Anda di halaman 1dari 7

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hallo Bapak/ Ibu Mahasiswa/ I Universitas Terbuka dimanapun Anda berada,


Selamat datang Bapak/ Ibu mahasiswa Ilmu Hukum pada kelas Tutorial Online
(Tuton) HKUM4405 Hukum Acara Perdata. Pada kelas Tuton ini, kita akan
mengkaji lebih lanjut materi yang telah disajikan pada Buku Materi Pokok (BMP)
atau yang lebih dikenal dengan modul UT dengan kode bahan ajar HKUM4405.
Oleh karena itu, sebelum Anda terlibat secara aktif pada kelas Tuton ini, Anda
diharapkan telah mempelajari HKUM4405.
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui hukum acara perdata dalam peradilan di
Indonesia agar dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
problem-problem yang terjadi pada kasus perdata. Mengingat materi yang
disajikan pada BMP Hukum Acara Perdata HKUM4405 telah disusun
berdasarkan kompetensi yang hierarki, maka kami anjurkan Anda untuk
mempelajari materi pada BMP tersebut secara berurutan. Kami telah membuatkan
rambu-rambu urutannya dan capaian pembelajaran khusus pada setiap sesi Tuton
melalui Rancangan Aktivitas Tutorial (RAT) yang kami lampirkan pada bagan
mingguan ini.
Tutorial Online ini akan berlangsung selama 8 (delapan) minggu. Materi
diberikan dalam bentuk Inisiasi (8 inisiasi), forum diskusi, dan latihan formatif
serta 3 (tiga) Tugas yang harus dikerjakan oleh Anda pada minggu ke 3, 5, dan 7.
Dimohon agar setiap Mahasiswa/i untuk aktif memberikan tanggapan dalam
diskusi, dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh Tuton tepat waktu.
Penilaian Tutorial Online meliputi partisipasi dan keaktifan Anda dalam forum
diskusi serta tugas yang Anda kumpulkan. Pastikan tugas yang dibuat murni atas
usaha sendiri, tidak duplikasi dari tugas Mahasiswa/i yang lain. Bapak dan Ibu
sekalian selain mengikuti kegiatan tutorial online ini, Bapak dan Ibu sekalian juga
diwajibkan untuk mempelajari modul baik dari fasilitas Ruang Baca Virtual
(RBV) maupun pada modul yang Bapak dan Ibu miliki.
Pada setiap akhir sesi Tuton disediakan tes formatif yang diharapkan dapat
membantu Anda mengevaluasi kemampuan yang Anda peroleh setelah
mempelajari BMP dan materi Tuton. Akhirnya, pada minggu kedelapan Anda
diharapkan merespons angket evaluasi tutor.
SEJARAH, SUMBER, DAN ASAS-ASAS
HUKUM ACARA PERDATA & KEKUASAAN KEHAKIMAN

Terima kasih kepada Bapak/ Ibu sekalian yang ikut berpartisipasi secara aktif,
pada tahap minggu pertama ini tersaji inisiasi 1 (satu), materi OER 1 (satu),
diskusi 1 (satu), tes formatif 1 (satu). Bapak/ Ibu sekalian diwajibkan untuk terus
aktif mengikuti kelas ini, tetaplah pelajari modul baik pada fasilitas Ruang Baca
Virtual (RBV) maupun modul yang Bapak/ Ibu miliki. Pada minggu pertama
Tutorial Online (Tuton) ini, kami mengajak Anda untuk sama-sama
mempelajari materi yang berkaitan dengan Pengertian hukum acara perdata,
sejarah hukum acara perdataIndonesia, dan sumber hukum acara perdata
Indonesia, Asas-asas hukum acara perdata (Indonesia), Pengertian kekuasaan
kehakiman, pelaku kekuasaan kehakiman, susunan pengadilan dalam lingkungan
peradilan umum, susunan organisasi pengadilan negeri, kompetensi, dan absolut.
Serta kompetensi (wewenang) relatif dan asas persidangan.

Modul 1 KB 1 Pengertian hukum acara perdata, sejarah hukum acara


perdata Indonesia, dan sumber hukum acara perdata Indonesia.
1. Pengertian hukum acara perdata.
Hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang mengatur
bagimana caranya menjamin, ditaatinya hukum perdata materiil dengan
perantaraan hakim. Hukum acara perdata mengatur bagaimana caranya
mengajukan tuntutan hak, memeriksa, serta memutusnya dan
pelaksanaan daripada putusannya. Hukum acara perdata adalah peraturan
hukum yang berfungsi untuk mempertahankan berlakunya hukum
perdata. Dengan adanya peraturan hukum acara perdata itu, orang dapat
memulihkan kembali haknya yang dirugikan atau terganggu itu lewat
hakim dan akan berusaha menghindarkan diri dari tindakan main hakim
sendiri.
2. Sejarah hukum acara perdata di Indonesia.
Zaman pemerintahan Hindia Belanda
Hukum acara perdata Indonesia yang berlaku saat ini berasal dari
zaman pemerintahan Hindia Belanda yang hingga saat ini ternyata masih
dipertahankan keberadaanya. Sedangkan sejarah singkat lembaga peradilan,
dulunya pada zaman Hindia Belanda terdapat beberapa lembaga peradilan.
Pertama, peradilan gubernemen yang dilaksanakan oleh pemerintah Hindia
Belanda. Kedua peradilan swapraja diselenggarakan oleh kerajaan. Ketiga,
peradilan adat. Keempat, peradilan agama. Kelima, peradilan desa. Sejarah
hukum acara perdata Indonesia, diawali dengan sejarah HIR yang berawal
dari penugasan dari pemerintahan Hindia Belanda kepada Mr. H.I Wichers,
ditugaskan merancang sebuah reglemen tentang administrasi polisi dan acara
perdata serta acara pidana bagi pengadilan bumi putra. Sedangkan RBg
berawal dari firman raja Stb. 1874-23 dapat dibuat peraturan-peraturan
tentang pengadilan di daerah-daerah luar Jawa Madura untuk
menjamin berlakunya KUHD.
Zaman pedudukan Jepang
Semua badan pemerintahan dan kekuasaannya, hukum dan undang-undang
dari pemerintah yang dulu, tetap diakui sah dan untuk sementara waktu asal
saja tidak bertentangan dengan aturan pemerintaha militer.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia


Berdasarkan ketentuan aturan peralihan Pasal II dan IV UUD RI tertanggal 18
Agustus 1945 jo PP 1945-2 tertanggal 10 Oktober 1945. Bahwa HIR
RBg masih tetap berlaku sebagai peraturan hukum acara di muka
pengadilan negeri untuk semua golongan penduduk.
3. Sumber hukum acara perdata.
a. Berdasarkan Pasal 5 ayat 1 UUDar 1/1951;
b. UU No. 48/2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
c. UU No. 3/2009 tentag Perubahan Kedua UU No. 14 Tahun 1985
tentang MA;
d. UU No. 49/2009 tentang Peradilan Umum;
e. Yurisprudiensi;
f. Adat kebiasaan hakim dalam memeriksa perkara;
g. Perjanjian Internasioal;
h. Doktrin atau ilmu hukum;
i. Instruksi dan surat Edaran MA.

Modul 1 KB 2 Asas-asas hukum acara perdata (Indonesia)


1. Asas-asas hukum acara perdata (Indonesia)
a. Hakim bersifat menunggu
Inisiatif untuk mengajukan gugatan, sepenuhnya diserahkan kepada
mereka yang berkepentingan
b. Hakim pasif
Ruang lingkup pemeriksaan hakim ditentukan oleh pihak-pihak yang
berperka.
a. Hakim aktif
Sejak perkara masuk ke pengadilan, memimpin sidang, melancarkan
jalannya persidangan, membantu para pihak dalam mencari kebenaran,
penjatuhan putusan, sampai dengan pelaksanaan putusannya.
b. Sidang pengadilan terbuka untuk umum
Setiap orang dibolehkan menghadiri dan mendengarkan pemeriksaan
perkara di persidangan.
c. Mendengarkan kedua belah pihak
Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membedakan orang
sebagaimana termuat dalam Pasl 5 ayat 1 UU No. 14/1970.
d. Putusan harus disertai alasan-alasan
Alasan-alasan atau argumentasi itu dimaksudkan sebagai pertanggungan
jawab hakim dari pada putusannya terhadap masyarakat, para pihak,
pengadilan yang lebih tinggi, dan ilmu hukum sehingga mempunyai
nilai objektif.
e. Hakim harus menunjuk dasar hukum putusannya
Larangan untuk menolak memeriksa perkara disebabkan adanya
anggapan bahwa hakim tahu akan hukumnya. Seandainya dalam
memriksa suatu perkara hakim tidak dapat menemukan hukum
tertulis, hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai
hukum yang hidup dalam masyarakat.
f. Hakim harus memutus semua tuntutan
Hakim harus memutus semua tuntutan dari pihak (Pasal 178 ayat (2)
HIR, 189 ayat (2) RBg.
g. Beracara dikenakan biaya
Seseorang yang berperkara di pengadilan pada asasnya dikenakan biaya,
Pasal 182, 183 HIR, 145 ayat (4), 192-194 RBg).
h. Tidak ada keharusan mewakilkan
HIR tidak mewajibkan penggugat dan tergugat untuk mewakilkan
kepada orang lain.
2. Sifat hukum acara perdata
Sangatlah keliru apabila Indonesai akan menerapkan ketentuan-ketentuan
yang sangat mengikat dalam mengatur acara perdata sebagaimana diatur
dalam hukum acara perdata bagi raad van justice.

Modul 2 KB 1 Pengertian kekuasaan kehakiman, pelaku kekuasaan


kehakiman, susunan pengadilan dalam lingkungan peradilan umum,
susunan organisasi pengadilan negeri, kompetensi, dan absolut
1. Pengertian kekuasaan kehakiman
Adalah kekuasaan negara yang merdeka guna menegakkan hukum dan
keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 demi terselenggaranya
negara hukum Republik Indonesia. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan peradeilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata
usaha negara, dan Mahkamah Konstitusional.

2. Susunan peradilan umum


a. Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang memeriksa, memutuskan,
serta menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat
pertama.
b. Susunan organisasi pengadilan negeri, pimpinan terdiri atas seorang
ketua dan seorang wakil ketua. Hakim anggota terdiri dari atas beberapa
orang hakim. Panitera (seorang) dibantu oleh wakil panitera, panitera
muda, dan panitera pengganti, juru sita dibantu oleh juru sita pengganti,
dan sekretaris (seorang).
3. Kekuasaan mengadili pengadilan negeri
Wewenang mutlak (kompetensi absolut). Berdasarkan sistem pembagian
lingkungan lingkungan peradilan, wewenang pengadilan negeri berhadapan
dengan wewenang lingkungan peradilan lain, kompetensi absolut
extrayudicial berdasarkan kewenangan khusus (specific jurisdiction)
menurut UU.

Modul 2 KB 2 Kompetensi (Wewenang) Relatif dan Asas Persidangan


1. Wewenang relatif pengadilan negeri
Wewenang mengadili suatu pengadilan negeri hanya terbatas pada
daerah/wilayah hukumnya, di luar daerah/wilayah itu tidak ada berwenang.
a. Actor seqitour forum rei. Patokan ini digariskan Pasal 118 ayat (1)
HIR, 142 ayat (1) RBg, yang menentukan:
1. Yang berwenang mengadili suatu perkara perdata adalah
pengadilan negeri tempat tinggal tergugat;
2. Agar gugatan yang diajukan oleh penggugat tidak melanggar
batas kompetensi relatif, gugatan harus diajukan dan dimasukkan
kepada pengadilan negeri yang berkedudukan di wilayah atau
daerah hukum tempat tingga 2. Actor sequitur forum rei dengan hak
opsi
b. Pasal 118 ayat (1) HIR. Kalimat pertama menegaskan : jika tergugat
lebih dari seorang, sedangkan mereka tidak tinggal di dalam itu,
dimajukan kepada ketua pengadilan negeri di tempat salah seorang dari
tergugat itu yang dipilih oleh penggugat.
c. Actor sequitur forum rei tanpa hak opsi, tetapi berdasarkan
tempat tinggal debitur principal. Undang-undang tidak memberikan
hak opsi kepada penggugat meskipun tergugat terdiri atas beberapa
orang.
d. Pengadilan Negeri di daerah hukum tempat tinggal Penggugat.
Pasal 118 ayat (3) memberi hak kepada penggugat untuk mengajukan
gugatan kepada pengadilan negeri tempat tinggal penggugat.
e. Forum rei sitae (tempat barang sengketa). Kompetensi relatif
berdasarkan pemilihan domisili.l atau tempat diam tergugat.

Anda mungkin juga menyukai