Anda di halaman 1dari 6

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


PERATURAN DAERAH PALANGKA RAYA
NOMOR 02 TAHUN 2019
TENTANG
PENGENDALIAN PEMELIHARAAN TERNAK BABI DI KAWASAN PEMUKIMAN
KOTA PALANGKA RAYA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PALANGKA RAYA,
MENIMBANG :a. bahwa dalam rangka mendukung kenyamanan dan kerukunan di Kawasan
pemukiman kota palangkaraya perlu digali mengenai pengaturan usaha peternakan
babi di wilayah pemukiman kota Palangka Raya;.
b. bahwa pengaturan terhadap usaha peternakan babi dan penertiban ternak babi
dilakukan untuk kepentingan pengawasan usaha ternak babi secara intensif,

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf


b, perlu membentuk perda tentang pengendalian pemeliharaan ternak babi di
Kawasan pemukiman kota Palangka Raya
MENGINGAT : 1. Pasal 20 dan 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2. Undang-Undang No. 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan Dan Kesehatan Hewan

3. Undang-Undang No. 41 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang


No.18 Tahun 2009 Tentang Peternakan Dan Kesehatan Hewan

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PALANGKA RAYA

dan

WALIKOTA PALANGKA RAYA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PENGENDALIAN PEMILIHARAAN TERNAK BABI DI KAWASAN PEMUKIMAN KOTA


PALANGKA RAYA

BAB I

KETENTUAN UMUM

PASAL 1

1) Daerah adalah daerah kota palangka raya


2) Pemerintah daerah adalah walikota kota palangka raya
3) Walikota adalah walikota palangka raya
4) Dinas daerah adalah dinas atau dapat pula unit kerja pemerintah daerah lainya yang diberi tugas
pokok dan tanggung jawab teknis operasional untuk mengelola kewenangan-kewenangan
pemerintahan dibidang peternakan
5) Kepala dinas adalah pejabat pemerintah daerah yang mendapatkan pelimpahan kewenangan
dari walikota untuk melaksanakan tugas operasional di bidang peternakan
6) Ternak adalah hewan peliharaan yang kehidupannya yakni, yang berkaitan dengan tempat,
perkembangbiakan serta manfaatnya, diatur dan diawasi oleh manusia
7) Peternakan adalah kegiatan pemeliharaan ternak dalam jumlah besar untuk kepentingan
komersial dan dikelola berdasarkan prinsip-prinsip manajemen peternakan
8) Usaha peternakan adalah setiap usaha yang menjadikan ternak sebagai mata usaha dalam
bentuk produksi ternak, bahwa ternak dan hasil ternak
9) Pemilik ternak adalah barang siapa yang secara hukum dapat berbuat sesuatu kegiatan atas
peruntukan hewan ternak tertentu
10) Surat pemberitahuan jumlah ternak ( SPTT) adalah suatu kartu/suatu keterangan yang memuat
secara rinci jumlah dan jenis ternak tertentu yang dimiliki seseorang atau dimiliki oleh suatu
badan hukum pengelola.
BAB II

USAHA PETERNAKAN

PASAL 2

Pemerintah daerah melakukan pembinaan dan pengaturan terhadap usaha peternakan dan
pemeliharaan babi yang diselenggarakan didaerah.

PASAL 3

Pengaturan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dilakukan dalam bentuk pembinaan usaha,
pengawasan, dan pengendalian serta penertiban kegiatan usaha peternakan dan pemeliharaan ternak
babi.

PASAL 4

1) Barang siapa yang menyelenggarakan usaha peternakan babi didaerah Palangka Raya harus
memiliki izin dari pemerintah daerah
2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a) Lokasi usaha peternakan babi sesuai dengan rencana tata ruang
b) Kandang peternakan babi telah sesuai dengan syarat-syarat sanitasi dan kesehatan
hewan

PASAL 5

1) Barang siapa yang menjalankan usaha peternakan babi wajib melaporkan jumlah dan jenis
ternak yang diusahakannya, dengan cara menyampaikan SPJT kepada petugas dinas daerah .
2) Penyampaian SPJT sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 30 ( Tiga
Puluh ) Hari setelah usaha peternakan dijalankan

PASAL 6

1) Petugas dinas daerah setelah menerima SPJT sebagaimana dimaksud dalam pasal 5,Negara
mencatat identitas pemilik dan data ternak babi ke dalam buku pendaftaran ternak

BAB III

PEMELIHARAAN DAN PENERTIBAN TERNAK BABI

PASAL 7
1) Pemilik ternak babi harus mengatur, mengurus, dan mengawasi pemeliharaan ternaknya
sehingga tidak mengganggu ketertiban dan/ atau tidak menimbulkan kerugian bagi oranglain

BAB IV

GANTI RUGI

PASAL 8

1) Pemilik ternak babi yang tidak meminta izin atas usahanya pada pemerintah daerah maka akan
diberikan sanksi sanksi administratif

Ditetapkan di Palangka Raya

Pada tanggal 02 Desember 2019

Pj.WALIKOTA PALANGKA RAYA,

FEBRY KRISTIAN

Diundangkan di Palangka Raya

Pada tanggal 02 Desember 2019

SEKRETARIS DAERAH KOTA PALANGKA RAYA ,

NANA SILPIA
LEMBARAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2019 NOMOR 02

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA

NOMOR 02 TAHUN 2019

TENTANG

PENGENDALIAN PEMILIHARAAN TERNAK BABI DI KAWASAN PEMUKIMAN KOTA PALANGKA RAYA

1. UMUM

Dalam rangka pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup guna meningkatkan kualitas
pengusahaan ternak babi dan kegiatan pengembangbiakan ternak babi, khususnya terhadap hal-hal
yang terkait dengan usaha peternakan dan pemeliharaan ternak babi, perlu menetapkan kebijakan
kebijakan yang terkait dengan peningkatan kesadaran warga masyarakat. Setiap warga masyarakat perlu
memahami pengelolaan dan pengusahaan ternak babi secara baik, apabila tidak dikelola dan diusahakan
sebagaimana mestinya maka ternak babi tersebut akan menimbulkan kerugian yang berdampak negatif
bagi manusia dan lingkungan. Ternak babi yang ada di daerah, selain dapat dikonsumsi untuk kebutuhan
pribadi juga dapat menjadi komoditi yang diperdagangkan sebagai penunjang ekonomi keluarga atau
untuk kepentingan lainnya yang pada prinsipnya, pemanfaatan tersebut akan memberikan hasil yang
lebih optimal bila dikelola secara baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip manajeman peternakan dan
aspek kesehatan hewan serta lingkungan. Menyadari berbagai aspek negatif yang timbul akibat
pemeliharaan ternak babi yang tidak beraturan, sistem pemeliharaan yang belum optimal dan,
pencegahan dan pemberantasan penyakit yang diakibatkan oleh ternak babi, serta untuk kepentingan
pengembangan ternak dan nilai ekonominya, maka Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan yang
terkait dengan usaha peternakan dan pemeliharaan ternak. Hal ini perlu disertai adanya langkah-
langkah nyata dibidang pemeliharaan dan pengembangbiakan ternak babi secara tertib, teratur,.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas

Pasal 2 Cukup jelas

Pasal 3 Cukup jelas

Pasal 4 Ayat (1) Cukup jelas


Ayat (2)Huruf a Rencana tata ruang adalah pemilihan lokasi secara khusus untuk pemeliharaan ternak
babi . huruf b Sanitasi adalah perilaku mencengah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran babi
dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia

Syarat syarat sanitasi yang baik adalah ventilasi yang cukup untuk pergantian udara ; mudah
dibersihkan ;kandang yang dibangun harus kuat ; dilengkapi tempat makan dan minum babi .

Pasal (5) Cukup Jelas

Pasal (6) Cukup Jelas

Pasal (7) Cukup jelas

Pasal (8)

Tahapan sanksi sanksi administrasi :

1.Memberikan Surat Teguran kepada Pemilik Usaha Ternak babi

2. Penerapan uang paksa pada pemilik usaha ternak babi yang tidak mengindahkan surat teguran

3.Penutupan usaha ternak babi

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2019 NOMOR 02

Anda mungkin juga menyukai