Anda di halaman 1dari 24

HUKUM EKONOMI

Aspek Hukum Ekonomi


Definisi Hukum

Menurut Van Kan :


Keseluruhan peraturan bersifat memaksa untuk
melindungi kepentingan manusia dalam masyarakat
dan tujuan hukum adalah untuk ketertiban dan
perdamaian.
Utrecht

Himpunan peraturan (baik berupa perintah maupun


larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu
masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota
masyarakat yang bersangkutan.
Wiryono Kusumo

Keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun


tidak tertulis yang mengatur tata tertib didalam
masyarakat yang pelanggarnya umumnya dikenakan
sanksi.
kesimpulan bahwa hukum meliputi
beberapa unsur-unsur, yakni :

Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam


pergaulan masyarakat;
Peraturan itu bersifat mengikat dan memaksa;
Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi; dan
Pelanggaran atas peraturan dikenakan sanksi.
Pengertian Ekonomi

Menurut M. Manulang
Ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari
masyarakat dalam usahanya mencapai kemakmuran
(kemakmuran keadaan dimana manusia dapat
memenuhi kebutuhannya baik barang—barang
maupun jasa).
Hukum Ekonomi

Hukum Ekonomi lahir karena semakin pesatnya


pertumbuhan dan perkembangan Ekonomi.

Sunaryati Hartono mengatakan : bahwa Hukum


Ekonomi merupakan penjabaran dari hukum ekonomi
pembangunan dan hukum ekonomi sosial, sehingga
hukum ekonomi tersebut memiliki dua aspek, sebagai
berikut.
Aspek pengaturanUsaha:
Usaha pembangunan ekonomi, dalam arti
peningkatan kehidupan ekonomi secara keseluruhan.

Usaha pembagian hasil pembangunan ekonomi


secara merata diantara seluruh lapisan masyarakat.
Hukum Ekonomi Indonesia dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu :
Hukum Ekonomi pembangunan:
Hukum yang meliputi pengaturan dan pemikiran
Hukum mengenai cara—cara peningkatan dan
pengembangan kehidupan Ekonomi Indonesia.

Hukum ekonomi sosial:


Hukum yang menyangkut pengaturan mengenai
pembagian hasil pembangunan secara adil dan
merata.
Hukum ekonomi menganut asas:
Asas keimanan dan ketaqwaan kepada tuha YME,
Asas manfaat,
Asas demokrasi pancasila,
Asas adil dan merata,
Asas keseimbangan , keserasian, keselarasan, dalam
perikehidupan,
Asas hukum,
Azas Hukum Ekonomi lanjutan …….
Asas kemandirian;
Asas keuangan;
Asas ilmu pengetahuan;
Asas kebersamaan, kekeluargaan, dan keseimbangan
dalam kemakmuran rakyat;
Asas pembangunan ekonomi yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan;
Asas kemandirian yang berwawasan
kewarganegaraan;
SUBJEK DAN OBJEK HUKUM

Subjek hukum terbagi menjadi dua yaitu:

1. Orang(Natuurlijke persoon); dan


2. Badan hukum (recht persoon).
Orang (Manusia biasa)
Manusia sebagai subjek hukum yang telah mempunyai
hak dan mampu menjalankan haknya, dijamin oleh
hukum yang berlaku.
Pasal 1 KUH perdata menyatakan bahwa menikmati hak
kewarganegaraan tidak bergantung pada hak—hak
kenegaraan.
Pasal 2 KUH menegaskan bahwa anak yang ada dalam
kandungan seorang perempuan dianggap telah dilahirkan
bila kepentingan si anak menghendakinya, dengan
memenuhi beberapa persyaratan.
Orang-orang yang” tidak cakap” atau
“kurang cakap” hukum
Tidak semua orang diperbolehkan bertindak sendiri
melakukan perbuatan hukum, yaitu :
1. Orang yang belum dewasa atao kurang umur;
2. Orang yang ditaruh di bawah pengawasan (curatele),
yang selalu dibantu oleh orang tuanya, walinya atau
kuratornya.
3. Menurut B.W., apabila belum mencapai umur 21
tahun dianggap belum dewasa, kecuali jika ia telah
kawin.
Tempat tinggal (Domicili)
Setiap orang menurut hukum, wajib memiliki tempat
tinggal. Tempat tersebut dinamakan domicili;
Hal ini perlu untuk menetapkan beberapa hal,
misalnya : dimana seorang kawin, dimana seorang
harus dipanggil dan ditarik di muka hakim.
Pengadilan mana yang berwenang untuk mengajukan
gugatan, dan sebagainya.
( Kopetensi Relative dan Kopetensi obsolut )
Kompetensi relatif & obsolut
Kompetensi retatif : Kewenangan untuk mengadili
suatu perkara sesuai dengan wilayah hukumnya.
Kompetensi obsolut : Kewenangan pengadilan
untuk mengadili suatu perkara menurut obyek atau
pokok sengketa.
Contoh : pengajuan gugatan ke Pengadilan Negeri
dimana diketahui sebelumnya dalam suatu perjanjian
para pihak yang bersengketa secara tegas telah sepakat
bahwa jika terjadi sengketa akan diselesaikan melalui
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
Rumah Kematian
Pengertian rumah kematian yang sering dipakai
dalam undang-undang tidak lain seperti “domicili
penghabisan” dari seorang yang meninggal.
Pengertian ini penting untuk menentukan :
1. Hukum mana yang berlaku dalam soal warisannya;
2. Hakim mana yang berkuasa mengadili perkara
warisan;
3. Hubungan dengan orang-orang yang menghutang
kan si meninggal untuk menggugat “seluruh ahli
waris” dalam waktu enam bulan sesudah meninggal
nya orang itu.
Badan Hukum (Rechts Persoon)
Badan hukum merupakan badan—badan atau
perkumpulan.

Badan hukum yakni orang yang diciptakan oleh


hukum . Oleh karena itu badan hukum sebagai subjek
hukum dapat bertindak hukum seperti manusia.
Badan hukum dibedakan.
Badan hukum publik :
Merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan
hukum publik atau yang menyangkut kepentingan
publik atau orang banyak atau negara umumnya.

Badan hukum privat:


Merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan
hukum sipil atau hukum perdata yang menyangkut
kepentingan pribadi orang di dalam badan hukum itu.
Obyek Hukum
Pasal 499 KUH perdata.
Benda adalah segala sesuatu yang berguna bagi
subyek hukum
Atau
Segala sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dan
kepentingan bagi para subyek hukum.
Benda dapat dibedakan menjadi dua, yakni benda
yang bersifat kebendaan dan benda yang bersifat tidak
kebendaan.
SIfat Benda
Benda dapat dibedakan menjadi dua, yakni benda
yang bersifat kebendaan dan benda yang bersifat tidak
kebendaan (benda berwujud dan benda tidak
berwujud).
Arti sifat benda
Benda yang bersifat kebendaan, merupakan benda
yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan dengan
panca indera, terdiri dari benda bergerak dan benda
tidak bergerak.
Benda yang bersifat tidak kebendaan, merupakan
benda yang hanya dirasakan oleh panca indera saja
(tidak dapat dilihat) kemudian direalisasikan menjadi
suatu kenyataan , misalnya merk perusahaan.
Prof. Subekti :

Benda (Zaak) ialah segala sesuatu yang dapat dihaki


oleh orang;
Benda berarti obyek sebagai lawan dari subyek dalam
hukum;
Dalam arti sempit, yaitu sebagai barang yang dapat
terlihat saja;
Dipakai, jika yang dimaksudkan kekayaan seseorang
meliputi hak-hak piutang atau penagihan.
Macam-macam benda dlm U.U.
Benda yang dapat diganti (misalnya uang) dan yang
tidak dapat diganti (contoh seekor kuda);
Benda yang dapat diperdagangkan dan yang tidak
dapat diperdagangkan atau di luar perdagangan
(contoh jalan dan lapangan umum);
Benda yang dapat dibagi (contoh beras) dan yang
tidak dapat dibagi (contoh seekor kuda);
Benda bergerak (contoh: perabot rumah) dan tidak
bergerak (contoh: tanah).

Anda mungkin juga menyukai