FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
oleh pemerintah yang diwakili oleh jaksa sebagai penuntut umum serta alat-
alat perlengkapan negara yang lain (kepolisian). Kalau dalam perkara
perdata pihak-pihak yang berhadapan adalah pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu penggugat dan tergugat; dalam perkara pidana pihak-
pihak yang berhadapan bukan orang-orang yang melakukan tindak pidana
(terdakwa) dengan orang yang menjadi korban, tetapi terdakwa
berhadapan dengan jaksa/penuntut umum selaku wakil negara.
Selanjutnya, dalam perkara perdata, para pihak yang beperkara dapat
secara bebas mengakhiri sendiri perkara yang mereka ajukan untuk
diperiksa di pengadilan dan hakim tidak dapat menghalanginya.
Berakhirnya, pemeriksaan perkara perdata dapat dilakukan dengan
pencabutan gugatan atau dengan perdamaian pihak-pihak yang beperkara
(Pasal 178 HIR/ 189 RBg). Dalam perkara pidana, kalau perkara sudah
diperiksa oleh pengadilan (hakim), perkara tersebut tidak dapat dicabut lagi,
melainkan harus diperiksa terus sampai selesai (ada putusan pengadilan).
b. Hakim wajib mengadili seluruh gugatan/tuntutan dan dilarang
menjatuhkan putusan terhadap sesuatu yang tidak dituntut atau
mengabulkan lebih dari yang dituntut (Pasal 178 ayat 2 dan 3 HIR/ Pasal 189
ayat 2 dan 3 RBg).
c. Hakim mengejar kebenaran formal, yakni kebenaran yang hanya
didasarkan pada bukti-bukti yang diajukan di depan persidangan, tanpa
harus disertai keyakinan hakim. Jika salah satu pihak yang beperkara
mengakui kebenaran suatu hal yang diajukan oleh pihak lawan, hakim tidak
perlu menyelidiki apakah yang diajukan itu sungguh-sungguh benar atau
tidak. Berbeda dengan perkara pidana, hakim dalam memeriksa dan
mengadili perkara pidana mengejar kebenaran materiil, yaitu kebenaran
yang harus didasarkan pada alat-alat bukti yang sah menurut undang-
undang dan harus ada keyakinan hakim.
d. Para pihak yang beperkara bebas pula untuk mengajukan atau untuk
tidak mengajukan verset, banding, dan kasasi terhadap putusan pengadilan.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa makna hakim bersifat pasif dalam
perkara perdata, yaitu hakim tidak menentukan luasnya pokok perkara.
Hakim tidak boleh menambah atau menguranginya, tetapi tidaklah berarti
hakim tidak berbuat apa-apa. Sebagai pimpinan sidang pengadilan, hakim
harus aktif memimpin jalannya persidangan sehingga berjalan lancar.
Hakimlah yang menentukan pemanggilan, menetapkan hari persidangan,
serta memerintahkan supaya alat-alat bukti yang diperlukan disampaikan ke
depan persidangan. Bahkan, jika perlu, hakim karena jabatan (ex officio)
memanggil sendiri saksi-saksi yang diperlukan. Selain itu, hakim juga berhak
memberi nasihat, menunjukkan upaya hukum, dan memberikan keterangan
kepada pihak-pihak beperkara (Pasal 132 HIR/ 156 RBg). Karena itu, sering
dikatakan oleh sementara ahli bahwa hakim dalam sistem HIR adalah aktif,
sedangkan dalam sistem Rv adalah pasif (Prodjodikoro, 1975).
4. Sidang Pengadilan Terbuka untuk Umum
Sidang pemeriksaan perkara di pengadilan pada asasnya adalah terbuka
untuk umum. Ini berarti bahwa setiap orang dibolehkan menghadiri dan
mendengarkan pemeriksaan perkara di persidangan. Adapun tujuan asas ini
tidak lain adalah memberikan perlindungan hak hak asasi manusia dalam
bidang peradilan serta menjamin objektivitas peradilan dengan
mempertanggungjawabkan pemeriksaan yang fair, tidak memihak, serta
putusan yang adil kepada masyarakat. Asas ini dapat kita jumpai dalam
Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009.31 Mengumumkan
putusan hakim dalam sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum 48
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
c. Sebutkan syarat formil dan syarat substansi dari surat gugatan! Jelaskan
Jawaban :
d. Apakah perbedaan upaya hukum biasa dan upaya hukum luar biasa?
Sebutkan jenis-jenis upaya hukum tersebut.
Jawaban :
Perbedaan yang ada antara keduanya adalah bahwa pada azasnya upaya
hukum biasa menangguhkan eksekusi (kecuali bila terhadap suatu putusan
dikabulkan tuntutan serta mertanya), sedangkan upaya hukum luar biasa
tidak menangguhkan eksekusi.
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
Apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengajukan gugatan secara 5 point
class action?
Jawaban :
Syarat pengajuan class action tertuang dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2002 dan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen :
b. Replik-Duplik
Jawaban :
Replik adalah jawaban penggugat atas jawaban tergugat atas gugatanya
yang diajukan baik secara tertulis maupun lisan sedangkan duplik adalah
jawaban tergugat atas replik yang dikeluarkan oleh penggugat.
d. Contentiosa Jurisdiction
Jawaban :
Adalah kewenangan mengadili dalam memeriksa sengketa perkara perdata
untuk kemudian hakim memberikan putusanya dalam sengketa gugatan
kontentiosa dengan demikian hakim harus bersikapa adil tanpa dipengaruhi
pihak manapun.
5. Pada tanggal 1n November 2021 telah terjadi perjanjian jual beli 1 unit Ruko 60 point
(rumah toko) seluas 1000 m2 seharga Rp.10.000.000.000,- (Sepuluh Milyar
Rupiah) yang terletak di Jalan Antariksa Kabupaten Karawang, antara Pak Somat
yang beralamat di Jalan Tamansari, Kota Bandung sebagai penjual dan Bu Susis
yang beralamat di Jalan Bojong Kidul, Kota Bogor sebagai pembeli dan
disaksikan oleh Pak Deden selaku RT dan Pak Gofar selaku tetangga. Dengan
Cara pembayaran dicicil kemudian Bu Susis sudah membayar DP (uang muka)
sebesar Rp. 5.000.000.000,- (Lima Milyar Rupiah) yang sisanya akan dibayarkan
dengan cara dicicil sebanyak 12 bulan. Ternyata pada saat cicilan ke-5 pihak
pembeli belum membayar sampai dengan keterlambatan selama 5 bulan. Pihak
penjual sudah berusaha untuk meminta namun tetap belum dibayarkan. Anda
kemudian ditunjuk sebagai kuasa hukum Pak Somat selaku penjual.
a. Buatlah surat kuasa antara anda dengan Pak Somat atas kasus di atas!
Jawaban : (LAMPIRAN)
b. Menurut saudara, langkah hukum seperti apa yang dapat Tuan Amir lakukan
dalam mengatasi masalah hukum tersebut secara runut dan prosedural?
Jelaskan dan sebutkan dasar hukumnya!
Jawaban :
Masalah yang dialami oleh Pak Somat dan Bu Susis tergolong dalam sengketa perkara
Perdata. Dapat diketahui pihak yang bersengketa berada di dua wilayah yurisdiksi
pengadilan yang berbeda, domisili Pak Somat merupakan yurisdiksi pengadilan
negeri Bandung, sedangkan domisili Bu Susis merupakan yurisdiksi pegadilan negeri
Bogor. Maka langkah hukum yang dapat Pak Somat lakukan untuk mengatasi
masalah hukum ialah :
i. Pak Somat bisa mendaftarkan sendiri/oleh kuasanya terlebih dahulu
gugatannya pada Pengadilan Negeri Bogor karena mengingat domisili
tergugat adalah yurisdiksi dari Pengadilan Negeri Bogor sebagaimana
diatur dalam Pasal 118 HIR;
ii. Kemudian gugatan tersebut akan dicheck persyaratan pendaftaran
gugatannya oleh kepaniteraan pengadilan bersangkutan, yang
kemudian setelah registrasi perkara selesai maka gugatan tersebut
dicatatkan dalam buku register perkara untuk mendapatkan nomor
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
SURAT KUASA
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
Pekerjaan
No. KTP
Alamat
Yang selanjutnya disebut dengan Pemberi Kuasa.
Dalam hal ini telah memilih domisili hukum pada kantor kuasanya yaitu Law Firm Asep&Partners tersebut di
bawah ini, dan memberikan kuasa dengan hak substitusi (melimpahkan) kepada:
Nama
Tempat/Tanggal Lahir
Agama
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
Pekerjaan
No. KTP
Alamat
Yang selanjutnya disebut dengan Pemberi Kuasa.
---------------------------------------------------------- KHUSUS -------------------------------------------------------------------
Guna mewakili untuk dan atas nama Pemberi Kuasa mewakilinya mengurus kepentingan mengajukan
Gugatan Wanprestasi Terhadap Transaksi Jual Beli ke Pengadilan Negeri Bogor.
Untuk itu yang diberi kuasa dikuasakan untuk menghadap ke pengadilan, instansi-instansi pemerintah/swasta,
membuat, menandatangani, dan menyerahkan semua surat, formulir, atau surat- surat lain, pada pokoknya
mengerjakan segala suatu pekerjaan yang pada umumnya dikerjakan oleh seorang kuasa guna kepentingan
tersebut sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Surat Kuasa Khusus ini diberikan dengan upah menurut Pasal 1812 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
dengan diberikan secara tegas hak retentie, dan hak untuk melimpahkan kuasa ini (substitusi) kepada orang lain
baik seluruh maupun sebagian dalam hal tertentu dan menarik kembali kuasa ini.