dan
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
USAHA PETERNAKAN
PASAL 2
Pemerintah daerah melakukan pembinaan dan pengaturan terhadap usaha peternakan dan
pemeliharaan babi yang diselenggarakan didaerah.
PASAL 3
Pengaturan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dilakukan dalam bentuk pembinaan usaha,
pengawasan, dan pengendalian serta penertiban kegiatan usaha peternakan dan pemeliharaan ternak
babi.
PASAL 4
1) Barang siapa yang menyelenggarakan usaha peternakan babi didaerah Palangka Raya harus
memiliki izin dari pemerintah daerah
2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a) Lokasi usaha peternakan babi sesuai dengan rencana tata ruang
b) Kandang peternakan babi telah sesuai dengan syarat-syarat sanitasi dan kesehatan
hewan
PASAL 5
1) Barang siapa yang menjalankan usaha peternakan babi wajib melaporkan jumlah dan jenis
ternak yang diusahakannya, dengan cara menyampaikan SPJT kepada petugas dinas daerah .
2) Penyampaian SPJT sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 30 ( Tiga
Puluh ) Hari setelah usaha peternakan dijalankan
PASAL 6
1) Petugas dinas daerah setelah menerima SPJT sebagaimana dimaksud dalam pasal 5,Negara
mencatat identitas pemilik dan data ternak babi ke dalam buku pendaftaran ternak
BAB III
PASAL 7
1) Pemilik ternak babi harus mengatur, mengurus, dan mengawasi pemeliharaan ternaknya
sehingga tidak mengganggu ketertiban dan/ atau tidak menimbulkan kerugian bagi oranglain
BAB IV
GANTI RUGI
PASAL 8
1) Pemilik ternak babi yang tidak meminta izin atas usahanya pada pemerintah daerah maka akan
diberikan sanksi sanksi administratif
FEBRY KRISTIAN
NANA SILPIA
LEMBARAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2019 NOMOR 02
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
1. UMUM
Dalam rangka pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup guna meningkatkan kualitas
pengusahaan ternak babi dan kegiatan pengembangbiakan ternak babi, khususnya terhadap hal-hal
yang terkait dengan usaha peternakan dan pemeliharaan ternak babi, perlu menetapkan kebijakan
kebijakan yang terkait dengan peningkatan kesadaran warga masyarakat. Setiap warga masyarakat perlu
memahami pengelolaan dan pengusahaan ternak babi secara baik, apabila tidak dikelola dan diusahakan
sebagaimana mestinya maka ternak babi tersebut akan menimbulkan kerugian yang berdampak negatif
bagi manusia dan lingkungan. Ternak babi yang ada di daerah, selain dapat dikonsumsi untuk kebutuhan
pribadi juga dapat menjadi komoditi yang diperdagangkan sebagai penunjang ekonomi keluarga atau
untuk kepentingan lainnya yang pada prinsipnya, pemanfaatan tersebut akan memberikan hasil yang
lebih optimal bila dikelola secara baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip manajeman peternakan dan
aspek kesehatan hewan serta lingkungan. Menyadari berbagai aspek negatif yang timbul akibat
pemeliharaan ternak babi yang tidak beraturan, sistem pemeliharaan yang belum optimal dan,
pencegahan dan pemberantasan penyakit yang diakibatkan oleh ternak babi, serta untuk kepentingan
pengembangan ternak dan nilai ekonominya, maka Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan yang
terkait dengan usaha peternakan dan pemeliharaan ternak. Hal ini perlu disertai adanya langkah-
langkah nyata dibidang pemeliharaan dan pengembangbiakan ternak babi secara tertib, teratur,.
Syarat syarat sanitasi yang baik adalah ventilasi yang cukup untuk pergantian udara ; mudah
dibersihkan ;kandang yang dibangun harus kuat ; dilengkapi tempat makan dan minum babi .
Pasal (8)
2. Penerapan uang paksa pada pemilik usaha ternak babi yang tidak mengindahkan surat teguran