Anda di halaman 1dari 5

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

BAB I

A. Latar belakang
Aristoteles (384-322 SM), manusia itu adalah ZOON POLITICON, artinya manusia
pada dasarnya sebagai makhluk yang selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan
manusia yang lain. Atau disebut makhluk sosial.
Dorongan naluri manusia untuk bersosial, antara lain yaitu :
- Hasrat untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum.
- Hasrat untuk membela diri.
- Hasrat untuk mempunyai keturunan.

MANUSIA SEBAGAI HOMO HOMINI LUPUS, PLAUTUS, 195 SM.


adalah sebuah kalimat bahasa latin yang berarti "Manusia adalah serigala bagi sesama
manusianya". Istilah tersebut pertama kali dicetuskan dalam karya Plautus
berjudul Asinaria (195 SM lupus est homo homini). Istilah tersebut juga dapat
diterjemahkan sebagai manusia adalah serigalanya manusia yang diinterpretasi
berarti manusia sering menikam sesama manusia lainnya. Istilah itu sering muncul
dalam diskusi-diskusi mengenai kekejaman yang dapat dilakukan manusia bagi
sesamanya. Sebagai perlawanan dari istilah itu munculah istilah Homo Homini
Socius yang berarti manusia adalah teman bagi sesama manusianya, atau manusia
adalah sesuatu yang sakral bagi sesamanya yang dicetuskan oleh Seneca. Kedua
istilah Homo Homini Lupus dan Homo Homini Socius tercantum oleh Thomas
Hobbes dalam karyanya berjudul De Cive (1651):

Hukum merupakan suatu aturan yang mengatur antara satu masyarakat dengan
masyarakat yang lain. Hukum bisa ada dan tercipta karena adanya masyarakat,
bilamana tidak ada masyarakat/orang maka tentu tidak akan ada hukum. Dari
kelahiran sampai meninggal, manusia itu hidup di tengah manusia lainnya, yakni
setiap manusia hidup dalam pergaulan dengan manusia lainnya. Hukum merupakan
suatu aturan yang tidak bisa terlepas dalam kehidupan, karena hukum merupakan
suatu aturan yang mengatur setiap manusia, sehingga dalam hukum banyak sekali
aturan-aturan yang tidak memperbolehkan manusia untuk berbuat sesuatu.
Hukum sebagai alat kontrol sosial dalam kehidupan masyarakat dituntut untuk dapat
mengatasi atau mewaspadai segala bentuk perubahan sosial atau kebudayaan.

B. Pengertian Hukum

Soerojo Wignjodipoero, menyatakan bahwa hukum adalah himpunan peraturan-


peraturan hidup yang berisikan suatu perintah, larangan atau perizinan untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu, bersifat memaksa serta dengan maksud untuk mengatur
tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat.

Van Vollenhoven “Het adatrecht van Nederlandsche Indie”, menyatakan bahwa


hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan hidup yang bergejolak terus menerus
dalam keadaan bentur membentur tanpa henti-hentinya dengan gejala lainnya.
Wirjono Prodjodikoro, menyatakan bahwa hukum adalah rangkaian peraturan-
peraturan mengenai tingkah laku orang-orang sebagai anggota suatu masyarakat
tertentu.

S.M. Amir, S.H


Hukum merupakan peraturan yang tersusun dari norma-norma dan sanksi-sanksi.

Van Apeldoorn
Hukum merupakan peraturan penghubung antar hidup manusia, gejala sosial tidak ada
masyarakat yang tidak mengenal hukum, sehingga hukum menjadi suatu aspek
kebudayaan yaitu agama, adat, kesusilaan dan kebiasaan.

Plato
Hukum merupakan segala peraturan yang tersusun dengan baik dan teratur yang
mempunyai sifat mengikat hakim dan masyarakat.

Immanuel Kant
Hukum merupakan semua syarat dimana seseorang mempunyai kehendak bebas,
sehingga bisa menyesuaikan diri dengan kehendak bebas orang lain dan menaati
peraturan hukum mengenai kemerdekaan

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum adalah “ sekumpulan peraturan yang
terdiri dari perintah dan larangan yang bersifat memaksa dan mengikat dengan disertai
sangsi bagi pelanggarnya.

Pengertian Hukum Ekonomi adalah keseluruhan kaidah hukum yang mengatur dan
mempengaruhi segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan perekonomian
nasional negara, baik kaidah hukum yang bersifat privat maupun publik, tertulis dan
tidak tertulis, yang mengatur kegiatan dan kehidupan perekonomian nasional negara.

Pengertian Hukum Bisnis/Bestuur Rechst (Bld)


Hukum bisnis adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan hukum, baik tertulis
maupun tidak tertulis, yang mengatur hak dan kewajiban yang timbul dari suatu
perjanjian-perjanjian maupun perikatan-perikatan yang terjadi dalam praktek bisnis.

C. Fungsi Hukum
Fungsi dari hukum secara umum adalah : Hukum berfungsi untuk melindungi
kepentingan manusia; Hukum berfungsi sebagai alat untuk ketertiban dan keteraturan
masyarakat; Hukum berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial
(lahir batin)
Fungsi hukum:
1. Hukum berfungsi untuk melindungi kepentingan manusia
2. Hukum berfungsi sebagai alat untuk ketertiban dan keteraturan masyarakat.
3. Hukum berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial (lahir batin).
4. Hukum berfungsi sebagai alat perubahan social (penggerak pembangunan)
5. Sebagai alat kritik (fungsi kritis),
6. Hukum berfungsi untuk menyelesaikan pertikaian.
Fungsi Hukum Bisnis :
- Bisa untuk dijadikan suatu sumber informasi bagi semua yang menggeluti para
pelaku bisnis.
- Pelaku bisnis bisa lebih mengetahui hak dan kewajbannya saat mambangun
sebuah usaha. agar usaha atau bisnis nya tidak menyimpang dari aturan yang ada
didunia perbisnisan yang udah tertulis di perundang-undangan dan tidak ada yang
dirugikan.
- Untuk pelaku bisnis agar memahami suatu hak-hak dan kewajibannya dalam suatu
kegiatan bisnis.
- Agar untuk terwujud suatu watak dan prilaku kegiatan dibidang bisnis atau
kegiatan usaha yang adil, jujur, wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin suatu
hukum bisnis).

Ciri2 hukum :
- Adanya perintah dan/atau larangan.
- Perintah dan/atau larangan itu harus ditaati setiap orang.

Sifat hukum : mengikat dan memaksa.

Tujuan hukum
Hukum sendiri merupakan sebuah peraturan atau tata tertib guna menjaga serta
mengatur tingkah laku masyarakat, menjaga ketertiban serta menghindari terjadinya
kekacauan dalam suatu negara, hukum sendiri biasanya berbentuk norma dan juga
sanksi.
Hukum diterapkan oleh suatu negara bukan tanpa alasan, tentu saja hukum ini
memiliki fungsi dan juga tujuan. Bagi Anda yang belum mengetahuinya, berikut
adalah tujuan hukum menurut para ahli beserta dengan fungsinya secara umum
dirangkum dari berbagai sumber.

Tujuan hukum menurut para ahli :


1. Mochtar Kusumaatmadja
Tujuan hukum menurut Mochtar Kusumaatmadja adalah menciptakan sebuah
ketertiban sehingga menjadi pokok terciptanya sebuah struktur sosial yang
teratur. Selain itu, hukum memiliki tujuan lain yakni membuat keadilan yang
sesuai dengan masyarakat dan zaman dapat tewujud.
2. Jeremy Bentham (1990)
Menurut ahli bernama Jeremy Bentham (1990), tujuan hukum ialah guna
mencapai kemanfaatan. Artinya hukum akan dan dapat menjamin kebahagiaan
orang banyak, teori tersebut juga dikenal dengan teori utilities.
3. Aristoteles
Sebagai seorang ahli, aristoteles mengungkapkan tujuan hukum adalah guna
mencapai sebuah keadilan, artinya memberikan kepada setiap orang atas apa yang
sudah menjadi haknya. Teori itu kini dikenal sebagai teori etis.
4. Geny
Sedangkan menurut Geni (1994) tujuan hukum merupakan untuk mencapai
adanya keadilan dan juga sebagai unsur keadilan. Unsur keadilan yaitu
kepentingan dayaguna serta kemanfaatan.
5. Immanuel Kant
Tujuan hukum selanjutnya menurut Immanuel Kant adalah keseleruhan syarat
yang dengan kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri
dengan lainnya untuk menuruti peraturan hukum soal kemerdekaan.

Pengertian2 istilah hukum :


- Masyarakat hukum: suatu kelompok masyarakat yg berhubungan satu sama lain,
saling mempengaruhi, bertindak dan bersikap sebagai satu kesatuan ikatan yang
tidak tampak.
- Subyek hukum : “orang” yang menyandang hak dan kewajiban, berkehendak
melaukan perbuatan hukum.
- Obyek hukum: Segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum dan yang dapat
menjadi pokok suatu hubungan hukum, karena sesuatu itu dapat dikuasai subyek
hukum.

- Peranan hukum : Penentuan hak dan kewajiban bagi subyek hukum yang
ditentukan dengan tegas oleh hukum , sehingga tidak terjadi ketegangan dan
ketidakaturan dalam melaksanakan hak dan kewajiban.
- Peristiwa hukum : semua peristiwa atau kejadian yang dapat menimbulkan akibat
hukum, antara pihak2 yang mempunyai hubungan hukum.
- Akibat hukum : suatu akibat yang ditimbulkan adanya suatu hubungan hukum.

Pembagian Hukum itu sendiri di golongkan dalam beberapa jenis :


1. Berdasarkan Wujudnya
- Hukum tertulis, yaitu hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tulisan dan
dicantumkan dalam berbagai peraturan negara, sifatnya kaku, tegas lebih
menjamin kepastian hukum dan sanksi yang pasti karena jelas tertulis. Contoh:
UUD, UU, Perda.
- Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dan tumbuh dalam
keyakinan masyarakat tertentu (hukum adat). Dalam praktik ketatanegaraan
hukum tidak tertulis disebut konvensi Contoh: pidato kenegaraan presiden setiap
tanggal 16 Agustus.

2. Berdasarkan Ruang atau Wilayah Berlakunya


- Hukum lokal, yaitu hukum yang hanya berlaku di daerah tertentu saja (hukum
adat Manggarai-Flores, hukum adat Ende Lio-Flores, Batak, Jawa Minangkabau,
dan sebagainya.
- Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku di negara tertentu (hukum Indonesia,
Malaysia, Mesir dan sebagainya).
- Hukum internasional, yaiu hukum yang mengatur hubungan antara dua negara
atau lebih (hukum perang, hukum perdata internasional, dan sebagainya).

3. Berdasarkan Waktu yang Diaturnya


- Hukum yang berlaku saat ini (ius constitutum); disebut juga hukum positif.
- Hukum yang berlaku pada waktu yang akan datang (ius constituendum).

4. Berdasarkan kepentingan perlindungannya :


- Hukum publik : hukum yg melindung kepentingan publik ( HTN, HAN, H
Pidana).
- Hukum Privat : hukum yg melindungi kepentingan perorangan (H Perdata).

Anda mungkin juga menyukai