Anda di halaman 1dari 5

ALUR PENYELESAIAN SENGKETA TUN

Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Praktik Peradilan TUN

Dosen Pengampu:
Prandy Arthayoga Louk Fanggi, S.H., M.H

Disusun Oleh,
Muhammad Taufan
(2004010008)

S1 HUKUM

FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS BUMIGORA

MATARAM

2022
A. Alur Penyelesaian Sengketa TUN
1) Upaya Administratif
a. Keberatan
Kepada Badan/Pejabat TUN yang menerbitkan KTUN (Digugat ke
PTUN)
b. Banding Administratif
Kepada atasan/instansi lain yang lebih tinggi yang mengeluarkan KTUN
(Digugat ke PT.TUN)
2) Upaya Peradilan
a. Pengajuan Gugatan
Pasal 53 UU No. 5 Tahun 1986
(1) Seseorang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha
Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan
yang berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha
Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah,
dengan atau tanpa disertai tuntutan gati rugi dan/atau
rehabilitasi.
Pasal 53 UU No. 9 Tahun 2004
(2) Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu
bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang
baik.
Pasal 54 UU No. 5 Tahun 1986
(1) Gugatan sengketa Tata Usaha Negara diajukan kepada
Pengadilan yang berwenang yang daerah hukumnya meliputi
tempat kedudukan tergugat.
(2) Apabila tergugat lebih dari satu Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara dan berkedudukan tidak dalam satu daerah hukum
Pengadilan, gugatan diajukan kepada Pengadilan yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan salah satu Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara
(3) Dalam hal tempat kedudukan tergugat tidak berada dalam daerah
hukum Pengadilan tempat kediaman penggugat, maka gugatan
dapat diajukan ke Pengadilan yang daerah hukummnya meliputi
tempat kediaman penggugat untuk selanjutnya diteruskan
kepada Pengadilan yang bersangkutan
(4) Dalam hal-hal tertentu sesuai dengan sifat sengketa Tata Usaha
Negara yang bersangkutan yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah, gugatan dapat diajukan kepada Pengadilan yang
berwenang yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman
penggugat.
(5) Apabila penggugat dan tergugat berkedudukan atau berada di
luar negeri, gugatan diajukan kepada Pengadilan di Jakarta.
(6) Apabila tergugat berkedudukan di dalam negeri dan penggugat
di luar negeri, gugatan diajukan kepada Pengadilan di tempat
kedudukan tergugat.
b. Tenggang Waktu pengajuan Gugatan
Pasal 55 UU No. 5 Tahun 1986
Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan
puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya
Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.
c. Syarat-syarat pengajuan Gugatan
1. Syarat Formil
Gugatan harus memuat nama, kewarganegaraan, tempat tinggal,
pekerjaan penggugat maupun kuasanya (termasuk melampirkan
surat kuasa jika memakai kuasa) dan nama jabatan dan tempat
kedudukan tergugat.
2. Syarat Materiil
Gugatan harus memuat posita (dasar atau alasan-alasan gugatan)
dan petitum (tuntutan baik pokok maupun tambahan (ganti rugi
dan/atau rehabilitasi))
d. Kerangka Gugatan
1. Identitas para pihak
• Penggugat atau kuasanya : manusia atau badan hukum
• Tergugat : Jabatan yang mengeluarkan KTUN kedudukan
hukum Badan atau Pejabat TUN
2. Posita (Fundamentum Petendi)/alasan gugatan,
3. Tuntutan (Petitum)
Dapat pula disertakan Objek Gugatan

UPAYA PERADILAN

PEMERIKSAAN
PENDAHULUAN EKSEKUSI
POKOK PERKARA
Gugatan – Jawaban
Replik – Duplik
Penelitian Administratif Eksekusi
Pembuktian – Kesimpulan
Putusan Akhir

Dismissal

Pemeriksaan Persiapan

1. Pendahuluan
• Penelitian Administratif;
Dilakukan oleh Panitera, hanya syarat formalnya yang diperiksa.
• Rapat Permusyawaratan;
Dilakukan oleh Ketua Pengadilan, untuk menyaring perkara layak
atau tidak untuk diperiksa (dismissal proses)
a. Pokok gugatan tersebut nyata-nyata tidak termasuk dalam
wewenang Pengadilan;
b. Syarat-syarat gugatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 56
tidak dipenuhi oleh penggugat sekalipun ia telah diberi tahu dan
diperingatkan;
c. Gugatan tersebut tidak didasarkan pada alasan-alasan yang
layak;
d. Apa yang dituntut dalam gugatan sebenarnya sudah terpenuhi
oleh KTUN yang digugat;
e. Gugatan diajukan sebelum waktunya atau telah lewat waktunya
• Pemeriksaan Persiapan
Dilakukan oleh Majelis Hakim, untuk melengkapi gugatan yang
kurang jelas, jika permohonan acara cepat dikabulkan, maka tidak
ada tahap ini
2. Pemeriksaan Pokok Perkara
Pemeriksaan Acara Biasa (Pasal 68 UU No. 5 Tahun 1986)
Pemeriksaan Acara Singkat
• Memeriksa perlawanan dari penggugat (Dismissal)
Pemeriksaan Acara Cepat
• Kepentingan dari penggugat yang cukup mendesak tidak boleh
melebihi waktu 14 hari
a. Pembacaan Gugatan (Pasal 74 ayat 1 UU No.5/1986)
b. Pembacaan Jawaban (Pasal 74 ayat 1 UU No.5/1986)
c. Replik (Pasal 75 ayat 1 UU No.5/1986)
d. Duplik (Pasal 75 ayat 2 UUNo.5/1986)
e. Pembuktian (Pasal 100 UU No.5/1986)
1) Surat atau Tulisan;
2) Keterangan Ahli;
3) Keterangan Saksi;
4) Pengakuan Para Pihak;
5) Pengetahuan Hakim
f. Kesimpulan (Pasal 97 ayat 1 UU No.5/1986)
g. Putusan (Pasal 108 UU No.5/1986)

Anda mungkin juga menyukai