
terbuka. Jelaskan
Sistem tertutup Buku II KUHPerdata:
Sistem tertutup artinya orang tidak dapat mengadakan/membuat hak-hak kebendaan yang baru
selain yang sudah ditetapkan dalam undang-undang. Jadi hak-hak kebendaan yang diakui itu
hanya hal-hak kebendaan yang sudah diatur oleh undang-undang.
Hak Kebendaan dibedakan atas:
1. Hak Kebendaan menurut KUH Perdata

2. Hak Kebendaan atas tanah


3. Hak Kebendaan yang member jaminan
4. Hak Atas Kekayaan Intelektual

Sistem terbuka Buku III KUHPerdata:


Sistem terbuka artinya setiap orang dapat bebas membuat perjanjian apa saja selain apa yang
telah ditetapkan oleh undang-undang asal tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan,
dan ketertiban umum. Sistem terbuka ini merupakan cerminan dari pasal 1338 ayat 1
KUHPerdata yang berbunyi sebagai berikut: semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.

Syarat sahnya perjanjian pasal 1320 KUHPer


1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
2. Kecakapan untuk membuat perikatan
3. Adanya suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal atau diperbolehkan
Ad.1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
Kesepakatan berarti ada persesuaian kehendak yang bebas antara para pihak mengenai hal-hal
pokok yang diinginkan dalam perjanjian. Dalam hal ini, antara para pihak harus mempunyai
kemauan yang bebas (sukarela) untuk mengikatkan diri, di mana kesepakatan itu dapat
dinyatakan secara tegas maupun diam-diam. Bebas di sini artinya adalah bebas dari kekhilafan
(dwaling, mistake), paksaan (dwang, dures), dan penipuan (bedrog, fraud). Secara a contrario,
berdasarkan pasal 1321 KUHPer, perjanjian menjadi tidak sah, apabila kesepakatan terjadi
karena adanya unsur-unsur kekhilafan, paksaan, atau penipuan.
Jika berdasarkan Pasal 1321 KUHPerdata berbunyi: Tiada sepakat yang sah apabila sepakat itu
diberikan karena kekhilafan, atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan.
Ad. 2. Kecakapan untuk membuat perikatan
Menurut pasal 1329 KUHPer, pada dasarnya semua orang cakap dalam membuat perjanjian,
kecuali ditentukan tidak cakap menurut undang-undang. Kecakapan dari segi usia diatur masingmasing undang-undang misalnya menurut BW harus sudah berumur 21 tahun) atau sudah kawin
sebelum umur tersebut. Tetapi batas usia dewasa menurut UU No. 1/1974 dan yurisprudensi MA
adalah 18 tahun.
Ad. 3. Adanya suatu hal tertentu
Hal tertentu artinya adalah apa yang diperjanjikan hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak,
yang paling tidak barang yang dimaksudkan dalam perjanjian ditentukan jenisnya. Menurut
pasal 1333 KUHPer, objek perjanjian tersebut harus mencakup pokok barang tertentu yang
sekurang-kurangnya dapat ditentukan jenisnya. Pasal 1332 KUHPer menentukan bahwa objek
perjanjian adalah barang-barang yang dapat diperdagangkan.

Ad. 4. Suatu sebab yang halal atau diperbolehkan


Sebab yang halal adalah isi perjanjian itu sendiri, yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai
oleh para pihak. Isi dari perjanjian itu tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan,
maupun dengan ketertiban umum. Hal ini diatur dalam pasal 1337 KUHPer.

Menurut perjanjian, asas konsensualitas dan asas kebebasan berkontrak


Asas konsensualisme:
berarti kesepakatan, yaitu pada dasarnya perjanjian sudah lahir sejak tercapainya kata sepakat.
Perjanjian telah mengikat begitu kata sepakat dinyatkan dan diucapkan, sehingga sebenarnya
tidak perlu lagi formalitas tertentu. Pengecualian terhadap prinsip ini adalah dalam undangundang memberikan syarat formalitas tertentu terhadap suatu perjanjian, misalkan syarat harus
tertulis. Contohnya jual beli tanah merupakan kesepakatan yang harus dibuat secara tertulis
dengan akta otentik.
Asas kebebasan berkontrak:
Setiap orang dapat secara bebas membuat perjanjian selama memenuhi syarat sahnya perjanjian
dan tidak melanggar hukum, kesusilaan, serta ketertiban umum. Menurut Pasal 1338 Ayat (1)
KUHPerdata, Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya. Semua perjanjian artinya perjanjian apapun dan diantara siapapun.

Suatu perusahaan wajib membuat catatan/pembukuan.


Apa alasannya dan berikan dasar hukumnya
Di Indonesia kewajiban melakukan pembukuan setiap perusahaan didasarkan pada Kitab Undang
Undang Hukum Dagang (KUHD) Pasal 6 - Pasal 9. Selain KUHD, pembukuan perusahaan juga
diatur di dalam UU Pajak tahun 2000 pasal 28 ayat 1 - 12 yang mewajibkan perusahaan
menyelenggarakan pembukuan perusahaan, sehingga diketahui hak dan kewajibannya.
Tujuan kewajiban perusahaan membuat catatan adalah agar setiap saat dapat diketahui keadaan
kekayaan, utang, modal, hak dan kewajiban perusahaan untuk melindungi baik kepentingan
perusahaan, kepentingan Pemerintah maupun kepentingan pihak ketiga. Kewajiban tersebut
bersifat keperdataan, sehingga risiko yang timbul karena tidak dilaksanakannya kewajiban
tersebut menjadi tanggungjawab perusahaan yang bersangkutan. Pembukuan yang baik
memudahkan pengusaha menghitung laba rugi dan menentukan besarnya pajak yang harus
dibayar. Begitu pula pembukuan yang diselenggarakan dengan baik akan memungkinkan
investor melakukan penilaian keadaan perusahaan apakah sehat atau tidak.

Pasal 1 KUHD adalah hubungan antara Hukum Dagang dan Hukum Perdata atau
sebutkan ada suatu adagium yang disebut lex spesialis derogat legi generalis. Jelaskan

Hukum dagang adalah hukum perikatan yang timbul khusus dari lapangan perusahaan. Hukum
perdata diatur dalam KUH Perdata dan Hukum Dagang diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD).
Kesimpulan ini sekaligus menunjukkan bagaimana hubungan antara hukum dagang dan hukum
perdata.
Hukum perdata merupakan hukum umum (lex generalis) dan hukum dagang merupakan hukum
khusus (lex specialis).
Dengan diketahuinya sifat dari kedua kelompok hukum tersebut, maka dapat disimpulkan
keterhubungannya sebagai lex specialis derogat lex generalis, artinya hukum yang bersifat
khusus mengesampingkan hukum yang bersifat umum.
Adagium ini dapat disimpulkan dari pasal 1 Kitab undang-Undang Hukum Dagang yang pada
pokoknya menyatakan bahwa: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata seberapa jauh dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak khusus diadakan penyimpangan-penyimpangan,
berlaku juga terhadap hal-hal yang disinggung dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
Pelaku usaha ada yang disebut pembantu di luar perusahaan dan di dalam perusahaan.
Jelaskan
Pengusaha (pemilik perusahaan) yang mengajak pihak lain untuk menjalankan usahanya secara
bersama-sama,atau perusahaan yang dijalankan dan dimiliki lebih dari satu orang, dalam istilah
bisnis disebut sebagai bentuk kerjasama. Bagi perusahaan yang sudah besar, Memasarkan
produknya biasanya dibantu oleh pihak lain, yang disebut sebagai pembantu pengusaha. Secara
umum pembantu pengusaha dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Pembantu-pembantu pengusaha di dalam perusahaan, misalnya pelayan toko, pekerja
keliling, pengurus fillial, pemegang prokurasi dan pimpinan perusahaan.
b. Pembantu pengusaha diluar perusahaan, misalnya agen perusahaan, pengacara, noratis,
makelar, komisioner.
Semua bentuk badan usaha supaya sah ada beberapa syarat. Jelaskan
Badan usaha yang berbentuk firma ada Sekutu Komplementer dan Sekutu Komanditer.
Jelaskan.
Sekutu Komplementer atau disebut sebagai sekutu aktif, adalah sekutu yang menjalankan
perusahaan dan berhak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga. Artinya, semua
kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering juga disebut
sebagai persero kuasa atau persero pengurus atau sekutu aktif adalah sekutu yang
bertanggung jawab penuh terhadap jalannya perusahaan termasuk bertanggungjawab atas
utang piutang (harta pribadinya) Pasal 18 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

Sekutu Komanditer atau disebut sebagai sekutu pasif, adalah sekutu yang hanya
menyertakan modal dalam persekutuan. Jika perusahaan menderita rugi, mereka hanya
bertanggung jawab sebatas modal yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang
mereka memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan. Status Sekutu
Komanditer dapat disamakan dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu
perusahaan, yang hanya menantikan hasil keuntungan dari inbreng yang dimasukan itu,
dan tidak ikut campur dalam kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan usaha
perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai persero diam (Pasal 21 KUHD).

Dalam UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ada berapa tujuan? Jelaskan
a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
b. menciptakan lapangan kerja;
c. meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;
d. meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;
e. meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologinasional;
f. mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;
g. mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan
menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri;
dan
h. meningkatkan kesejahteraan masyaraka

Jelaskan bentuk-bentuk penanaman modal di Indonesia dan siapa/ lembaga mana yang
berwenang mengawasi? Jelaskan.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat Bapepam-LK) adalah sebuah
lembaga di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang bertugas membina, mengatur, dan
mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan. Ketua Bapepam-LK saat ini adalah Nurhaida.
Bapepam-LK merupakan penggabungan dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan. Saat ini, Bapepam-LK digantikan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) sejak berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011.
Sedangkan Badan Koordinasi Penanaman Modal adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen
Indonesia yang bertugas untuk merumuskan kebijakan pemerintah di bidang penanaman modal,
baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Bentuk badan usaha bagi penanam modal di Indonesia berdasarkan ketentuan pasal 5 UU Nomor
25 Tahun 2007 adalah sebagai berikut :

1. Untuk penanam modal Dalam negeri dilakukan dalam bentuk badan usaha berbadan
hukum atau usaha perorangan.
2. Untuk penanam modal asing dilakukan dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan
hukum Indonesia dan berkedudukan diwilayah Republik Indonesia.
3. Untuk penanam modal Dalam negeri dan Untuk penanam modal asing yang berbentuk
perseroan terbatas dilakukan dengan :

Pengambilan bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas


Membeli saham
Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Macam-macam penanaman modal


1.

Dilihat dari segi sumber modalnya


a. Penanaman modal dalam negeri
penggunaan modal dalam negeri baik secara langsung ataupun tidak langsung
untuk menjalankan usaha berdasarkan UU no 6/1968 ttg PMDN. modal dalam
negeri adalah bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan
benda-benda, baik yang dimiliki oleh Negara maupun swasta nasional atau swasta
asing yang berdomisisli di Indonesia, yang disisihkan/disediakan untuk
menjalankan usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur oleh UU No. 1/1967 ttg
PMA;
b. Penanaman modal asing
berdasarkan UU No.1/1967 PMA hanya meliputi PMA secara langsung (foreign
direct investment/FDI) berdasarkan UU No. 1/1967 dan pemilik modal secara
langsung menanggung risiko dari investasi tersebut.

2.

Dilihat dari segi mekanisme modal


a

Penanaman modal langsung (direct investment)


penanaman modal yang modalya yang diinvestasikan secara langsung ke dalam
bidang usaha tertentu. Modal tersebut dapat berupa uang, barang modal, knowhow dan knowledge

Penanaman modal tidak langsung (indirect investment)


penanaman modal yang modalnya diinvestasikan secara tidak langsung dengan
melalui mekanisme/system investasi lain, seperti lembaga pasar modal.

Anda mungkin juga menyukai