Oleh
Hasnuldi MIaz, SH.MH
Silabus Hukum Acara Perdata
Bab I Pendahuluan :
1. Istilah dan Pengertian
2. Sejarah Hukum Acara Perdata
3. Sumber Hukum
4. Asas-asas Hukum Acara Perdata
5. Perbedaan Hukum Acara Perdata dengan Hukum Acara
Pidana
Bab II Gugatan
1. Pengertian dan Isi Gugatan
2. Pencabutan dan Perubahan Gugatan
3. Penggabungan Gugatan
4. Kewenangan Mengadili atau kompetensi
Bab III Penyitaan
• Pengertian dan dasar hukum
• Conservatoir Beslag
• Revindicatoir Beslag
• Abdulkadir Muhammad, 2000, Hukum Acara Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti,
Bandung.
• K Wantjik Saleh, 1979, Hukum Acara Perdata di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta.
• Lilik Mulyadi, 1999, Hukum Acara Perdata menurut Teori dan Praktek Peradilan di
Indonesia, Jembatan, Jakarta.
• .Mukti Arto, 1996, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
• Sifat :
1. Memaksa === mengikat para pihak yang berperkara dan ketentuan-
ketentuan yang ada peraturan hukum acara perdata harus dipenuhi.
contoh: gugatan harus diajukan di tempat atau domisili tergugat
Jangka waktu untuk mengajukan permohonan banding adalah 14
hari setelah putusan hakim diterima para pihak, dll
• Saat Ini
1. HIR dan RBg
2. UU No 29 Tahun 1947 tentang Peradilan Banding
Jawa dan Madura.
1. UU No 1 Tahun 1974 tentang Pokok Perkawinan
2. UU No 4 Tahun 2004 tentang Pokok Kehakiman
3. UU No 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung
4. Kitab Undang-undang Hukum Perdata Buku ke-IV
tentang Pembuktian dan Daluarsa
5. Yurisprudensi.
6. SEMA
7. Hukum Adat
8. Doktrin
Asas-asas Hukum Acara Perdata
1. Hakim bersifat menunggu===inisiatif mengajukan
tuntutan hak diserahkan sepenuhnya kepada yang
berkepentingan===Pasal 118 HIR/142 RBg
2. Hakim bersifat Pasif=== ruang lingkup atau luas pokok
perkara ditentukan para pihak berperkara tidak hakim.
Hakim tidak boleh menjatuhkan putusan melebihi dari
yang dituntut
3. Persidangan terbuka untuk umum===setiap orang
dibolehkan hadir dan mendengarkan pemeriksaan
perkara, walaupun ada beberapa perkara yang
dilakukan pemeriksaannya secara tertutup. Contoh
dalam perkara perceraian.
1. Mendengarkan kedua belah pihak
2. Putusan harus disertai dengan alasan-
alasan.
3. Berperkara dikenai biaya.
4. Beracara tidak harus diwakilkan=== bisa
langsung pihak yang berperkara
beracara di pengadilan atau dapat
diwakilkan.
Perbedaan Hukum Acara Perdata
dengan Hukum Acara Pidana
• Dasar timbulnya gugatan
Perdata :timbulnya perkara krn terjadi pelanggaran hak yang
diatur dalam hukum perdata.
2. Inisiatif berperkara
Perdata : datang dari salah satu pihak yang merasa dirugikan
6. Sumpah decissoire
Perdata : ada sumpah decissoire yaitu sumpah yang dimintakan
oleh satu pihak kepada pihak lawannya tentang kebenaran suatu
peristiwa.
Pidana : tidak dikenal sumpah decissoire.
7. Hukuman
Perdata : kewajiban untuk memenuhi prestasi (melakukan ,
memberikan dan tidak melakukan sesuatu )
Pidana : hukuman badan ( kurungan, penjara dan mati), denda dan
hak.
Bab II
Gugatan
Perkara perdata ada 2 :
1. Perkara contentiosa === perkara yang di dalamnya terdapat sengketa atau perselisihan.
2. Perkara voluntaria === perkara yang di dalamnya tidak terdapat sengketa atau perselisihan
• Isi gugatan :
Menurut Pasal 8 BRv gugatan memuat :
1. Identitas para pihak
2. Dasar atau dalil gugatan/ posita /fundamentum petendi
berisi tentang peristiwa dan hubungan hukum
3. Tuntutan/petitum terdiri dari tuntutan primer dan
tuntutan subsider/tambahan
Teori pembuatan gugatan
• Ada 2 teori tentang bagaimana menyusun sebuah surat
gugatan yaitu :
1. Substantieseringstheorie yaitu membuat surat gugatan
dengan menguraikan rentetan kejadian nyata yang
mendahului peristiwa yang menjadi dasar gugatan.
2. Individualseringstheorie yaitu hanya memuat kejadian-
kejadian yang cukup menunjukkan adanya hubungan
hukum yang menjadi dasar gugatan
Pencabutan Gugatan
Pencabutan gugatan dapat terjadi:
1. Sebelum pemeriksaan perkara oleh hakim
2. Dilakukan dalam proses pemeriksaan perkara dengan
syarat disetujui oleh pihak tergugat.
• Perubahan surat gugatan dapat dilakukan dengan syarat :
1. Tidak boleh mengubah kejadian materil yang menjadi dasar gugatan.
2. Bersifat mengurangi atau tidak menambah tuntutan.
• Pengertian : gugatan yang diajukan oleh tergugat terhadap penggugat karena dianggap
juga melakukan wanprestasi kepada tergugat.
• Dapat berupa jawaban tergugat tapi dapt juga dilakukan dalam dupliek.
• Bentuknya :
1. Voeging (menyertai) dengan cara menggabungkan diri kepada salah satu pihak.
2. Tussenkomst (menengahi) berdiri sendiri (tidak memihak salah satu pihak.
3. Vrijwaring (penanggungan) :
- mirip tapi tidak sama dengan intervensi karena insiatifnya tidak dari pihak ketiga yang
bersangkutan.
- ikutsertanya karena diminta sebagai penjamin/pembebas oleh salah satu pihak yang
berperkara.
• Unsur-unsur pembuktian :
Unsur-unsur Pembuktian
1. Merupakan bahagian dari hukum acara
perdata.
2. Hak
Beban Pembuktian
• Dasar hukum Pasal 163 HIR/283 RBg
• Dari Pasal ini dapat dirinci bahwa beban pembuktian dilakukan oleh :
1. Pihak yang menyatakan mempunyai hak dialah yang harus
membuktikan haknya itu.
• Pengertian : surat adalah alat bukti tertulis yang memuat tanda-tanda baca di
mana menyatakan pikiran seseorang.
• saksi : orang yang memberikan keterangan di muka sidang dengan memenuhi syarat-syarat tertentu
tentang suatu peristiwa atau keadaan yang ia lihat, dengar dan dialami sendiri sebagai bukti terjadinya
peristiwa atau keadaan tersebut.
• Kekuatan bukti : bukan bukti sempurna dan mengikat hakim tetapi terserah kepada hakim untuk
mempercayainya .
• Syarat-syarat saksi :
1. Formil:
a. Umur 15 tahun ke atas
b. Sehat akalnya
c. Tidak ada hubungan sedarah atau semenda kecuali ditentukan undang-undang.
d. Sekurang-kurangnya ada 2 orang saksi untuk satu peristiwa (unus testis nullus testis), atau dikuatkan
dengan alat bukti lain.
2. Materil :
a. Menerangkan apa ynag ia liha, dengar dan alami sendiri.
b. Diketahui sebab-sebab ia mengetahui peristiwanya.
c. Bukan merupakan pendapat atau kesimpulannya.
d. Saling bersesuai satu sama lainnya.
e. Tidak bertentangan dengan akal sehat.
Kewajiban saksi
1. Datang menghadap ke pengadilan
setelah dipanggil secara patut.
3. Memberikan keterangan
orang yang tidak dapat menjadi
saksi
1. Secara mutlak : yang mempunyai hubungan sedarah
atau semenda kecuali ditentukan lain oleh undang-
undang.
termasuk ke dalam golongan ini adalah :
a. Keluarga sedarah dan semenda menurut garis lurus ke
atas dan ke bawah.
b. Istri atau suami walaupun sudah bercerai
• Digunakan jika tidak ada alat bukti lain untuk membuktikan suatu
peristiwa.
• Pengertian : suatu pernyataan yang khimat diberikan atau diucapkan pada waktu memberi janji
dengan mengingat akan sifat Maha Kuasa dari pada Tuhan, dan percaya bahwa siapa yang memberi
keterangan atau janji yang tidak benar akan dihukum olehNya.
2. Sumpah confirmatoir : sumpah memberikan keterangan guna meneguhkan bahwa sesuatu itu benar
demikian atau tidak.
• Ciri-cirinya :
1. Diucapkan sesudah memberikan keterangan/melakukan sesuatu.
2. Berfungsi meneguhkan suatu peristiwa atau hak.
3. Sumpah inilah sebagai alat bukti.
4. Mengakhiri sengketa.
Bentuk-bentuk sumpah confirmatoir
1. Sumpah suppletoir/pelengkap
• Diperintahkan hakim kepada salah satu pihak.
• Berfungsi untuk melengkapi alat bukti.
• Didahului dengan bukti permulaan.
• Tidak ada jalan lain untuk menguatkannya dengan alat-alat bukti lain.
• Pihak yang diperintahkan bersumpah tidak bol;eh mengembalikan sumpah kepada
pihak lawan.
• Pihak yang diperintahkan bersumpah hanya boleh melakukan atau menolak.
• Jika mengucapkan akan dimenangkan dan menolak akan kalah.
• Syarat banding :
1. Diajukan oleh pihak-pihak yang berperkara.
2. Diajukan dalam tengang waktu yang telah ditentukan yaitu :
- 14 hari setelah putusan diterima para pihak.
- 30 hari bagi pemohon yang tinggal di luar wilayah hukum pengadilan negeri yang memeriksa
perkara .
- Nilai perkara yang dibnading harus < Rp 100, (Pasal 6 UU No 20 Tahun 1947)
• Permohonan banding diajukan kepada Ketua Pengadilan Tinggi melalu panitera pengadilan negeri
ybs.
• Berkas-berkas yang harus diajukan ke pengadilan tinggi adalah :
1. Permohonnan
2. Memori banding : alasan banding.
3. Kontra memori banding.
4. Semua berkas perkara pada pengadilan tingka pertama.
Bentuk putusan banding :
1. Menguatkan putusan pengadilan negeri artinya apa
yang telah diperiksa dan diputus pengadilan negeri
dianggap benar dan tepat menurut keadilan.
• Syarat kasasi adalah sudah dilakukan banding, kecuali yang ditentukan lain oleh undang-
undang.
• Jangka waktu permohonan kasasi adalah 14 hari setelah putusan anding diterima para pihak.
• Permohonann diajukan kepada Ketua Mahkamah Agung melalui panitera pengadilan negeri
yang memeriksa perkara pada tingkat pertama.