Sejak masa kemerdekaan, Indonesia telah mengadopsi sistem hukum perdata yang
mencakup pengaruh dari berbagai sumber, baik lokal maupun asing. Hukum perdata
di Indonesia terus berkembang untuk mencapai keselarasan dengan kebutuhan
masyarakat yang majemuk dan beragam di Indonesia.
6. Bagaimana kedudukan orang sebagai subjek hukum dan benda sebagai objek hukum ?
1) Orang sebagai subjek hukum :
Subjek Hukum Pribadi: Orang dianggap sebagai subjek hukum pribadi. Mereka
memiliki hak-hak dan kewajiban yang diakui oleh hukum. Orang memiliki
kapasitas hukum untuk bertindak, membuat kontrak, memiliki properti, dan
melakukan tindakan hukum lainnya.
Kedudukan Hukum: Orang memiliki kedudukan hukum yang melibatkan hak asasi
manusia, hak kepemilikan, hak untuk membuat kesepakatan, dan hak-hak lainnya
yang diakui oleh hukum.
2) Orang sebagai objek hukum :
Objek Hukum: Benda atau barang dapat menjadi objek hukum. Ini bisa berupa
properti seperti tanah, bangunan, uang, atau barang-barang lainnya yang memiliki
nilai ekonomi.
Kedudukan Hukum: Benda memiliki nilai yang dapat diakui oleh hukum, dan
statusnya sebagai objek hukum memungkinkan untuk dimiliki, diperdagangkan,
dan digunakan dalam berbagai transaksi hukum seperti jual beli, sewa-menyewa,
dan penggunaan dalam kontrak.
8. Jelaskan perbedaan antara benda bergerak maupun tidak bergerak menurut sifat dan cara
penyerahanya !
Benda tidak bergerak penyerahan haknya secara yuridis artinya penyerahan hak
tersebut diikuti dengan balik nama, dengan demikian haknya secara hukum
berpindah. Benda tidak bergerak sifatnya yitu segala sesuatu yang secara langsung
atau tidak langsung karena perbuatan alam atau menuasia menjadi satu dengan tanah.
Contoh benda tidak bergerak yaitu tanah dan bangunan rumah ataupun Perusahaan.
Benda bergerak penyerahan haknya secara lansgung atau secara nyata. Benda bergerak
memiliki sifat atau ketentuan yaitu benda atau barang yang dapat bergerak atau dapat
dipindahkan dan tidak menyatu dengan tanah contohnya obligasi dan saham
9. Jelaskan unsur – unsur perikatan :
a) Adanya hubungan hukum
b) Dalam lapangan harta kekayaan
c) Anatara dua orang atau lebih
d) Adanya prestasi atau isi perjanjian
Memberi sesuatu
Berbuat sesuatu
Tidak berbuat sesuatu
e) Bertanggung jawab atas perikatan tersebut
11. Jelaskan syarat sahnya membuat perjanjian sesuai pasal 1320 KUH Perdata dan akibat
hukum dari suatu perjanjian !
Syarat sahnya membuat perjanjian (1320 BW):
1) Semua persetujuan dibuat secara sah berlaku sebagai Undang – undang bagi
mereka.
2) Cakap untuk membuat suatu perjanjian. Persetujuan tersebut tidak boleh ditarik
Kembali kecuali dengan sepakat oleh kedua belah pihak atau karena alas an oleh
UU yang dinyatakan cukup untuk itu.
3) Suatu sebab yang halal atau clausa yang diperbolehkan
4) Tidak boleh adanya paksaan atau ancaman
5) Objek perjanjian harus selalu ada
6) Tidak melanggar Perundang – undangan, ketertiban umum, dan kesusilaan
12. Jelaskan perbedaan antara asas kebebasan berkontrak dengan asas kebebasan berkontrak
bertanggung jawab !
Asas kebebasan berkontrak menyatakan bahwa pihak yang terlibat dalam sebuah
13. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kontrak baku !
kontrak memiliki kebebasan untuk menentukan syarat-syarat kontrak tersebut
Perjanjian baku adalah
sesuai dengan konsep
keinginan perjanjian
mereka, tertulis
selama yangmelanggar
tidak disusun tanpa membericakan
hukum. Hal ini
memungkinkan
isi pihak-pihakkeuntuk
dan lazimnya dituangkan dalammenjalankan kegiatan tidak
sejumlah perjanjian bisnisterbatas
denganyang
fleksibilitas
sifatnya
dan otonomi
tertentu. dalam membuat
Perjanjian kesepakatan.
yang didalmnya dibakukan syarat eksonerasi dan dituangkan
dalam bentuk
Sementara itu,formulir.
asas kebebasan berkontrak bertanggung jawab menekankan bahwa
meskipun ada kebebasan dalam menentukan syarat-syarat kontrak, pihak yang
terlibat
14. Jelaskan juga memiliki
beberapa kewajiban
pendapat hukum baik untuk bertindak
yang setuju secara
maupun bertanggung
tidak jawab.
setuju bahwa Ini
kontrak
berarti bahwa dalam melakukan kontrak, mereka tidak hanya memikirkan
baku adalah suatu perjanjian !
kepentingan diri sendiri, tetapi juga memperhitungkan dampak yang mungkin
timbul bagi pihak
Ketidaksetaraan lain atau masyarakat
Kedudukan: Beberapaumum.
pendapat hukum menyoroti bahwa
kontrak baku sering kali muncul dalam situasi di mana terdapat ketidaksetaraan
kekuatan atau posisi tawar antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam konteks ini,
beberapa pandangan hukum berargumen bahwa kontrak baku mungkin tidak
benar-benar mencerminkan persetujuan bebas dan adil antara kedua belah pihak.
Tidak Ada Ruang untuk Negosiasi: Kontrak baku sering kali memiliki syarat-
syarat yang telah ditetapkan sebelumnya tanpa adanya ruang untuk bernegosiasi.
Beberapa pandangan hukum menyatakan bahwa perjanjian seharusnya
melibatkan proses tawar-menawar yang lebih seimbang untuk dianggap sebagai
perjanjian yang sah.
Ketentuan Hukum: Di beberapa yurisdiksi, kontrak baku bisa dilihat dengan cara
yang berbeda secara hukum. Ada negara yang mengatur kontrak baku dengan
ketat dan mengharuskan klausul-klausul tertentu agar kontrak tersebut sah secara
hukum, sementara negara lain mungkin lebih fleksibel dalam mengakui kontrak baku sebagai
Merger (Penggabungan):
a. Definisi: Merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih
sehingga terbentuk satu entitas baru. Perusahaan-perusahaan yang
bergabung ini biasanya memiliki ukuran dan industri yang serupa.
b. Hasi Merger menghasilkan entitas baru yang menggabungkan sumber
daya, operasi, manajemen, dan kepemilikan dari perusahaan-
perusahaan yang bergabung.
c. Conto Misalnya, perusahaan A dan perusahaan B yang bergerak dalam
industri yang sama memutuskan untuk bergabung dan membentuk entitas
baru, yaitu perusahaan C.
Konsolidasi:
d. Definisi: Konsolidasi terjadi ketika dua perusahaan atau lebih bergabung
untuk membentuk entitas baru dan tidak ada dari perusahaan-
perusahaan tersebut yang tetap eksis sebagai entitas terpisah.
e. Hasi Konsolidasi menghasilkan entitas yang sama sekali baru
dan entitas-entitas sebelumnya tidak lagi ada secara terpisah.
f. Conto Perusahaan X dan perusahaan Y menggabungkan semua
aset, karyawan, dan operasi mereka untuk membentuk entitas baru,
tanpa mempertahankan perusahaan X atau Y sebagai entitas terpisah.
Akuisisi:
g. Definisi: Akuisisi terjadi ketika satu perusahaan memperoleh mayoritas
saham atau kendali atas perusahaan lain, yang membuat perusahaan
yang mengakuisisi memiliki kekuatan kontrol atas perusahaan yang
diakuisisi.
h. Hasi Dalam akuisisi, perusahaan yang diakuisisi tetap eksis, namun
sekarang memiliki kepemilikan mayoritas oleh perusahaan
pengakuisisi.
i. Conto Perusahaan A membeli mayoritas saham atau aset perusahaan B,
sehingga perusahaan A menjadi penguasa mayoritas atas perusahaan B.
16. Jelaskan ciri – ciri setiap badan usaha yang berbadan hukum dengan badan usaha yang
tidak berbadan hukum di Indonesia !
Badan Usaha yang Berbadan Hukum:
1. Memiliki Kedudukan Hukum yang Jelas: Badan usaha yang berbadan hukum
memiliki kedudukan hukum yang terpisah dari pemiliknya. Mereka dianggap
sebagai entitas yang terpisah secara hukum dari pemiliknya.
2. Mempunyai Akta Pendirian: Badan usaha berbadan hukum biasanya didirikan
melalui akta pendirian yang sah secara hukum, seperti akta pendirian untuk PT
(Perseroan Terbatas), akta notaris untuk koperasi, atau akta pendirian untuk
yayasan dan badan hukum lainnya.
3. Tanggung Jawab Terbatas: Pemilik atau anggota badan usaha hanya
bertanggung jawab sesuai dengan modal atau kontribusi yang mereka miliki.
Artinya, dalam keadaan tertentu, harta pribadi pemilik tidak terlibat dalam
tanggung jawab perusahaan.
4. Bisa Memiliki Kepemilikan yang Terbagi-bagi: Dalam badan usaha berbadan
hukum seperti PT, kepemilikan saham bisa terbagi-bagi di antara berbagai
pemilik (pemegang saham).
5. Diatur oleh Undang-Undang: Badan usaha berbadan hukum diatur oleh
undang-undang tertentu yang mengatur aspek-aspek pendirian, operasional, dan
pembubaran badan usaha tersebut.
1. Tidak Memiliki Kedudukan Hukum yang Terpisah: Badan usaha yang tidak
berbadan hukum tidak memiliki kedudukan hukum yang terpisah dari pemiliknya.
Mereka sering kali dianggap sebagai ekstensi dari pemiliknya.
2. Tanggung Jawab Tidak Terbatas: Pemilik badan usaha yang tidak berbadan
hukum bertanggung jawab secara penuh atas kewajiban dan utang perusahaan
dengan seluruh harta pribadinya.
3. Operasional Lebih Fleksibel: Badan usaha ini sering kali lebih fleksibel dalam
operasionalnya karena tidak terikat oleh regulasi yang sama ketatnya seperti
badan usaha berbadan hukum.
4. Kepemilikan Biasanya Tunggal: Pemilik badan usaha ini biasanya tunggal,
seperti pada usaha perseorangan atau kemitraan tanpa badan hukum.