PERDATA
SUPENDI, SH
No Hp 081324003814 /
087727495064
(VOLUNTER)
PERMOHONAN SATU PIHAK TDK ADA KONFLIK PENETAPAN
Untuk mengetahu perbedaan yang jelas antara
contentious dengan volunter dapat dilihat dari
beberapa segi, yaitu :
1.Mempunyai hak
2.Beralasan
3.Ada kepentingan
Pengadilan dapat saja tidak mengabulkan suatu gugatan , apa
1. Kalau untuk suatu tuntutan (gugatan) tertentu diperlukan suatu acara khusus
(gugat cerai) sedangkan tuntutan yang lain harus diperiksa menurut acara
biasa (gugatan untuk memenuhi perjanjian), maka kedua tuntutan itu tidak
boleh digabungkan dalam satu gugatan;
2. Dalam hal hakim tidak wenang secara relatif untuk memeriksa salah satu
tuntutan yang diajukan bersama-sama dalam satu gugatan dengan tuntutan
lain, maka kedua tuntutan itu tidak boleh diajukan bersama-sama dalam satu
gugatan;
3. Tuntutan tentang bezit tidak boleh diajukan bersama-sama dengan tuntutan
tentang eigendom dalam satu gugatan.
KEWENANGAN
RELATIF ABSOLUT
Voeging/menyertai Tussenkomst/menengahi
syarat
Kepentingan Hukum
Pencabutan dan Perubahan
Gugatan
Kepentingan Hukum
Konpensi Rekonpensi
Eksepsi
Peremtoir / menghalangi
Dikabulkannya gugatan
Prosesuil (menyangkut acara) materil
Dilatoir
Declinatoir Disqualificatoir Bersifat menunda
(Tdk berkuasanya Penggugat tdk mempunyai Ex : adanya penundaan
Hakim) Kedudukan sbg penggugat Pembayaran.
Rekonpensi tidak dapat diajukan dalam hal :
Penyitaan tujuannya
Di luar
sidang
pengadilan
• Akta perdamaian mempunyai kekuatan
hukum yang sama dengan putusan yang
sudah in kracht. Perdamaian dapat
dilakukan sepanjang proses berjalan
hingga taraf banding di PT. menurut
ketentuan Ps. 130 ayat (3) HIR
permohonan banding atas keputusan
perdamaian tidak dibenarkan.
ALTERNATIVE DISPUTE
RESOLUTION
1. MEDIASI
Dalam rangka mewujudkan proses peradilan
yang cepat, sederhana dan biaya ringan
Pasal 130 HIR yang mengatur upaya
perdamaian masih dapat diintensifkan,
caranya mengintegrasikan proses
mediasi ke dalam prosedur perkara.
Perma No. 02 Tahun 2003 tentang prosedur
mediasi di pengadilan mewajibkan terlebih
dahulu ditempuh upaya perdamaian
dengan bantuan mediator. Proses mediasi
harus selesai dalam jangka waktu paling
lama 22 hari sejak penetapan penunjukan
mediator. Seandainya mediator berasal
dari luar lingkungan pengadilan jangka
waktu tersebut menjadi 30 hari.
ARBITRASE DAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETA (UU NO.
30/1999)
1. Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu
sengketa perdata di luar pengadilan umum
yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang
dibuat secara tertulis oleh para pihak yang
bersengketa.
2. Perjanjian arbitrase suatu kesepakatan berupa
klausula arbitrase yang tercantum dalam suatu
perjanjian tertulis yang dibuat para pihak
sebelum timbul sengketa, atau suatu perjanjian
arbitrase tersendiri yang dibuat para pihak
setelah timbul sengketa.
3. Arbiter adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh
para pihak yang bersengketa atau yang ditunjuk
oleh pengadilan negeri atau lembaga arbiter
untuk memberikan putusan mengenai sengketa
tertentu yang diserahkan penyelesaiannya melalui
arbitrase.
4. Lembaga arbitrase adalah badan yang dipilih oleh
para pihak yang bersengketa untuk memberikan
putusan mengenai sengketa tertentu; lembaga
tersebut juga dapat memberikan pendapat yang
mengikat mengenai suatu hubungan hukum
tertentu dalam hal belum timbul sengketa.
5. Putusan arbitrase internasional adalah putusan
yang dijatuhkan oleh suatu lembaga arbitrase
atau arbiter perorangan di luar wilayah hukum RI
atau putusan suatu lembaga arbitrase atau
arbiter perorangan yang menurut ketentuan
hukum RI dianggap sebagai suatu putusan
arbitrase internasional
6. Alternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga
penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui prosedur yang disepakati para pihak,
yakni penyelesaian diluar pengadilan dengan
cara konsultasi, negosiasi, atau penilaian ahli.
PASAL 5 UU NO. 30/1999