Anda di halaman 1dari 22

Pengertian Dan Sumber Hukum Bisnis

Tugas Hukum Bisnis

Dosen: Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak., CA.

Disusun oleh:

Kelompok 1

Melani Rosita - 0120103001

Ria Haryani - 0120103005

Fani Zahra Siti Fatimah - 0120103006

Erriza Berliana Fitriani - 0120103007

Griffin Sandy Ray - 0120103009

Kelas: Reguler B1-A

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Widyatama

2023
1. HUKUM
1.1 Definisi Hukum
Menurut beberapa literatur :
 Prof. Mr. E.M. Meyers dalam bukunya De Algemene beprippen van het Burgerlijk Recht, hukum
adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku
manusia dalam masyarakat, dan yang menjadi pedoman bagi penguasa - penguasa negara dalam
melakukan tugasnya (dalam Kansil, 1989).
 Leon Duguit, hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang daya
penggunaannya pada saat tertentu diindahkan suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan
bersama dan yang jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan
pelanggaran itu (dalam Kansil 1989).
 Immanuel Kant, hukum merupakan keseluruhan syarat - syarat yang dengan ini kehendak bebas
dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang yang lain,
menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan (dalam Kansil, 1989).
 Menurut E. Utrecht, hukum ialah himpunan peraturan - peraturan (perintah - perintah dan
larangan - larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan oleh karena itu harus ditaati
oleh masyarakat itu (dalam Hasanuddin, et al., 2004).
 Untung (2012) dalam bukunya mengartikan hukum sebagai kumpulan peraturan atau kaidah
mempunyai isi yang bersifat umum dan normatif. Umum karena berlaku bagi setiap orang dan
normatif karena menentukan apa yang seyogianya dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan atau
harus dilakukan, serta menentukan bagaimana caranya melaksanakan kepatuhan pada kaidah -
kaidah.
 Van Vollenhoven (Het adatrecht van Nederlandsche Indie), hukum adalah suatu gejala dalam
pergaulan hidup yang bergejolak terus - menerus dalam keadaan bentur membentur tanpa henti-
hentinya dengan gejala lainnya.
 Wirjono Prodjodikoro, hukum adalah rangkain peraturan - peraturan mengenai tingkah laku orang
- orang sebagai. Anggota suatu masyarakat.
 Soerojo Wignjodipoero, hukum adalah himpunan peraturan - peraturan hidup yang bersifat
memaksa , berisikan suatu perintah, larangan atau perizinan untuk berbuat tidak berbuat sesuatu
serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

Dari sekian definisi diatas, dapat disimpulkan garis besar dari definisi hukum:

“Hukum adalah himpunan peraturan - peraturan yang mengatur pergaulan hidup masyarakat,
yang dibuat oleh lembaga yang berwenang, bersifat memaksa, berisi perintah dan larangan yang
apabila dilanggar akan mendapat sanksi yang tegas” (Adnan, Hamim, dan Ramon 2016).

Berdasarkan definisi di atas, dapat diuraikan :

1
a) Himpunan peraturan-peraturan yang mengatur pergaulan hidup masyarakat maksudnya adalah
bahwa hukum itu dibuat secara tertulis dan tidak tertulis yang terdiri dari kaedah yang mengatur
kepentingan-kepentingan masyarakat maupun negara.

b) Dibuat oleh lembaga yang berwenang adalah hukum tersebut dibuat oleh lembaga yang benar-
benar diberi amanat untuk membuatnya oleh rakyat asal tidak bertentangan dengan kepentingan
masyarakat sehingga masyarakata aman, tentram, tertib dan damai.
c) Bersifat memaksa karena hukum itu dalam penegakannya dapat dipaksakan walaupun masyarakat
menolaknya.
d) Berisi perintah dan larangan maksudnya adalah bahwa hukumtersebut adanya sesuatu yang harus
dilaksanakan dan sesuatu harus ditinggalkan.
e) Adanya sanksi yang tegas maksudnya adalah hukum tersebut apabila dilanggar maka mendapat
sanksi yang langsung dapat diberikanwalaupun melalui proses persidangan terlebih dahulu.

1.2 Subjek Dan Objek Hukum


Saliman (2005) dalam bukunya menuliskan bahwa subjek hukum adalah sesuatu yang menurut
hukum dapat memiliki hak dan kewajiban yang memiliki kewenangan untuk bertindak. Yang menjadi
subjek hukum adalah pertama, manusia/orang pribadi (natuurlijke persoon) yang sehat rohani dan tidak
dibawah pengampunan. Kedua, badan hukum (rechts persoon). Selanjutnya, objek hukum adalah
segala sesuatu yang bisa berguna bagi subjek hukum dan dapat menjadi pokok suatu hubungan hukum,
yang dilakukan oleh subjek hukum, biasanya dinamakan benda atau hak yang dapat dimiliki dan
dikuasai oleh subjek hukum

Dalam Pasal 504 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) yang menyebutkan
bahwa benda dibedakan menjadi dua, yaitu benda bergerak dan benda tidak bergerak.

Definisi hukum dapat dibagi menjadi beberapa aspek penting:

1) Norma Sosial
Hukum mencerminkan norma-norma sosial yang diakui oleh masyarakat. Ini berarti hukum sering
kali mencerminkan nilai-nilai dan keyakinan yang dipegang oleh masyarakat tertentu pada suatu
waktu tertentu.
2) Kontrol Sosial
Hukum berperan dalam menjaga keteraturan dan stabilitas dalam masyarakat dengan memberikan
kerangka kerja yang dapat mengendalikan perilaku individu dan kelompok. Ini menghindari
terjadinya konflik dan kekacauan.
3) Penegakan
Hukum juga mencakup mekanisme penegakan. Ini termasuk lembaga-lembaga seperti polisi,
pengadilan, dan sistem hukuman yang bertugas menjalankan hukum dan memberikan sanksi
kepada mereka yang melanggarnya.

1.3 Fungsi Hukum

1) Hukum berfungsi sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat.


Hukum sebagai petunjuk bertingkah laku, untuk itu masyarakat harus menyadari adanya perintah
dan larangan dalam hukum sehingga fungsi hukum sebagai alat ketertiban masyarakat dapat
direalisiasikan.
2) Hukum sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin.
Hukum yang bersifat mengikat, memaksa dan dipaksakan oleh alat negara yang berwenang
membuat orang takut untuk melakukan pelanggaran karena ada ancaman hukumannya (penjara,
dll) dan dapat diterapkan kepada siapa saja. Dengan demikian keadilan akan tercapai.
3) Hukum berfungsi sebagai alat penggerak pembangunan.
Karena ia mempunyai daya mengikat dan memaksa dapat dimamfaatkan sebagai alat otoritas
untuk mengarahkan masyarakat ke arah yang maju.
4) Hukum berfungsi sebagai alat kritik.
Fungsi ini berarti bahwa hukum tidak hanya mengawasi Masyarakat semata-mata tetapi berperan
juga untuk mengawasi pejabat pemerintah, para penegak hukum, maupun aparatur pengawasan
sendiri. Dengan demikian semuanya harus bertingkah laku menurut ketentuan yang berlaku dan
masyarakt pun akan merasakan keadilan.
5) Hukum berfungsi sebagai sarana untuk menyelesaikan pertikaian (Idayanti 2020).

Hukum juga berfungsi dalam masyarakat, dimana hal ini sangat penting karena berkontribusi
pada stabilitas, keadilan, dan perlindungan hak individu. Berikut adalah beberapa fungsi utama hukum
dalam masyarakat:
1) Mengatur Hubungan Sosial
Hukum mengatur hubungan antara individu, kelompok, dan pemerintah dalam masyarakat. Ini
mencakup hukum perdata, hukum pidana, hukum tata negara, dan lain sebagainya.
2) Memberikan Keadilan
Hukum berperan dalam memberikan keadilan dengan menentukan standar perilaku yang adil dan
merinci konsekuensi bagi pelanggarnya. Pengadilan dan proses hukum lainnya memastikan
bahwa keadilan dilakukan.
3) Perlindungan Hak Individu
Hukum memberikan perlindungan terhadap hak-hak individu, seperti hak atas kebebasan
berbicara, hak atas properti, dan hak atas privasi. Hukum juga melindungi individu dari tindakan
yang melanggar hak-hak mereka.

1.4 Tujuan Hukum


Dalam literatur hukum, dikenal ada dua teori tentang tujuan hukum, yaitu teori etis dan utilities.
Teori etis mendasarkan pada etika, isi hukum ditentukan oleh keyakinan kita yang etis tentang yang
adil dan tidak. Menurut teori ini, hukum bertujuan untuk semata-mata mencapai keadilan dan
memberikannya kepada setiap orang yang menjadi haknya. Tujuan hukum mempunyai sifat universal
seperti ketertiban, ketenteraman, kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam tata kehidupan
bermasyarakat. Dengan adanya hukum maka tiap perkara dapat diselesaikan melaui proses pengadilan
dengan perantara hakim berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku. Sedangkan teori utilities, hukum
bertujuan untuk memberikan faedah bagi sebanyak-banyaknya orang dalam masyarakat. Pada
hikikatnya, tujuan hukum adalah manfaat dalam memberikan kebahagiaan atau kenikmatan besar bagi
jumlah yang terbesar (Ode Dedi Abdullah et al. 2018).
Berikut adalah tujuan hukum :
1. Mendatangkan kemakmuran masyarakat mempunyai tujuan.
2. Mengatur pergaulan hidup manusia secara damai.
3. Memberikan petunjuk bagi orang-orang dalam pergaulan masyarakat.
4. Menjamin kebahagiaan sebanyak-banyaknya pada semua orang.
5. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin.
6. Sebagai sarana penggerak pembangunan, dan sebagai fungsi kritis.

1.5 Peran Hukum dalam Bisnis


Hukum memiliki peran khusus dalam dunia bisnis karena mengatur aspek-aspek berikut:
1) Kontrak dan Transaksi
Hukum kontrak mengatur pembuatan, pelaksanaan, dan penyelesaian kontrak bisnis. Ini
membantu menjaga kepastian dalam transaksi bisnis dan memberikan dasar hukum untuk
menyelesaikan sengketa.
2) Perlindungan Konsumen
Hukum juga melindungi konsumen dari praktik bisnis yang merugikan, seperti penipuan, barang
cacat, atau praktik harga yang tidak adil.
3) Hak Kekayaan Intelektual
Hukum melindungi hak kekayaan intelektual seperti paten, hak cipta, dan merek dagang. Ini
memberikan insentif bagi inovasi dalam bisnis.
4) Tanggung Jawab Hukum
Bisnis memiliki tanggung jawab hukum terhadap karyawan, pelanggan, dan masyarakat umum.
Ini termasuk kewajiban terkait keamanan, perlindungan lingkungan, dan perpajakan.

1.6 Penggolongan Hukum


1.6.1 Hukum Publik vs. Hukum Privat
1. Hukum Publik (Public Law)
a. Definisi
Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara individu atau entitas dengan
pemerintah atau negara. Ini mencakup hukum konstitusi, hukum administratif, dan hukum
pidana.
b. Contoh-Contoh
Hukum konstitusi menetapkan kerangka kerja pemerintahan dan hak-hak dasar warga
negara. Hukum administratif mengatur cara pemerintah beroperasi dan bagaimana
keputusan administratif dapat diperdebatkan. Hukum pidana mengatur tindakan kriminal
dan penegakan hukum.
2. Hukum Privat (Private Law)
a. Definisi
Hukum privat, juga dikenal sebagai hukum sipil, mengatur hubungan antara individu atau
entitas swasta (bukan pemerintah). Ini mencakup hukum perdata, hukum kontrak, hukum
properti, dan hukum keluarga.
b. Contoh-Contoh
Hukum perdata mengatur sengketa antara individu atau entitas swasta, seperti sengketa
perdata antara dua perusahaan. Hukum kontrak mengatur pembentukan, pelaksanaan, dan
pemutusan kontrak. Hukum properti mengatur hak atas kepemilikan dan penggunaan
properti. Hukum keluarga mengatur pernikahan, perceraian, dan hak-hak keluarga.

1.6.2 Hukum Nasional vs. Hukum Internasional

1. Hukum Nasional (National Law)


a. Definisi
Hukum nasional adalah hukum yang berlaku didalam batas-batas suatu negara atau
yurisdiksi tertentu. Ini mencakup konstitusi negara, undang-undang, dan peraturan yang
berlaku di dalam wilayah negara tersebut.
b. Contoh-Contoh
Konstitusi negara menetapkan kerangka kerja pemerintahan nasional. Undang-undang
nasional mencakup berbagai bidang, seperti hukum perdata, hukum pidana, dan hukum
pajak.
2. Hukum Internasional (International Law)
a. Definisi
Hukum internasional adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara-negara di
tingkat internasional. Ini mencakup perjanjian internasional, hukum laut internasional,
hukum hak asasi manusia internasional, dan prinsip-prinsip yang mengatur perilaku
negara-negara di dunia.
b. Contoh-contoh
Hukum internasional mencakup perjanjian seperti Konvensi Jenewa tentang Perlindungan
Korban Perang atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi internasional.
Ini juga mencakup prinsip-prinsip umum, seperti larangan penggunaan kekuatan militer
tanpa izin Dewan Keamanan PBB.

1.6.3 Hukum Substansial vs. Hukum Prosesual

1. Hukum Substansial (Substantive Law)


a. Definisi
Hukum substansial adalah hukum yang mengatur hak-hak, kewajiban, dan norma perilaku
yang harus diikuti. Ini mencakup hukum perdata substansial (contohnya, hak kepemilikan
properti) dan hukum pidana substansial (contohnya, jenis tindak pidana dan hukumannya).
b. Contoh-Contoh
Hukum perdata substansial akan menentukan bagaimana hak kepemilikan atas tanah
diatur. Hukum pidana substansial akan menentukan perbuatan-perbuatan yang dianggap
ilegal dan sanksi yang diberikan kepada pelanggarnya.
2. Hukum Prosesual (Procedural Law)
a. Definisi
Hukum prosesual adalah hukum yang mengatur prosedur, tata cara, dan mekanisme
pengajuan gugatan atau menangani kasus hukum. Ini mencakup hukum acara perdata,
hukum acara pidana, dan hukum acara administratif.
b. Contoh-Contoh
Hukum acara perdata mengatur prosedur pengajuan gugatan, pemeriksaan bukti, dan
persidangan dalam kasus perdata. Hukum acara pidana mengatur prosedur penuntutan
tindak pidana, persidangan, dan pelaksanaan hukuman.

1.6.4 Hukum Pidana vs. Hukum Perdata:

1. Hukum Pidana (Criminal Law)


a. Definisi
Hukum pidana adalah hukum yang mengatur tindak pidana, sanksi pidana, dan penegakan
hukum terhadap pelanggaran hukum pidana. Tujuan utama hukum pidana adalah
menghukum pelanggar dan melindungi masyarakat dari tindakan kriminal.
b. Contoh-Contoh
Hukum pidana mencakup tindak pidana seperti pembunuhan, pencurian, atau penipuan. Ini
menetapkan sanksi pidana seperti penjara, denda, atau hukuman mati.
2. Hukum Perdata (Civil Law)
a. Definisi
Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan antara individu atau entitas swasta
dalam sengketa non-kriminal. Ini mencakup hukum kontrak, hukum keluarga, hukum
properti, dan sengketa antara individu atau organisasi swasta.
b. Contoh-Contoh
Hukum perdata mencakup sengketa tentang kontrak, perceraian, penentuan hak asuh anak,
dan gugatan perdata lainnya. Tujuan utama hukum perdata adalah menyelesaikan sengketa
antara pihak-pihak swasta.

1.7 Sumber Hukum


1.7.1 Hukum Tertulis

1. Konstitusi: Konstitusi adalah hukum dasar atau undang-undang tertinggi suatu negara. Ini
menetapkan struktur pemerintahan, hak-hak warga negara, dan batasan kekuasaan pemerintah.
Dalam konteks bisnis, konstitusi dapat mempengaruhi regulasi bisnis dan hak-hak entitas
bisnis.
2. Undang-Undang: Undang-undang adalah peraturan yang dibuat oleh lembaga legislatif negara.
Undang-undang bisa sangat relevan dalam bisnis karena mereka dapat mengatur industri
tertentu, pajak, hak konsumen, dan banyak aspek lainnya.
3. Peraturan Pemerintah: Peraturan pemerintah adalah peraturan yang dikeluarkan oleh badan
pemerintah eksekutif untuk melaksanakan undang-undang. Mereka dapat mengatur detail
tertentu dalam berbagai sektor bisnis.
4. Peraturan Daerah: Peraturan daerah adalah peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah
atau lokal. Mereka mengatur hal-hal seperti perizinan usaha, peraturan lingkungan, dan pajak
daerah yang memengaruhi bisnis di tingkat lokal.

1.7.2 Hukum Preceden (Yurisprudensi)

Hukum preceden, atau yurisprudensi, merujuk pada keputusan pengadilan dalam kasus-kasus
hukum sebelumnya. Keputusan-keputusan ini menjadi preseden atau pedoman hukum untuk kasus
serupa di masa depan. Dalam bisnis, hukum preceden dapat membentuk interpretasi hukum dan
hukum kontrak.

1.7.3 Doktrin Hukum

Doktrin hukum mencakup pandangan dan analisis hukum yang diberikan oleh para akademisi, ahli
hukum, atau komentator hukum. Doktrin ini dapat menjadi sumber panduan untuk interpretasi
hukum, terutama dalam kasus-kasus yang kompleks atau ambigu.

1.7.4 Hukum Adat

Hukum adat merujuk pada norma-norma dan tradisi hukum yang berkembang di dalam komunitas
atau kelompok tertentu. Ini mungkin relevan dalam bisnis yang berinteraksi dengan komunitas atau
budaya tertentu yang mengikuti hukum adat mereka.

1.7.5 Perjanjian dan Kontrak Bisnis:

Perjanjian dan kontrak bisnis adalah dokumen hukum yang dibuat antara pihak-pihak bisnis yang
mengatur hak dan kewajiban mereka. Kontrak ini mengikat pihak-pihak yang terlibat dan berfungsi
sebagai dasar hukum untuk transaksi bisnis.

2. BISNIS
2.1 Definisi Bisnis
Secara harfiah, kata bisnis berasal dari istilah Inggris "Business" yang berarti kegiatan usaha.
Menurut Richard Burton Simatupang, kata bisnis sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha
yang dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus-menerus, yaitu berupa kegiatan
mengadakan barang-barang atas jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan,
dipertukarkan atau disewagunakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan (Adnan et al. 2016).
Bisnis adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi dengan
tujuan untuk menghasilkan keuntungan atau laba. Berikut beberapa unsur penting dalam definisi bisnis:
1) Tujuan Ekonomi
Bisnis bertujuan untuk mencapai hasil ekonomi, seperti laba atau keuntungan. Ini adalah salah
satu ciri khas yang membedakan bisnis dari aktivitas non-ekonomi.
2) Produk atau Layanan
Bisnis melibatkan produksi, distribusi, atau penjualan produk fisik atau layanan. Produk atau
layanan ini bisa beragam, seperti barang-barang konsumen, jasa konsultasi, atau perangkat lunak.
3) Pasar
Bisnis beroperasi di pasar yang mencakup pelanggan, pesaing, dan lingkungan bisnis lainnya.
Analisis pasar dan strategi pemasaran adalah bagian penting dari bisnis.
4) Manajemen dan Organisasi
Bisnis melibatkan manajemen sumber daya, seperti manusia, keuangan, dan material. Organisasi
bisnis biasanya memiliki struktur hierarki dan prosedur operasional.

2.2 Jenis-Jenis Bisnis


Bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan berbagai kriteria, seperti
bentuk kepemilikan, industri, atau ukuran. Berikut beberapa jenis bisnis yang umum:
1) Berdasarkan Bentuk Kepemilikan
a. Usaha Individu
Ini adalah bisnis yang dimiliki dan dijalankan oleh satu individu yang disebut pemilik tunggal.
Pemilik bertanggung jawab atas semua aspek bisnis dan memiliki kontrol penuh terhadap
keputusan dan operasi.
b. Kemitraan
Bisnis kemitraan dimiliki oleh dua atau lebih individu yang dikenal sebagai mitra. Mitra-mitra
ini berbagi tanggung jawab, keuntungan, dan risiko sesuai dengan perjanjian kemitraan yang
telah dibuat.
c. Perusahaan Terbatas (PT)
Perusahaan terbatas adalah bentuk bisnis yang memiliki entitas hukum terpisah dari
pemiliknya. Saham umumnya digunakan sebagai bentuk kepemilikan dalam perusahaan ini,
dan pemiliknya disebut pemegang saham. Pemegang saham hanya bertanggung jawab atas
jumlah saham yang mereka miliki, sehingga risiko pribadi mereka terbatas.
2) Berdasarkan Industri atau Sektor
a. Industri Manufaktur
Bisnis manufaktur adalah bisnis yang fokus pada produksi barang fisik. Contohnya, pabrik
yang memproduksi mobil, elektronik, atau produk konsumen lainnya.
b. Industri Jasa
Bisnis jasa adalah yang berfokus pada penyediaan layanan kepada pelanggan. Contohnya,
bank yang memberikan layanan keuangan atau rumah sakit yang memberikan perawatan
kesehatan.
c. Industri E-commerce
Bisnis e-commerce beroperasi secara online dan menjual produk atau layanan melalui platform
digital. Mereka tidak memiliki toko fisik dan berinteraksi dengan pelanggan melalui situs web
atau aplikasi.
3) Berdasarkan Skala
a. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
UKM adalah bisnis dengan skala kecil hingga menengah. Mereka seringkali dimiliki oleh
individu atau keluarga, dan sumber daya mereka terbatas. UKM dapat beroperasi diberbagai
industri dan menyediakan berbagai jenis produk atau layanan.
b. Korporasi Besar
Bisnis korporasi besar memiliki operasi dan aset yang besar. Mereka seringkali memiliki
cabang dan anak perusahaan di seluruh dunia. Korporasi besar cenderung memiliki lebih
banyak sumber daya dan staff daripada UKM dan dapat beroperasi dalam berbagai industri.

2.3 Tujuan Bisnis


Tujuan utama dari suatu bisnis adalah mencapai keuntungan finansial, namun, terdapat sejumlah
tujuan tambahan yang juga bisa menjadi pertimbangan penting. Beberapa tujuan bisnis yang umumnya
dikejar dan diupayakan mencakup:
a. Menghasilkan Laba yang Berkelanjutan
Keuntungan finansial adalah tujuan inti dalam bisnis, yang sangat penting untuk memastikan
kelangsungan operasional dan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang lebih lanjut.
b. Peningkatan Pangsa Pasar
Banyak bisnis berusaha untuk memperluas cakupan pasar mereka dengan cara menjangkau lebih
banyak pelanggan atau segmen pasar yang berbeda.
c. Inovasi Produk dan Layanan
Menitikberatkan pada pengembangan produk atau layanan baru merupakan strategi yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pasar yang selalu berubah dan untuk tetap bersaing dalam industri yang
kompetitif.
d. Peningkatan Efisiensi Operasional
Bisnis berusaha untuk meningkatkan efisiensi operasional mereka dengan mengoptimalkan proses-
proses internal. Hal ini dapat membantu dalam mengurangi biaya produksi dan meningkatkan
profitabilitas.
e. Pertumbuhan dan Ekspansi
Bisnis dapat mencari pertumbuhan melalui berbagai cara, seperti akuisisi perusahaan lain,
diversifikasi produk atau layanan yang ditawarkan, atau ekspansi geografis ke pasar yang baru.
f. Kepuasan Pelanggan yang Tinggi
Meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan merupakan tujuan penting karena pelanggan yang puas
lebih cenderung tetap berbisnis dengan perusahaan dan bahkan merekomendasikan produk atau
layanan kepada orang lain.

Dalam menggabungkan semua tujuan ini, bisnis berusaha mencapai keseimbangan yang tepat antara
menghasilkan keuntungan finansial yang berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan serta harapan
pelanggan, sambil terus berkembang dan berinovasi untuk tetap relevan di pasar yang terus berubah.

3. HUKUM BISNIS
3.1 Definisi Hukum Bisnis

Sistem perekonomian dan kegiatan bisnis yang sehat seringkali bergantung pada sistem
perdagangan /bisnis/usaha yang sehat sehingga masyarakat membutuhkan seperangkat aturan yang
dengan pasti dapat diberlakukan untuk menjamin terjadinya sistem perdagangan/bisnis tersebut (Adnan
et al. 2016).
Istilah hukum bisnis akhir-akhir ini lebih populer ketimbang istilah-istilah lain yang ada,
misalnya istilah hukum dagang dan hukum perusahaan. Hukum bisnis lahir karena adanya istilah
bisnis. Istilah ”bisnis” sendiri diambil dari kata business (bahasa Inggris) yang berarti kegiatan usaha.
Oleh karena itu, secara luas kegiatan bisnis diartikan sebagai kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang
atau badan usaha (perusahaan) secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan
barang-barang atau jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan, atau disewakan dengan tujuan
untuk mendapatkan keuntungan. Dengan demikian, kegiatan atau usaha dalam bidang bisnis ini dapat
dibedakan dalam tiga bidang berikut ini (Richard Burton Simatupang, 1996:1) :
1) Usaha dalam arti kegiatan perdagangan (commerce), yaitu keseluruhan kegiatan jual beli yang
dilakukan oleh orang-orang atau badan-badan, baik di dalam maupun di luar negeri ataupun
antarnegara untuk tujuan memperoleh keuntungan. Contoh untuk kegiatan ini adalah menjadi
dealer, agen, grosir, toko, dan lain sebagainya.
2) Usaha dalam arti kegiatan industri, yaitu kegiatan memproduksi atau menghasilkan barang atau
jasa yang nilainya lebih berguna dari asalnya. Contoh untuk kegiatan ini adalah industri pertanian,
perkebunan, pertambangan, pabrik semen, pakaian, dan sebagainya.
3) Usaha dalam arti kegiatan melaksanakan jasa-jasa (service), yaitu kegiatan yang melaksanakan
atau menyediakan jasa-jasa yang dilakukan baik oleh perorangan maupun suatu badan. Contoh
untuk kegiatan ini adalah melakukan kegiatan untuk jasa perhotelan, konsultan, asuransi,
pariwisata, pengacara, akuntan, dan sebagainya.

Berkaitan dengan kegiatan di atas, maka dicoba untuk dirumuskan bahwa hukum bisnis adalah
”serangkaian peraturan yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan urusan-urusan
perusahaan dalam menjalankan roda perekonomian”.
Istilah hukum bisnis sebagai terjemahan dari istilah "business law". Hukum bisnis (Business Law)
adalah hukum yang berkenaan dengan suatu bisnis. Dengan kata lain hukum binis adalah suatu
perangkat kaidah hukum (termasuk enforcement-nya) yang mengatur tentang tatacara pelaksanaan
urusan atau kegiatan dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau
pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para entrepreneur dalam risiko tertentu
dengan usaha tertentu dengan motif (dari entrepreneur tersebut) adalah untuk mendapatkan
keuntungan (Munir Fuady, 2005: 2).

Hukum bisnis dapat dipahami sebagai hukum yang mengatur kegiatan ekonomi. Kegiatan tersebut
berupa perdagangan, jasa, dan keuangan yang terus menerus dilakukan untuk mendapatkan
keuntungan. Pada prinsipnya hukum bisnis merupakan aturan tertulis oleh pemerintah dimaksudkan
untuk mengatur, mengawasi dan melindungi semua kegiatan usaha, termasuk kegiatan industri,
perdagangan dan jasa, dan segala hal yang berkaitan dengan keuangan dan kegiatan usaha lainnya.
Hukum bisnis adalah peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatur perdagangan dalam
kegiatan ekonomi guna mewujudkan keamanan dan ketertiban perekonomian Indonesia. Pelanggaran
aturan hukum di area bisnis ini dikenakan sanksi berat.

Menurut Munir Fuady, pengertian hukum binis adalah suatu perangkat atau kaidah hukum
termasuk upaya penegakannya yang mengatur mengenai tata cara pelaksanaan urusan atau kegiatan
dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa
dengan menempatkan uang dari para enterpreneur dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan
motif untuk mendapatkan keuntungan (Idayanti 2020).

Latar belakang aturan atau hukum bisnis diperlukan dalam menjalankan aktifitas bisnis adalah
karena :

1) Pihak yang terlibat di dalam kegiatan bisnis membutuhkan sesuatu yang lebih resmi bukan hanya
sekedar janji ataupun itikad baik saja.
2) Kebutuhan untuk menciptakan kondisi yang tertib dalam masyarakat dan sebagai upaya hukum
yang dapat digunakan sebagaimana mestinya apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban
atau melanggar perjanjian yang telah disepakati maka hukum bisnis dapat diperankan sebagaimana
mestinya.

Pelaku bisnis perlu mengetahui, memahami dan mempelajari hukum bisnis karena setiap
kegiatan bisnis yang dilakukannya sudah diatur oleh hukum, sehingga kegiatan bisnisnya tidak
melanggar hukum dan dapat memperoleh keuntungan maksimum.

Istilah hukum bisnis dewasa ini lebih banyak dipergunakan, walaupun ada istilah lain yang
mirip-mirip dengan istilah hukum bisnis seperti Hukum Dagang (Trade Law), Hukum Perniagaan
(Commercial Law) dan Hukum Ekonomi (Economic Law). Namun istilah hukum dagang dan hukum
perniagaan merupakan istilah yang cakupannya sangat sempit. Sebab pada prinsipnya kedua istilah
diatas hanya melingkupi topik-topik yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum dagang
(KUHD) saja. Padahal, begitu banyak topik hukum bisnis yang tidak diatur atau tidak lagi diatur dalam
KUHD, misalnya, mengenai perseroan terbatas, kontrak bisnis, pasar modal, merger dan akuisisi,
perkreditan, asuransi, hak atas kekayaan intelektual. Sementara dengan istilah “Hukum Ekonomi“
cakupannya sangat luas, berhubung dengan adanya pengertian ekonomi dalam arti makro dan mikro,
ekonomi pembangunan dan ekonomi sosial, ekonomi manajemen dan akuntansi (Fuady,Munir,
2002;20-21) (Masrohatin 2014).

3.2 Tujuan Hukum Bisnis

Perundang-undangan bisnis dibuat untuk mengatur dan melindungi bisnis terhadap berbagai
risiko yang mungkin timbul di kemudian hari. Dibawah ini adalah beberapa tujuan hukum bisnis yang
perlu ketahui:
1. Memastikan berfungsinya mekanisme keamanan pasar secara efektif dan tepat.
2. Melindungi berbagai jenis usaha, terutama jenis usaha kecil dan menengah (UKM).
3. Membantu perbaikan sistem keuangan dan sistem perbankan.
4. Memberikan perlindungan kepada pengusaha atau kontraktor.
5. Untuk mewujudkan sebuah bisnis yang aman dan adil untuk semua pelaku bisnis.

3.3 Fungsi Hukum Bisnis

1. Dapat dijadikan sumber informasi yang bermanfaat bagi semua pelaku bisnis.
2. Dapat memberikan penjelasan tentang hak dan kewajiban dalam praktik bisnis. Pelaku bisnis dapat
lebih mengetahui hak dan kewajibannya saat mambangun sebuah usaha agar usaha atau bisnis
mereka tidak menyimpang dari aturan yang ada di dunia perbisnisan yang telah tertulis di
perundang-undangan dan tidak ada yang dirugikan.
3. Mewujudkan suatu watak dan perilaku pelaku bisnis sehingga terwujud kegiatan di bidang bisnis
atau kegiatan usaha yang adil, jujur, wajar, sehat dan dinamis kerena di jamin oleh kepastian
hukum.

3.4 Pentingnya Hukum Bisnis

Undang-undang bisnis memainkan peran penting dalam mengatur praktik bisnis di negara ini.
Berikut adalah beberapa poin yang menunjukkan mengapa hukum perusahaan sangat penting:
1. Masalah Kompensasi
Hukum Bisnis sangat penting dalam menangani berbagai masalah kompensasi dalam suatu
organisasi.
2. Perlindungan Hak Pemegang Saham
Hukum bisnis memainkan peran penting dalam melindungi hak-hak pemegang saham perusahaan.
Pengacara hukum perusahaan yang berpengalaman dapat berhasil menangani keadaan seperti
negara bagian.
3. Pendirian Perusahaan
Hukum bisnis adalah dasar dari semua transaksi. Memulai bisnis melibatkan banyak proses hukum,
sewa dan izin. Seorang pengacara hukum bisnis memiliki pengalaman dengan semua peraturan
yang relevan dan dapat membantu bisnis membangun operasinya dengan sukses.

3.5 Ruang Lingkup Hukum Bisnis


Secara garis besar yang merupakan ruang lingkup dari hukum bisnis, antara lain sebagai berikut :

1. Kontrak bisnis.
2. Bentuk-bentuk badan usaha (PT,CV,Firma).
3. Perusahaan go public dan pasar modal.
4. Jual beli perusahaan.
5. Penanaman modal/investasi (PAM/PMDN).
6. Kepailitan dan likuidasi.
7. Merger, konsolidasi dan akuisisi.
8. Perkreditan dan pembiayaan.
9. Jaminan hutang.
10. Surar-surat berharga.
11. Ketenagakerjaan / perburuhan.
12. Hak Kekayaan Intelektual, yaitu Hak Paten (UU No. 14 tahun 2001, Hak Merek UU No 15 tahun
2001, Hak Cipta (UU No. 1 19 tahun 2002), Perlindungan Varietas Tana-man (UU No. 29 tahun
2000), Rahasia Dagang (UU No. 30 tahun 2000), Desain Industri, (UU No. 31 tahun 2000), dan
Desain Tata Letak Sir. Kuit Terpadu (UU No. 32 tahun 2000).
13. Larangan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
14. Perlindungan konsumen (UU No. 8/1999).
15. Keagenan dan distribusi.
16. Asuransi (UU No. 2/1992).
17. Perpajakan.
18. Penyelesaian sengketa bisnis
19. Bisnis internasional.
20. Hukum perngakutan (darat, laut, udara).
21. Alih teknologi perlu perlindungan dan jaminan kepastian hukum bagi pemilik teknologi maupun
pengguna teknologi seperti mengenai bentuk dan cara pengalihan teknologi asing ke dalam
negeri.
22. Hukum perindustrian/industri pengolahan.
23. Hukum Kegiatan Perusahaan multinasional (ekspor-import).
24. Hukum kegiatan Pertambangan.
25. Hukum Perbankan (UU No. 10/1998) dan surat-surat berharga.
26. Hukum Real estate/ perumahan/bangunan.
27. Hukum Perjanjian Internasional/ perdagangan internasional.
28. Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang (UU No. 15 tahun 2002).
3.6 Sumber Hukum Bisnis

Pengertian dari sumber hukum bisnis ini adalah dimana kita bisa menemukan sumber hukum
bisnis itu. Yang mana nantinya sumber hukum tersebut dijadikan sebagai dasar hukum berlakunya
hukum yang dipakai dalam menjalankan bisnis tersebut (Adnan dkk. 2016). Setiap sumber hukum ini
memiliki peran penting dalam membentuk lingkungan bisnis dan mengatur hubungan antara individu,
perusahaan, dan pemerintah. Bisnis yang sukses harus memahami dan mematuhi sumber-sumber
hukum ini untuk menjalankan operasi mereka dengan benar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Sumber hukum bisnis yang berkaitan dengan dasar terbentuknya hukum bisnis yaitu sebagai
berikut (Fai 2022):

1. Asas kontrak adalah apa yang dilakukan oleh para pihak agar masing-masing pihak memenuhi
kontrak, dimana masing-masing pihak terikat untuk tunduk kepada kontrak yang telah disepakati
(kontrak yang dibuat diberlakukan sama dengan UU).
2. Asas kebebasan berkontrak, yang menurutnya para penyelenggara dapat membuat dan
memutuskan sendiri isi dari kontrak yang telah disepakati.

3.6.1 Sumber Hukum Formal

Sumber hukum formal adalah sumber suatu aturan yang memiliki kekuatan hukum dan
umumnya akan mengikat orang-orang dalam lingkup tertentu (Fai 2022). Menurut perundang-
undangan, sumber hukum bisnis yaitu sebagai berikut:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) mengatur baik hubungan kebendaan
maupun hubungan antara perseorangan dengan badan hukum. KUHPerdata mengatur tentang
jual beli, persewaan, pinjam meminjam (termasuk kredit), dll. Misalnya hukum perjanjian
(kontrak), hak hak kebendaan, sebagai sumber terjadinya bisnis.
2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang mengatur antara lain kejahatan dalam
bisnis, misalnya kejahatan-kejahatan dibidang ekonomi/bisnis seperti penyeludupan, penipuan,
illegal logging, korupsi, dll.
3. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang secara khusus mengatur hal-hal niaga
yang tidak diatur oleh hukum perdata, seperti bentuk perusahaan, termasuk CV dan perseroan,
kewajiban pembukuan, perusahaan persekutuan (Firma, CV), asuransi, pengangkutan, surat
berharga, pedagang perantara, keagenan / distributor, dll).
4. Ketentuan lain dari hukum perdata, pidana dan non-pidana, seperti undang-undang perusahaan
yang diatur oleh Undang-Undang Perusahaan atau undang-undang yang terkait dengan
penanaman modal, yaitu Undang-Undang Penanaman Modal

3.6.2 Sumber Hukum Materiil


Sumber hukum materiil adalah sekumpulan materi yang mendasari terbentuknya hukum
(dalam hal ini hukum bisnis). Dalam hukum bisnis, yang menjadi sumber materiil adalah kepuasan
konsumen, kejujuran, persaingan sehat, serta aturan dalam agama (seperti hukum bisnis syariah).
Umumnya, sumber hukum materiil cenderung menjadi pilihan nomor dua dalam pengambilan
keputusan di persidangan

3.6.3 Menurut Munir Fuady, sumber-sumber-sumber hukum bisnis adalah (Khairally 2023):

1. Perundang-undangan.
2. Perjanjian.
3. Traktat/Perjanjian Internasional.
4. Perjanjian yang diadakan antara 2 negara atau lebih, traktat hanya berlaku setelah diratifikasi
oleh presiden melalui DPR.
5. Yurisprudensi.
Yurisprudensi adalah putusan dari segala bentuk perkara hukum yang tidak diatur undang-
undang dan berasal dari keputusan hakim pada kasus-kasus sebelumnya.
6. Kebiasaan.
Kebiasaan menjadi sumber hukum formal yang tertuang karena telah dilakukan sejak lama dan
berulang-ulang hingga akhirnya dianggap sebagai suatu aturan yang mengikat. Kebiasaan yang
dianggap sah dan benar oleh negara dapat menjadi sebuah hukum kebiasaan.
7. Pendapat sarjana hukum (doktrin).
Doktrin merupakan pendapat dari seorang pakar atau ahli yang menganalisis hal-hal di dalam
sebuah kasus hukum. Doktrin biasanya turut menjadi pertimbangan dalam yurisprudensi

3.7 Prinsip Hukum Bisnis


Hukum bisnis dibuat dan diterapkan dengan menggunakan beberapa prinsip, yaitu:
1. Prinsip Otonomi
Prinsip ini memiliki makna sebagai kesadaran yang dimiliki setiap pelaku bisnis terkait dengan
kewajiban dalam dunia bisnis. Dalam bisnis, setiap orang yang terlibat hendaknya mengikuti setiap
nilai, norma, dan undang-undang yang ada dengan kesadaran bahwa semuanya merupakan hal yang
baik. Bila kesadaran ini muncul, maka akan menciptakan kecenderungan untuk berpikir dan
menimbang sebelum bertindak.
2. Prinsip Kejujuran
Prinsip ini menjadi nilai penting dalam bisnis. Setiap bisnis tidak akan berjalan dengan baik tanpa
adanya nilai-nilai kejujuran. Dengan menerapkan nilai-nilai kejujuran, maka seorang pebisnis akan
mendapat kepercayaan (trust) dari berbagai pihak, seperti konsumen, mitra, klien, ataupun supplier,
baik dalam hal komersial, material, maupun moral.
3. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut bahwa dalam bisnis semua pihak yang terlibat harus mendapat keuntungan
sesuai porsinya. Prinsip ini juga berlaku dalam persaingan agar mereka yang menjalankan bisnis
selalu menciptakan situasi yang menguntungkan tanpa merugikan pihak mana pun.
4. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan memiliki makna bahwa setiap pihak yang terlibat dalam sebuah bisnis harus
mendapat perlakuan objektif atau sama. Perlakuan yang sama ini tentu disesuaikan dengan aturan
yang ada serta mengedepankan rasionalitas.
5. Prinsip Integritas Moral
Integritas moral menjadi prinsip yang tak kalah penting. Dalam sebuah aktivitas bisnis, diharapkan
orang-orang dapat bersikap baik dan profesional sehingga dapat menjaga nama baik diri sendiri
maupun bisnis (perusahaan) yang dijalankan

CONTOH KASUS

A. Penggabungan Dalam Industri Pertambangan (Antam dan Freeport) (Marroli 2017):

1. Persetujuan dan Persetujuan Regulator

Penggabungan dalam industri pertambangan adalah tindakan yang melibatkan aset dan operasi yang
signifikan. Oleh karena itu, persetujuan dari berbagai regulator, seperti Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), menjadi langkah
awal yang penting dalam proses hukum penggabungan ini. Proses ini melibatkan pengajuan berbagai
dokumen, pertemuan, dan negosiasi dengan pihak berwenang. Proses ini juga memerlukan perhatian
terhadap peraturan yang berkaitan dengan investasi asing jika penggabungan melibatkan perusahaan
asing.

2. Kontrak dan Kesepakatan Hukum

Proses hukum penggabungan melibatkan penyusunan sejumlah kontrak dan perjanjian hukum yang
sangat rinci. Ini mencakup perjanjian akuisisi, perjanjian pembagian aset dan liabilitas, perjanjian kerja
sama operasional, dan dokumen-dokumen hukum lainnya. Proses ini memerlukan peran kuat dari tim
hukum yang berpengalaman untuk memastikan bahwa semua aspek hukum dan komersial telah
dipertimbangkan dan tunduk pada negosiasi yang baik.

3. Perlindungan Hak Pihak Ketiga

Penggabungan dalam industri pertambangan seringkali berdampak pada berbagai pihak ketiga,
termasuk pemegang saham, karyawan, dan pemasok. Aspek hukum bisnis memerlukan perlindungan
hak-hak ini. Misalnya, pemegang saham harus diberikan informasi yang cukup dan transparan tentang
proses penggabungan dan dampaknya pada nilai saham mereka. Selain itu, penggabungan bisa
mempengaruhi status karyawan dan kontrak mereka, sehingga harus dikelola sesuai dengan hukum
ketenagakerjaan.

4. Pengelolaan Dampak Lingkungan


Industri pertambangan seringkali memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Oleh karena itu, proses
hukum penggabungan harus memastikan bahwa semua peraturan lingkungan dan persyaratan izin
terpenuhi. Ini melibatkan peran dari Badan Lingkungan Hidup setempat, yang juga harus memberikan
persetujuan. Selain itu, proses penggabungan harus mempertimbangkan upaya untuk mengurangi
dampak lingkungan dan melaksanakan reklamasi yang diperlukan sesuai dengan peraturan.

5. Kepatuhan dengan Hukum Tenaga Kerja

Penggabungan biasanya memengaruhi karyawan dari kedua perusahaan. Oleh karena itu, hukum
ketenagakerjaan memerlukan perhatian khusus dalam hal pemindahan karyawan, pembayaran hak
pensiun, dan penyesuaian atau perubahan dalam kesepakatan kerja. Perusahaan juga perlu
mempertimbangkan dampak penggabungan terhadap serikat pekerja.

6. Perlindungan Intelektual dan Hak Kekayaan Intelektual

Jika penggabungan melibatkan teknologi atau hak kekayaan intelektual, maka perusahaan harus
memastikan bahwa hak-hak ini dilindungi dan ada kesepakatan hukum yang memadai untuk
mengelolanya. Hal ini dapat mencakup hak paten, merek dagang, dan kekayaan intelektual lainnya
yang dimiliki oleh perusahaan.

7. Resolusi Sengketa

Dalam proses penggabungan, ada kemungkinan timbulnya perselisihan hukum atau masalah yang
memerlukan penyelesaian. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki prosedur resolusi sengketa yang
efektif. Ini bisa melibatkan arbitrase, mediasi, atau bahkan litigasi jika diperlukan.

B. Kasus Pelanggaran Kontrak yang terjadi di PT. Bali Radiance

PT. Bali Radiance adalah salah satu perusahaan penyewaan mobil terbesar di Kabupaten Badung.
PT. Bali Radiance merupakan badan usaha hukum yang bergerak dibidang penyediaan jasa transportasi
roda empat (mobil) dengan Surat Izin Usaha Nomor : 112/IUA/BR/2002. PT. Bali Radiance memiliki
setidaknya 107 armada yang siap untuk disewakan. Terhitung dari tahun 2015 sampai bulan Agustus
tahun 2017, jumlah penyewa yang menggunakan jasa PT. Bali Radiance sebanyak 5.830 penyewa. Untuk
menyewa mobil di PT. Bali Radiance, pihak penyewa harus menyetujui perjanjian yang telah dibuat oleh
pihak PT. Bali Radiance, dimana perjanjian tersebut mengatur ketentuan seperti, jangka waktu
penyewaan, syarat-syarat sebagai penyewa, hak dan kewajiban sebagai penyewa. Pada sebuah perjanjian
pasti kedua belah pihak menginginkan tercapainya prestasi, tetapi tidak jarang terjadi wanprestasi.
(Prestasi berasal dari bahasa Belanda “prestatie” yang berarti ketepatan janji untuk memenuhi isi
perjanjian, sedangkan wanprestasi atau ingkar janji berarti prestasi yang buruk. Wanprestasi terjadi
apabila dalam suatu perjanjian salah satu pihak tidak melakukan kewajibannya).
Dalam perjanjian sewa mobil, pelanggaran kontrak masih sering terjadi. Berdasarkan data
pelanggaran kontrak yang pernah terjadi di PT. Bali Radiance dari tahun 2015 hingga 2017. Pada tahun
2015, 104 pelanggaran kasus kontrak ditemukan, pada tahun 2016, 130 kasus ditemukan, dan pada tahun
2017, 100 kasus ditemukan. Temuan ini membutuhkan beberapa penyelesaian yang seimbang dan adil,
sehingga hak dan kewajiban para penyewa dan PT. Bali Radiance terakomodasi dengan baik sesuai
dengan perjanjian sewa mobil. Berdasarkan hasil penelitian tentang perjanjian sewa mobil, pelanggaran
kontrak sering dilakukan secara sengaja dan tidak disengaja. Dimana dalam pelanggaran kontrak dapat
diselesaikan dengan jalur litigasi atau jalur non litigasi. Pelanggaran kontrak yang pernah terjadi di PT.
Bali Radiance sering dilakukan oleh para penyewa seperti keterlambatan kembalinya mobil dan
disfigurasi mobil. Berdasarkan data wanprestasi dari tahun 2015 sampai tahun 2017, telah terjadi 288
kasus keterlambatan pengembalian mobil dan 46 kasus kerusakan mobil yang disewa akibat kelalaian
pihak penyewa. Hal tersebut sebenarnya sudah dijelaskan sebelumnya dalam surat perjanjian sewa
menyewa mobil yang disepakati pihak penyewa dan PT. Bali Radiance. Pihak penyewa sering
memberikan alasan atas wanprestasi yang dilakukan tetapi karena dalam surat perjanjian sudah mengatur
wanprestasi tersebut, maka penyelesaian wanprestasi ini dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada di
dalamnya. Penyelesaian wanprestasi lainnya, yaitu keterlambatan pengembalian mobil yang dilakukan
pihak penyewa, dilakukan dengan membayar biaya ganti rugi yang juga sudah diatur dalam perjanjian
sewa menyewa pada PT. Bali Radiance. Adapun bentuk lain dari pelanggaran kontrak yang tergolong
serius misalnya mobil digadaikan oleh penyewa, dapat diselesaikan dengan jalan litigasi atau
membawanya ke pengadilan. Tetapi pada PT. Bali Radiance, belum pernah terjadi kasus digadaikannya
mobil yang dilakukan oleh pihak penyewa. Apabila kasus ini terjadi pada PT.Bali Radiance, maka kasus
ini tidak lagi diselesaikan melalui jalur non litigasi, akan tetapi PT. Bali Radiance akan langsung
melaporkan hal tersebut kepada pihak yang berwajib dan membawa sengketa wanprestasi ini ke ranah
pengadilan (Sudharma 2018).
ASPEK PSAK

A. Penggabungan Dalam Industri Pertambangan (Antam dan Freeport) dengan Aspek PSAK No. 22
“KOMBINASI BISNIS” (Dewan Standar Akuntan Indonesia 2010):

Pengungkapan Informasi: PSAK No. 22 mengharuskan PT Antam untuk memberikan pengungkapan


yang lengkap dalam laporan keuangan mereka. Informasi yang perlu diungkapkan mencakup nilai fair aset
dan kewajiban yang diperoleh, jumlah goodwill atau goodwill negatif, metode pengukuran nilai fair, dan
dampak keuangan yang signifikan dari penggabungan. Perubahan dalam Kebijakan Akuntansi: Jika
penggabungan mengakibatkan perubahan dalam kebijakan akuntansi yang digunakan oleh PT Antam atau
PT Freeport Indonesia sebelumnya, perubahan tersebut juga harus diungkapkan dan dijelaskan dalam
laporan keuangan sesuai dengan PSAK yang relevan.

B. Kasus Pelanggaran Kontrak Sewa dengan Aspek PSAK No.30 “SEWA” (Dewan Standar Akuntan
Indonesia 2011):

Paragraf 04 : “Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini: Sewa adalah
suatu perjanjian dimana lessor memberikan kepada lessee hak untuk menggunakan suatu aset selama
periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian
pembayaran kepada lessor……” “……Masa sewa adalah periode yang tidak dapat dibatalkan dimana
lessee telah menyepakati perjanjian sewa untuk menyewa aset ditambah dengan persyaratan lain dimana
lessee memiliki opsi untuk melanjutkan sewa tersebut, dengan atau tanpa pembayaran lebih lanjut, jika
pada awal sewa hampir pasti lessee akan melaksanakan opsi tersebut……”

OPINI KELOMPOK

Menurut kami, aturan-aturan hukum sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis, karena semua pihak yang
terlibat dalam kegiatan atau perjanjian bisnis itu membutuhkan sesuatu yang mengikat satu sama lain, bukan
hanya sekedar janji serta itikad baik saja. Sebagai contoh, kasus Penggabungan Dalam Industri Pertambangan
antara Antam dan Freeport adalah suatu tindakan bisnis yang memiliki implikasi signifikan terhadap laporan
keuangan konsolidasi. PSAK No. 22 memberikan panduan tentang bagaimana entitas bisnis harus menyusun
laporan keuangan konsolidasi ketika terjadi penggabungan. Dengan mengikuti pedoman ini, Antam dan
Freeport dapat memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan mereka, yang merupakan
langkah penting dalam menjaga kepercayaan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.Di sisi lain,
kasus Pelanggaran Kontrak Sewa adalah contoh yang relevan dengan PSAK No. 30 yang berfokus pada
Instrumen Keuangan: Pengungkapan. Pelanggaran kontrak sewa memicu kewajiban pengungkapan yang harus
diikuti sesuai dengan standar akuntansi ini. Oleh karena itu, entitas bisnis harus secara jujur dan tepat waktu
mengungkapkan perubahan kondisi kontrak sewa dan dampaknya pada laporan keuangan mereka. Ini penting
untuk memberikan informasi yang akurat dan relevan kepada para pemangku kepentingan, termasuk investor
dan kreditur. Jadi, hukum ini sangatlah penting dalam dunia bisnis sebagai alat pengatur bisnis tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Indra Muchlis, Sufian Hamim, dan Tiar Ramon. 2016. Hukum Bisnis. I. disunting oleh M. N. Rohman. Daerah
Istimewa Yogyakarta: Trussmedia Grafika.

Dewan Standar Akuntan Indonesia. 2010. ED PSAK 22. Jakarta.

Dewan Standar Akuntan Indonesia. 2011. ED PSAK 30 (revisi 2011). Jakarta.

Fai. 2022. “Hukum Bisnis Pengertian, Tujuan dan Sumber.” Umsu. Diambil 14 September 2023
(https://umsu.ac.id/hukum-bisnis/#:~:text=Menurut%20perundang%2Dundangan%2C%20sumber
%20hukum,meminjam%20(termasuk%20kredit)%2C%20dll).

Idayanti, Soesi. 2020. Hukum Bisnis. I. disunting oleh Moh. Taufik. DI Yogyakarta: Penerbit Tanah Air Beta.

Khairally, Elmy Tasya. 2023. “Hukum Bisnis: Pengertian, Tujuan dan Fungsi, Ruang Lingkup, dan Sumbernya.”
detikFinance. Diambil 14 September 2023 (https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6868239/hukum-
bisnis-pengertian-tujuan-dan-fungsi-ruang-lingkup-dan-sumbernya).

Marroli. 2017. “Resmi Dibentuk, Holding BUMN Industri Pertambangan Bidik Masuk Fortune 500 Global
Company.” Kominfo. Diambil 14 September 2023
(https://www.kominfo.go.id/index.php/content/detail/11768/resmi-dibentuk-holding-bumn-industri-
pertambangan-bidik-masuk-fortune-500-global-company/0/artikel_gpr).

Masrohatin, Siti. 2014. Hukum Bisnis:Teori dan Praktek di Indonesia. I. disunting oleh Z. Anshori. Jember: STAIN
Jember Press.

Ode Dedi Abdullah, La, Endang Tri Pratiwi, Yanti Dja, Rudi Abdullah, Asrianti Dja, dan Endang T. Pratiwi. 2018.
“Aspek-Aspek Hukum Dalam Bisnis.” Pengantar Hukum Bisnis. doi: 10.17605/OSF.IO/D79NU.

Sudharma, Kadek Januarsa Adi. 2018. “PENYELESAIAN WANPRESTASI PERJANJIAN SEWA MENYEWA
MOBIL (STUDI KASUS PT. BALI RADIANCE).” Analisis Hukum 1(2):2620–3715.

Anda mungkin juga menyukai