Anda di halaman 1dari 36

Memahami

Akar-Akar
Hukum Kesehatan
Kelompok 6
Anggota:
Amelia Rahma (22100100049)
Sekar Ayu Amalia H.P (22100100063)
Siti Mutia Latif (22100100078)
PEMBAHASAN
A. Definisi Hukum Kesehatan
B. Aspek Hukum Kesehatan
C. Akar Hukum Kesehatan
D. Peraturan mengenai layanan dan penyedia layanan
kesehatan
E. Bidang Hukum Kesehatan
F. Hubungan Hukum Penyelenggara Kesehatan
A. Definisi Hukum Kesehatan
Sesuai tuntutan konstitusi dan tujuan bangsa Indonesia, kesehatan
merupakan hal yang krusial dan merupakan salah satu aspek kesejahteraan
yang harus dicapai. Oleh karena itu, prinsip-prinsip non-diskriminasi,
partisipasi, perlindungan, dan keberlanjutan harus mendasari semua
kegiatan dan atau upaya yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya karena hal-hal tersebut sangat
penting bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia dan untuk
meningkatkan daya saing dan ketahanan negara pembangunan nasional di
Indonesia.
Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang keduanya dituangkan dalam Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan merupakan hak asasi
manusia dan salah satu komponen kesejahteraan yang harus diwujudkan.
Menurut Kementerian Kesehatan (2010), berada dalam keadaan sehat
memungkinkan setiap orang menjalani kehidupan yang produktif secara
sosial dan ekonomi. Hal ini mencakup kondisi kesehatan fisik, mental,
spiritual, dan sosial yang baik.
Aspek hukum perdata, hukum administrasi, hukum pidana, dan
peraturan disiplin yang aman semuanya tercakup dalam hukum kesehatan
dalam subsistem kesehatan masyarakat. Definisi-definisi tersebut yaitu,
subyek hukum, hak dan kewajiban, kejadian hukum, interaksi hukum,
objek hukum, dan masyarakat hukum merupakan salah satu komponen
hukum kesehatan. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana hukum
kesehatan digunakan dalam situasi sehari-hari:
● UU Kesehatan mengatur tentang hak pasien untuk memperoleh
informasi mengenai kondisi kesehatannya dan hak untuk menolak
pengobatan.
● UU Kesehatan mengatur tanggung jawab tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman.
● UU Kesehatan mengatur sanksi yang dijatuhkan kepada tenaga
kesehatan yang melakukan pelanggaran.
B. Aspek Hukum Kesehatan
Karena hukum kesehatan merupakan bidang hukum khusus, maka
hukum kesehatan mencakup semua undang-undang dan pedoman yang secara
khusus berkaitan dengan pelestarian dan pengobatan kesehatan yang terancam
atau terganggu. Subjek hukum kesehatan, yaitu:

1. Tenaga kesehatan sarjana yaitu: dokter, dokter gigi, apoteker dan sarjana
lain di bidang kesehatan;
2. Tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan rendah;
a. Bidang farmasi;
b. bidang kebidanan;
c. bidang perawatan;
d. bidang kesehatan masyarakat; dan sebagainya.
Menurut Leenen, sebab utama timbulnya hukum kesehatan, yaitu:

1. Hak untuk menentukan nasib sendiri, yang merupakan suatu hak pribadi;
2. Hak untuk mendapat pelayanan kesehatan yang memadai, hak tersebut
merupakan suatu hak sosial.

Perspektif hukum mendefinisikan hak sebagai kepentingan yang diakui


dan dilindungi oleh kerangka hukum, dan pelanggarannya merupakan
kesalahan hukum. Agar suatu kepentingan dapat dikenakan hak hukum untuk
menggugat, maka kepentingan itu tidak saja harus dilindungi undang-undang,
tetapi harus diakui juga olehnya.
Menurut Van der Mijn, hukum kesehatan adalah sebagai seperangkat aturan yang
mengatur pemberian pelayanan serta penerapannya pada hukum perdata, hukum
pidana, dan hukum administrasi. Hukum kesehatan mencakup hukum kedokteran
yang mengkaji interaksi hukum dimana dokter menjadi salah satu pihak. Penulis
mengkategorikan hukum kesehatan sesuai dengan uraian yang diberikan di atas
sebagai berikut:
1. Hukum medis (Medical law);
2. Hukum keperawatan (Nurse law);
3. Hukum rumah sakit (Hospital law);
4. Hukum pencemaran lingkungan (Environmental law);
5. Hukum limbah (dari industri, rumah tangga, dan sebagainya);
6. Hukum polusi (bising, asap, debu, bau, gas yang mengandung racun);
7. Hukum peralatan yang memakai X-ray (Cobalt, nuclear);
8. Hukum keselamatan kerja;
9. Hukum dan peraturan peraturan lainnya yang ada kaitan langsung yang
dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
Contoh aspek hukum kesehatan
● Hak-hak pasien, seperti hak untuk mendapat informasi tentang kondisi
kesehatannya, hak untuk menolak pengobatan, dan hak untuk
memperoleh kompensasi apabila terjadi kelalaian medis.
● Tanggung jawab tenaga kesehatan, seperti tanggung jawab memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman, tanggung jawab menjaga
kerahasiaan pasien, dan tanggung jawab menghindari konflik
kepentingan.
● Melindungi kesehatan masyarakat, seperti mengatur lingkungan sehat,
makanan sehat, dan obat-obatan.
● Penanggulangan penyakit, seperti pengaturan vaksinasi, pengendalian
penyakit menular, dan penanggulangan bencana kesehatan.
C. Akar hukum kesehatan
Landasan hukum yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat serta kesehatan masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan
disebut sebagai akar hukum kesehatan.
● Hak asasi manusia, seperti hak atas pelayanan kesehatan yang layak, akses
terhadap pengobatan dan perawatan medis, serta perlindungan dari
diskriminasi berdasarkan kondisi kesehatan, sering kali tercantum dalam
konstitusi suatu negara.
● Peraturan Pelayanan Kesehatan: Peraturan yang mengatur sertifikasi dan
pekerjaan spesialis medis seperti dokter, perawat, dan apoteker. Hal ini
mencakup undang-undang yang mengatur izin praktik, moralitas, dan
akuntabilitas medis.
● Etika Medis: Konsep panduan etika kedokteran, seperti otonomi pasien,
non-maleficence (tidak melakukan kejahatan), dan beneficence (berbuat
baik), sering kali tercermin dalam peraturan kesehatan.
● Pemerintah sering kali memberlakukan undang-undang dan peraturan
kesehatan untuk mengendalikan hal-hal seperti keamanan pangan,
pemantauan epidemi, dan persyaratan keselamatan untuk obat-obatan,
peralatan medis, dan barang kesehatan lainnya untuk melindungi
pelanggan dari barang-barang berbahaya.
● Pelayanan Kesehatan: Undang-undang yang mengatur beberapa aspek
sistem pelayanan kesehatan, termasuk peraturan rumah sakit, asuransi
kesehatan, dan pendanaan.
● Penelitian Kesehatan: Peraturan yang berkaitan dengan izin pasien, privasi
data, dan pengujian obat, serta undang-undang yang mengatur penelitian
medis dan etika penelitian.
● Hukum Kesehatan: Banyak negara mempunyai undang-undang kesehatan yang
mengatur hal-hal seperti perawatan medis, pengobatan, dan hak-hak pasien.
● Program kesehatan: Pemerintah mungkin juga memiliki kebijakan kesehatan
yang mengarahkan inisiatif pada kesehatan masyarakat, seperti program
imunisasi atau kampanye kesehatan.
● Keadilan: Putusan pengadilan mengenai pembelaan terkait kesehatan mungkin
mempengaruhi bagaimana undang-undang tersebut dirumuskan.
Akar hukum kesehatan terdapat dua sumber utama:

● Hukum publik yang mengatur hubungan antara individu dan


masyarakat. Hukum umum memberikan dasar untuk melindungi
hak-hak pasien dan tanggung jawab petugas kesehatan.
● Hukum kedokteran, yang mengatur praktik kedokteran dan hubungan
antara tenaga kesehatan dengan pasien. Hukum kedokteran memberikan
pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan aman.
Hukum umum yang menjadi akar hukum kesehatan antara lain:

● Hukum perdata, yang mengatur hubungan antara individu dan


individu, termasuk hubungan antara pasien dan tenaga kesehatan.
● Hukum pidana, yang mengatur perbuatan yang dilarang dan dapat
dihukum oleh negara.
● Hukum administrasi, yang mengatur hubungan antara individu dan
pemerintah.
Hukum kedokteran yang menjadi akar hukum kesehatan antara lain:

● Etika kedokteran, yang mengatur perilaku tenaga kesehatan dalam


memberikan pelayanan kesehatan.
● Kode etik profesi, yang mengatur perilaku tenaga kesehatan dalam
menjalankan profesinya.
● Peraturan perundang-undangan, yang mengatur praktik kedokteran
dan hubungan antara tenaga kesehatan dan pasien.
Hukum kesehatan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti:

● Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang telah memberikan


dampak yang signifikan terhadap praktik kedokteran.
● Perubahan sosial dan budaya, yang telah mengubah pola pikir dan perilaku
masyarakat dalam bidang kesehatan.

Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri


kesehatan, topik hukum kesehatan merupakan salah satu spesialisasi hukum yang
terus berkembang. Untuk menyediakan pelayanan kesehatan berkualitas tinggi
dan aman bagi masyarakat, undang-undang kesehatan sangat penting dalam
membela hak-hak pasien dan tugas para profesional kesehatan.
Berbagai peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan telah
dikeluarkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, yang
pada hakekatnya bertujuan untuk:

● Asas dan tujuan yang menjadi landasan dan memberikan arah bagi
pembangunan kesehatan yang dilaksanakan melalui upaya kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan, kemauan, dan kemampuan masyarakat.
hidup sehat sehingga dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal tanpa memandang status sosial;
● Tugas dan tanggung jawab pemerintah pada dasarnya terdiri dari
mengatur, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan
sekaligus mendorong keterlibatan masyarakat. Hak dan kewajiban
setiap orang untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal serta
kewajiban ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan.
● Melalui cara peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan
pemulihan kesehatan, upaya kesehatan dilaksanakan secara utuh,
terpadu, dan berkelanjutan;
● Dengan kesadaran bahwa pelayanan fasilitas kesehatan harus tetap
fokus pada sektor masyarakat tertinggal dan tidak hanya mengejar
keuntungan, maka sumber daya kesehatan sebagai pendukung
penyelenggaraan kesehatan harus tetap menjalankan tugas dan
kewajiban sosialnya.
● Apabila UU Kesehatan dilanggar, maka terdapat sanksi pidana yang
harus diberikan untuk melindungi pemberi dan penerima layanan
kesehatan.
Saat ini diberlakukan Undang-Undang yang mendasari tenaga kesehatan dalam
bekerja dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat (pasien) di antaranya:

● Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran
● Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
● Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
● Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
● Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan

Undang-undang ini bertujuan memberikan perlindungan hukum, kepastian dan


keadilan hukum baik bagi masyarakat (pasien) maupun tenaga kesehatan. Karena
undang-undang ini diciptakan untuk manusia (pasien dan tenaga kesehatan) dan dapat
digunakan sebagai sarana reformasi pembangunan.
D. Peraturan mengenai layanan dan
penyedia layanan kesehatan
Beberapa peraturan yang terkait dengan layanan dan penyedia layanan kesehatan
di Indonesia adalah:
● Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan: Undang-undang ini
mengatur penyediaan layanan kesehatan di Indonesia, termasuk hak dan
kewajiban penyedia layanan kesehatan dan pasien, perizinan dan akreditasi
fasilitas kesehatan, dan pengendalian kualitas pelayanan kesehatan.
● Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran:
Undang-undang ini mengatur praktik kedokteran di Indonesia, termasuk
perizinan dan akreditasi praktisi medis, standar praktik kedokteran, dan
konsekuensi hukum dan profesional dari malpraktik dan pelanggaran lainnya.
● Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek: Peraturan ini menetapkan standar pelayanan
kefarmasian di Indonesia, termasuk perizinan dan akreditasi apotek,
pengawasan mutu produk farmasi, serta hak dan kewajiban apoteker dan
pasien.
● Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit: Peraturan ini menetapkan standar pelayanan rumah
sakit di Indonesia, termasuk perizinan dan akreditasi rumah sakit, kendali mutu
layanan kesehatan, serta hak dan kewajiban penyedia layanan kesehatan dan
pasien.
E. Bidang Hukum Kesehatan
Bidang hukum kesehatan mencakup berbagai aspek yang berkaitan
dengan pemeliharaan kesehatan, baik dari segi pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan, maupun aspek hukum dan etika dalam praktek kedokteran. Berikut
adalah beberapa bidang hukum kesehatan yang penting untuk dipahami:
● Hak dan kewajiban pasien: Pasien memiliki hak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan aman, serta hak untuk
memperoleh informasi yang jelas dan lengkap tentang kondisi
kesehatannya. Di sisi lain, pasien juga memiliki kewajiban untuk
mematuhi prosedur dan aturan yang berlaku dalam pelayanan kesehatan.
● Hak dan kewajiban tenaga kesehatan: Tenaga kesehatan memiliki hak untuk
bekerja dalam lingkungan yang aman dan sehat, serta hak untuk memperoleh
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya. Namun, mereka juga
memiliki kewajiban untuk mematuhi standar etika dan profesionalisme dalam
praktek kedokteran, serta memperhatikan hak dan kepentingan pasien.
● Hukum dan etika dalam praktek kedokteran: Praktek kedokteran harus dilakukan
dengan memperhatikan standar etika dan profesionalisme yang tinggi, serta
mematuhi peraturan dan undang-undang yang berlaku. Hal ini meliputi
aspek-aspek seperti persetujuan tindakan medis, rahasia medis, dan penanganan
kasus malpraktik.
● Hak dan kewajiban tenaga kesehatan: Tenaga kesehatan memiliki hak
untuk bekerja dalam lingkungan yang aman dan sehat, serta hak untuk
memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya.
Namun, mereka juga memiliki kewajiban untuk mematuhi standar etika
dan profesionalisme dalam praktek kedokteran, serta memperhatikan
hak dan kepentingan pasien.
● Hukum dan etika dalam praktek kedokteran: Praktek kedokteran harus
dilakukan dengan memperhatikan standar etika dan profesionalisme
yang tinggi, serta mematuhi peraturan dan undang-undang yang berlaku.
Hal ini meliputi aspek-aspek seperti persetujuan tindakan medis, rahasia
medis, dan penanganan kasus malpraktik.
● Pelayanan kesehatan: Pelayanan kesehatan harus dilakukan dengan memperhatikan
standar kualitas dan keselamatan yang tinggi, serta mematuhi peraturan dan
undang-undang yang berlaku. Hal ini meliputi aspek-aspek seperti lisensi dan
akreditasi fasilitas kesehatan, penggunaan obat dan alat kesehatan yang aman, dan
perlindungan hak pasien.
● Tenaga kesehatan dan teknologi: Perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan
memerlukan regulasi yang ketat untuk memastikan bahwa teknologi tersebut aman
dan efektif digunakan dalam praktek kedokteran. Hal ini meliputi aspek-aspek seperti
penggunaan teknologi medis yang inovatif, penggunaan data medis secara elektronik,
dan perlindungan privasi pasien.
● Hukum Medis: Ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan praktek medis, termasuk
hak dan kewajiban dokter dan pasien, prosedur malpraktik, informasi pasien, dan
masalah etika dalam perawatan medis.
● Hukum Kesehatan Masyarakat: Ini mencakup undang-undang yang
berfokus pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan, termasuk
upaya pencegahan penyakit, pengendalian wabah, dan promosi gaya
hidup sehat.
● Hukum Kesehatan Mental: Ini menangani masalah yang berkaitan dengan
perlindungan dan perawatan individu yang mengalami gangguan
kesehatan mental, termasuk proses hukum terkait perawatan,
rehabilitasi, dan hak-hak individu dengan gangguan kesehatan mental.
● Hukum Farmasi: Ini mencakup regulasi terkait produksi, distribusi, dan
penjualan obat-obatan. Hal ini juga termasuk regulasi terkait iklan
obat-obatan, paten, dan sertifikasi obat-obatan.
● Hukum Asuransi Kesehatan: Ini mencakup peraturan dan prinsip hukum
yang terkait dengan asuransi kesehatan, termasuk kewajiban asuransi,
perlindungan konsumen, dan prosedur klaim.
● Hukum Teknologi Kesehatan: Ini mencakup regulasi terkait dengan
penggunaan teknologi medis, termasuk telemedicine, penggunaan data
medis elektronik, dan keamanan informasi kesehatan.
● Hukum Privasi Kesehatan: Ini menangani masalah perlindungan data
pribadi dan medis, termasuk regulasi tentang pengumpulan, penyimpanan,
dan penggunaan informasi medis pribadi.
● Hukum Bioetika: Ini meliputi prinsip-prinsip etika yang diterapkan dalam
penelitian dan praktik medis, termasuk isu-isu kontroversial seperti aborsi,
euthanasia, dan eksperimen medis pada manusia.
F. Hubungan Hukum Penyelenggara
Kesehatan
UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan secara implisit menegaskan bahwa
kesehatan dibagi menjadi dua unsur yaitu upaya kesehatan dan sumber daya
kesehatan. Pemeliharaan kesehatan dan pelayanan kesehatan merupakan dua
aspek dari upaya kesehatan. Dengan demikian pelayanan kesehatan merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan yang melibatkan tenaga kesehatan (antara lain
dokter) dengan pasien dan sarana kesehatan.
Sistem hukum indonesia pembiaran medik secara umum belum tercantum
secara jelas demikian dapat diasumsikan ke dalam beberapa peraturan
perundang undangan yang ada misalnya :

1. KUHPerdata
Dalam pasal 1366 KUHPerdata, bahwa setiap orang bertanggung jawab tidak
saja untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya tetapi juga untuk kerugian
yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hatinya.
Dalam asumsi pasal tersebut kelalaian adalah merupakan suatu tindakan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien tentunya merupakan tanggung jawabnya, jika
terjadi pembiaran medik bahwa karena hal-hal yang berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang mengabaikan pasien dengan alasan tertentu misalnya karena tidak ada
biaya, atau penjaminnya, sehingga mengakibatkan terjadinya kecacatan dan kematian
bagi pasien, maka tenaga kesehatan dapat di gugatan perdata dalam hal kelalaian dari
tugas dan tanggung jawabannya yang seharusnya dikerjakan
2. KUHP
Pasal 304 KUHP, Sengaja menempatkan atau membiarkan seseorang dalam keadaan
sengsara, padahal menurut hukum yang berlaku baginya, dia wajib memberikan
kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang itu. Dalam hal demikian,
tenaga kesehatan dengan sengaja membiarkan pasien yang masuk di rumah sakit
dan membutuhkan perawatan namun dengan kelalaiannya membiarkan pasien
sehingga pasien mengalami kecacatan dan atau kematian, maka tenaga kesehatan
tersebut dapat dituntut melakukan suatu tindakan kejahatan pidana, berkaitan
dengan kenyataan yang mempunyai arti dibidang pidana, antara lain apakah
tindakan, atau perbuatan dan sebab-akibat yang terjadi tersebut memenuhi
kualifikasi suatu kejahatan atau tidak.
3. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dalam ketentuan pidana tidak
secara jelas mengatur tentang tindak pidana kesehatan dalam Pasal 190 menyebutkan
pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan
praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak
memberikan pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam keadaan gawat darurat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) atau Pasal 85 (ayat 2) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp. 200.000.000,-.
Dalam hal pasal ini dengan secara tegas hanya mengatur tentang ketentuan pidana yang
terjadi di unit gawat darurat tetapi tidak dengan pasien umum yang berada di rumah
sakit, untuk pembiaran medik ini bisa terjadi pada unit gawat darurat ataupun untuk
pelayanan umum karena pembiaran medik terjadi pada pasien yang kurang mampu.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai