Melakukan sebuah gugatan atau tuntutan ke pengadilan tentu harus ada dasar
hukumnya, kalau tidak ada bisa saja permohonan atau gugatan itu ditolak. Karena
dasar hukumlah yang menjadi suatu putusan oleh hakim. Melakukan gugatan bisa
saja dilakukan sendiri ataupun memberikan kuasa hukum kepada pihak tertentu yang
dianggap paham dengan hukum, dalam hal ini pengacara atau advocate.
Sebuah contoh kasus yang tidak ada dasar hukumnya: budi meminjam uang
kepada jhony, ternyata jhony tidak mau membayar, karena budi merasa dirugikan dia
mengajukan gugatan kepada jhony ke Pengadilan dimana jhony tinggal. Contoh
diatas bisa saja merupakan kasus yang tidak ada dasar hukumnya, karna hanya
meminjam uang tanpa adanya perjanjian baik tertulis ataupun lisan yang melibatkan
adanya saksi dalam hal perjanjian tersebut.
Tuntutan perdata atau bisa disebut dengan burgelijk vordering yaitu tuntutan
hak yang mengandung sengketa. Gugatan yang diajukan tanpa adanya pihak tergugat
bukanlah merupakan kewenangan pengadilan untuk memeriksa dan menyelesaikan
perkara tersebut karena tidak ada pihak lawan. Sengketa bisa saja terjadi tanpa
melibatkan pengadilan, jika para pihak bisa berdamai menyelesaikan
permasalahannnya secara musyawarah atau kekeluargaan.
Gugatan secara tertulis harus dibuat ditulis secara jelas dengan bahasa yang
baik tersusun dan rapih, serta menceritakan secara singkat apa yang dipermasalahkan
dan bagaimana pihak tergugat melanggar hukum, serta mencantumkan undang-
undang yang sesuai dengan dengan apa yang disengketakan. Karena bisa saja salah
menempatkan undang-undang bisa mengubah arti.
Seebuah gugatan dapat dikatakan baik dan benar apabila telah memenuhi
syarat baik secara formil dan materil, karena hukum formil dan materil berkaitan
dengan erat. Penguasaan hukum formal sangat berguna didalam menyusun surat
gugatan kerena menyangkut langsug hal-hal yang berhubungan dengan kompetensi
pengadilan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pengadilan mana yang berhak
menyelesaikan suatu perkara itu.
Oleh karena itu hukum materil juga harus dikuasai dalam menyusun gugatan,
karena hal ini sangat menentukan dikabukannya atau ditolak suatu gugatan. Hukum
materil bukan hanya menyaangkut hal-hal yang berhubungan dengan peraturan
perundang-undangan, bisa juga doktrin-doktrin, teori-teori hukum, dan kebiasaan
dalam kehidupan masyarakat yang sudah dianggap hukum yang harus dipatuhi.
Proses pengajuan guatan perdata
1.Pendaftaran Gugatan
3.Registrasi Perkara
Setelah Majelis Hakim yang akan memeriksa dan mengadili perkara tersebut
terpilih, maka Majelis Hakim kemudian menetapkan hari sidang. Penetapan itu
dituangkan dalam surat penetapan selambat-lambatnya 7 hari setelah Majelis Hakim
menerima berkas perkara. Kemudian Majelis Hakim akan memanggil para pihak
(Penggugat dan Tergugat) untuk hadir pada hari sidang yang telah ditentukan.
Kemudian proses persidangan akan dimulai sesuai dengan Hukum Acara Perdata
yang berlaku.