1. Sejarah hukum, yaitu suatu disiplin hukum yang mempelajari asal usul terbentuknya dan perkembangan suatu
sistem hukum dalam suatu masyarakat tertentu dan memperbanding antara hukum yang berbeda karena dibatasi
oleh perbedaan waktu;
2. Sosiologi hukum, yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara empiris dan analitis mempelajari hubungan
timbal balik antara hukum sebagai gejala sosial dengan gejala sosial lain (Soerjono Soekanto);
3. Antropologi hukum, yakni suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari pola-pola sengketa dan
penyelesaiannya pada masyarakat sederhana, maupun masyarakat yang sedang mengalami proses perkembangan
dan pembangunan/proses modernisasi (Charles Winick);
4. Perbandingan hukum, yakni suatu metode studi hukum yang mempelajari perbedaan sistem hukum antara negara
yang satu dengan yang lain. Atau membanding-bandingkan sistem hukum positif dari bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain;
5. Psikologi hukum, yakni suatu cabang pengetahuan yang mempelajari hukum sebagai suatu perwujudan
perkembangan jiwa manusia (Purnadi Purbacaraka).
METODE PENDEKATAN ILMU HUKUM
Metode Analisis: Berititik tolak pada suatu pandangan bahwa hukum sebagai perwujudan
dari nilai-nilai tertentu, yaitu keadilan.
Metode Analisis Normatif: Melihat hukum sebagai suatu aturan yang abstrak. Metode ini
melihat hukum sebagai lembaga yang benar-benar otonom dan dapat dibicarakan sebagai
subjek tersendiri, terlepas dari hal-hal lain yang berkaitan dengan peraturan-peraturan.
Metode Sosiologis: Bertitik tolak dari pandangan yang melihat hukum sebagai alat pengatur
masyarakat (as tool engenering social).
Metode Historis: Metode yang mempelajari hukum dengan melihat sejarah hukum itu
sendiri.
Metode Sistematis: Metode yang mempelajari hukum dengan cara melihat hukum sebagai
satu system yang terdiri dari sub-sub system. Misalnya: hukum pidana, perdata, HTN. Ilmu
pengetahuan hukum dengan cara seperti ini disebut, systematiche rechtsweten schap.
Metode Komparatif: Metode yang mempelajari hukum dengan membandingkan antara tata
hukum yang berlaku di suatu negara tertentu dengan tata hukum yang berlaku di di negara
lain baik di masa sekarang atau lampau.
MASYARAKAT DAN KAIDAH SOSIAL
Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan
yang mereka anggap sama; (KBBI)
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah system semi tertutup (atau semi
terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut; (Wikipedia)
Kaidah adalah rumusan asas yang menjadi hukum; aturan yang sudah pasti; (KBBI)
Didalam hukum, kaidah diartikan sebagai patokan atau pedoman kehidupan;
Kaedah sosial adalah ketentuan-ketentuan tentang baik buruk perilaku manusia di tengah pergaulan
hidupnya dan peraturan hidup yang mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat, dengan
menentukan perangkat-perangkat atau penggal-penggal aturang yang bersifat perintah dan anjuran
serta larangan-larangan;
Fungsi kaidah sosial atau norma sosial yaitu untuk membentuk sebuah tatanan hukum atau sosial
yang tepat dan juga memastikan bahwa tatanan sosial yang telah dibentuk telah tepat dan tidak
memberikan ketimpangan ;
MASYARAKAT DAN KAIDAH SOSIAL
Masyarakat dan Kaedah Sosial merupakan dua hal yg tidak dapat dipisahkan, saling berhubungan dng
erat.
Ketertiban dlm masyarakat diciptakan bersama-sama;
Norma dalam masyarakat bermacam-macam;
Masyarakat memerlukan tatanan dalam masyarakat, yaitu : yg menciptakan hubungan-hubungan yg
tetap dan teratur antara anggota-anggota masyarakat.
Tatanan itu terdiri dari : kebiasaan, hukum, dan kesusilaan;
Tatanan Kebiasaan adalah tatanan yg terdiri dari norma-norma yg dekat ekali dengan kenyataan.
(diangkat dari dunia kenyataan); bersifat teratur, diterima sebagai kaidah masyarakat.
Tatanan Hukum adalah yang dibuat secara sengaja oleh suatu badan perlengkapan dalam masyarakat
yg khusus diberi tugas untuk menjalankan penciptaan atau pembuatan hukum itu; “siapakah yg
menentukan jenis ketertiban tertentu itu?”;
Tataanan Kesusilaan adalah berpegangan kepada ideal yg masih harus diwujudkan dalam masyarakat;
PENGERTIAN HUKUM
Secara etimologis,
Hukum berasal dr Bahasa arab, yg mengandung pengertian bertalian erat
dengan, maksudnya dapat melakukan paksaan;
Recht berasal dr kata Rectum dalam Bahasa latin, mengandung arti bimbingan
atau tuntutan, atau pemerintahan; berhubungan dengan rectum dikenal dengan
kata REX, yaitu orang yg pekerjaannya memberikan bimbingan atau memerintah
(REX juga diartikan sbg RAJA)
IUS berarti Hukum. Berasal dari Bahasa latin IUSBERE artinya mengatur atau
memerintah; istilah ius berhubungan erat dengan IUSTITIA atau keadilan, pd
jaman dahulu iustitia bagi orang yunani adalah dewi keadilan, yg dilambangkan
dengan wanita dengan keduan matanya tertutup, dengan tangan kirinya
memegang neraca dan tangan kanan memegang sebuah pedang;
PENGERTIAN HUKUM
Secara umum hukum adalah seluruh aturan tingkah laku berupa norma/kaidah
baik tertulis maupun tidak tertulis yg dapat mengatur dan menciptakan tata tertib
dlm masyarakat yg harus ditaati oleh setiap anggota masyarakatnya berdasarkan
keyakinan dan kekuasaan hukum; (pengertian tersebut didasarkan pd
pengelihatan hukum dlm arti kata materiil;
Dalam arti kata formal, hukum adalah kehendak ciptaan manusia berupa norma-
norma yg berisikan petunjuk-petunjuk tingkah laku, tentang apa yg boleh
dilakukan dan tentang apa yg tidak boleh dilakukan, yg dilarang dan dianjurkan
untuk dilakukan;
Oleh karena itu hukum harus mengandung nilai-nilai keadilan, kegunaan atau
kemanfaatan, dan kepastian hukum.
PENGERTIAN HUKUM
Untuk memperdalam pengertian hukum, alangkah baiknya mengetahui rumusan para ahli dalam memberikan pengertian
tentang hukum, sbb:
1. Satjipto rahardjo, hukum adalah karya manusia berupa norma-norma berisikan petunjuk-petunjuk tingkah laku;
2. Sudikno mertokusumo, hukum adalah kaidah hukum merupakan ketentuan atau pedoman tentang apa yg
seyogyanya atau seharusnya dilakukan;
3. Abdul manan, suatu rangkaian peraturan yg menguasai tungkah laku atau perbuatan tertentu dr manusia dalam
hidup bermasyarakat;
4. Soerjono soekanto dan purnadi purbacaraka, hukum diartikan sebagai:
Hukum sbg ilmu pengetahuan;
Hukum sbg ilmu suatu disiplin;
Hukum sbg kaidah;
Hukum sbg tata hukum;
Hukum sbg petugas;
Hukum sbg keputusan penguasa;
Hukum sbg proses pemerintahan;
Hukum sbg sikap tindak ajek natau perikelakuan yg teratur;
Hukum sbg nilai-nilai;
PENGERTIAN HUKUM
Adapun ukuran dewasa manusia sebagai subjek hukum adalah sebagai berikut:
1. Hukum islam, dewasanya seorang pria adalah mereka yg sudah mimpi basah dan dewasanya
seorang perempuan adalah mereka yg sudah haid;
2. KUHPerdata, dewasanya seorang pria adalah yg telah berumur 18 tahun dan dewasanya
seorang wanita adalah yg telah berumur 15 tahun (pasal 29 KUHPdt);
3. UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, dewasanya seorang pria adalah setelah ia berumur 19
tahun dan dewasanya seorang wanita adalah mereka yg telah berumur 16 tahu (Pasal 7 Ayat (1));
4. KUHP, dewasanya seorang pria dan wanita adalah yg telah berumur 18 tahun (Pasal 45 KUHP);
5. UU No. 12 tahun 2003 sebagaimana telah direvisi dengan UU No, 15 Tahun 2011 Tentang
Penyelenggaraan Pemilihan Umum, dewasanya seorang pria dan wanita adalah yg telah
berumur 17 tahun;
6. Hukum adat, dewasanya seseorang adalah mereka yg telah bisa mencari nafkahnya sendiri;
7. UU No. 62 Tahun 1958 sebagaimana telah direvisi dengan UU No. 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan RI, dewasanya seseorang apabila telah berumur 21 tahun. (Pasal 5 ayat (2)a).
SUBJEK DAN OBJEK HUKUM
Badan Hukum (recht person) adalah suatu badan yg terdiri dari kumpulan orang yg diberi status
“person” oleh hukum sehingga mempunyai hak dan kewajiban;
Dalam hukum perdata, badan hukum adalah pendukung hak dan kewajiban yg tidak berjiwa;
Badan hukum dapat menjalankan perbuatan hukum sebagai pembawa hak dan kewajiban
manusia; artinya dapat berbuat seperti manusia, misalnya melakukan perjanjian, mempunyai
kekayaan yg terlepas dari para anggotanya dan sebaginya;
Perbedaan yg mencolok antara badan hukum dengan manusia sebagai pendukung hak adalah
badan hukum tidak dapat melangsungkan perkawinan, dan tidak dapat dipenjarakan. Akan tetapi
badan hukum dapat dibubarkan;
Syarat akar dapat disebut sebagai badan hukum adalah sebagai berikut:
1. Adanya harta kekayaan yg terpisah;
2. Mempunyai tujuan tertentu;
3. Mempunyai kepentingan sendiri;
4. Adanya organisasi teratur.
SUBJEK DAN OBJEK HUKUM
Objek Hukum
Objek hukum adalah segala sesuatu yg berguna bagi subjek hukum (manusia dan
badan hukum) dan yg dapat menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi
para subjek hukum, yg oleh karenanya dapat dikuasai oleh subjek hukum;
Penegasannya, objek hukum adalah segala sesuatu yg dapat dimanfaatkan oleh
subjek hukum secara yuridis (menurut atau berdasarkan hukum), maksudnya
adalah manfaatnya yg harus diperoleh dengan jalan hukum;
Segala sesuatu yg dapat diperoleh secara bebas dari alam (benda non ekonomi),
seperti angin, cahaya/matahari, bulan, air di daerah pegunungan dan
pemanfaatannya tidak diatur dalam hukum tidak bisa disebut sebagai objek hukum;
Benda dalam KUHPdt diatur dalam buku ke 2;
SUBJEK DAN OBJEK HUKUM
ASAS HUKUM
Pengertian Asas Hukum
Dalam KBBI pengertian asas terdiri dari 3 macam, yaitu:
1. Dasar, alas, pedoman;
2. Suatu kebenran yg menjadi pokok atau tumpuan berpikir (berpendapat dan sebaginya);
3. Cita-cita yg menjadi dasar (perkumpulan negara dan sebagainya).
Dapat disimpulkan bahwa asas adalah dasar, pokok tempat menemukan kebenaran dan sebagai
tumpuan berpikir.
Menurut C.W. Paton, asas adalah suatu alam pikiran yg dirumuskan secara luas dan mendasari
adanya suatu norma hukum. Asas terdiri dari 3 unsur, yaitu:
1. Alam Pikiran;
2. Rumusan luas;
3. Dasar bagi pembentukan norma.
ASAS, TUJUAN DAN FUNGSI HUKUM
ASAS-ASAS HUKUM
Asas-asas peraturan perundang-undangan:
1. Asas setiap orang dianggap telah mengetahui UU setelah diundangkan dalam
lembaran negara;
2. Asas non retroatif, suatu UU tidak boleh berlaku surut;
3. Lex Spesialis derogate legi generalis, UU yg bersifat khusus mengesampingkan UU yg
bersifat umum;
4. Lex posteriori derogate legi priori, UU yg lama dinyatakan tidak berlaku lagi apabila
ada UU baru yg mengatur hal yang sama;
5. Lex superior derogate legi inforiori, hukum yg lebih tinggi derajatnya
mengesampingkan hukum/peraturan yg derajatnya di bawahnya;
6. UU tidak dapat diganggu gugat, siapapun tidak boleh melakukan uji materiil atas isi
UU kecuali oleh MK.
ASAS, TUJUAN DAN FUNGSI HUKUM
TUJUAN HUKUM
Para ahli tidak ada kesamaan persepsi dalam mengartikan tujuan hukum, ada ahli
memandang bahwa tujuan hukum adalah untuk melindungi kepentingan masayarakat,
namun ada yg mengartikan tujuan hukum untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat, dll;
Berikut pandangan ahli tentang tujuan hukum:
1. Roscoe Pound, tujuan hukum untuk melindungi kepentingan manusia. Kepentingan
manusia dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Public interest;
b. Social interest;
c. Private interest.
2. Van Apeldoorn, tujuan hukum adalah untuk mengatur pergaulan hidup secara damai karena
hukum menghendaki perdamaian.
3. Sudikno Mertokusumo, tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat yg
tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan.dengan tercapainya ketertiban dalam
ASAS, TUJUAN DAN FUNGSI HUKUM
FUNGSI HUKUM
1. Hukum sebagai sarana control social;
2. Hukum sebagai sara perkayasa social;
3. Hukum sebagai symbol;
4. Hukum sebagai alat politik;
5. Hukum sebagai sarana penyelesaian sengketa;
6. Hukum sebagai pengendali social;
7. Hukum sebagai sarana pengintegrasian soisal;
HAK DAN KEWAJIBAN
Hak merupakan segala sesuatu yg harus didapatkan oleh setiap orang yg telah ada
sejak lahir bahkan sebelum lahir.
Menurut KBBI
Hak adalah sesuatu hal yg benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan
untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan dll),
kekuasaan yg benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu;
Kewajiban adalah sesuatu yg harus atau wajib untuk dilakukan, keharusan
(sesuatu hal yg harus dilaksanakan);
HAK DAN KEWAJIBAN
Jenis-jenis Hak :
1. Hak legal dan hak moral
Hak legal adalah hak yg didasarkan atas hukum dalam salah satu bentuk;
Berbicara tentang hukum atau social;
Contoh : negara mengeluarkan peraturan bahwa veteran memperoleh tunjangan
setiap bulan, maka setiap veteran yg telah memenuhi syarat yg di tentukan oleh
peraturan tsb berhak untuk mendapat tunjangan tsb.
Hak moral adalah didasarkan atas prinsip atau peraturan etis saja;
Bersifat soliderisasi atau individu;
Contoh : seorang majikan memberikan gaji rendah kepada seorang karyawan yg
bekerja sangat bagus, majikan tsb telah melaksanakan hak legal nya tetapi tidak
menjalankan hak moral karyawannya.
HAK DAN KEWAJIBAN
Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yg tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
sering terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang;
Timbulnya hak menurut JB Daliyo adalah sebagi berikut:
1. Adanya subjek hukum baru baik berupa orang maupun badan hukum;
2. Adanya perjanjian yg disepakati para pihak;
3. Adanya kerugian yg diderita oleh seseorang akibat kesalahan;
4. Seseorang telah melakukan kewajiban yg merupakan syarat untuk
memperoleh hak itu;
HAK DAN KEWAJIBAN
Peraturan-peraturan hukum itu tidak berdiri sendiri, artinya peraturan hukum mempunyai
hubungan satu dengan yang lainnya. Keseluruhan peraturan hukum dalam setiap masyarakat
itulah merupakan suatu system hukum.
PENGERTIAN SISTEM HUKUM
Bellefroid menyebut system hukum sebagai suatu rangkaian kesatuan peraturan-peraturan
hukum yg disusun secara tertib menurut asas-asasnya;
Subekti mengartikan system hukum sebagai suatu susunan atau tatanan yg teratur, suatu
keseluruhan yg terdiri atas bagian-bagian yg berkaitan satu dengan yg lainnya, tersusun
menurut suatu rencana atau pola, hasil dari suatu pemikiran, untuk mencapai satu tujuan;
Menurut sudikno, system hukum adalah suatu kesatuan yg terdiri dari unsur-unsur yg
mempunyai interaksi satu sama lain dan bekerjasama untuk mencapai tujuan kesatuan
tersebut;
Dapat disimpulkan, yg dimaksud dengan system hukum adalah suatu kesatuan peraturan-
peraturan hukum, yg terdiri atas bagian-bagian (hukum) yg mempunyai kaitan (interaksi)
satu sama lain, tersusun sedemikian rupa menurut asas-asasnya, yg berfungsi untuk
JENIS-JENIS SISTEM HUKUM
Menurut fuller, hukum dapat dikatakan sebagai system apabila memenuhi 8 asas yg
dinamakan “principles of legality”, yaitu:
1. Suatu system hukum harus mengandung peraturan-peraturan, tidak boleh sekedar
mengandung putusan;
2. Peraturan yg telah dibuat harus diumumkan;
3. Peraturan-peraturan tidak boleh berlaku surut;
4. Peraturan-peraturan harus disusun dalam rumusan yg dapat dimengerti;
5. Suatu system tidak boleh mengandung peraturan-peraturan yg bertentangan satu
sama lain;
6. Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung tuntutan yg melebihi apa yg dilakukan;
7. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering mengubah-ubah peraturan sehingga
menyebabkan orang kehilangan orientasi;
8. Harus ada kecocokan antara peraturan yg diundangkan dan pelaksanaannya sehari-
JENIS-JENIS SISTEM HUKUM
Berikut beberapa system hukum yg ada di dunia:
1. SISTEM HUKUM EROPA KONTINENTAL
Sistem hukum Eropa Kontinental berkembang di negara-negara eropa barat, yg pertama kalinya
muncul di negeri peranci yg kemudian diikuti oleh negara-negara eropa lainnya (belanda, jerman,
belgia, swiss, italia, amerika latin dan termasuk Indonesia saat penjajahan pemerintah Hindia
Belanda dulu);
Prinsip utama system hukum Eropa Kontinental adalah bahwa hukum memperoleh kekuatan
mengikat karena diwujudkan dalam bentuk undang-undang, yg disusun secara sistematis dan
lengkap dalam bentuk kodifikasi atau kompilasi;
Hal ini didasarkan pada tujuan hukum yg lebih menekankan pada Kepastian Hukum;
Kepastian hukum hanyalah dapat diwujudkan jika pergaulan atau hubungan dalam masyarakat
diatur dengan peraturan-peraturan hukum yg dibuat secara tertulis;
Hakim menurut system ini tidak leluasa untuk menciptakan hukum yg mempunyai kekuatan
mengikat masayarakat;
Putusan hakim dalam suatu perkara hanya mengikat bagi para pihak yg berperkara saja;
JENIS-JENIS SISTEM HUKUM
Sistem hukum common law asalnya adalah dari kebiasaan di Inggris, yg berasal dari adat-
istiadat suku-suku Anglo dan Saxon yg menghuni inggris;
Adat istiadat tersebut berlaku secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya;
Adanya system hukum common law di Amerika Serikat sebenarnya berasal dari hukum adat
Inggris yg mempunyai latar belakang imigran Inggris (pada abad 16 dan 17) saat itu orang-
orang inggris menghendaki persamaan politik dan hukum yg lebih bebas dan luas dengan
menjadikan system common law inggris sebagai system hukumnya;
Dalam system common law hakim di pengadilan menggunakan prinsip “membuiat hukum
sendiri” dengan melihat pada kasus-kasus dan fakta-fakta sebelumnya (istilah yg digunakan
dalam hal ini adalah “Case Law” atau “Judge Made Law”);
Pada hakikatnya hakim berfungsi sebagai legislative, sehingga hukum lebih banyak
bersumber pada putusan-putusan pengadilan yg melakukan kreasi hukum;
Adanya system common law di negara-negara Anglo Saxon menunjukan bahwa hukum tidak
mutlak harus dituangkan dalam bentuk undang-undnag yg lengkap dan sempurna yg
terhimpun dalam kodifikasi.
JENIS-JENIS SISTEM HUKUM
3. SISTEM HUKUM ADAT
Sistem hukum adat terdapat dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan negara-
negara Asia lainnya seperti cina, India, Pakistan dll; istilah yg digunakan berasal dari
belanda yaitu Adat Recht;
Adat recht adalah keseluruhan aturan tingkah laku yg berlaku bagi bumiputera dan
orang timurasing yg mempunyai upaya pemaksa, lagi pula tidak dikodifikasikan;
Jadi system hukum adat adalah system hukum yg tidak tertulis, yg tumbuh dan
berkembang serta terpelihara karena sesuai dengan kesadaran hukum
masyarakatnya;
Karena hukum adat sifatnya tidak tertulis, maka hukum adat senantiasa dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan yg terjadi dalam
masyarakat.
Yg berperan dalam melaksanakan system hukum adat ialah pemuka aat sebagi
pemimpin yg sangat disegani dan besar pengaruhnya dalam lingkungan
SISTEM-SISTEM HUKUM
Sistem hukum islam berbeda dengan ketiga system hukum yg sudah dijelaskan
sebelumnya, system hukum Islam mengandung aturan yg sangat luas yg meliputi
segala keperluan hidup dan kehidupan manusia baik dunia dan akhirat;
Hukum islam tidak hanya mengatur mengenai kehidupan atu hubungan antar
manusia saja (muamallah), tetapi juga mengatur hubungan antara manusia
dengan tuhan (ibadah);
Peraturanperaturan hukum dalam system hukum islam dapat dibedakan atas 2
(dua) macam, yaitu: syariat dan fiqh;
Syariat adalah norma-norma dan prinsip-prinsip hukum yg secara langsung
ditemukan dalam Al-Qur’an dan diperjelas dengan hadits;
Sedangkan Fiqh adalah norma-norma hukum yg merupakan hasil pemikiran
manusia terhadap sesuatu yg tidak jelas disebut dalam Al-Qur’an dan Hadits;
KODIFIKASI DAN PEMBAGIAN HUKUM
A. Kodifikasi Hukum
Kodifikasi hukum adalah pembukuan hukum dalam suatu himpunan Undang-
undang dalam materi yang sama;
Tujuannya adalah agar didapat suatu kesatuan hukum dan kepastian hukum;
Yang dianggap sebagai suatu kodifikasi nasional yang pertama adalah Code Civil
Perancis atau Code Civil Napoleon;
Saat ini persoalan kodifikasi sudah tidak menjadi hal yang diperdebatkan karena
memang hukum nasional Indonesia telah mengkodifikasi hukum yang berlaku,
baik itu yang berasal dari warisan Kolonial Belanda, maupun hukum Islam.
KODIFIKASI DAN PEMBAGIAN HUKUM
Pembedaan antara ius consitutum dengan ius constituendum diletakkan pada faktor
waktu¸yaitu masa kini dan masa mendatang;
hukum diartikan sebagai tata hukum yang diidentikkan dengan istilah hukum positif;
Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka juga menjelaskan bahwa Ius Constituendum
berubah menjadi ius constitutum dengan cara:
1. Digantinya suatu undang-undang dengan undang-undang yang baru (undang-undang
yang baru pada mulanya merupakan rancangan ius constituendum);
2. Perubahan undang-undang yang ada dengan cara memasukkan unsur-unsur baru
(unsur-unsur baru pada mulanya berupa ius constituendum);
3. Penafsiran peraturan perundang-undangan. Penafsiran yang ada kini mungkin tidak
sama degan penafsiran pada masa lampau. Penafsiran pada masa kini, dahulu
merupakan ius constituendum;
4. Perkembangan doktrin atau pendapat sarjana hukum terkemuka di bidang teori
hukum.
KODIFIKASI DAN PEMBAGIAN HUKUM
D. Pembedaan Hukum
Menurut isinya dapat dibedakan menjadi hukum publik dan hukum private;
Hukum Publik, yaitu hukum yang mengatur Hubungan hukum menyangkut
kepentingan umum;
Contohnya: Hukum Pidana, HTN, Hukum Tata Pemerintah, Hukum Acara,
Hukum Perburuhan, Hukum Internasional.
Hukum Privat yaitu hukum yang mengatur Hubungan hukum menyangkut
kepentingan pribadi;
Hukum Perdata, Hukum Dagang, Hukum Perselisihan nasional, Hukum
Perdata Internassional.
KODIFIKASI DAN PEMBAGIAN HUKUM
Penjelasannya:
1. Hukum Tata Negara, Yaitu hukum yang mengatur organisasi Negara, hubungan antar
Perlengkapan negara;
2. Hukum Administrasi Negara, yaitu hukum yang mengatur Hubungan Administrasi,
Warga Negara dan Pemerintah;
3. Hukum Acara, yaitu hukum yang mengatur menjamin tegaknya hukum materil
Perdata, Pidana, TUN;
4. Hukum Perburuhan, yaitu hukum yg mengatur Buruh-Majikan, Buruh-Buruh, Buruh-
Penguasa;
5. Hukum Pajak yaitu hukum yg mengatur mengenai perpajakan. Pemerintah sebagai
pemungut pajak, rakyat sebagai pembayar pajak subjek, kewajiban, hak, objek, cara;
6. Hukum Perdata, yaitu hukum yg mengatur Kepentingan Pribadi Individu-Individu,
Individu Negara-Individu Negara Lain.
KODIFIKASI DAN PEMBAGIAN HUKUM
7. Hukum Dagang, yaitu Bagian Dari Hukum Perdata (khusus) Mengatur soal
perdagangan Produsen-Produsen, Produsen-Konsumen, Pemberian
Perantara;
8. Hukum Pidana yaitu hukum yg mengatur antara negara/lembaga negara
dengan individu atau perbuatan tindak pidana dan hukuman Individu-
Lembaga Penegak Hukum;
9. Hukum Internasional, yaitu hukum yg mengatur hubungan hukum antar
Negara tidak bersifat Perdata;
10. Hukum Perdata Internasional, yaitu hukum yg mengatur hubungan perdata
antar negara Individu Negara - Individu Negara;
11. Hukum Perselisihan, yaitu hukum yg mengatur hubungan hukum antara orang
yg berlainan golongan hukum perdatanya dalam satu negara.
BIDANG- BIDANG ILMU HUKUM
1. SOSIOLOGI HUKUM
Menurut soerjono soekanto, sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan yg secara analistis empiris menganalisis atau mempelajari
hubungan timbal balik antara hukum dan gejala-gejala sosial;
Sedangkan menururt itje salman, sosiologi hukum adalah ilmu yg mempelajari
hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya secara
empiris analitis;
Dapat disimpulkan bahwa sosiologi hukum adalah ilmu pengetahuan yg
mempelajari peristiwa-peristiwa di dalam masyarakat sosial yg mana peristiwa-
peristiwa sosial tersebut menimbulkan akibat hukum di dalam masyarakat.
Jadi karakteristik sosiologi hukum adalah fenomena hukum didalam masyarakat
dalam mewujudkan: deskripsi, penjelasan, pengungkapan dan prediksi;
BIDANG- BIDANG ILMU HUKUM
2. SEJARAH HUKUM
Sejarah hukum adalah kajian tentang bagimana hukum tumbuh, berkembang dan
berubah;
Sejarah hukum mempelajari sejarah perkembangan hukum dengan mengkaji
keterkaitan antara lembaga-lembaga hukum masa lalu dan masa sekarang;
Sejarah hukum dibagi menjadi 2, yaitu sejarah hukum umum dan sejarah hukum khusus;
Dalam sejarah hukum umum yg berparadigma terletak pada perkembangan secara
menyeluruh atas hukum positif suatu komunitas/kelompok; adapun yg menjadi
objeknya dalam paradigma ini terutama ada pada sejarah pembentukan hukumnya,
pengaruh dari sumber-sumber hukum formilnya, dan bagimana periode-periodenya
Sedangkan sejarah hukum khusus yg menjadi objek dalam paradigma ini terutama
lembaga-lembaga hukum dari bidang-bidang tata hukum tertentu dan dimungkinkan
untuk meneliti perkembangan pengertian hukum tertentu dari suatu bidag hukum
tertentu tersebut.
BIDANG- BIDANG ILMU HUKUM
3. ANTROPOLOGI HUKUM
Antropologi hukum adalah ilmu tentang manusia dari sudut biologis dan budaya
yg terbagi atas; antropologi fisik, yg berkenaan dengan evolusi biologis dan
adaptasi fisik manusia; dan antropologi budaya, yg berkenaan dengan cara
bagaimana bahasa, budaya dan kebiasaan yg berkembang;
Menurut T.O. Ihromi, antropologi hukum sebagai suatu cabang spesialisasi dari
antropologi budaya yg secara khusus menyoroti segi kebudayaan manusia yg
berkaitan dengan hukum sebagai alat pengendali sosial;
Adapun manfaat dari antropologi hukum untuk mengetahui bekerjanya hukum
sbg pengendali sosial dan bagaimana hal itu berkaitan dengan nilai-nilai budaya;
BIDANG- BIDANG ILMU HUKUM
5. PERBANDINGAN HUKUM
Menurut soerjono soekanto, perbandingan hukum merupakan bidang studi ilmu hukum
yg meneliti sistem –sistem hukum yg berlaku didalam satu atau beberapa masyarakat
sehingga akan diperoleh gambaran dari persamaan dan perbedaannya;
Pendekatan yg dapat digunakan didalam studi perbandingan hukum yg biasa dipilih
adalah:
a. Hubungan historis, pendekatan yg menggunakan hubungan historis ini digunakan
untuk melacak latar belakang sebuah sistem atau peraturan dengan membuka
wawasan tentang status peraturan yg ada saat ini;
b. Hubungan dari alam, pendekatan ini tidak bergantung pada kontak hubungan fisik
dan spiritual antar kedua tipe masyarakat yg berbeda;
c. Dengan pola perkembangan teori yg sama, pendekatan ini dipercaya bahwa sistem
hukum pada awalnya perkembangannya telah melalui tahap-tahap perkembangan yg
sama.
BIDANG- BIDANG ILMU HUKUM
6. POLITIK HUKUM
Menurut Teuku Mohammad Radhie, politik hukum adalah sebagai suatu
pernyataan kehendak penguasa negara mengenai hukum yg berlaku
diwilayahnya dan menegnai arah hukum, perkembangan hukum yg dibangun;
Sementara menurut padmo wahyono memberikan arti politik hukum adalah
sebagai arah kebijakan mengenai hukum yg akan dibentuk atau diberlakukan;
PENEGAKAN HUKUM, KEBENARAN DAN
KEADILAN
1. Penegakan Hukum
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam
hubungan hukum yg terjadi di kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan
hukum;
Siapa saja yang menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku,
berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum;
Dalam arti sempit, melihat dari segi subjeknya, penegakan hukum itu hanya diartikan
sebagai upaya aparatur penegak hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan
bahwa suatu aturam hukum berjalan sebagaimana seharusnya;
Dalam memastikan tegaknya hukum, apabila diperlukan aparatur hukum
diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
PENEGAKAN HUKUM, KEBENARAN DAN
KEADILAN
- Lembaga Penegak Hukum
Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya maka dibentuk lembaga penegakan hukum , antara lain
kepolisian, yang berfungsi utama sebagai lembaga penyidik; kejaksaan yang berfungsi utama sebagai
lembaga penuntut; kehakiman, yang berfungsi sebagai lembaga pemutus/pengadila, dan lembaga bantuan
hukum.
Kepolisian: Kepolisian negara adalah alat penegak hukum yang terutama bertugas memelihara keamanan
di dalam negeri. Dalam kaitannya dengan hukum, khususnya hukum acara pidana, kepolisian negara
bertindak sebagai penyelidik dan penyidik;
kejaksaan pada hakikatnya merupakan lembaga formal yang bertugas sebagai penuntut umum, yaitu pihak
yang melakukan penuntutan terhadap mereka-mereka yang melakukan pelanggaran hukum berdasarkan
tertib hukum yang berlaku;
Kehakiman merupak suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili. Sedangkan hakim adalah
pejabat peradilan yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.
Lembaga Bantuan Hukum dalam hal ini pengacara, memiliki fungsi advokasi dan mediasi bagi masyarakat
baik bekerja secara individual ataupun yg bergabung secara kolektif melalui lembaga-lembaga bantuan
hukum, yg menjadi penuntut masyarakat yg awam hukum, agar dalam proses peradilan tetap diperlakukan
sebagai manusia yg memiliki kehormatan, hak dan kewajiban, sehingga putusan hakim akan mengacu
pada kebenaran, keadilan yg dilandasi penghormatan manusia atas manusia.
PENEGAKAN HUKUM, KEBENARAN DAN
KEADILAN
2. Keadilan
Menurut Gustav Radbruch tujuan hukum yaitu keadilan, kepastian dan kemanfaatan;
Keadilan harus mempunyai posisi yang pertama dan yang paling utama dari pada
kepastian hukum dan kemanfaatan. Secara historis;
Keadilan merupakan suatu hasil pengambilan keputusan yang mengandung
kebenaran, tidak memihak, dapat dipertanggung jawabkan dan memperlakukan setiap
manusia pada kedudukan yang sama didepan hukum;
Perwujudan keadilan dapat dilaksanakan dalam ruang lingkup kehidupan masyarakat,
bernegara dan kehidupan masyarakat internasional, ditunjukkan melalui sikap dan
perbuatan yang tidak berat sebelah dan memberikan sesuatu kepada orang lain yang
menjadi haknya;
Keadilan menurut Teori hukum Islam adalah merupakan proposionalitas antara hak dan
kewajiban setiap manusia dalam peran dan kedudukan yang plural serta kedekatan
dengan Allah SWT.
PENEGAKAN HUKUM, KEBENARAN DAN
KEADILAN
Menurut L.J.van Apeldorn bahwa keadilan itu memperlakukan sama terhadap hal
yang sama dan memperlakukan yang tidak sama sebanding dengan
ketidaksamaannya. Asas keadilan tidak menjadikan persamaan hakiki dalam
pembagian kebutuhan-kebutuhan hidup;
Sedangkan menurut Kahar Mansur mengemukakan ada tiga hal yang dinamakan adil:
1. "Adil" ialah: meletakan sesuatu pada tempatnya;
2. Adil" ialah: menerima hak tanpa lebih dan memberikan orang lain tanpa kurang;
3. "Adil" ialah: memberikan hak setiap yang berhak secara lengkap tanpa lebih tanpa
lebih tanpa kurang antara sesama yang berhak dalam keadaan yang sama, dan
penghukuman orang jahat atau yang melanggar hukum, sesuai dengan kesalahan
dan pelanggaran
Menurut Aristoteles bahwa keadilan disini adalah memberikan kepada setiap orang
apa yang menjadi bagian atau haknya (ius suum cuique tribuere).