Anda di halaman 1dari 9

HUKUM PERIKATAN

Prof. Nia & Pak Artaji

Hukum sbg panglima, hukum terdepan yang memimpin hukum itu


sendiri, memberi arahan, ketika hukum itu dibuat maka harus disetujui
oleh DPR, kalau tidak disetujui ya dibahas lagi, tidak
menutupkemungkinan ada kepentingan golongan.

Indonesia menganut system hukum civil law bro…

Mafia tanah, melakukan system tanah yang tidak sah atau melanggar
hukum

Definisi singkat hk perikatan

Pengaturan hk perikatan dalam buku III BW

- Bab I psl 1233 -1312 BW ttg periktatan pada umumnya


- Bab II ps 1313 ttg perikatan – perikatan yang timbul dari
perjanjian
- Bab III Ps 1352-1380 BW ttg perikatan perikatan yang timbul
karena UU
- Bab IV ps 1381- 1456 BW ttg hapusnya perikatan
- Bab V ps 1457 – 1864 BW ttg perjanjian perjanjian khusus

Perikatan hub. Hukum


Subjek hk perikatan : Kreditur & debitur

Objek prestasi : Memberi sesuatu, berbuat sesuatu, tidak berbuat sesuatu

Wan Prestasi ( tidak melaksanakan prestasi) : sama sekali tidak


melaksanakan prestasi, melaksanakan presentasi tapi tidak tuntas,
melaksanakan prestasi terlambat, melaksanakan presentasi keliru
- somasi / peringatan
- eksekusi ( langsung & tidak langsung

Istilah perikatan

Berasal dari obligatio ( latin ), obligation ( perancis, inggris ) , verbintenis


9 belanda = ikatan / hubungan ). Verbintenis mengandung banyak
pengertian yaitu :
1. Perikatan : masing” pihak saling terikat oleh suatu
2.

Perikatan dlam buku III KUHPerdata

Mempunyai arti yang lebih luas dari perkataan perjanjian sebab dalam
buku III KUHPerdata diatur perihal hubungan hukum yang sama sekali
tidak bersumber pada suatu persetujuan / perjanjian, yaitu perihal
perikatan yang timbul dari perbuatan melanggar hukum ( onrechtmatige
daad) dan perihal perikatan yang timbul dari pengurusan kepentingan
orang lain yang tidak berdasarkan persetujuan atau perjanjian. Jadi
berisikan hukum perjanjiaan.
Pengertian perikatan :
 Suatu hub hukum mengenai ( kekayaan
Cth aliran listrik

 Kekayaan : harta benda yang dapat dinilai dengan uang

Unsur perikatan
1. Hubungan hukum ( legal relationship )
2. Pihak – pihak yaitu 2 atau lebih pihak ( parties )
3. Harta kekayaan ( partimanial )
4. Prestasi ( performance)

Objek perikatan
Hak kreditur dan kewajiban debitur, disebut prestasi

Pasal 1234 BW mengatur tentang macam” prestasi yaitu :


- Memberi sesuatu
- Berbuat sesuatu
- Tidak berbuat sesuatu

Sesuatu :
- Materil ( berwujud)
- Immaterial ( tidak berwujud )
Hubungan hukum

 Perikatan merupakan suatu hubungan hukum, artinya hubungan


yang diatur dan diakui oleh hukum
 Hubungan yang di dalamnya terdapat hak di suatu pihak dan
kewajiban di lain pihak
 Apabila salah satu pihak tidak melaksanakan kewajiban, dapat
dituntut pemenuhannya
 Hubungan hukum berbeda dengan hubungan” yang terjadi di
dalam pergaulan hidup pergaulan hidup berdasarkan kesopanan,
kepatuhan dan kesusilaan. Pengingkaran terhadap hubungan ini
tidak menimbulkan akibat hukum ( di luar hukum perikatan )

Schuld & Haftung

Schuld, ( hutang ) merupakan kewajiban debitur untuk membayar


utang.

Sedangkan Haftungmerupakan kewajiban debitur membiarkan


harta kekayaan ( jaminan) diambil oleh kreditur sebanyak hutang
debitur guna pelunasan hutangnya apabila debitur tidak memnuhi
kewajibannya membayar hutang tsb.

Hak absolout
 Disebut juga hak mutlak, merupakan semua hak yang berlaku dan
harus dihormati oleh semua orang
 Cth : hak kepribadian , ha atas nama & harus dihormati oleh
semua orang.
 Hak dalam hukum keluarga, hak yang lahir dari hubungan suami
istri
 Hak kebendaan, yaitu hak yang melekat pada seseorang dan dapat
dipertahannkan terhadap setiap orang.

Hak realtif/ nisbi

 Merupakan suatu hak yang hanya dipertahankan terhadap orang


tertentu saja, misalnya penagihan terhadap seorang debitur
tertentu, hak ini timbul karena adanya hubungan perikatan yang
timbul karena perjanjian dan undang- undang

Sumber Perikatan
 Perikatan ( Ps 1313 )
 Undang -undang ( Ps 1352, Ps 1353 KUHPerdata) :
a. Undang” saja:
 Waris
 Kepailitan, keadaan dimana seseorang tidak punya lagi
kemampuan untuk melakukan kewajibannnya, cthnya pinjam
meminjam, tidak bisa melakukan pembayaran kredit mobil /
rumah, lalu pihak yg berkewajiban tidak melakukan kewajiban,
lama” uangnya bisa triliunan, lalu dinyatakan sebagai pailit. Kalau
sudah masuk dalam pailit, maka objek dilakukan oleh kuator
 Alimentasi,
 Servituut, hak timbal balik masyarakat

b. Undang – undang karena perbuatan manusia ( 1353 KUHPer)


 Perbuatan yang sesuai dengan hukum ( rechtmatige)
1. 1354 KUHPer (zaawarneming), perbuatan pengurusan thd
suatu lahan, dipelihara dgn baik lalu tidak tau siapa yang
punya, dlm pasal ini kita diposisikan sbg hal yg baik, sekali
menyentuh maka berkewajiban untuk mengurus sepenuhnya.
Jika pemilik asli nya ada, maka diberi kompensasi thd yang
memelihara.

2. 1359 KIUHPer ( onverschuldigde betaling)


3. Natuurlijke Verbintenussen
 Perbuatan melawan hukum ( Onrecthmatige pasal 1365 -1380)

Perjanjian sebagai sumber perikatan


 Sumber perikatan yang terpenting adalah perjanjian, karena
melalui perjanjian para pihak mempunyai kebebasan untuk
membuat segala macam perikatan, baik perikatan Bernama
( sesuai dengan asas kebebasan berkontrak Ps 1338 KUHPer ayat
1)
 Asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas yang menyatakan
bahwa setiap orang pada dasarnya boleh membuat kontrak
( perjanjian) yang berisi macam- macam apapun asal tidak
bertemu dengan UU, kesusilaan, dan ketertiban umum. Asas ini
tetap mempertahankan syarat-syarat sahnya perjanjian dalam
pasal 1320 KUHPer.

Syarat- syarat sahnya Perjanjian ( 1320 KUHPerdata)


- Sepakat mereka yang mengikatkan diri
- Cakap membuat suatu perjanjian, bisa bertanggungjawab thd suatu
perbuatan
- Suatu hal tertentu
- Suatu sebab yang halal, tidak melanggar uu

Ada beberapa asas dalam hukum perikatan, diantaranya :


- Pacta Sund Servanda
“ Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang
berlaku sebagai undang- undang bagi mereka yang membuatnya.
Persetujuan iu tidak dapat ditarik kembali selain dengan
kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan- alasan yang
ditentukan oleh undang- undang. Persetujuan harus dilaksanakan
dengan itikad baik

- Kepastian hukum :
Menurut sudikno, kepastian hukum ialah jaminan bahwa hukum
tsb harus dijalankan dengan cara yang baik. Jadi didalam suatu
perikatan masing-masing pihak harus menjalankannya
- Konsensensualisme :
 Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat
syarat
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang tidak terlarang / halal
Kebebasan berkontrak
 Kebebasan kontrak yakni dimana para pihak dapat :
1. Mengadakan perjanjian
2. Berbuat atau tidak berbuat sesuatu
3. Menentukan isi perjanjian
- Kepatutan
 Kepatutan sesuai dengan apa yang ada yang ada di dalam
pasal 1339 KUHPerdata, yakni :
“Persetujuan tidak hanya mengikat apa yang dengan tegas
ditentukan di dalamnya, melainkan juga segala sesuatu yang
menurut sifatnya persetujuan dituntut berdasarkan keadilan,
kebiasaan, atau undang- undang.”
Ruang Lingkup berdasarrkan BW
1. Buku I tentang orang ( van personen)
2. Buku II tentang benda ( van zaken)
3. Buku III tentang perikatan Van verbintennisen
4. Buku IV tentang pembuktian dan kadaluarsa (Van bewijs
en verjaring)

Perikatan yang bersumber dari undang- undang


( Zaakwarneming) ( onrechtmatige daad )

Contoh zaakwarneming:

A dan B (gestor) tinggal di kosan yang sama, A memelihara 5 anak kucing. Pada
suatu hari A harus bergegas pulang ke kampung halamannya namun lupa
menitipkan anak kucing peliharaannya kepada orang lain. Kebetulan semua anak
kucing itu berada di dalam satu kandang yang sama dan terletak di depan kamar A.

Ketika B melewati kamar A, B melihat anak kucing yang kelaparan. B merasa iba
dan kasihan kepada anak kucing tersebut dan secara sukarela memberikan
makanan kepada anak kucing, namun karena kelalaiannya, ternyata tiga makanan
yang diberikan oleh B tidak lagi layak sehingga meracuni anak kucing itu hingga tiga
diantaranya mati. Pada kasus ini, A dapat menuntut B karena telah mengikut
campuri urusannya dalam memberikan makanan kepada hewan peliharannya
hingga tiga hewan peliharaannya mati (Pasal 1357)
Walaupun 2 hewan peliharaan A masih hidup, tapi B tidak berhak mendapatkan
upah karena telah menyelamatkan anak kucing A dari kelaparan (Pasal 1358)

Anda mungkin juga menyukai