Disusun Oleh,
S1 HUKUM
UNIVERSITAS BUMIGORA
MATARAM
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum dapat diartikan sebagai aturan, kaidah, norma baik tertulis maupun
tidak tertulis yang mengatur kehidupan manusia agar berjalan tertib, damai dan
teratur yang apabila dilanggar dikenakan sanksi. Beberapa unsur dari pengertian
hukum yaitu:
2. Fungsi Hukum
Hukum dibuat tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan kenegaraan
semata, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Para ahli
memberikan berbagai pandangan tentang fungsi hukum dalam masyarakat.
Hoebel misalnya merumuskan empat fungsi hukum dalam masyarakat, (1) untuk
menjelaskan hubungan diantara anggota masyarakat menjelaskan aktivitas yang
boleh dan dilarang oleh hukum, (2) untuk mengatur alokasi kekuasaan dan
penentu siapa yang boleh memaksakan secara fisik yang diakui oleh masyarakat,
termasuk pemilihan bentuk-bentuk sanksi fisik yang paling efektif untuk
mencapai tujuan sosial, (3) sebagai sarana penyelesaian kasus-kasus sengketa
yang timbul, (4) sebagai penjelas hubungan individu dan kelompok.
Fungsi hukum sebagaimana dikemukakan oleh Hoebel tersebut pada
dasarnya merupakan fungsi hukum sebagai sarana sosial kontrol yakni
mempertahankan pola-pola hubungan sosial dan norma-norma yang ada. Fungsi
hukum seperti itu menurut Selznick sebagai fungsi hukum yang bersifat
elementer, oleh karena hukum hanya diperankan sebatas untuk menjaga
ketenteraman, menyelesaikan sengketa, dan menindas pembangkangan. Fungsi
hukum yang demikian menurut Satjipto Rahardjo tidak cukup khususnya pada
masyarakat yang sedang membangun, karena hukum bergerak ke arah
perubahan-perubahan sesuai dengan harapan masyarakat.
Fungsi hukum sebagai sarana perubahan dikemukakan oleh Muchtar
Kusumaatmadja yaitu (1) pemerintah menginginkan dan bahkan mutlak
memerlukan keteraturan dan ketertiban dalam usaha pembangunan, dan (2)
hukum sebagai kaidah atau peraturan hukum bisa berfungsi sebagai alat
pengatur atau sarana penyelarasan kegiatan warga masyarakat kearah yang
dikehendaki oleh pembangunan atau pembaharuan.
Dalam teori hukum disebutkan bahwa fungsi hukum selain sebagai sarana
kontrol sosial (a tool of social control) juga sebagai sarana rekayasa sosial (a
tool of social engineering). Fungsi hukum sebagai alat pengendalian sosial
sebagai fungsi hukum untuk menetapkan tingkah laku mana yang dianggap
merupakan penyimpangan terhadap aturan hukum, dan apa sanksi atau tindakan
yang dilakukan oleh hukum jika terjadi penyimpangan tersebut. Sedangkan
fungsi hukum yang kedua sebagai sarana rekayasa sosial adalah untuk
mengubah masyarakat sesuai dengan yang dikehendaki oleh hukum itu sendiri.
Pada masyarakat yang sedang berkembang misalnya seperti Indonesia
perkembangan hukum itu terjadi karena dua hal. Pertama, hukum berkembang
karena masyarakatnya mengalami perubahan. Dihapuskan atau digantinya
produk hukum kolonial karena sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan bangsa
Indonesia yang sudah merdeka. Kedua, sebagai negara yang sedang berkembang
Indonesia membutuhkan hukum sebagai sarana untuk melakukan perubahan
dalam masyarakat. Dalam hal ni terjadi perkembangan hukum dari sarana
kontrol sosial menjadi hukum sebagai sarana perubahan dalam masyarakat.
3. Sumber Hukum
Sumber hukum dapat dibedakan atas (1) sumber hukum formal yakni
sumber hukum yang dirumuskan dalam suatu bentuk. Karena bentuknya itu
hukum itu berlaku umum, mengikat, dan ditaati. (2) sumber hukum dalam arti
materiil yakni sumber hukum yang menentukan isi hukum itu. Misalnya di
Indonesia Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum atau sumber
hukum materiil. Sedangkan bentuk-bentuk sumber hukum dalam artian formal
di Indonesia adalah:
a. Undang-undang (statute)
b. Kebiasaan (costum)
c. Keputusan hakim (jurisprudence)
d. Traktat (treaty)
e. Pendapat ahli hukum (doktrin)
Pengertian HAM
Secara harfiah hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia,
bersifat universal dan langgeng oleh karena itu harus dilindungi, dihormati,
dipertahankan dan tidak boleh diabaikan, dikurangi atau dirampas oleh siapapun.
Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia (HAM) memberikan pengertian Hak Asasi Manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai
mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi oleh Negara, hukum pemerintah dan setiap orang, demi
penghormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Dari berbagai
konsep dapat ditarik beberapa unsur pengertian HAM yakni sebagai berikut:
a. hak dasar yang melekat secara kodrati pada keberadaan manusia sebagai
mahluk Tuhan Yang Maha Esa
b. hak tersebut merupakan anugrah-Nya
c. bersifat universal dan langgeng
d. wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara
e. untuk mempertahankan martabat dan nilai kemanusiaan
Hukum HAM
Hukum melindungi kepentingan manusia dengan mengalokasikan suatu
kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingan tersebut.
Pengalokasian kekuasaan dilakukan secara teratur dalam arti ditentukan keleluasaan
dan kedalamannya. Kekuasaan yang demikian itulah yang disebut hak.
Dengan demikian antara hukum dan hak asasi manusia sesungguhnya
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena yang namanya hukum
sudah pasti melindungi kepentingan manusia agar eksistensi kemanusiaanya terjaga
atau tidak diganggu oleh manusia lainnya. HAM di Indonesia tidak hanya berupa
dokumen dalam konvenan internasional, tetapi juga telah dituangkan dalam berbagai
peraturan perundang-undangan termasuk pembentukan kelembagaan berupa
Pengadilan HAM.
Manusia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa akal budi dan nurani yang
memberikan kepadanya kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk
yang akan membimbing dan mengarahkan sikap dan perilaku dalam menjalani
kehidupannya. Dengan akal budi manusia diberikan kebebasan untuk berpikir,
berkehendak, untuk merasa dan kebebasan mengekspresikan dalam arti
mengungkapkan hasil olah pikir, kehendak dan rasa tersebut dalam batas-batas
kewajaran. Untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan martabat
manusia, diperlukan pengakuan dan perlindungan HAM, karena tanpa hal tersebut
manusia akan kehilangan sifat dan martabatnya, sehingga dapat mendorong manusia
menjadi serigala manusia lainnya (homo homini lupus).
Secara teoritis pentingnya pengaturan HAM melalui sarana hukum karena
fungsi hukum untuk melindungi kepentingan manusia agar tidak diperlakukan
secara sewenang-wenang oleh manusia lainnya. Menurut Frans Magnis Suseno,
pentingnya hukum mengatur kehidupan manusia karena didasarkan pada tiga ciri
pokok manusia yakni (1) manusia adalah mahluk yang berakal budi, (2) manusia
memiliki jasmani, dan (3) manusia merupakan mahluk sosial.
Sebagai mahluk yang berakal budi manusia harus diatur secara normatif
sehingga dalam betingkah laku harus mempedomani aturan yang ada, bukan
menuruti kehendaknya sendiri. Demikian dengan ciri kejasmaniannya, manusia
membutuhkan sandang, pangan, dan papan untuk mempertahankan hidupnya.
Selanjutnya sebagai mahluk sosial manusia hanya dapat hidup bersama dengan
manusia lainnya.