Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN PTUN

1. Alur Sidang PTUN


a) Pembacaan Gugatan (Pasal 74 ayat 1 UU No. 5/1986)
b) Pembacaan Jawaban (Pasal 74 ayat 1 UU No. 5/1986)
c) Replik (Pasal 75 ayat 1 UU No. 5/1986)
Tanggapan Penggugat atas jawaban yang diajukan oleh Tergugat.
Penggugat dapat mengubah alasan yang mendasari gugatan hanya sampai dengan
replik, asal disertai alasan yang cukup serta tidak merugikan kepentingan
tergugat, dan hal tersebut harus disaksikan oleh hakim.
d) Duplik (Pasal 75 ayat 2 UU No. 5/1986)
Jawaban atas replik. Tergugat dapat mengubah alasan yang mendasari
jawabannya hanya sampai dengan duplik, asal disertai alasan yang cukup serta
tidak merugikan kepentingan penggugat dan hal tersebut harus dipertimbangkan
dengan seksama oleh hakim.
Replik dan Duplik dapat diulang terus hingga ada titik temu atau hakim yang
menghentikan.
e) Pembuktian (Pasal 100 UU No. 5/1986)
f) Kesimpulan (Pasal 97 ayat 1 UU No. 5/1986)
g) Putusan (Pasal 108 UU No. 5 /1986)
2. Upaya Administratif
Sebelum menempuh jalur hukum sesuai pasal 48 UU No. 5/1986 disebutkan:
(1) Dalam hal suatu badan atau pejabat tata usaha negara diberi wewenang oleh atau
berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk menyelesaikan secara
administrative sengketa tata usaha negara tertentu, maka sengketa tata usaha
negara tersebut harus diselesaikan melalui upaya administrative yang tersedia.
(2) Pengadilan baru berwenang memeriksa, memutuskan, dan menyelesaikan
sengketa tata usaha negara sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, jika seluruh
upaya administrative yang bersangkutan telah digunakan.
Upaya administratif terbagi dua yaitu prosedur keberatan dan banding administratif
3. Surat Kuasa
a) Definisi
Pasal 1792 KUHPerdata yang menjelaskan bahwa pemberian kuasa adalah suatu
persetujuan yang berisikan pemberian kekuasaan kepada orang lain yang
menerimanya untuk melaksanakan sesuatu atas nama orang yang memberikan
kuasa.
b) Unsur
 Suatu Perjanjian (Pasal 120,123, dan 147 HIR)
 Kekuasaan/Wewenang
 Untuk Atas Nama
 Menyelenggarakan Urusan
c) Tujuan
Dengan pemberian surat kuasa ini, si penerima kuasa bisa melakukan tindakan-
yang berkaitan dengan jalannya pemeriksaan perkara untuk dan atas nama si
pemberi kuasa. Baik tindakan di jalur litigasi (pengadilan) maupun non litigasi
(alternatif). Surat kuasa khusus harus tertulis karena akan deregister di PTUN.
d) Domisili Surat Kuasa
Harus sesuai dengan KTP.
e) Pemindahan Kuasa
Hak melimpahkan kuasa itu disebut “hak substitusi”. Hak substitusi ini biasanya
dicantumkan dalam surat kuasa khusus, yaitu untuk menjaga kemungkinan
berhalangannya si penerima kuasa.
f) Batasan Kuasa
“Pertelaan isi kuasa yang diberikan”, yaitu yang menjelaskan kekhususan isi
kuasa, dalam batas-batas tertentu. Artinya apabila tidak disebut dalam pertelaan
itu, penerimaan kuasa tidak berwenang melakukannya. Dalam pasal 8 dinyatakan,
bahwa apabila dalam suatu persidangan seorang kuasa melakukan tindakan yang
melampaui batas wewenangnya, maka si pemberi kuasa dapat mengajukan
sangkalan secara tertulis disertai tuntutan agar tindakan kuasa tersebut dinyatakan
batal oleh pengadilan. Tuntutan itu disebut “action en Desaveu”
g) Mundurnya Penerima Kuasa
Penerima kuasa tidak boleh mundur kecuali ada alasan kuat untuk mengundurkan
diri dengan surat. Karena penerima kuasa dapat digugat dengan wanprestasi atau
perbuatan melawan hukum dan dilaporkan kepada majelis etik.
h) Contoh Surat Kuasa Khusus
SURAT KUASA KHUSUS
Nomor: 13/SKK/PTUN.MTR/IX/2022

IDENTITAS DIRI >>>


Yang bertandatangan dibawah ini:
Sitha Yadi Dena, S.H., M.Kn, Mataram 13 Maret 1990, jenis kelamin perempuan,
Notaris warga negara Indonesia, pendidikan terakhir Strata Dua (tamat), agama
Kristen, tempat tinggal Jl. Cendrawasih No.1 RT. 02 RW. 01, Desa/Kel Citayem,
Kecamatan Sekarbela, Nusa Tenggara Barat.
PENERIMA KUASA>>>
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, selanjutnya disebut
dengan sebagai PEMBERI KUASA.PEMBERI KUASA dalam hal ini memilih
domisili hukum tetap di kantor kuasa tersebut dibawah ini, dengan memberi kuasa
penuh kepada:
1. Ida Ayu Khansa Paramitha, S.H., M.H.
2. Lalu Arya Sena, S.H., M.H.
3. I Komang Wahyu Krisnawa, S.H., M.H.
4. Kadek Ayu Syailendra Putri, S.H., M.H.
Yang merupakan Advokat dari kantor hukum TRESNA & PARTNERS
berkedudukan hukum di Jl. Diponegoro No.12, Ampenan, Kec. Jempong, Kota
Mataram, Nusa Tenggara Barat, yang dapat bertindak baik secara bersama-sama
atau sendiri, yang untuk selanjutnya disebut sebagai PENERIMA KUASA.
Untuk dan atas nama PEMBERI KUASA baik secara bersama-sama maupun
sendiri-sendiri sebagai TURUT TERGUGAT melawan Dewi Maharani sebagai
PENGGUGAT, dalam Perkara Nomor 162/G/2018/PTUN.MTR dengan objek
sengketa: Sertifikat Hak Milik Nomor:16.08.01.02.1.02355
Dalam hal ini Penerima Kuasa dikuasakan oleh Pemberi Kuasa untuk menerima,
mengajukan, menghadiri persidangan di pengadilan Tata Usaha Negara Makassar,
dan menandatangani surat-surat permohonan, gugatan, replik, kesimpulan,
mengajukan, dan menolak bukti-bukti surat, saksi-saksi, maupun ahli, meminta
atau memberikan segala keterangan yang diperlukan, meminta putusan dan/atau
putusan sela, penetapan-penetapan, mengajukan permohonan pelaksanaan
putusan, termasuk menyatakan banding, membuat, menandatangani, dan
mengajukan memori/kontra memori banding, menyatakan kasasi, membuat,
menandatangani dan mengajukan memori kasasi/kontra memori kasasi;
Kuasa ini diberikan dengan hak substitusi (baik sebagian atau seluruhnya).

Mataram, 1September 2022


Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

(........................) (........................)

4. Gugatan
a. Pengajuan Gugatan
Pengajuan gugatan, tenggang waktunya 90 hari terhitung sejak saat
diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan/ Pejabat TUN (pasal 55)
Adapun tahapannya:
 Membayar uang muka biaya perkara
 Register Perkara
 Pemberian bukti penerimaan nomor register perkara
 Pembayaran biaya perkara bagi yang mampu, yang tidak mampu dapat
mengajukan permohonan sengketa Cuma-Cuma (prodeo) kepada ketua
pengadilan
 Proses Dismissal adalah pemeriksaan terhadap pokok sengketa terkait
 Termasuk dalam kewenangan PTUN atau tidak
 Terpenuhinya syarat gugatan
 Gugatan berdasarkan alasan yang layak
 Hal yang digugat apakah telah terpenuhi oleh keputusan tata usaha
Negara Daluarsanya gugatan.
 Proses Pemeriksaan Persiapan
Dalam tahap ini hakim wajib memberikan nasehat dan kesempatan
penggugat untuk memperbaiki, melengkapi atau menyempurnakan
gugatan dalam batas waktu 30 hari
 Pemanggilan Para Pihak
Dilakukan setelah gugatan dianggap sempurna dan sudah dicatat. Dalam
hukum acara TUN, jangka waktu antara pemanggilan dan hari sidang
tidak boleh kurang dari 6 (enam) hari, kecuali dalam hal sengketa tersebut
harus diperiksa dengan acara cepat. Panggilan dikirimkan dengan surat
tercatat.
b. Domisili Gugatan
 Apabila tergugat lebih dari satu dan berkedudukan tidak dalam satu daerah
hukum pengadilan, gugatan diajukan kepada pengadilan yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan salah satu tergugat.
 Jika kedudukan tergugat tidak berada dalam daerah hukum pengadilan
tempat kediaman penggugat, maka gugatan dapat diajukan kepada
pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat
untuk selanjutnya diteruskan kepada pengadilan yang bersangkutan.
 Dalam hal tertentu sesuai dengan sifat sengketa TUN yang bersangkutan
diatur dengan peraturan pemerintah, gugatan dapat diajukan kepada
pengadilan yang berwenang yang daerah hukumnya meliputi tempat
kediaman penggugat.
 Apabila penggugat dan tergugat berkedudukan di luar negeri, gugatan
diajukan kepada pengadilan di Jakarta.
c. Pencabutan Gugatan
Gugatan dapat dicabut selambat-lambatnya saat sidang pertama atau sebelum
terjadi jawaban menurut MA. Apabila penggugat bermaksud untuk melakukan
pencabutan setelah tergugat memberikan jawaban, maka pencabutan hanya akan
dilakukan oleh hakim bilamana memperoleh persetujuan dari tergugat (pasal 76).
Istilah dan Tambahan
 Daluwarsa: Jika SKK sudah dicabut baru dianggap selesai/ada yang
meninggal dicantumkan dalam surat.
 Penguggat harus hadir sidang pertama, tergugat gapapa ga hadir.
 Surat kuasa harus lengkap tiap langkah bahkan sampai kasasi, atau ingin
bertemu ketua BPN semua dicantumin supaya tidak dipermasalahkan
lawan.
 Domisili Hukum: Kantor Advokat
 Paralegal: Yang buat berkas di kantor advokat
 Dalam SKK kalau bukan semua advokat tulis advokat dan paralegal
 Dilakukan pengecekan terhadap advokat yang memegang kuasa dan orang
yang hadir/terlibat dalam suatu perkara

Anda mungkin juga menyukai