Anda di halaman 1dari 74

KAPITA SELEKTA

HUKUM PIDANA MATERIIL


( KUHP )
KOMPOL I NENGAH GANTI, SH

1
PENGERTIAN

SINGKATAN DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA


KUHP
YANG DIMAKSUD DENGAN KITAB DIARTIKAN : KUMPULAN BEBERAPA BUKU YG DIHIMPUN
MENJADI SATU

SEDANGKAN YG DIMAKSUD DGN UU : PERATURAN TERTULIS YG DIBUAT OLEH BADAN-


BADAN RESMI YAITU DPR BERSAMA PEMERINTAH,
DIMANA PERATURAN TERSEBUT WAJIB DITAATI /
DIPATUHI OLEH SEMUA WARGA

HUKUM ADALAH : PERATURAN-PERATURAN HIDUP YG BERSIFAT MEMAKSA BERISIKAN SUATU


PERINTAH, LARANGAN ATAU IZIN UTK BERBUAT SESUATU DGN MAKSUD
UTK MENGATUR TATA TERTIB DLM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PIDANA ADALAH : HUKUM ATAU SANKSI

KUHP ADALAH : KUMPULAN KITAB-KITAB YG DIBUAT OLEH BADAN-BADAN RESMI BERSIFAT/ BERISI
PERATURAN YG MEMAKSA DAN BERBENTUK PERINTAH/LARANGAN BAGI YG
MELALAIKAN/MELANGGAR AKAN DIKENAKAN SANKSI HUKUMAN DAN PERATURAN 
BERLAKU KEPADA SELURUH WNI

PERINTAH / LARANGAN  DITUJUKAN KEPADA MASYARAKAT


KUMPULAN PERATURAN-PERATURAN YG HARUS DITAATI OLEH SEMUA
ORANG DIDALAM SUATU MASYARAKAT DGN ANCAMAN HARUS MENGGANTI
PENGERTIAN HUKUM
KERUGIAN ATAU MENDAPAT PIDANA, JIKA MELANGGAR ATAU MENGABAIKAN
MENURUT
PERATURAN-PERATURAN ITU, SEHINGGA DAPAT TERCAPAI SUATU
R.SOESILO
PERGAULAN HIDUP DLM MASYARAKAT ITU YANG TERTIB DAN ADIL

1. HKM PIDANA YG DIKAITKAN/BERHUBUNGAN DGN LARANGAN MELAKUKAN


PERBUATAN-PERBUATAN (AKTIF/POSITIF MAUPUN PASIF/NEGATIF)
HUKUM PIDANA MERUPAKAN TERTENTU YG DISERTAI DGN ANCAMAN SANKSI BERUPA PIDANA (STRAF)
BAGIAN DR HKM PUBLIK YG BAGI YG MELANGGAR LARANGAN ITU.
MEMUAT/BERISI KETENTUAN  MENGANDUNG ASPEK LARANGAN MELAKUKAN PERBUATAN TERTENTU
TENTANG YG DISERTAI ANCAMAN PIDANA BAGI SIAPA YG MELANGGARNYA, YG
DLM ASPEK INI TDK DIHUBUNGKAN DGN ADANYA SIPEMBUAT DAN
DIPIDANANYA SIPEMBUAT TSB.

2. SYARAT-SYARAT TERTENTU (KAPANKAH) YG HARUS DIPENUHI/HARUS ADA


BAGI SIPELANGGAR UTK DPT DIJATUHKAN SANKSI PIDANA YG
DIANCAMKAN PADA LARANGAN PERBUATAN YG DILANGGARNYA
 MENGENAI KESALAHAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN
PENGERTIAN
HUKUM PIDANA HUKUM PIDANA MATERIIL
- Perbuatan-2 Yg Dpt Dipidana.
- Siapa Saja Yg Dpt Dipidana.
- Sanksi Apa Saja Yg Dpt
Dikenakan.
HUKUM PIDANA - Dlm Hal Apa Saja Terdpt
Pengecualianya.
Kumpulan Peraturan ttg:
- Perbuatan yg Dilarang. HUKUM PIDANA FORMIL
- Perbuatan yg Diharuskan.
- Sanksinya CARA BAGAIMANA MENERAPKAN
HUKUM PIDANA MATERIIL.
- Bgmn Proses Sidik.
- Bgmn Cara Menuntut.
- Bgmn Tata Cara Pembuktian Di
Depan Sidang.
- Bgmana Pelaksanaan Vonis.

4
SEJARAH SINGKAT KUHP
PADA TAHUN 1918 DI INDONESIA MASIH BERLAKU ATURAN HUKUM PIDANA :
1. WEETBOEK VAN STRAFRECHT VOOR NEDERLANDS INDIE YANG BERLAKU UNTUK
GOLONGAN ORANG-ORANG EROPA, YANG MENGATUR TENTANG KEJAHATAN-
KEJAHATAN;
2. WEETBOEK VAN STRAFRECHT VOOR NEDERLANDS INDIE YANG BERLAKU UNTUK
ORANG INDONESIA DAN TIMUR ASING, YANG MENGATUR TENTANG KEJAHATAN-
KEJAHATAN ;
3. ALGEMEENE POLITIE STRAFREGLEMENT UNTUK GOLONGAN EROPA YANG BERISI
TENTANG PELANGGARAN-PELANGGARAN ;
4. ALGEMEENE POLITIE STRAFREGLEMENT UNTUK GOLONGAN INDONESIA DAN TIMUR
ASING YANG BERISI TENTANG PELANGGARAN-PELANGGARAN .
PADA SAAT INDONESIA MERDEKA KITA MASIH MENGGUNAKAN HUKUM PENINGGALAN
KOLONIAL BELANDA YAITU “ WEET BOEK VAN STRARECHT VOOR NEDERLANDS INDIE “
YAITU UNDANG-UNDANG YANG ADA PADA TANGGAL 8 MARET 1942, YANG KEMUDIAN
DISAHKAN PADA TANGGAL 26 FEBRUARI 1946 DAN DIRUBAH NAMANYA MENJADI “
WEETBOEK VAN STRAFRECHT VOOR INDONESIE “ NAMUN TIDAK BERLAKU UNTUK
DAERAH JAKARTA RAYA, WILAYAH INDONESIA TIMUR DAN KALIMANTAN BARAT .
KEMUDIAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 73 TAHUN 1958 MAKA UNDANG-UNDANG
NOMOR 1 TAHUN 1946 BERLAKU DISELURUH WILAYAH INDONESIA, SEKARANG
NAMANYA KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ( KUHP ) .

5
PEMBAGIAN HUKUM
H. PIDANA FORMIL
(KUHAP)

H. PIDANA

H. ADM NGR H. PIDANA MATERIIL


PUBLIK
H. TATA NGR

H. PIDANA INT’N

HUKUM PDN PDN


UMUM MILITER

H. PERDATA

PRIVAT H. DAGANG

H. PERDATA INT’N KUHP


TERTENTU
(DILUAR KUHP)

6
ASAS 2 HUKUM PIDANA
1. ASAS LEGALITAS ( Nullum Delictum Sine Praevia
Lege Poenali ) Artinya tiada suatu perbuatan yg dpt
dihukum kecuali sudah ada aturan yg mengaturnya
terlebih dahulu.

2. ASAS TERRITORIALITEET Artinya bahwa Ketentuan


Pidana di Indonesia berlaku bagi setiap orang yg mlkkn
perbuatan yg dpt dihukum di seluruh wilayah teritorial
Indonesia.

3. ASAS NASIONALITET PASIF, Bahwa Ketentuan Pidana di


Indonesia berlaku bagi setiap WNI yg mlkkn perbuatan yg
dpt dihukum di luar Indonesia/Luar Negeri (kejahatan
Kamneg, pemalsuan Surat dan pemalsuan Uang).

7
Lanjutan…. Azaz-azas Hukum Pidana
4. ASAS NASIONALITEIT AKTIF/ASAS PERSONALITEIT.
Bahwa Ketentuan Pidana di Indonesia berlaku bagi setiap
WNI yg melakukan perbuatan yg dpt dihukum di Luar
Negeri (selain kejahatn tsb No. 3 di atas).

5. ASAS OPORTUNITAS.
Bahwa Kejaksaan Agung mempunyai hak untuk
mendeponer suatu perkara dgn alasan untuk kepentingan
umum atau kepentingan negara.

6. ASAS NEBIS IN IDEM.


Bahwa suatu perkara yg sudah pernah diproses atau diadili
dan memiliki kekuatan hukum tetap tidak dapat diadili
atau diproses untuk kedua kalinya.
8
BUKU I TTG KETENTUAN UMUM (PSL. 1 S.D. 103 )

KETENTUAN YG TERDPT DLM BUKU SATU


INI JUGA BERLAKU BAGI KTTN PIDANA
YG TERSEBAR DI LUAR KUHP.

BUKU II TTG KEJAHATAN (PSL 104 S.D. 488)


SISTEMATIKA KEJAHATAN ADL SEGALA BENTUK PER-
KUHP BUATAN YG DIRASAKAN SBG PERBUATAN
MELAWAN HUKUM DAN SANGAT DIRASA-
KAN SIFAT JAHATNYA.

BUKU III TTG PELANGGARAN (PSL 489 S.D. 569)

PELANGGARAN YAITU PERBUATAN YG


HANYA DPT DIKETAHUI KARENA UU
MEMANG MENYATAKAN DEMIKIAN.

9
• BAB I : LINGKUNGAN BERLAKUNYA KETENTUAN
PIDANA DALAM PERUNDANG-UNDANGAN
(PSL 1-9)
• BAB II : TENTANG PIDANA (PSL 10-43).
• BAB III : PENGECUALIAN, PENGURANGAN DAN
PENAMBHAN SIFAT DAPAT DIPIDANA
(PSL 44-52a).
• BAB IV : PERCOBAAN (PSL 53-54).
• BAB V : TURUT SERTA MELAKUKAN TINDAK PIDANA
(PSL 55-62)
BUKU
KESATU • BAB VI : GABUNGAN TINDAK PIDANA (PSL 63-71).
KETENTUAN • BAB VII : PENGAJUAN DAN PENARIKAN KEMBALI
UMUM PENGADUAN PERKARA KEJAHATAN YANG
HANYA DAPAT DITUNTUT ATAS PENGADUAN
(PSL 72-75).
• BAB VIII : HAPUSNYA HAK MENUNTUT DAN
KEHILANGAN HAK MENJALANKAN PIDANA
(PSL 76-78).
• BAB IX : ARTI BEBERAPA ISTILAH DALAM KITAB
UNDANG-UNDANG INI (PSL 86-102).
KETENTUAN PENUTUP (PSL 103).
• BAB I : KEJAHATAN TERHADAP KEAMANAN NEGARA (PSL 104-129).
• BAB II : KEJAHATAN TERHADAP MARTABAT PRESIDENA ATAU WAKIL PRESIDEN (PSL 130-139).
• BAB III : KEJAHATAN TERHADAP NEGARA SAHABAT,KEPALA&WAKIL KEPALA NEGARA SAHABAT
(PSL 139a- 145).
• BAB IV : KEJAHATAN TERHADAP PELAKSANAAN KEWAJIBAN & HAK KENEGARAAN (PSL 146-153).
• BAB V : KEJAHATAN TERHADAP KETERTIBAN UMUM (PSL 153 BIS & TER-181)
• BAB VI : PERANG TANDING (PERKELAHIAN SEORANG LAWAN SEORANG (PSL 182-186).
• BAB VII : KEJAHATAN YANG MEMBAHAYAKAN KESELAMATAN UMUM UNTUK MANUSIA DAN BARANG
(PSL 187-206).
BUKU KEDUA • BAB VIII : KEJAHATAN TERHADAP KEKUASAAN PEMERINTAH (PSL 207-241).
• BAB IX : SUMPAH PALSU KETERANGAN PALSU (PSL 242-243).
KEJAHATAN
• BAB X : PEMALSUAN MATA UANG, UANG KERTAS NEGARA DAN UANG KERTAS BANK (PSL 244-252).
• BAB XI : PEMALSUAN MATERAI DAN MEREK (PSL 253-262).
• BAB XII : PEMALSUAN SURAT (PSL 263-276).
• BAB XIII : KEJAHATAN TENTANG ASAL-USUL & PERKAWINAN (PSL 277-280).
• BAB XIV : KEJAHATAN KESUSILAAN (PSL 281-303 BIS).
• BAB XV : MENINGGALKAN ORANG YANG PERLU DITOLONG (PSL 304-309).
• BAB XVI : PENGHINAAN (PSL 310-321).
• BAB XVII : MEMBUKA RAHASIA (PSL322-323).
• BAB XVIII : KEJAHATAN TERHADAP KEMERDEKAAN ORANG (PSL 324-337).
• BAB XIX : KEJAHATAN TERHADAP NYAWA ORANG (PSL 338-350).
• BAB XX : PENGANIAYAAN (PSL 351-358).
• BAB XXI : MENYEBABKAN SESEORANG MATI ATAU LUKA KARENA
KEKHILAFAN (PSL 359-361)
• BAB XXII : PENCURIAN (PSL 362-367).
• BAB XXIII : PEMERASAN DAN PENGANCAMAN (PSL 368-371)
• BAB XXIV : PENGGELAPAN (372-277)
• BAB XXV : PENIPUAN (PSL 378-395)
• BAB XXVI : MERUGIKAN ORANG LAIN YG BERPIUTANG ATAU YG BERHAK
BUKU KEDUA (PSL 396-405)
• BAB XXVII : MENGHANCURKAN ATAU MERUSAKKAN BARANG (PSL 406-
KEJAHATAN 412)
• BAB XXVIII : KEJAHATAN JABATAN (PSL 413-437)
• BAB XXIX : KEJAHATAN PELAYARAN (PSL 438-479)
• BAB XXIXA : KEJAHATAN PENERBANGAN & KEJAHATAN THDP
SARANA/PRASARANA PENERBANGAN (PSL 479a-479r).
• BAB XXX : PENADAHAN / PEMUDAHAN (PSL 480-485)
• BAB XXXI : KETENTUAN PENANGGULANGAN MELAKUKAN KEJAHATAN YG
DITENTUKAN DALAM BEBERAPA BAB (486-488)
• BAB I : PELANGGARAN TERHADAP KESELAMATAN BAGI ORANG,
BARANG DAN KESEHATAN (PSL 489-502).
• BAB II : PELANGGARAN KETERTIBAN UMUM (PSL 503-520).
• BAB III : PELANGGARAN TERHADAP PENGUASA (PSL 521-528)

BUKU KETIGA • BAB IV : PELANGGARAN TERHADAP ASAL-USUL DAN PERKAWINAN


(PSL 529-530).
PELANGGARAN • BAB V : PELANGGARAN TERHADAP ORANG YANG PERLU
DITOLONG (PSL 531)
• BAB VI : PELANGGARAN KESUSILAAN (PSL 532-547)
• BAB VII : PELANGGARAN MENGENAI TANAH, TANAMAN DAN
PEKARANGAN (PSL 548-551)
• BAB VIII : PELANGGARAN JABATAN (PSL 552-559)
• BAB IX : PELANGGARAN PELAYARAN (PSL 560-569).
TUJUAN HUKUM PIDANA

1. Melindungi masy. dr
tindakan /perbuatan yg
dpt dipidana/dihukum
TUJUAN (kejahatan &
HUKUM PIDANA pelanggaran).

2. Mencegah Aparat
Penegak Hukum mlkkn
tindakan sewenang-
wenang pd setiap
proses peradilan
(terdpt di KUHAP).

14
BERSIFAT PUBLIK
Krn penegakannya (pelaksanaannya) berada pd
pemerintah (melalui aparat gakkum) dan akibat
dr perbuatannya sangat mempengaruhi masy.
Scr luas.
Sifat publik ini dpt dilihat dr:
- Kedudukan  mengatur hub hkm antara
SIFAT Negara & Penduduk (masy)
- Cara mem  Aparat Gakkum
HKM PIDANA pertahankannya mempertahan hk pidana agr
pddk/ masy (publik) dlm
keadaan tentram.
- Kepentingan  Hukum Pidana mengatur
kepentingan Umum.

BERSIFAT LUAS
Bukan hanya mencakup CJS (Sistem peradilan
Pidana) tetapi juga mencakup tindakan
pencegahan efek samping dr kejahatan.

15
DELIK – STRAF BAARFEIT

PERBUATAN PIDANA
Mrpkn KELAKUAN dan AKIBAT yg
ditimbulkan dan ini hrs dipisahkan dgn
pertanggungjawaban pidana.
DELIK
Yaitu Perbuatan yg TINDAK PIDANA
dilarang maupun yg Yg berarti tindakan seseorang pelaku,
diwajibkan UU, yg apabila biasanya tertuju pd tindak tanduk, shg
dilanggar atau diabikan, dpt diberlakukan thd DELIK FORMAL.
maka pelakunya akan
dikenakan sanksi.
PERISTIWA PIDANA
Hanya merupakan pengertian konkrit
yg ditujukan hanya pd kejadian tertentu
saja. Misalnya  matinya orang  ini
hanya dpt ditujukan pd DELIK
MATERIIL.

16
A. MENURUT KUHP, DELIK DIBAGI ATAS :
 DELIK KEJAHATAN YAITU TINDAK PIDANA YANG TERGOLONG BERAT DAN
MERUGIKAN TERHADAP ORANG ATAU PIHAK LAIN.
CONTOH : PENIPUAN, PENGANIAYAAN, PENCURIAN,
PEMBUNUHAN DSB.
 DELIK PELANGGARAN YAITU : TINDAK PIDANA YANG TERGOLONG RINGAN DAN
BELUM TENTU MENIMBULKAN KERUGIAN BAGI PIHAK LAIN.
CONTOH : PELANGGARAN ATURAN LALU LINTAS, PELANGGARAN
TATA TERTIB, PENYIMPANGAN TATA TERTIB YANG TERLARANG DAN SEBAGAINYA.
CATATAN : PELANGGARAN LALU LINTAS PADA SAAT JALAN SEDANG SEPI TIDAK
MACAM- MENIMBULKAN KERUGIAN APAPUN.

MACAM DELIK B. MENURUT DOKTRIN ATAU ILMU PENGETAHUAN HUKUM, DELIK ITU DAPAT DIBAGI
MENURUT BEBERAPA SUDUT PANDANGAN YAKNI :
DIBAGI ATAS  DELIK DOLUS, YAKNI DELIK YANG DILAKUKAN DENGAN SENGAJA OLEH
PELAKUNYA DALAM ARTI AKIBAT YANG DITIMBULKAN OLEH DELIK TERSEBUT
MEMANG DIKEHENDAKI OLEH SIPELAKUNYA.
CONTOH : PERAMPOKAN, PEMBAJAKAN, MAKAR DAN
SEBAGAINYA.
 DELIK CULPA, YAKNI DELIK YANG SECARA TIDAK SENGAJA TELAH DILAKUKAN
OLEH PE;LAKUNYA (SAMA SEKALI DILUAR KEHENDAKNYA).
CONTOH : TABRAKAN YANG TERJADI KARENA SOPIR TERLAMBAT
MENGHENTIKAN MOBILNYA.
c. BERDASARKAN WUJUDNYA, DELIK DAPAT DIBEDAKAN ATAS :
 DELIK COMMISSIE YAITU : DELIK YANG BERWUJUD SUATU PERBAUATAN YANG
MERUGIKAN ORANG LAIN (BAIK DISEGAJA MAUPUN TIDAK DISENGAJA).
CONTOH : TINDAK PIDANA PENCURIAN, PENGANIAYAAN, PEMBUNUHAN DSB.
 DELIK OMMISE YAITU : DELIK YANG BERWUJUD SBG SUATU KELALAIAN ATAS PENGABAIAN AKAN SESUATU YG
SEHARUSNYA DILAKUKAN SEHINGGA KELALAIAN ATAS PENGABDIAN INI MENIMBULKAN KERUGIAN BAGI PIHAK
LAIN.
CONTOH : - KELALAIAN PENJAGA PALANG PINTU KERETA API MENYEBABKAN TABRAKAN
.
d. BERDASARKAN UNSUR DELIK YG DILARANG OLEH UU DELIK INI DAPAT DIBEDAKAN ATAS :
 DELIK FORMAL, YAITU DELIK YG PERBUATANNYA DILARANG OLEH UU
CONTOH : PENCURIAN, PERKOSAAN & PENIPUAN. DSB
 DELIK MATERIIL, YAITU DELIK YG AKIBATNYA DILARANG OLEH UU
CONTOH : PENGRUSAKAN BARANG-BARANG BERHARGA (AKIBAT YG DILARANG IALAH KERUGIAN
YG SAMPAI TERJADI), PEMBUNUHAN (AKIBAT YG DILARANG IALAH MATINYA ORG YG DIBUNUH), DSB.
e. MENURUT SEGI PANDANGAN DARI SUDUT-SUDUT LAIN, YAKNI :
 BERDASARKAN FAKTOR PELAKUNYA, YAKNI DELIK YG MERUPAKAN TINDAKAN PIDANA APA SAJA DAN
DILAKUKAN OLEH SIAPA SAJA
 DELIK KHUSUS YAKNI DELIK/TINDAK PIDANA TERTENTU (KHUSUS) DAN PELAKUNYA PUN ORANG-ORANG
TERTENTU SAJA (TDK SEMBARANG ORANG)
CONTOH : DELIK MILITER SEPERTI DISERSI YAKNI MELARIKAN DIRI ATAS TUGAS/KEWAJIBAN KEMILITERAN,
DELIK INI HANYA DAPAT DILAKUKAN OLEH SEORANG MILITER (PELAKUNYA PASTI HARUS MILITER)
 BERDASARKAN FAKTOR WAKTU ATAU LAMANYA DELIK ITU DILAKUKAN MAKA DELIK PADA DIBEDAKAN ATAS :
a) DELIK YANG DILAKUKAN SEKETIKA SAJA ATAU SEKALI SAJA
MIS : PENCOPETAN, PERAMPOKAN, PENCURIAN DAN PEMBUNUHAN
b) DELIK YG DILAKUKAN SECARA BERULANG-ULANG
MIS : PEMERASAN YG DILINDUNGI DGN ANCAMAN, PERJINAHAN YG DILINDUNGI SBG RAHASI
BERSAMA BAGI
PARA PELAKUNYA.
 BERDASARKAN FAKTOR SYARAT UTK DAPAT DITUNTUT MAKA DELIK DAPAT DIBEDAKAN ATAS :
a) DELIK ADUAN, YAITU DELIK YG MEMERLUKAN SYARAT MUTLAK AGAR DELIK TSB DAPAT
DITUNTUT DIMUKA
HAKIM, TANPA LAMPIRAN PENGADUANNYA MAKA TUNTUTAN PERKARA TSB MENJADI BATAL.
CONTOH : DELIK PENGHINAAN, AGAR DAPAT DIAJUKAN UTK DITUNTUT MAKA HARUS DIADUKAN
TERLEBIH
DAHULU OLEH PIHAK YG DIHINA
b) DELIK BIASA YAITU DELIK YG SETIAP SAAT DPT DITUNTUT PELAKUNYA OLEH YG BERWAJIB
TANPA PERLU
ADANYA PENGADUAN TERLEBIH DAHULU DARI PIHAK KORBANNYA.
F.BERDASARKAN FAKTOR SASARAN KEPENTINGAN YG DIGANGGU DELIK ITU DAPAT DIBEDAKAN ATAS :
a) DELIK SOSIAL (UMUM) SAMA DENGAN DELIK PADA UMUMNYA
b) DELIK POLITIK YAITU DELIK YG DIAJUKAN UTK MENGGANGGU KEAMANAN/KETERTIBAN NEGARA ATAU UTK

MENGANCAM KESELAMATAN KEPALA NEGARA


c) DELIK EKONOMI YAITU DELIK YAG DITUJUKAN UTK MENGGANGGU KELANCARAN PEREKONOMIAN NEGAR
BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN TDK LANGSUNG.
CONTOH : PENYEMBUNYIAN / PENIMBUNAN BARANG-BARANG KEBUTUHAN POKOK, PEMALSUAN UANG, BARANG CAP,
MEREK PENTING SECARA BESAR-BESARAN, PENYELUNDUPAN.
MACAM 2 HUKUMAN

MATI
PENJARA
POKOK
KURUNGAN

MACAM-2 DENDA
HUKUMAN

CABUT BBRP HAK TTT.


TAMBAHAN
RAMPAS BARANG TTT.
MENGUMUMKAN VONIS
HAKIM

20
UNSUR-2 PERBUATAN PIDANA

1. SUBYEK (SIAPA PELAKUNYA).

2. PERBUATAN (KELAKUAN DAN AKIBAT YG DITIMBULKAN).

3. SIFAT MELAWAN HUKUM DR PERBUATAN.

4. HAL IHWAL/KEADAAN YG MENYERTAI PERBUATAN.

5. KEADAAN TAMBAHAN YG MEMBERATKAN ATAU


MERINGANKAN PIDANA.

21
DOLUS & CULPA
( KESENGAJAAN & KEALPAAN )

KEALPAAN
Menurut VAN HAMMEL terjadinya kealpaan mengandung 2(dua) syarat:

1. Tdk membuat praduga yg diharuskan oleh hukum, dimana


mengandung 2 (dua) kemungkinan, yaitu:
a. Pelaku berfikir tdk akan terjadi akibat.
b. Pelaku sama sekali tdk memfikirkan akan terjadinya akibat atau
salah fikir (tabrakan).

2. Tdk melakukan kehati-hatian yg diharus-kan oleh hukum. Jika sifat


batin pelaku tdk mlkkn praduga, maka yg dinilai adl tingkah lakunya
berdasarkan norma-norma dlm masy. (mengoperasikan mobil yg tdk
layak jalan).

22
DOLUS & CULPA
( KESENGAJAAN & KEALPAAN )

KESENGAJAAN
1. TEORI KEHENDAK (WILLENS TEORI).
Kesengajaan mrpkn kehendak yg diarahkan pd terwujudnya
perbuatan sbgmana ditentukan UU.

2. TEORI PENGETAHUAN (VOOR STELLINGS TEORI).


Kesengajaan mrpkn kehendak utk berbuat dgn mengetahui unsur-
unsur yang diperlukan mnrt rumusan UU.
Dlm Kesengajaan dikenal 3 (tiga) corak, yakni:
a.Kesengajaan sbg maksud.
b.Kesengajaan sbg keharusan atau kepastian.
c.Kesengajaan sbg Dolus Eventualis.

23
DOLUS & CULPA
( KESENGAJAAN & KEALPAAN )

DOLUS/OPZET/SENGAJA
- Disini akibat dari perbuatannya telah diketahui dan memang diinginkan
atau dimaksudkan.
- Biasa dirumuskan dgn kata:
• Sengaja  Psl 368
• Dgn maksud  Psl 155, 157
• Diketahui Psl 204
- Unsur sengaja telah termasuk dlm sifat perbuatan yang disebutkan,
misalnya:
• Mengambil  Psl 362
• Memaksa  Psl 368
• Melawan dgn  Psl 212
kekerasan

24
ABSULUT
Yaitu suatu perbuatan pidana yg
hrs diadukan langsung oleh
korbannya (orang dirugikan)
contoh Psl. 284 KUHP.
DELIK
ADUAN RELATIF
Yaitu delik biasa tetapi
dilakukan dlm rumah tangga
dan dapat diadukan oleh salah
satu anggota keluarganya (367,
370 dan 376 KUHP).
25
TEMPUS & LOCUS DELIKTI

SAAT TERJADINYA PERISTIWA

Tentukan UU MANA YG DIBERLAKUKAN


TEMPUS
SAAT BERLAKUNYA KADALUWARSA

USIA TSK ATAU KORBAN

TEMPAT TERJADINYA TP

Tentukan PENGADILAN MANA YG BERHAK


LOCUS MENGADILI

HUKUM PIDANA NEGARA MANA YG


BERLAKU THD TP TERSEBUT.

26
PENIADAAN HUKUMAN

ADA 2 (DUA) ALASANNYA:

1. ALASAN PEMAAF
Yaitu alasan yg menghapuskan kesalahan si
Pelaku (Psl 44 KUHP).

2. ALASAN PEMBENAR
Yaitu alasan yg dpt menghapuskan sifat
melawan hukum perbuatan yg terjadi (Psl 48,
49, 50 dan 51 KUHP).

27
YG TERMASUK ALASAN PEMBENAR

1. OVERMACHT (PSL 48 KUHP)


“Barangsiapa melakukan perbuatan karena pengaruh dgn paksa,
TIDAK DIPIDANA”
- Terjepit antara dua kepentingan.
- Terjepit antara kepentingan dan kewajiban.
- Terjepit antara dua kewajiban.

2. NOODWEER (PASAL 49 KUHP)


“Barangsiapa terpaksa melakukan pembelaan karena ada serangan,
ancaman serangan ketika itu terhadap diri kehormatan, kesusilaan,
harta benda baik kepunyaan sendiri maupun orang lain, TIDAK
DIPIDANA”.
Ada 3 (tiga) unsur pd Noodweer:
- Harus ada serangan.
- Harus ada jalan untuk menghalau saat itu.
- Harus ada keseimbangan.

28
Lanjutan….

3. PELAKSANAAN UU DAN PERINTAH JABATAN


a. Melaksanakan UU (Psl 50 KUHP).
“Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan
ketentuan UU, TIDAK DIPIDANA”.
b. Melaksanakan Perintah Jabatan.
- Perintah hrs dikeluarkan oleh Pejabat yg berwenang utk itu.
- Karena hati yg jujur, menyangka Pejabat tersebut
memang berhak dan berwenang untuk itu.
Ada 2 (dua) syarat utk membebaskan tersangka / terdakwa:
- Pandangan Subyektif. Artinya dlm batin yg diperintah hrs
mengira bhw perintah itu sah.
- Pandangan Obyektif. Yaitu dari fakta-2 yg ada adl masuk
akal.

29
GUGURNYA KEWAJIBAN
MENJALANKAN HUKUMAN

Meninggalnya
si
Pelaku/terhukum
(Pasal 83 KUHP)
GUGURNYA Kadaluwarsa
KEWAJIBAN (Pasal 84 (1) KUHP).
MENJALANKAN
HUKUMAN
Grasi dari Presiden
(UUD 1945)

30
PERCOBAAN
Ada 3 (tiga) unsur dalam percobaan :

1. Unsur NIAT (Voornemen).


a. NIAT, tidak sama dgn kesengajaan tetapi secara
potensial dpt menjadi kesengajaan.
b. NIAT, jika belum semua diselesaikan /dilaksanakan
menjadi kejahatan, maka NIAT tetap masih ada yg
merupakan sifat batin dan menjadi arah kepada
perbuatan (percobaan terhenti).
c. Isinya NIAT tidak dapat diambil dari isinya
kesangajaan.

31
PERCOBAAN
2. Unsur Permulaan Pelaksanaan (Bagian Van Uitvoering).
a. Permulan pelaksanaan tidak sama dgn persiapan
pelaksanaan.
b. Oleh karena itu harus ada 3 (tiga) syarat yg harus
dipenuhi:
- Secara Obyektif, apa yg telah dilakukan pelaku,
harus mendekati delik yg berarti harus
mengandung petensi untuk mewujudkan DELIK.
- Secara Obyektif, di aspek niat, tdk ada keraguan
lagi bahwa perbuatan itu diarahkan pada DELIK.
- Merupakan perbuatan melawan hukum.

32
PERCOBAAN
3. Unsur tidak selesainya perbuatan / pelaksanaan bukan
karena kehendaknya.

a. Maksudnya untuk menjamin tidak dipidananya


orang yg secara sukarela membatalkan pelaksanaan
kejahatan yg telah dimulai.

b. Kesulitan yg dihadapi terletak pada penyusunan


Surat Dakwaan, apakah tidak selesainya
perbuatan karena membatalkan secara sukarela
atau tidak.

33
PENYERTAAN
1. PELAKU (PLEGER)

2. TURUT SERTA MELAKUKAN


(MEDE PLEGER).

3. MENYURUH MELAKUKAN
(DOEN PLEGER)

4. PENGANJURAN = MEMBUJUK
UTK MELAKUKAN (UITLOKER)

5. PEMBANTUAN
(MEDEPLICHTEGHEID)

34
PENYERTAAN

1. PELAKU (PLEGER)
a. Adalah orang yg melakukan perbuatan
sebagaimana yg ditentukan dlm RUMUSAN
DELIK (formal maupun material).
b. Pleger dalam Penyertaan hrs dgn alasan:
- Menunjuk kpd Penyertaan lainnya.
- Jika tanpa penyertaan lainnya, bukan
merupakan bagian dari bentuk
penyertaan.

35
PENYERTAAN
2. TURUT SERTA MELAKUKAN (MEDE PLEGER).
a. Harus merupakan pelaku yg lengkap dari
seluruh perbuatan pelaksanaan PENYERTA
LAINNYA, melakukan seluruh unsur delik “bukan
berarti” SELURUH PESERTA melakukan SELURUH-
nya secara bersama-sama, tetapi hal terpenting
adalah KERJA SAMA YG ERAT ANTARA MEREKA PD
SAAT MELAKUKAN DELIK.
b. Ada 2 (dua) unsur mede pleger:
- Kesengajaan untuk mengadakan kerja
sama dalam menimbulkan delik.
- Kesengajaan terhadap perbuatan yang
dilakukan dalam kerja sama.
36
PENYERTAAN
3. MENYURUH MELAKUKAN (DOEN PLEGER)
Ini dpt terjadi, jika seseorang yg memiliki kehendak,
menggunakan orang lain untuk melakukan delik.

4. PENGANJURAN=MEMBUJUK UTK MELAKUKAN


(UITLOKER)
a. Uitloker (aktor intelektual) ditentukan scr limitatif, daya
upaya, antara lain:
- Memberi/menjanjikan sesuatu.
- Menyalahgunakan kekuasaan.
- Dgn kekerasan.
- Memakai ancaman.
- Memberi kesempatan, sarana.
b. Syarat untuk Uitloker:
- Harus ada orang yg memiliki opzet untuk
melakukan delik.
- Harus ada yg dianjurkan.
- Sarannya sesuai dgn yg dianjurkan.
PENYERTAAN

5. PEMBANTUAN (MEDEPLICHTEGHEID)

a. Dpt terjadi pada saat timbulnya delik tanpa daya


upaya tertentu dan dapat terjadi dgn mendahului
delik melalui daya upaya memberi kesempatan,
sarana.
b. Dalam pembantuan dapat terjadi pembentuan aktif
dan pasif.
c. Pada pembantuan pasif, persoalannya tidak
melakukan sesuatu sbg perbuatan pembantuan.

38
GABUNGAN TINDAK PIDANA
(CONCORSUS = SAMENLOOP)
PENGERTIAN :
Satu orang atau sekelompok orang yang melakukan beberapa tindak
pidana pada dasarnya:
1. Melanggar lebih dari satu ketentuan pidana.
2. Atas perbuatan tsb belum pernah dijatuhi putusan sebelumnya, shg
perbuatan tsb akan digabungkan untuk kemudian dijatuhi satu
putusan sekaligus thd pelakunya.
3. Dilakukan pada suatu waktu saja atau pada beberapa waktu yg
berbeda.
4. Perbuatan tersebut dapat berupa:
- Kejahatan/pelanggaran.
- Sejenis atau berbeda jenis hukuman pokoknya.
- Berbeda kadar/kualitas berat/nuansanya.

39
SISTEM PENGHUKUMAN DLM SAMENL

1. SISTEM POLITIK
a. Sistem Kumulasi
Dgn menjumlahkan semua ancaman hukuman dari
masing-masing TP yg telah dilakukan si Pelaku.

b. Sistem Absorbsi.
Hanya dengan menjatuhi ancaman hukuman yg
terberat diantara kesalahan-kesalahan si Pelaku.

40
SISTEM PENGHUKUMAN DLM SAMENLO

2. SISTEM TAMBAHAN
a. Sistem Absorbsi Yang Dipertajam
Dgn menjatuhkan satu hukuman yg terberat saja
diantara semua kesalahan, kemudian ditambah 1/3
ancaman hukuman terberat tersebut.
b. Sistem Campuran (Gabungan antara Sistem
Kumulasi dan Sistem Absorbsi Yang Dipertajam).
Dgn menjatuhkan semua ancaman hukuman dari
masing-masing kesalahan Pelaku (Sitem Kumulasi)
tetapi jumlah semua hukuman tersebut tidak boleh
melebihi hukuman yang terberat ditambah 1/3-nya
(Sistem Absorbsi).

41
1. UNSUR SUBYEKTIF, YAITU UNSUR-UNSUR YG MELEKAT PD
DIRI SIPELAKU ATAU YG BERHUBUNGAN DG DIRI SIPELAKU
& TERMASUK JUGA SEGALA SESUATU YG TERKANDUNG
DIDALAM DIRINYA, MELIPUTI :
- KESALAHAN ( DG SENGAJA/OPZET ) & KELALAIAN ( CULPA)
- NIAT / RENCANA ( METVOORBEDACHTE RADE )
- DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN ( TOEREKENINGVATS-
BAARHEID ).

2. UNSUR OBYEKTIF, YAITU UNSUR YG ADA BERADA DILUAR DIRI


SI PELAKU, MELIPUTI :
- PERBUATAN,
- AKIBAT,
- KEADAAN,
- MELAWAN HUKUM ( WEDERECHTELIJKHEID )

42
PERCOBAAN YG DIPERSOALKAN DLM HUKUM PIDANA ADLH
PERCOBAAN UTK MELAKUKAN KEJAHATAN BUKAN PERCOBAAN
PELANGGARAN (PSL 53 & PSL 54 KUHP)

> PERBUATAN DILAKSANAKAN YG MENDAHULUI PERBUATAN TSB


TDK JADI TERLAKSANA.
> ATAU SEKALIPUN TERLAKSANA MAKA TDK BERHASIL
MENIMBULKAN AKIBAT YG DIHARAPKAN, KRN BERBAGAI SEBAB
DILUAR KEHENDAK SI PELAKU.

SEBAB-2 KEGAGALAN KEHENDAK SI PELAKU ITU PD DASARNYA


MERUPAKAN SUATU KESALAHAN, YAITU HUBUNGAN JIWA YG ADA
ANTARA SIPELAKU DGN PERBUATAN BESERTA AKIBAT YG
DIKEHENDAKI SEDEMIKIAN RUPA SHGG PERBUATAN TSB DPT
DIPERTANGGUNG JAWABKAN KPD SI PELAKU.

43
A. PERCOBAAN PELANGGARAN (PSL 54 KUHP)
B. PERCOBAAN YG BARU BRP PERBUATAN PERSIAPAN & BLM BRP
PERBUATAN PELAKSANAAN.
C. PERCOBAAN TP KEJAHATAN YG TDK JADI DILAKUKAN ATAU TDK
JADI MENIMBULKAN AKIBAT KRN DIURUNGKAN BERDASARKAN
KEMAUAN SI PELAKU SENDIRI.
D. PERCOBAAN UTK MENGANIAYA (PSL 351 (5) KUHP)
E. PERCOBAAN UTK BERKELAHI SATU LAWAN SATU ATAU
PERCOBAAN PERANG TANDING (PSL 184 (5) KUHP).
F. PERCOBAAN YG TDK MEMPUNYAI HUB. LANGSUNG ANTARA
PERBUATANNYA DGN KEJAHATAN YG DIRENCANAKAN.

44
1. PASAL 48 KUHP ( overmacht )
- Barang siapa, melakukan perbuatan karena terpaksa,
- Oleh sesuatu kekuasaan,
- yg tdk dpt dihindarkan,
- tdk dpt dihukum

( adanya paksaan lahir batin dari suatu kekuasaan / situasi yg


tidak dapat dilawan yang bersifat absolut, bersifat relatif dan
atau keadaan darurat )

45
2. PASAL 49 ( NOODWEER / pembelaan darurat )
Ayat (1) - Barang siapa, melakukan perbuatan yg terpaksa dilakukannya,
- utk mempertahankan dirinya atau diri orang lain,
- mempertahankan kehormatan atau,
- harta benda sendiri atau kepunyaan orang lain
- dari serangan yg melawan hak & mengancam dg sengaja pd
saat itu
- tidak boleh dihukum

Ayat (2) - Melampaui batas pertahanan yang sangat perlu,


- jika perbuatan itu dengan sekonyong-konyong
- dilakukan dg perasaan tergoncang,
- dg segera pada saat itu juga
- tidak boleh dihukum

46
3. PASAL 50 KUHP
- Barang siapa, melakukan perbuatan,
- Utk menjalankan peraturan undang-undang,
- tdk dpt dihukum

4. PASAL 51
Ayat (1) - Barang siapa, melakukan perbuatan,
- utk menjalankan perintah jabatan,
- yg diberikan oleh kuasa yg berhak akan itu,
- tidak boleh dihukum
Ayat (2) - Perintah jabatan yg diberikan oleh kuasa yg tidak berhak,
- tdk membebaskan dari hukuman,
- kecuali yg diperintah memandang perintah itu diberikan oleh
kuasa yg berhak dg sah

47
1. PASAL 53 KUHP
Ayat (1) - percobaan utk melakukan kejahatan terancam
hukuman,
- bila maksud sipembuat sudah nyata dg
dimulainya perbuatan itu,
- perbuatan itu tdk jadi sampai selesai,
- karena pd suatu yg tdk tergantung dari
kemauannya sendiri
Ayat (2) - maksimum hukuman utama pada kejahatan
pokok, dikurangkan sepertiganya

2. PASAL 54 KUHP - percobaan thd pelanggaran tdk dihukum

48
TURUT SERTA MELAKUKAN
PERBUATAN YG DPT DIHUKUM

1. PASAL 55 ayat (1) KUHP


1e. Orang yg melakukan, atau yg. menyuruhmelakukan,
atau yg. Turut melakukan perbuatan itu
2e. Orang yg dg pemberian, atau perjanjian, atau salah
memakai kekuasaan,atau memberi kesempatan,
atau memberi keterangan atau membujuk utk
melakukan kejahatan
2. PASAL 56 ( MEMBANTU MELAKUKAN KEJAHATAN )
1e. Dg sengaja membantu melakukan kejahatan
2e. Dg sengaja memberi kesempatan, daya upaya atau
keterangan utk melakukan kejahatan

49
GABUNGAN PERBUATAN
YANG DAPAT DIHUKUM
PASAL 63 KUHP
AYAT (1) – Jika sesuatu perbuatan termasuk dlm beberapa
ketentuan pidana,
- hanya dikenakan satu ketentuan saja,
- jika hukumannya berlainan, maksimal yang
dikenakan adalah hukuman terberat

AYAT (2) – Jika sesuatu yang terancam hukuman oleh


ketentuan pidana umum dan oleh ketentuan
pidana yg khusus ( istimewa ),
- maka ketentuan pidana yg khusus ( istimewa )
itu saja yg akan dikenakan / digunakan.

50
GUGURNYA HAK MENUNTUT &
GUGURNYA HUKUMAN
1. PASAL 76 KUHP
Ayat (1)
- Kecuali dlm hal putusan hakim masih boleh diubah
lagi, orang tdk boleh dituntut sekali lagi, lantaran
perbuatannya telah diputus oleh Hakim dg keputusan
yg tetap. ( ne bis in idem )

2. PASAL 77 KUHP
- Hak menuntut hukuman gugur, karena tersangka
meninggal dunia.

51
GUGURNYA HAK MENUNTUT &
GUGURNYA HUKUMAN
3. PASAL 78 KUHP

Hak menuntut hukuman gugur, karena lewat waktunya

1e. Sesudah lewat 1 tahun, bagi segala pelanggaran


& kejahatan mempergunakan percetakan ;
2e. Sesudah lewat 6 tahun, bagi kejahatan yg terancam
hukuman denda, kurungan atau penjara tdk lbh dr 3 th,
3e. Sesudah lewat 12 tahun, bagi segala kejahatan yg
terancam hukuman penjara lebih dari 3 tahun ;
4e. Sesudah lewat 18 tahun, bagi segala kejahatan yg
terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup

52
GUGURNYA HAK MENUNTUT &
GUGURNYA HUKUMAN

4. PASAL 82 KUHP
ayat (1)
- Hak menuntut hukuman bagi pelanggaran yg
terancam hukuman utama hanya denda, dinyatakan
gugur apabila maksimum denda telah dibayar, atas
kemauan sendiri dan ongkos perkaranya juga sudah
dibayar

ayat (2)
- jika ancamannya selain denda juga rampasan, maka
benda yg patut dirampas itu hrs diserahkan atau
dibayar harganya yang ditaksir oleh pejabat yang
berwenang.

53
KEJAHATAN TERHADAP
KETERTIBAN UMUM
3. PASAL 170 KUHP, UNSUR-UNSURNYA SBB :
ayat (1),
- Barang siapa yg dimuka umum,
- bersama-sama melakukan kekerasan,
- terhadap orang atau barang,
- dihukum penjara 5 tahun 6 bulan.

ayat (2),
- jika menyebabkan luka dihukum 7 tahun
- jika mengakibatkan luka berat dihukum 9 tahun
- jika mengakibatkan matinya orang dihukum 12 tahun

54
KEJAHATAN TERHADAP
KEKUASAAN UMUM
1. PSL. 211 KUHP, dg unsur-unsurnya :
- Barang siapa dg kekerasan atau ancaman kekerasan,
- memaksa seorang pegawai negeri spy menjalankan perbuatan
jabatan atau mengalpakan perbuatan jabatan yg sah, (4 thn ).

2. PSL. 212 KUHP, dg unsur-unsurnya :


- Barang siapa dg kekerasan atau ancaman kekerasan,
- melawan seorang pegawai negeri yg melakukan pekerjaannya
yg sah atau melawan kpd orang yg membantu pegawai negeri
itu karena kewajibannya menurut undang-undang atau karena
permintaan pegawai negeri itu, ( Penjara 1 thn 4 bln ).

55
KEJAHATAN TERHADAP
KEKUASAAN UMUM
3. PSL. 216 KUHP, dg unsur-unsurnya :
- Barang siapa dg sengaja,
- tdk menurut perintah atau tuntutan
- yg dilakukan menurut UU oleh Pegawai Negeri yg
melakukan penyelidikan / penyidikan, atau
- sengaja mencegah, merintangi / menggagalkan kegiatan
Pegawai Negeri itu dalam melakukan penyidikan
( Penjara 4 bln 2 minggu ).

56
KEJAHATAN TERHADAP
KEKUASAAN UMUM
4. PASAL 220 KUHP, dengan unsur-unsurnya :
- Barang yg memberitahukan atau mengadukan,
- bhw ada terjadi suatu perbuatan yg dpt dihukum
- sedang ia tahu bhw perbuatan itu sebenarnya
tidak ada

( Penjara 1 tahun 4 bulan ).

57
KEJAHATAN TERHADAP
KEKUASAAN UMUM
5. PSL. 224 KUHP, dg unsur-unsurnya :
- Barang siapa yg dipanggil,
- menurut UU akan menjadi saksi, ahli atau jurubahasa,
- dg sengaja tdk memenuhi kewajiban yg sepanjang UU
harus dipenuhi, dalam jabatan tsb.
1e. Dlm perkara pidana dihukum 9 bulan,
2e. Dlm perkara lain, dihukum 6 bulan

58
KEJAHATAN TERHADAP KEKUASAAN UMUM

6. PSL. 231 KUHP, dg unsur-unsurnya :


- Barang siapa dg sengaja,
- melepaskan barang yg telah disita menurut
UU atau
- melepaskan dr simpanan atas perintah hukum,
- atau menyembunyikan barang itu,
- sedang diketahui nya bahwa barang itu
dilepaskan dari simpanan atau sitaan
( Penjara 4 tahun ).

59
KEJAHATAN TERHADAP
KEKUASAAN UMUM
7. PSL. 233 KUHP, dg unsur-unsurnya :
- Barang siapa dg sengaja,
- menghancurkan, merusakkan atau tidak dapat
dipakai lagi, atau
- menghilangkan barang yg digunakan utk barang
bukti,
- atau surat pembukti ( akte ), atau surat keterangan

atau daftar,
- yg disimpan menurut perintah kekuasaan umum
atau diserahkan kepada pegawai
( Penjara 4 tahun ).
60
SUMPAH PALSU &
KETERANGAN PALSU

PASAL 242 KUHP, dengan unsur-unsur :


- barang siapa dlm hal-hal yg menurut peraturan
perundang-undangan,
- menuntut suatu keterangan itu membawa akibat
hukum,
- dengan sengaja memberi keterangan palsu,
- yg ditanggung dgn sumpah,
- baik dg lesan maupun tulisan,
- maupun oleh dia sendiri atau kuasanya yg khusus
ditunjuk utk itu.
( dihukum selama 7 tahun )
61
MEMALSUKAN SURAT-SURAT
1. PASAL 263 KUHP
Ayat (1) dg unsur-unsurnya :
- Barang siapa membuat surat palsu/memalsukan surat,
- Yg dpt menerbitkan suatu hak/suatu perjanjian/suatu pembebasan utang / yg
dapat dipergunakan sebagai ket bagi suatu perbuatan
- dg maksud akan menggunakan / menyuruh orang lain menggunakan
surat-surat itu, seolah-olah surat itu asli & tdk dipalsukan,
- kalau dpt mendatangkan suatu kerugian

Ayat (2) dg unsur-unsurnya :


- Barang siapa dg sengaja,
- menggunakan surat palsu atau yg dipalsukan
- seolah-olah surat itu asli & tdk dipalsukan,
- kalau dpt mendatangkan suatu kerugian

62
MEMALSUKAN SURAT-SURAT

2. PASAL 264 AYAT (1) 1e, 2e, 3e, 4, 5e KUHP,


UNSUR-UNSURNYA SBB :
- Barang siapa,
- memalsukan surat-surat,
- surat autentik, atau
- surat utang, surat tanda utang (sertifikat), atau
- saham-saham/ surat utang/ sertifikat tanda
saham/ tanda utang dari suatu perseroan, atau
- deviden, atau
- mengenai surat utang piutang/ surat perniagaan,
- dihukum dengan pidana penjara maks 8 tahun.
63
MEMALSUKAN SURAT-
SURAT
3. PASAL 266 KUHP, Unsur-2 nya :

OBYEKTIF :
- barang siapa,
- menyuruh memasukkan kedalam akte autentik :
- keterangan palsu
- tentang hal yg kebenarannya hrs dinyatakan

SUBYEKTIF :
- dengan maksud :
- memakai akte itu ;
- menyuruh orang lain memakai ;
- seolah-olah keterangan itu benar
- apabila mendatangkan kerugian
64
MEMBUKA RAHASIA
1. PASAL 322 AYAT (1) KUHP, UNSUR-UNSURNYA SBB :

- Barang siapa,
- dengan sengaja,
- membuka suatu rahasia,
- yang menurut jabatannya/ pekerjaannya baik
dahulu maupun sekarang wajib disimpannya,
- dihukum dengan pidana penjara maks 9 bulan,
denda maks. Rp. 9.000,-

65
MEMBUKA RAHASIA
2. PASAL 323 AYAT (1) KUHP, UNSUR-UNSURNYA SBB :
- Barang siapa,
- dengan sengaja,
- menyiarkan hal ikhwal istimewa,
- tentang suatu perusahaan perniagaan/ kerajinan/
pertanian,
- dimana ia bekerja/ tempat dimana ia dahulu
bekerja,
- yang mana ia wajib merahasiakannya,
- dihukum dengan pidana penjara maks 9 bulan,
denda maks. Rp. 9.000,-
66
KEJAHATAN TERHADAP
KEMERDEKAAN SESEORANG
PASAL 333 KUHP

Ayat (1) dg unsur-unsurnya :


- Barang siapa dg sengaja menahan orang, atau meneruskan tahanan itu,
- dg melawan hak,
- dihukum penjara dg hukuman 8 tahun

Ayat (2) :
- jika perbuatan itu menyebabkan luka berat, dihukum 9 tahun

Ayat (3) :
- jika perbuatan itu menyebabkan kematian orang, dihukum 12 tahun

Ayat (4) :
- hukuman juga dijatuhkan kpd orang yg sengaja memberi tempat utk
menahan orang dg melawan hak
67
PENCURIAN
1. PASAL 362, dengan unsur-unsur :

a. OBYEKTIF
- Mengambil,
- Suatu barang,
- Yg sama sekali atau sebagaian termasuk
kepunyaan orang lain,

b. SUBYEKTIF
- Dengan maksud
- akan memiliki barang itu,
- Dengan melawan hak.

68
PENCURIAN
( DENGAN PEMBERATAN )
2. Psl. 363 KUHP,
Ayat (1)
ke-1 pencurian ternak
ke-2 penc. pada saat kebakaran, letusan, gempa bumi, gunung
meletus, kapal karam, kec. Kereta api, huru-hara.
ke-3 penc. malam hari, dlm suatu rumah / pekarangan tertutup
dilakukan tanpa sepengetahuan yg berhak.
ke-4 penc. dilakukan oleh 2 orang atau lebih,
ke-5 pelaku masuk dg cara membongkar, merusak, memanjat,
menggunakan kunci palsu, perintah palsu, pakaian palsu

Ayat (2) penc malam hari, disertai ke-4 & atau ke-5
69
PENGGELAPAN
1. PASAL 372 KUHP, dengan unsur-unsur :
a. OBYEKTIF
- Memiliki,
- Sesuatu barang,
- Yang sama sekali atau sebagaiannya
termasuk
kepunyaan orang lain,
- Barang itu ada dlm tangannya bukan krn
kejahatan

b. SUBYEKTIF
- Dengan sengaja,
- Dengan melawan hak,
70
PENGGELAPAN
2. PASAL 374, dengan unsur-unsur sebagaimana
pada penggelapan dlm bentuk pokok, yang :
- Dilakukan oleh orang
- yg memegang barang itu berhubungan
dg pekerjaannya atau jabatannya atau,
- karena ia mendapat upah uang.
- dihukum penjara 5 tahun

71
P E N I P U A N
PASAL 378 KUHP, dengan unsur-unsur :
- barang siapa,
- dengan maksud,
- hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain,
- dengan melawan hak,
- baik dg nama palsu, atau keadaan palsu,
- baik dg akal & tipu muslihat, maupun dg karangan
kata-kata bohong
- membujuk orang supaya memberikan sesuatu barang,
membuat hutang atau menghapuskan piutang,
( dihukum karena penipuan selama 4 tahun )

72
MENGHANCURKAN ATAU
MERUSAK BARANG
PASAL 406 ayat (1) KUHP, dengan unsur-unsur :

- barang siapa dengan sengaja & dgn melawan hak,


- membinasakan, merusakkan, membuat sehingga tidak
dapat dipakai lagi, atau
- menghilangkan sesuatu barang yang sama sekali atau
sebagaiannya kepunyaan orang lain.
( dihukum penjara selama 2 tahun 8 bulan )

PASAL 406 ayat (2) KUHP, dengan unsur-unsur :

- hukuman serupa juga dikenakan kepada orang yang


dengan sengaja dan dengan melawan hak,
- membunuh, merusakkan, membuat sehingga tidak
dapat digunakan lagi atau menghilangkan binatang,
yg sama sekali atau sebagaiannya milik orang lain.

73
26/11/2010 BIRAMA SECURITY TRAINING 74

Anda mungkin juga menyukai