Anda di halaman 1dari 12

BUPATI BATANG HARI

PERATURAN BUPATI BATANG HARI


NOMOR 8 TAHUN 2OO7

TENTANG
PEDOMAN PENYEBARAN DAN PENGEMBANGAN TERNAK

BUPATI BATANG HARI,

Menirnbang bahwa penyebaran dan pengembangan ternak


merupakan salah satu kebijaksanaan pemerintah
dalam rangka pemerataan pembangunan peternakan
sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang
Nornor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan ;

bahwa penyebaran dan pengembangan ternak telah


rnenjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Provinsi sebagai Daerah Otonom ;

c. bahwa sebagai pedoman penyebaran dan


pengernbangan ternak di Kabupaten Batang Hari
maka perlu ditetapkan Pedoman Umum Penyebaran
dan Pengembangan Ternak ;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, maka
dipandang perlu menetapkan Peraturan Bupati
tentang Pedoman Penyebaran dan Pengembangan
Ternak.

Peraturan Bupati Batang Hari


Mengingat : l. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam
Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1956
Nomor 25) sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat ll Sarolangon Bangko dan Daerah
Tingkat Il Tanjung Jabung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50);
1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan
Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1967 Nomor 10, Tanbahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 282il;
J. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentamg
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4309);
A
+. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tetang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran
Negara Republik [ndonesia Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
Nomor 4548);

Peratttran Bupati Batang Hari


5. Keputusan Menteri Pertanian r.\omor
4l7lKptslOT.2l0l712001 tentang Pedoman umum
penyebaran dan Pengembangan Ternak ,

6. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nornor 4


Tahurr 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Keria Dinas Peternakatr dan Perikanan Kabupaten
Batang Hari (Lembaran Daeralr Kabupaten Batang
Hari Tahun 2004 Nomor 4)r
1 Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nornor 2
Tahun 2007 tentang lzin dan Pendaftaran Usaha
Peternakan (Lembaran Daerah Kabupaten Batang
Hari Tahun 2007 Nomor 2).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN


PENYEBARAN DAN PBNGEMBANGAN TERNAK
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

I Daerah adalah Kabupaten Batang Hari.


2 Pemerirrtah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Batang Hari.
3 Dinas Peternakan dan Perikanan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Batang Hari.
4 Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan adalah Kepala Dinas Peternakan
dan Perikanan Kabupaten Batang Hari
5 Penyebaran dan Pengembangan Ternak adalah salah satu upaya yang
dilakukan baik oleh Pemerintah maupun masyarakat dalam rangka
pengembangan kawasan peternakan secara terencana diseluruh Kabupaten
Batang Hari.

Peraturan Bupati Batang Hari


Lokasi Penyebarau dan Pengembangan Ternak adalalr suatu ternpat di
wilayah penyebaran dan pengembangan tenrak yang terdiri dari satu desa
atau lebih dalant satu kecamatan yang diprioritaskan untuk penyebaran dan
pengembangan ternak.
Karvasan Penyebaran dan Pengembangan Peternakan adalah konsentrasi
penyebaran dan pengernbangan petentakan yang terdiri dari beberapa
lokasi. dalam satu Kabupaten.
Terrrak adalah hewan piara, yang kehidupannya yakni mengenai ternpat,
perkernbangbiakannya serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia
serra dipelihara khusus sebagai penghasil bahan-bahan darr jasa-jasa yang
berguna bagi kepentingan hidup manusia.
Ternak Pokok adalah ternak bibit ataLr bakalan yang diserahkan kepada
peternak penggaduh yang berasal dari pengadaan baru untuk
d ikernbangbiakkan atau digemukkan.
IO Peternak penggaduh ternak yang selarrjutnya disebut penggaduh adalah
peternak baik perorangan maupun yang tergabung dalam kelompok
peternak yang berdasarkan suatu perjanjian tertentu memelihara ternak
gaduhan.
ll Penyebaran Ternak Pokok yang selanjutnya disebut dengan distribusi
adalalr penyebaran ternak bibit atau penyebaran kepada penggaduh.
t2 Sistem Gaduhan adalah sistim penyebaran ternak yang dilakukan oleh
pemerintah maupun masyarakat melalui pemberian pinjaman bantuan
ternak kepada peternak, yang sistim pengembaliannya dapat berupa ternak.
t3 Ternak Setoran adalah pengembalian pinjaman dalam bentuk ternak atau
uang, sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
l4 Ternak tidak layak adalah ternak yang tidak memenuhi standar
tekn is/spesifi kasi ternak bibit.

l5 Ternak layak bibit adalah ternak yang memenuhi standar teknis ternak bibit
yang diserahkan kepada penggaduh baru untuk dikembangbiakkan.
16 Ternak Majir adalah ternak bibit jantan/betina yang alat reproduksinya tidak
dapat berfungsi dan dinyatakan majir oleh petugas yang berwenang.

Peratttran Bupati Batang Hari


l7 Ternak Unggulan adalah jerris ternak teftentu yang merniliki keunggulan
kornperatif dan kornpetitif di lokasi penyebaran dan pengembangan.
l8 Penyebaran kernbali ternak sebagai salah satu pengembangan ternak yang
selanjutnya disebut redistribusi adalah penyebaran keturunan ternak layak
bibit yang berasal dari hasil pengernbalian penggaduh.
l9 Penghapusan ternak adalah tindakan penghapusan ternak dari administrasi
penyebaran dan pengembangan ternak.
20 Pelunasan macet adalah pembayaran lunas setoran temak yang tidak dapat
dipenuhi oleh penggaduh setelah nrelampaui jangka rvaktu 3 (tiga) bulan
setelah jatuh tempo pelunasan hutang/kredit.
2l Penggemukan ternak adalah upaya yang dilakukan untuk menambah berat
badan yang ideal untuk dipotong sesuai dengan ketentuan teknis dan jenis
ternak yang digemukkan adalah ternak derrgan kelarnin jantan
22 Satuan Kerja Perangkat Daeralr (SKPD) Pengelola kegiatan adalah instansi
di lingkup Pernerintah Kabupaten Batang Hari yang melaksanakan kegiatan
penyebaran dan Pengembangan ternak

Pasal 2
Penyebaran dan pengembangan ternak bertujuan untuk membentuk kawasan
peternakan, keseimbangan pembangunan antar wilayah, optimalisasi surnber
daya dan meningkatkan pendapatan peternak, populasi dan produksi dalam
rangka pemberdayaan masyarakat petemakan.

Pasal 3
Ruang lingkup penyebaran dan pengembangan ternak meliputi sistem
penyebaran dan pengembangan, pelaksanaan penyebaran dan pengembangan,
pengembalian ternak, resiko dan tanggung jawab dan penghapusan ternak.

BAB II
SISTEM Pf,NYEBARAN DAN PBNGEMBANGAN
Pasal 4
(1) Penyebaran dan pengembangan ternak dilaksanakan dengan cara bergulir
dengan mewajibkan penerima ternak mengembalikan ternak atau keturunan
ternak.
(2) Penyebaran dan pengembangan ternak sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
dilaksanakan dengan sistem gaduhan.

Peraturan Bupati Batang Hari


BAB TII
PELAKSANAAN PBNYBBARAN DAN PENGBMBANGAN
Bagian Pertama
Lokasi Penyebaran

Pasal5
(l) Sebelurn dilaksarrakan penetapan lokasi penyebaran ternak harus dilakukan
identifikasi lokasi dengan melibatkarr Dinas Petenrakan dan Perikanan.
(2) I-okasi penyebaran harus mernenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. bebas dari perryakit menular sesuaijenis ternak yang disebarkan ;
b. sesuai dengan kondisi sosial budaya nrasyarakat setempat;
c. sesuai dengan tata ruang daerah I
d. mendukung kelancaran pemasaran ;
e. mendukung efisiensi dan efektifitas pembinaan ; dan
f. daya dukung lokasi/wilayah memadai.
Pasal 6
Calon lokasi penyebaran yang telah memenuhi persyaratan sebagai lokasi
penyebaran selanjutnya ditetapkan sebagai lokasi penyebaran dengan
Keputusan Kepala SKPD Pengelola Kegiatan.

Bagian Kedua
Ternak

Pasal T
Setiap Jenis ternak yang akan disebarkan harus sesuai dengan lokasi,
persyaratan teknis bibit/bakalan dan persyaratan teknis kesehatan hewan yang
telah ditentukan.

Pasal 8
( l) Jenis dan jumlah ternak yang akan dikembangkan disesuaikan dengan daya
tampung lokasi dan kemampuan penggaduh dalam memelihara ternak
sebagai ternak unggulan di lokasi yang bersangkutan.

(2) Jenis ternak bibit atau bakalan yang disebarkan kepada penggaduh dapat
berupa sapi, kerbau, kambing, domba, unggas atau ternak lain yang
berpotensi untuk dikembangkan di wilayah yang bersangkutan.

Peraturan Bupati Batang Hari


Pasal 9
Terhadap tenrak yang akan disebarkan yang didatangkan dari Provinsi lairr.
Kabupaten lain atau antar pulau harus disertai surat keterangan kesehatan hewan
oleh dokter hewan yang berwenang pada unit kerja dinas yang rneuangani
fungsi peternakan setempat, sedangkan terhadap ternak yang didatangkan dari
luar negeri dikerrakan tindakan karantina dan lokasi penyebarannya telalr
mendapat rekomendasi unit kerja dinas yang meuangaui fungsi peternakan.

Bagian Ketiga
Penggaduh

Pasal 10
( l)
Kepada calon penggaduh yang akan rnerrerima gaduhan ternak rnilik
perlerintah daerah dilaksanakan seleksi sesuai dengan kriteria/persyaratan
sebagai penggaduh dan selanjutrrya akan ditetapkan sebagai calor.r
penggaduh.dengan Keputusan Kepala SKPD Pengelola Kegiatan.
(2) Persyaratan / kriteria umum calon penggaduh sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah sebagai berikut :

a. mempunyai tempat tinggal yang tetap ;


b. sudah berkeluarga dan tidak menggantungkan hidupnya kepada orang
tua atau orang lain ;
c. berbadan sehat;
d. berkelakukan baik; dan
e. mampu rnemelihara ternak yang diterima dan bersedia memenuhi
ketentuan penggaduhan ternak yang berlaku.
(3) Identifikasi dan seleksi calon penggaduh dilaksanakan oleh Tim yang
ditunjuk oleh SKPD Pengelola Kegiatan dan dengan melibatkan Dinas
Peternakan dan Perikanarr.

Bagian Keempat
Pengembangan
Pasal 11

(1) Pengembangan ternak diselenggarakan melalui pewilayahan produksi


ternak, wilayah sumber bibit, pengembangan sistem pola, sarana,
pemberdayaan petemak sefta pengembangan pakan ternak.

Peraluran Bupati Batang Hart


(2) Bilarnarra kapasitas lokasi yang bersangkutan telah optimal' rnaka
penyebaran dan pengembarrgarlrlya dapat dilakukan di lokasi lain yang
i'emiliki potensi sebagai lokasi penyebarau dan pengernbangan peternakan.

BAB IV
PENGEMBALIAN TERI\AK

Pasal 12
Ilesarnya pengenibalian yang diserahkan Penggaduh adalah sebagai berikut:
a. untuk I (satu) terrrak betina yang dikernbangbiakkan :
l.Seekorsapilokal(Bali,Madura.Po,Kucai)dalamjangkawaktu3
(tiga) tahun penggaduh harus menyerahkan keturunan sebanyak 1 (satu)
ekorumuruntu*l(satu)sarnpaidengarrl/z(satusetengah)tahun,
sesuai dengan Surat Perjanjian Gaduhart Ternak ;

2.SeekorsapiUnggul(Simental,litrosin,Brahman,Brangus)'dalam
jangka *iktu i llima; tahun penggaduh menyerahkan keturunan
sebinyak 2 (dua) ekor umur antara I (satu) sampai dengan 1 lz
(satu
setengah) tahun, sesuai dengan Surat Perjanjian Gaduhan Ternak ;

harus
3. Seekor Kerbau dalam jangka waktu 4 (empat) tahun penggaduh
rnenyerahkan sebanyai< f (sat') ekor umur antara I (satu) sampai
denjan | lz (satu sete'gah) tahun, sesuai dengan Surat Perjanjian
Gaduhan Ternak ;
4. Seekor Kambing dalam jangka waktu 2 (dua) tahun penggaduh harus
menyerahkan kiturunannya sebanyak 2 (dua) ekor umur 6 (enam)
bulan.
b. Untuk paket 1 (satu) pasang / 1 (satu) ternak jantan dan 1 (satu) temak
betina.
l. Sepasang sapi lokal dalam jangka waktu 5 (lima) tahun penggaduh
harus menyerahkan keturunan sebanyak 2 (dua) ekor keturunannya
umur antara I (satu) sampai dengan I Tz (satu setengah) tahun, sesuai
dengan Surat Perjanjian Gaduhan Ternak ;
2. Sepasang sapi unggul dalam jangka waktu 5 (lima) tahun penggaduh
harus menyerahkan 3 (tiga) ekor keturunannya umur antara I (satu)
sampai dengan 1 lz (satu setengah) tahun, sesuai dengan Surat
Perjanjian Gaduhan Ternak ;

Peraturan BuPati Batang Hart


3. Sepasang kerbau dalam jangka waktu 5 (lirna) tahun mengernbalikan I
(satu) ekor keturunan sebanyak 2 (dua) ekor umur antara I (satu)
sampai dengan 1 lz (satu setengah) tahurr, sesuai dengan Surat
Perjanjian Gaduhan Temak ;
4. Sepasang kambing dalam jangka waktu 2 (dua) tahun harus
menyerahkan keturunan sebanyak 3 (tiga) ekor umur 6 (enam) bulan.
Untuk paket ternak yang digemukkan.
l. Penggaduli wajib menyerahkan ternak yang digaduhnya kepada
pemerintah untuk dijual dalam jangka waktu 6 (enarn) sampai dengan
l2 (dua belas) bulan ;
2. Dari hasil penjualan ternak penggaduh mendapat bagian 7Ao/o dari
pertambahan harga ternak sedangkan petnerintah daerah nrendapatkan
seluruh sisa hasil penjualan setelah dikurarrgi hak penggaduh.
d. Dalam hal ternak majir, penggaduh wajib rnenyerahkan ternak tersebut
kepada pemerintah untuk dijual dan penggaduh mendapat 250/o (dua puluh
lima perseratus) dari hasil penjualan.
e. Dalam hal ternak yang ternyata karena sesuatu hal terpaksa harus dipotong,
perrggadulr menyerahkan ternak tersebut kepada pemerintah untuk dijual,
dan penggaduh mendapatkan 25o/o (dua puluh lima perseratus) dari hasil
iual.
BAB V
REDISTRIBUSI DAN PENJUALAN TBRNAK
Pasal 13
(l) Ternak setoran yang dikembalikan oleh penggaduh terdiri dari 2 (dua)
kelompok yaitu ternak yang layak bibit yang selanjutnya diredistribusikan
dan ternak tidak layak bibit yang selanjutnya dikeluarkan dari jalur
redistribusi, dijual atau digaduhkan kembali sebagai ternak penggemukan.
(2) Penilaian ternak layak bibit dan tidak layak bibit dilaksanakan oleh Panitia
Penilai Kondisi dan Harga Ternak (PPKHT).
(3) Pelaksanaan penjualan ternak dilaksanakan oleh Panitia Penjualan Ternak
Pemerintah (PPTP)

Peraluran Bupati Batang Hari


Penjualarr
(4) Panitia Penilai Kondisi dan Harga Temak (PPKHT) dan Panitia (2) dan ayat
pe-erintJl., dimaksud pada ayat
Ternak ipprpl sebalgaimana
Kegiatan dengan
(3) ditetapkun a"ng* t<"prtrru,itcepala SKPD Pengelola
melibatkan Dinas Peternakan dan Perikanan'
SKPD
(5) Hasil penjualan temak disetorkan ke Bendaharawan Penerima
PengelolaKegiatariurrtukselanjutnyadisetorkankeKasDaerahnrelalui
Dinis Pendapatan Daerah Kabupaten Batang Hari'

BAB VI
RESIKO DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 14

(l)Dalarnhalpaketgadulrantertrakbaikternakbibitlllaupul-lternak
majir' hilang atau
penggemukun y-g ?ipelihara.oleh penggaduh mati'
kelalaian penggadul_Tl"
dipotong put ru uu"t u,.,'kur"nu kesalahan-atau
untuk menggantr
p""gg"alf-l yung L"rrungkutan bebas dari tanggungjawab
(2)Dalamhalpaketgaduhanternakbaikternakbibitmaupunternak
majir' hilang atau
penggemukun yJng ?pelihara .oleh penggaduh
mati'
penggaduh maka
dipotong paksa fur"nu kesalahan' atau kelalaian
untuk mengganti'
penggaduh yang bersangkutan bertanggungjawab
dalam Surat Perjanjian
(3) Resiko, Sangsi dan tanggung jawab dicantumkan
gaduhan Ternak Vunglilt*da tangani oleh penggaduh dan pemberi
gaduhan.

Pasal 15

(1)Penetapansuatukejadiansebagaiakibatkesalahanperrggaduhataubukan
kesalahan p",rggud;h-ait"ntutu"n oleh suatu
Panitia Pe'ilai Resiko Ternak
PemerintahtppnrplyangdibentukolehKepalaSKPDPengelolaKegiatan
dengan melibatkan Dinas Peternakan dan Perikanan'
lebih lanjut
(2) Tatakerja Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
oleh Kepala SKPD Pengelola Kegiatan'

10
Peraturan BuPati Batang Hari
BAB VI
PENGHAPUSAN TERNAK

Pasal 16
(l) Ternak yang mati, dipotong paksa, majir, hilang, lunas, ternak setoran yang
tidak layak bibit ternak pelunasan macet bukan karena kesalahan penggaduh
harus dihapuskan dari daftar penggaduh atau daftar nasabah.
(2) Untuk menghindari kerugian pemerintah daerah maupun penggaduh,
penjualan atau pemusnahan ternak dapat dilakukan terlebih dahulu sebelum
ada keputusan penghapusan.
(3) Setiap kejadian ternak mati, potong paksa, majir, hilang bukan karena
kesalahan i kelalaian penggaduh dan lunas harus dibuat berita acara.
(4) Keputusan penghapusan ternak ditetapkan oleh Kepala SKPD Pengelola
Kegiatan.
BAB VII
ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
Pasal 17
Penggaduh ternak yang menerima gaduhan ternak terikat dengan suatu
perjanjian yang ditandatangani oleh penggaduh dan pemberi bantuan ternak
sebagai gaduhan serta dilengkapi dengan Berita Acara Serah Terima Ternak
(BASr)

Pasal 18
SKPD Pengelola Kegiatan sebagai penyebar ternak menyampaikan laporan
penyebaran ternak dan perkembangan ternak yang ditujukan kepada Bupati
dengan tembusan disampaikan kepada Dinas Peternakan dan Perikanan.

Pasal 19
Dinas Peternakan dan Perikanan melakukan pembinaan, pengawasan dan
bimbingan teknis pelaksanaan penyebaran ternak gaduhan.

BAB VIII
I(ETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20
Surat perjanjian penyebaran dan pengembangan ternak yang sudah ada dan
sedang berjalan sebelum ditetapkannya Peraturan ini tetap berlaku sampai hak
dan kewajiban di dalam surat perjanjian tersebut diselesaikan.

Perqtttran Bupati Batang Hari ll


Pasal 21
PadaSaatberlakunyaPeraturaninimakaketentuan-ketentuanmengenal
penyebaranaunp"ng"*banganternakagardisesuaikarrdenganPeraturanirri.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Hal-halyangbelumdiaturdalarnPeraturaninimengenaitekrrispelaksanaannya
Kepila Dinas Peternakan dan
akan diatur r"uil] runlrt derrgan Keputusan
Perikanan'
Pasal22
Peraturaninimulaibelakusejaktanggaldiundangkan. pengundangan
Agar setiap orung-'oup*-'*"ngIlh.ri,-ryu, memerintahkan Kabupate' Batang
peraturan ini dengan p'"ri"tp"t""i-ya dalam Berita Daerah
Hari.
DitetaPkan di Muara Bulian
tanggal 15 Maret 2007
Pada
BUPATI BATANG HARI'

dto

SYAHIRSAH. SY

Diundangkan di Muara Bulian


pada tanggal 15 Maret 2007
BATANG HARI'
SEKRE,TARIS DAERAH KABUPATE,N

dto

SALIM JUFRI
HARI
BERITA DAERAH KABUPATEN BATANG
TAHTIN 2OO7 NOMOR 8

l2
Perqturan BuPati Batang Hari

Anda mungkin juga menyukai