MAKALAH
“PEMBUATAN SURAT-SURAT”
Disusun Oleh :
Dalam pembahasan kali ini pemakalah ingin membahas terkait Teknik dan
strategi pembuatan surat-surat seperti surat gugat, eksepsi, jawaban tergugat,
replik, duplik serta kesimpulan.
a. Gugatan harus jelas, baik mengenai subjek, objek maupun posita dan
petitumnya.
b. Gugatan harus lengkap, baik mengenai subjek, objek, posita dan
petitumnya. Maksudnya harus memuat secara lengkap fakta hukum
yang menjadi dasar gugatan, serta konsekuensi logis dari fakta itu
terhadap permintaan-permintaan penggugat yang dimuat dalam
petitum misalnya, kurang pihak, kurang lengkap identitas subjek
maupun objeknya
c. Gugatan harus sempurna, artinya selain memperhatikan syarat jelas
dan lengkap, juga harus memperhatikan logika-logika hukum yang
dapat menimbulkan konsekuensi, bahwa hal-hal tersebut harus
diajukan dalam surat gugatan.
2
Modul Praktikum Hukum Acara Perdata, (Laboratorium Fakultas Hukum UMM)
3
Enjang Nursolih, Analisis Penyusunan Surat Gugatan (Vol.7 No.1, 2019), hal. 88
4
Enjang Nursolih, Analisis Penyusunan Surat Gugatan (Vol.7 No.1, 2019), hal. 89
1. Kop surat
2. Nomor surat (jika ada)
3. Lampiran (jika ada)
4. Hal gugatan.
C. Eksepsi
1. Pentingnya Melakukan Eksepsi Terhadap Surat Gugatan Dalam Perkara
Perdata
Selain dari pada itu juga eksepsi ini penting dilakukan oleh pihak-
pihak tergugat adalah untuk memberi kejelasan tentang subyek maupun
obyek yang terdapat dalam suatu perkara perdata karena jika kedua masalah
ini tidak jelas atau kabur maka menurut slaah satu pengacara menyatakan
akan mempersulit Hakim bilamana nantinya ia mau menentukan hubungan
hukum yang terjadi di dalam perkara tersebut.
5
Muhammad Faisal, Fajar Fadly, Anwar Sulaiman Nasution, Pentingnya melakukan eksepsi
terhadap surat gugatan dalam perkara perdata di persidangan pengadilan negeri
padangsidimpuan (Jurnal Ilmiah Muqoddiamah, 2023), hal. 126
Selain faktor tersebut di atas juga alasan ditolaknya eksepsi yang
diajukan tergugat untuk melawan surat gugatan bisa pula dilihat dari
kurangnya pemahaman terhadap apa yang menjadi isi gugatan
penggugat sehingga menurut Hakim Pengadilan Negeri
Padangsidimpuan tidak jarang para pihak tergugat atau melalui
kuasanya mengajukan eksepsi tanpa ada hubungannya dengan hal ada
dalam surat gugatan. Dengan kata lain bisa pula pihak tergugat-
tergugat maupun melalui kuasanya menyebutkan syaty surat gugatan
itu kabur dan tidak jelas apa obyek perkaranya akan tetapi tidak
diterangkan lebih lanjut obyek apa dan bagaimana yang dimaksudkan
tersebut.
3. Beberapa Langkah Peningkatan Penggunaan Eksepsi Terhadap Surat
Gugatan6
Pembentukan Perundang-undangan
Peningkatan Pengetahuan Hukum
Peningkatan Mental Hakim
4. Kekuatan Hukum Eksepsi Terhadap Surat Gugatan
Gugatan Dibatalkan
Sebagai salah satu hal yang dapat diputus oleh Hakim dengan
adanya eksepsi dari tergugat terhadap suatu surat gugatan penggugat
adalah terjadinya pembatalan dimana hal ini disebabkan jika eksepsi
tersebut mempersoalkan absolut maupun kompetensi relatif.
Gugatan Tidak Diterima
Adapun kemungkinan yang kedua untuk memberi putusan
terhadap eksepsi yang diajukan pihak tergugat dalam proses peradilan
perkara perdata adalah menyatakan gugatan tidak dapat diterima yang
mana alasan untuk menerima gugatan ini melalui eksepsi tergugat
misalnya disebabkan gugatan tidak memenuhi persyaratan untuk
menggugat. Atau dengan kata lain kekuatan hukum putusan atas
6
Muhammad Faisal, Fajar Fadly, Anwar Sulaiman Nasution, Pentingnya melakukan eksepsi
terhadap surat gugatan dalam perkara perdata di persidangan pengadilan negeri
padangsidimpuan (Jurnal Ilmiah Muqoddiamah, 2023), hal. 128
eksepsi dalam bentuk untuk menerima suatu gugatan hanya diajukan
kepada hal-hal yang bersifat formal saja,
D. Jawaban Tergugat
7
Ery Agus Priyono, Herni Widanarti, Dharu Triasih, Arti Penting Jawaban Atas Gugatan Sebagai
Upaya Mempertahankan Hak-Hak Tergugat (Vol 2 : Law, Development & Justice Review, Mei
2019), hal.1
8
Muhammad Noor, Penyelesaian Gugatan Sederhana Di Pengadilan (Small Claim Court)
Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 (Jurnal Pemikiran Hukum dan
Hukum Islam, Vol.7 No.1 2020), hal.61
E. Replik
Replik yaitu adalah jawaban penggugat dalam hal baik terulis maupun
juga lisan terhadap jawaban tergugat atas gugatannya. Replik diajukan oleh
penggugat untuk meneguhkan gugatannya tersebut, dengan cara mematahkan
berbagai alasan dalam penolakan yang dikemukakan tergugat didalam
jawabannya. Replik adalah lanjutan dari suatu pemeriksaan dalam perkara perdata
didalam pengadilan negeri setelah tergugat mengajukan jawabannya. Replik ini
berasal dari 2 kata yakni re (kembali) dan pliek (menjawab), jadi dapat kita
simpulkan bahwa replik berarti kembali menjawab.
F. Duplik
Duplik yaitu adalah jawaban tergugat terhadap suatu replik yang diajukan
oleh penggugat. Sama juga halnya dengan replik, duplik ini juga bisa diajukan
baik dalam bentuk tertulis maupun dalam bentuk lisan. Duplik ini diajukan oleh
tergugat untuk meneguhkan jawabannya yang pada lazimnya berisi suatu
penolakan terhadap suatu gugatan pihak penggugat.9
G. Kesimpulan
Pengajuan kesimpulan oleh para pihak setelah acara pembuktian, hal ini tidak
diatur dalam HIR maupun dalam Rbg, akan tetapi mengajukan kesimpulan ini
timbul dalam praktek persidangan. Dengan demikian pengajuan kesimpulan
merupakan alternatif atau pilihan bagi para pihak dalam beracara. Melalui
kesimpulan itulah seorang kuasa hukum akan menganalisis dalil-dalil gugatannya
atau dalil-dalil jawabannya pada pembuktian yang didapatkan selama
persidangan.
Dari analisis yang dilakukan itu akan mendapatkan suatu kesimpulan apakah
dalil gugatan terbukti atau tidak, dan kuasa penggugat memohon kepada Majelis
9
Ery Agus Priyono, Duplik Sebagai Upaya Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi Dalam
Mempertahankan Argumentasi Dalam Jawaban Atas Gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekovensi (Law Development & Justice Review, Vol.1 No.1 2018), hal. 105
Hakim agar gugatan dikabulkan.10 Sebaliknya kuasa tergugat memohon kepada
Majes Hakim agar gugatan penggugat ditolak.
H. Simpulan
Karena sejatinya tidak menutup kemungkinan suatu saat kita ada tugas
untuk membuat segala jenis persuratan tersebut maka kita akan mudah untuk
membuatnya dikarenakan sudah punya pengalaman, tidak sekedar hanya melalui
teori saja melainkan juga praktek yang harus biasa kita lakukan.
I. Daftar Pustaka
Ery Agus Priyono, Herni Widanarti, Dharu Triasih, Arti Penting Jawaban
Atas Gugatan Sebagai Upaya Mempertahankan Hak-Hak Tergugat (Vol
2: Law, Development & Justice Review, Mei 2019)
10
Modul Praktikum Hukum Acara Perdata, (Laboratorium Fakultas Hukum UMM)
Muhammad Noor, Penyelesaian Gugatan Sederhana Di Pengadilan (Small
Claim Court) Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2
Tahun 2015 (Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, Vol.7 No.1
2020)
Surat Gugatan
Eksepsi
Jawaban Tergugat
Replik
‘
Duplik
Kesimpulan