Anda di halaman 1dari 4

DEPARTEMEN PENDIDIKAN, RISET, DAN TEHNOLOGI

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

Nama : Difa An Aqilah Adnani


NIM : 032111133120

LATIHAN SOAL UJIAN


Mata Kuliah : Hukum Acara Perdata
Kelas : C-2
Hari, Tanggal : Kamis, 06 Oktober2022

URAIAN KASUS

ARI, berusia 45 tahun, bertempat tinggal di Jalan Durian Nomor 9 Surabaya memiliki lima unit
apartemen di Kawasan Jalan Arjuno Surabaya. Tiga dari tujuh unit apartemen itu hendak disewakan
kepada BUDI. berusia 50 tahun, bertempat tinggal di Jalan Aggur Nomor 27 Bogor Jawa Barat.
Sesudah melakukan pembicaraan sekitar satu setengah jam, pada akhirnya ARI-BUDI bersepakat
mengikat perjanjian sewa menyewa atas dua unit apartemen milik ARI. Perjanjian tersebut kemudian
dituangkan dalam Akta Perjanjian Sewa Menyewa Nomor 41 dan 43, Dibuat di hadapan Notaris
GEDE SAMBO PERMANA RAYA Surabaya. Dalam perjanjian itu antara lain disepakati bahwa
masa sewa adalah 7 tahun, uang sewa setiap tahunnya sebesar 100 juta per unit apartemen,
pembayaran uang sewa dilakukan pada tanggal 1-10 Januari untuk setiap tahunnya dan denda
keterlambatan pembayaran uang sewa Rp. 750 ribu setiap hari.

PERTANYAAN

1. Andaikata sesudah masa sewa berakhir, BUDI belum melunasi sisa uang sewa sebesar Rp.
300 juta dan tidak segera mengosongkan dua unit apartemen, Kemudian ARI hendak
menggugatnya. Uraikan beberapa unsur pokok yang harus ada dalam gugatan itu !

Unsur-unsur yang harus ada dalam surat gugatan adalah sebagai berikut:

a) IDENTITAS: Mencantumkan keterangan identitas lengkap pihak yang berperkara, seperti


nama, tempat tinggal, pekerjaanm agama, umur, status perkawinan
Dalam kasus di atas adalah:
(1) ARI (45 th), bertempat tinggal di Jalan Durian Nomor 9 Surabaya dan
(2) BUDI (50 th), bertempat tinggal di Jalan Anggur Nomor 27 Bogor, Jawab Barat.
b) POSITA: berisi dalil gugatan atau suatu dasar adanya suatu tuntutan, dasar gugatan ini berisi
uraian hubungan para pihak
Dalam kasus di atas adalah:
(1) Bahwa telah terjadi kesepakatan tertulis antara ARI-BUDI mengenai perjanjian sewa
menyewa atas dua unit apartemen milik ARI. Perjanjian tersebut kemudian dituangkan
dalam Akta Perjanjian Sewa Menyewa Nomor 41 dan 43 yang dibuat di hadapan Notaris
GEDE SAMBO PERMANA RAYA Surabaya. Sehingga oleh karenanya perjanjian
tersebut bersifat mengikat bagi kedua belah pihak, dalam hal ini ARI dan BUDI dan
harus ditaati.
(2) Bahwa dalam perjanjian itu antara lain disepakati bahwa masa sewa adalah 7 tahun, uang
sewa setiap tahunnya sebesar 100 juta per unit apartemen, pembayaran uang sewa
dilakukan pada tanggal 1-10 Januari untuk setiap tahunnya dan denda keterlambatan
pembayaran uang sewa Rp. 750.000,- (tujuh ratus ribu rupiah) setiap hari.
(3) Bahwa sesudah masa sewa berakhir, nyatanya BUDI belum melunasi sisa uang sewa
sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dan tidak segera mengosongkan dua
unit apartemen. Sehingga dalam hal ini terjadi wanprestasi oleh BUDI dikarenakan
BUDI tidak melakukan prestasi sebagaimana yang diwajibkan dalam surat perjanjian
yang dibuat oleh BUDI dan ARI.
c) PETITUM: yaitu tututan atau hal-hal yang dimintakan atau dimohonkan pihak Penggugat
kepada Tergugat agar diputuskan oleh pengadilan
Dalam kasus di atas, ARI selaku Penggugat dapat mengajukan tuntutan sebagai berikut:
(1) Meminta Tergugat membayar ganti kerugian materiil kepada Penggugat sebesar yang
dimintakan.

2. Sedasar dengan pertanyaan pada angka 1, pengadilan manakah yang memiliki kompetensi
untuk memeriksa dan memutus gugatan yang diajukan ARI? Uraikan jawaban Saudara
beserta argumentasi yuridisnya!

Mengacu pada Pasal 118 ayat (3) HIR, dikarenakan obyek perkara adalah benda tidak bergerak
yang dalam hal ini adalah apartemen yang berada di kawasan Jalan Durian Surabaya, maka
Pengadilan Negeri yang berkompetensi untuk menangani perkara ini adalah Pengadilan Negeri
Surabaya.

3. Andaikata ARI meminta Saudara untuk mewakili kepentingannya dalam perkara


tersebut, maka buatlah SURAT KUASA KHUSUS dari ARI kepada Saudara!

(Surat Kuasa Khusus Penggugat terlampir)

4. Sedasar dengan pertanyaan pada angka 3, uraikan secara singkat unsur-unsur yang harus
ada dalam SURAT KUASA KHUSUS!

Pasal 1795 BW menjelaskan bahwa pemberian kuasa dapat dilakukan secara khusus, yaitu hanya
mengenai satu kepentingan tertentu atau lebih. Selanjutnya agar bentuk kuasa dalam pasal
tersebut dapat dikatakn sah sebagai surat kuasa khusus di depan oengadilan, kuasa itu harus
disempurnakan terlebih dahulu dengan syarat-syaat sebagaimana disebutkan dalam Pasal 123
HIR. Unsur-unsur Surat Kuasa Khusus adalah sebagai berikut:

a. Identitas dan kedudukan pihak (pemberi dan penerima kuasa)


b. Kata “khusus” dan uraian singkat pokok perkara Perdata yang dikuasakan
c. Daya kerja wilayah pemberian kuasa (kompetensi relatif pengadilan)
d. Uraian hak atau kewenangan penerima kuasa
e. Tanda tangan penerima dan pemberi kuasa

Unsur-unsur yang dijabarkan ini bersifat kumulatif sehingga kesemuanya harus terpenuhi.

5. Ada dua jenis perkara yang dapat diajukan kepada badan peradilan umum (pengadilan
negeri). Uraikan secara singkat karakteristik kedua jenis perkara tersebut!

Yang dapat diajukan kepada Pengadilan Negeri ialah perkara pidana (HAPID) dan perkara
perdata (HAPER).

1) Perkara Perdata sifatnya hanya mengatur tetapi jika prosesnya diikuti maka akan berubah
menjadi mengikat.
2) Perkara Perdata memerlukan inisiatif dari pihak-pihak yang bersangkutan.
3) Bisa diselesaikan dengan jalan damai.
4) Inisiatif penegakan Perkara Perdata asalnya dari penggugat, sedangkan Perkara Pidana dari
aparat penegakan hukum.
5) Pada Perkara Perdana berdasarkan kebenaran formil, yakni kebenaran berdasarkan fakta
pembuktian di persidangan/ keterangan tergugat (pengakuan).
6) Sedangkan Perkara Pidana berdasarkan kebenaran materiil, harus ada minimal 2 (dua) alat
bukti yang sah dan keyakinan hakim.

6. Andaikata BUDI telah dipanggil secara patut untuk hadir dalam sidang pengadilan, akan
tetapi BUDI tidak hadir dan tidak juga mewakilkan kepada Kuasanya untuk hadir dalam
sidang tersebut. Bila Saudara sebagai Ketua Majelis Hakim dalam perkara itu,
bagaimanakah tindakan hukum Saudara ?

Dengan berdasar pada Pasal 125 HIR, apabila Budi selaku Tergugat tidak hadir pada hari
perkara, maka akan diperiksa dan juga tidak mewakilkan kepada kuasa hukumnya meski sudah
dipanggil dengan patut, maka gugatan tersebut dilakukan tindakan hukum oleh Majelis Hakim
yaitu akan diputus dengan verstek.

7. Penyelesaian perkara perdata secara damai sangat bermanfaat bagi para pihak yang
bersengketa. Bagaimanakah ketentuan tentang perdamaian dan mediasi dalam ketentuan
hukum acara perdata?

Sebagaimana dijabarkan dalam Pasal 130 HIR yang mengatur mengenai mediasi atau
perdamaian. Jika penggugat dan tergugat sudah hadir, kewajiban hakim adalah usaha
mendamaiakn mereka melalui mediasi terlebih dahulu sebelum memeriksa perkara. Apabila
dapat tercapai kesepakatan maka dibuatakta perdamaian/akta van dading secara tertulis.
Kemudian diajukan kepada hakim yang menangani perkara tersebut, lalu diperiksa apakah ada isi
yang bertentangan dengan hukum, kesusilaan, atau ketertiban umum, tidak merugikan pihak
ketiga, dan isi dari kesepakatan itu harus bisa dilaksanakan. Jika ada salah satu pihak yang tidak
melaksanakan bunyi perdamaian, maka bisa langsung dieksekusi oleh pengadilan.

8. BUDI mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan jawaban terhadap gugatan ARI.


Apa makna jawaban tergugat dan apa saja yang dapat dikemukan di dalamnya?

Jawaban Tergugat pada dasarnya berisi jawaban terhadap gugatan penggugat. Sejatinya,
Tergugat tidak wajib menjawab dikarenakan jawaban tergugat itu merupakan suatu hak Tergugat
yang boleh digunakan maupun tidak. Tetapi bila tidak menjawab berarti Tergugat tidak
menggunakan kesempatannya untuk menanggapi dali-dali gugatan dan dapat dianggap mengakui
kebenaran gugatan penggugat oleh hakim. Makna daripada jawaban tergugat ialah sebuah
kesempatan Tergugat untuk menanggapi dalil-dalil gugatan dari Penggugat atau dimaknai
sebagai pembelaan, sebagaimana diatur dalam Pasal 121 ayat (2) HIR.

Hal-hal yang dapat diketemukan dalam jawaban tergugat tersebut adalah jawaban terhadap
pokok perkara dan/atau eksepsi dan/atau rekonpensi dan/atau provisi. Jawaban pokok perkara
merupakan hal wajib yang harus ada dalam jawaban tergugat. Eksepsi merupakan tangkisan dari
tergugat (bisa formil/materiil), kemudian rekonpensi merupakan gugatan balik yang dilakukan
Tergugat kepada Penggugat. Kemudian, provisi merupakan suatu permohonan tergugat meminta
supaya hal-hal yang selama sidang tidak dilanjutkan.

9. Pembuktian merupakan tahap yang sangat penting dalam proses pemeriksaan perkara di
pengadilan. Uraikan makna dan ketentuan pembuktian dalam proses pemeriksaan
perkara perdata di pengadilan!

Pembuktian dalam Perkara Perdata adalah upaya untuk memperoleh kebenaran formil. Mengenai
pembagian beban pembuktian ini diatur di dalam Pasal 163 HIR, Pasal 282 RBg, dan Pasal 1856
BW yang berbunyi, “Barangsiapa mendalilkan suatu hak harus lah dibuktikan adanya hak
tersebut”.
Adapun dalam HIR dijabarkan mengenai beberapa alat bukti dalam proses Perkara Perdata, yakni
sebagai berikut:

Pasal 153 HIR – alat bukti Pemeriksaan Setempat

Pasal 154 HIR – alat bukti Keterangan Ahli


Keterangan ahli dapat menguatkan keterangan alat bukti yang ada. Baik penggugat maupun
tergugat diberikan kesempatan untuk mengajukan ahli.

Pasal 164 HIR – alat bukti yang meliputi Bukti Tertulis, Bukti Saksi, Persangkaan, Pengakuan,
dan Sumpah.

10. Akta otentik merupakan alat bukti yang paling utama dalam proses pembuktian perkara
perdata di pengadilan. Uraikan makna keutamaan akta otentik sebagai alat bukti dan
bandingkan dengan kedudukan alat bukti akta di bawah tangan!

Dalam Pasal 165 HIR dijabarkan bahwa, akta yang syah merupakan surat yang dibuat oleh atau
dibuat di hadapan pegawai umum yang berkuasa untuk membuatnya menajdi bkti yang cukup
bagi para pihak.

Pun menurut Pasal 1879 BW juga dijelaskan bahwa, akta otentik merupakan suatu bukti yang
sempurna dan memberi hak kepada para pihak dan ahli warisnya.

Berdasarkan penjabaran kedua pasal tersebut maka dapat dikatakan bahwa, akta otentik lebih
utama dari akta di bawah tangan karena proses pembuatannya yang dibuat oleh atau dibuat di
hadapan pegawai umum yang berkuasa kemudian memiliki tiga (3) kekuatan pembuktian yang
sempurna (Pasal 1870 BW) yang sifatnya kumulatif, yaitu kekuatan pembuktian ke luar,
kekuatan pembuktian formil, dan kekuatan pembuktian materiil.

Sedangkan berdasarkan Pasal 165 HIR, akta di bawah tangan merupakan akta yang ditanda
tangani di bawah tangan dan dibuat tidak dengan perantaraan pejabat umum, seperti misalnya
akta jual-beli, sewa-menyewa, utang piutang, dan lain sebagainya yang dibuat tanpa perantaraan
pejabat umum. Akta di bawah tangan kekuatan pembuktiannya tidak sempurna dan harus
dikuatkan dengan alat bukti lain sebagaimana yang tercantum dalam asal 164 HIR. Akta di
bawah tangan harus memuat tanda tangan kedua belah pihak karena pengakuan kedua belah
pihak atas keberadaan akta tersebut adalah sangat penting untuk kekuatan pembuktian. Apabila
akta di bawah tangan disangkal, maka yang harus membuktikan adalah pihak yang menggunakan
akta itu sebagai bukti. Jika dilegalisasi dan ada ttd/cap jempol para pihak maka kekuatan
pembuktian sama dengan akta otentik.

Anda mungkin juga menyukai