Anda di halaman 1dari 62

HUKUM ACARA

PERDATA
SUPENDI, SH
No Hp 081324003814 /
087727495064

BELAJARLAH ILMU, MEMPELAJARI ILMU KARENA ALLAH ADALAH


KEBAIKAN, MENUNTUT ILMU ITU IBADAH, PENGKAJIANNYA SEPERTI
TASBIH, PENYELIDIKANNYA SEPERTI JIHAD, PENGAJARANNYA ADALAH
SHODAQOH, DAN PEMBERIANNYA KEPADA AHLIYAH ADALAH
PENDEKATAN DIRI KEPADA ALLAH. ILMU ITU PENGHIBUR SEPI, TEMAN
KALA SENDIRI, PETUNJUK KALA SENANG DAN SUSAH, ILMU ITU
PEMBANTU DAN TEMAN, PENERANG JALAN KE SURGA (MUADZ BIN
JABAL).
PENGERTIAN
Menurut Prof. Soepomo dalam peradilan
Menurut Prof. Sudikno perdata tugas hakim adalah mempertahankan
Mertokusumo yang dimaksud tata hukum perdata (Burgerlijke rechtsorde),
dengan Hukum Acara menetapkan apa yang ditentukan oleh hukum
Perdata adalah peraturan dalam suatu perkara.
hukum yang mengatur
bagaimana caranya menjamin
ditaatinya hukum perdata Menurut Prof. Krisna Harahap
materil dengan perantaraan yang dimaksud dengan Hukum
hakim. Acara Perdata adalah peraturan
hukum yang menentukan
bagaimana caranya menjamin
pelaksanaan hukum perdata
materiel, yaitu mengatur cara
Menurut Retno Wulan Sutantio bagaimana mengajukan tuntutan
yang dimaksud dengan Hukum hak, memeriksa dan menuntut
Acara Perdata adalah kesemuanya perkara serta pelaksanaan
kaidah hukum yang menentukan putusan tersebut.
dan mengatur cara bagaimana
Prof. Wirjono berpendapat bahwa hukum acara perdata
melaksanakan hak-hak dan
merupakan rangkaian peraturan yang memuat cara
kewajiban-kewajiban perdata
bagaimana orang harus bertindak terhadap dan dimuka
sebagaimana yang diatur dalam
pengadilan dan cara bagaimana pengadilan itu harus
hukum perdata materil.
bertindak satu sama lain untuk melaksanakan berjalannya
peraturan-peraturan hukum perdata.
ASAS-ASAS HUKUM
ACARA PERDATA
• HAKIM BERSIFAT
PASIF/MENUNGGU
• MENDENGARKAN KEDUA BELAH
PIHAK
• TIDAK BOLEH MEMIHAK
• PERADILAN CEPAT, SEDERHANA
DAN BIAYA RINGAN
• PERADILAN YANG BEBAS DARI
INTERVENSI
• TERBUKANYA PERSIDANGAN
• BERACARA DIKENAKAN BIAYA
• TIDAK ADA KEHARUSAN
UNTUK MEWAKILKAN
• SEDERHANA, CEPAT DAN
BIAYA RINGAN
SUMBER HUKUM
1. UUD 1945
2. HIR (Stb 1941 No. 44), Rbg (Stb 1927
No. 227)
3. KUH PERDATA (BW)
4. UU No. 5/2004 Tentang MA
5. UU No. 4/2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman
6. UU No. 8/2004 Tentang Peradilan Umum
7. UU No. 9/2004 Tentang PTUN
8. UU No. 7/1989 Tentang Peradilan Agama
9. UU No. 1/1974 Tentang Perkawinan
10. Yurisprudensi
11. SEMA Tentang Surat Kuasa Khusus No.
2/1959 Jts No. 5/1962, No. 10/1964,
01/1971
12. SEMA No. 2/1962 tentang cara pelaksanaan sita atas
barang-barang tidak bergerak.
13. SEMA No. 2/1964 Jo No. 4/1975 tentang
Penghapusan Sandera (Gijzeling)
14. SEMA No. 5/1964 Jts No. 6/1964, No. 18/1964, NO.
2/1982.
15. SEMA No. 9/1964 tentang Putusan Verstek
16. SEMA No. 4/2001 tentang Putusan Serta Merta dan
Putusan Provisionil
17. SEMA No. 3/2002 tentang Penanganan perkara yang
berkaitan dengan Nebis In Idem
19.PerMA No. 1/2000 tentang Lembaga
Paksa Badan
20.PerMA No. 1/1980 tentang PK
21.PerMA No. 1/2001 tentang Kasasi
Perkara Perdata yang tidak memenuhi
persyaratan formil.
BERACARA PERDATA
GUGATAN DUA PIHAK/LEBIH ADA KONFLIK PUTUSAN
(CONTENTIOUS)

(VOLUNTER)
PERMOHONAN SATU PIHAK TDK ADA KONFLIK PENETAPAN
Untuk mengetahu perbedaan yang jelas antara
contentious dengan volunter dapat dilihat dari
beberapa segi, yaitu :

• Pihak yang berperkara


• Aktivitas pengadilan yang memeriksa perkara.
• Kebebasan pengadilan
• Kekuatan mengikat putusan pengadilan.
Pada asasnya setiap orang yang merasa
mempunyai hak dan ingin menuntutnya atau
ingin mempertahankannya atau ingin
membelanya berwenang bertindak selaku
pihak, baik selaku penggugat maupun selaku
tergugat. (legitima persona standi in judicio).
PROSES GUGATAN

Isi dari suatu gugatan :


1. identitas para pihak;
2. fundamentum petendi;
a. uraian peristiwa nya
b. alasan-alasan hukum.
3. petitum (tuntutan).
B. Pihak-pihak yang berperkara
Sekurang-kurangnya terdapat dua pihak, yaitu :
• pihak penggugat;
• pihak tergugat.
Suatu gugatan di pengadilan akan berhasil dengan baik bila
memenuhi syarat :

1.Mempunyai hak
2.Beralasan
3.Ada kepentingan
Pengadilan dapat saja tidak mengabulkan suatu gugatan , apa

1. Gugatan tidak bersandar pada hukum


2. Penggugat menuntut kerugian sedang
kenyataannya ia tidak mengalami kerugian
Suatu gugatan ada kemungkinan dinyatakan tidak
dapat diterima (NO) karena Error In Persona apabila :

1. Diskualifikasi In Persona yaitu penggugat ternyata bukan


persona standi in judicio : orang yang belum dewasa, di
bawah pengampuan, bukan orang yang mempunyai hak
dan kepentingan.
2. Gemis Aanhoedanig Heid : orang yang dijadikan
tergugat ternyata keliru.
3. Plurium Litis Consortium : yang dijadikan sebagai
tergugat tidak lengkap.
Obscuur Libel yaitu gugatan tidak jelas atau kabur, hal
ini terjadi karena :

1.Fundamentum Petendi (Posita) tidak


menjelaskan dasar hukum dan fakta-fakta
yang menjadi dasar gugatan.
2.Objek yang disengketakan tidak jelas.
3.Penggabungan beberapa gugatan yang
sebenarnya berdiri sendiri.
4.Saling bertentangan antara posita dan
petitum.
5.Petitum tidak terinci.
Nebis In Idem atau Execeptio Rei Judicatae

1. Apa yang digugat sudah pernah diperkarakan.


2. Sudah ada putusan yang In Kracht yang
sifatnya positif yaitu menolak atau
mengabulkan gugatan.
3. Objek perkara sama
4. Subjek perkara sama
5. Materi pokok perkara sama.
Gugat Prematur
Gugatan belum dapat diajukan karena ada faktor-
faktor yang menangguhkannya. Contoh : gugatan
wan prestasi belum bisa diajukan karena utang
belum jatuh tempo.
Rei Judicata Deductae
Gugatan tidak dapat dilakukan karena ada kaitannya
dengan pemeriksaan pengadilan lain misal :
1. Perkara yang diajukan sudah pernah diajukan tetapi belum dipu
2. Proses masih berlangsung di tingkat banding atau kasasi
Gugatan perwakilan
(class action)
1. UU No. 32Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup
2. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsum
3. UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan

Yang dimaksud hak mengajukan gugatan perwakilan adalah


hak kelompok kecil masyarakat untuk mewakili masyarakat
dalam jumlah besar yang dirugikan atas dasar kesamaan
permasalahan, fakta hukum dan tuntutan yang ditimbulkan
karena pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
(Ps. 37 ayat (1) UU No. 23/1997)
Ps. 46 ayat (1) UU No. 8/1999
Gugatan atas pelanggaran pelaku usaha dapat dilakukan oleh :
a. Seorang konsumen yang dirugikan atau ahli waris yang bersang
b. Sekelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sam
c. Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat.

Ps. 71 UU No. 41/1999 menyebutkan :

Masyarakat berhak mengajukan gugatan


perwakilan ke pengadilan dan atau melaporkan ke
penegak hukum terhadap kerusakan hutan yang
merugikan kehidupan masyarakat.
PERMA No. 1 Tahun 2002 tentang
acara gugatan perwakilan kelompok

MA mendefinisikan gugatan perwakilan


kelompok sebagai suatu prosedur pengajuan
gugatan unutk dirinya sendiri dan sekaligus
mewakili sekelompok orang yang jumlahnya
banyak, yang memiliki kesamaan fakta dan
dasar hukum antara wakil kelompok dan
anggota kelompoknya.
Keuntungan :
1. Proses jauh lebih murah.
2. Putusan hakim yang saling bertentangan
dapat dihindari.
3. Pelaku pelanggaran akan semakin hati-hati
karena berhadapan dengan banyak orang.
PENGGABUNGAN

KUMULASI SUBJEKTIF KUMULASI OBJEKTIF

1. Kalau untuk suatu tuntutan (gugatan) tertentu diperlukan suatu acara khusus
(gugat cerai) sedangkan tuntutan yang lain harus diperiksa menurut acara
biasa (gugatan untuk memenuhi perjanjian), maka kedua tuntutan itu tidak
boleh digabungkan dalam satu gugatan;
2. Dalam hal hakim tidak wenang secara relatif untuk memeriksa salah satu
tuntutan yang diajukan bersama-sama dalam satu gugatan dengan tuntutan
lain, maka kedua tuntutan itu tidak boleh diajukan bersama-sama dalam satu
gugatan;
3. Tuntutan tentang bezit tidak boleh diajukan bersama-sama dengan tuntutan
tentang eigendom dalam satu gugatan.
KEWENANGAN

RELATIF ABSOLUT

Berkaitan dengan pertanyaan Berkaitan dengan pertanyaan


pengadilan mana yang pengadilan apa yang
berwenang untuk mengadili berwenang untuk mengadili

Berdasarkan Pasal 118 HIR ayat (1) maka gugatan


diajukan ke Pengadilan yang wilayah hukumnya
meliputi tempat kediaman / domisili tergugat (asas Actor
Sequitur Forum Rei). Apabila yang digugat benda tetap,
maka gugatan dapat diajukan ke pengadilan negeri
yang wilayah hukumnya meliputi objek gugatan itu
berada (asas Forum Rei Sitae) Pasal 118 ayat (3) HIR.
Pengecualian asas Actor Sequitur
Forum Rei

 Gugatan diajukan pada pengadilan negeri tempat kediaman penggugat, apabila


tempat tinggal tergugat tidak diketahui;
 Apabila tergugat terdiri dari 2 orang atau lebih gugatan diajukan pada tempat
tinggal salah seorang dari para tergugat, terserah dari pilihan penggugat, jadi
penggugat yang menentukan dimana ia akan mengajukan gugatannya;
 Akan tetapi dalam ad 2 di atas, apabila pihak tergugat ada 2 orang, yaitu yang
seorang adalah yang berhutang dan yang lain penjaminnya, maka gugatan
harus diajukan ke pengadilan negeri pihak yang berhutang;
 Apabila tempat tinggal dan tempat kediaman tergugat tidak dikenal, gugatan
diajukan kepada ketua pengadilan negeri tempat tingal penggugat atau salah
seorang dari penggugat;
 Dalam ad 4 di atas apabila gugatan mengenai benda tetap, dapat juga diajukan
kepada ketua pengadilan negeri dimana benda tetap itu terletak. Gugatan harus
mengenai benda tetap, artinya untuk mendapatkan benda tetap tersebut bukan
gugatan mengenai pembayaran uang sewa dari benda tetap tersebut;
 Apabila ada tempat tinggal yang dipilih dengan suatu akta, gugatan diajukan
kepada ketua pengadilan negeri tempat tinggal yang dipilih dalam akta tersebut.
Pemilihan domisili ini hanya merupakan hak istimewa yang diberikan kepada
penggugat. Apabila penggugat mau ia dapat mengajukan gugatan di tempat
tinggal tergugat.
INTERVENSI
Pasal 279 s/d 282 Rv

Voeging/menyertai Tussenkomst/menengahi

syarat

Kepentingan Hukum
Pencabutan dan Perubahan
Gugatan

Belum diketahui tergugat sudah diketahui tergugat

Kepentingan Hukum

Pencabutan gugatan dapat dilakukan sebelum gugatan diperiksa


dipersidangan atau sebelum tergugat memberi jawaban atau sesudah
diberikan jawaban oleh tergugat.
Apakah penggugat boleh mengadakan
perubahan gugatan?

Menurut pasal 127 Rv perubahan daripada


gugatan dibolehkan sepanjang pemeriksaan
perkara asal saja tidak mengubah atau
menambah “het onderwerp van den eisch”
(petitum, pokok tuntutan) pengertian “het
onderwerp van den eisch” ini dalam praktek
meliputi juga dasar daripada tuntutan, termasuk
peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar tuntutan.
Jadi yang tidak boleh diubah termasuk
menambah adalah dasar tuntutan.
Dengan demikian pengertian mengubah surat
gugatan yang dibolehkan itu adalah jika
tuntutan yang dimohonkan pengubahan itu
tetap berdasarkan hubungan hukum yang
menjadi dasar tuntutan semula. Jadi
pengubahan yang dimaksud tidak mengubah
kejadian materil yang menjadi dasar gugatan.
Contoh perubahan gugatan yang dibolehkan
:

Penggugat dalam gugatannya menuntut


agar memutuskan perjanjian antara kedua
belah pihak dengan disertai ganti rugi atas
dasar tergugat wanprestasi. Kemudian
diubah oleh penggugat agar tergugat
memenuhi perjanjian ditambah ganti rugi,
dalam hal ini baik sebelum maupun sesudah
diubah dasar gugatan tetap sama yaitu
wanprestasi
Contoh perubahan gugatan yang
dilarang
Penggugat menuntut dalam gugatannya agar tergugat
diperintahkan mengembalikan uang pembelian yang sudah
dibayar dengan mengembalikan barang yang sudah dibeli
kepada tergugat atas dasar barangnya terdapat kerusakan
yang tersembunyi. Kemudian penggugat mengubah
gugatannya sehingga penggugat menuntut agar barang
tetap berada ditangannya dan tergugat diperintahkan
mengembalikan sebagian uang pembelian yang telah
dibayarkan kepadanya oleh penggugat atas dasar
barangnya terdapat kerusakan tersembunyi.
Jawaban

Konpensi Rekonpensi

Eksepsi
Peremtoir / menghalangi
Dikabulkannya gugatan
Prosesuil (menyangkut acara) materil

Dilatoir
Declinatoir Disqualificatoir Bersifat menunda
(Tdk berkuasanya Penggugat tdk mempunyai Ex : adanya penundaan
Hakim) Kedudukan sbg penggugat Pembayaran.
Rekonpensi tidak dapat diajukan dalam hal :

1. Jika penggugat konpensi bertindak karena suatu kualitas


(kedudukan) misal sbg wali, sedangkan tuntutan rekonpensi
justru mengenai diri penggugat konpensi bukan dalam
kedudukan sbg wali atau sebaliknya,
2. Jika pengadilan negeri yang memeriksa tuntutan konpensi
dari penggugat asli tidak berwenang memeriksa tuntutan
rekonpensi itu
3. Dalam perkara perselisihan tentang eksekusi.
4. Jika dalam pemeriksaan tingkat pertama tidak diajukan
gugat balasan, maka dalam tingkat banding tidak boleh pula
diajukan gugat balas (rekonpensi).
Putusan Gugur Putusan Verstek
Ps. 126 HIR Ps. 125 HIR & SEMA No.
9/1964
Putusan serta merta
Ps. 180 ayat (1) HIR
SEMA No. 4/2001
Syarat Uit voerbaar bij vooraad
1. Adanya surat autentik yang menurut UU
bernilai bukti
2. Adanya putusan yang sudah inkrach van
gewijde.
3. Adanya tuntutan provisionil yang dikabulkan.
4. Sengketa mengenai hak milik
Contoh tuntutan provisionil
1. Dalam perkara sengketa merk dagang
2. Dalam perkara penggusuran
lahan/pekarangan
3. Dalam perkara perceraian.
Syarat putusan verstek
Ps. 125 ayat (1) HIR
1. Tergugat atau para tergugat tidak datang
pada hari sidang yang telah ditentukan;
2. Tergugat atau para tergugat tidak
mengirimkan wakilnya/kuasanya yang
syah untuk menghadap;
3. Tergugat atau para tergugat telah
dipanggil secara patut;
4. Petitum tidak melawan hak;
5. Petitum beralasan;
Apabila syarat 1,2,3 dipenuhi akan tetapi petitumnya ternyata
melawan hak atau tidak beralasan, maka meskipun perkara
diputus dengan verstek, gugatan ditolak. Tetapi apabila syarat
1,2,3 dipenuhi akan tetapi ternyata ada kesalahan formil
dalam gugatan, maka gugatan dinyatakan tidak diterima (NO
= Niet Ontvankelijk verklaard). Gugatan dinyatakan NO
apabila gugatan tidak bersandarkan hukum yaitu jika
peristiwa-peristiwa sebagai dasar tuntutan tidak
membenarkan tuntutan (diluar pokok perkara). Gugatan
ditolak jika gugatan itu tidak beralasan yaitu apabila tidak
diajukan peristiwa-peristiwa yang membenarkan tuntutan
(mengenai pokok perkara).
Upaya menjamin hak

Penyitaan tujuannya

Conservatoir Beslag Revindicatoir Beslag

Penggugat dijamin haknya dan


putusan tersebut dapat dilaksanakan
(Eksecutabel)
Yang dapat disita secara conservatoir ialah :

1. barang bergerak milik debitur;


2. barang tetap milik debitur;
3. barang bergerak milik debitur yang ada
ditangan orang lain;

Sah tidaknya suatu penyitaan harus memenuhi ketentuan


dalam Ps. 198 HIR yang berisi :

1. Sita harus di daftar dengan menyebut jam, tgl, hari, bulan


dan tahun
2. Petugas pelaksana sita (Juru Sita) meminta kepala desa
mengumumkan penyitaan itu agar diketahui oleh umum
Akibat hukum penyitaan
(Ps. 199 HIR)
► Terhitungsejak sita dilaksanakan, di daftar,
diumumkan, maka sejak saat itu tersita
tidak dapat lagi :
 memindahkan barang tersita pada orang lain
 Membebankan
 Menyewakan
► Perjanjian yang bertentangan dengan
larangan tersebut tidak dapat dijadikan
dasar perlawanan dalam penyitaan.
Perdamaian (Dading)
Ps. 130 HIR
Di dalam
sidang
pengadilan

Di luar
sidang
pengadilan
• Akta perdamaian mempunyai kekuatan
hukum yang sama dengan putusan yang
sudah in kracht. Perdamaian dapat
dilakukan sepanjang proses berjalan
hingga taraf banding di PT. menurut
ketentuan Ps. 130 ayat (3) HIR
permohonan banding atas keputusan
perdamaian tidak dibenarkan.
ALTERNATIVE DISPUTE
RESOLUTION
1. MEDIASI
Dalam rangka mewujudkan proses peradilan
yang cepat, sederhana dan biaya ringan
Pasal 130 HIR yang mengatur upaya
perdamaian masih dapat diintensifkan,
caranya mengintegrasikan proses
mediasi ke dalam prosedur perkara.
Perma No. 02 Tahun 2003 tentang prosedur
mediasi di pengadilan mewajibkan terlebih
dahulu ditempuh upaya perdamaian
dengan bantuan mediator. Proses mediasi
harus selesai dalam jangka waktu paling
lama 22 hari sejak penetapan penunjukan
mediator. Seandainya mediator berasal
dari luar lingkungan pengadilan jangka
waktu tersebut menjadi 30 hari.
ARBITRASE DAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETA (UU NO.
30/1999)
1. Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu
sengketa perdata di luar pengadilan umum
yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang
dibuat secara tertulis oleh para pihak yang
bersengketa.
2. Perjanjian arbitrase suatu kesepakatan berupa
klausula arbitrase yang tercantum dalam suatu
perjanjian tertulis yang dibuat para pihak
sebelum timbul sengketa, atau suatu perjanjian
arbitrase tersendiri yang dibuat para pihak
setelah timbul sengketa.
3. Arbiter adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh
para pihak yang bersengketa atau yang ditunjuk
oleh pengadilan negeri atau lembaga arbiter
untuk memberikan putusan mengenai sengketa
tertentu yang diserahkan penyelesaiannya melalui
arbitrase.
4. Lembaga arbitrase adalah badan yang dipilih oleh
para pihak yang bersengketa untuk memberikan
putusan mengenai sengketa tertentu; lembaga
tersebut juga dapat memberikan pendapat yang
mengikat mengenai suatu hubungan hukum
tertentu dalam hal belum timbul sengketa.
5. Putusan arbitrase internasional adalah putusan
yang dijatuhkan oleh suatu lembaga arbitrase
atau arbiter perorangan di luar wilayah hukum RI
atau putusan suatu lembaga arbitrase atau
arbiter perorangan yang menurut ketentuan
hukum RI dianggap sebagai suatu putusan
arbitrase internasional
6. Alternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga
penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui prosedur yang disepakati para pihak,
yakni penyelesaian diluar pengadilan dengan
cara konsultasi, negosiasi, atau penilaian ahli.
PASAL 5 UU NO. 30/1999

1. Sengketa yang dapat diselesaikan melalui


arbitrase hanya sengketa dibidang
perdagangan dan mengenai hak yang
menurut hukum dan peraturan perundang-
undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak
yang bersengketa.
2. Sengketa yang tidak dapat diselesaikan
melalui arbitrase adalah sengketa yang
menurut peraturan perundang-undangan
tidak dapat diadakan perdamaian.
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA (PS. 6
UU NO. 30/1999)
1. Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh
para pihak melalui alternatif penyelesaian sengketa yang
didasarkan pada itikad baik dengan mengesampingkan
penyelesaian sengketa secara litigasi di PN.
2. Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif
penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak dalam
waktu paling lama 14 hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu
kesepakatan tertulis.
3. Dalam hal sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) tidak dapat diselesaikan, maka atas kesepakatan
tertulis para pihak sengketa atau beda pendapat diselesaikan
melalui bantuan seorang atau lebih penasihat ahli maupun melalui
seorang mediator.
SYARAT PENGANGKATAN ARBITER (PS. 12 UU
NO. 30/1999)
1. Yang dapat ditunjuk sebagai arbiter harus memenuhi syarat :
a. Cakap melakukan tindakan hukum
b. Berumur paling rendah 35 tahun
c. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau
semenda sampai derajat ke dua dengan salah satu pihak
yang bersengketa.
d. Tidak mempunyai kepentingan finansial atau kepentingan
lain atas putusan arbitrase.
e. Memiliki pengalaman serta menguasai secara aktif
dibidangnya paling sedikit 15 tahun
2. Hakim, jaksa, panitera dan pejabat peradilan lainnya tidak
dapat ditunjuk atau diangkat sebagai arbiter.
ACARA ARBITRASE

 Semua pemeriksaan sengketa oleh arbiter atau


majelis arbitrase dilakukan secara tertutup.
(Ps. 27 UU No. 30/1999)
PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE (PS. 70 UU
NO. 30/1999)
Terhadap putusan arbitrase para pihak dapat mengajukan permohonan
pembatalan apabila putusan tersebut diduga mengandung unsur-unsur :

1. Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan setelah putusan


dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan palsu.
2. Setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan,
yang disembunyikan oleh pihak lawan.
3. Putusan diambil dari hasil muslihat yang dilakukan oleh salah satu pihak
dalam pemeriksaan sengketa.

Permohonan pembatalan putusan arbitrase harus diajukan secara tertulis


dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak hari penyerahan dan
pendaftaran putusan arbitrase kepada panitera PN. (Ps. 71 UU No.
30/1999)
BIAYA ARBITRASE (PS. 76 UU NO. 30/1999)

a. Arbiter menentukan biaya arbitrase


b. Biaya meliputi :
a. Honorarium arbiter
b. Biaya perjalanan dan biaya lainnya yang
dikeluarkan oleh arbiter.
c. Biaya saksi dan saksi ahli yang diperlukan dalam
pemeriksaan sengketa.
d. Biaya administrasi.
ARBITRASE INTERNASIONAL (PS. 65 UU NO.
30/1999)
Yang berwenang menangani masalah pengakuan dan
pelaksanan putusan arbitrase internasional adalah PN
Jakarta Pusat
Putusan arbitrase internasioanl hanya dapat diakui serta
dapat dilaksanakan diwilayah hukum RI apabila memenuhi
syarat-syarat sbb :
1. Putusan arbitrase internasional dijatuhkan oleh arbiter atau
majelis arbitrase disuatu negara yang dengan negara
Indonesia terikat pada perjanjian, baik secara bilateral
maupun multilateral, mengenai pengakuan dan pelaksanaan
putusan arbitrase internasional.
2. Putusan arbitrase internasional sebagaimana yang dimaksud
dalam huruf 1 terbatas pada putusan yang menurut
ketentuan hukum Indonesia termasuk dalam ruang lingkup
hukum perdagangan.
3. Putusan arbitrase internasional sebagaimana yang dimaksud
dalam huruf 1 hanya dapat dilaksanakan di Indonesia
terbatas pada putusan yang tidak bertentangan dengan
ketertiban umum.
4. Putusan arbitrase internasional dapat dilaksanakan di
Indonesia setelah memperoleh eksekutorial dari Ketua PN
Jakarta Pusat.
5. Putusan arbitrase internasional sebagaimana yang dimaksud
dalam huruf 1 yang menyangkut NKRI sebagai salah satu
pihak dalam sengketa hanya dapat dilaksanakan setelah
memperoleh eksekutorial dari MA RI yang selanjutnya
dilimpahkan kepada PN Jakarta Pusat.
KELEBIHAN LEMBAGA ARBITRASE
1. Dijamin kerahasiaan sengketa para pihak.
2. Dapat dihindari kelambatan yang diakibatkan karena hal
prosedural dan administrasi.
3. Para pihak dapat memilih arbiter yang menurut keyakinannya
mempunyai pengetahuan, pengalaman serta latar belakang
yang cukup mengenai masalah yang disengketakan, jujur dan
adil.
4. Para pihak dapat menentukan pilihan hukum untuk
menyelesaikan masalahanya serta proses dan tempat
penyelenggaraan arbitrase.
5. Putusan arbitrase merupakan putusan yang mengikat para
pihak dan dengan melalui prosedur sederhana saja ataupun
langsung dapat dilaksanakan.
Tugas Pokok Hakim
Mengkonstatir benar tidaknya peristiwa yang
diajukan itu. Mengkonstatir berarti melihat,
mengakui atau membenarkan telah terjadinya
peristiwa yang telah diajukan tersebut dan
hakim harus melakukan pembuktian lebih dulu;
Mengkwalifisir peristiwa, berarti menilai peristiwa
yang telah dianggap benar-benar terjadi itu
termasuk hubungan hukum apa atau yang
mana, dengan kata lain menemukan hukumnya
bagi peristiwa yang telah dikonstatir;
Mengkonstituir atau memberi konstitusinya, ini
berarti bahwa hakim menetapkan hukumnya
kepada yang bersangkutan, memberi keadilan.
Kekuasaan kehakiman
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan
negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan Pancasila demi
terselenggaranya negara hukum. Hakim
dalam melaksanakan tugas kekuasaan
kehakiman adalah bebas artinya hakim
tidak di bawah pengaruh atau tekanan
pihak manapun, hal ini merupakan ciri
negara hukum.
Ciri negara hukum
Pengakuan, perlindungan dan
penghargaan HAM mengandung
kesamaan dalam bidang politik, hukum,
ekonomi, sosial kultural, pendidikan dan
agama.
Peradilan bebas yang tidak memihak, tidak
dipengaruhi oleh kekuasaan atau kekuatan
apapun.
Legalitas dalam arti hukum dalam segala
hal.
SURAT KUASA
 MENUNJUK PS. 1792 KUH PERDATA
YANG DIMAKSUD DENGAN KUASA
ADALAH “SUATU PERSETUJUAN DI
MANA SESEORANG BERTINDAK
SEBAGAI PEMBERI KUASA DAN PIHAK
LAIN BERTINDAK SEBAGAI PENERIMA
KUASA UNTUK MELAKUKAN SUATU
PERBUATAN”.
KONSEKWENSINYA :
1. PENERIMA KUASA LANGSUNG
BERKEDUDUKAN SEBAGAI WAKIL PEMBERI
KUASA.
2. PEMBERIAN KUASA BERSIFAT
KONSENSUAL.
3. PUNYA KARAKTER GARANSI KONTRAK
SEPANJANG TINDAKAN YANG MELAMPAUI
BATAS KUASA YANG DILIMPAHKAN.
4. KUASA DAPAT BERAKHIR SECARA
SEPIHAK.
JENIS-JENIS SURAT KUASA
 KUASA UMUM (PS. 1795 BW)
 KUASA ISTIMEWA (PS. 1796 BW)
 KUASA PERANTARA (PS. 1792 BW)
 KUASA BERDASAR HUKUM (PS. 123 HIR
AYAT 2)
 KUASA LISAN (PS. 123 AYAT 1 HIR)
 KUASA YANG DITUNJUK DALAM SURAT
GUGAT (PS. 125 AYAT 1 HIR)
 SURAT KUASA KHUSUS BAIK YANG
AUTENTIK MAUPUN DI BAWAH TANGAN
DAN HARUS BERBENTUK TERTULIS.

Anda mungkin juga menyukai