Anda di halaman 1dari 49

HUKUM BISNIS (BUSINES LAW)

Fakultas Ekonomi,Akuntansi S-1 UNIKA ST.THOMAS.


Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia.
oleh : Kosman Samosir,SH,MH
PENGERTIAN HUKUM
Serangkaian peraturan sebagai code of conduct yang berfungsi mengatur
dan memelihara kepentingan manusia baik kepentingan individual
(perseorangan) maupun kepentingan yang bersifat kemasyarakatan (umum)
dan yang bertujuan demi ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat.
Kepentingan manusia:
-bersifat individual (kepentingan itu mempunyai akibat hanya bagi orang itu
sendiri).
-bersifat kemasyarakatan (kepentingan yang juga mempunyai akibat bagi
masyarakat lain/umum, tidak hanya bagi orang tertentu).
TUJUAN UMUM HUKUM
Demi terwujudnya ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat
Tujuan khusus Hukum:
1. Adanya keadilan: Keadilan komutatif dan keadilan distributif.
2. Adanya kepastian hukum
3. Adanya kebahagiaan masyarakat
RUANG LINGKUP HUKUM BISNIS.

 Ruang Lingkup Hukum Bisnis dilihat dari beberapa komponen:


a Komponen Pelaku Bisnis (subyek, pelaku bisnis/perusahaan), ruang lingkup (cakupan)
Hukum Bisnis terdiri dari:
1. Hukum tentang Perseroan Terbatas yaitu UU No. 40 Tahun 2007,
2. Hukum tentang BUMN, PERUM, Perseroan yaitu UU No.19 Thn 2003,
3. Hukum tentang Yayasan( UU No. 16/2001),Koperasi (UU No. 25 Tahun 1992,
4. Hukum tentang Firma (Fa), CV, Perseroan Perdata(Partnership) yang diatur
pada KUH Perdata dan KUH Dagang.
b. Komponen Perbuatan Pelaku Bisnis (Kegiatan Usaha), meliputi:
1. Hukum Kontrak (Perjanjian), ekspor impor, penanaman modal,
2. Hukum Lingkungan, perijinan, ketenagakerjaan, perpajakan, pasar modal,
3. Hukum Persaingan Usaha, Hukum Perlindungan Konsumen,dll.
c. Komponen Asset(Harta Kekayaan Pelaku Bisnis/obyek dimana harta tersebut dapat
berupa Benda bergerak, benda tetap(tidak bergerak) dan benda tidak bertubuh(Hak Kekayaan
Intelektual/HKI,Tagihan/Piutang), Hukum Bisnis meliputi Hukum Benda, Hukum Agraria,
Hukum Jaminan dan HKI
d. Komponen Permodalan/Pembiayaan, meliputi H.Perbankan, H.Pembiayaan non
perbankan,leasing, sewa beli, modal ventura, Factoring, komoditi berjangka dll.
Fungsi dan Konsep Hukum Bisnis
 FUNGSI HUKUM BISNIS :
1. Dengan mempelajari Hukum Bisnis, pelaku usaha dan mhswa memahami proses bagaimana
masalah/persoalan hukum di bidang bisnis, dapat diselesaikan,
2.Mahasiswa dan pelaku usaha memahami adanya aneka ragam nilai-nilai dalam masyarakat
dimasukkan kedalam sistematika hukum,
3. Mahasiswa dan pelaku usaha memahami HUKUM sebagai rambu-rambu bagi lalu lintas bisnis dan
mampu memecahkan masalah bisnis dari sudut hukum(legal).Pasal 1332 KUH Perdata.
 KONSEP HUKUM BISNIS TERDIRI DARI:
1. KONSEP MAKSIMALISASI, hukum menjadi fasilitator peningkatan kualitas dan kuantitas
barang/jasa pada setiap kegiatan bisnis, (SNI), Perlindungan Konsumen,dll.
2. KONSEP KEADILAN dimana disamping maksimalisasi, aspek keadilan harus diperhatikan dalam
kegiatan bisnis. mis: Amdal,Corporate Social Responsibility,dll.
Jenis Keadilan terdiri dari Keadilan Komutatif dan Keadilan Distributif.
Keadilan komutatif berarti kepada setiap orang diberikan HAK yang sama tanpa memperhitungkan
besar kecilnya JASA atau pengorbanan masing-masing.> (prinsip sama rata sama rasa)
Keadilan distributif artinya kepada setiap orang diberikan Hak sebanding dengan besar kecilnya
Jasa/pengorbanan masing-masing. (Proporsional., Kesebandingan).
3. KONSEP EFISIENSI dimana hukum diharapkan ikut mendukung penghematan waktu, tenaga
serta pengeluaran uang dalam kegiatan bisnis. Mis: biaya ijin,biaya perkara yg murah.
Ketiga konsep bersifat Integrated.
Contoh:Hukum Perbankan mengijinkan Bank menyalurkan Kredit kepada siapapun demi
Keuntungan (K.Maksimalisasi), tetapi Bank juga harus adil dan jangan diskriminatif(K.Keadilan),
sehingga ada SK. BI tentang Kredit Usaha Kecil(KUK) dan dewasa ini berupa KUR(Kredit Usaha
Rakyat)
Pengetahuan Dasar tentang Hukum.
 SUBYEK HUKUM :
Pengertian : Setiap pendukung hak dan kewajiban dalam hukum.
Siapa Subyek Hukum itu?
Manusia
Orang Badan Hukum Perdata: PT,Koperasi,Yayasan.
Badan Hukum
Badan Hukum Publik:Negara,BUMN,Propinsi,dll
 OBYEK HUKUM : Segala sesuatu yang dapat dimiliki, dikuasai ataupun
dinikmati oleh subyek hukum.Misalnya benda/barang ataupun jasa dan
kepentingan-kepentingan lainnya seperti kepentingan di bidang ekonomi/bisnis.
 Manusia menurut Hukum tidak pernah dapat dibuat sebagai obyek hukum .
 Jual beli /perdagangan manusia (trafficking) tidak pernah sah( illegal)
menurut HUKUM, meski marak di praktek.
PEMBAGIAN DAN SUMBER-SUMBER HUKUM.

Hukum Perdata,Dagang,Bisnis
Menurut kepentingan:
 PEMBAGIAN HUKUM : Hukum Publik,Pidana,HTN
H.Mengatur
Menurut Kekuatan Mengikat :
H.Memaksa
Hukum mengatur adalah peraturan hukum yang dapat dikesampingkan melalui
kesepakatan para pihak.
Hukum memaksa adalah peraturan hukum yang wajib ditaati siapapun.
 SUMBER-SUMBER HUKUM adalah tempat dimana peraturan-peraturan
Hukum dapat ditemukan.
1.Undang-Undang 3. Traktat 5. Doktrin
2.Kebiasaan/H.Adat 4. Yurisprudensi
Manusia dan Badan Hukum sebagai Subyek Hukum
 Syarat manusia sebagai subyek hukum, masih hidup, cakap bertindak dalam hukum yakni sudah
dewasa, sehat akal pikiran dan perilakunya. Khusus, janin dalam kandungan dapat menjadi
subyek hukum bila kepentingannya menghendaki(Ps 2 KUH Perdata)
Dewasa adalah 18 tahun keatas (UU No. 1 Tahun 1974), atau telah kawin sebelum 18 tahun.
Sehat pikiran dan perilaku berarti bukan pemabuk, pemboros, ataupun penjudi.
 Syarat Badan Hukum sebagai subyek hukum.
Badan hukum adalah suatu badan yang sengaja diciptakan manusia dan kepadanya diberi hak
dan kewajiban hukum seperti manusia.
SYARAT MATERIL BADAN HUKUM PERDATA (PERSEROAN TERBATAS):
1. memiliki harta kekayaan tersendiri terlepas dari harta pribadi pengurus atau pendiri,
2. mempunyai tujuan tersendiri yang terlepas dari tujuan pribadi para pendiri dan pengurus,
3. mempunyai kepentingan tersendiri, misalnya untuk menggugat/menuntut orang lain,
4. mempunyai struktur organisasi yang teratur, ada pembagian tugas dan wewenang, ada
pembatasan tanggung jawab para pendiri dan pengurus.
SYARAT FORMIL, ada perjanjian pendirian PT antara 2 orang atau lebih dengan akte notaris,
dan selanjutnya akte pendirian PT itu disahkan oleh Kementeria Hukum dan HAM serta di-
umumkan pada Berita Negara.
Undang-undang, kebiasaan,traktat,yurisprudensi &Doktrin
 Undang-undang adalah produk hukum yang dibuat oleh badan legislatif Negara.
contoh;UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, UU No. 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas, UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, dll.
 Hukum Kebiasaan (Hukum Adat) merupakan peraturan hukum yang tidak tertulis
dan hidup di dalam masyarakat (The living law in society) dan Hukum Kebiasaan Internasional
seperti Incoterms 2000, UCP Paris (Uniform Customs and Practises on Documentary Credit)
tentang L/C.
contoh lain ; Hukum Adat Batak, Hukum Adat Minangkabau, Hukum Adat Jawa, dll.
 Traktat (Treaty) adalah produk hukum yang berasal dari perjanjian antara dua negara (bilateral).
 Contoh; Perjanjian ekstradisi antara negara Indonesia dengan Australia 2004,Perjanjian
perdagangan bebas antara Indonesia dengan China 2011,dll
 Yurisprudensi adalah produk hukum yang bersala dari keputusan pengadilan yang sudah
berkekuatan hukum tetap.
 Contoh; Keputusan Mahkamah Agung No.179 K/Sip/1963 tentang persamaan kedudukan laki-
laki dan perempuan sebagai ahliwaris orang tua.
 Doktrin adalah pendapat sarjana/ahli hukum yang dikutip oleh hakim dalam putusan
Pengadilan.
HUKUM dan EKONOMI
1. Hukum dan Ekonomi merupakan 2 bidang kehidupan bernegara , berbangsa dan bermasyarakat
yang berbeda tetapi saling berkaitan,
2. Hukum dan Ekonomi sama sama mengenai tingkah laku Manusia,
3. Hukum dan Ekonomi sama sama tumbuh dan berkembang di tengah tengah masyarakat,
4. Hukum dan Ekonomi sama sama mempunyai tujuan yang sama yakni Keadilan dan Kesejahteraan
Masyarakat.
 Fungsi Hukum di bidang Ekonomi:
1; Sebagai dasar/landasan dan penentu arah Pembangunan Ekonomi : Hukum sebagai Rule of Game.
2. Sebagai alat legitimasi terhadap perilaku dan kebijakan di bidang ekonomi: OJK menjadi
pengawas
lembaga lembaga keuangan termasuk Fintech, Pinjol dll
3. Sebagai alat kontrol/pengendali atas penyimpangan yang terjadi di bidang ekonomi. TIPIKOR
 Definisi Hukum Ekonomi menurut E.Utrecht adalah Peraturan hukum privat dan publik yang
mengatur dan memimpin aktivitas Individu dan Pemerintah di bidang perekonomian.
 Isi Hukum Ekonomi adalah Peraturan peraturan di bidang perekonomian yang terdiri dari :
- peraturan publik maupun privat,
- mengatur tingkah laku individu dan pemerintah,
- untuk menjamin kepentingan individu dan kepentingan bersama,
- terkait dengan sistem ekonomi yang dianut,
-berkaitan dengan kemakmuran.
Cakupan dan Pembagian Hukum Ekonomi
Cakupan Hukum Ekonomi menurut G.Schrans Terdiri dari :
1. Kaedah dasar Hukum Ekonomi,
2. Kedudukan Hukum Pelaku ekonomi,
3. Kaedah Hukum yang memperhatikan kepentingan umum,
4. Kaedah yang mengatur struktur kebijaksanaan ekonomi Pemerintah,
5. Kaedah yang mengrahkan kehidupan perekonomian,
6. Ada hubungan hukum dengan ekonomi.
Pembagian Hukum Ekonomi menurut Sunaryati Hartono terdiri dari:
1. Hukum Ekonomi Pembangunan yang berkaitan dengan peningkatan dan pengembangan
kehidupan perekonomian nasional,
2. Hukum Ekonomi Sosial yang berkaitan dengan pembagian haasil pembangunan bagi ma-
syarakat.
Kesimpulan :
Hukum Ekonomi merupakan aturan hukum yang berkaitan dengan ekonomi yang meliputi
peraturan dan pemikiran hukum mengenai ekonomi termasuk aspek pembangunan
ekonomi (perencanaan, penataan dan regulasi), aspek perlindungan kepentingan ekoonomi
masyarakat (sosial) dan aspek bisnis yang mengandung unsur untung dan rugi.
Dengan demikian Hukum Bisnis merupakan bagian dari Hukum Ekonomi.
Sistem Perekonomian Indonesia
• Sistem Perekonomian :
1. Sistem Liberalisme (Kapitalisme),
2. Sistem Komunisme,
3. Sistem Sosialisme.
ad.1. Liberalisme (Kapitalisme) :
- Kebebasan sepenuhnya kepada produsen dan konsumen untuk mengurus kepen-
tingan ekonominya sendiri,
- Sumber sumber produksi dikuasai oleh individu/rakyat,
- Harga ditentukan oleh mekanisme pasar.
ad.2. Komunisme :
- Seluruh kegiatan ekonomi dilaksanakan dan dikendalikan langsung oleh Pemerintah,
- Seluruh potensi ekonomi dikuasai Negara,
- Kebebasan berbisnsi dihapus.
ad.3. Sosialisme :
-Jalan tengah atau campuran antara komunisme dengan liberalisme,
-Ada campur tangan Negara dan ada kebebasan individu atau rakyat.
Indonesia menganut sistem Campuran. Dasar Hukumnya Pasal 33 UUD RI 1945.
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
artinya sistem ekonomi yang dikembangkan tidak liberalis/individualis,
2. Cabang cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat orang banyak dikuasai
oleh negara.
Lanjutan sistem perekonomian Indonesia

3. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Nega-
ra dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi de-
ngan pinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional,
5.Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.
HUKUM PERUSAHAAN

 PERUSAHAAN adalah setiap badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap
dan terus menerus, didirikan, bekerja di wilayah Republik Indonesia untuk mencari keuntungan dan
atau laba. (Pasal 1 huruf b UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan).
PENGUSAHA adalah setiap orang perorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan
suatu jenis perusahaan.
USAHA adalah setiap per buatan atau kegiatan yang dilakukan orang perseorangan, persekutu an
atau badan hukum secara tetap dan terus menerus di bidang perekonomian dengan tujuan untuk
mencari keuntungan dan atau laba.
Perusahaan Negara (BUMN)dapat berbentuk Badan Hukum Perusahaan Umum dan Per usahaan
Perseroan (PT.Persero).UU No.19 Tahun 2003.
PERUM adalah perusahaan yang didirikan pemerintah dengan tujuan untuk memperluas pelayanan
kepentingan umum. Modal sudah dipisahkan, tujuan melayani kepentingan umum tetapi boleh
mencari keuntungan atau laba dalam rangka menunjang tugas pelayanan umum tersebut.
PERUSAHAAN PERSERO merupakan perusahaan yang didirikan pemerintah dimana modalnya
sengaja dipisahkan dengan tujuan mencari keuntungan dan atau laba disamping untuk melayani
kepentingan umum. PT. BRI (Persero) dimana sahamnnya dapat dijual kepada masyarakat (go
public).
PERUSAHAAN SWASTA

 BENTUK PERUSAHAAN SWASTA;


 1. USAHA PERSEORANGAN’
 2. PERSEKUTUAN PERDATA ( PARTNERSHIP),
 3. FIRMA ( Fa)
 4. Perseroan Komanditer (CV),
 5 Perseroan Terbatas (PT)
 6. Koperasi
 Disamping Perusahaan Negara dan Perusahaan Swasta, dikenal Perusahaan Asing dimana
perusahaan tersebut dimsahaan dmiliki oleh orang asing atau badan hukum asing. Suatu perusahaan
asing yang investasi di Indonesia harus berbadan hukum Indonesia yakni Perseroan Terbatas (PT)
sesuai dengan UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
 Usaha Perseorangan merupakan suatu badan usaha yang modal usahanya dimiliki sendiri oleh
perseorangan . Dalam hal ini tidak ada kerjasama bisnis dengan orang lain.
 Persekutuan Perdata (Partnership, MaatchaapVennotchaap, MV) merupakan jenis perusahaan
dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk menjalankan suatu usaha secara bersama
sama dan masing-masing memberikan pemasukan (inbreng) dan bertujuan untuk membagi
keuntungan karenanya (Pasal 1618 KUH Perdata). Inbreng para pihak dapat berupa uang, barang dan
tenaga/keterampilan.
FIRMA

 Firma (Fa) artinya nama bersama.


 Perseroan Firma menurut isi pasal 16 KUH Dagang adalah tiap-tiap perserikatan yang
didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan dibawah satu nama bersama.
 Contoh: Fa TISANI dengan anggota Tiur, Sandra, dan Nita.
 Pada Fa TISANI di atas maka ketiga anggota menjadi pengurus Firma yang disebut sebagai
Direksi. Mereka disebut sebagai pesero pengurus/komplementer/aktif.
Pertanggungjawaban mereka disebut tanggungjawab RENTENG(bersama-sama/solider)
baik per tanggungjawaban kedalam perusahaan (Internal) maupun pertanggungjawaban
keluar (Eksternal/kepada pihak ketiga). Apabila Tiur meminjam uang 10 juta rupiah
kepada pihak luar (Maria Ozawa), maka utang tersebut dapat dituntut pembayarannya oleh
Maria Ozawa dari Sandra dan Nita, tidak hanya kepada Tiur semata
 Modal Firma berasal dari harta pribadi para anggota baik berupa barang maupun uang
yang sengaja dipisahkan. Jika Fa TISANI bangkrut maka semua utang perusahaan ditutupi
dari harta kekayaan Fima yang dahulu dipisahkan beserta harta pribadi para anggota.
Pembayarannya disesuaikan dengan perbandingan modal masing-masing. Hal ini terjadi
karena Fa tidak mempunyai harta kekayaan tersendiri, karean Fa bukan Badan Hukum.
 Firma boleh didirikan secara lisan dan tertulis. Jika tertulis, harus dengan akte notaris.
PERSEROAN KOMANDITER (cv)

 Menurut pasal 19 KUH Dagang, Perseroan Komanditer adalah perusahaan sebagai hasil
kerjasama dalam menjalankan usaha antara beberapa orang anggota yang
bertanggungjawab secara pribadi untuk seluruh utang dengan satu atau beberapa orang
pelepas uang. CV (Comanditaire Vennotchaap).
 Perseroan komanditer memiliki 2 jenis sekutu/pesero yaitu sekutu aktif(sekutu
komplementer) dan sekutu pasif(sekutu komanditer).
 Sekutu komplementer merupakan anggota pengurus persekutuan yang
bertanggungjawab penuh terhadap maju -mundurnya perusahaan sampai ke harta
pribadi. Mereka secara bersama-sama(solider/renteng)mengurus perusahaan(Direksi) .
 Sekutu Komanditer disebut sekutu pelepas uang yang tidak ikut sama sekali dalam
kepengurusan perseroan. Pelepas uang hanya menanamkan sejumlah modal pada CV
dan hanya bertanggungjawab sebatas modal yang dimasukkan, mana kala perusahaan
mengalami kerugian.(Tanggungjawab terbatas).
 CV merupakan Firma plus pelepas uang.
 Pendirian CV dapat dilakukan secara lisan dan tertulis. Jika tertulis maka melalui akte
notaris. (FRANCHISE=WARALABA)
Perseroan terbatas (PT)
 PT disebut juga NV (Naamlooze Vennootschap) yaitu perusahaan tanpa nama , atau Company Limited
(Co.Ltd).
 PT merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi atas saham.
 UU PT adalah UU No 40 Tahun 2007. PT merupakan Kumpulan modal. Pendiri PT cukup 2 orang. Modal
Dasar PT umumnya minimal 50 juta rupiah, 25 % harus sudah ditempatkan dan disetor para pemegang
saham pendirinya. Khusus untuk PT berupa Bank, modal dasarnya milyaran rupiah(khusus).
 PT merupakan Badan Hukum yang kedudukannya sama seperti manusia, sehingga PT dapat mempunyai
harta kekayaan tersendiri diluar harta para pemegang saham, direksi dan Komisaris.
 Ciri- ciri Badan Hukum;memiliki harta kekayaan tersendiri,mempunyai tujuan sendiri, kepentingan
sendiri dan organisasinya teratur dengan pembagian tugas yang terpisah.
 Pendirian PT terdiri dari tahap perjanjian pendirian PT oleh para pendiri dengan akte Notaris, tahap
Pengesahan PT sebagai Badan Hukum ke Kementerian Hukum dan HAM dan tahap Pengumuman dalam
Tambahan Berita Negara setelah pendaftaran perusahaan menurut UU wajib daftar perusahaan(UU No.3
Tahun 1982).
 Dalam UU PT diatur secara khusus tentang Corporate Social Responsibility (CSR) dimana perusahaan
mempunyai tanggungjawab sosial terhadap masyarakat, sehingga pengurus PT harus memperhatikan
aspek lingkungan dan aspek sosial lainnya.
 CSR perseroan berupa komitmen untu berperanserta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kuaitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perseroan sendiri, komunitas
setemoat dan masyarakat pada umumnya (Pasal 74 UU PT)..
 Organ PT terdiri dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), Direksi dan Komisaris. Ketiga organ terse but
mempunyai tugas tersendiri sebagaimana ditegaskan dalam UU.

koperasi

 UU Koperasi adalah UU No.17 Tahun 2012.


 Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan asas kekeluargaan.
 Koperasi merupakan kerjasama antara beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama
yakni kesejahteraan para anggota.. Koperasi merupakan kumpulan orang yakni orang-
orang yang kurang mampu yang ingin meringankan beban hidup mereka. Koperasi
dikelola sesuai dengan asas kekeluargaan, kebersamaan dan gotong royong dan berwatak
sosial.
 Menurut UU No.25 Tahun 1992 tentang Koperasi, jenis koperasi terdiri dari koperasi
primer dan koperasi sekunder. Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh
perseorangan dengan minimal 20 orang sebagai anggotanya. Koperasi sekunder
merupakan koperasi yang didirikan oleh minimal 3 koperasi primer.
 Koperasi merupakan Badan Hukum, dengan tahapan pembuatan akte notaris untuk
pendirian, pengesahan badan hukum ke Kementerian hukum dan HAM se rta
pengumuman di Tambahan Berita Negara.
 Organ Koperasi terdiri dari Rapat Anggota. Pengurus dan Pengawas Koperasi.
HUKUM PERJANJIAN(Kontrak Bisnis)
by; K0sman Samosir,sh,mh

 PERIKATAN DAN PERJANJIAN


• Perikatan ( Verbintenis) adalah HUBUNGAN yang terjadi diantara dua orang atau lebih yang terletak di dalam
lapangan harta kekayaan dimana pihak yang satu berhak atas suatu prestasi dan pihak lainnya wajib memenuhi
prestasi itu. (Prof.Dr.Mariam Darus Badrulzaman).

• Perikatan yang dimaksud harus berupa HUBUNGAN HUKUM, bukan moral atau sosial.

• Unsur-unsur Perikatan
1. Hubungan Hukum yaitu hubungan-hubungan yang mempunyai akibat hukum.

2 Bersifat Harta Kekayaan yaitu hubungan yang ada kaitannya dengan hak-hak kekayaan seseorang yang dapat
dinilai secara ekonomis/bernilai uang. Misalnya Benda-dan jasa yang bernilai uang. Jaman modern, hubungan
yang menyentuh rasa keadilan masyarakat,juga dapat dinilai dengan uang. Misalnya cacat badaniah seseorang
yang mengalami kecelakaan diberi ganti rugi sejumlah uang.

3 Bersifat Ius in Personam: Ada Hubungan seseorang dengan orang lain menyangkut suatu benda.

4 Obyeknya adalah PRESTASI (ps 1234),Menyerahkan sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu

5 Terdapat pihak-pihak/subyek /pelaku.


Sumber Perikatan
 Sumber Perikatan artinya tempat dimana perikatan /hubungan hukum dapat ditemukan.

 Dasar hukum pasal 1233 KUHPerdata, Perikatan dapat ditemukan di Perjanjian/Persetujuan dan di Undang-undang.

 Pasal 1352, Perikatan yang ditemukan di UU dapat terjadi dari UU semata dan dari UU sebagai akibat perbuatan orang.

 Dari UU semata-mata artinya dengan terjadinya suatu peristiwa hukum tertentu mengakibatkan lahirnya Perikatan tanpa
adanya kesepakatan para pihak. Misalnya dengan peristiwa Kelahiran anak, dengan sendirinya ada perikatan/hubungan
hukum antara anak dengan orangtuanya. Peristiwa Kematian Orangtua dengan sendirinya menurut UU lahir Perikatan
dengan ahli warisnya di bidang Harta Peninggalan. Peristiwa Daluarsa dengan sendirinya menimbulkan perikatan yakni
daluarsa untuk dibebaskan dari kewajiban atau malah seseorang mendapatkan suatu hak.

 Dari UU sebagai akibat Perbuatan Orang, artinya dengan perbuatan seseorang timbullah akibat hukum tertentu yang
ditegaskan UU

 Perbuatan Orang dibagi 2 yakni perbuatan orang yang dibolehkan UU (Zaakwaarneming/perwakilan sukarela pasal 1354,)
dan perbuatan yang melanggar UU(Onrechmatigedaad,tort, unlawful act ,1365).

 Prof.Dr.Mariam Darus mengatakan bahwa perikatan yang paling penting adalah yang bersumber dari
Perjanjian/Kontrak/Persetujuan, Agreement,Overeenkomst. Definisi Perjanjian diatur pada pasal 1313 yakni suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
 Menurut pasal 1234,ada 3 Bentuk Perikatan yakni untuk memberikan sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu.
Hubungan Perikatan dengan Perjanjian
 Perjanjian merupakan salah satu penyebab lahirnya suatu perikatan, di samping UU (Pasal
1233). Contoh ; Perjanjian Jual beli Tanah antara A dan B mengakibatkan adanya
ikatan/hubungan hukum antara A sebagai Penjual dengan B sebagai Pembeli. Ikatannya adalah
bahwa dengan Jual beli itu, A terikat untuk menyerahkan tanah kepada B dan di pihak lainnya,B
terikat untuk membayar harga tanah kepada A.

 Perikatan merupakan ISI dari suatu Perjanjian. ISI jual beli tanah di atas adalah A terikat untuk
menyerahkan Tanah, B terikat untuk membayar harga tanah.

 Perbedaan Perikatan dengan Perjanjian;


* Perjanjian bersifat konkrit/nyata, perikatan bersifat abstrak,
* Tidak semua perjanjian merupakan perikatan hukum,
* Satu perjanjian dapat melahirkan satu atau lebih perikatan.

 Hapusnya suatu perjanjian akan menghapuskan seluruh perikatan yang ada,

 Hapusnya suatu perikatan belum tentu menghapuskan perjanjiannya.


Pengertian Perjanjian (Kontrak)
 Pengertian Perjanjian terdapat pada pasal 1313 KUH Perdata yakni suatu perbuatan dengan mana
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.

 Perbuatan itu harus konkrit berupa ucapan atau tindakan secara fisik/nyata, tidak cukup hanya
dalam pikiran semata. Subyeknya ada 2 pihak yang bekerjasama atau berhadap-hadapan; 1 pihak
boleh terdiri dari 1 orang atau lebih. Dalam suatu perjanjian terdapat kesanggupan dari para pihak
untuk melakukan atau berbuat sesuatu dan kalau kesanggupan itu diingkari, akan mempunyai
sanksi hukum (Asas Kerbau dipegang talinya, manusia dipegang janjinya, Hata do pagar).

 Perbuatan para kontraktan mesti menyangkut HARTA KEKAYAAN yakni hak-hak kekayaan
seseorang yang dapat dinilai dengan uang (Buku II KUH Perdata tentang kebendaan), bukan
perjanjian moral atau perjanjian suami isteri dalam perkawinan.

 Pada Buku II dibahas Ius in re sedangkan pada Buku III dibahas Ius in personam.

 Ius in re artinya hubungan hukum antara seseorang dengan suatu benda, ius in personam artinya
hubungan hukum antara seseorang dengan seseorang lainnya menyangkut suatu benda.
Kelemahan Pengertian Perjanjian pasal 1313
1. Istilah “ PERBUATAN” terlalu luas sehingga perbuatan itu dapat diinterpretasikan sebagai
perbuatan hukum, perbuatan moral dan sosial. Harusnya ditegaskan hanya berupa perbuatan
hukum

2. Istilah “ satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang atau lebih”, menunjukkan
kelemahan bahwa sepertinya inisiatif /niat atau motif untuk mengikatkan diri dalam suatu
perjanjian hanya timbul/berasal dari salah satu pihak saja, pada hal inisiatif untuk mengikatkan
diri dalam suatu perjanjian dapat lahir dari kedua belah pihak. Contoh; perbuatan si A
mengikatkan diri DENGAN si B.

3. Obyek Perjanjian sama sekali tidak dicantumkan dalam rumusan pengertian perjanjian pada
pasal 1313 KUH Perdata. “Di bidang apakah atau dalam hal apakah para pihak mengikatkan diri”.
Perbuatan A mengikatkan diri terhadap B di bidang apa?. Seharusnya dirumuskan bahwa
perbuatan tersebut di bidang/lapangan harta kekayaan.

Rumusan perjanjian selengkapnya adalah Perbuatan/tindakan hukum dimana satu orang atau lebih
berdasarkan kesepakatan mengikatkan diri terhadap satu orang atau lebih atau kedua belah
pihak saling mengikatkan diri dalam lapangan harta kekayaan.
Unsur-unsur dan bentuk-bentuk Perjanjian
 Suatu perjanjian mempunyai elemen/unsur-unsur ;

1. Unsur Esensialia (bagian pokok/inti) yakni elemen atau bagian yang mutlak harus ada pada suatu
perjanjian. Pada suatu perjanjian jual beli, mutlak harus ada subyeknya dan obyek yang diperjualbelikan.

2. Unsur Naturalia yakni unsur bawaan sebagaimana diatur dalam undang-undang akan tetapi para pihak
dapat menyingkirkan unsur tersebut karena undang-undang hanya bersifat mengatur. Misalnya dalam
suatu jual beli, maka biaya penyerahan barang seharusnya ditanggung penjual tetapi disepakati dibayar
pembeli.

3. Unsur accidentalia (penunjang,penambah) yakni para pihak dapat menambah syarat-syarat tertentu
dalam suatu perjanjian karena ketentuan undang-undang tidak melarangnya atau tidak mengatur secara
tegas. Contoh tentang penentuan domisili, dan hak retensi dalam perjanjian pemberian kuasa.

 Bentuk-bentuk Perjanjian;
1. Perjanjian lisan (tidak tertulis),
2. Perjanjian tertulis, di bawah tangan, dan akte otentik, perjanjian formil.
Kelebihannya terdapat kepastian hukum dan demi pembuktian yang lebih
tegas.
Asas-asas Hukum Perjanjian
 Asas bersifat mengatur yakni bahwa sebahagian besar ketentuan-ketentuan hukum perjanjian yang diatur dalam
Buku III KUH Perdata dapat dikesampingkan/disingkirkan oleh para pihak melalui kesepakatan, sehingga
ketentuan-ketentuan yang ada pada Buku III hanya sebagai hukum pelengkap.

 Asas kebebasan berkontrak artinya bahwa setiap orang bebas untuk mengadakan perjanjian dengan siapapun
(Who), mengenai apapun (What), kapanpun (When) , dimanapun (Where) dan dengan persyaratan-persyaratan
apapun (How). Prinsip 5W. Dasar hukumnya pasal 1338 ayat (1), pada istilah “SEMUA”. Asal mula Freedom of
contract adalah dari Freedom of wants pada Human Rights.

 Asas Pacta Sunt Servanda(Asas bahwa janji harus ditepati). Dasar hukum pasal 1338 ayat (1)….perjanjian yang dibuat
secara sah, berlaku sebagai Undang-Undang. Isi janji itu kekuatannya sama dengan UU yang mengikat kedua belah
pihak. Orang batak “Togu uratni bulu,toguan uratni padang. Togu nidokni uhum,toguan nidokni padan”.

 Asas Konsensualisme artinya suatu kontrak telah sah sejak saat tercapainya kata sepakat dari kedua belah pihak
mengenai suatu obyek perjanjian. Dasar Hukum pasal 1320 KUH Perdata.

 Asas Obligatoir artinya bahwa dengan tercapainya kata sepakat dari kedua belah pihak,maka timbullah kewajiban
para pihak untuk melakukan penyerahan.

 Asas Keseimbangan artinya bahwa kedudukan kedua belah piahk dalam suatu perjanjian adalah seimbang. Vide
pasal 1321 dan Penyalahgunaan keadaan.
Syarat-syarat sahnya suatu Perjanjian
Menurut pasal 1320 KUH Perdata, terdapat 4 syarat sahnya suatu perjanjian yaitu;
1. Kesepakatan para pihak,
2. Kecakapan para pihak,
3. Perihal tertentu,
4. Kausa yang halal.
Syarat tentang kesepakatan dan kecakapan (1 dan2) disebut sebagai syarat Subyektif yakni syarat yang
berhubungan dengan diri para subyek/pelaku perjanjian. Apabila salah satu syarat itu tidak dipenuhi para
pihak, mak a perjanjian yang mereka lakukan dikatakan dapat dibatalkan (Voidable), artinya perjanjian yang
diadakan para pihak tetap dianggap sah selama tidak ada pihak yang dirugikan yang menuntut pembatalan
perjanjian.
 Syarat tentang perihal tertentu dan kausa yang halal (3 dan 4) disebut sebagai syarat Obyektif yakni
syarat yang berhubungan dengan obyek perjanjian. Apabila salah satu dari syarat obyektif dilanggar para
pihak, maka perjanjian yang mereka buat disebut batal demi hukum (Null and void), artinya perjanjian
mereka secara otomatis batal dan dianggap tidak pernah terjadi.(Zero to Zero).
 Kesepakatan (Deal)adalah pertemuan kehendak para pihak yakni bahwa apa yang dikehendaki salah
satu pihak, juga dikehendaki oleh pihak yang lainnya.
 Kecakapan para pihak adalah bahwa para pihak sudah dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya
secara mandiri. Ukurannya bahwa para pihak sudah dewasa. Ukuran dewasa adalah 21 tahun keatas..
Dewasa ini ,ukuran dewasa di Indonesia adalah 18 tahun ke atas.
 Suatu Hal tertentu adalah tentang obyek perjanjian yakni adanya suatu benda/barang yang minimal
ditentukan kualitas dan kuantitas benda /barang yang dibuat sebagai pokok/obyek kontrak.
 Kausa yang halal menyangkut maksud dan tujuan perjanjian dimana perjanjian tidak boleh bertentangan
dengan Undang-undang, Ketertiban umum dan Keusilaan.
 Jika keseluruhan syarat diatas dipenuhi para pihak ,maka perjanjian tersebut sah secara hukum yang
berakibat ke pasal 1338 KUH Perdata.
Kesepakatan para pihak (Toestemming,DEAL)
 Pengertian Kesepakatan adalah pertemuan antara dua kehendak dimana kehendak pihak pertama
saling isi mengisi dengan kehendak pihak yang kedua dalam suatu perjanjian. (Ada pertemuan
kehendak A dengan Kehendak B).

 Tahapan Kontrak terdiri dari tahap Pra kontrak, tahap Kontrak dan Tahap Post Kontrak. Tahap
Pra kontrak adalah tahap Perundingan (negosiasi), Kontrak adalah hasil dari perundingan
melahirkan kesepakatan dan kontrak ditandatangani para pihak. Post kontrak adalah fase setelah
(post) kontrak ditandatangani para pihak ,maka lahirlah pelaksanaan isi kontrak berupa
pelaksanaan hak dan kewajiban.

 Sebelum suatu kontrak terjadi, maka langkah awal dimulai dari adanya Penawaran (Offer) suatu
barang atau jasa dari salah satu pihak, selanjutnya pihak yang lainnya menerima penawaran
tersebut (Acceptance) dengan adanya Perundingan (Negosiasi). Jika negosiasi berhasil, barulah
terjadi kesepakatan dan dengan Kesepakatan tersebut, lahirlah Perjanjian.

 Offer (Penawaran) adalah pernyataan kehendak seseorang yang berkeinginan untuk mengadakan
perjanjian dengan orang lain. Pihak yang menawarkan disebut “Offeror”. Acceptance (Penerimaan )
adalah persetujuan tanpa syarat oleh seseorang yang menerima tawaran dari si pemberi tawaran
Kesepakatan para pihak (Toestemming,DEAL)
 Pengertian Kesepakatan adalah pertemuan antara dua kehendak dimana kehendak pihak pertama
saling isi mengisi dengan kehendak pihak yang kedua dalam suatu perjanjian. (Ada pertemuan
kehendak A dengan Kehendak B).

 Tahapan Kontrak terdiri dari tahap Pra kontrak, tahap Kontrak dan Tahap Post Kontrak. Tahap
Pra kontrak adalah tahap Perundingan (negosiasi), Kontrak adalah hasil dari perundingan
melahirkan kesepakatan dan kontrak ditandatangani para pihak. Post kontrak adalah fase setelah
(post) kontrak ditandatangani para pihak ,maka lahirlah pelaksanaan isi kontrak berupa
pelaksanaan hak dan kewajiban.

 Sebelum suatu kontrak terjadi, maka langkah awal dimulai dari adanya Penawaran (Offer) suatu
barang atau jasa dari salah satu pihak, selanjutnya pihak yang lainnya menerima penawaran
tersebut (Acceptance) dengan adanya Perundingan (Negosiasi). Jika negosiasi berhasil, barulah
terjadi kesepakatan dan dengan Kesepakatan tersebut, lahirlah Perjanjian.

 Offer (Penawaran) adalah pernyataan kehendak seseorang yang berkeinginan untuk mengadakan
perjanjian dengan orang lain. Pihak yang menawarkan disebut “Offeror”. Acceptance (Penerimaan )
adalah persetujuan tanpa syarat oleh seseorang yang menerima tawaran dari si pemberi tawaran
Penawaran dan Penerimaan
 Unsur-unsur Penawaran terdiri dari;
1. Adanya kehendak yang nyata untuk terikat,
2. Ada ketentua janji,
3. Ada perbuatan pengkomunikasian.

 Contoh-contoh Penawaran dimana ada kehendak untuk terikat, ada janji dan pengkomunikasian:
1. Toko Suzuya Carrefour mempromosikan (advertise ) berupa Pembelian Celana Jeans merek “Levis”, discount 50%
selama Natal dan Tahun baru 2016, Persediaan Terbatas.

2. UNIKA ST.Thomas SU memasang spanduk penerimaan mahasiswa tahun 2016 dengan promosi bebas uang
pendaftaran untuk pendaftar pertama sampai dengan seratus.

3. Supir Mobil Angkot KPUM 69(Simalingkar-Belawan) dengan mobilnya melintas di Padang Bulan sambil
mengacungkan jari telunjuknya kepada para calon penumpang di pinggir jalan.

4. ParaTukang Becak di Simpang PEMDA memarkirkan becaknya sambil menunggu para penumpang.

 Suatu Penawaran barang dan jasa dapat ditujukan kepada;


1. Orang-orang tertentu saja (particular persons),
2. Sekelomok orang tertentu (a part group of persons)
3. Seluruh Dunia (Whole World)
Teori-teori tentang Kesepakatan
1. Teori Kehendak; Kesepakatan itu ada atau tidak, tergantung pada kehendak hati
yang subyektif dari para pihak yang mengadakan perjanjian. Kelemahannya
bahwa kehendak seseorang bisa berobah setiap saat.
2. Teori Pernyataan; Patokan adanya kesepakatan adalah apa yang telah dinyatakan
oleh para pihak dalam suatu perjanjian. Kelemahannya bahwa salah satu pihak
dapat keliru atau tidak sadar tentang pernyataannya ternyata salah secara tidak
sengaja. Mengatasi kelemahan itu adalah Teori “The reasonable man”.
3. Teori Kepercayaan ; Kesepakatan telah terjadi jika pernyataan para pihak
(kontraktan) secara obyektif/normal, saling membangkitkan
kepercayaan/keyakinan para pihak.
4. Teori normatif ; kesepakatan itu ada didasarkan kepada norma-norma hukum
yang erlaku di kalangan masyarakat dengan melihat cara dan keadaan di sekitar
para pihak.
 Teori kehendak merupakan teori tertua dan merupakan teori yang paling
banyak digunakan. Teori lain bersifat kasuistis.
Tidak Terjadinya Kesepakatan(ps.1321)
 Apabila ;
1. adanya kekhilafan (dwaling, mistake)
2. adanya paksaan (dwang,dures)
3. adanya penipuan (bedrog, fraud,)
4. adanya penyalahgunaan keadaan. (Yurisprudensi)
 Kekhilafan terjadi karena salah satu pihak dalam suatu perjanjian, orang tersebut
dipengaruhi oleh pandangan atau kesan yang ternyata salah/keliru. Keliri terhadap hakikat
barang, atau juga terhadap diri orang.
 Paksaan adalah suatu perbuatan seseorang yang menakut-nakuti seseorang yang lain
sehingga karena rasa takut tersebut, orang lain tersebut terpaksa melakukan ataupun
menandatangani suatu perjanjian. Paksaan itu diarahkan ke orang yang menadakan
kontrak, suami atau istri, dan keluarga salah satu pihak.

Penipuan adalah suatu tipu muslihat yang dipakai salah satu pihak sehingga pihak
lainnya bersedia mengadakan atau menandatangai kontrak. Penipuan itu harus
menyangkut hakikat suatu barang,
Teori kesepakatan dalam kontrak between absent persons

Latar belakang teori ini adalah perkembangan


teknologi komunikasi modern seperti, telepon, fax,
telegram dan internet yg melahirkan electronic
commerce (e-commerce and e-business etc).
 1. Teori pengiriman ; kesepakatan terjadi pada saat suratjawaban penerimaan
penawaran barang telah dikirimkan oleh penerima tawaran (offeree) kepada
offeror (pemberi tawaran).
 2. Teori pengetahuan; kesepakatan terjadi saat offeror telah mengetahui bahwa
penawarannya disetujui oleh offeree.
 3. Teori penerimaan; kesepakatan terjadi saat offeror telah menerima surat
jawaban penerimaan dari penerima tawaran (offeree). Hogeraad Belanda
mempedomani teori Penerimaan.
AKIBAT HUKUM SAHNYA PERJANJIAN
 Menurut isi Pasal 1338 KUH Perdata, ada 3 akibat hukum sahnya Perjanjian yaitu :
1. Semua perjanjian yang telah sah, berlaku sebagai Undang-undang bagi para pihak,
2. Perjanjian tidak boleh dibatalkan secara sepihak,
3. Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.
 Jika Perjanjian tidak dilaksanakan salah satu pihak karena adanya kesalahannya baik sengaja atau lalai
maka Orang itu dikatakan WANPRESTASI atau INGKAR JANJI.
 Bentuk-bentuk sesorang Wanprestasi ada 3 yaitu :
1. Salah satu pihak sama sekali tidak melaksanakan kewajibannya kepada pihak lainnya.
2, Salah satu pihak Terlambat melaksanakan kewajibannya kepada pihak lainnya.
3. Melaksanakan kewajibannya tetapi tidak sebagaimana diharapkan .
 Seseorang bisa tidak melaksanakan kewajiban kontraktualnya bukan karena kesalahannya tetapi oleh
karena adanya Force majeure/Keadaan memaksa/Kahar. Kahar adalah suatu keadaan dimana seseorang
tidak mampu lagi melaksanakan kewajibannya kepada pihak lainnya sebagai akibat adanya situasi yang
berada diluar kehendaknya dan hal tersebut terjadi bukan karena kesalahannya. contohnya : Banjir
Bandang, Perang, Kerusuhan, Bencana alam lainnya termasuk Covid 19. Dengan adanya Covid 19,
banyak kontrak entertainment, kontrak bisnis sepak bola dan olahraga hancur lebur,dll.
 Jika Force majeure terjadi, maka pihak yang tidakmelaksanakan kewajibannya tidak bisa dipaksa untuk
menanggung kerugian pihak lainnya. Untuk mengatasinya berlakulah ketentuan pembebanan Risiko
atau pembebanan kerugian yang timbul karena terjadinya Kahar. Risiko kerugian itu dibebankan keada
pihak yang belum melakukan kewajibannya.
 Untuk mengantisipasi Risiko inilah timbul Perjanjian Asuransi.
Kerugian dan Ganti rugi
Akibat Wanprestasinya salah satu pihak dalam suatu kontrak adalah bahwa pihak lainnya akan
mengalami kerugian. KERUGIAN dapat berupa kerugian materil dan kerugian immateril.
Pihak yang dirugikan dapat menuntut GANTI RUGI kepada pihak yang wanprestasi
Bentuk atau jenis Ganti rugi dapat berupa:
1. Biaya atau ongkos-ongkos yang telah dikeluarkan salah satu pihak akibat pihak lainnya
wanprestasi,
2. Rugi yakni kerugian pokok yang dialami salah satu pihak sebagai akibat wanprestasinya
pihak lainnya,
3. Bunga yakni keuntungan yang diharapkan salah satu pihak yang telah hilang sebagai
akibat wanprestasinya pihak lainnya.
Penyelesaian: Apabila Tuan A tidak menyerahkan Mobil yang dijual kepada Tuan B, sedangkan
Tuan B telah membayar Rp.200 juta, maka Tuan B telah mengalami kerugian paling sedikit
Rp.200 juta.
Tuan B dapat menuntut agar Tuan A menyerahkan mobil, atau Tuan B menuntut Ganti Rugi
kepada Tuan A.
Apabila Tuan A tidak bersedia menyelesaikan kasus tersebut secara damai, maka tuan B
selanjutnya dapat menggugat Tuan A melalui Pengadilan negeri dimana Tuan A berdomisili.
(Pasal 118 HIR).
MACAM-MACAM PERJANJIAN
1. Perjanjian Jual beli barang
2. Perjanjian Tukar menukar barang
3. Perjanjian sewa menyewa
4. Perjanjian melakukan pekerjaan, jasa, ketenagakerjaan dan pemborongan.
5. Perjanjian Persekutuan Perdata
6. Perjanjian Perhimpunan
7. Perjanjian Hibah
8. Perjanjian Penitipan barang
9. Perjanjian Pinjam pakai dan pinjam meminjam
10. Perjanjian untung untungan
11. Perjanjian pemberian Kuasa
12. Perjanjian Penanggungan Hutang
13. Perjanjian Perdamaian
14. Perjanjian Leasing, Franchising, Sewa Beli, Anjak Piutang, dll.
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
 Berakhirnya suatu perjanjian dapat terjadi karena :
1. Para pihak telah melaksanakan kewajiban masing-masing.
2. Jangka waktu perjanjian telah berakhir/jatuh tempo.
3. Karena ketentuan undang-undang.
4. Karena adanya keputusan hakim.
5. Karena kesepakatan para pihak.
6. Obyek yang diperjanjikan telah musnah.
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
 Berakhirnya suatu perjanjian dapat terjadi karena :
1. Para pihak telah melaksanakan kewajiban masing-masing.
2. Jangka waktu perjanjian telah berakhir/jatuh tempo.
3. Karena ketentuan undang-undang.
4. Karena adanya keputusan hakim.
5. Karena kesepakatan para pihak.
6. Obyek yang diperjanjikan telah musnah.
Harta Kekayaan Perusahaan/Asset(Hukum Benda)
Harta kekayaan adalah hak hak kekayaan seseorang
yang dapat dinilai dengan uang (bernilai ekonomis).
Harta Kekayaan itu berupa Benda atau barang;
Benda dapat dibagi menjadi benda bergerak dan benda
tidak bergerak/tetap, berwujud tidak berwujud, dapat
diperdagangkan dan tidak dapat diperdagangkan,
dll.Benda dapat dikuasai, dinikmati dan dimiliki oleh
orang dan perusahaan. Itulah hak kebendaan. Hak
milik ,hak gadai,hak pakai, sewa , HGB,HGU dll.
Hak milik adalah hak untuk menguasai secara
luas terhadap suatu benda, baik menikmati
maupun berbuat bebas terhadapnya kecuali
dibatasi UU dan peraturan lainnya.
Cara memperoleh Hak milik
1. dengan pendakuan/penemuan,
2. dengan perlekatan
3. dengan pewarisan
4. dengan penyerahan
5. dengan daluarsa
6.dll
Adapun hak-hak lainnya seperti Hak Kekayaan Intelektual
seperti Hak cipta, Hak paten, Hak merek, dll.
Hak hak tersebut dapat juga menjadi harta kekayaan
perusahaan disamping Benda/barang lainnya, seperti tanah,
mobil, dan asset asset perusaahaan lainnya.
Hak Milik atas Tanah
1. Diatur pada pasal 20 UU No.5 Tahun 1960 tentang Pokok Pokok Agraria
2. Hak milik atas tanah bersifat turun temurun, terkuat dan terpenuh.
3. Hak milik berfungsi sosial yaitu tanah seseorang dapat diambil Negara demi
kepentingan umum (Pembebasan Hak milik atas tanah dengan ganti
rugi/untung. (UU No.2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah)
4. Hanya WNI dan BHI yang boleh mempunyai Hak Milik atas tanah di
Indonesia.
5. Lahirnya hak milik karena Hukum adat, Peraturan Pemerintah dan ketentuan
PerUUan
6. Perbuatan Hukum thdp Hak Milik atas tanah yaitu dapat diperjualbelikan,
tukar menukar tanah, hibah, pewarisan, disewakan dll.
7. Terdapat aturan hukum tentang Pendaftaran hak milik (ps 19
UUPA),termasuk peralihannya kepada orang lain.
8. Hapusnya Hak milik karena jatuh kepada negara, dicabut, diserahkan,
ditelantarkan. berubah kewarganegaraan atau tanahnya musnah.
Hak Milik Intelektual (HMI, HKI)
1. Diantaranya Hak Merek, Hak Paten, Hak Cipta.
2. HMI adalah hak atas suatu benda produk intelektualitas karena daya cipta, karya dan
karsa seseorang/perusahaan.
3. Hak Merek :
- Merek merupakan tanda yang dapat berupa gambar, nama,kata, huruf-huruf,angka, susu-
nan warna (kombinasi) dari unsur-unsur tersebut yang digunakan dalam kegiatan perda-
gangan dan yang mempunyai daya pembeda. (Ps 1 ayat 1 UU No.20 Tahun 2016 Ttg Merek).
Contoh: Merek Toyota, Honda, Yamaha, Mitsubishi, Daihatsu,Djisamsoe 234,dll.
- Hak atas merek merupakan hak khusus yang diberikan oleh Negara kepada pemilik ter-
daftar untuk memakai sendiri merek tersebut. (stelsel Pendaftaran) ke Dirjen HAKI.
-indikasi geografis meliputi Sumber Daya Alam yang dimiliki suatu daerah, kerajinan -
tangan yang hanya dimiliki oleh suatu daerah. (Contoh: Gorga Batak).
-Pemilik merek dapat memberikan ijin kepada orang lain utk menggunakan mereknya de-
ngan menerima imbalan uang berupa ROYALTI. Alih Teknonologi dengan Merek (Franchise)
-Jika merek digunakan orang lain tanpa ijin pemilik, merupakan pelanggaran hukum be-
rupa pemalsuan merek dan merupakan Tindak Pidana.
-Hak merek dapat beralih/dialihkan karena warisan,hibah, wasiat dan perjanjian.
lanjutan HMI

Hak Paten:
-Paten merupakan Penemuan baru (Invention) yaitu sebuah hasil kreasi intelektualitas se-
seorang di bidang Teknologi berupa produk baru, proses (cara kerja baru) atau penyem-
purnaan /pengembangan suatu produk.
-Penemu produk tersebut memiliki Hak Paten yakni hak eksklusif yang diberikan Negara
kepada Inventor untuk melaksanakan paten baik untuk membuat, menggunakan, menjual
atau mnyediakan untuk dijual, disewakan atau diserahkan kepada orang lain. Contoh:
Penemuan Tekonologi baru di bidang otomotif, Listrik dll.
-Perlindungan hukum Paten diperoleh Inventor setelah adanya permohonan Paten kepada
Negara in casu Dirjen HAKI KEMENKUMHAM.
-Orang lain yang tanpa ijin Pemilik Paten menggunakan Hak Paten merupakan Pelanggaran

hukum berupa tindak pidana Paten.(UU No.13Tahun 2016).


-Hak Paten dapat diwariskan, dihibahkan,diwasiatkan dan dialihkan melalui perjanjian.
Hak Cipta (UU No.28 Tahun 2014)

.
1 Ciptaan adalah hasil karya cipta, daya dan karsa di bidang ilmu pengetahuan ,seni dan
sastra.
2. Hak Cipta merupakan hak khusus yang dimiliki seseorang atas sebuah ciptaan untuk
mengumumkan, memperbanyak hasil ciptaan , memberikan ijin kepada orang lain dan
hak cipta tersebut dapat diwariskan, hibah, dan diperjanjikan.
3. Pemilik Hak Cipta mempunyai hak ekonomis dan hak moral terhadap ciptaannya.
4. hak moral utk mempertahankan haknya dalam hal terjadinya mutilasi ciptaan,modifika-
si ciptaan atau hal yang merugikan kehormatan diri atau reputasi si pencipta.(Plagiat).
5. Hak ekonomis berkaitan dengan imbalan Royalti bagi pencipta. Contoh : Copy Rights
pencipta lagu CINTA BEDA AGAMA, POCO POCO, Lagu PERCUMADO,MARDUA
HOLONG dll.
6. Pelanggaran hak cipta berupa pembajakan merupakan Tindak Pidana.
7. Hak Cipta dapat berupa hak cipta atas penulisan Buku, Lagu dan Musik/Ringtone,dll.
 HMI baik hak merek, hak paten dan hak cipta dapat dijadikan sebagai obyek transaksi
bisnis, mempunyai manfaat/bernilai ekonomis.
PERBANKAN
 DASAR HUKUM ; UU NO.7 TAHUN 1992 , DIRUBAH DEGAN UU
NO.10 TAHUN 1998.
 PENGERTIAN BANK; BADAN USAHA YANG MENGHIMPUN DANA
DARI MASYARAKAT DALAM BENTUK SIMPANAN DAN
MENYALURKANNYA KEPADA MASYARAKAT DALAM BENTUK
KREDIT DAN ATAU BENTUK BENTUK LAINNYA.
 UNSUR UNSUR BANK :
1. BANK MERUPAKAN BADAN USAHA.
2. SBAGAI LEMBAGA INTERMEDIASI DAN LEMBAGA
KEPERCAYAAN MASYARAKAT.
3.KEGIATAN POKOKNYA ADALAH PENGHIMPUNAN DANA
MASYARAKAT, PENYALURAN DANA KE MASYARAKAT,
DAN JASA-JASA BANK LAINNYA.
lanjutan.....
 BANK SEBAGAI LEMBAGA INTERMEDIASI ARTINYA BANK MENJADI
PERANTARA ANTARA UNIT MASYARAKAT YANG KELEBIHAN DANA
(SURPLUS OF FUNDS) DENGAN UNIT MASYARAKAT YANG
KEKURANGAN DANA (LACK OF FUNDS).
 BANK SEBAGAI LEMBAGA KEPERCAYAAN MASYARAKAT
BERARTIBANK MERUPAKAN LEMBAGA YANG DAPAT DIPERCAYAI
OLEH MASYARAKAT SEBAGAI MITRA BISNIS.
 JENIS-JENIS BANK :1. BANK UMUM,
2, BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR).
 TUJUAN PENYEDERHANAAN; BANK UMUM DIHARAPKAN MENJADI
UJUNG TOMBAK PELAYANAN JASA PERBANKAN DALAM SKALA
PERKOTAAN, NASIONAL DAN INTERNASIONAL, SEDANGK AN BPR
MENJADI UJUNG TOMBAK MODERNISASI PEDESAAN DAN USAHA
USAHA KECIL.
Lanjutan....
 LAPANGAN USAHA BANK UMUM DAN BPR (ps.6 s/d 15 UU. no.7/92);
 LAPANGAN USAHA BANK UMUM DIANTARANYA;
1. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan,
2. memberikan kredit kepada masyarakat,
3. memindahkan uang,
4. menyediakan tempat penyimpanan uang atau surat berharga,
5. membeli melalui pelelangan umum, asset nasabah yang mempunyai
kredit macet,
6. melalukan anjak piutang, kartu kredit, penyertaan modal dll.
LAPANGAN USAHA BANK UMUM DAN BPR DIANTARANYA ;
1. Mengimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito dan
tabungan,
2. menyalurkan kredit, penempatan dana berupa Sertifikat BI, dll.
3. Jasa jasa Bank lainnya seperti Penyertaan modal, savety box, kartu kredit,
Letter of Credit, Bank Garansi, dll.
Perlindungan kepentingan umum dalam bisnis

 Melalui Peraturan Hukum tentang larangan Praktek Monopoli dan Persaingan tidak sehat (UU No.5
Tahun 1999).
 Perlindungan Konsumen (UU No.8 Tahun 1999)
 Ada sejumlah Perusahaan yang menjalankan usaha di bidang yang sama atau bersamaan maka ada
kemungkinan timbul kecurangan dan persaingan yang tidak sehat yang dapat merugikan bagi
pengusaha pengusaha dan masyarakat, maka dilarang perjanjian-perjanjian dan perbuatan-perbuatan
PENGUSAHA sebagai berikut:
 Perjanjian yang melahirkan oligopoli, oligopsoni, penetapan harga, pembagian wilayah,boikot,kartel,dll
 Perbuatan monopoli, monopsoni,persekongkolan, penguasaan pasar dan posisi dominan.
 Pengawasnya adaah KPPU(Komisi Pengawas Persaingan Usaha)
 Konsumen merupakan pemakai terakhir produk yang dihasilkan produsen sehingga masyarakat sebagai
konsumen dilindungi Undang-undang
 Hak-hak konsumen:
 Hak atas keamanan, dan keselamatan dari barang-barang berbahaya,
 Perlindungan kepentingan ekonomi konsumen, advokasi, kompensasi, ganti rugi
 Hak ats informasi , dll.
 BPKN (Badan Perindungan Konsumen Nasional menjadi lembaga pembina dan pengawas. BPSK sebagai
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen.
TINDAK PIDANA KORUPSI
 Tindak Pidana Korupsi merupakan perbuatan seseorang atau badan usaha yang dapat
merugikan keuangan negara atau perkonomian negara.
 Pola korupsi dapat berupa perbuatan dengan sengaja mengambil uang negara,
misalnya mark up biaya dalam proyek Pembangunan jalan raya, pemotongan biaya
pembangunan , dan pengurangan kualitas suatu proyek.
 Pola korupsi dengan mengambil uang rakyat yang seharusnya masuk ke kas negara,
misalnya korupsi di bidang perpajakan, iuran listrik masuk kantong pribadi,dll..
 Pola korupsi dengan cara menarik uang dari masyarakat secara tidak sah oleh aparat
Pemerintahan, misalnya Camat menarik dana Pembuatan KTP elektronik dan masuk
kantong pribadi
 Korupsi di Indonesia disebut sebagai Extraordinary Crime yakni kejahatan yang luar
biasa yang penanganannyapun harus diluar sistem hukum biasa, sehingga dibentuklah
KPK (Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) dengan UU No. 30 Tahun 2002.
 Landasan hukum Pemberantan Korupsi adalah UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana
dirubah dengan UU No. 20 Tahun 2001.
 Ancaman hukuman korupsi, hukuman penjara, denda yang tinggi dan hukuman mati.
Tugas
1. Uraikan Perbedaan Perum dengan Perusahaan Persero.
2. Uraikan Tanggungjawab hukum Pesero dalam Firma dengan Perseroan Komanditer,
3. Uraikan ciri ciri PT yang membedakannya dengan Firma atau Perseroan Komanditer.
4. Uraikan syarat sahnya Perjanjian (Kontrak Bisnis) menurut pasal 1320 KUH Perdata.
5. Bagaimana akibat hukumnya jika:
a. Para pihak telah melaksanakan kewajibannya dalam suatu kontrak.
b. Salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya karena kesalahannya.
c. Salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya karena Force majeure(Kahar).
6. Jelaskan bahwa hak milik atas tanah berfungsi sosial.
7. Apa yang saudara/i ketahui tentang Hak Merek, Hak Paten dan Hak Cipta?
8. Jelaskan tentang Bank sebai lembaga intermediasi dan sebagai lembaga kepercayaan
masyarakat.
9. Apa yang saudara/i ketahui tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan tidak
sehat dalam berbisnis di Indonesia.
10. Uraikan 3 pola Tindak Pidana Korupsi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai