Anda di halaman 1dari 3

Karena ada banyak sudut pandang yang berbeda-beda mengenai definisi hukum, luasnya ruang lingkup

hukum itu, Kesulitan dari segi kata, makna, bahasa dan istilah-istilah serta tujuannya di masyarakat.
Sehingga membuat definisi hukum berubah-ubah, oleh karena itu sangat sulit untuk dapat memberikan
definisi yang tepat. Karena definisi yang bervariasi dari satu orang ke orang lain, dari satu budaya ke
budaya lain, dan dari satu negara ke negara lainnya.

“quot hominess, tot sententiae” yang artinya “sebanyak jumlah manusia itulah banyaknya jumlah
pengertian" (Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Penerbit Kencana Prenada MediaGroup,
Jakarta, 2009, h.1)

Berikut beberapa ahli yang mendifinisikan hukum itu :

Utrecht :

hukum adalah himpunan peraturan (perintah – larangan), yang mengurus tata tertib suatu masyarakat
dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu

HUKUM Menurut DR. H. MARTIN ROESTAMY, SH., MH.

HUKUM adalah : seperangkat aturan dan ketentuan yang mengatur tata tertib kehidupan, masyarakat
dan negara, yang bersumber dari masyarakat dan negara dengan tujuan untuk mencapai keadilan,
ketertiban, perdamaian dan kesejahteraan.

Mochtar Kusumaatmadja dalam “Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional (1976:15) :

Pengertian hukum yang memadai harus tidak hanya memandang hukum itu sebagai suatu perangkat
kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, tapi harus pula mencakup
lembaga (institusi) dan proses yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu dalam kenyataan.

Roscoe Pound memaknai hukum dari dua sudut pandang, yakni:

1. Hukum dalam arti sebagai tata hukum (hubungan antara manusia dengan individu lainnya, dan
tingkah laku para individu yang mempengaruhi individu lainnya, atau tata sosial, atau tata
ekonomi).

2. Hukum dalam arti selaku kumpulan dasar-dasar kewenangan dari putusan-putusan pengadilan
dan tindakan administratif (harapan-harapan atau tuntutan-tuntutan oleh manusia sebagai
individu ataupun kelompok-kelompok manusia yang mempengaruhi hubungan mereka atau
menentukan tingkah laku mereka).

Hukum bagi Rescoe Pound adalah sebagai “Realitas Sosial” dan negara didirikan demi kepentingan
umum & hukum adalah sarana utamanya.

Karl von Savigny :


All law is originally formed by custom and popular feeling, that is, by silently operating forces. Law is
rooted in a people’s history: the roots are fed by the consciousness, the faith and the customs of the
people .

(Keseluruhan hukum sungguh-sungguh terbentuk melalui kebiasaan dan perasaan kerakyatan, yaitu
melalui pengoperasian kekuasaan secara diam-diam. Hukum berakar pada sejarah manusia, dimana
akarnya dihidupkan oleh kesadaran, keyakinan dan kebiasaan warga negara).

Aristoteles : Hukum adalah sesuatu yang berbeda daripada sekedar mengatur dan mengekspressikan
bentuk dari konstitusi; hukum berfungsi untuk mengatur tingkah laku para hakim dan putusannya di
pengadilan dan untuk menjatuhkan hukuman terhadap pelanggar.

Thomas Aquinas : Hukum adalah suatu aturan atau ukuran dari tindakan-tindakan, dalam hal mana
manusia dirangsang untuk bertindak atau dikekang untuk tidak bertindak.

Jhon Locke : Hukum adalah sesuatu yang ditentukan oleh warga masyarakat pada umumnya tentang
tindakan-tindakan mereka, untuk menilai/mengadili mana yang merupakan perbuatan yang jujur dan
mana yang merupakan perbuatan yang curang.

Emmanuel Kant : Hukum adalah keseluruhan kondisi-kondisi dimana terjadi kombinasi antara
keinginan-keinginan pribadi seseorang dengan keinginan-keinginan pribadi orang lain, sesuai dengan
hukum-hukum tentang kemerdekaan.

Jhon Austin : Hukum adalah seperangkat perintah, baik langsung ataupun tidak langsung, dari pihak
yang berkuasa kepada warga masyarakatnya yang merupakan masyarakat politik yang independen,
dimana otoritasnya merupakan otoritas tertinggi.

Hans Kelsen : Hukum adalah suatu perintah memaksa terhadap tingkah laku manusia… Hukum adalah
kaidah-kaidah primer yang menetapkan sanksi-sanksi.

Soedjono Dirdjosisworo, :

hukum dalam arti ketentuan penguasa , hukum dalam arti para petugas, hukum dalam arti sikap tindak,
hukum dalam arti system kaedah/ norma (yang meliputi kaedah agama sebagai sumber kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa), norma kesusilaan / budi sebagai sumber moral, norma kesopanan /
fatsoen sebagai sumber keyakinan masyarakat yang bersangkutan dan norma hukum, hukum dalam arti
jalinan nilai, hukum dalam arti tata hukum dan hukum dalam arti ilmu hukum.

Dapat dikatakan bahwa pada umumnya setiap ahli melihat hukum sebagai sejumlah peraturan, atau
kumpulan peraturan atau kaidah yang mempunyai isi, yang bersifat umum dan normatif.
1. Hukum sebagai pengatur tingkah laku manusia

Hukum pada hakikatnya dibuat untuk mengatur tingkah laku manusia dalam hidup
bermasyarakat. Karena manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam
kehidupan sehari-hari, didalam interaksi sosial antar masyarakat ini terkadang terjadi
pertikaian.

2. Hukum dibuat oleh badan berwajib

Peraturan hukum yang hanya boleh ditetapkan oleh lembaga atau badan yang berwenang.
Jadi tidak setiap orang atau lembaga memiliki hak dan kewenangan untuk membuat produk
hukum, dimana hanya badan resmi yang berwenang dan ditentukan berdasarkan kesepakatan
yang boleh membuatnya. Contohnya adalah KUHP dibuat oleh lembaga resmi negara bukan
oleh pihak swasta.

3. Hukum bersifat memaksa

Dalam hal ini setiap orang wajib hukumnya untuk mematuhi setiap aturan yang ada tanpa
terkecuali. Hal tersebut yang membedakan hukum dengan norma lain yang berlaku di dalam
masyarakat. Hukum tidak melihat golongan, suku maupun ras.

4. Hukum terdapat sanksi tegas

Unsur terakhir dalam produk hukum adalah adanya sanksi yang tegas. Sanksi ini diatur di
dalam perundang-undangan yang telah disepakati bersama. Ketika orang melanggar
peraturan yang telah ditetapkan maka akan mendapatkan sanksi yang membuat jera seperti
penjara, denda, bahkan hukuman mati. Contohnya, sanksi bagi para pelanggar lalu lintas akan
mendapatkan sanksi tilang maupun denda.

Anda mungkin juga menyukai