Anda di halaman 1dari 9

Pengantar Hukum Acara Perdata

Dosen Pembimbing:
Dr. Dahris Siregar.,SH.,M.H

Di susun oleh:
• Vasya salsabilla lubis
NPM : 2029061032
 MATA KULIAH : HUKUM ACARA PERDATA
 
Pengertian dan Tujuan Hukum Acara Perdata
A.Pengertian
Hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang mengatur bagaimana caranya menjamin ditaatinya
hukum perdata materiil dengan perantaraan hakim.
Menurut Para Ahli :
-Menurut Wirjono Prodjodikoro Hukum Acara Perdata adalah rangkaian peraturan-peraturan yang
memuat cara bagaimana orang harus bertindak terhadap dan di muka pengadilan dan cara bagaimana
pengadilan itu harus bertindak, satu sama lain untuk melaksanakan berjalannya peraturan-peraturan
hukum perdata.
-Soepomo mengatakan dalam peradilan perdata tugas hakim ialah mempertahankan tata hukum perdata
(Burgelijke Rechtorde) menetapkan apa yang ditentukan oleh hukum dalam suatu perkara.
-Abdul Kadir Muhammad hukum acara perdata ialah peraturan hukum yang mengatur proses
penyelesaian perkara perdata lewat hakim (pengadilan) sejak dimajukannya gugatan sampai dengan
pelaksanaan keputusan hakim.
B.Tujuan
Untuk merealisir pelaksanaan dari hukum perdata materiil.
Sejarah dan Sumber Hukum Acara Perdata
-Sebelum tanggal 5 April 1848 Hukum acara perdata yang digunakan di pengadilan Gubernemen bagi
golongan Bumiputera untuk kota-kota besar di Jawa adalah BrV (hukum acara bagi golongan Eropa)
Untuk luar kota-kota besar Jawa digunakan beberapa pasal dalam Stb 1819-20 Pada tahun 1846 Ketua
Mahkamah Agung (Hooggrerechtshof) Mr H.L Wichers tidak setuju hukum acara perdata bagi
golongan Eropa digunakan untuk golongan Bumiputera tanpa berdasarkan perintah Undang-undang.
Gubenur Jendral J.J Rochussen menugaskan Wichers membuat rancangan Reglement tentang
Administrasi Polisi dan Hukum Acara Perdata dan Pidana Bagi Bumiputera.

-Tahun 1847 rancangan selesai dibuat tetapi JJ Rochussen mengajukan keberatan yaitu 1.Pasal 432
ayat (2) :membolehkan pengadilan yang memeriksa perkara perdata untuk golongan Bumiputera
menggunakan hukum acara perdata yang diperuntukkan untuk golongan Eropa. 2.Rancangan itu
terlalu sederhana karena tidak dimasukkannya lembag-lembaga intervensi, kumulasi gugatan,
penjaminan dan rekes civil seperti yang termuat dalam BRv Tanggal 5 April 1848 setelah melakukan
perubahan dan penambahan maka rancangan itu ditetapkan dengan nama Inlandsch Reglement (IR)
yang ditetapak dengan Stb 1848-16 dan disahkan dengan firman Raja tanggal 29 September 1849
dengan Stb 1849-63.
-Tahun 1927 diberlakukan RBg (Rechtsreglement voor de Buitengewesten) yaitu hukum acara perdata
bagi golongan Bumiputera luar Jawa dan Madura. Sebelumnya berlaku peraturan tentang susunan
Kehakiman dan kebijaksanaan Pengadilan  Stb 1847 -23 Tahun 1941 terjadi perubahan nama Ir
menjadi HIR (Herzeine Indlansch Reglement)dengan Stb 1941- 44 yang berlaku untuk Jawa dan
Madura. Pada saat ini dengan Pasal II Peraturan Peralihan UUD 1945 yang telah diamandemen yg ke
4 HIR dan RBg masih berlaku sampai saat ini.
Sifat dan Fungsi Hukum Acara Perdata
Sifat Hukum Acara Perdata adalah melaksanakan hukuman terhadap para pelanggar hak
pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada di dalam
hukum materil agar dapat dilaksanakan secara paksa melalui pengadilan.

Fungsi Hukum Acara Perdata untuk mengatur bagaimana cara penanganan sebuah perkara,
tahapan-tahapan dalam proses persidangan dan pemeriksaan perkara .
Asas-Asas Hukum Acara Perdata
1. Asas Hakim Bersifat Menunggu
2. Asas Hakim Bersifat Pasif
3. Asas Persidangan Bersifat Terbuka
4. Asas Mendengar Kedua Belah Pihak
5. Asas Putusan Harus Disertai Alasan-alasan
6. Asas Beracara Dikenakan Biaya
7. Asas Tidak Ada Keharusan Mewakilkan
8. Asas Prinsip Persidangan Harus Majelis
9. Asas Prinsip Hakim Aktif Memberi Bantuan
10. Asas Peradilan dilakukan Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Sumber Hukum Acara Perdata
 Sumber Hukum Material
yaitu sumber hukum dalam arti bahan diciptakannya atau disusun suatu norma hukum.
Sumber Hukum Material meliputi:
Sumber dalam arti sumber filosofis
Sumber dalam arti sumber sosiologis
Sumber dalam arti sumber Historis
Sumber dalam arti sumber yuridis.

 Sumber Hukum Formal


yaitu sumber hukum dalam arti dapat ditemukannya atau dapat digalinya satu norma hukum
sebagai satu dasar yuridis suatu peristiwa hukum atau suatu hubungan hukum tertentu.
Sumber Hukum Formal dibedakan menjadi dua yaitu
1.Sumber Hukum Tertulis
2.Sumber Hukum Tidak Tertulis
Sumber Hukum Tertulis
1. Herziene Indonesisch Reglement (HIR)
2. Reglement Voor de Buitengewesten (RBg)
3. Reglement op de Burgelijke Rechtvordering (RV)
4. Undang-undang No.48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman
5. UU No.3 Tahun 2009 dan UU No.5 Tahun 2004 Perubahan atas Undang-undang No.14
tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
6. UU No.49 Tahun 2009 dan UU No.8 Tahun 2004 Perubahan atas Undang-Undang No.2
Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum.
7. Undang-Undang khusus lainnya dan peraturan –peraturan pelaksana lainnya dalam bidang
peradilan
Sumber Hukum Tidak Tertulis
1. Yurisprudensi
2. Kebiasaan
3. Doktrin
4. Perjanjian Internasional (Traktat)

Anda mungkin juga menyukai