Anda di halaman 1dari 20

Perbandingan Hukum Pidana

Dosen Pengampu:
Rd. M. Ikhsan SH.M.H
Vera Novianti, SH.,M.Hum
Pendahuluan
A. Perbandingan sebagai Metode- Sasaran
adanya hasil/ capaian yang diperoleh/
dikehendaki/ diinginkan
Taylor: suatu hubungan
J.S Mill: hubungan yang merupakan sebab akibat
Soerjono Soekanto: hasil merupakan suatu
persamaan/ perbedaan (perbandingan: suatu
kegiatan utk mengadakan identifikasi thd
persamaan dan/ atau perbedaan antara dua gejala
tertentu/ lebih)
Contoh kegiatan:
1. Kegiatan alamiah: membedakan/ menyamakan rasa,
membandingkan harga
2. Kegiatan ilmiah: membandingkan =
mengidentifikasi pola-pola tertentu dengan
menggunakan analisis data yang akurat, menguji
hypotesa, klasifikasi= mencari pengertian domisili
adalah tempat tinggal bisa berarti tempat hidup,
tempat asal, tempat bekerja.
B. Perbandingan Hukum sebagai Metode/ilmu
Perbandingan mn. Barda Nawawi ada beberapa istilah:
Comparative Law, Comparative Yurisprudence, Foregn
Law (inggris), Droit Compere (prancis) rechtsgelijking
(belanda) dan rechver leichung atau vergleichende rech
lehre (jerman)
Pendapat tentang Perbandingan
Hukum
1. Sunaryati Hartono mengatakan bahwa:
perbandingan hukum adalah suatu metode
penyelidikan bukan suatu cabang ilmu hukum
2. RC. Qutterridge mengatakan bhw: hukum
perbandingan merupakan suatu metode dari
penelitian, bukan cabang yg terpisah atau lapangan
ilmu yg tersendiri dari hukum
3. Soerjono Soekanto, berpendapat bhw ilmu-ilmu
hukum sebagai ilmu pengetahuan yg cabangnya adl
ilmu kenyataan. Ilmu kenyataan antara lain adl
perbandingan hukum (merupakan cabang dari ilmu
pengetahuan hukum)
4. Lando mengatakan bhw perbandingan hukum itu
mencakup kecenderungan utk menganggap
perbandingan hukum sbg ilmu
Manfaat Perbandingan Hukum
 Unifikasi hukum
 Harmonisasi hukum
 Mencegah adanya chauvimisme hukum nasional
 Memahami hukum asing
 Pembaharuan hukum
TUJUAN MEMPELAJARI
PERBANDINGAN HUKUM
 Menghubungkan persahabatan antara negara
 Menguntungkan terciptanya pengetahuan hukum sipil (termasuk hukum
pidana)
 Perkembangan hukum Pidana Asia
 Memberi tambahan perkembangan bagian perbandingan untuk setiap bagian
disiplin ilmu hukum
 Perkembangan hukum baru Internasional
 Perbandingan hukum mempunyai nilai pendidikan yang penting
 Memberi kontribusi perundang- undangan ,interpretasi peraturan dan
memperluas organisasi internasional
 Bantuan perkembangan yuridis sebagai tujuan pada umumnya
Perbandingan Hukum Pidana Mempelajari tentang
Perbandingan dalam hal:
1. Sistem Hukum
2. Nama-nama Hukum pidana
3. Sistematika KUHP
4. Pengertian Konsep kejahatan
5. Asas-asas hukum pidana
6. Sistem Sanksi dan tindakan
7. Pertanggungjawaban subjek tindak pidana
Sistem Hukum mengenal:
1. Sistem hk kebiasaan yg tradisional (hk adat)
2. Sistem hk anglo saxon
3. Sistem hk eropah kontinental
4. Sistem hk skandinavia
5. Sistem hk islam
6. Sistem hk komunis sosialis

Sistem hukum Pidana yang dikenal, adalah:


1. Sistem hukum Eropah kontinental
2. Sistem hukum anglo saxon
3. Sistem hukum negara-negara sosialis
Lima faktor penentu unsur dari
sistem hukum
a. Asal mula historis dan perkembangan hukum bersangkutan;
b. Bentuk pikir yang khas dari bangsa pendukung stelsel hukum
tersebut;
c. Lembaga-lembaga hukum yg tipikal dalam stelsel hukum
bersangkutan;
d. Sifat dari sumber-sumber hukum dan cara menafsirkannya
yang dilihat berkaitan dengan ciri-ciri tersendiri dari
organisasi kehakimannya dan pendidikan para ahli hukum
serta peranan mereka dalam menegakkan hukum dan
menciptakan hukum;
e. Unsur ideologi yang menjadi dasar struktur politik ekonomi
dan kemasyarakatan dimana stelsel hukum nasional
merupakan pernyataannya
Perbandingan Hukum pidana, yg dibandingkan adalah
Sistem Hukum Pidana (sist. Eropah kontinental
(civil law system), sist. Anglo saxon (common law),
sist. Negara sosialis (social law)
Yang menjadi objek Pembahasan perbandingan dari
ketiga sistem Diatas adalah
1. Pengkodifikasiannya
2. Kepastian hukum
3. Cara melaksanakan peradilan
1. Pengkodifikasiannya
a. Sistem Eropah kontinental: HK pidananya
senantiasa dikodifikasikan dalam 1 kitab UU HK
Pidana. (negara-negara di daratan eropah
menghendaki adanya satu hukum nasional atau
unifikasi, pembentukkan hukumnya melalui
pembentukkan kodifikasi, cth : KUHP Indonesia,
dan KUHP Korea
b. Sistem Anglo Saxon, hk pidananya tidak
dikodifikasikan dalam 1 (satu) kitab undang-undang,
tersebar dihukum umum cth: Jurisprudence,
undang-undang atau perundangan lainnya, maka
tujuannya mencapai hukum nasional yg dilakuan
melalui pembentukkan hukum kebiasaan,
cth: KUHP Inggris, Philipina, malaysia
c. Sistem hukum yang termasuk keluarga hukum
sosialis,
Hukum pidananya menganut sistem kodifikasi,
akan tetapi karena konsep kejahatan adalah segala
tindakan/kelalaian yang membahayakan
masyarakat, maka dianut pula jurisprudence yg
mengatur ttg kejahatan yang ada didalam masyarakat,
misalnya dalam KUHP Rusia, KUHP china
Sumber Hukum
Sumber Hukum Civil Law System Sumber hukum Common Law
(eropah kontinental) (anglo saxon)
 Primary Source  Case law (putusan hakim)
-Enacted law (hukum yang  Act of Parliement (uu)
diundangkan)
 Statutory Interpretation
-Codes (hukum yang kodifikasi)
(Penafsiran uu)
-Custom
 Delegated legislation (uu yg
-General Principles (prinsip – prinsip
umum yang didelegasikan)
berasal dari norma – norma hukum  European Law (terkait dengan
positif) hukum eropah)
 Secondary Source  Custom
- Case law  Equity (kebenaran dan keadilan)
- Doktrine  Treaties
Sumber hukum socialist
 Based on western civil law system
 Memadukan sistem marxisme dan leninisme
 Pengakuan kepemimpinan partai komunis
 Tuj : membangun masyarakat komunis dibawah
penguasaan partai komunis
 Sosialis tidak punya praktek peradilan pidana ataupun
perdata
2. Kepastian Hukum
a. Sist. Eropah Kontinental: karena semua tertulis jadi
kepastian hukumnya bersifat formal
b. Sist. Anglo saxon: sumber hukum umum, maka yang
diutamakan berdasarkan hukum yang berkembang
dimasyarakat, jadi kepastian hukumnya secara
materiil
c. Sist. Negara-negara sosialis kepastian hukum
pidananya bersifat formil dan materiil
3. Pelaksanaan peradilan
a. Sist. Eropah kontinental dan sist. Negara sosial:
dalam menentukan apakah seorang terdakwa bersalah
atau tidak, dan siapakah yang kemudian menjatuhkan
putusan baik berupa pemidanaan ataupun
pembebasan, semuanya dilakukan oleh hakim
b. Sist. Negara anglo saxon: mengenal adanya sistem juri
dalam melaksanakan peradilan, maka dalam suatu
persidangan perkara pidana, pihak yang berwenang
menentukan terdakwa bersalah atau tidak adl dewan
juri, artinya stlh pemeriksaan sidang selesai br hakim
yg punya peranan yaitu, bl bersalah, mk hakim yng
menentukan berat ringan kejahatan yg dilak./jenis
pidananya,namun bl juri menentukan tdk bersalah
mk hakim membebaskan terdakwa
Kriteria Jury di system common law
1. lay people (orang biasa),
2. bukan orang – orang hukum,
3. tidak adanya hubungan administrasi dengan keadilan
4. bukan pemuka agama
5.bukan orang sakit jiwa
6. Netral tidak ada hubungan dengan yang sedang
berperkara
7. bukan orang “jaminan”
8. bukan orang kriminal yang telah diproses.
4. Nama- nama Hukum Pidana (KUHP)
a. Indonesia: KUHP (W.vs)
b. Philipina: Revised Penal Code (RPC)
c. Kuhp negara Korea: Criminal Code (C.C)
d. Malaysia: Penal Code of Malaysia (PC)
e. Negara Rusia (Fundamental Criminal
Legislation (FCL)
f. China: Criminal Law Code (CLC)
g. Republik Greenland: Penal Code of Rep.
Greenland
h. Norwegia: Norwegian of Penal Code
i. Yugoslavia: Penal Code of yugoslavia
j. Polandia: Penal Code of polandia
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai