Anda di halaman 1dari 17

HUKUM PERJANJIAN

by; K0sman Samosir,sh,mh

PERIKATAN DAN PERJANJIAN


•Perikatan ( Verbintenis) adalah HUBUNGAN yang terjadi diantara dua orang atau lebih yang terletak di
dalam lapangan harta kekayaan dimana pihak yang satu berhak atas suatu prestasi dan pihak lainnya
wajib memenuhi prestasi itu. (Prof.Dr.Mariam Darus Badrulzaman).

•Perikatan yang dimaksud harus berupa HUBUNGAN HUKUM, bukan moral atau sosial.

•Unsur-unsur Perikatan
1.Hubungan Hukum yaitu hubungan-hubungan yang mempunyai akibat hukum.

2Bersifat Harta Kekayaan yaitu hubungan yang ada kaitannya dengan hak-hak kekayaan seseorang yang
dapat dinilai secara ekonomis/bernilai uang. Misalnya Benda-dan jasa yang bernilai uang. Jaman
modern, hubungan yang menyentuh rasa keadilan masyarakat,juga dapat dinilai dengan uang. Misalnya
cacat badaniah seseorang yang mengalami kecelakaan diberi ganti rugi sejumlah uang.

3 Bersifat Ius in Personam: Ada Hubungan seseorang dengan orang lain menyangkut suatu benda.

4 Obyeknya adalah PRESTASI (ps 1234),Menyerahkan sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu

5 Terdapat pihak-pihak/subyek /pelaku


• Sumber Perikatan
• Sumber Perikatan artinya tempat dimana perikatan /hubungan hukum dapat ditemukan.

• Dasar hukum pasal 1233 KUHPerdata, Perikatan dapat ditemukan di Perjanjian/Persetujuan dan di
Undang-undang.
• Pasal 1352, Perikatan yang ditemukan di UU dapat terjadi dari UU semata dan dari UU sebagai akibat
perbuatan orang.
• Dari UU semata-mata artinya dengan terjadinya suatu peristiwa hukum tertentu mengakibatkan lahirnya
Perikatan tanpa adanya kesepakatan para pihak. Misalnya dengan peristiwa Kelahiran anak, dengan
sendirinya ada perikatan/hubungan hukum antara anak dengan orangtuanya. Peristiwa Kematian
Orangtua dengan sendirinya menurut UU lahir Perikatan dengan ahli warisnya di bidang Harta
Peninggalan. Peristiwa Daluarsa dengan sendirinya menimbulkan perikatan yakni daluarsa untuk
dibebaskan dari kewajiban atau malah seseorang mendapatkan suatu hak.

• Dari UU sebagai akibat Perbuatan Orang, artinya dengan perbuatan seseorang timbullah akibat hukum
tertentu yang ditegaskan UU
• Perbuatan Orang dibagi 2 yakni perbuatan orang yang dibolehkan UU (Zaakwaarneming/perwakilan
sukarela pasal 1354,) dan perbuatan yang melanggar UU(Onrechmatigedaad,tort, unlawful act ,1365).

• Prof.Dr.Mariam Darus mengatakan bahwa perikatan yang paling penting adalah yang bersumber dari
Perjanjian/Kontrak/Persetujuan, Agreement,Overeenkomst. Definisi Perjanjian diatur pada pasal 1313
yakni suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
lebih.
• Menurut pasal 1234,ada 3 Bentuk Perikatan yakni untuk memberikan sesuatu, berbuat sesuatu dan
tidak berbuat sesuatu.
• Hubungan Perikatan dengan Perjanjian
• Perjanjian merupakan salah satu penyebab lahirnya suatu perikatan, di samping UU (Pasal
1233). Contoh ; Perjanjian Jual beli Tanah antara A dan B mengakibatkan adanya
ikatan/hubungan hukum antara A sebagai Penjual dengan B sebagai Pembeli. Ikatannya
adalah bahwa dengan Jual beli itu, A terikat untuk menyerahkan tanah kepada B dan di pihak
lainnya,B terikat untuk membayar harga tanah kepada A.

• Perikatan merupakan ISI dari suatu Perjanjian. ISI jual beli tanah di atas adalah A terikat
untuk menyerahkan Tanah, B terikat untuk membayar harga tanah.

• Perbedaan Perikatan dengan Perjanjian;


* Perjanjian bersifat konkrit/nyata, perikatan bersifat abstrak,
* Tidak semua perjanjian merupakan perikatan hukum,
* Satu perjanjian dapat melahirkan satu atau lebih perikatan.

• Hapusnya suatu perjanjian akan menghapuskan seluruh perikatan yang ada,

• Hapusnya suatu perikatan belum tentu menghapuskan perjanjiannya.


• Pengertian Perjanjian
• Pengertian Perjanjian terdapat pada pasal 1313 KUH Perdata yakni suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang atau lebih.

• Perbuatan itu harus konkrit berupa ucapan atau tindakan secara fisik/nyata, tidak
cukup hanya dalam pikiran semata. Subyeknya ada 2 pihak yang bekerjasama atau
berhadap-hadapan; 1 pihak boleh terdiri dari 1 orang atau lebih. Dalam suatu
perjanjian terdapat kesanggupan dari para pihak untuk melakukan atau berbuat
sesuatu dan kalau kesanggupan itu diingkari, akan mempunyai sanksi hukum (Asas
Kerbau dipegang talinya, manusia dipegang janjinya, Hata do pagar).

• Perbuatan para kontraktan mesti menyangkut HARTA KEKAYAAN yakni hak-hak


kekayaan seseorang yang dapat dinilai dengan uang (Buku II KUH Perdata tentang
kebendaan), bukan perjanjian moral atau perjanjian suami isteri dalam perkawinan.

• Pada Buku II dibahas Ius in re sedangkan pada Buku III dibahas Ius in personam.

• Ius in re artinya hubungan hukum antara seseorang dengan suatu benda, ius in
personam artinya hubungan hukum antara seseorang dengan seseorang lainnya
menyangkut suatu benda.
• Kelemahan Pengertian Perjanjian pasal 1313
1.Istilah “ PERBUATAN” terlalu luas sehingga perbuatan itu dapat diinterpretasikan
sebagai perbuatan hukum, perbuatan moral dan sosial. Harusnya ditegaskan hanya
berupa perbuatan hukum

2.Istilah “ satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang atau lebih”,
menunjukkan kelemahan bahwa sepertinya inisiatif /niat atau motif untuk
mengikatkan diri dalam suatu perjanjian hanya timbul/berasal dari salah satu pihak
saja, pada hal inisiatif untuk mengikatkan diri dalam suatu perjanjian dapat lahir dari
kedua belah pihak. Contoh; perbuatan si A mengikatkan diri DENGAN si B.

3.Obyek Perjanjian sama sekali tidak dicantumkan dalam rumusan pengertian


perjanjian pada pasal 1313 KUH Perdata. “Di bidang apakah atau dalam hal apakah
para pihak mengikatkan diri”. Perbuatan A mengikatkan diri terhadap B di bidang
apa?. Seharusnya dirumuskan bahwa perbuatan tersebut di bidang/lapangan harta
kekayaan.

Rumusan perjanjian selengkapnya adalah Perbuatan/tindakan hukum dimana satu


orang atau lebih berdasarkan kesepakatan mengikatkan diri terhadap satu orang
atau lebih atau kedua belah pihak saling mengikatkan diri dalam lapangan harta
kekayaan.
• Unsur-unsur dan bentuk-bentuk Perjanjian
• Suatu perjanjian mempunyai elemen/unsur-unsur ;

1. Unsur Esensialia (bagian pokok/inti) yakni elemen atau bagian yang mutlak harus ada
pada suatu perjanjian. Pada suatu perjanjian jual beli, mutlak harus ada subyeknya dan
obyek yang diperjualbelikan.

2. Unsur Naturalia yakni unsur bawaan sebagaimana diatur dalam undang-undang akan
tetapi para pihak dapat menyingkirkan unsur tersebut karena undang-undang hanya bersifat
mengatur. Misalnya dalam suatu jual beli, maka biaya penyerahan barang seharusnya
ditanggung penjual tetapi disepakati dibayar pembeli.

3. Unsur accidentalia (penunjang,penambah) yakni para pihak dapat menambah syarat-


syarat tertentu dalam suatu perjanjian karena ketentuan undang-undang tidak melarangnya
atau tidak mengatur secara tegas. Contoh tentang penentuan domisili, dan hak retensi dalam
perjanjian pemberian kuasa.

• Bentuk-bentuk Perjanjian;
1. Perjanjian lisan (tidak tertulis),
2. Perjanjian tertulis, di bawah tangan, dan akte otentik, perjanjian formil.
Kelebihannya terdapat kepastian hukum dan demi pembuktian yang lebih
tegas.
• Asas-asas Hukum Perjanjian
• Asas bersifat mengatur yakni bahwa sebahagian besar ketentuan-ketentuan hukum perjanjian yang
diatur dalam Buku III KUH Perdata dapat dikesampingkan/disingkirkan oleh para pihak melalui
kesepakatan, sehingga ketentuan-ketentuan yang ada pada Buku III hanya sebagai hukum
pelengkap.

• Asas kebebasan berkontrak artinya bahwa setiap orang bebas untuk mengadakan perjanjian dengan
siapapun (Who), mengenai apapun (What), kapanpun (When) , dimanapun (Where) dan dengan
persyaratan-persyaratan apapun (How). Prinsip 5W. Dasar hukumnya pasal 1338 ayat (1), pada
istilah “SEMUA”. Asal mula Freedom of contract adalah dari Freedom of wants pada Human Rights.

• Asas Pacta Sunt Servanda(Asas bahwa janji harus ditepati). Dasar hukum pasal 1338 ayat (1)
….perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku sebagai Undang-Undang. Isi janji itu kekuatannya sama
dengan UU yang mengikat kedua belah pihak. Orang batak “Togu uratni bulu,toguan uratni padang.
Togu nidokni uhum,toguan nidokni padan”.

• Asas Konsensualisme artinya suatu kontrak telah sah sejak saat tercapainya kata sepakat dari kedua
belah pihak mengenai suatu obyek perjanjian. Dasar Hukum pasal 1320 KUH Perdata.

• Asas Obligatoir artinya bahwa dengan tercapainya kata sepakat dari kedua belah pihak,maka
timbullah kewajiban para pihak untuk melakukan penyerahan.

• Asas Keseimbangan artinya bahwa kedudukan kedua belah piahk dalam suatu perjanjian adalah
seimbang. Vide pasal 1321 dan Penyalahgunaan keadaan.
• Syarat-syarat sahnya suatu Perjanjian
Menurut pasal 1320 KUH Perdata, terdapat 4 syarat sahnya suatu perjanjian yaitu;
1.Kesepakatan para pihak,
2.Kecakapan para pihak,
3.Perihal tertentu,
4.Kausa yang halal.
Syarat tentang kesepakatan dan kecakapan (1 dan2) disebut sebagai syarat Subyektif yakni syarat yang
berhubungan dengan diri para subyek/pelaku perjanjian. Apabila salah satu syarat itu tidak dipenuhi para
pihak, mak a perjanjian yang mereka lakukan dikatakan dapat dibatalkan (Voidable), artinya perjanjian yang
diadakan para pihak tetap dianggap sah selama tidak ada pihak yang dirugikan yang menuntut pembatalan
perjanjian.
• Syarat tentang perihal tertentu dan kausa yang halal (3 dan 4) disebut sebagai syarat Obyektif yakni syarat
yang berhubungan dengan obyek perjanjian. Apabila salah satu dari syarat obyektif dilanggar para pihak,
maka perjanjian yang mereka buat disebut batal demi hukum (Null and void), artinya perjanjian mereka
secara otomatis batal dan dianggap tidak pernah terjadi.(Zero to Zero).
• Kesepakatan (Deal)adalah pertemuan kehendak para pihak yakni bahwa apa yang dikehendaki salah satu
pihak, juga dikehendaki oleh pihak yang lainnya.
• Kecakapan para pihak adalah bahwa para pihak sudah dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya
secara mandiri. Ukurannya bahwa para pihak sudah dewasa. Ukuran dewasa adalah 21 tahun keatas..
Dewasa ini ,ukuran dewasa di Indonesia adalah 18 tahun ke atas.
• Suatu Hal tertentu adalah tentang obyek perjanjian yakni adanya suatu benda/barang yang minimal
ditentukan kualitas dan kuantitas benda /barang yang dibuat sebagai pokok/obyek kontrak.
• Kausa yang halal menyangkut maksud dan tujuan perjanjian dimana perjanjian tidak boleh bertentangan
dengan Undang-undang, Ketertiban umum dan Keusilaan.
• Jika keseluruhan syarat diatas dipenuhi para pihak ,maka perjanjian tersebut sah secara hukum yang
berakibat ke pasal 1338 KUH Perdata.Rebus sic stantibus
• Kesepakatan para pihak (Toestemming,DEAL)
• Pengertian Kesepakatan adalah pertemuan antara dua kehendak dimana kehendak
pihak pertama saling isi mengisi dengan kehendak pihak yang kedua dalam suatu
perjanjian. (Ada pertemuan kehendak A dengan Kehendak B).

• Tahapan Kontrak terdiri dari tahap Pra kontrak, tahap Kontrak dan Tahap Post
Kontrak. Tahap Pra kontrak adalah tahap Perundingan (negosiasi), Kontrak adalah
hasil dari perundingan melahirkan kesepakatan dan kontrak ditandatangani para
pihak. Post kontrak adalah fase setelah (post) kontrak ditandatangani para
pihak ,maka lahirlah pelaksanaan isi kontrak berupa pelaksanaan hak dan kewajiban.

• Sebelum suatu kontrak terjadi, maka langkah awal dimulai dari adanya Penawaran
(Offer) suatu barang atau jasa dari salah satu pihak, selanjutnya pihak yang lainnya
menerima penawaran tersebut (Acceptance) dengan adanya Perundingan
(Negosiasi). Jika negosiasi berhasil, barulah terjadi kesepakatan dan dengan
Kesepakatan tersebut, lahirlah Perjanjian.

• Offer (Penawaran) adalah pernyataan kehendak seseorang yang berkeinginan untuk


mengadakan perjanjian dengan orang lain. Pihak yang menawarkan disebut
“Offeror”. Acceptance (Penerimaan ) adalah persetujuan tanpa syarat oleh seseorang
yang menerima tawaran dari si pemberi tawaran
• Penawaran dan Penerimaan
• Unsur-unsur Penawaran terdiri dari;
1. Adanya kehendak yang nyata untuk terikat,
2. Ada ketentuan janji,
3. Ada perbuatan pengkomunikasian.

• Contoh-contoh Penawaran dimana ada kehendak untuk terikat, ada janji dan pengkomunikasian:
1. Toko Suzuya Carrefour mempromosikan (advertise ) berupa Pembelian Celana Jeans merek
“Levis”, discount 50% selama Natal dan Tahun baru 2016, Persediaan Terbatas.

2. UNIKA ST.Thomas SU memasang spanduk penerimaan mahasiswa tahun 2016 dengan promosi
bebas uang pendaftaran untuk pendaftar pertama sampai dengan seratus.

3. Supir Mobil Angkot Mars 61 (Simalingkar-Belawan) dengan mobilnya melintas di Padang Bulan
sambil mengacungkan jari telunjuknya kepada para calon penumpang di pinggir jalan.

4. ParaTukang Becak di Simpang PEMDA memarkirkan becaknya sambil menunggu para


penumpang.

• Suatu Penawaran barang dan jasa dapat ditujukan kepada;


1. Orang-orang tertentu saja (particular persons),
2. Sekelomok orang tertentu (a part group of persons)
3. Seluruh Dunia (Whole World)
• Teori-teori tentang Kesepakatan
1.Teori Kehendak; Kesepakatan itu ada atau tidak, tergantung pada
kehendak hati yang subyektif dari para pihak yang mengadakan
perjanjian. Kelemahannya bahwa kehendak seseorang bisa berobah
setiap saat.
2.Teori Pernyataan; Patokan adanya kesepakatan adalah apa yang telah
dinyatakan oleh para pihak dalam suatu perjanjian. Kelemahannya
bahwa salah satu pihak dapat keliru atau tidak sadar tentang
pernyataannya ternyata salah secara tidak sengaja. Mengatasi
kelemahan itu adalah Teori “The reasonable man”.
3.Teori Kepercayaan ; Kesepakatan telah terjadi jika pernyataan para
pihak (kontraktan) secara obyektif/normal, saling membangkitkan
kepercayaan/keyakinan para pihak.
4.Teori normatif ; kesepakatan itu ada didasarkan kepada norma-norma
hukum yang erlaku di kalangan masyarakat dengan melihat cara dan
keadaan di sekitar para pihak.
• Teori kehendak merupakan teori tertua dan merupakan teori
yang paling banyak digunakan. Teori lain bersifat kasuistis.
• Tidak Terjadinya Kesepakatan(ps.1321)
• Apabila ;
1. adanya kekhilafan (dwaling, mistake)
2. adanya paksaan (dwang,dures)
3. adanya penipuan (bedrog, fraud,)
4. adanya penyalahgunaan keadaan. (Yurisprudensi)
• Kekhilafan terjadi karena salah satu pihak dalam suatu perjanjian, orang
tersebut dipengaruhi oleh pandangan atau kesan yang ternyata
salah/keliru. Keliru terhadap hakikat barang, atau juga terhadap diri orang.
• Paksaan adalah suatu perbuatan seseorang yang menakut-nakuti seseorang
yang lain sehingga karena rasa takut tersebut, orang lain tersebut terpaksa
melakukan ataupun menandatangani suatu perjanjian. Paksaan itu
diarahkan ke orang yang menadakan kontrak, suami atau istri, dan keluarga
salah satu pihak.

• Penipuan adalah suatu tipu muslihat yang dipakai salah satu pihak
sehingga pihak lainnya bersedia mengadakan atau menandatangai kontrak.
Penipuan itu harus menyangkut hakikat suatu barang,
• Teori kesepakatan dalam kontrak between absent
persons
• Latar belakang teori ini adalah perkembangan
teknologi komunikasi modern seperti, telepon, fax,
telegram dan internet yg melahirkan electronic
commerce (e-commerce and e-business etc).
• 1. Teori pengiriman ; kesepakatan terjadi pada saat suratjawaban penerimaan
penawaran barang telah dikirimkan oleh penerima tawaran (offeree) kepada
offeror (pemberi tawaran).
• 2. Teori pengetahuan; kesepakatan terjadi saat offeror telah mengetahui bahwa
penawarannya disetujui oleh offeree.
• 3. Teori penerimaan; kesepakatan terjadi saat offeror telah menerima surat
jawaban penerimaan dari penerima tawaran (offeree). Hogeraad Belanda
mempedomani teori Penerimaan.
• AKIBAT HUKUM SAHNYA PERJANJIAN
• Menurut isi Pasal 1338 KUH Perdata, ada 3 akibat hukum sahnya Perjanjian yaitu :
1. Semua perjanjian yang telah sah, berlaku sebagai Undang-undang bagi para pihak,
2. Perjanjian tidak boleh dibatalkan secara sepihak,
3. Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.
Pada kontrak baku ada kemungkinan matinya kebebasan berkontrak.
• Jika Perjanjian tidak dilaksanakan salah satu pihak karena adanya kesalahannya baik sengaja atau lalai
maka Orang itu dikatakan WANPRESTASI atau INGKAR JANJI.
• Bentuk-bentuk sesorang Wanprestasi ada 3 yaitu :
1. Salah satu pihak sama sekali tidak melaksanakan kewajibannya kepada pihak lainnya.
2, Salah satu pihak Terlambat melaksanakan kewajibannya kepada pihak lainnya.
3. Melaksanakan kewajibannya tetapi tidak sebagaimana diharapkan .
• Seseorang bisa tidak melaksanakan kewajiban kontraktualnya bukan karena kesalahannya tetapi oleh
karena adanya Force majeure/Keadaan memaksa/Kahar. Kahar adalah suatu keadaan dimana seseorang
tidak mampu lagi melaksanakan kewajibannya kepada pihak lainnya sebagai akibat adanya situasi yang
berada diluar kehendaknya dan hal tersebut terjadi bukan karena kesalahannya. contohnya : Banjir
Bandang, Perang, Kerusuhan, Bencana alam lainnya termasuk Covid 19. Dengan adanya Covid 19,
banyak kontrak entertainment, kontrak bisnis sepak bola dan olahraga hancur lebur,dll.
• Jika Force majeure terjadi, maka pihak yang tidakmelaksanakan kewajibannya tidak bisa dipaksa untuk
menanggung kerugian pihak lainnya. Untuk mengatasinya berlakulah ketentuan pembebanan Risiko atau
pembebanan kerugian yang timbul karena terjadinya Kahar. Risiko kerugian itu dibebankan keada pihak
yang belum melakukan kewajibannya.
• Untuk mengantisipasi Risiko inilah timbul Perjanjian Asuransi.1444, 1545.1553,1237 dan
Yurisprudensi(setengah). Exeptio non adimpleti contractus.
• Kerugian dan Ganti rugi
• Akibat Wanprestasinya salah satu pihak dalam suatu kontrak adalah bahwa pihak
lainnya akan mengalami kerugian. KERUGIAN dapat berupa kerugian materil dan
kerugian immateril.
• Pihak yang dirugikan dapat menuntut GANTI RUGI kepada pihak yang wanprestasi
• Bentuk atau jenis Ganti rugi dapat berupa:
1.Biaya atau ongkos-ongkos yang telah dikeluarkan salah satu pihak akibat pihak
lainnya wanprestasi,
2.Rugi yakni kerugian pokok yang dialami salah satu pihak sebagai akibat
wanprestasinya pihak lainnya,
3.Bunga yakni keuntungan yang diharapkan salah satu pihak yang telah hilang sebagai
akibat wanprestasinya pihak lainnya.
• Penyelesaian: Apabila Tuan A tidak menyerahkan Mobil yang dijual kepada Tuan B,
sedangkan Tuan B telah membayar Rp.200 juta, maka Tuan B telah mengalami
kerugian paling sedikit Rp.200 juta.
• Tuan B dapat menuntut agar Tuan A menyerahkan mobil, atau Tuan B menuntut
Ganti Rugi kepada Tuan A.
• Apabila Tuan A tidak bersedia menyelesaikan kasus tersebut secara damai, maka
tuan B selanjutnya dapat menggugat Tuan A melalui Pengadilan negeri dimana Tuan
A berdomisili. (Pasal 118 HIR).Exeptio non adimpleti contractus
• MACAM-MACAM PERJANJIAN
1.Perjanjian Jual beli barang
2.Perjanjian Tukar menukar barang
3.Perjanjian sewa menyewa
4.Perjanjian melakukan pekerjaan, jasa, ketenagakerjaan dan
pemborongan.
5.Perjanjian Persekutuan Perdata
6.Perjanjian Perhimpunan
7.Perjanjian Hibah
8.Perjanjian Penitipan barang
9.Perjanjian Pinjam pakai dan pinjam meminjam
10.Perjanjian untung untungan
11.Perjanjian pemberian Kuasa
12.Perjanjian Penanggungan Hutang
13.Perjanjian Perdamaian
14.Perjanjian Leasing, Franchising, Sewa Beli, Anjak Piutang, dll.
• BERAKHIRNYA PERJANJIAN
• Berakhirnya suatu perjanjian dapat terjadi karena :
1. Para pihak telah melaksanakan kewajiban
masing-masing.
2. Jangka waktu perjanjian telah berakhir/jatuh
tempo.
3. Karena ketentuan undang-undang.
4. Karena adanya keputusan hakim.
5. Karena kesepakatan para pihak.
6. Obyek yang diperjanjikan telah musnah.

Anda mungkin juga menyukai