Anda di halaman 1dari 29

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi natrium metabisulfit dan lama peren

daman memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati. Pengaruh konsentrasi

natrium metabisulfit dan lama perendaman keripik kentang terhadap parameter yang diamati

dapat dijelaskan di bawah ini

Pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap parameter yang diamati

Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, secara umum menunjukkan bahwa
konsentrasi natrium metabisulfit memberikan pengaruh terhadap kadar air, kadar abu, kadar
serat kasar, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, organoleptik , dan lama
penyimpanan pada Tabel berikut.

Tabel 1. Hasil analiss pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap parameter yang
diamati.

No N1= N2= N3=


Parameter 0% 1% 2% 3%

Kadar air (%) 3,89 3,64 3,22 2,73


Kadar serat kasar (%) 6,82 7,58 8,19 9,15
Kadar protein (%) 2,425 3,600 4,938 5,200
Kadar Abu (%) 0,353 0,460 0,537 0,781
Kadar Lemak (%) 10,09 9,29 9,89 8,57
Kadar Karbohidrat
22,5672 19,3606 17,8292 16,5567
(%)
Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa pengaruh bahwa konsentrasi natrium metabisulfit

memberikan pengaruh terhadap parameter yang diuji. Kadar air tertinggi terdapat pada

perlakuan N0 yaitu sebesar 3,89 % dan terendah pada N 3 yaitu sebesar 2,73%. Kadar serat

tertinggi pada perlakuan N3 yaitu sebesar 9,15 % dan terendah pada N 0 yaitu sebesar 6,82 %.

Kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan N3 yaitu sebesar 5,2 % dan terendah pada N0
yaitu sebesar 2,4 %. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan N3 yaitu sebesar 0,78 %

dan terendah terdapat pada N0 yaitu sebesar 0,35 %. Kadar Karbohidrat tertinggi pada

perlakuan N0 sebesar 22,56 % dan terendah pada N3 sebesar 16,55 %.

Pengaruh Lama Perendaman terhadap parameter yang diamati


Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, secara umum menunjukkan bahwa

lama perendaman memberikan pengaruh terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar,

kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, organoleptik , dan lama penyimpanan pada

Tabel berikut.

Tabel 2. Hasil analisa pengaruh lama perendaman terhadap parameter yang diamati.

Lo L1= L2= L3=


Parameter 0 menit 30 menit 60 menit 90 menit

Kadar air (%) 2,94 3,26 3,51 3,77


Kadar serat kasar (%) 7,56 7,85 8,01 8,31
Kadar protein (%) 4,375 4,163 3,900 3,725
Kadar Abu (%) 0,430 0,504 0,564 0,634
Kadar Lemak (%) 10,73 9,34 9,21 8,57
Kadar Karbohidrat
21,1148 19,9277 18,0964 17,1747
(%)

Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa pengaruh bahwa lama perendaman memberikan

pengaruh terhadap parameter yang diuji. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan L 3 yaitu

sebesar 3,77 % dan terendah pada L0 yaitu sebesar 2,94 %. Kadar serat tertinggi pada

perlakuan L3 yaitu sebesar 8,31 % dan terendah pada L0 yaitu sebesar 7,56 %. Kadar protein

tertinggi terdapat pada perlakuan L0 yaitu sebesar 4,3 % dan terendah pada L3 yaitu sebesar

3,7 %. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan L3 yaitu sebesar 0,63 % dan terendah

terdapat pada N0 yaitu sebesar 0,43 %. Kadar air (%). Kadar Karbohidrat tertinggi pada

perlakuan N0 sebesar 21,11 % dan terendah pada N3 sebesar 17,17 %.


Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman terhadap Lama penyimpanan pada
analisa Uji Organoleptik.

Tabel 3. Hasil Konsentrasi dan Lama Perendaman terhadap Lama penyimpanan

terhadap uji organoleptik yang diamati.

Lama Penyimpanan(minggu)
Uji Organoleptik
0 1 2 3 4
Warna 3.80 3.62 3.55 3.50 3.43
Rasa 3.85 3.67 3.62 3.55 3.50
Aroma 3.90 3.65 3.55 3.53 3.50
Tekstur 3.85 3.75 3.65 3.58 3.48

Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa pengaruh bahwa lama penyimpanan memberikan

pengaruh terhadap uji organoleptik yang diamati. Semakin lama waktu penyimpanan maka

semakin menurun nilai uji terhadap nilai organoleptik warna, rasa , aroma dan tekstur,

Pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar air (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa konsentrasi

natrium metabisulfit memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap

kadar air. Hasil pengujian dengan Least Significant Range (LSR) menunjukkan pengaruh

konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar air untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat

pada Tabel 4 berikut.

Jarak LSR Konsentrasi natrium Rataan Notasi


0,05 0,01 metabisulfit (%) 0,05 0,01
- - - N0 = 0 % 3,89 A A
2 0,174 0,240 N1 = 1 % 3,64 B A
3 0,183 0,252 N2 = 2 % 3,22 C B
4 0,187 0,258 N3 = 3 % 2,73 D C
         Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 %

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa perlakuan N0 (0%) berbeda nyata dengan perlakuan
N1 (1%) dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan N2 (2 %) dan N3 (3 %). Perlakuan N1

(1%) berbeda sangat nyata dengan perlakuan N2 (2 %) dan N3 (3 %).Perlakuan N2 (2 %)

berbeda sangat nyata dengan perlakuan N3 (3 %).. Kadar air tertinggi diperoleh pada

perlakuan N0 (0%) yaitu sebesar 3,89 % dan kadar air terendah diperoleh pada perlakuan N3

(3 %)yaitu sebesar 2,73 %.

Hubungan antara konsentrasi natrium metabisulfit dengan kadar air mengikuti garis regresi

linear seperti terlihat pada Gambar 1 berikut.

6
5 f(x) = 80 x + 2.98
4 R² = 0.87
KADAR AIR

Kadar Serat
3 Linear (Kadar
2 Serat)

1
0
0% 1% 1% 2% 2% 3% 3% 4%
KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT

Gambar 1. Hubungan konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar air (%)

Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi natrium metabisulfit yang

ditambahkan maka kadar air Keripik Kentang akan semakin rendah. Hal ini disebabkan

karena natrium metabisulfit bersifat mengikat air dimana natrium metabisulfit akan

berikatan dengan air dimana reaksinya adalah :

Na2S2O5 + H2O 2NaHSO3

Hal ini sesuai dengan pernyataan (Sipayung 1982) menyebutkan bahwa dengan larutan

natrium metabisulfit lebih banyak mereduksi O2, sehingga proses oksidasi yang berlangsung

semakin kecil. Kadar air yang rendah akan mempermudah penyimpanan, karena keripik

pada kondisi ini tidak mudah diserang mikroorganisme dan dapat disimpan dalam waktu

yang lama.
Pengaruh Lama Perendaman terhadap kadar air (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa pengaruh lama

perendaman keripik kentang memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01)

terhadap kadar air. Hasil pengujian dengan Least Significant Range (LSR) menunjukkan

bahwa pengaruh lama perendaman keripik kentang terhadap kadar air untuk tiap-tiap

perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 5. Uji LSR efek utama pengaruh Lama Perendaman keripik kentang terhadap kadar air
(%)

Jarak LSR Lama Perendaman Rataan Notasi


0,05 0,01 0,05 0,01
- - - L0 = 0 menit 2,94 d C
2 0,174 0,240 L1 = 30 menit 3,26 c B
3 0,183 0,252 L2 = 60 menit 3,51 b B
4 0,187 0,258 L3 = 90 menit 3,77 a A
Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5 % dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 %.

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan L0 (0 menit) berbeda nyata dengan perlakuan L 1

(30 menit), L2 (60 menit) dan L3 (90 menit). Perlakuan L1 (30 menit), berbeda sangat nyata

dengan L2 (60 menit) dan L3 (90 menit). L2 (60 menit) berbeda sangat nyata dengan perlakuan

L3 (90 menit). Kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan L 3 (90 menit). yaitu sebesar 3,77

% dan kadar air terendah diperoleh pada perlakuan L0 (0 menit) yaitu sebesar 2,94 %.

Hubungan antara lama perendaman dengan kadar air mengikuti garis regresi linear seperti

terlihat pada Gambar 3 berikut:

.
4
3.5 f(x) = 0.01 x + 2.96
3 R² = 1
KADAR AIR 2.5
2
1.5 Kadar air
1 Linear (Kadar air)
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
LAMA PERENDAMAN

Gambar 2. Pengaruh Lama Perendaman terhadap kadar air (%)

Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu perendaman yang ditambahkan maka

kadar air keripik kentang akan semakin meningkat.

Pengaruh interaksi antara konsentrasi natrium metabisulfit dan lama perendaman


terhadap kadar air (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa interaksi antara

konsentrasi natrium metabisulfit dan lama perendaman tidak nyata (P>0,05)

terhadap kadar air sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar serat kasar (%)

Pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar serat kasar (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 4 konsentrasi natrium metabisulfit memberi

pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar serat kasar yang dihasilkan. Hasil

pengujian dengan Least Significant Range (LSR) menunjukkan pengaruh konsentrasi

natrium metabisulfit terhadap kadar serat kasar untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada

Tabel 6 berikut

Tabel 6. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar serat
kasar (%)

Jarak LSR Konsentrasi natrium Rataan Notasi


0,05 0,01 metabisulfit (%) 0,05 0,01
- - - N0 = 0 % 6,82 d D
2 0,094 0,130 N1 = 1 % 7,58 c C
3 0,099 0,137 N2 = 2 % 8,19 b B
4 0,102 0,140 N3 = 3 % 9,15 a A
Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata pada taraf dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 %

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa bahwa perlakuan N0 (0%) berbeda nyata dengan

perlakuan N1 (1%) dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan N2 (2 %) dan N3 (3 %).

Perlakuan N1 (1%) berbeda sangat nyata dengan perlakuan N2 (2 %) dan N3 (3

%).Perlakuan N2 (2 %) berbeda sangat nyata dengan perlakuan N3 (3 %).. Kadar air tertinggi

diperoleh pada perlakuan N3 (3 %).. yaitu sebesar 9,15 % dan kadar air terendah diperoleh

pada perlakuan N0 (0%) yaitu sebesar 6,82%.


Hubungan antara konsentrasi natrium metabisulfit dengan kadar serat kasar mengikuti garis

regresi linear seperti terlihat pada Gambar 3 berikut.

6
5 f(x) = 80 x + 2.98
R² = 0.87
KADAR SERAT

4
3
2 Kadar Serat
1
0
0% 1% 1% 2% 2% 3% 3% 4%
KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT

Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi natrium metabisulfit yang

ditambahkan maka kadar serat kasar akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena natrium

metabisulfit bersifat mengikat air, menurut (Aditiya, 2010) semakin banyaknya air yang diikat

oleh natrium metabisulfit maka kadar air pada bahan akan semakin berkurang sehingga

jumlah kadar serat yang dapat terlarut dalam air dapat berkurang seiring menurunnya air di

dalam bahan tersebut.

Pengaruh Lama Perendaman terhadap kadar serat (% )

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa lama

penyimpanan keripik kentang memberi pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap

kadar serat kasar yang dihasilkan.

Hasil pengujian dengan Least Significant Range (LSR) menunjukkan pengaruh lama

penyimpanan terhadap kadar serat kasar untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel

5 berikut.
Tabel 7. Uji LSR efek utama pengaruh lama perendaman terhadap kadar serat kasar
(%).

Jarak LSR Lama Perendaman Rataan Notasi


0,05 0,01 0,05 0,01
- - - L0 = 0 menit 7,56 d D
2 0,094 0,130 L1 = 30 menit 7,85 c C
3 0,099 0,137 L2 = 60 menit 8,01 b B
4 0,102 0,140 L3 = 90 menit 8,31 a A
Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 %.

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan L 0 (0 menit) berbeda nyata dengan

perlakuan L1 (30 menit), L2 (60 menit) dan L3 (90 menit). Perlakuan L1 (30 menit), berbeda

sangat nyata dengan L2 (60 menit) dan L3 (90 menit). L2 (60 menit) berbeda sangat nyata

dengan perlakuan L3

(90 menit). Kadar serat kasar tertinggi diperoleh pada perlakuan L 3 (90 menit). yaitu sebesar

8,31 % dan kadar serat kasar terendah diperoleh pada perlakuan L0 (0 menit) yaitu sebesar

7,56 %.

Hubungan antara lama perendaman dengan kadar serat kasar mengikuti garis regresi linear

seperti terlihat pada Gambar 4 berikut.

4
3 f(x) = 0.01 x + 2.96
KADAR SERAT

R² = 1
2
1 Kadar air
Linear (Kadar air)
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
LAMA PERENDAMAN

Gambar 4. Hubungan lama perendaman terhadap kadar serat kasar (% )


Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu perendaman yang

ditambahkan maka kadar serat kasar akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena

penambahan waktu perendaman akan seiring dapat meningkatkan konsentrasi kadar serat

kasar dalam keripik kentang itu sendiri.

Pengaruh interaksi antara konsentrasi natrium metabisulfit dan lama perendaman


keripik kentang terhadap kadar serat kasar (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa interaksi antara

konsentrasi natrium metabisulfit dan lama perendaman keripik kentang berpengaruh tidak

nyata (P>0,05) terhadap kadar serat kasar sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Kadar Abu

Pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar abu (%)

Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa konsentrasi natrium

metabisulfit memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar abu yang

dihasilkan. Pengujian dengan Least Significant Range (LSR) ) pengaruh konsentrasi terhadap

kadar abu untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 8. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar abu
(%)

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi


0,05 0,01 natrium 0,05 0,01
metabisulfit (%)
- - - N0 = 0% 0,353 D D
2 0,020 0,028 N1 = 1 % 0,460 C C
3 0,021 0,029 N2 = 2 % 0,537 B B
4 0,022 0,030 N3 = 3 % 0,781 A A

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa bahwa perlakuan N 0 (0%) berbeda nyata dengan
perlakuan N1 (1%) dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan N2 (2 %) dan N3 (3 %).

Perlakuan N1 (1%) berbeda sangat nyata dengan perlakuan N2 (2 %) dan N3 (3

%).Perlakuan N2 (2 %) berbeda sangat nyata dengan perlakuan N 3 (3 %).. Kadar abu

tertinggi diperoleh pada perlakuan N3 (3 %).. yaitu sebesar 0,781 % dan kadar abu terendah

diperoleh pada perlakuan N0 (0%) yaitu sebesar 0,353%.

Hubungan antara konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar abu dapat dilihat

pada Gambar 5 berikut.

6
5 f(x) = 80 x + 2.98
4 R² = 0.87
KADAR ABU

3
2 Kadar Serat
Linear (Kadar Serat)
1
0
0% 1% 1% 2% 2% 3% 3% 4%
KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT

Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi Natrium Metabisulfit

yang ditambahkan maka kadar abu akan semakin tinggi. Peningkatan kadar abu tersebut

dikarenakan sifat Natrium Metabisulfit yang mampu mengikat air dimana komponen

mineral yang larut dalam air akan terikat oleh Natrium Metabisulfit sehingga kadar abu

semakin meningkat.

Pengaruh Lama Perendaman terhadap kadar abu (%)

Dari hasil sidik ragam pada Lampiran dapat dilihat bahwa lama perendaman

memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar abu keripik kentang

yang dihasilkan. Pengujian dengan Least Significant Range (LSR) ) pengaruh lama
perendaman terhadap kadar abu untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 7. Uji LSR efek utama pengaruh lama perendaman terhadap kadar abu (%)

Jarak LSR Lama Perendaman Rataan Notasi


0,05 0,01 0,05 0,01
- - - L0 = 0 menit 0,430 D D
2 0,020 0,028 L1 = 30 menit 0,504 C C
3 0,021 0,029 L2 = 60 menit 0,564 B B
4 0,022 0,030
L3 = 90 menit 0,634 A A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa perlakuan L0 berbeda sangat nyata dengan perlakuan L1, L2,

dan L3.Perlakuan L1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan L2 dan L3.Perlakuan L2 berbeda

sangat nyata dengan perlakuan L3. Kadar abu tertinggi diperoleh pada perlakuan L3 yaitu

sebesar 0,634% dan kadar abu terendah diperoleh pada perlakuan L0 yaitu sebesar 0,430%.

Hubungan antara Lama Perendaman terhadap kadar abu dapat dilihat pada Gambar 6

berikut.

0.7
0.6 f(x) = 0 x + 0.43
R² = 1
0.5
KADAR ABU

0.4
0.3 Kadar Abu
0.2 Linear (Kadar Abu )

0.1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
LAMA PERENDAMAN (menit)

Gambar 6. Hubungan lama perendaman terhadap kadar abu (% )

Pengaruh interaksi antara konsentrasi natrium metabisulfit dan lama


perendaman keripik kentang terhadap kadar abu.

Dari hasil sidik ragam Lampiran dapat dilihat bahwa interaksi antara konsentrasi

natrium metabisulfit dan lama perendaman memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,01)

terhadap kadar abu keripik kentang yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan Least

Significant Range (LSR) kadar abu untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada tabel 8

berikut.

Tabel 8. Pengaruh interaksi antara konsentrasi natrium metabisulfit dan lama perendaman
keripik kentang terhadap kadar abu (%).

Jarak LSR Rataan Notasi


j
0,05 0,01 Perlakuan % 0,05 0,01
- - - N0L0 , 0, 287 k K
2 0,04085 0,05599 N0L1 , 0, 339 i JK
3 0,04283 0,05839 N0L2 , 0, 371 ij IJ
4 0,04405 0,05998 N0L3 , 0, 417 gh HI
5 0,04489 0,06110 N1L0 0, 381 hi IJ
,
6 0,04549 0,06197 N1L1 , 0, 427 g HI
7 0,04594 0,06265 N1L2 , 0, 480 f GH
8 0,04626 0,06319 N1L3 , 0, 554 e EF
9 0,04652 0,06365 N2L0 , 0, 448 fg H
10 0,04671 0,06403 N2L1 , 0, 525 e FG
11 0,04686 0,06436 N2L2 , 0, 558 e EF
12 0,04697 0,06463 N2L3 , 0, 617 d D
13 0,04705 0,06486 N3L0 , 0, 606 d DE
14 0,04712 0,06506 N3L1 , 0, 724 c C
15 0,04714 0,06524 N3L2 , 0, 846 b B
16 0,04717 0,06540 N3L3 , 0, 948 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar). N0=0 %,
N1=1%, N2=2%, N3=3%, L0= 0 menit L1=30 menit , L2=60 menit , dan L3=90 menit .
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa kadar abu tertinggi pada perlakuan N3L3 0,948% dan lama

perendaman ditambahkan, maka kadar abu akan semakin tinggi


Kadar Protein

Pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap Kadar Protein (%)

Daftar sidik ragam (Lampiran 1) memperlihatkan bahwa konsentrasi natrium

metabisulfit memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar protein

yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar

protein dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar
Protein (%)

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi


0,05 0,01 natrium 0,05 0,01
metabisulfit (%)
- - - N0 = 0 % 2,425 C C
2 0,287 0,396 N1 = 1% 3,600 B B
3 0,302 0,416 N2 = 2 % 4,938 A A
4 0,309 0,426 N3 = 3 % 5,200 A A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf
besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa bahwa perlakuan N 0 (0%) berbeda nyata dengan

perlakuan N1 (1%) dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan N2 (2 %) dan N3 (3 %).

Perlakuan N1 (1%) berbeda sangat nyata dengan perlakuan N2 (2 %) dan N3 (3

%).Perlakuan N2 (2 %) berbeda sangat nyata dengan perlakuan N 3 (3 %).. Kadar protein

tertinggi diperoleh pada perlakuan N3 (3 %).. yaitu sebesar 5,2 % dan kadar protein terendah

diperoleh pada perlakuan N0 (0%) yaitu sebesar 2,4%.

Hubungan konsentrasi natrium metabisulfit dengan kadar protein dapat dilihat pada

Gambar 7.
3.5
3
KADAR PROTEIN f(x) = 34.8 x + 2.01
2.5 R² = 0.98
2
1.5 Nilai Organoleptik
WARNA
1
Linear (Nilai Organoleptik
0.5 WARNA )
0
0% 1% 1% 2% 2% 3% 3% 4%
KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT

Pengaruh Lama Perendaman terhadap kadar protein (%)

Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa lama perendaman

memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar protein keripik kentang

yang dihasilkan. Pengujian dengan Least Significant Range (LSR) ) pengaruh lama

perendaman terhadap kadar abu untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 10

berikut.

Tabel 10. Uji LSR efek utama pengaruh lama perendaman terhadap kadar protein (%).

Jarak LSR Lama Perendaman Rataan Notasi


0,05 0,01 0,05 0,01
- - - L0 = 0 menit 4,375 a A
2 0,287 0,396 L1 = 30 menit 4,163 b B
3 0,302 0,416 L2 = 60 menit 3,900 b B
4 0,309 0,426 L3 = 90 menit 3,725 c C
          Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada
taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR.

Kadar Protein dari keripik kentang yang tertinggi diperoleh pada perlakuan L 0 yaitu
sebesar 4,375 % dan terendah pada perlakuan L3 yaitu sebesar 3,725 %.

Hubungan lama perendaman terhadap kadar protein dapat dilihat pada Gambar 8.
4.6
4.4
f(x) = − 0.01 x + 4.37
KADAR PROTEIN

4.2 R² = 0.99
4
3.8 kadar protein
Linear (kadar protein)
3.6
3.4
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Lama Perendaman (menit)

Gambar 8. Hubungan lama perendaman terhadap kadar protein.

Pengaruh interaksi antara konsentrasi natrium metabisulfit dan lama


perendaman keripik kentang terhadap
kadar protein (%)

Daftar sidik ragam (Lampiran 1) memperlihatkan bahwa interaksi antara konsentrasi

natrium metabisulfit dan lama perendaman memberikan pengaruh berbeda tidak nyata

(P>0,05) terhadap kadar protein yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Kadar Lemak

Pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap Kadar Lemak (%)

Daftar sidik ragam (Lampiran 1) memperlihatkan bahwa konsentrasi natrium

metabisulfit memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar lemak yang

dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar lemak

dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar
Lemak (%)
Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi
0,05 0,01 natrium 0,05 0,01
metabisulfit (%)
- - - N0 = 0 % 10,09 A A
2 0,860 1,183 N1 = 1 % 9,29 B B
3 0,903 1,243 N2 = 2 % 9,89 B B
4 0,925N3 = 3 % 1,275 8,57 B B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa bahwa perlakuan N 0 (0%) berbeda nyata dengan

perlakuan N1 (1%) dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan N2 (2 %) dan N3 (3 %).

Perlakuan N1 (1%) berbeda sangat nyata dengan perlakuan N2 (2 %) dan N3 (3

%).Perlakuan N2 (2 %) berbeda sangat nyata dengan perlakuan N3 (3 %).. Kadar lemak

tertinggi diperoleh pada perlakuan N0 (0%) yaitu sebesar 10,09 % dan kadar lemak terendah

diperoleh pada perlakuan N3 (3 %) yaitu sebesar 8,57 %.

Hubungan konsentrasi natrium metabisulfit dengan kadar lemak dapat dilihat pada

Gambar 9.

12
10 f(x) = − 66.1 x + 10.45
KADAR LEMAK (%)

8 R² = 0.88

6
4 Kadar Lemak
Linear (Kadar Lemak)
2
0
0% 1% 1% 2% 2% 3% 3% 4%
KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT

Gambar 9. Hubungan konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar lemak (%)

Pengaruh Lama Perendaman terhadap kadar lemak (%)

Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1 ) dapat dilihat bahwa Lama Perendaman

memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar lemak dari keripik

kentang yang dihasilkan.

Hasil pengujian dengan LSR (least significant range) pengaruh perbandingan Lama
Perendaman terhadap kadar lemak setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh lama perendaman terhadap kadar protein (%).

Jarak LSR Lama Perendaman Rataan Notasi


0,05 0,01 0,05 0,01
- - - L0 = 0 menit 10,73 A A
2 0,860 1,183 L1 = 30 menit 9,34 B B
3 0,903 1,243 L2 = 60 menit 9,21 B B
4 0,925 1,275
L3 = 90 menit 8,57 B B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut
uji LSR.

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa perlakuan L 0 berbeda sangat nyata dengan L1, L2

dan L3. Perlakuan L1 berbeda tidak nyata dengan L2 dan L3. Perlakuan L2 berbeda tidak nyata

dengan L3. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan L0 yaitu sebesar 10,73% dan kadar

lemak terendah terdapat pada perlakuan L3 yaitu sebesar 8,57%.

Hubungan antara lama perendaman keripik kentang terhadap kadar lemak dapat

dilihat pada Gambar 10.

12
10 f(x) = − 0.02 x + 10.45
Kadar Lemak (%)

8 R² = 0.88

6
4 Kadar Lemak
Linear (Kadar Lemak)
2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Lama Perendaman (menit)

Pengaruh interaksi antara konsentrasi natrium metabisulfit dan lama


perendaman keripik kentang terhadap kadar lemak (%)

Hasil analisis sidik ragam pada (Lampiran) menunjukkan konsentrasi natrium

metabisulfit dan lama perendaman keripik kentang terhadap kadar lemak memberi pengaruh
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar lemak sehingga uji LSR (least significant range)

tidak dilanjutkan.

Kadar Karbohidrat

Pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap Kadar Karbohidrat (%)

Pada daftar sidik ragam (Lampiran) menunjukkan bahwa perbandingan

konsentrasi natrium metabisulfit memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)

terhadap kadar karbohidrat yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan

konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar karbohidrat dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan konsentrasi natrium
metabisulfit terhadap kadar karbohidrat

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi


0,05 0,01 natrium
metabisulfit (%) 0,05 0,01
- - - N0 = 0 % 22,5672 a A
2 0,3901 0,5376 N1 = 1 % 19,3606 b B
3 0,4091 0,5606 N2 = 2 % 17,8292 c C
4 0,4210 0,5758 N3 = 3 % 16,5567 d D
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Tabel 13 menunjukkan bahwa kadar karbohidrat tertinggi terdapat perlakuan N0 yaitu sebesar

22,5672% dan terendah terdapat pada perlakuan N3 yaitu sebesar 16,5567%. Semakin banyak

konsentrasi natrium metabisulfit yang digunakan maka kadar karbohidrat akan semakin menurun.

Hubungan konsentrasi natrium metabisulfit dengan kadar karbohidrat dapat dilihat pada

Gambar 11.
25

KADAR KARBOHIDRAT 20 f(x) = − 1.96 x + 22.01


R² = 0.95
15

10

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
KONSENTRASI NATTRIUM METABISULFIT (%)

KADAR KARBOHIDRAT Linear (KADAR KARBOHIDRAT)

Gambar 11. Hubungan konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar karbohidrat (%)

Pengaruh Lama Perendaman terhadap kadar karbohidrat (%)

Pada daftar sidik ragam (Lampiran ), menunjukkan bahwa perbandingan antara Lama

Perendaman memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar

karbohidrat keripik kentang . Hasil uji LSR pengaruh perbandingan Lama Perendaman dapat

dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Uji LSR efek utama pengaruh lama perendaman terhadap kadar karbohidrat (%)

Jarak LSR Lama Perendaman Rataan Notasi


0,05 0,01 (%) 0,05 0,01
- - - L0 = 0 menit 21,1148 a A
2 0,3901 0,5376 L1 = 30 menit 19,9277 b B
3 0,4091 0,5606 L2 = 60 menit 18,0964 c C
4 0,4210 0,5758 L3 = 90 menit 17,1747 d D
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut
uji LSR.
Tabel 14 menunjukkan bahwa kadar kabohidrat tertinggi terdapat pada perlakuan L0 yaitu

sebesar 21,1148% dan terendah terdapat pada perlakuan L3 yaitu sebesar 17,1747%.

Hubungan lama perendaman dengan kadar karbohidrat dapat dilihat pada Gambar 12.

25
KADAR KARBOHIDRAT (%)

20 f(x) = − 0.05 x + 21.13


R² = 0.99
15

10

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
LAMA PERENDAMAN (MENIT

KADAR KARBOHIDRAT Linear (KADAR KARBOHIDRAT)

Gambar 12. Hubungan lama perendaman terhadap kadar karbohidrat (%)

Pengaruh interaksi antara konsentrasi natrium metabisulfit dan lama


perendaman keripik kentang terhadap kadar karbohidrat (%)

Pada daftar sidik ragam , menunjukkan bahwa interaksi konsentrasi natrium metabisulfit

dan lama perendaman keripik kentang terhadap kadar karbohidrat memberikan pengaruh

berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar karbohidrat sehingga uji LSR tidak

dilanjutkan.
Nilai Organoleptik Rasa (Numerik)

Pengaruh Konsentrasi Natrium Metabisulfit Dan Lama Perendaman Keripik Kentang


Terhadap Terhadap Lama Penyimpanan Nilai Organoleptik Rasa (Numerik)

Dari daftar analisis sidik ragam (lampiran 5) dapat dilihat bahwa lama penyimpanan

berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik rasa keripik kentang yang

dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai organoleptik rasa keripik

kentang yang diawetkan dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Uji LSR efek utama Lama penyimpanan terhadap nilai organoleptik rasa (%)

Jarak LSR Lama Penyimpanan Rataan Notasi


0,05 0,01 (minggu) 0,05 0,01
- - - 0 3.85 a A
2 0.11 0.16 1 3.67 b AB
3 0.14 0.18 2 3.62 bc B
4 0.15 0.20 3 3.55 bc B
5 0.16 0.21 4 3.50 c B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada
taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa penyimpanan 0 minggu berbeda tidak nyata terhadap

perlakuan 1 minggu dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan 2 minggu, 3 minggu dan 4

minggu. Perlakuan 1 minggu berbeda sangat nyata terhadap perlakaun 2, 3 dan 4 (minggu).

Perlakuan 2 minggu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan 3 dan 4 minggu. Perlakuan 3

minggu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan 4 minggu. Nilai organoleptik rasa tertinggi

terdapat pada perlakuan 0 minggu , yaitu sebesar 3.85 dan terendah pada perlakuan minggu ke-

4 yaitu sebesar 3.50. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Semakin lama penyimpanan

maka nilai organoleptik rasa keripik kentang  semakin rendah.

Hubungan antara konsentrasi natrium metabisulfit dan lama perendaman terhadap


nilai organoleptik rasa dapat dilihat dari Gambar 11.

3.9
NILAI ORGANOLEPTIK RASA

3.8
f(x) = − 0.08 x + 3.8
3.7 R² = 0.92

3.6
3.5
3.4
3.3
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
LAMA PENYIMPANAN (minggu)

NILAI ORGANOLEPTIK RASA Linear (NILAI ORGANOLEPTIK RASA)

Gambar 11. Grafik Hubungan antara Lama Penyimpanan terhadap Nilai Organoleptik Rasa

Nilai Organoleptik Aroma (Numerik)

Pengaruh Konsentrasi Natrium Metabisulfit Dan Lama Perendaman Keripik Kentang


Terhadap Terhadap Lama Penyimpanan Nilai Organoleptik Aroma (Numerik).

Dari analisis sidik ragam (lampiran ) dapat dilihat bahwa lama penyimpanan

berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik aroma keripik kentang. Hasil

uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai organoleptik aroma keripik kentang yang

diawetkan dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 , Uji LSR Efek Utama Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Nilai
Organoleptik Aroma.

Jarak LSR Lama Penyimpanan Rataan Notasi


0,05 0,01 (minggu) 0,05 0,01
- - - 0 3.90 a A
2 0.11 0.16 1 3.65 b B
3 0.14 0.18 2 3.55 b B
4 0.16 0.20 3 3.53 b B
5 0.17 0.21 4 3.50 b B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5
% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf
besar) menurut uji LSR.

Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa penyimpanan 0 minggu berbeda tidak nyata terhadap

perlakuan 1 minggu dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan 2 minggu, 3 minggu dan 4

minggu. Perlakuan 1 minggu berbeda sangat nyata terhadap perlakaun 2, 3 dan 4 (minggu). Perlakuan

2 minggu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan 3 dan 4 minggu. Perlakuan 3 minggu berbeda tidak

nyata terhadap perlakuan 4 minggu. Nilai organoleptik aroma tertinggi terdapat pada perlakuan 0

minggu , yaitu sebesar 3.90 dan terendah pada perlakuan minggu ke-4 yaitu sebesar 3.50. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa Semakin lama penyimpanan maka nilai organoleptik rasa keripik

kentang  semakin rendah. Semakin lama penyimpanan maka nilai organoleptik aroma yang

dihasilkan akan semakin rendah. Hal ini disebabkan pada saat penyimpanan yang semakin lama,

kadar protein semakin menurun sejalan dengan menurunnya kadar lemak sebagai akibat dari

degradasi lemak dan protein. Degradasi lemak dan protein akan mengakibatkan bau tengik yang tidak

disukai

Hubungan antara lama penyimpanan terhadap nilai organoleptik aroma dapat dilihat

pada Gambar 12.


NILAI ORGANOLEPTIK AROMA

4
3.9
3.8
3.7 f(x) = − 0.09 x + 3.81
R² = 0.79
3.6
3.5
3.4
3.3
3.2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
LAMA PENYIMPANAN (MINGGU)

NILAI ORGANOLEPTIK AROMA


Linear (NILAI ORGANOLEPTIK AROMA)

Gambar 12. Grafik Hubungan antara Lama Penyimpanan terhadap Nilai Organoleptik

Aroma
Nilai Organoleptik Warna (Numerik)
Pengaruh Konsentrasi Natrium Metabisulfit Dan Lama Perendaman Keripik
Kentang Terhadap Nilai Organoleptik Warna (Numerik)

Dari daftar analisis sidik ragam (lampiran ) dapat dilihat bahwa lama penyimpanan

berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik warna keripik kentang.

Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai organoleptik warna keripik kentang yang

dihasilkan pada Tabel 17. untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Uji LSR efek utama lama penyimpanan terhadap warna (%)

Jarak LSR Lama Penyimpanan Rataan Notasi


0,05 0,01 (minggu) 0,05 0,01
- - - 0 3.80 a A
2 0.13 0.19 1 3.62 ab AB
3 0.16 0.21 2 3.55 b B
4 0.18 0.23 3 3.50 bc BC
5 0.19 0.25 4 3.43 C C
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa penyimpanan 0 minggu berbeda tidak nyata terhadap

perlakuan 1 minggu dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan 2 minggu, 3 minggu dan 4

minggu. Perlakuan 1 minggu berbeda sangat nyata terhadap perlakaun 2, 3 dan 4 (minggu).

Perlakuan 2 minggu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan 3 dan 4 minggu. Perlakuan 3

minggu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan 4 minggu. Nilai organoleptik warna tertinggi

terdapat pada perlakuan 0 minggu , yaitu sebesar 3.80 dan terendah pada perlakuan minggu ke-4

yaitu sebesar 3.43. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Semakin lama penyimpanan

maka nilai organoleptik warna keripik kentang  semakin rendah.

Hubungan antara lama penyimpanan terhadap nilai organoleptik warna

dapat dilihat pada gambar 13.


NILAI ORGANOLEPTIK WARNA Linear (NILAI ORGANOLEPTIK WARNA)

NILAI ORGANOLEPTIK WARNA


3.9
3.8
3.7 f(x) = − 0.09 x + 3.75
3.6 R² = 0.93

3.5
3.4
3.3
3.2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
LAMA PENYIMPANAN (MINGGU)

Gambar 13. Grafik Hubungan antara Lama


Penyimpanan terhadap Nilai Organoleptik Warna

Nilai Organoleptik Tekstur

Dari daftar analisis sidik ragam (lampiran ) dapat dilihat bahwa lama

penyimpanan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik tekstur

keripik kentang yang diawetkan. Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap

nilai organoleptik tekstur ikan yang diawetkan dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Uji LSR efek utama lama penyimpanan terhadap tekstur (%)

Jarak LSR Lama Penyimpanan Rataan Notasi


0,05 0,01 (minggu) 0,05 0,01
- - - 0 3.85 a A
2 0.14 0.19 1 3.75 ab AB
3 0.17 0.22 2 3.65 b B
4 0.19 0.24 3 3.58 c C
5 0.20 0.26 4 3.48 d D
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa penyimpanan 0 minggu berbeda tidak nyata

terhadap perlakuan 1 minggu dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan 2 minggu, 3
minggu dan 4 minggu. Perlakuan 1 minggu berbeda sangat nyata terhadap perlakaun 2, 3

dan 4 (minggu). Perlakuan 2 minggu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan 3 dan 4

minggu. Perlakuan 3 minggu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan 4 minggu. Nilai

organoleptik tekstur tertinggi terdapat pada perlakuan 0 minggu , yaitu sebesar 3.85 dan

terendah pada perlakuan minggu ke-4 yaitu sebesar 3.48. Hubungan antara lama

penyimpanan terhadap nilai organoleptik tektur dapat dilihat pada Gambar 14.
NILAI ORGANOLEPTIK TEKSTUR

3.9
3.8 f(x) = − 0.09 x + 3.84
3.7 R² = 1
3.6
3.5
3.4
3.3
3.2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
LAMA PENYIMPANAN (MINGGU)

NILAI ORGANOLEPTIK TEKSTUR


Linear (NILAI ORGANOLEPTIK TEKSTUR)

Gambar 14. Grafik Hubungan antara Lama Penyimpanan


terhadap Nilai Organoleptik Tekstur
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

14

Anda mungkin juga menyukai