, ~
PIDATO PENGUKUHAN
Disampaikan Pada
Upacara Penerimaan Jabatan Guru Besar
dalam Filsafat Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Diponegoro
Oleh:
ERLYN INDARTI
DISKRESI DAN PARADIGMA:
Sebuah Telaah Filsafat Hukum
Erlyn lndarti
PIDATO PENGUKUHAN
Disampaikan pada
Upacara Penerimaan Jabatan
Guru Besar dalam Filsafat Hukum
pada Fakultas Hukum
Universitas Diponegoro
DITERBITKAN OLEH
SADAN PENERBIT UNlVERSlTAS DIPONEGORO
ISBN: 978.979.097.017.5
iii
S:Jv!.IL'E
v
Yang terhormat:
Rektor/Ketua Senat Universitas Diponegoro
Sekretaris Senat Universitas Diponegoro
Para Anggota Senat dan Dewan Guru Besar Universitas Diponeoro
Ketua dan Anggota Dewan Penyantun Universitas Diponegoro
Gubernur dan Muspida Provinsi Jawa Tengah, atau yang mewakili
Para Pejabat Sipil dan Militer
Para Pimpinan Kopertis Wilayah VI serta perguruan Tinggi Negeri
dan Swasta
Para Pembantu Rektor, Dekan, Direktur dan Ketua Lembaga di
Lingkungan Universitas Diponegoro
Para Pernbantu Dekan, Ketua Bagian, Dosen dan Karyawan di
Lingkungan Universitas Diponegoro
Segenap civitas academica di Lingkungan Universitas Diponegoro
Para Undangan, Sejawat, Mahasiswa, Kerabat dan Handai Taulan,
serta Hadirin sekalian
1
A. PENDAHULUAN
Kebutuhan manusia pada dasarnya senantiasa berubah semnq
dengan perubahan situasi dan kondisi kehidupan. Dipicu oleh hasrat
keingintahuan untuk memahami realitas kehidupan di sekeli
lingnyaserta semangat juang untuk memenuhi kebutuhannya
yang terus berubah, manusia mau tidak mau harus mengembangkan
ilmu pengetahuan. Di dalam upaya pengembangan ilmu penge
tahuan guna mengantisipasi proses perubahan ini, dari waktu ke
waktu manusia perlu menemukan landasan berpikir baru di dalam
kerangka khasanah disiplin llmiah yang ada. Dalam kaitan ini, salah
satu landasan berpikir baru yang belum banyak digagas adalah di
bidang filsafat, utamanya filsafat hukum.
2
Filsafat, daripada bagian dari llmu Hukum. Kajian ilmiah di bidang
Filsafat Hukum oleh karena itu mengikuti kaidah yang berlaku di
lingkungan Filsafat.
4
T. S. Kuhn, The Structure of Scientific Revolutions, Chicago: The University of
Chicago Press, 1962.
3
dipergunakan sebagai 'justifikasi' bagi peristiwa serupa di kemudian
hari. Lambat laun terbentuklah semacam model, percontohan,
representatif, karakteristik, atau ilustrasi dari solusi permasalahan
atau pencapaian dalam suatu bidang ilmu pengetahuan. Dalam
konteks ini, paradigma dapat dipahami sebagai sebuah disciplinary
matrix, yakni suatu pangkal atau sumber sekaligus wadah, dari
mana suatu disiplin ilmu pen~etahuan dianggap bermula dan
diharapkan akan terus mengalir. Mengikuti alur pikir ini, kontribusi
ilmu pengetahuan melalui paradigma di masa depan dengan
demikian diletakkan di dalam kerangka apa yang telah dicapai di
masa lalu. Dari sinilah pengertian tentang paradigma sesungguhnya
bermula dan selanjutnya berkembang luas.
5
T. S. Kuhn, Joe. Cit.
6
N.K Denzin dan Y.S Lincoln, Introduction: Entering the Field of Qualitative
Research di dalam N.K Denzin dan Y.S. Lincoln (eds.), Handbook of Qualitative
Research, London : Sage Publications, Inc., 1994.
4
Sementara itu, salah satu perdebatan dalam lingkup llmu Hukum
yang paling mengemuka dan terus saja berlangsung tiada
berkesudahan hingga kini adalah mengenai bagaimana hukum itu
sendiri semestinya dibaca lalu diterapkan atau ditegakkan. Sebagian
pakar, praktisi, dan pengamat hukum berpendapat bahwa hukum
seharusnya dibaca dan diterapkan atau ditegakkan apa adanya,
tanpa penafsiran yang menurut mereka cenderung melibatkan
penilaian yang justru mengaburkan pesan awalnya. Namun
demikian, tidak sedikit pula yang justru berkeyakinan sebaliknya,
yakni bahwa selalu ada ruang untuk menimbangnimbang dan
menafsir hukum, lebih daripada sekedar apa yang terbaca di
permukaan. Dalam konteks yang lebih luas, perdebatan tentang
penafsiran dimaksud sebenarnya akan lebih komprehensif bila
dipahami sebagai persoalan yang berkisar mengenai sejauh
manakah 'diskresi' dapat digunakan. Diskresi dikatakan lebih
mencakup di sini karena tidak hanya berkenaan dengan pembacaan
atau penafsiran, melainkan juga lanjut hingga penerapan dan
penegakan hukum pada umumnya.
7
Sudarto, Metodo/ogiPenelitianFilsafat.Jakarta: PT RajaGratindo Persada, 1997.
5
dapat dirunut lalu dipilah ke dalam ontologi, epistemologi, serta
metodologL Dari sinilah baru kemudian pengertian yang baik dan
benar mengenai derajat perbedaan yang ada di antara sekalian para
pakar, praktisi, dan pengamat hukum dalam memahami dan
menggunakan diskresi dapat dicapai. Jika tidak, maka jurang
pemisah di antara berbagai aliran Filsafat Hukum yang menganga itu
akan menjadikan persoalan hukum bagai tak kunjung terselesaikan.
Komparasi paradigmatik karenanya diperlukan, sebab diyakini Jebih
mampu mengurai, mendudukkan pada tempatnya, serta
memecahkan kompleksitas persoalan hukum, termasuk dalam hal ini
perdebatan tentang diskresi.
6
Bagaimanakah kajian paradigmatik dapat memberikan
kontribusi bagi Filsafat Hukum dalam membangun pe
mahaman tentang diskresi, berikut penggunaannya ?
7
Berdasarkan proposisi di atas, maka kerangka pemikiran yang akan
memandu pembahasan pidato pengukuhan ini dapat digambarkan
sebagai berikut.
Pemahaman dengan
Pendekatan llmiah llmu
Pemahaman Publik Hukum dan Filsafat Hukum
8
"
9
---------------
'I. Filsafat
8
Mahadi, Falsafah Hukum: Suatu Pengantar, Bandung: Alumni, 1991.
5
Ibid.
10
T. Huijbers, Fi/safatHukum, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1995.
11
Mahadi, Joe. cit. dan Hasbullah Sakry, foe. cit. cenderung menyebut 'Filsafat'
sebagai 'Falsafah'.
12
T. Huijbers, Joe. cit.
13
Mahadi, /oc. cit.
14
T. Huijbers, Joe. cit.
11
'mendalam'lah yang bisa disebut sebagai 'berfilsafat' .15 Filsafat juga
senantiasa mengandung makna 'penyelidikan' di dalamnya; yakni
'penyelidikan' dalam rangka mencari tahu tentang sifat asli dari
dunia, sifat yang sedalamdalamnya dari dunia, serta sifat yang
sebenarnya dari hidup itu sendiri."
2. Filsafat Hukum
12
Hukum juga mempermasalahl<an alasan terdalam dari eksistensi
hukum seperti misalnya t~uan, subyek, dan pembuatnya serta
sifatsifat hukum itu sendiri."
C. PARADIGMA
20
L. Rasjidi, /oc. cit.
21 Sementara pakar menyebutnya sebagai 'madzab'; ualam hat ini. tiaotiap Aliran
atau Madzab Filsafat Hukum sebenarnya merepresentasikan SvalU basic belief
atau world view tertentu.
22
D. Oarmodiharjo dan Shidarta, foe. cit.
13
--------------
23
Australian National Dictionary Centre, Oxford: The Australian Reference Dictionary
(Melbourne: Oxford University Press, 1992).
24
Webster's New World Dictionary- Third College Edition.
25
Ibid.
26
Collins Dictionary of Anthropology. (Glasgow: HarperCollinsPub/ishers. 1991).
27 A.F. Chalmers, What is This Thing Called Science ?, (St. Lucia : University of
14
tekateki [ilmiahl yang hendak dipecahkan, berbagai teknik atau
metoda penelitian yang akan diterapkan, serta beraneka contoh
tentang bagaimana sebenarnya penelitian ilmiah yang baik dan
benar itu.29
29
W.L. Neuman, Social Research Methods, (London: Allyn and Bacon, 1991).
30
M.Q. Patton, Qualitative Evaluation and Research Methods, (Newbury Park, CA:
Sage, 1990).
31
A.F Chalmers, What is Thing Called Science?, St. Lucia: University of Queensland
Press, 1982.
32
R.J Jhonston et.al (eds.), The Dictionary of Human Geography, Second Edition,
Oxford : Basil Blackwaell Ltd., 1986.
33
S. Sarantakos, Socia/ Research, (Melbourne: Macmillan Education Australia
Pty.Ltd., 1993).
15
. -------~-- -----------
34
E.G. Guba dan Y.S. Lincoln, 'Competing paradigm in qualitative research', di
dalam N.K. Denzin dan Y.S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research, (London:
Sage Publications, 1994).
35
N.K Denzin dan Y.S Lincoln, loc. cit.
16
--------------------
36
Merriem-Webster's Collegiate Dictionary, Tenth Edition.
37
HoyningenHuene (1993), di dalam, K. Cunningham, Web Dictionary of
Cybernetics and Systems.
17
-----~---~--------------------------~~-~~~~~-
38
E.G. Guba dan Y.S. Lincoln (1994).
39
Ibid.
18
Dalam konteks pengertian paradigma yang lebih mencakup sekaligus
sistematis, padat, dan rasional inilah Guba dan Lincoln menawarkan
4 (empat) paradigma utama. Keempat paradigma dimaksud adalah :
positivism;posiposltivism; criticaltheory et al; dan constructivism (d/h
naturalistic inquiry]. Keempat paradigma tersebut dibedakan satu
sama lain melalui respon terhadap 3 (tiga) pertanyaan mendasar;
yang meliputi pertanyaan 'ontologis', 'epistemologis', dan
'metodologis'. Berikut ini adalah 'Set Basic Belief dari keempat
paradigma utama yang ditawarkan oleh Guba dan Lincoln tersebut
(Tabel 1), berikut posisi mereka relatif terhadap 9 (sembilan) issue
praktis seperti telah disinggung di atas'" (Tabel 2):
~,,,,.mo,O" t.Jrityindapenderi;
bebas nllai,
kriterk:!: peoentu:
ekstemal objektl\litas.
lnterai<lif: temuan di
'mcdiasl' oleh mlal
secaru inleraklif;
terruran di'ctpta'/ di
YilllO dipeoang semua 'konstt'\skSi' bcrsama..
p1hAA
Ei<spenmenlal/
Manlpulllif
Modifikasi
Ek.spesiman!al I
Dir.logls f Di~lekUkat I Hermeneutlk.11/
Dtalf\1<111<..11
Manipu\atif
uji emplrts dan ratslfikasf dco9Jf\ cara ado diabg antara i~Cflstruksi ditelusuf,
verifikasi ,o::x.,.)!dt critical mul6pliYn atau peneih dar.gan cb~k me1alvi irteraksr anrara
quustiondan hlpotesa. mod1fikasl 'tian91Jla51:'; ir.ve:;t1gas1. t,erstat penetu dan cb!F?k
manipuQsi dan kontrol ~dilis?.sl teknlk djalekt1k::1I men inv~1;9as1; deng_a.n
Motodglogl
terhadap kondisi kualtlelif: se/~'ng lcbih 'transtcrm' kemasa tekrnk htmneneu1tka!
berfai.vanan: utamanya natural, [nformasl bodchan dan kesa:ah dan pertukaran d1a
metodakuantita!rt. leblh ,;1uaoional. dan pahamanrne"adi lel<lil<al 'konstrul<sl' di
cera P2{1dang omic. kesad'aran ulntuk interpretasi; tujuan :
m0ndot>rak. dislilast I kon~eosvs I
resultanle.
40
E.G. Guba dan Y.S Lincoln. Competing paradigms in qualitative research, di
dalam N.K. Denzin dan Y.S. Lincoln (eds.) Handbook of Qualitative Research,
London : Sage Publications lnc., 1994.
19
Tabel 2. Posisi 4 (empat) Paradigma Utama terhadap Beberapa
Issue Praktis '
Tujuan lnvestlgasi Eksplan:,~i. yakni predlks.i dan kontrol terhadap; Kriliktronsfonnasl lklderslandJngdan
fanomena: k,itoria progrcs: Plodiksi dan konlrolj slruktur SCY.;iaL pofilik, rekonstruk.s;l tcrhadap
yang semakin baik , kultural, flkonomi, etnls konstruksi yang odo;
I dan 'gender' yang kcnsansusrresullante
mornbatasi dan konslruksi Jing tetap
meogeksplonasl terbuko thd intorprolasi
manus.ia melalul baru kclika informasi
konfrontasl dan {bila don 'sofisti~ast'
perluJ konflik: kritorla bc,kcmbang; kiiteria
progros: rcstitusi d.ln progrcs: kon~truksi
emanslpasi yang yang lcbihin/om1ed I
borkesinambungiJn sophi!iicolod
SHot dan Hipotosa yang tctah di Hipolosa yang tidak Serangkalan \Y3\\'3san Konstruksi dengan
Mo.knaJKandungan vermkasi dan ditcrima dapat dtfalsifikasi dan strukturaVhistoris konsonsus/rosullante
Pengi,tahuan scbagili fnkla atau rr.uogkln blsa dianggap , tonlang hukum yang rc!atif; konstruksi yang
I
hukum sebagai fakta atau bartransformasi sejalan majomuk dan beragam
hukum I
deogan terganlikannya dapat 'kock:;ls'; rcvisi
komasabodohan don borkelanjuton:
kos.alahpahoman oleh rckonstruksi torjadi
j wawasan hukum yang manakala beragam
: lcbih kayo infonrosi konstruksl (sojalan
rmlalui intcraksl dangan inforroosi dan
dialoktis s.oflslikoi;i) berada padi
juxl!Jposjtion di datam
konleks diak!k.tikffl
Akumulasl Ak,csi (turnbuh bertahap): setiap Iukta (tormasuk Pongetahunn tumbuh Konstruksi yilng
Pangotahurin :,ang MJngkinJ i1dalahbuJ1ding blodc bogl , den bcrubah melalui semokin informeddan
'banguncJn pengc1ahuan' yang Ierus lurnbuh; J proses d~lcklis soiring sophi!Jic:Jtodmelalui
goncratisilsl dan hubungnn sebabakibat untuk j dgn revlst hlsloris ya"!) proses Jicrmoncutikal
prednst dan kontrol monyingkitkan kemaaa dan dlalcktikol manakal
bodohan den kesaroh boragam konstruksi
pahaman sckafigus berada paoa
memporluas wowasun Juxtaposition
Kritcrin Kuali:as Borfandas pada onto!ogi reallsmo_ validlta.:. Kosilut1:.lan historl:. Kritoria ttu~worlhinoss:
inlcroaJ (i:x,morphismcnraro tccnuan dcngon (faktor sos1al, politr.i, ktedib!fitos.
konyatililn); vahd.tas ckstemil~ncmHzi:tbil,ly); ! bucoya. okonomis, otni. transrcrabitilas,
reli;JbHity {daJ.arn artl ~tabililas), dan objokllvitas dan gendor); nebanpa dGpondabifity, dun
(pcnganut/pcm!:?gang pada poslsi netrat dan jauh slirrulus tcrhadap conforrrmbility: kritena
be~rnk tcrhadap y;1n9 diobscrvasifd~ aksi, tcrkikisnya avthfJnliCity ontotogis
invosligasi) kemasabcdchan dan (mcngembangkan
keealabonbanan. sorta konstruksi peracnolj,
trnnsfomiasi struktural edukatil (mcm,ahami
konslrul..:51 yang lain),
katalitis (mcostimulasi
aksl), dan taktls
(momberdayak.an aksi}
Ni!ai Valuo fro1:lbobas nllai: dilladilkonJditolak V~Jua bounded I nllai d1akui/d1hargai: fotm.<ttif
Pcran Pakar def\!).'.lnspeo,11 privotego; iknuwan yang Instigator [& fasilita1or) Past:ionatepattkipant:
PonganutfPemegang dlsinlarc~led dan distanccd;infoooor bogi trandonrutiwJ fosilitalor rokonstruksi
pembuat koputusan/kebijaki:md;:u1;ha1190ngent , fntorleduo( 'advokal' & multivoice; serta
aktlvis orcfuislnitor
I
Pcl.atihan Tcknls dan kuantilatif:.I Tek.nis; kuanlitalif dan Rcsosi.llisasi; kualitalif dan kuan:i;atu; soj..uah
,. .. teori ~ubsttmti_f k1J.=ititatif:. teori s~~s1ant~, # _ nnt1inUai altrcJ{!J'n.dan pomb~_rd:iyai:m~
KolcHkaitan Ccnvrensurablc: somua paradlgire dopa! lncomm9i'l.$Ur.Jble: komparasi litikdcrrJtltlk anlar
dlkomparasi titikdelT'.ttilik don diakomod.15i paradigm., adalah irrakwant. thoory rclaUVe
20
1. Paradigma Positivisme
11E. lndarti, 2007. 'Komparasi Berbagai Aliran Filsafat Hukum: Suatu Kajian Filsafat
Hukum'. Laporan Penelitian. Majalah llmiah FH Unissula, Jurnal Hukum, Vol. XVII,
No. 3, September 2007.
~2 Lihat H. Mccoubrey dan N.D. White, Textbook on Jurisprudence, London :
Blackstone Press Limited, 1993.
21
Membaca uraian singkat ini, dapat dilihat bahwa ontologi Aliran
Filsafat Hukum Legal Philosophy atau Legal Theology, Natural Law,
serta Legal Positivism adalah realisme naif. Dengan ini hukum
adalah realitas eksternal yang bersifat objektif, real, dan dapat
dipahami secara penuh. Epistemologinya bisa dibayangkan adalah
dualis dan objektivis, di mana hukum dipahami secara objektif
sebagai suatu entity yang bebas nilai, serta yang diposisikan 'di
luar' atau bukan bagian dari manusia itu sendiri. Sedangkan
metodologi dari aliran ini agaknya adalah eksperimen atau
manipulasi empiris. Hukum cenderung diteliti melalui uji empiris
yang meliputi verifikasi research question, hipotesa, dan kontrol
terhadap kondisi yang berlawanan dengan menggunakan metoda
kuantitatif. 43
43
Lihat E.G. Guba dan Y.S Lincoln, foe. cit.
22
validitas internal, yakni isomorphism atau keserupaan
antara temuan dengan kenyataan;
o validitas eksternal atau generalizability,
reliability dalam arti stabilitas, dan;
objektivitas.
44
E. lndarti, foe. cit.
45
Lihat R. Wacks, Jurisprudence, London : Blackstone Press Limited, 1995.
23
Yang sangat menarik adalah, ciri hukum seperti ini sungguh
sebangun dengan pemahaman apa yang disebut sebagai 'diskresi'.
46 Lihat R.L. Abel (Ed.), The Law and Society Reader, New York : New York
University Press, 1995.
47
E. lndarti, Joe. cit.
24
Selanjutnya metodologf aliranaliran ini secara umum masih
mengadopsi metodologi eksperimental dan maniputatif terhadap
hukum yang ada, namun sudah mengalami modifikasi. Sehubungan
dengan hal ini, uji empiris terhadap hukum diselenggarakan melalui
falsitikas! dengan cara critical mu/tip/ism atau modifikasi
'triangulasi'. Metodologi ini juga mulai memanfaatkan teknikteknik
kualitatif, termasuk setting yang lebih natural, informasi yang lebih
situasional, dan penerapan cara pandang.emic.48
46
Lihat E.G. Guba dan Y.S Lincoln, Joe. cit.
25
Seperti halnya kelompok aliran yang tergabung ke dalam
Paradigma Positivisme yang berlandaskan ontologi realisme naif
itu, kualitas temuan penelitian hukum menurut Aliran Filsafat Hukum
Legal Realism atau Legal Behavioralism, Legal Structuralism, .Legal
Fuoctioneusm, Legal Structuro-Functionalism, Law . and So_c;iety,
serti;I: $9ciology of Law, diukur berdasarkan kriteria :
26
Tabel 3. Komparasi Paradigmatik Beberapa Aliran Filsafat
Hukum dalam Paradigma Positivisme dan Pos
Positivisme
27
----------------------- --------
lni berarti, di mata ketiga aliran yang berkiprah pada ranah hukum
ernpirik kritis tersebut, hukum merupakan serangkaian struktur
sebagai suatu realitas virtual atau historis yang merupakan
hasil proses panjang kristalisasi nilainilai politik, ekonomi, sosial,
budaya, etnik, gender, dan agama. Pada saat bersamaan hukum
bagi mereka adalah instrumen hegernoni yang cenderung dominan,
diskriminatif dan eksploitatif. Sebagai konsekuensi, setiap saat
hukum semestinya terbuka bagi kritik, revisi, dan transformasi, guna
menuju emansipasl."
49
Lihat H. Chand, Modern Jurisprudence, Kuala Lumpur : International Law Book
Services, 1994.
28
'transform' kemasabodohan dan kesalahpahaman menjadi
kesadaran utntuk mendobrak ketimpangan atau penlndaean"."
50
Lihat E.G. Guba dan Y.S Lincoln, foe. cit.
29
--
..
4. ParadigmaKonstruktivisme
51
Ibid.
30
"2 Ibid.
31
' ......_, .
53
Lihat E.G. Guba dan Y.S Lincoln, Joe. cit.
32
mengusung 'konstruksi' [baca: hukum] nya sendirisendiri.
Selanjutnya, dengan menerapkan teknik hermeneutikal dan
pertukaran dialektikal, tiaptiap 'konstruksi' [baca: hukum] tersebut di
interpretasi. Tujuan seluruh proses ini baik itu pembuatan maupun
penegakan hukum pada akhirnya adalah tercapainya distilasi,
konsensus, atau resultante di antara berbagai 'konstruksi' [baca:
hukumJ yang asalnya berbedabeda tersebut tersebut.54
54
ibid.
33
------------ ------------------
trustworthiness :
o kredibilitas,
o transferabilitas,
o dependability, dan
o conformability,
authenticity :
o ontologis (mengembangkan konstruksi personal),
o edukatif (memahami konstruksi yang lain),
o katalitis (menstimulasi aksi), dan
o taktis (memberdayakan aksl).
34
Tabel 4. Komparasi Paradigmatik Beberapa Aliran Filsafat
Hukum dalam Paradigma Critical Theory-et.el.
dan Paradigma Konstruktivisme
I.
Konstl\lksl mental yang bersifat
Konstruk.tivlsmo relotif, maJomuk, beragam,
intangible, lokol, dan spesifik
~: Law as rotative and (wataupun elemon serupa dapat
,olat.iVisrno conte)(fuot di)umpal pada indivldu, kclompok
Malodo!ogl : consonsus masyarakat, maupun budaya
lmns.1ks.lcnol/ (Hukum sebagal yang berboda]; bcfbasls sosial I
$Ub;t'!klivis kescpakatan, rclatif oKperionliat,
E[?i!~lr.mobgi: don kontokstual, RokonstruksI I revtsl I porubahan Relatif
hermoncuhk.31 /
Lagal Cons1ructivism baik lertulis konstruktivls
1erjadi berkoslnambunga.n.
dialolctikal maupun tidak); sejatan dengan pengayaan
La1V as mental infarmasi dan 'soflsflkasl' atau
construction; 'olah clptarasa';
Law as experiontiaJ Yang aoa, seliap saat, adatah
rea6tios. konsensus atau kesepakatan
relalif bcrkenaan dengan kens
truksl tersebut, scsuai dengan
konteks ruang dan waktu.
Sumber : E. lndarti. 2005a (Dikembangkan dari Guba dan Lincoln, 1994 dan
Wignjosoebroto, 2000)
D. DISKRESI
35
Karenanya, pembuatan, penerapan atau penegakan hukum yang
betulbetul terbebas dari campur tangan rasa, suasana batin, dan
pertimbangan akal manusia rasanya tidak mungkin.
36
dan otoritas atau kewenangan yang melekat pada dirinya
memungkinkannya untuk [biasanya secara perseorangan] mampu
melakukan sekaligus berbagai pekerjaan yang berbeda secara
bijaksana dan penuh pertimbangan, yakni:
37
---- .. -------------------
38
-- .. ""
.. ""'"
o kemerdekaan,
o otoritas atau kewenangan,
e kebijaksannan,
o pilihan,
o keputusan,
o tindakan,
o ketepatan.
55
E. lndarti. 2000. Diskresi Kepotisian. (Semarang: Sadan Penerbit Undip).
56
Ibid
39
.. ...--... ~---
57
Ibid.
SB Ibid.
40
Pada kata kemerdekaan dan/atau otoritaslah semestinyal fokus
dari makna kata diskresi diarahkan.59
59
E. lndarti. 2005b. Kekuasaan, Otoritas, dan Akuntabilitas Kepolisian : Suatu
Pemahaman dan Penjabaran Baru Hukum Kepolisian. (Semarang: Badan
Penerbit Undip).
60
Ibid.
61
Ibid.
41
Diskresi pada dasarnya secara alamiah melekat pada dan menyatu
dengan individu maupun institusi penegak hukurn. Konsekuensinya,
diskresi juga melekat secara alamiah pada pelaksanaan setiap
tugasnya. Pendeknya, di manapun dan kapanpun, para penegak
hukum sebenarnya akan senantiasa berpikir, bersikap, berkata, dan
bertindak berlandaskan pada diskresi yang ada padanya.
42
-----~~----.,._,..,_,___,........,,_,,,,,,,-..,-~,-~-----
,,_,,_,_, M .,. __
Aliran filsafat hukum yang lain lagi, yaitu yang termasuk ke dalam
paradigma 'critical theory', seperti aliran 'critical legal theory',
'feminist jurisprudence', dan 'critical race theory', bahkan meminta
penganutnya untuk tidak mempercayai hukum begitu saja dan
mewajibkan mereka untuk terus menafsir hukum secara kritis
karena didasarkan pada realitas atau struktur yang bersifat
historis/virtual sehingga cenderung tidak adil, opresif, timpang, dan
eksploitatit63. Dengan kata lain, aliranaliran ini mendorong
penganutnya untuk tidak ragu menerapkan diskresi mereka.
62
E. lndarti. 2001. Legal constructivism: paradigma baru pendidikan hukum dalam
rangka membangun masyarakat madani'. MasalahMasalah Hukum (XXX: 3).
63
E. lndarti. 2002. 'Selayang pandang Critical Theory, Critical Legal Theory, dan
Critical Legal Studies'. MasalahMasalah Hukum (XXXI: 3).
43
--------- ------------
....
64
E. lndarti. 2001.
44
orang yang bersedia meluangkan waktu mereka untuk merenung
lebih jauh hingga kemudian bersedia merengkuh perspektif
interpretivisme. Yang menarik, sungguhpun mereka menganut
beragam paradigma atau perspektif, di balik itu semua sangat boleh
jadi tanpa disadari sejatinya mereka adalah konstruktivis. Coba saja
simak begitu banyak komentar para pakar politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan hukum di berbagai media massa tentang perlunya
dicari terobosan dalam rangka membangun 'konsensus', dari
tingkat lokal hingga nasional, untuk mengatasi berbagai persoalan
masyarakat, banqsa, dan negara yang tak kunjung usai. Hasrat
untuk mencapai konsensus inilah yang biasanya dianggap sebagai
pertanda munculnya pergeseran menuju konstruktivisme.
45
---- ..
Konstruktivisme
- Aliran hukum
sejatinya
Hukum adalah kens Kemerdekaan untuk
konstruktivis truksi mental berupa secara kontokstual
konsensusatau kesapa mengkonstruksi hukum
katan yang berslfat berdasarl<an realitas
relatif, majemuk, be eksperiensial (realitas
ragam, dan kontekstual berbasiskan pongalam
~. an)
46
Dalam konteks paradigma 'critical theory', hukum dipandang
konsisten jika penafsiran hukum terus diupayakan dalam rangka,
pertama, mengekskavasi ketidakadilan, .opresi, ketimpangan, dan
eksploitasi; kedua, merubah kemasabodohan menjadi gerakan
nyata: dan ketiga, memperjuangkan emansipasi dan restitusi.
Perspektif interpretivisme meletakkan konsistensi hukum pada
berlangsungnya proses penafsiran dan, tercapainya makna sejati
hukum di dalam interaksi manusia. Se.dangkan konsistensi hukum
di dalam paradigma konstruktivisme justru terletak pada relativitas
nya di mana set'ap individu, kelompok individu, atau institusi
merdeka untuk secara aktif 'mengkonstruksi' hukum serta pada
demokrasinya, melalui mana konsensus atau kesepakatan
terbangun.
47
--------- -------------
48
Taber 7. Diskresi dan Keadilan
4. Batas Diskresi
49
memberikan kebebasan manusia untuk terus menafsir hukum
secara berkelanjutan ketika mereka saling berinteraksi, sepanjang
ini dimaksudkan guna mencapai maknanya yang sejati.
50
.. ,
52
E. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
53
---------------- ....... ----------- ------------ ........,_ .. _
2. Saran
54
------
55
.. ..~ .._.___.._._., ,_,_. . ~~ ..--
56
Pembimbing S1, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro,
Prof Sudarto, SH; Pembimbing S2, Institute of Social
Studies, The Hague, The Netherlands, Dr. Saskia Wieringa,
MA; Dr. Inez Smith, MA Pembimbing 83, Flinders University,
Adelaide, South Australia, Dr Alaric Maude.
Para Dasen Senior, Dasen, dan Dasen Muda di Lingkungan
Fakultas Hukum, pada khususnya, dan di Lingkungan
Universitas Diponegoro, pada umumnya.
Seluruh Staf Administrasi di Lingkungan Fakultas Hukum,
pada khususnya, dan di Lingkungan Universitas Diponegoro,
pada umumnya.
Pak Djanto, Pak Radji, Pak Nardi, Pak Hodo, dan Bapaklbu
Staf Administrasi di Lingkungan Universitas Diponegoro
lainnya yang memfasilitasi persiapan administrasi Usulan
Kenaikan Pangkat ke Guru Besar.
Mahasiswa/i 81, S2, dan 83 di Lingkungan Fakultas Hukum,
pada khususnya, dan di lingkungan Universitas Diponegoro,
pada umumnya, maupun di Lingkungan Universitas Islam
Sultan Agung, yang saya sayangi.
Ayahanda, Almarhum H.M.A. Ibrahim, dan lbunda, Hj Siti
Djuharijah.
Suamiku tercinta, Belahan Jiwaku, sekaligus Guru
Kehidupanku.
" Anakanakku terkasih, Buah Hatiku, sekaligus Semangat
Kehidupanku.
Panitia Upacara Penerimaan Sebagai Anggota Senat, Guru
Besar dalam Filsafat Hukum pada Fakultas Hukum,
Universitas Diponegoro, Semarang.
e Para Sejawat, Kerabat dan Handal Taulan, serta seluruh
Pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
57
DAFT AR PUST AKA
Abel, R.L. (Ed.). 1995. The Law and Society Reader. New York :
New York University Press.
Bankowski, Z. dan Mungham, G. 1976. Images of Law. London :
Routledge & Kegan Paul.
Cavers, D.F. 1972. 'Legal education' di dalam Berman, H.J. Talks
on American Law. Harvard : Voice of America.
Chalmers, A.F. 1982. What is Thing Called Science?. St. Lucia:
University of Queensland Press.
Chand, H. 1994. Modern Jurisprudence. Kuala Lumpur :
International Law Book Services.
Collins Dictionary and Thesaurus. t 991.
Collins Dictionary of Anthropology. 1991. Glasgow
HarperCollinsPublishers.
Darmodiharjo, D. dan Shidarta. 1999. Pokok-Pokok Filsafat Hukum.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Denzin, N.K. dan Lincoln, Y.S. 1994. Introduction: Entering the Field
of Qualitative Research di dalam N.I< Denzin dan Y.S.
Lincoln (eds.), Handbook of Qualitative Research. London :
Sage Publications, Inc.
Derham, D., Maher, F. dan Waller, L. 1986. An Introduction to Law.
North Ryde : The Law Book Company.
Echols, J.M. dan Shadily, H. 2000. Kamus lnggris - Indonesia.
(Jakarta: Gramedia).
Frug, G.E. 1988. 'A critical theory of law'. Paper dipresentasikan
pada Law Schools Association Conference, Sydney
University.
Gie, T.L. 1977. Suatu Konsepsi l<e Arah Penertiban Bidang Filsafat.
Yogyakarta: Karya Kencana.
58
------ ..------------..... --
59
"""~~
60
DAFTAR RIWAYATHIDUP
1. ldentitas Diri :
Nama Prof. Erlyn lndarti, SH, MA, PhD.
NIP 19530902 198603 2 001
Tempat Tanggal Lahir Semarang, 2 September 1953
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Golongan I Pangkat IV a I Pembina
Jabatan Guru Besar
Unit Kerja Fakultas Hukum UNDIP
Alamat Kantor JI. Imam Bardjo, SH. No. 1
Telp./Faks. 024 8316870
Alamat Rumah JI. Basudewo 1086, Semarang
Telp./Faks. 024 7607829
Alamat email erlyn@ymall.com
erlyn@kompolnas.go.id
Narna Suami Ir. SS Rushdie, MA, PhD.
NamaAnak Ulung Wicaksono
Luhung Winaskito
Rizqi Adri Muhammad
Delia Anindyarasmi
Nama Ayah Kandung H.M.A. Ibrahim (aim)
Nama lbu Kandung Hj. Siti Djuharijah
2. Riwayat Pendidikan:
SD Negeri Simongan II, Semarang (1965)
SMP Negeri I Semarang (1968)
SMA Negeri lll Semarang (1971)
Sarjana Muda II llmu Hukum (1979)
S1 : Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro, Semarang (1981);
S2 : Institute of Social Studies, The Hague, The Netherlands(1991 );
S3 : Legal and Development Studies, Flinders University,
Adelaide, South Australia (1998), dengan Desertasi :
61
Luar Negeri:
Vrouwen en Autonomy, Rijk University, Leiden, The Netherlands. 1987
Women and Economy, London School Of Economics, 1990
Law and Police, Netherlands Police Academy, 1998
Women, Law and Development, Flinders University, 1993
Community Based Oriented Policing, South Australia Police Academy, 1995
Regional Development and Planning, Shanghai University, Cina, 2005
Police Organization Management, National Police Agency, Tokyo,
Jepang, 2009;
Independent Police Complain Commission, London, lnggris, 2009;
Control of Police, Netherlands Police Institute, Den Haag. Belanda, 2009.
4. Bidang Keahlian:
Filsafat Hukurn
Teori hukum
Hukum dan Wanita/study wanita
llmu Kepolisian
5 Riwayat Pekerjaan :
Pengajar pada bag dasardasar ilmu hukum Fakultas Hukum Undip,
1986 sekarang
Pengajar pada Akademi Kepolislan (AKPOL), Semarang: 1986 2009.
Pengajar pada Program Studi llmu Hukum, UNNES : 200'1 2005.
Pengajar pada Program Studi Magister llmu Hukum,
Program Pasca Sarjana UNDIP : 2000 2002.
Pengajar pada Program Studi Magister Manajemen Sumber Daya Pantai,
Program Pasca Sarjana, UNDIP : 2000 2005.
Pengajar pada Program Studi Magister llmu Lingkungan,
Program Pasca Sarjana, UNDIP : 1999 2005.
Pengajar pada Program Studi Magister llmu Hukurn,
Program Pasca Sarjana, UNISSULA : 2000 Sekarang.
Pengajr pada Pogram Studi Hukum Islam,
Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo : 1999 2002.
Pengajar pada Program Doktor llmu Hukum,
Program Pasca Sarjana UNDIP : 1998 2005.
Dasen Tamu pada Sekolah Staf Perwira Tinggi (Sespati) POLRI
6. Riwayat Kepangkatan :
Galon Pegawai Negeri Sipil, Tahun 1986
Penata Muda, IllA, Tahun1986
Penata Muda Tingkat I, Ill B, Tahun 1991
Penata, Ill C, Tahun 1993
Penata Tingkal I, Ill 0, Tahun 1997
Pembina, IV A, Tahun 2001
62
7. Riwayat Jabatan Fungsional:
Asisten Ahli madya, Tahun 1988
AsistenAhli, Tahun 1991
lektor Muda, Tahun 1994
Lektor Madya, Tahun 1997
Lektor. Tahun 2001,
Lektor Kepala, Tahun 2001,
Guru Besar, Agustus 2010
9. Pengalaman Organisasi:
Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda, 19891991
Ketua bidang pendidikan Pusat Studi Wanita Undip, 19911993
Anggota Kelompok Kajian Hukum dan Wanita, Fak Hukum Undip
Dewan Pakar Pusat Kajian Hukum dan Kebijakan Transformatif (PPKHT),
Semarang
Aggota Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia, 1994 1998
Aggota lkatan Cendekiawan Muslim Indonesia, 1994
Ketua Pusat Studi Keamanan Negara, 2003 2005
Anggota Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota (DP2K) Kota
Semarang : 2000 2005.
Anggota Komite Pemantauan Pemilihan Gubernur (KP2G)
Propinsi Jawa Tengah : 2002 2005.
Asian Law Student Association Undip Advisor : 2000 2006.
Anggota Kompolnas, 2006 Seka rang.
Dosen Profesional, Sertifikat Pendidik No.091100805649, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009
63
--
...
64
.. -----------------------------
65
Menjadi Manusia Merdeka
Menggagas Paradigma Baru Orasi llmiah, Dies Natalis ke 44 FH
17.
Pendidikan Hukum untuk Undip, Semarang, 8 Januari 2001
Membangun Masyarakat Madani
Perlindungan Bagi Polisi dari Tindak Seminar Perlindungan Terhadap
18. Kekerasan Kolektif Bagaimana Polisi dari Tindak Kekerasan Kolektif,
Semestinya Akpol, Semarang, 19 Mei 2001
Serial Dialog lnteraktif Menuju
Masyarakat Madani (Civil Society),
19. Sistem Hukum Indonesia : Pilar, Cita, Institute for Social and Ethics Studies
dan Citra
(ISES) dan The Habibie Centre
(THC), Semarang, 4 Juni 2001
Penyelenggaraan Negara yang Seminar Penyelenggaraan Negara
20. Bersih dari Korupsi, Kolusi, dan yang Bersih dari KKN, BP MPR RI
Nepotisme dan Undip, Semarang, 89 Juni 2001
Membuka Jalan, Mengaburkan
Pandangan Resensi Buku
"Perjanjian Peralihan Hak Atas
Diskusi llmiah Program Doktor llmu
Tanah Yang Berpotensi Konflik:
21. Hukum (PDIH), Undip, Semarang, 18
Tafsir Sosial Hukum PPAT Notaris
Juli 2001
Ketika Menangani Perjanjian
Peralihan Hak Atas Tanah Yang
Berpotensi Konflik"
Pelatihan Advokasi Perencanaan
Penelitian, Pengembangan Program, Strategi dan Metodologi Penelitian
22. dan Evaluasi I Monitoring Ber Kualitatif dalam Perspektif Gender,
perspektif Gender Puslit Gender, Lemlit, Undip,
Semarang, 23 25 Agustus 2001
Sumbangan Pemikiran Umum
Diskusi Masukan Rantap MPR
terhadap Draft 2 RANTAP MPR
23. Pemberantasan KKN, BP MPR RI,
tentang Rekomendasi Kebijakan bagi
Undip, Semarang, 2 September 2001
Pemberantasan KKN
Matra Kekuasaan, Otoritas, Diskresi,
Seminar Nasional Konfigurasi
dan Akuntabilitas Kepolisian (MAT
Kepolisian Republik Indonesia Di
24. KODAK): Suatu Tinjauan Filsafati Tengah Kegaduhan Politik, Padang,
terhadap Polisi, Hukum, dan
27 September 2001
Demokrasi
I: \, i\ii//.\)(..''<. //. .. . i .: ,..i ... < /. .\{ii ,..,<' . ,\;./\ i. :< \ . \./> ......
Sumbang Saran Bagi Perubahan
Naskah Lengkap UUD 1945 Dan Diskusi Sumbang Saran Perubahan
25. Rancangan Perubahan UUD 1945 UUD 1945, BP MPR RI, Undip,
Sesuai Dengan Lampiran Tap MPR Semarang 7 - 8 Maret 2002
No. XI/MPR/2001
Pembahasan "The Chaotic Seminar Program Doktor llmu Hukum
26. Indeterminacy of Tort Law ; Between (PDIH), Undip, Semarang, 2 Mei
Formalism and Nihilsm" 2002
66
Kontribusi Paradigma
Konstruktivisme bagi Pemahaman Seminar dan Bedah Buku
Hukum di Indonesia Tanggapan 'Eklektisisme Hukurn Nasional', Qodri
27.
terhadap Buku "Eklektisisme Hukum Az.izy, JAIN Walisongo, Semarang, 20
Nasional: Kompetisi antara Hukum Juni2002
~-- Islam dan Hukum Umum"
Penataran Pola Pengasuhan
28. Etika Pengasuhan dan Budi Pekerti terhadap Para Pengasuh I Perangkat
Bagi Taruna Akademi Kepolisian Batalyon Taruna/ Taruni, Batalyon
Siswa, dan Ketua Tim lnstruktur.
Akpol, Semarang, 24 Juni 2002
Penataran Pola Pengasuhan
Sepuluh (10) Butir Etika Pengasuhan
29. Taruna/Taruni/ Siswa Akpol,
Taruna Akademl Kepolisian
Semarang, 17 Juli 2002
Berpaling Ke Lain Hali, Temukan Jati
Seminar Regional Pergeseran Visi
Diri: Suatu Retrospeksi Filsafati
dan Kebijakan POLRI di Era
30. tentang Perpolisian di Beberapa
Reforrnasl, UNNES, Semarang, 23
Negara Dalam Rangka Membangun
Juli 2002
Perpolisian Indonesia
Terapung Tak Hanyut, Terendam Seminar Pemisahan POLRI dari TNI
Tak Basah: Suatu Telaah Filsafati dan Optimalisasl Perannya dalam
31. tentang Pemisahan POLRI dari TNI Penegakan Hukum Pidana. Fak.
dan Peran Palisi sebagai Penegak Hukum Universitas Atma Jaya,
Hukum Yogyakarta, 3 Agustus 2002
Seminar Menyongsong RUU Hukum
Kompilasi Hukum Islam dalam
32. Islam, MUI Jawa Tengah. Bandungan,
Perspektif Hukum Positif :
28 Oki. 2002
'
67
Diskusi Curah Pendapat Penerbitan
Konstruktivisme adalah Kita : Sebuah Buku "Visi Baru Kehidupan", Unika
37.
Sumbangan Pernlkiran Soegijopranoto, Semarang, 23 April
2003
Penandatanganan MOU Polda Jateng
Revitalisasi Kraton Surakarta melalui
38. dan Kraton Kasunanan Surakarta,
Kelompok Sadar Kamtibmas
Sukarta, 16 Juni 2003
Membangun Keamanan Peresmian Pembentukan Pusat Sludi
39. Mensejahterakan Masyarakat Keamanan Negara (PSKN),
Semarang, 13 Agustus 2003
Community Policing dan Kelompok Pembentukan KSK, Poltabes
40. Semarang, Semarang, 2 Oktober
Sadar Kamtibmas (KSK)
2003
Ase an Law Students' Association Simulasi dan Pengenalan ALSA,
41.
(ALSA) dan Globalisasi Undip, Semarang, 4 Oktober 2003
Bertemu Ruas dengan .Buku :
Menelusuri Benang Merah antara Diskusi Visi Baru l(ehidupan Fritjof
42.
Gagasan Fritjof Capra dan Capra, 'I..Jnika Soegijopranoto,
Konstruktivisme Semarc1ng,11 Oktober 2003
68
Diskusi Sarasehan DPRD Oulu, Kini
DPRD : Oulu, Kini, dan di Masa & Mendatang (Evaluasi dan
51.
Mendatang Prospek), Semarang, Senin, 26 April
2004
Seminar Nasional Aksesibilitas
Hak Aksesibililas Penyandang Cacat Pelayanan Publik : Upaya Menuju
52. Kemandirian Penyandang Cacal di
: Suatu Kajian Filsafat Hukum
Era Otonomi dan Globallsasi,
Semarang, 22 Mei 2004
Talk Show Fenomena Ayam
A yam Karn pus Sebuah Telaah Kam pus, Kelompok Studi Bahasa
53.
Filsafal Hukum Asing (KSBA), Semarang. 31 Mei
2004
Mengembangkan llmu Kepolisian
dan Community Policing Diskusi lenlang Palisi Sipil, Mapolda
54.
Sumbangan Pemikiran Jateng, Semarang, 27 Juli 2004
Pembangunan Polisi Sipil
Workshop tenlang Transparansi dan
Akuntabilitas Polri dalam Training of
55. Palisi dan Akuntabilitas Trainers, Po Ida Kaltim dan Pusat
Kajian dan Layanan Hukurn, FH
Uniba, Balikpapan, 6 Sep. 2004
Community Policing dan Seminar Nasional Urgensi Community
56. Pengejawantahannya di Polda Policing dalam Agenda Reformasi
Jateng Kepolisian, Denpasar, 8 Oktober 2004
Seminar Dewan Pertimbangan dan
Menata kembali Kawasan Simpang
Perencanaan Kola (DP2K)
57. Lima dan Pendidikan Biaya Murah di
Semarang, Semarang, 27 Oktober
semarang
2004
Matrikulasi Taruna!Taruni Den 39,
58 Pengantar llmu Kepollsian
Akpol, Semarang, 29 Oktober 2004
. <,, ..
69
.. .
-. .. .: . . .. . . .
70
Seminar Nasional dan Lokakarya
Komlsi Kepolisian Nasional "Urgensi Pemberantasan Malia
74. (KOMPOLNAS) dan POLRI yang Hukum dalam Upaya Penegakan
Profesional dan Mandiri Hukum di Indonesia", BEM Fakultas
Hukum UNDIP, 5 Juni 2010
Seminar Nasional "Hukum Dan
Deklarasi Mahsiswa Anti Mafia
Mafia Hukum dalam Lingkup
75. Hukum", Dewan Pimpinan Pusat
Kepolisian: Sebuah Tinjauan Filsafati
Perhimpunan Mahasiswa Hukum
Indonesia.Jakarta, 28 Juni 2010
Sarasehan Tokoh Lintas Agama,
Mengembangkan Peran Masyarkat
76. Kepolisian Daerah Jawa Tengah, 15
dalam POLMAS
Juli 2010
Reformasi Birokrasi POLRI dan Seminar Seko!ah Staf dan Pimpinan
77. (Sespim) POLRI, 21 September2010
lmplementasinya
Focus Group Discussion dalam rangka
Kompolnas dan Pengawasan Penelitian tentang Evatuasi Refonnasi
78.
terhadap Kinerja Polri Polri, di Polda Kepri, Kalsel, Bali, NIT,
Agustus Oktober 2010
. ,.
.... ,.. .::
71
...~,,,..
: Suatu Retrospek
10.
72
.. ;KETERANGAN
Karya llmiah Yang Dlpublikasikan
Sebagal Artikel di Dalam Jurnal
llmlah
73
--------
Laporan Penelitlan
Komparasi Berbagai Aliran Hukum
Majalah llmiah FH Undip, Masalah
28. dan Ekonomi : Suatu Kajian Filsafat
Masalah Hukum, Vol. XXXVII, No. 2,
Hukum
Juni 2008, ISSN: 02161389
Membangun Profesionalisme dan Majalah llmiah Kompolnas,
29. Kemandirian Palisi, Mewujudkan Suara Kompolnas. Vol. I, No. 1,
Demokrasi Januari Maret 2009
75
Dalam Buku 'Wajah Hukum di Era
Reformasi : Kumpulan Karya llmiah
Quo Vadis Pendidikan Hukum
1. Suatu Renungan bagi Paradigma Menyambut 70 Tahun Prof. Dr.
'Baru' Hukum Satjipto Rahardjo, SH.", Penerbit PT
Citra Aditya Bakti, 2000,
ISBN : 979 414 837 7
76
The Enhancement of Women's Role Sadan Penerbit Undip, 1997
1. for Development: A Legal Study of ISSN : 979 _ 8949 _ 45 _ 5
Indonesia
77