TENTANG
PEDOMAN PENYEBARAN DAN PENGEMBANGAN TERNAK
MEMUTUSKAN :
l5 Ternak layak bibit adalah ternak yang memenuhi standar teknis ternak bibit
yang diserahkan kepada penggaduh baru untuk dikembangbiakkan.
16 Ternak Majir adalah ternak bibit jantan/betina yang alat reproduksinya tidak
dapat berfungsi dan dinyatakan majir oleh petugas yang berwenang.
Pasal 2
Penyebaran dan pengembangan ternak bertujuan untuk membentuk kawasan
peternakan, keseimbangan pembangunan antar wilayah, optimalisasi surnber
daya dan meningkatkan pendapatan peternak, populasi dan produksi dalam
rangka pemberdayaan masyarakat petemakan.
Pasal 3
Ruang lingkup penyebaran dan pengembangan ternak meliputi sistem
penyebaran dan pengembangan, pelaksanaan penyebaran dan pengembangan,
pengembalian ternak, resiko dan tanggung jawab dan penghapusan ternak.
BAB II
SISTEM Pf,NYEBARAN DAN PBNGEMBANGAN
Pasal 4
(1) Penyebaran dan pengembangan ternak dilaksanakan dengan cara bergulir
dengan mewajibkan penerima ternak mengembalikan ternak atau keturunan
ternak.
(2) Penyebaran dan pengembangan ternak sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
dilaksanakan dengan sistem gaduhan.
Pasal5
(l) Sebelurn dilaksarrakan penetapan lokasi penyebaran ternak harus dilakukan
identifikasi lokasi dengan melibatkarr Dinas Petenrakan dan Perikanan.
(2) I-okasi penyebaran harus mernenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. bebas dari perryakit menular sesuaijenis ternak yang disebarkan ;
b. sesuai dengan kondisi sosial budaya nrasyarakat setempat;
c. sesuai dengan tata ruang daerah I
d. mendukung kelancaran pemasaran ;
e. mendukung efisiensi dan efektifitas pembinaan ; dan
f. daya dukung lokasi/wilayah memadai.
Pasal 6
Calon lokasi penyebaran yang telah memenuhi persyaratan sebagai lokasi
penyebaran selanjutnya ditetapkan sebagai lokasi penyebaran dengan
Keputusan Kepala SKPD Pengelola Kegiatan.
Bagian Kedua
Ternak
Pasal T
Setiap Jenis ternak yang akan disebarkan harus sesuai dengan lokasi,
persyaratan teknis bibit/bakalan dan persyaratan teknis kesehatan hewan yang
telah ditentukan.
Pasal 8
( l) Jenis dan jumlah ternak yang akan dikembangkan disesuaikan dengan daya
tampung lokasi dan kemampuan penggaduh dalam memelihara ternak
sebagai ternak unggulan di lokasi yang bersangkutan.
(2) Jenis ternak bibit atau bakalan yang disebarkan kepada penggaduh dapat
berupa sapi, kerbau, kambing, domba, unggas atau ternak lain yang
berpotensi untuk dikembangkan di wilayah yang bersangkutan.
Bagian Ketiga
Penggaduh
Pasal 10
( l)
Kepada calon penggaduh yang akan rnerrerima gaduhan ternak rnilik
perlerintah daerah dilaksanakan seleksi sesuai dengan kriteria/persyaratan
sebagai penggaduh dan selanjutrrya akan ditetapkan sebagai calor.r
penggaduh.dengan Keputusan Kepala SKPD Pengelola Kegiatan.
(2) Persyaratan / kriteria umum calon penggaduh sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah sebagai berikut :
Bagian Keempat
Pengembangan
Pasal 11
BAB IV
PENGEMBALIAN TERI\AK
Pasal 12
Ilesarnya pengenibalian yang diserahkan Penggaduh adalah sebagai berikut:
a. untuk I (satu) terrrak betina yang dikernbangbiakkan :
l.Seekorsapilokal(Bali,Madura.Po,Kucai)dalamjangkawaktu3
(tiga) tahun penggaduh harus menyerahkan keturunan sebanyak 1 (satu)
ekorumuruntu*l(satu)sarnpaidengarrl/z(satusetengah)tahun,
sesuai dengan Surat Perjanjian Gaduhart Ternak ;
2.SeekorsapiUnggul(Simental,litrosin,Brahman,Brangus)'dalam
jangka *iktu i llima; tahun penggaduh menyerahkan keturunan
sebinyak 2 (dua) ekor umur antara I (satu) sampai dengan 1 lz
(satu
setengah) tahun, sesuai dengan Surat Perjanjian Gaduhan Ternak ;
harus
3. Seekor Kerbau dalam jangka waktu 4 (empat) tahun penggaduh
rnenyerahkan sebanyai< f (sat') ekor umur antara I (satu) sampai
denjan | lz (satu sete'gah) tahun, sesuai dengan Surat Perjanjian
Gaduhan Ternak ;
4. Seekor Kambing dalam jangka waktu 2 (dua) tahun penggaduh harus
menyerahkan kiturunannya sebanyak 2 (dua) ekor umur 6 (enam)
bulan.
b. Untuk paket 1 (satu) pasang / 1 (satu) ternak jantan dan 1 (satu) temak
betina.
l. Sepasang sapi lokal dalam jangka waktu 5 (lima) tahun penggaduh
harus menyerahkan keturunan sebanyak 2 (dua) ekor keturunannya
umur antara I (satu) sampai dengan I Tz (satu setengah) tahun, sesuai
dengan Surat Perjanjian Gaduhan Ternak ;
2. Sepasang sapi unggul dalam jangka waktu 5 (lima) tahun penggaduh
harus menyerahkan 3 (tiga) ekor keturunannya umur antara I (satu)
sampai dengan 1 lz (satu setengah) tahun, sesuai dengan Surat
Perjanjian Gaduhan Ternak ;
BAB VI
RESIKO DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 14
(l)Dalarnhalpaketgadulrantertrakbaikternakbibitlllaupul-lternak
majir' hilang atau
penggemukun y-g ?ipelihara.oleh penggaduh mati'
kelalaian penggadul_Tl"
dipotong put ru uu"t u,.,'kur"nu kesalahan-atau
untuk menggantr
p""gg"alf-l yung L"rrungkutan bebas dari tanggungjawab
(2)Dalamhalpaketgaduhanternakbaikternakbibitmaupunternak
majir' hilang atau
penggemukun yJng ?pelihara .oleh penggaduh
mati'
penggaduh maka
dipotong paksa fur"nu kesalahan' atau kelalaian
untuk mengganti'
penggaduh yang bersangkutan bertanggungjawab
dalam Surat Perjanjian
(3) Resiko, Sangsi dan tanggung jawab dicantumkan
gaduhan Ternak Vunglilt*da tangani oleh penggaduh dan pemberi
gaduhan.
Pasal 15
(1)Penetapansuatukejadiansebagaiakibatkesalahanperrggaduhataubukan
kesalahan p",rggud;h-ait"ntutu"n oleh suatu
Panitia Pe'ilai Resiko Ternak
PemerintahtppnrplyangdibentukolehKepalaSKPDPengelolaKegiatan
dengan melibatkan Dinas Peternakan dan Perikanan'
lebih lanjut
(2) Tatakerja Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
oleh Kepala SKPD Pengelola Kegiatan'
10
Peraturan BuPati Batang Hari
BAB VI
PENGHAPUSAN TERNAK
Pasal 16
(l) Ternak yang mati, dipotong paksa, majir, hilang, lunas, ternak setoran yang
tidak layak bibit ternak pelunasan macet bukan karena kesalahan penggaduh
harus dihapuskan dari daftar penggaduh atau daftar nasabah.
(2) Untuk menghindari kerugian pemerintah daerah maupun penggaduh,
penjualan atau pemusnahan ternak dapat dilakukan terlebih dahulu sebelum
ada keputusan penghapusan.
(3) Setiap kejadian ternak mati, potong paksa, majir, hilang bukan karena
kesalahan i kelalaian penggaduh dan lunas harus dibuat berita acara.
(4) Keputusan penghapusan ternak ditetapkan oleh Kepala SKPD Pengelola
Kegiatan.
BAB VII
ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
Pasal 17
Penggaduh ternak yang menerima gaduhan ternak terikat dengan suatu
perjanjian yang ditandatangani oleh penggaduh dan pemberi bantuan ternak
sebagai gaduhan serta dilengkapi dengan Berita Acara Serah Terima Ternak
(BASr)
Pasal 18
SKPD Pengelola Kegiatan sebagai penyebar ternak menyampaikan laporan
penyebaran ternak dan perkembangan ternak yang ditujukan kepada Bupati
dengan tembusan disampaikan kepada Dinas Peternakan dan Perikanan.
Pasal 19
Dinas Peternakan dan Perikanan melakukan pembinaan, pengawasan dan
bimbingan teknis pelaksanaan penyebaran ternak gaduhan.
BAB VIII
I(ETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Surat perjanjian penyebaran dan pengembangan ternak yang sudah ada dan
sedang berjalan sebelum ditetapkannya Peraturan ini tetap berlaku sampai hak
dan kewajiban di dalam surat perjanjian tersebut diselesaikan.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Hal-halyangbelumdiaturdalarnPeraturaninimengenaitekrrispelaksanaannya
Kepila Dinas Peternakan dan
akan diatur r"uil] runlrt derrgan Keputusan
Perikanan'
Pasal22
Peraturaninimulaibelakusejaktanggaldiundangkan. pengundangan
Agar setiap orung-'oup*-'*"ngIlh.ri,-ryu, memerintahkan Kabupate' Batang
peraturan ini dengan p'"ri"tp"t""i-ya dalam Berita Daerah
Hari.
DitetaPkan di Muara Bulian
tanggal 15 Maret 2007
Pada
BUPATI BATANG HARI'
dto
SYAHIRSAH. SY
dto
SALIM JUFRI
HARI
BERITA DAERAH KABUPATEN BATANG
TAHTIN 2OO7 NOMOR 8
l2
Perqturan BuPati Batang Hari