Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi natrium metabisulfit dan lama peren
natrium metabisulfit dan lama perendaman keripik kentang terhadap parameter yang diamati
Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, secara umum menunjukkan bahwa
konsentrasi natrium metabisulfit memberikan pengaruh terhadap kadar air, kadar abu, kadar
serat kasar, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, organoleptik , dan lama
penyimpanan pada Tabel berikut.
Tabel 1. Hasil analiss pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap parameter yang
diamati.
memberikan pengaruh terhadap parameter yang diuji. Kadar air tertinggi terdapat pada
perlakuan N0 yaitu sebesar 3,89 % dan terendah pada N 3 yaitu sebesar 2,73%. Kadar serat
tertinggi pada perlakuan N3 yaitu sebesar 9,15 % dan terendah pada N 0 yaitu sebesar 6,82 %.
Kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan N3 yaitu sebesar 5,2 % dan terendah pada N0
yaitu sebesar 2,4 %. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan N3 yaitu sebesar 0,78 %
dan terendah terdapat pada N0 yaitu sebesar 0,35 %. Kadar Karbohidrat tertinggi pada
lama perendaman memberikan pengaruh terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar,
kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, organoleptik , dan lama penyimpanan pada
Tabel berikut.
Tabel 2. Hasil analisa pengaruh lama perendaman terhadap parameter yang diamati.
Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa pengaruh bahwa lama perendaman memberikan
pengaruh terhadap parameter yang diuji. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan L 3 yaitu
sebesar 3,77 % dan terendah pada L0 yaitu sebesar 2,94 %. Kadar serat tertinggi pada
perlakuan L3 yaitu sebesar 8,31 % dan terendah pada L0 yaitu sebesar 7,56 %. Kadar protein
tertinggi terdapat pada perlakuan L0 yaitu sebesar 4,3 % dan terendah pada L3 yaitu sebesar
3,7 %. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan L3 yaitu sebesar 0,63 % dan terendah
terdapat pada N0 yaitu sebesar 0,43 %. Kadar air (%). Kadar Karbohidrat tertinggi pada
Lama Penyimpanan(minggu)
Uji Organoleptik
0 1 2 3 4
Warna 3.80 3.62 3.55 3.50 3.43
Rasa 3.85 3.67 3.62 3.55 3.50
Aroma 3.90 3.65 3.55 3.53 3.50
Tekstur 3.85 3.75 3.65 3.58 3.48
Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa pengaruh bahwa lama penyimpanan memberikan
pengaruh terhadap uji organoleptik yang diamati. Semakin lama waktu penyimpanan maka
semakin menurun nilai uji terhadap nilai organoleptik warna, rasa , aroma dan tekstur,
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa konsentrasi
natrium metabisulfit memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
kadar air. Hasil pengujian dengan Least Significant Range (LSR) menunjukkan pengaruh
konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar air untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa perlakuan N0 (0%) berbeda nyata dengan perlakuan
N1 (1%) dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan N2 (2 %) dan N3 (3 %). Perlakuan N1
berbeda sangat nyata dengan perlakuan N3 (3 %).. Kadar air tertinggi diperoleh pada
perlakuan N0 (0%) yaitu sebesar 3,89 % dan kadar air terendah diperoleh pada perlakuan N3
Hubungan antara konsentrasi natrium metabisulfit dengan kadar air mengikuti garis regresi
6
5 f(x) = 80 x + 2.98
4 R² = 0.87
KADAR AIR
Kadar Serat
3 Linear (Kadar
2 Serat)
1
0
0% 1% 1% 2% 2% 3% 3% 4%
KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi natrium metabisulfit yang
ditambahkan maka kadar air Keripik Kentang akan semakin rendah. Hal ini disebabkan
karena natrium metabisulfit bersifat mengikat air dimana natrium metabisulfit akan
Hal ini sesuai dengan pernyataan (Sipayung 1982) menyebutkan bahwa dengan larutan
natrium metabisulfit lebih banyak mereduksi O2, sehingga proses oksidasi yang berlangsung
semakin kecil. Kadar air yang rendah akan mempermudah penyimpanan, karena keripik
pada kondisi ini tidak mudah diserang mikroorganisme dan dapat disimpan dalam waktu
yang lama.
Pengaruh Lama Perendaman terhadap kadar air (%)
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa pengaruh lama
perendaman keripik kentang memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap kadar air. Hasil pengujian dengan Least Significant Range (LSR) menunjukkan
bahwa pengaruh lama perendaman keripik kentang terhadap kadar air untuk tiap-tiap
Tabel 5. Uji LSR efek utama pengaruh Lama Perendaman keripik kentang terhadap kadar air
(%)
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan L0 (0 menit) berbeda nyata dengan perlakuan L 1
(30 menit), L2 (60 menit) dan L3 (90 menit). Perlakuan L1 (30 menit), berbeda sangat nyata
dengan L2 (60 menit) dan L3 (90 menit). L2 (60 menit) berbeda sangat nyata dengan perlakuan
L3 (90 menit). Kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan L 3 (90 menit). yaitu sebesar 3,77
% dan kadar air terendah diperoleh pada perlakuan L0 (0 menit) yaitu sebesar 2,94 %.
Hubungan antara lama perendaman dengan kadar air mengikuti garis regresi linear seperti
.
4
3.5 f(x) = 0.01 x + 2.96
3 R² = 1
KADAR AIR 2.5
2
1.5 Kadar air
1 Linear (Kadar air)
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
LAMA PERENDAMAN
Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu perendaman yang ditambahkan maka
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa interaksi antara
terhadap kadar air sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar serat kasar (%)
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 4 konsentrasi natrium metabisulfit memberi
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar serat kasar yang dihasilkan. Hasil
natrium metabisulfit terhadap kadar serat kasar untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 6 berikut
Tabel 6. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar serat
kasar (%)
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa bahwa perlakuan N0 (0%) berbeda nyata dengan
perlakuan N1 (1%) dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan N2 (2 %) dan N3 (3 %).
%).Perlakuan N2 (2 %) berbeda sangat nyata dengan perlakuan N3 (3 %).. Kadar air tertinggi
diperoleh pada perlakuan N3 (3 %).. yaitu sebesar 9,15 % dan kadar air terendah diperoleh
6
5 f(x) = 80 x + 2.98
R² = 0.87
KADAR SERAT
4
3
2 Kadar Serat
1
0
0% 1% 1% 2% 2% 3% 3% 4%
KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT
Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi natrium metabisulfit yang
ditambahkan maka kadar serat kasar akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena natrium
metabisulfit bersifat mengikat air, menurut (Aditiya, 2010) semakin banyaknya air yang diikat
oleh natrium metabisulfit maka kadar air pada bahan akan semakin berkurang sehingga
jumlah kadar serat yang dapat terlarut dalam air dapat berkurang seiring menurunnya air di
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa lama
penyimpanan keripik kentang memberi pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
Hasil pengujian dengan Least Significant Range (LSR) menunjukkan pengaruh lama
penyimpanan terhadap kadar serat kasar untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel
5 berikut.
Tabel 7. Uji LSR efek utama pengaruh lama perendaman terhadap kadar serat kasar
(%).
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan L 0 (0 menit) berbeda nyata dengan
perlakuan L1 (30 menit), L2 (60 menit) dan L3 (90 menit). Perlakuan L1 (30 menit), berbeda
sangat nyata dengan L2 (60 menit) dan L3 (90 menit). L2 (60 menit) berbeda sangat nyata
dengan perlakuan L3
(90 menit). Kadar serat kasar tertinggi diperoleh pada perlakuan L 3 (90 menit). yaitu sebesar
8,31 % dan kadar serat kasar terendah diperoleh pada perlakuan L0 (0 menit) yaitu sebesar
7,56 %.
Hubungan antara lama perendaman dengan kadar serat kasar mengikuti garis regresi linear
4
3 f(x) = 0.01 x + 2.96
KADAR SERAT
R² = 1
2
1 Kadar air
Linear (Kadar air)
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
LAMA PERENDAMAN
ditambahkan maka kadar serat kasar akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena
penambahan waktu perendaman akan seiring dapat meningkatkan konsentrasi kadar serat
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa interaksi antara
konsentrasi natrium metabisulfit dan lama perendaman keripik kentang berpengaruh tidak
nyata (P>0,05) terhadap kadar serat kasar sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar Abu
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa konsentrasi natrium
metabisulfit memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar abu yang
dihasilkan. Pengujian dengan Least Significant Range (LSR) ) pengaruh konsentrasi terhadap
Tabel 8. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar abu
(%)
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa bahwa perlakuan N 0 (0%) berbeda nyata dengan
perlakuan N1 (1%) dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan N2 (2 %) dan N3 (3 %).
tertinggi diperoleh pada perlakuan N3 (3 %).. yaitu sebesar 0,781 % dan kadar abu terendah
Hubungan antara konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar abu dapat dilihat
6
5 f(x) = 80 x + 2.98
4 R² = 0.87
KADAR ABU
3
2 Kadar Serat
Linear (Kadar Serat)
1
0
0% 1% 1% 2% 2% 3% 3% 4%
KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT
Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi Natrium Metabisulfit
yang ditambahkan maka kadar abu akan semakin tinggi. Peningkatan kadar abu tersebut
dikarenakan sifat Natrium Metabisulfit yang mampu mengikat air dimana komponen
mineral yang larut dalam air akan terikat oleh Natrium Metabisulfit sehingga kadar abu
semakin meningkat.
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran dapat dilihat bahwa lama perendaman
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar abu keripik kentang
yang dihasilkan. Pengujian dengan Least Significant Range (LSR) ) pengaruh lama
perendaman terhadap kadar abu untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 7. Uji LSR efek utama pengaruh lama perendaman terhadap kadar abu (%)
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa perlakuan L0 berbeda sangat nyata dengan perlakuan L1, L2,
dan L3.Perlakuan L1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan L2 dan L3.Perlakuan L2 berbeda
sangat nyata dengan perlakuan L3. Kadar abu tertinggi diperoleh pada perlakuan L3 yaitu
sebesar 0,634% dan kadar abu terendah diperoleh pada perlakuan L0 yaitu sebesar 0,430%.
Hubungan antara Lama Perendaman terhadap kadar abu dapat dilihat pada Gambar 6
berikut.
0.7
0.6 f(x) = 0 x + 0.43
R² = 1
0.5
KADAR ABU
0.4
0.3 Kadar Abu
0.2 Linear (Kadar Abu )
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
LAMA PERENDAMAN (menit)
Dari hasil sidik ragam Lampiran dapat dilihat bahwa interaksi antara konsentrasi
natrium metabisulfit dan lama perendaman memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,01)
terhadap kadar abu keripik kentang yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan Least
Significant Range (LSR) kadar abu untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada tabel 8
berikut.
Tabel 8. Pengaruh interaksi antara konsentrasi natrium metabisulfit dan lama perendaman
keripik kentang terhadap kadar abu (%).
metabisulfit memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar protein
yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar
Tabel 9. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar
Protein (%)
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa bahwa perlakuan N 0 (0%) berbeda nyata dengan
perlakuan N1 (1%) dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan N2 (2 %) dan N3 (3 %).
tertinggi diperoleh pada perlakuan N3 (3 %).. yaitu sebesar 5,2 % dan kadar protein terendah
Hubungan konsentrasi natrium metabisulfit dengan kadar protein dapat dilihat pada
Gambar 7.
3.5
3
KADAR PROTEIN f(x) = 34.8 x + 2.01
2.5 R² = 0.98
2
1.5 Nilai Organoleptik
WARNA
1
Linear (Nilai Organoleptik
0.5 WARNA )
0
0% 1% 1% 2% 2% 3% 3% 4%
KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa lama perendaman
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar protein keripik kentang
yang dihasilkan. Pengujian dengan Least Significant Range (LSR) ) pengaruh lama
perendaman terhadap kadar abu untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 10
berikut.
Tabel 10. Uji LSR efek utama pengaruh lama perendaman terhadap kadar protein (%).
Kadar Protein dari keripik kentang yang tertinggi diperoleh pada perlakuan L 0 yaitu
sebesar 4,375 % dan terendah pada perlakuan L3 yaitu sebesar 3,725 %.
Hubungan lama perendaman terhadap kadar protein dapat dilihat pada Gambar 8.
4.6
4.4
f(x) = − 0.01 x + 4.37
KADAR PROTEIN
4.2 R² = 0.99
4
3.8 kadar protein
Linear (kadar protein)
3.6
3.4
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Lama Perendaman (menit)
natrium metabisulfit dan lama perendaman memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
(P>0,05) terhadap kadar protein yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar Lemak
metabisulfit memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar lemak yang
dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar lemak
Tabel 11. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar
Lemak (%)
Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi
0,05 0,01 natrium 0,05 0,01
metabisulfit (%)
- - - N0 = 0 % 10,09 A A
2 0,860 1,183 N1 = 1 % 9,29 B B
3 0,903 1,243 N2 = 2 % 9,89 B B
4 0,925N3 = 3 % 1,275 8,57 B B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa bahwa perlakuan N 0 (0%) berbeda nyata dengan
perlakuan N1 (1%) dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan N2 (2 %) dan N3 (3 %).
tertinggi diperoleh pada perlakuan N0 (0%) yaitu sebesar 10,09 % dan kadar lemak terendah
Hubungan konsentrasi natrium metabisulfit dengan kadar lemak dapat dilihat pada
Gambar 9.
12
10 f(x) = − 66.1 x + 10.45
KADAR LEMAK (%)
8 R² = 0.88
6
4 Kadar Lemak
Linear (Kadar Lemak)
2
0
0% 1% 1% 2% 2% 3% 3% 4%
KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1 ) dapat dilihat bahwa Lama Perendaman
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar lemak dari keripik
Hasil pengujian dengan LSR (least significant range) pengaruh perbandingan Lama
Perendaman terhadap kadar lemak setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh lama perendaman terhadap kadar protein (%).
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa perlakuan L 0 berbeda sangat nyata dengan L1, L2
dan L3. Perlakuan L1 berbeda tidak nyata dengan L2 dan L3. Perlakuan L2 berbeda tidak nyata
dengan L3. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan L0 yaitu sebesar 10,73% dan kadar
Hubungan antara lama perendaman keripik kentang terhadap kadar lemak dapat
12
10 f(x) = − 0.02 x + 10.45
Kadar Lemak (%)
8 R² = 0.88
6
4 Kadar Lemak
Linear (Kadar Lemak)
2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Lama Perendaman (menit)
metabisulfit dan lama perendaman keripik kentang terhadap kadar lemak memberi pengaruh
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar lemak sehingga uji LSR (least significant range)
tidak dilanjutkan.
Kadar Karbohidrat
terhadap kadar karbohidrat yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan
konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar karbohidrat dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan konsentrasi natrium
metabisulfit terhadap kadar karbohidrat
Tabel 13 menunjukkan bahwa kadar karbohidrat tertinggi terdapat perlakuan N0 yaitu sebesar
22,5672% dan terendah terdapat pada perlakuan N3 yaitu sebesar 16,5567%. Semakin banyak
konsentrasi natrium metabisulfit yang digunakan maka kadar karbohidrat akan semakin menurun.
Hubungan konsentrasi natrium metabisulfit dengan kadar karbohidrat dapat dilihat pada
Gambar 11.
25
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
KONSENTRASI NATTRIUM METABISULFIT (%)
Gambar 11. Hubungan konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar karbohidrat (%)
Pada daftar sidik ragam (Lampiran ), menunjukkan bahwa perbandingan antara Lama
karbohidrat keripik kentang . Hasil uji LSR pengaruh perbandingan Lama Perendaman dapat
Tabel 14. Uji LSR efek utama pengaruh lama perendaman terhadap kadar karbohidrat (%)
sebesar 21,1148% dan terendah terdapat pada perlakuan L3 yaitu sebesar 17,1747%.
Hubungan lama perendaman dengan kadar karbohidrat dapat dilihat pada Gambar 12.
25
KADAR KARBOHIDRAT (%)
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
LAMA PERENDAMAN (MENIT
Pada daftar sidik ragam , menunjukkan bahwa interaksi konsentrasi natrium metabisulfit
dan lama perendaman keripik kentang terhadap kadar karbohidrat memberikan pengaruh
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar karbohidrat sehingga uji LSR tidak
dilanjutkan.
Nilai Organoleptik Rasa (Numerik)
Dari daftar analisis sidik ragam (lampiran 5) dapat dilihat bahwa lama penyimpanan
berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik rasa keripik kentang yang
dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai organoleptik rasa keripik
Tabel 13. Uji LSR efek utama Lama penyimpanan terhadap nilai organoleptik rasa (%)
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa penyimpanan 0 minggu berbeda tidak nyata terhadap
perlakuan 1 minggu dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan 2 minggu, 3 minggu dan 4
minggu. Perlakuan 1 minggu berbeda sangat nyata terhadap perlakaun 2, 3 dan 4 (minggu).
Perlakuan 2 minggu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan 3 dan 4 minggu. Perlakuan 3
minggu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan 4 minggu. Nilai organoleptik rasa tertinggi
terdapat pada perlakuan 0 minggu , yaitu sebesar 3.85 dan terendah pada perlakuan minggu ke-
4 yaitu sebesar 3.50. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Semakin lama penyimpanan
3.9
NILAI ORGANOLEPTIK RASA
3.8
f(x) = − 0.08 x + 3.8
3.7 R² = 0.92
3.6
3.5
3.4
3.3
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
LAMA PENYIMPANAN (minggu)
Gambar 11. Grafik Hubungan antara Lama Penyimpanan terhadap Nilai Organoleptik Rasa
Dari analisis sidik ragam (lampiran ) dapat dilihat bahwa lama penyimpanan
berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik aroma keripik kentang. Hasil
uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai organoleptik aroma keripik kentang yang
Tabel 14 , Uji LSR Efek Utama Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Nilai
Organoleptik Aroma.
Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa penyimpanan 0 minggu berbeda tidak nyata terhadap
perlakuan 1 minggu dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan 2 minggu, 3 minggu dan 4
minggu. Perlakuan 1 minggu berbeda sangat nyata terhadap perlakaun 2, 3 dan 4 (minggu). Perlakuan
2 minggu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan 3 dan 4 minggu. Perlakuan 3 minggu berbeda tidak
nyata terhadap perlakuan 4 minggu. Nilai organoleptik aroma tertinggi terdapat pada perlakuan 0
minggu , yaitu sebesar 3.90 dan terendah pada perlakuan minggu ke-4 yaitu sebesar 3.50. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Semakin lama penyimpanan maka nilai organoleptik rasa keripik
kentang semakin rendah. Semakin lama penyimpanan maka nilai organoleptik aroma yang
dihasilkan akan semakin rendah. Hal ini disebabkan pada saat penyimpanan yang semakin lama,
kadar protein semakin menurun sejalan dengan menurunnya kadar lemak sebagai akibat dari
degradasi lemak dan protein. Degradasi lemak dan protein akan mengakibatkan bau tengik yang tidak
disukai
Hubungan antara lama penyimpanan terhadap nilai organoleptik aroma dapat dilihat
4
3.9
3.8
3.7 f(x) = − 0.09 x + 3.81
R² = 0.79
3.6
3.5
3.4
3.3
3.2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
LAMA PENYIMPANAN (MINGGU)
Gambar 12. Grafik Hubungan antara Lama Penyimpanan terhadap Nilai Organoleptik
Aroma
Nilai Organoleptik Warna (Numerik)
Pengaruh Konsentrasi Natrium Metabisulfit Dan Lama Perendaman Keripik
Kentang Terhadap Nilai Organoleptik Warna (Numerik)
Dari daftar analisis sidik ragam (lampiran ) dapat dilihat bahwa lama penyimpanan
berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik warna keripik kentang.
Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai organoleptik warna keripik kentang yang
dihasilkan pada Tabel 17. untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Uji LSR efek utama lama penyimpanan terhadap warna (%)
Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa penyimpanan 0 minggu berbeda tidak nyata terhadap
perlakuan 1 minggu dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan 2 minggu, 3 minggu dan 4
minggu. Perlakuan 1 minggu berbeda sangat nyata terhadap perlakaun 2, 3 dan 4 (minggu).
Perlakuan 2 minggu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan 3 dan 4 minggu. Perlakuan 3
minggu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan 4 minggu. Nilai organoleptik warna tertinggi
terdapat pada perlakuan 0 minggu , yaitu sebesar 3.80 dan terendah pada perlakuan minggu ke-4
yaitu sebesar 3.43. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Semakin lama penyimpanan
3.5
3.4
3.3
3.2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
LAMA PENYIMPANAN (MINGGU)
Dari daftar analisis sidik ragam (lampiran ) dapat dilihat bahwa lama
keripik kentang yang diawetkan. Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap
nilai organoleptik tekstur ikan yang diawetkan dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Uji LSR efek utama lama penyimpanan terhadap tekstur (%)
Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa penyimpanan 0 minggu berbeda tidak nyata
terhadap perlakuan 1 minggu dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan 2 minggu, 3
minggu dan 4 minggu. Perlakuan 1 minggu berbeda sangat nyata terhadap perlakaun 2, 3
dan 4 (minggu). Perlakuan 2 minggu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan 3 dan 4
minggu. Perlakuan 3 minggu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan 4 minggu. Nilai
organoleptik tekstur tertinggi terdapat pada perlakuan 0 minggu , yaitu sebesar 3.85 dan
terendah pada perlakuan minggu ke-4 yaitu sebesar 3.48. Hubungan antara lama
penyimpanan terhadap nilai organoleptik tektur dapat dilihat pada Gambar 14.
NILAI ORGANOLEPTIK TEKSTUR
3.9
3.8 f(x) = − 0.09 x + 3.84
3.7 R² = 1
3.6
3.5
3.4
3.3
3.2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
LAMA PENYIMPANAN (MINGGU)
14