PENGACARA/ADVOKAT –
KONSULTAN HUKUM – MEDIATOR
DOSEN
1990 – SEKARANG
PEMERIKSAAN DI PERSIDANGAN
P E M B U K T I A N
P U T U S A N
PELAKSANAAN PUTUSAN
PENDAHULUAN
5
PRNDAPAT AHLI
•Sudikno Mertokusumo
Hukum Acara Perdata adalah peraturan hukum yg mengatur bagaimana caranya
menjamin ditaatinya hukum perdata materiil dengan perantaraan hakim.
•Retnowulan Sutantio
Hukum Acara Perdata disebut juga hukum perdata formil yaitu kesemuanya kaidah
hukum yg menentukan dan mengatur cara bagaimana melaksanakan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban perdata sebagaimana yg diatur dalam hukum perdata materiil
HUKUM ACARA YANG BERLAKU DI PENGADILAN AGAMA
Pasal 54 UU No: 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, menentukan:
“ Hukum acara perdata yang berlaku pada Peradilan Umum,
kecuali telah diatur secara khusus dalam UU ini”.
OBYEK SENGKETA
(Pasal 49 huruf a s/d. i) meliputi :
1.PERKAWINAN, 2. WARIS, 3. WASIAT, 4. HIBAH, 5. WAKAF, 6. ZAKAT, 7. INFAK,
8. SHADAQAH DAN 9. EKONOMI SYARI’AH.
DARI KE 9 KEWENANGAN TSB ADA 3 BIDANG SERING TERJADI SENGKETA DALAM PERAKTEK
PERKAWINAN
Ada 21 bidang (Pasal 49 WARIS EKONOMI SYARI’AH
penjelasan) meliput al : (Pasal 49 b). (Pasal 49 i)
1. Ijin beristri lebih dari Sbg Perluasan kewenangan PA.
1. Penentuan siapa
seorang; 1. Bank Syari’ah;
2. Pencegahan perkawinan;
menjadi ahli waris; 2. Lembaga keuangan mikro
3. Pembatalan perkawinan; 2. Penentuan syari’ah
4, Gugatan kelalaian atas mengenai harta 3. Asuransi syari’ah;
kewajiban suami istri; peninggalan; 4. Reksa dana syari’ah;
5. Gugat cerai talak 3. Penentuan bagian 5. Pembiayaan syari’ah;
6. Gugatan perceraian; masing-masing ahli 6. Pegadaian syari’ah;
7. Penyelesaian harta bersama; waris; 7. Dana Pensiun lembaga keuangan
8. Penguasaan anak-anak; dll. syari’ah. Dll.
SIFAT & FUNGSI
HUKUM ACARA PERDATA 8
SIFAT
•Bersifat mengikat / memaksa
•Inisiatif adanya perkara Perdata bergantung pada orang
yang merasa haknya dilanggar (penggugat/ para
penggugat)
•Berbeda dengan Hukum Acara Pidana yang tidak
tergantung ada/ tidak adanya inisiatif orang
•Ada Hukum acara pidana yang mirip dengan Hukum
acara perdata, yaitu Tindak Pidana Aduan
FUNGSI
• Melaksanakan dan mempertahankan atau
menegakkan hukum perdata materiil dengan
perantaraan kekuasaan negara (peradilan)
9
• Tak perlu inisiatif
ACARA • Kecuali tindak pidana
aduan
PIDANA • Negara/Aparat Hukum
• Perlu inisiatif
ACARA • Orang / BH
PERDATA
ASAS – ASAS
HUKUM ACARA PERDATA 10
PENGAJUAN
GUGATAN DAN PERMOHONAN
GUGATAN DAN PERMOHONAN 12
• Ada 2 Bentuk Perkara di Pengadilan yaitu
Gugatan dan permohonan
GUGATAN PERMOHONAN
Terdapat pihak Diajukan o/
penggugat & pihak seorang /lebih scr
tergugat bersama-sama
“pemohon”
Ada sengketa atau
konflik Tidak ada sengketa
atau konflik
KEWENANGAN MUTLAK dan
KEWENANGAN RELATIF 13
PEMERIKSAAN
DI PERSIDANGAN
16
Penggugat mengajukan Didaftar Penetapan & Penunjukann
gugatan & melunasi Kepaniteraan PA Majelis Hakim o/ Ketua PA
biaya perkara
Majelis Hakim :
Penyerahan Surat Panggilan Sidang 1. Menetapkan tgl. Hari sidang;
& Salinan Surat Gugatan 2. Memanggil para pihak pd
kpd Para Pihak o/ Juru Sita. hari sidang dgn membawa
saksi-saksi & bukti-bukti.
• Demi perdamaian ini, apabila para pihak tidak hadir pada sidang
pertama hakim akan mengundur sidang, & pd hr sidang berikutnya
apabila tjd perdamaian, mk harus akte perdamaian dibawah tangan yg
ditulis di atas kertas bermeterai. Demikian sbg dasar bg hakim
menjatuhkan putusan, yg isinya menghukum kedua belah pihak u/
memenuhi isi perdamaian yg telah dibuat diantara pr pihak.
PEMBUKTIAN
ARTI 30
“Membuktikan” mengandung beberapa pengertian :
1.Dalam arti logis memberi kepastian yg bersifat mutlak, krn
berlaku bagi setiap orang & tdk memungkinkan adanya bukti lawan.
2.Dalam arti konvensionil memberi kepastian yg bersifat
nisbi/relatif, baik berdasarkan perasaan belaka maupun
pertimbangan akal.
3.Dalam hukum acara perdata mempunyai arti yuridis
memberi dasar-dasar yg cukup kpd hakim yg memeriksa
perkara guna memberi kepastian ttg kebenaran peristiwa yg diajukan
hanya berlaku bagi pihak-pihak yg berperkara atau yg
memperoleh hak dari mereka
tdk menuju kpd kebenaran mutlak
mrpk pembuktian historis
TUJUAN 31
• Macam-macam alat bukti dalam hukum acara perdata (Ps. 164 HIR,
284 Rbg, 1866 BW), a.l. :
1. Alat Bukti Tertulis
2. Saksi-saksi
3. Persangkaan
4. Pengakuan (Bekentenis Confession)
5. Sumpah
AKTA OTENTIK
AKTA
AKTA
SURAT DIBAWAH TANGAN
BUKAN AKTA
Saksi-saksi
• Dasar Hukum : Ps. 139-152, 168-172 HIR; Ps. 165-179 Rbg; Ps. 1895, 1902-1912 BW
• Ssetiap orang yg bukan salah 1 pihak dapat bertindak sbg saksi, kecuali :
I. orang yg dianggap tdk mampu sbg saksi : 36
a. tidak mampu secara mutlak (absolut)
1. Keluarga sedarah, semenda yg lurus dr salah 1 pihak
2. suami/istri salah 1 pihak, meski sudah cerai
b. tidak mampu secara nisbi (relatif)
1. anak-anak dibawah umur
2. orang gila
II. orang atas permintaan sendiri dibebaskan jadi saksi (hak ingkar/verschoningsrecht)
a. saudara pa & pi serta ipar pa & pi dr salah 1 pihak
b. Keluarga sedarah menurut keturunan yg lurus & saudara pa & pi dr suami/istri
salah 1 pihak
c. semua orang yg krn martabat, jabatan/hubungan kerja yg sah wajib
mempunyai rahasia sehubungan dgn martabat, jabatan/hubungan kerja yg sah itu
• Aazas “unus testis nullus testis” satu saksi bukan saksi
• Keterangan yg diberikan tentang peristiwa atau kejadian dilihat,didengar dan dialaminya
sendiri
• Kewajiban seorang saksi : menghadap, bersumpah, memberi keterangan
• Sifat kesaksian sbg alat bukti : tidak memaksa
Persangkaan
37
• Dasar Hukum : Ps. 164, 173 HIR; Ps. 284, 310 Rbg; Ps. 1866, 1915 -
1922 KUHPerdata.
• Pasal 1915 KUHPerdata Persangkaan ialah kesimpulan yang oleh
undang-undang atau oleh Hakim ditarik dari suatu peristiwa yang
diketahui umum ke arah suatu peristiwa yang tidak diketahui umum.
Ada dua persangkaan, yaitu persangkaan yang berdasarkan undang-
undang dan persangkaan yang tidak berdasarkan undang-undang
disebut persangkaan hakim.
• Contoh Persangkaaan UU ; Psl 1323 KUH Pdt. Perjanjian dg paksaan
“alasan batal perjanjain” pasl 1446 KUH Pdt. Perjanjian dibuat org
gila/dibwah pengampuan “batal demi hukum”
• Persangkaan Hakim ditarik berdasarkan bukti2 & fakta hukum di
persidangan.
• Ps. 173 HIR (Ps. 310 Rbg) hanya mengatur persangkaan yg
didasarkan a/ kenyataan atau praesumptiones facti (feitelijke atau
rechterlijke vermoedens).
Pengakuan (Bekentenis Confession) 38
• Dasar hukum : HIR (Ps. 174, 175, 176), Rbg (Ps. 311, 312, 313), BW (Ps.
1923 – 1928).
• Pengakuan mrpk keterangan yg membenarkan peristiwa, hak atau hubungan
hukum yg diajukan o/ lawan.
• Ps. 1923 BW membedakan antara pengakuan yg diberikan di muka hakim di
persidangan (Ps. 174 HIR, 311 Rbg, 1925 & 1926 BW) & pengakuan yg
diberikan di luar persidangan (Ps. 175 HIR, 312 Rbg, 1927 & 1928 BW).
• Ps. 176 HIR, Ps. 313 Rbg, Ps. 1924 BW pengakuan tdk boleh dipisah-
pisahkan (onsplitsbare aveu).
• Ilmu pengetahuan membagi pengakuan mjd 3 :
1. Pengakuan murni (aveu pur et-simple), ialah pengakuan yg sifatnya
sederhana & sesuai sepenuhnya dgn tuntutan pihak lawan.
2. Pengakuan dgn kualifikasi (gequalificeerde bekentenis, aveu qualifie), ialah
pengakuan yg disertai dgn sangkalan thd sebagian dr tuntutan.
3. Pengakuan dgn klausula (geclausuleerde bekentenis, aveu complexe), ialah
suatu pengakuan yg disertai dgn keterangan tambahan yg bersifat
membebaskan.
Pengakuan dgn kualifikasi maupun dgn klausula harus diterima dgn bulat &
tdk boleh dipisah-pisahkan dr keterangan tambahannya onsplitsbare
aveu.
Pengakuan Dalam persidangan 39
• Dasar hukum : Ps. 155 HIR, Ps. 182 Rbg, Ps. 1940 BW
• Dasar hukum : Ps. 156 HIR, Ps. 183 Rbg, Ps. 1930 BW
PUTUSAN
Definisi Putusan 51
• Putusan ≠ Penetapan
Putusan penyelesaian perkara dalam peradilan
contentius
Penetapan penyelesaian perkara dalam
peradilan voluntair
Jenis – jenis Putusan 52
PELAKSANAAN PUTUSAN /
EKSEKUSI
Hakekat Pelaksanaan Putusan 59
• Pelaksanaan Putusan/Eksekusi pd hakekatnya adalah realisasi drpd
kewajiban pihak ybs u/ memenuhi prestasi yg tercantum dlm putusan tsb.
• Putusan hakim mempunyai kekuatan eksekutorial, yaitu kekuatan u/
dilaksanakan apa yg ditetapkan dalam putusan itu secara paksa o/ alat2
negara.
“Demi Keadilan berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa”
• Hanya putusan Condemnatoir sj yg dapat dilaksanakan scr paksa o/
pengadilan. Putusan declaratoir & constitutif tdk memerlukan sarana
pemaksa dlm melaksanakannya, krn tdk memuat hak a/ suatu prestasi.
• Setelah permohon eksekusi, Ketua Pengadilan Negeri memanggil pihak
yang dikalahkan untuk ditegur (anmaning) agar memenuhi keputusan
dalam jangka waktu 8 hari setelah teguran tersebut diberitahukan oleh
Juru Sita Pengadilan Negeri (Pasal 196 HIR, 207 Rbg). Jika dalam jangka
waktu tersebut sudah lewat putusan pengadilan tetap belum dilaksanakan
maka Ketua Pengadilan Negeri karena jabatannya memberi perintah agar
putusan hakim dilaksanakan dengan paksa dan bila perlu dengan bantuan
alat Negara.
Jenis – jenis Eksekusi : 60
1. Eksekusi putusan yg menghukum pihak yg dikalahkan u/ membayar
sejumlah uang. (Ps. 196 HIR; Ps. 208 Rbg)
2. Eksekusi putusan yg menghukum orang u/ melakukan suatu
perbuatan. Orang tdk dpt dipaksakan u/ memenuhi prestasi yg brp
perbuatan. Akan tetapi pihak yg dimenangkan dpt meminta kpd
hakim agar kepentingan yg akan diperolehnya dinilai dgn uang. (Ps.
225 HIR; Ps. 259 Rbg)
3. Eksekusi Riil, mrpk pelaksanaan prestasi yg dibebankan kpd debitur
o/ putusan hakim scr langsung. (Ps. 1033 RV; Ps. 200 ayat 11 HIR;
Ps. 218 ayat 2 Rbg)
4. Eksekusi langsung (Parate Executie), tjd apabila seorang kreditur
menjual barang2 ttt milik debitur tanpa mempunyai titel
eksekutorial (Ps. 1155. 1175 ayat 2 KUHPerdata)
61
UPAYA HUKUM
TERHADAP PUTUSAN
• Upaya hukum adalah upaya atau alat u/
mencegah atau memperbaiki kekeliruan dlm 62
suatu putusan.
PERLAWANAN /
VERZET
BIASA BANDING
KASASI
UPAYA HUKUM
PENINJAUAN KEMBALI /
REQUEST CIVIL
ISTIMEWA
PERLAWANAN PIHAK KE-3 /
DERDENVERZET
PERLAWANAN / VERZET 63
• Yang dimaksud dengan ”hal atau keadaan tertentu” dalam ketentuan ini
antara lain adalah ditemukannya bukti baru (novum) dan/atau adanya
kekhilafan/kekeliruan hakim dalam menerapkan hukumnya.
• Permohonan peninjauan kembali dapat diajukan secara lisan maupun
tertulis (Pasal 71) oleh para pihak sendiri (Pasal 68 Ayat 1) kepada
Mahkamah Agung melalui Ketua Pengadilan yang memutus perkara pada
tingkat pertama. yang berhak mengajukan peninjauan kembali adalah
pihak yang berperkara, pihak yang berkepentingan misalnya pihak yang
kalah perkaranya atau ahli warisnya atau seseorang wakilnya yang
dikuasakan secara khusus. (PERMA No. 1 Tahun 1980) yang disempurnakan
PERLAWANAN PIHAK KE-3 /
DERDENVERZET 67
PENDAFTARAN MEDIASI
PERKARA OLEH HAKIM
- Daftar di MEDIASI JAWABAN
PENYUSUNAN Panitera/e- TERGUGAT
GUGATAN court
SURAT - Identifikasi masalah : - Bayar panjar
KUASA Kuasai ; kronologis, biaya perkara
Damai, REPLIK
KHUSUS issu hukum, per UU (Bank). dibuatkan PENGGUGAT
(Pasal 1797 BW) an, yurisprudensi - Mendapat Akta Perdamaian
dsb.; No.perkara. Cth.
Kewenangan - Bukti-bukti : surat & No:70/Pdt.G/
dibatasi jelas saksi-saksi 2012 /PA.MTr. DUPLIK
dan tertulis. - Gelar perkara internal TERGUGAT
(ADVOKAT) (cek & recek) - Menunggu
panggilan SURAT
- Menyusun Gugatan
sidang. leges di kantor
harus tepat & benar)
pos, metrai
(Pasal 8 No:3 RV) : PEMBUKTIAN
Rp.10.000
1. Identitas para pihak.
2. Fundamentum
petendi dan/atau SAKSI-SAKSI
(peristiwa hukum KESIMPULAN
dasar hum
3. Petitum (tuntutan).
- Digandakan sesuai
sejumlah para pihak. PUTUSAN