PENDAHULUAN
Keluarga.
b) Buku II yang bertitel “Perihal Benda”, memuat hukum perbendaan serta
Hukum Waris.
c) Buku III yang bertitel “Perihal Perikatan”, memuat hukum kekayaan
yang mengenai hak-
Dari latar belakang tersebut, Penulis akan membatasi pokok bahasan makalah
ini. Kami membatasi masalah menjadi :
1. Pengertian hukum dan perjanjian kontrak
-Apa saja asas-asas yang terdapat dalam hukum perjanjian & kontrak?
I. HUKUM PERIKATAN
a) 1. Asas Konsensualisme
Asas pacta sun servanda berkaitan dengan akibat suatu perjanjian. Pasal 1338
ayat (1) KUHPdt:
Pasal 1338 KUHPdt : “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undangundang bagi mereka yang membuatnya”
Ketentuan tersebut memberikan kebebasan parapihak untuk :
Di samping ketiga asas utama tersebut, masih terdapat beberapa asas hukum
perikatan nasional, yaitu :
1. Asas kepercayaan;
3. Asas keseimbangan;
5. Asas moral;
6. Asas kepatutan;
7. Asas kebiasaan;
8. Asas perlindungan;
D. Hapusnya Perikatan
• Pembebasan utang.
• Batal/ pembatalan.
Novasi diatur dalam Pasal 1413 Bw s/d 1424 BW. Novasi adalah
sebuah persetujuan, dimana suatu perikatan telah dibatalkan dan sekaligus suatu
perikatan lain harus dihidupkan, yang ditempatkan di tempat yang asli. Ada tiga
macam jalan untuk melaksanakan suatu novasi atau pembaharuan utang yakni:
Apabila seorang yang berutang membuat suatu perikatan utang baru
guna orang yang mengutangkannya, yang menggantikan utang yang lama yang
dihapuskan karenanya. Novasi ini disebut novasi objektif.
Apabila seorang berutang baru ditunjuk untuk menggantikan orang
berutang lama, yang oleh siberpiutang dibebaskan dari perikatannya (ini
dinamakan novasi subjektif pasif).
Apabila sebagai akibat suatu perjanjian baru, seorang kreditur baru
ditunjuk untuk menggantikan kreditur lama, terhadap siapa si berutang
dibebaskan dari perikatannya (novasi subjektif aktif)
g) Kompensasi
Kompensasi atau perjumpaan utang diatur dalam Pasal 1425 BW s/d
Pasal 1435 BW. Yang dimaksud dengan kompensasi adalah penghapusan
masing-masing utang dengan jalan saling memperhitungkan utang yang sudah
dapat ditagih antara kreditur dan debitur (vide: Pasal 1425 BW). Contoh: A
menyewakan rumah kepada si B seharga RP 300.000 pertahun. B baru
membayar setengah tahun terhadap rumah tersebut yakni RP 150.000. Akan
tetapi pada bulan kedua A meminjam uang kepada si B sebab ia butuh uang
untuk membayar SPP untuk anaknya sebanyak Rp 150.000. maka yang
demikianlah antara si A dan si b terjadi perjumpaan utang.
h) Konfusio
Konfusio atau percampuran utang diatur dalam Pasal 1436 BW s/d
Pasal 1437 BW. Konfusio adalah percampuran kedudukan sebagai orang yang
berutang dengan kedudukan sebagai kreditur menjadi satu (vide: Pasal 1436).
Misalnya si debitur dalam suatu testamen ditunjuk sebagai waris tunggal oleh
krediturnya, atau sidebitur kawin dengan krediturnya dalam suatu persatuan
harta kawin.
Sebab yang halal Sebab ialah tujuan antara dua belah pihak yang
mempunyai maksud untuk mencapainya. Menurut Pasal 1337 KUHPerdata,
sebab yang tidak halal ialah jika ia dilarang oleh Undang Undang,
bertentangan dengan tata susila atau ketertiban. Menurut Pasal 1335
KUHPerdata, perjanjian tanpa sebab yang palsu atau dilarang tidak
mempunyai kekuatan atau batal demi hukum.
Unsur essensialia adalah sesuatu yang harus ada yang merupakan hal
pokok sebagai syarat yang tidak boleh diabaikan dan harus dicantumkan dalam
suatu perjanjian.Bahwa dalam suatu perjanjian haruslah mengandung suatu
ketentuan tentang prestasi-prestasi. Hal ini adalah penting disebabkan hal inilah
yang membedakan antara suatu perjnajian dengan perjanjian lainnya.
Jual beli (Pasal 1457) : Suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu
mengikatkan diri untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk
membayar harga yang dijanjikan. Tukar menukar (Pasal 1591) Suatu perjanjian
dengan mana kedua belah pihak mengikatkan diri untuk saling memberikan
suatu barang secara timbal balik sebagai suatu ganti barang lain.
Dari definsi tersebut diatas maka berdasarkan essensi atau isi yang
dikandung dari definisi diatas maka jelas terlihat bahwa jual beli dibedakan
dengan tukar menukar dalam wujud pembayaran harga. Maka dari itu unsur
essensialia yang terkandung dalam suatu perjanjian menjadi pembeda antara
perjanjian yang satu dengan perjanjian yang lain. Semua perjanjian
bernama yang diatur dalam buku III bagian kedua memiliki perbedaan unsur
essensialia yang berbeda antara yang satu dengan perjanjian yang lain.
b) Unsur Naturalia
c) Unsur Accidentalia
Yaitu berbagai hal khusus (particular) yang dinyatakan dalam perjanjian
yang disetujui oleh para pihak. Accidentalia artinya bisa ada atau diatur, bisa
juga tidak ada, bergantung pada keinginan para pihak, merasa perlu untuk
memuat ataukah tidak. Selain itu aksidentalia adalah unsur pelengkap dalam
suatu perjanjian yang merupakan ketentuan-ketentuan yang dapat diatur secara
menyimpang oleh para pihak, sesuai dengan kehendak para pihak yang
merupakan persyaratan khusus yang ditentukan secara bersama-sama oleh para
pihak. Jadi unsur aksidentalia lebih menyangkut mengenai faktor pelengkap
dari unsur essensialia dan naturalia, misalnya dalam suatu perjanjian harus ada
tempat dimana prestasi dilakukan.
PEMBAHASAN
I. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam KUHP dan Kompilasi HES
Sumber : Pasal 1457, 1458, 1473, 1474, 1481, 1483, 1491, 1513,
1517
KUHPerdata
Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain
untuk membayar harga yang dijanjikan. Jual beli dianggap telah terjadi antara
kedua belah pihak, segera setelah oarng orang itu mencapai kesepakatan tentang
barang tersebut beserta harganya, meskipun barang itu belum diserahkan dan
harganya belum dibayar.
Sewa menyewa adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu
mengikatkan diri untuk memberikan kenikmatan suatu barang kepada pihak
yang lain selama waktu tertentu, dengan pembayaran suatu barang yang
disanggupi oleh pihak tersebut.
C. Nama : Penghibahan
Sumber : Pasal 1668, 1669, 1672 KUHP