Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Rafi Ali Muqoddas

NIM : 215010107111034

Absen : 30

Kelas : Praktik Peradilan Perdata-I

Tugas Prakper Bab 1

1. Jelaskan secara rinci urutan proses penanganan perkara perdata yang dilakukan oleh
seorang Advokat sebelum perkara di daftarkan ke Pengadilan?
Jawab:
a. Konsultasi Awal dengan Klien: Advokat akan bertemu dengan klien untuk
mendiskusikan masalah hukum yang dihadapi, mendengarkan fakta-fakta yang
relevan, dan mengevaluasi potensi perkara perdata yang mungkin timbul.
b. Penelitian Hukum: Advokat akan melakukan penelitian hukum terkait dengan kasus
klien untuk memahami argumen hukum yang mungkin digunakan, prinsip-prinsip
hukum yang relevan, dan kasus-kasus preseden yang serupa.
c. Pendahuluan Penyelesaian Damai: Sebelum memulai proses litigasi, advokat
mungkin mencoba untuk menyelesaikan sengketa secara damai antara klien dan
pihak lawan melalui mediasi atau negosiasi. Pendekatan ini dapat menghindari
biaya dan waktu yang terlibat dalam persidangan.
d. Penyusunan Surat Gugatan atau Jawaban: Jika penyelesaian damai tidak berhasil,
advokat akan menyiapkan surat gugatan atau jawaban, tergantung pada peran
kliennya sebagai penggugat atau tergugat. Surat ini berisi pernyataan klaim atau
pembelaan, fakta-fakta yang relevan, dan dasar hukum untuk klaim atau pembelaan
tersebut.
e. Pendahuluan Bukti: Advokat akan mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung
klaim atau pembelaan kliennya. Ini mungkin melibatkan dokumen-dokumen, saksi-
saksi, atau ahli yang akan memberikan kesaksian dalam persidangan.
f. Persiapan untuk Mediasi atau Sidang Pendahuluan: Jika mediasi atau sidang
pendahuluan direncanakan sebelum persidangan utama, advokat akan
mempersiapkan argumen dan strategi untuk mencapai hasil yang diinginkan.
g. Mediasi atau Sidang Pendahuluan: Advokat akan mewakili klien dalam mediasi
atau sidang pendahuluan untuk mencoba menyelesaikan sengketa dengan cara yang
lebih cepat dan lebih efisien daripada melalui persidangan.
h. Pendaftaran ke Pengadilan: Jika upaya penyelesaian damai gagal dan tidak ada
mediasi yang berhasil, advokat akan mendaftarkan perkara perdata ke pengadilan
yang berwenang. Ini melibatkan pengajuan dokumen-dokumen yang diperlukan
dan pembayaran biaya pengadilan.
i. Persiapan untuk Persidangan: Advokat akan mempersiapkan strategi, bukti-bukti,
dan argumen hukum untuk persidangan. Persiapan ini termasuk menghubungi
saksi-saksi dan ahli, serta merencanakan pemeriksaan dan perincian kesaksian.

2. Jelaskan secara rinci urutan proses pemeriksaan sengketa perdata di Pengadilan Negeri?
Jawab:
a. Tahap pendaftaran dan legalisasi surat kuasa.
Pihak yang memiliki kualifikasi untuk mengajukan perkara di Pengadilan adalah
mereka yang termasuk dalam lingkup subjek hukum, kecuali individu yang tidak
dianggap cakap hukum, seperti anak di bawah umur, orang dengan gangguan
mental, pemboros, dan mereka yang sedang dalam pengampuan hukum. Individu-
individu ini harus diwakili oleh pihak lain. Seseorang yang ingin mengajukan
gugatan ke Pengadilan dapat memberi kuasa kepada seorang advokat untuk
bertindak sebagai perwakilan atau pendamping. Antara pemberi kuasa dan
penerima kuasa harus disusun Surat Kuasa Khusus yang menegaskan hubungan
hukum di antara keduanya. Surat kuasa ini kemudian harus didaftarkan dan
dilegalisasi di bagian hukum Pengadilan Negeri yang memeriksa perkara yang
sedang bersengketa.
Pada kasus di mana negara atau pemerintah terlibat dalam perkara perdata, hal
ini diatur oleh Stbl. 1922 No. 522 dan pasal 123 ayat 2 HIR. Perwakilan dari negara
atau pemerintah dapat berupa Pengacara Negara yang ditunjuk oleh Pemerintah,
Jaksa, individu tertentu, atau pejabat yang ditunjuk oleh instansi yang bersangkutan.
Jaksa tidak diharuskan untuk menyerahkan Surat Kuasa Khusus. Pejabat atau
individu yang ditunjuk oleh instansi yang bersangkutan hanya perlu menyerahkan
salinan surat pengangkatan atau penunjukan tanpa materai.

b. Tahap Pendaftaran Gugatan


Gugatan harus diajukan dengan surat gugat yang ditandatangani oleh penggugat
atau kuasanya yang sah dan ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri.
Kompetensi Relatif (pasal 118 (1) HIR) : Pengadilan Negeri berwenang memeriksa
gugatan yang daerah hukumnya, meliputi :
- Dimana tergugat bertempat tinggal;
- Dimana tergugat sebenarnya berdiam (jikalau tergugat tidak diketahui tempat
tinggalnya);
- Salah satu tergugat bertempat tinggal, jika ada banyak tergugat yang tempat
tinggalnya tidak dalam satu daerah hukum Pengadilan Negeri;
- Tergugat utama bertempat tinggal, jika hubungan antara tergugat-tergugat
adalah sebagai yang berhutang dan penjaminnya
- Penggugat atau salah satu dari penggugat ber tempat tinggal dalam hal :
▪ tergugat tidak mempunyai tempat tinggal dan tidak diketahui dimana ia
berada;tergugat tidak dikenal;
▪ dalam hal tersebut diatas dan yang menjadi objek gugatan adalah benda
tidak bergerak (tanah), maka ditempat benda yang tidak bergerak
terletak;
▪ ketentuan HIR dalam hal ini berbeda dengan Rbg. Menurut pasal 142
RBg, apabila objek gugatan adalah tanah, maka gugatan selalu dapat
diajukan kepada Pengadilan Negeri dimana tanah itu terletak.

Dalam hal ada pilihan domisili secara tertulis dalam akta, jika penggugat
menghendaki, di tempat domisili yang dipilih itu. Apabila tergugat pada hari sidang
pertama tidak mengajukan tangkisan (eksepsi) tentang wewenang mengadili secara
relatif ini, Pengadilan Negeri tidak boleh menyatakan dirinya tidak berwenang. (Hal
ini adalah sesuai dengan ketentuan Pasal 133 HIR, yang menyatakan, bahwa eksepsi
mengenai kewenangan relatif harus di ajukan pada permulaan sidang, apabila
diajukan terlambat, Hakim dilarang untuk memperhatikan eksepsi tersebut). Dalam
hal ada pilihan domisili secara tertulis dalam akta, jika penggugat menghendaki, di
tempat domisili yang dipilih itu. Apabila tergugat pada hari sidang pertama tidak
mengajukan tangkisan (eksepsi) tentang wewenang mengadili secara relatif ini,
Pengadilan Negeri tidak boleh menyatakan dirinya tidak berwenang. (Hal ini adalah
sesuai dengan ketentuan Pasal 133 HIR, yang menyatakan, bahwa eksepsi
mengenai kewenangan relatif harus di ajukan pada permulaan sidang, apabila
diajukan terlambat, Hakim dilarang untuk memperhatikan eksepsi
tersebut).Gugatan disampaikan kepada Pengadilan Negeri, kemudian akan diberi
nomor dan didaftarkan dalam buku Register setelah penggugat membayar panjar
biaya perkara, yang besarnya ditentukan oleh Pengadilan Negeri (pasal 121 HIR).
Bagi Penggugat yang benar-benar tidak mampu membayar biaya perkara, hal mana
harus di buktikan dengan surat keterangan dari Kepala Desa yang bersangkutan,
dapat mengajukan gugatannya secara prodeo. Penggugat yang tidak bisa menulis
dapat mengajukan gugatannya secara lisan dihadapan Ketua Pengadilan Negeri,
yang akan menyuruh mencatat gugatan tersebut (pasal 120 HIR).

c. Penetapan Majelis Hakim oleh Ketua Pengadilan Negeri dan Penetapan Tanggal
Sidang.
Setelah gugatan sudah terdaftar di register, maka ketua Pengadilan Negeri diberi
waktu 3 hari untuk menunjuk siapa yang akan menjadi majelis hakim untuk
memeriksa perkara tersebut. Setelahnya, maka majelis hakim akan menentukan
jadwal sidang dan memerintahkan kepada Jurusita untuk menyampaikan surat
Reelas sidang kepada pihak yang berperkara.

3. Jelaskan urutan proses pemeriksaan permohonan di Pengadilan Negeri?


Jawab:
Permohonan harus disampaikan dalam bentuk surat permohonan yang telah
ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya yang sah, dan ditujukan kepada Ketua
Pengadilan Negeri di wilayah tempat tinggal pemohon. Setelah surat permohonan
diterima, Pengadilan Negeri akan mendaftarkannya dalam buku Register dan
memberikan nomor urut. Sebelumnya, pemohon diwajibkan membayar biaya perkara,
yang besarnya sudah ditetapkan oleh Pengadilan Negeri (lihat pasal 121 HIR). Jika
pemohon tidak mampu menulis, ia dapat mengajukan permohonannya secara lisan di
depan Ketua Pengadilan Negeri, yang kemudian akan menyuruh mencatat permohonan
tersebut (sesuai dengan pasal 120 HIR).
Perkara permohonan termasuk dalam pengertian yurisdiksi volunter. Berdasarkan
permohonan yang diajukan, Hakim akan memberikan suatu penetapan. Namun, ada
permohonan tertentu yang harus dijatuhkan dalam bentuk putusan oleh Pengadilan
Negeri, seperti dalam kasus pengangkatan anak oleh seorang Warga Negara Asing
(WNA) terhadap anak Warga Negara Indonesia (WNI), atau sebaliknya (sesuai dengan
SEMA No. 6/1983).
Tidak semua permohonan dapat diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri.
Pengadilan Negeri hanya memiliki kewenangan untuk memeriksa dan mengabulkan
permohonan jika hal itu telah diatur oleh suatu peraturan perundang-undangan atau
yurisprudensi. Pengadilan tidak memiliki kewenangan untuk mengabulkan
permohonan yang menetapkan seseorang atau beberapa orang sebagai pemilik atau
pemegang hak atas suatu barang. Selain itu, penetapan juga tidak dapat dikeluarkan atas
surat permohonan yang menyatakan suatu dokumen atau akta sebagai sah.

4. Jelaskan proses perdamaian yang terjadi di Pengadilan Negeri?


Jawab:
Apabila kedua belah pihak hadir di persidangan, Hakim memiliki kewajiban untuk
berupaya mendamaikan mereka. Upaya perdamaian ini tidak terbatas pada hari sidang
pertama saja, tetapi dapat dilakukan bahkan setelah tahap pemeriksaan telah dimulai
(sesuai dengan pasal 130 HIR). Jika upaya perdamaian berhasil, maka akan dibuat akta
perdamaian yang harus dibacakan terlebih dahulu oleh Hakim di hadapan kedua belah
pihak sebelum Hakim menjatuhkan putusan. Dalam putusan tersebut, kedua belah
pihak akan dihukum untuk mematuhi isi perdamaian tersebut. Akta perdamaian
memiliki kekuatan yang setara dengan putusan Hakim yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap. Jika isi perdamaian tidak dilaksanakan, pihak yang dirugikan dapat
meminta eksekusi kepada Ketua Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Tidak ada
kemungkinan untuk mengajukan banding terhadap putusan perdamaian.
Namun, jika upaya perdamaian tidak berhasil, hal ini harus dicatat dalam berita acara
persidangan, dan pemeriksaan perkara akan dilanjutkan dengan membacakan surat
gugatan dalam bahasa yang dipahami oleh kedua belah pihak. Jika perlu, penerjemah
akan digunakan sesuai dengan ketentuan dalam pasal 131 HIR.

Khusus untuk gugat cerai:


- Apabila dalam perkawinan tersebut ada anak, agar berusaha untuk
mendamaikan kedua belah pihak dan sedapat mungkin suami-isteri harus
datang sendiri;
- Apabila usaha perdamaian berhasil, gugatan harus dicabut. Sehubungan dengan
perdamaian ini tidak bisa dibuat akta perdamaian;
- Apabila usaha perdamaian gagal, gugat cerai diperiksa dengan sidang tertutup.

Anda mungkin juga menyukai