Anda di halaman 1dari 36

N E G A R A

Terbentuknya Suatu Negara :

Cessie/Mandat
(Penyerahan)
Kamerun : Jerman  Perancis

Anexatie/Kolonial
(Pencaplokan/Penguasaan)
Australia

Separatise
(Pemisahan)
Pakistan  India
Negara Menurut Sesepuh Dunia
Socrates (>399 SM)
 Negara bukanlah semata-mata bersifat objektif
 Tugas Negara adalah menciptakan hukum
 Negara pada waktu itu masih bersifat demokratis
• Polis atau city state
• Jumlah WN minim
• State minded
 Demokrasi kuno atau demokrasi Langsung
 WN berhak turut langsung dalam memerintah atau menentukan arah kebijaksanaan
pemerintahan negara.

Plato (429-347 SM)


Aristokrasi merupakan sistem pemerintahan yang terbaik sedngkan Tyranni merupakan
sistem pemerintahan yang terburuk.
Ada 3 goongan dalam suatu negara :
1. Golongan penguasa → Golongan yang memerintah, terdiri dari orang-orang
pandai, ahli-ahli fikir dan ahli filsafat.
2. Golongan Tentara → Golongan yang menjaga keselamatan negara, yang harus
mendapatkan didikan khusus untuk menjalankan tugasnya itu dan ini pertamatama
dibutuhkan adanya siasat keberanian.
3. Golongan Pengusaha atau pekerja
Aristoteles (384 – 322 SM)
 Menulis buku Ethica (Keadilan) dan Politica (Negara)
 Aristoteles menyelidiki sifat-sifat umum daripada segala-galanya yang ada di
dunia ini, maka timbullah ajaran ilmu pengetahuan baru yaitu PRIMA
PHILOSOPHIA. Suatu ajaran filsafat yang pertama mencari hakekat yang
dalam daripada yang ada, jadi mencari makna keadaan.
 Kriteria dalam menguraikan bentuk-bentuk negara, yaitu:
1) Jumlah orang yang memegang kekuasaan.
2) Sifat atau tujuan Pemerintahannya.
Aristoteles menggolongkan bentuk negara menjadi 3, yaitu:
1. Negara dipegang oleh satu orang ;  Monarki : ditujukan untuk
kepentingan umum, sehingga baik  Tyranni : hanya ditujukan untuk
kepentingan penguasa itu sendiri, sehingga jelek
2. Negara dipegang oleh beberapa orang ;  Aristokrasi : ditujukan untuk
kepentingan umum, sehingga baik  Oligarki : hanya ditujukan untuk
kepentingan penguasa itu sendiri, sehingga jelek
3. Negara dipegang oleh rakyat ;  Republik Konstitusional :Negara
memperhatikan kepentingan umum atau rakyat, sehingga baik 
Demokrasi : Pemerintahannya hanya ditujukan untuk kepentingan
penguasa itu saja, sehingga jelek.
Jadi menurut Aristoteles bentuk negara yang terbaik adalah “REPUBLIK
KONSTITUSIONAL
Epicurus (342 – 271 SM)
 Adanya negara adalah untuk memenuhi kepentingan individu itu sendiri. Karena
masyarakat itu terdiri dari individu-individu sebagai atoom dan individu-individu
inilah sebagai bagian yang terpenting, hal itu disebut “AJARAN ATOOMISME”.
 Negara adalah hasil daripada perbuatan manusia, yang diciptakan untuk
menyelenggarakan kepentingan anggota-anggotanya. Negara adalah alat bagi
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai individu.
 Tujuan negara adalah menyelenggarakan ketertiban dan keamanan, dan untuk
terseleng-garanya kesenangan pribadi yang sifatnya lebih langgeng atau abadi
bukan hanya bersifat materialistis

Cicero (106 – 43 SM)


Seorang ahli pemikir terbesar tentang negara dan hukum dari bangsa Romawi.
 Negara merupakan suatu keharusan yang didasarkan atas rasio manusia. Rasio
di sini adalah rasio yang murni, didasarkan atau menurut hukumalam kodrat.
 Bentuk pemerintahan yang baik adalah yang merupakan campuran dari yang
baik pula , yaitu Monarki, Aristokrasi dan Republik. Dan Demokrasi adalah
lawan dri ketiganya.
 Hukum yang baik adalah hukum yang didasarkan atas rasio yang murni. Oleh
karena itu hukum positif harus berdasarkan atas dalil-dalil atau azas-azas hukum
alam kodrat. Jika tidak maka tidak mempunyai ikatan yang mengikat.
Thomas Aquinas (1225 – 1274 M)
 Bentuk Pemerintahan suatu negara, yaitu:
1. Pemerintahan oleh satu orang. Yang baik Monarki dan yang jelek
Tyrany.
2. Pemerintahan oleh beberapa orang.yang baik Aristokrasi dan yang jelek
oligarki.
3. Pemerintahan oleh seluruh rakyat. Yang baik disebut Politeia (menurut
Aristoteles Republik Konstitusionil) dan yang jelek disebut Demokrasi.
 Bentuk Pemerintahan yang baik menurut Thomas Aquinas adalah Monarki.

Jean Bodin (1530 – 1596 M)


 Tujuan Negara adalah kekuasaan.
 Negara adalah keseluruhan dari keluarga-keluarga dengan segala miliknya,
yang dipimpin oleh akal dari seorang penguasa yang berdaulat.
 Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat hukum di dalam
suatu negara, yang sifatnya:
1. Tunggal → hanya negara yang memiliki
2. Asli → kekuasaan tidak berasal dari kekuasaan lain
3. Abadi → negara adalah kekuasaan atau kedaulatan tertinggi
4. Tidak dapat dibagi-bagi → kedaulatan tidak dapat diserahkan kepada
orang atau badan lain.
John Locke (1632 – 1704 M)
 Tugas negara adalah menetapkan dan melaksanakan hukum alam. Hukum
alam di sini dalam pengertiannya yang luas, artinya negara itu tidak hanya
menetapkan dan melaksa-nakan hukum alam saja, tetapi dalam membuat
peraturan atau undang-undang negarapun harus berpedoman pada hukum
alam.
 Jadi Tugas Negara adalah :
1. Membuat atau menetapkan peraturan (legislatif)
2. Melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan dan mengawasi
pelaksanaan tersebut (eksekutif dan yudikatif)
3. Kekuasaan mengatur hubungan dengan negara-negara lain (federatif).

Ketiga tugas ini disebut Trias Politica.

Montesquieu (1688 – 1755 M)


Kekuasaan negara dibagi menjadi dua, yaitu:
1)Kekuasaan perundang-undangan, Legislatif,
2)Kekuasaan melaksanakan pemerintahan, Eksekutif, dan
3)Kekuasaan kehakiman, Yudikatif.
HAKEKAT NEGARA

Hakekat negara adalah suatu penggambaran tentang


sifat-sifat negara. Negara sebagai wadah diciptakan
untuk mencapai cita-cita bangsanya.
Pandangan tentang hakekat negara sangat erat
hubungannya dengan filsafat yang dianutnya. Ini
disebabkan karena pengaruh keadaan atau sifat
pemerintahan yang dialaminya, dengan demikian
pandangan tentang hakekat negara juga berlainan.
PENGERTIAN
George Jellinek
Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia
yang telah berkediaman di wilayah tertentu.

R. Djokosoetono
Negara adalah organisasi manusia yang berada di bawah suatu
pemerintahan yang sama.

J.H.A. Logemann
Negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang mempunyai
tujuan melalui kekuasaannya untuk mengatur serta men
yelenggarakan sesuatu (berkaitan dengan jabatan, fungsi lembaga
kenegaraan, atau lapangan kerja) dalam masyarakat.
Dari berbagai pendapat di atas dapat diambil suatu pengertian,
bahwa :

Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau


beberapa kelompok manusia yang secara bersama-
sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui
adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib
serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok
manusia tersebut.
Negara juga merupakan suatu perserikatan yang
melaksanakan suatu pemerintahan melalui hukum yang
mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa
demi ketertiban sosial. Masyarakat ini berada dalam satu
wilayah tertentu yang membedakannya dari kondisi
masyarakata lain di luarnya.
Sifat-sifat Negara

Sifat Memaksa, artinya semua peraturan perundangan


yang berlaku diharapkan akan ditaati sehingga
keamanan dan ketertiban negara pun akan tercapai.
Untuk mencapai hal tersebut negara di lengkapi
kekuatan fisik secara legal seperti adanya polisi, tentara,
dan alat hukum lainnya (jaksa, hakim, peradilan). Sifat
Monopoli, artinya negara berhak menentukan tujuan
ber-sama masyarakat, menentukan mana yang boleh
dan tidak boleh, mana yang baik dan bertentangan
dengan tujuan negara dan masyarakat.
Sifat Mencakup Semua, artinya segala peraturan
perundangan yang berlaku adalah untuk semua orang,
semua warga negara, tanpa kecuali.
Unsur-unsur Pembentuk Negara

Konvensi Montevideo (Uruguay) tahun


1933, suatu negara harus memiliki empat
unsur yaitu tiga unsur konstitutif , dan
satu unsur deklaratif yaitu pengakuan
dari negara lain.
TUJUAN NEGARA
a. Teori Kekuasaan.
 Menurut Shang Yang, tujuan negara adalah memperoleh kekuasaan
yang sebesar-besarnya dengan cara menjadikan rakyatnya miskin,
lemah, dan /I bodoh.
 Sementara Machiavelli mengatakan bahwa tujuan negara adal ah
kekuasaan yang digunakan untuk mencapai kebesaran dan kehormatan
negara. Untuk mencapai tujuan tersebut seorang pemimpin dibenarkan
bertindak kejam dan licik.
b. Teori Perdamaian Dunia.
 Menurut Dante Allegieri, tujuan negara adalah untuk menciptakan
perdamaian dunia, yang dapat dicapai apabila seluruh negara berada
dalam satu kerajaan dunia (imperium) dengan undang-undang yang
seragam bagi semua negara.
c. Teori Jaminan Hak dan Kebebasan.
 Tokoh teori ini adalah Immanuel Kant dan Kranenburg. Keduanya
menganjurkan agar hak dan kebebasan warga negara terjamin, di dalam
negara harus dibentuk peraturan atau undang-undang.
 Keduanya memiliki perbedaan, dimana menurut Immanuel Kant
perlunya dibentuk negara hukum klasik (negara sebagai penjaga
malam), sedungkan Kranenberg menghendaki dibentuknya negara
hukum modern (welfare state).
Tujuan Negara

• Memperluas kekuasaan
• Menyelenggarakan keterkaitan hukum
• Mencapai kesejahteraan umum

#Konsep Plato : memajukan kesusilaan manusia


sebagai perseorangan, dan sebagai makhluk sosial.

#Konsep Roger H. Soltau : memungkinkan


rakyatnya berkembang, serta menyelenggarakan daya
ciptanya sebebas mungkin.

#Konsep Thomas A.A : mencapai penghidupan dan


kehidupan aman dan tentram dengan taat kepada dan
dibawah pimpinan Tuhan.
TUJUAN NEGARA

Ditelisik dari sudut pandang bentuk negara, susunan negara, organ-


organ negara atau badan negara yang harus dilaksanakan, fungsi dan
tugas dari organ-organ itu serta hubungannya antar keduanya yang
senantiasa disesuaikan dengan tujuan negara.

Disamping itu, kita harus ingat bahwasanya perihal perkara tujuan


negara ini tidak ada satu pun ahli yang dapat merumuskan dengan
tepat satu rumusan yang meliputinya atau mencakup semuanya.
Mengapa demikian? Sebab tujuan negara tergantung daripada lokasi,
kondisi, dimensi waktu serta sifat dari kekuasaan penguasa,
umpamanya persoalan ekonomi.

Tujuan negara sesuai dengan Preambule/Mukadimah UUD 1945 alinea


4 yang menyatakan :
“Menyelenggarakan kesejahteraan, Melindungi, dan Mencerdaskan
Bangsa sehingga tercapai kebahagiaan bagi rakyatnya secara adil
dan makmur serta turut serta menjaga perdamaian dunia”.
Fungsi Negara

Secara umum fungsi negara adalah melaksanakan


peneltiban, mengusahakan kesejahteraan, pertahanan,
menegakkan keadiIan.

Bestuur

Rechtsprak

Regeling

Politie
NEGARA INDONESIA
BERDASARKAN UUD 1945
Pasal 1
(1) Negara Indonesia ialah negara
kesatuan, yang berbentuk Republik.
(2) Kedaulatan berada di tangan rakyat
dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar.
(3) Negara Indonesia adalah negara
hukum
WARGA NEGARA
Dan
KEWARGANEGARAAN
PENGERTIAN WARGA NEGARA

Warga negara adalah penduduk sebuah negara


atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat
kelahiran, dan sebagainya mempunyai
kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga
dari negara itu.

#Purwadarminta
Warga negara adalah orang yang secara hukum
merupakan anggota dari suatu negara.
WARGA NEGARA MENURUT UUD 1945
Pasal 26 ayat (1) UUD 1945
Yang menjadi warga negara ialah orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara.
PENGERTIAN PENDUDUK
Penduduk adalah orang atau orang-orang yang mendiami
suatu tempat (kampung, negeri, pulau dsb)
Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal di suatu
negara. Orang yang tinggal di suatu negara atau wilayah
suatu negara dan tidak bertujuan untuk tinggal atau menetap
di wilayah bukanlah penduduk negara itu.
Pasal 26 ayat (2) UUD 1945
Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.
WARGA NEGARA DAN PENDUDUK

Warga negara yaitu orang-orang sebagai bagian dari


suatu penduduk yang menjadi unsur negara, yang
mempunyai hubungan yang tidak terputus dengan
tanah airnya, dengan UUD negaranya, sekalipun
yang bersangkutan berada di luar negeri, selama
yang bersangkutan tidak memutuskan hubungannya
atau terikat oleh ketentuan hukum internasional.

Penduduk yang bukan warga negara (WNA)


hubungannya dengan negara yang dialaminya
hanyalah selama yang bersangkutan bertempat
tinggal dalam wilayah negara tersebut.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12
TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
REPUBLIK INDONESIA

Pasal 1

Warga Negara
adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Kewarganegaraan
adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga
negara.
Pewarganegaraan
adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan.
IUS SANGUINIS
Kewarganegaraan seorang ditentukan oleh
kebangsaan dari orang tuanya.
SIAPA YANG MELAHIRKAN

IUS SOLI
Kewarganegaraan seseorang ditentukan
TEMPAT/DAERAH dimana ia dilahirkan.
Penentuan Kewarganegaraan

1. Unsur Darah Keturunan (ius sanguinis, law of the blood)


Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya menentukan
kewarganegaraan seseorang, betapapun ia dilahirkan di luar
negaranya.
2. Unsur Daerah Tempat Kelahiran (ius soli, law of the soil)
Kewarganegaraan seseorang ditentukan dimana ia dilahirkan.
Misalnya seseorang yang berasal dari negara Indonesia melahirkan
anaknya di negara yang menerapkan system ius soli, maka
sekalipun ia anak dari kedua orang tua yang berkewarganegaraan
Indonesia tetapi anak tersebut tetap diakui sebagai warganegara
dari negara dimana ia dilahirkan.
3. Unsur Pewarganegaraan (naturalisasi) Seseorang
berkewarganegaraan asing dapat mengajukan permohonan untuk
menjadi warganegara dari suatu negara tertentu setelah dapat
melengkapi beberapa syarat tertentu. Adapun aturan yang
berhubungan dengan syarat-syarat dan prosedur yang harus
dipenuhi oleh seseorang yang mengajukan naturalisasi antara satu
negara dengan negara lainnya tidaklah sama.
PROBLEM KEWARGANEGARAAN

1. Bepatride
Kalau seseorang yang berkewarganegaraan dari suatu
negara yang menerapkan sistem ius sanguinis
melahirkan anaknya di suatu negara yang menerapkan
sistem ius soli maka anak tersebut tetap dinyatakan
sebagai warga negaranya di mana orang tuanya
berasal, dan juga dinyatakan sebagai warga negara
dari negara dimana ia dilahirkan.
2. Apatride (stateless)
Kalau seorang yang berkewarganegaraan dari suatu
negara yang menerapkan sistem ius soli melahirkan
anaknya di suatu negara yang menerapkan ius
sanguinis, maka anak tersebut tidak lagi dianggap
sebagai warganegara dari kedua orang tuanya, dan
juga tidak dianggap sebagai warga negara dari negara
dimana ia dilahirkan.
Masalah dalam Naturalisasi

1. Naturalisasi Aktif Seseorang yang dikarenakan apatride


dapat mengajukan permohonan untuk menjadi warga
negara dari salah satu negara yang menyebabkan dirinya
menjadi orang yang tanpa kewarganegaraan (stateless).
Kalau permohonannya dikabulkan ia dapat menggunakan
hak opsi, yaitu hak memilih untuk menggunakannya
permohonan yang telah dikabulkan atau tidak
menggunakannya.
2. Naturalisasi Pasif Kalau suatu negara mengadakan
pemutihan terhadap mereka yang kehilangan
kewarganegaraannya, maka bagi mereka mempunyai hak
repudiasi, yaitu hak untuk menolak pemberian
kewarganegaraan tersebut.
ASAS KHUSUS
KEWARGANEGARAAN

 Asas Kepentingan Nasional


(mempertahankan kedaulatan)

 Asas Perlindungan Maksimum


(perlindungan terhadap WN)

 Asas Pengakuan dan Penghormatan HAM


(menjamin, melindungi, memuliakan)
WARGA NEGARA INDONESIA
Pasal 4
Warga Negara Indonesia adalah:
a. setiap orang yang berdasarkan peraturan perundangundangan dan/atau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum UndangUndang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia;
b. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia;
c. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing;
d. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing
dan ibu Warga Negara Indonesia;
e. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara
asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
f. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia;
g. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia;
h. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing
yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan
pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun
atau belum kawin;
i. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir
tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
j. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui;
k. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya;
l. anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari
negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan;
m. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Pasal 5
(1) Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di
luar perkawinan yang sah, belum berusia 18
(delapan belas) tahun dan belum kawin diakui
secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai
Warga Negara Indonesia.
(2) Anak Warga Negara Indonesia yang belum
berusia 5 (lima) tahun diangkat secara sah
sebagai anak oleh warga negara asing
berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui
sebagai Warga Negara Indonesia.
Pasal 6 (1)
Dalam hal status Kewarganegaraan Republik
Indonesia terhadap anak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf c, huruf d, huruf h, huruf l,
dan Pasal 5 berakibat anak berkewarganegaraan
ganda, setelah berusia 18 (delapan belas) tahun
atau sudah kawin anak tersebut harus
menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraannya.
Hak dan Kewajiban Warga Negara

Hak warga negara


adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga negara
guna melakukan sesuatu sesuai peraturan
perundangundangan. Dengan kata lain hak warga negara
merupakan suatu keistimewaan yan menghendaki agar
warga negara diperlakukan sesuai keistimewaan tersebut.

Kewajiban warga negara


adalah suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh
warga negara dalam kehidupan bermasyarkat berbangsa dan
bernegara. Kewajiban warga negara dapat pula diartikan
sebagai suatu sikap atau tindakan yang harus diperbuat oleh
seseorang warga negara sesuai keistimewaan yang ada pada
warga lainnya.
Hak warga negara menurut UUD 1945
adalah :
1. Persamaan kedudukan dalam hukum pemerintahan
2. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3. Hak dalam upaya pembelaan negara
4. Hak berserikat dan berkumpul
5. Hak mengeluarkan pendapat secara lisan dan
tulisan termasuk ketik
6. Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama
dalam pemerintahan
7. Hak untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara
8. Hak mendapat pengajaran
9. Hak fakir miskin dan akan terlantar di pelihara
oleh warga
Sebaliknya warga negara mempunyai
berbagai kewajiban sebagaimana tercantum
dalam UUD 1945 antara lain :
1. Menjunjung hukum dan pemerintahan
2. Turut serta dalam upaya pembelaan
negara
3. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara
Hak dan kewajiban warga negara sebagaimana tertuang
dalam berbagai peraturan perundang-undangan sudah
tentu perlu dilaksanakan dan ditegakkan. Tetapi bagaimana
realitasnya akan tergantung kepada beberapa faktor

Peraturan perundang-undangan itu sendiri

Penyelenggara negara

Kesadaran hukum warga negara

Apabila salah satu diantara ketiga faktor tadi mengandung


kelemahan maka kemungkinan perwujudan HAM maupun
hak dan kewajiban tersebut tidak dapat tercapai dengan
optimal.

Anda mungkin juga menyukai