Anda di halaman 1dari 82

PIH

(PERTEMUAN 1,2,3)
ADI SULISTIYONO
ALUMNI UNDIP 1988
1988-SEKARANG
DOSEN FHUNS
2003-2014
ASESOR AKREDITASI PS ILMU HUKUM S1,S2, NOTARIAT, S3
2002-2007:
DEKAN FH UNS
2004
MEDIATOR
2007-2011:
PEMBANTU REKTOR BIDANG PERENCANAAN, PENGEMBANGAN,
KERJASAMA
2007
GURU BESAR HUKUM EKONOMI
2011-2015
KETUA PROGRAM STUDI S3 & S2 ILMU HUKUM
2015-2019
KETUA SENAT FAKULTAS HUKUM UNS
2019
ARBITER BANI SOVEREIGN
2019-2023
KETUA SENAT UNS
ARTI PENTINGNYA HUKUM

PERMASALAHAN HUKUM MUNCUL SEJAK ADANYA PERADABAN MANUSIA


(ADAM & HAWA = PUTRA MEREKA HABEL DIBUNUH KAKAKNYA)
M.T. CICERO (106-45 SM): UBI SOCIETAS IBI IUS (DIMANA ADA
MASYARAKAT, DI SITU ADA HUKUM)
LON FULLER: TANPA HUKUM MANUSIA AKAN MENJADI SANGAT LAIN
SIFATNYA
McCOUBREY & WHITE: TANPA HUKUM PERADABAN MANUSIA TELAH
LAMA MUSNAH, WHAT WILL HAPPEN TO THE LAW WITHOUT
JURISPRUDENCE ?
 TALCOTT PARSONS; : LAW AS A TOOL OF SOCIAL ENGINEERING
MASAYARAKAT TANPA HUKUM AKAN CHAOS, SEDANGKAN
PEMERINTAHAN TANPA HUKUM AKAN ANARKHI
ARTI PENTING HUKUM ADI
SULISTIYONO

HUKUM MENJADI TIANG PONDASI DAN BINTANG PEMANDU


MENUJU KEMAKMURAN SUATU BANGSA

HUKUM BAGAIKAN SEL T DALAM TUBUH YANG


BERFUNGSI MENJAGA DAN MELINDUNGI BADAN
DARI SERANGAN CANCER

KUASAI HUKUMNYA MAKA SELURUH RAKYAT DISUATU


NEGARA TSB AKAN MENURUTI PERINTAHMU

KALAU INGIN MENGUASAI EKONOMI SUATU NEGARA KUASAI


HUKUM EKONOMINYA DAN MAHKAMAH KONSTITUSINYA
ILMU
ILMU MENYANDANG DUA MAKNA:
1. SEBAGAI PRODUK
ILMU ADALAH PENGETAHUAN YANG SUDAH TERKAJI
KEBENARANNYA DALAM BIDANG TERTENTU DAN
TERSUSUN DALAM SUATU SISTEM
2. SEBAGAI SUATU PROSES
MENUNJUK PADA KEGIATAN AKAL BUDI MANUSIA UNTUK
MEMPEROLEH PENGETAHUAN DLM BIDANG TERTENTU
SECARA SISTEMATIS
ILMU FORMAL DAN EMPIRIS

BERDASAR SUBSTANSINYA

1. ILMU FORMAL MENUNJUK PADA ILMU YANG


TIDAK BERTUMPU PADA PENGALAMAN ATAU
EMPIRIK (LOGIKA, MATEMATIKA, TEORI SISTEM)
2. ILMU EMPIRIS DITUJUKAN UNTUK MEMPEROLEH
PENGETAHUAN FAKTUAL TENTANG KENYATAAN
AKTUAL, DAN KARENA ITU BERSUMBER PADA
EMPIRIK ATAU PENGALAMAN (ILMU ALAM &
ILMU-ILMU ILMU MANUSIA/ILMU BUDAYA =
ILMU SEJARAH & ILMU SOSIAL).
ILMU TEORITIS & ILMU PRAKTIS

1. I.T: ILMU YANG DITUJUKAN UNTUK MEMPEROLEH &


MENGUBAH PENGETAHUAN. PRODUKNYA, DIGUNAKAN
UNTUK MEMBANTU MEMECAHKAN MASALAH DAN
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN. (PENERAPAPAN ILMU
TEORETIS= TEKNOLOGI)
2. I.P: ILMU YANG MEMPELAJARI AKTIVITAS PENERAPAN
ITU SENDIRI SEBAGAI OBYEKNYA (PENERAPAN IP=ART).
TUJUANNYA UNTUK MENGUBAH KEADAAN, ATAU
MENAWARKAN PENYELESAIAN THD MASALAH KONKRET.
(ETIKA, TEOLOGI, ILMU TEKNIK, ILMU KEDOKTERAN,
ILMU HUKUM, ILMU MANAGEMEN, ILMU KOMUNIKASI)
Kaidah
Kaidah adalah patokan atau ukuran ataupun pedoman
bertingkah laku/berperikelakuan atau bersikap tindak dalam
masyarakat; apabila di tinjau bentuk hakikatnya, kaidah
merupakan perumusan suatu pandangan mengenai perilaku atau
sikap tindak dalam hidup.
(Purnadi Purbacaraka  dan Soerjono Soekanto,perihal kaidah
hukum)

Secara umum kaidah dibedakan atau dua hal yaitu kaidah etika atau


kaidah hukum
ETIKA
Nilai, norma moral, aturan yang disepakati
menjadi acuan bagi individu, organisasi
atau lembaga dalam bertingkah laku di
lingkungannya
HUKUM

1. Merupakan sekumpulan preskripsi (memberikan petunjuk) mengenai


apa yg seharusnya dilakukan dalam mencari keadilan (hukum, ius,
droit, Recht)
2. Merupakan aturan perilaku yang ditujukan untuk menciptakan
ketertiban masyarakat (undang-undang,lex, loi, wet) dengan penggunaan
sanksi
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KAIDAH

Kaidah Agama Kaidah Kaidah Kaidah Hukum


Kesusilaan Etika

TUJUAN Penyempurnaan manusia agar Ketertiban masyarakat


menjadi manusia yang baik , tidak
jahat

ISI Ditujukan kepada sikap batin Ditujukan kepada sikap lahir

(Curiga; Iri hati, memilik yg bukan


haknya; khianat; menyakiti)

ASAL USUL Dari Tuhan Dari diri sendiri Dari masyarakat Dari masyarakat ;
(nurani) dan secara tidak LSM; Ormas;
masyarakat resmi; Ormas, Organisasi
Organisasi Internasional;
Profesi, Lembaga Negara Asing

SANKSI Dari Tuhan Dari diri sendiri Dari masyarakat Dari Negara;
dan masyarakat secara tidak Pemerintah;
secara tidak resmi, Resmi dari Pembentuk
11
resmi Lembaga. Undang-undang
ISI KAIDAH HUKUM

• PERINTAH
Harus dijalankan, merupakan keharusan.
Contoh: pasal 1 UU 1/1974 tentang Perkawinan. (Perkawinan dan
tujuannya berdasarkan Ketuhanan YME)

• LARANGAN
Hal-hal yang tidak boleh/dilarang dilakukan
Contoh: pasal 8 UU 1/1974 tentang Perkawinan. (larangan perkawinan)

• PERKENAN
Hal-hal yang boleh dilakukan namun bukan keharusan.
Contoh: pasal 29 UU 1/1974 tentang Perkawinan. (Perjanjian kawin)
12
Pengertian Hukum
Prof. Soedkno Mertokusumo
(Pakar Hukum Perdata-Acara Perdata UGM)
Keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau kaidah-kaidah dalam suatu kehidupan bersama,
keseluruhan peraturan tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama, yang dapat
dipaksakan pelaksanaannya dengan sanksi.

Mochtar Kusumaatmadja
(Pakar Hukum)
Keseluruhan asas dan kaidah yang mengatur pergaulan hidup manusia dalam masyarakat, juga meliputi
lembaga (institusi) dan proses yang mewujudkan kaidah tersebut dalam masyarakat.

Karl Von Savigny


(Pakar Hukum German- Madzab Historis)
Aturan yang terbentuk melalui kebiasaan dan perasaan kerakyatan, yaitu melalui pengoperasian
kekuasaan secara diam-diam. Hukum berakar pada sejarah manusia, dimana akarnya dihidupkan
oleh kesadaran, keyakinan, dan kebiasaan warga masyarakat
HUKUM
ADI SULISTIYONO

SEKUMPULAN PERATURAN YANG MERUPAKAN


KRISTALISASI NILAI YANG HIDUP MASYARAKAT,
DAN PERWUJUDAN VISI PEMERINTAH YANG
MENGACU PADA NORMA YANG TERDAPAT DALAM
KONSTITUSI, YANG DIRENCANKAN, DIUNDANGKAN
DAN DIIMPLEMENTASIKAN OLEH LEMBAGA YANG
BERWENANG.
DIMANA KUALITAS PENEGAKANNYA DITENTUKAN
OLEH ADA TIDAKNYA INTERVENSI POLITIK,
EKONOMI DAN/ATAU SOSIAL
Brian Z. Tamana

Law is mirror of society that functions to maintain


social order
( Brian Z. Tamanaha, “Law and Society”, dalam A Companion to Philosophy of Law and Legal
Theory, edisi 2 ; United Kingdom: Wiley Blackwel Publishing, 2010)

Teori Miror dalam hukum menjelaskan hukum merupakan hasil refleksi dari masyarakat
Konsep Hukum
SOETANDYO
filosofis-normatif-sosiologis
paling lengkap

1. Hukum adalah asas2 kebenaran dan keadilan yg bersifat kodrati dan berlaku
universal.
2. Hukum adalah norma-norma positif di dlm sistem perundang-undangan hukum
nasional.
3. Hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim in concreto dan tersistematisasi
sebagai judge made law.
4. Hukum adalah pola-pola perilaku sosial yang terlembagakan, eksis sbg variabel
sosial empirik (law as it is in society: struktural-makro-kuantitatif).
5. Hukum adalah manifestasi makna2 simbolik para pelaku sosial sebagaimana
tampak dlm interaksii antar mereka (law as it is in human action: interaksional-
mikro-kualitatif)
Pengertian Ilmu Hukum
RADBRUCH:
ILMU YANG MEMPELAJARI MAKNA OBYEKTIF TATA HUKUM POSITIF, YANG DISEBUTNYA JUGA DOGMATIK
HUKUM
MEMPELAJARI
OBEK KAJIAN
HK POSITIP
PAUL SHOLTEN:
ILMU HUKUM ADALAH BIDANG STUDI YANG MENELAAH HUKUM YANG BERLAKU SEBAGAI SUATU
BESARAN
GIJSSELS DAN VAN HOECKE:
YURISPRUDENCE SEBAGAI SUATU PENGETAHUAN YANG SISTEMATIS DAN TERORGANISASIKAN TENTANG
GEJALA HUKUM, STRUKTUR KEKUASAAN, NORMA-NORMA, HAK2 DAN KEWAJIBAN

MOCHTAR KUSUMAATMADJA:
ILMU HUKUM POSITIF (DOGMATIKA HUKUM/LEGAL DOCMATICS) ADALAH ILMU TENTANG HUKUM YANG
BERLAKU DI SUATU NEGARA ATAU MASYARAKAT TERTENTU PADA SUATU SAAT TERTENTU. TUJUANNYA
UNTUK MEMAHAMI DAN MENGUASAI PENGETAHUAN TENTANG KAIDAH DAN ASAS-ASAS UNTUK
DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR MENGAMBIL KEPUTUSAN.

SUNARYATI HARTONO:
ILMU HUKUM ADALAH ILMU NORMATIF. METODE PENELITIAN YANG KHAS UNTUK ILMU HUKUM ADALAH
METODE PENELITIAN HUKUM NORMATIF, SEDANGKAN METODE PENELITIAN ILMU SOSIAL MERUPAKAN
PENUNJANGNYA YANG DIPERLUKAN UNTUK “ MEMBERIKAN DIAGNOSE TENTANG KEPINCANGAN YANG
TERDAPAT ANTARA HUKUM YANG TERTULIS DAN RASA KEADILAN DAN KEPATUTAN YANG DIANUT OLEH
MASYARAKAT”.
ILMU HUKUM Dalam
Arti Luas

SATJIPTO RAHARDJO

ILMU YANG MENCAKUP DAN MEMBICARAKAN


SEGALA HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN
HUKUM UNTUK MEMPEROLEH PENGETAHUAN
TENTANG SEGALA HAL DAN SEMUA SELUK BELUK
MENGENAI HUKUM
HARI CHAND
Modern Yurisprudence

Mhs Kedokteran, mempelajari anatomi manusia dan semua bagian


tubuh dalam struktur, hubungan, dan fungsinya.
Mhs hukum, mempelajari substansi hukum harus belajar konsep
hukum, kaidah-kaidah hukum, struktur, dan fungsi hukum.

Mhs Kedokteran, juga mempelajari faktor eksternal yg


mempengaruhi tubuh, mis. Panas, dingin, kuman , virus, dll.

Mhs Hukum, juga mempelajari faktor-faktor sosial, politik, budaya,


ekonomi, dan nilai-nilai. Namun demikian mhs hukum tidak akan
mampu menelaah permasalahan hukum tanpa mempunyai standar,
nilai-nilai, teknik dan ketrampilan hukum, dan metode yang
disediakan ilmu hukum.
OBYEK ILMU HUKUM

SEGALA HAL YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM, DIMULAI


TEKS OTORITATIF BERMUATAN ATURAN-ATURAN HUKUM
YANG TERDIRI ATAS PRODUK PER-UNDANG2AN, PUTUSAN-
PUTUSAN HAKIM, HUKUM TIDAK TERTULIS, KARYA
ILMUWAN HUKUM YANG BERWIBAWA DALAM BIDANGNYA
(DOKTRIN), DAN BERLAKUNYA HUKUM DI MASYARAKAT
SAMPAI PENGARUH ILMU-ILMU LAIN PADA ILMU HUKUM
SUMBER HUKUM

1. Peraturan Perundang-undangan
2. Kebiasaan Hukum
3. Traktat (perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih)
4. Treaty (perjanjian yang harus disampaikan kepada DPR untuk mendapat persetujuan sebelum
disahkan (diratifikasi) oleh Presiden)
5. Agreement (perjanjian yang mengandung materi yang lain, yang hanya disampaikan kepada
DPR untuk diketahui setelah disahkan oleh Presiden. Agreement ini diberi bentuk Peraturan
Presiden)
6. Yurisprudensi
7. Doktrin (pendapat ahli-ahli hukum yang ternama, yang mempunyai pengaruh dalam
pengambilan putusan pengadilan)
TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN
URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PADA MASA HINDIA BELANDA:
1. Undang-undang Dasar Kerajaan Belanda
2. Wet (Undang-undang Belanda), adalah jenis peraturan atau ketetapan yang dibuat oleh Mahkota Belanda
bersama-sama dengan Parlemen Belanda (Staten General). Mahkota Belanda terdiri dari Raja/Ratu Belanda
bersama-sama dengan Dewan Menteri Belanda.
3. Algemen maatregelen van bestuur, dibuat oleh Mahkota Belanda sendiri.
4. Ordonansi (era IS), dibuat oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda bersama-sama dengan Dewan Rakyat
Hindia Belanda (VoksRaad) di Jakarta esuai Titah Ratu (Kerajaan Belanda) di Den Haag;. Contoh: Hinder
Ordonantie (Ordonasi Gangguan)
5. Reglement adalah peraturan yang diusulkan organ pemerintah dan ditetapkan melalui Gouvernement Besluit
(Keputusan Pemerintah). Namun Reglement dalam konteks Regeringsreglement (RR), maka tingkatannya
adalah UUD Kolonial Belanda (1 Mei 1955 hingga 1 Januari 1926). RR berganti nama menjadi Indische
Staatsregeling (IS) dan dimuat dalam Lembaran Negara Hindia Belanda Tahun 1925 No. 415 juncto No. 577
6. Regerings Verordening (era RR), Peraturan Pemerintah yang ditetapkan oleh Gubernur Jenderal untuk
melaksanakan Wet.
7. Peraturan Daerah Swatantra Atau Daerah Swapraja.
45 BUTIR PANCASILA DALAM TAP MPR No.1/MPR/2003

Pancasila
Merupakan Sumber Segala Sumber Hukum
Negara
(PASAL 2 UU NO.12 TAHUN 2011 Yo. UU NO.15 TAHUN 2019)
06/28/2022
ANATOMI
UUD 1945
BAB I
BENTUK DAN KEDAULATAN
Pasal 1
(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.
(2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar.
(3) Negara Indonesia adalah negara hukum.
PASAL 28 D (1)

“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,


perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum”
45 BUTIR PANCASILA DALAM TAP MPR No.1/MPR/2003

Pancasila
Merupakan Sumber Segala Sumber Hukum
Negara
(PASAL 2 UU NO.12 TAHUN 2011 Yo. UU NO.15 TAHUN 2019)
06/28/2022
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadapTuhan Yang
Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan
pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakuipersamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpamembeda-
bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukansosial, warna kulit dan
sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintaisesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjungtinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya
sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain .
3. Persatuan Indonesia

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta


kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan
dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarahdilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
Hans Nawiasky
1. Staatsfundamentalnorm (Norma fundamental
negara/abstrak/sumber hukum, contoh: Pancasila);
2. Staatsgrundgesetz (Aturan dasar/aturan pokok
negara/konstitusi/ UUD);
3. Formell gesetz (Undang-Undang);
4. Verordnung & Autonome Satzung (Aturan pelaksana
Peraturan Pemerintah-Peraturan Daerah).
TATA URUTAN PERUU-AN IND.

PASAL 7

1. Undang-Undang Dasar 1945;


2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
UU N0.15 TAHUN 2019 YO UU NO.12 TAHUN 2011 TENTANG
PEDOMAN PEMBENTUKAN PERUU-AN
TAP MPRS XX/MPRS/1966 TAP MPR NO.III/MPR/2000

1. UUD 1945 1. UUD 1945


2. KETETAPAN MPR
2. KETETAPAN MPR
3. UU
3. UU/PERPU 4. PERPU
4. PERATURAN PEMERINTAH 5. PERATURAN PEMERINTAH
6. KEPUTUSAN PRESIDEN
5. KEPUTUSAN PRESIDEN 7. PERATURAN DAERAH
6. PERATURAN MENTERI
7. PERATURAN PELAKSANA
LAINNYA
UU NO 10 TH 2004 UU NO 12 TAHUN 2011

UU N0.15 TAHUN 2019 YO UU


NO.12 TAHUN 2011 TENTANG
PEDOMAN PEMBENTUKAN
PERUU-AN

1. UUD 1945
2. UU/PERPU
3. PP 1. UUD 1945
2. KETETAPAN MPR
4. PERPRES 3. UU/PERPU/OMNIBUS
5. PERDA LAW
(PERDA 4. PP
5. PERPRES
PROPINSI, 6. PERDAPROPINSI
PERKAB/KOTA, 7. PERDAKOTA/KAB
PERDES)
KETETAPAN MPR
Yang dimaksud dengan “Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat” adalah Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat yang masih berlaku
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 4
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Nomor: I/MPR/2003 tentang Peninjauan
Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1960 sampai
dengan Tahun 2002, tanggal 7 Agustus 2003.

@ HAK CIPTA. ADI


06/28/2022 SULISTIYONO
PASAL Jenis Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh:
8
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung,Mahkamah
Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan,Komisi Yudisial, Bank
Indonesia, Menteri, badan,lembaga, atau komisi yang setingkat
yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas
perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, KepalaDesa atau yang
setingkat.
2. Peraturan Perundang-undangan tersebut diakui keberadaannya
dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang
diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.

@ HAK CIPTA. ADI


06/28/2022 SULISTIYONO
Judicial Review
◦ Dalam hal suatu Undang-Undang diduga bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi.
◦ Dalam hal suatu Peraturan Perundang-undangan di bawah
Undang-Undang diduga bertentangan dengan Undang-Undang,
pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Agung.
PENGUNDANGAN
◦ UU No. 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
◦ Perpres No. 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan
Perundang-Undangan.
◦ PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUNDANGAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DALAM LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, BERITA NEGARA REPUBLIK
INDONESIA, DAN TAMBAHAN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

◦ Pengundangan adalah penempatan peraturan perundang-undangan dalam Lembaran Negara


Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Berita Negara Republik
Indonesia, dan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. DILAKSANAKAN OLEH
MENTERI
◦ Maksudnya agar supaya setiap orang dapat mengetahui peraturan perundang-undangan, sesuai
dengan adanya fiksi hukum : Setiap Orang Dianggap Tahu akan adanya peraturan
LEMBARAN NEGARA, TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA, BERITA
NEGARA, DAN TAMBAHAN BERITA NEGARA
◦ Lembaran Negara merupakan media tempat mengundangkan peraturan perundang-undangan ,
yaitu: UU/PERPU, PERATURAN PEMERINTAH, PERATURAN PRESIDEN, Peraturan
Perundang-undangan lain yang menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku harus
diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
◦ Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia memuat Penjelasan Peraturan Perundang-
undangan TSB,
◦ Berita Negara Republik Indonesia MEDIA untuk pengundangan peraturan perundang-undangan
yang dikeluarkan oleh:
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat;
2. Dewan Perwakilan Rakyat;
3. Mahkamah Agung;
4. Mahkamah Konstitusi; dan
5. Menteri, Kepala Badan, lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk oleh undang-undang
atau pemerintah atas perintah undang-undang..
◦ Tambahan Berita Negara Republik Indonesia memuat Penjelasan Peraturan perundang-undangan
TSB.
Fiksi Hukum, Adagium, Asas Hukum
◦ Fiksi atau dalam bahasa aslinya (bahasa Latin) Fictio adalah angan-angan, bentuk hukum, kontruksi
hukum, bangunan hukum; Van Apeldoorn memberi pendapat fictie atau fiksi adalah bahwa kita
menerima sesuatu yang tidak benar sebagai sesuatu hal yang benar. Atau dengan kata lain kita
menerima apa yang sebenarnya tidak ada, sebagai ada atau yang sebenarnya ada sebagai tidak ada.
◦ Adagium: pepatah; peribahasa hukum; pepatah singkat, mudah diingat, dan biasanya filosofis yang
mengkomunikasikan kebenaran penting yang berasal dari pengalaman, adat istiadat, atau keduanya,
dan yang banyak orang anggap benar dan kredibel karena tradisi panjangnya, yaitu diturunkan dari
generasi ke generasi, atau memetika replikasi. Contoh: Ubi societas ibi justicia" artinya di mana ada
masyarakat dan kehidupan di sana ada hukum (keadilan)
◦ Asas hukum merupakan nila dasar hukum yang abstrak mengacu pada grund norm, yang menjadi
fondasi suatu perundang-undangan. Bila asas tersebut dikesampingkan, maka bangunan undang-
undang dan segenap peraturan pelaksananya tidak punya nilai moral.
Fiksi Hukum
1. FIAT JUTITIA RUAT CAELUM : HUKUM HARUS
DITEGAKKAN WALAU LANGIT RUNTUH.
2. SETIAP ORANG DIANGGAP TAHU UNDANG-
UNDANG. (presumptio iures de iure).
3. PUTUSAN HAKIM SELALU DIANGGAP BENAR (res
judicata pro veritate habetur)
4. Justitiae Non Est Neganda Non Differenda (Keadilan tidak
dapat disangkal atau ditunda)
5. Nemo Est Supra Leges (Tidak seorangpun kebal hukum)
Fiksi Hukum Asas
Publisitas
PRESUMPTIO IURES DE IURE
Semua Orang dianggap Tahu Hukum

◦ Fiksi hukum adalah asas yang menganggap semua orang tahu hukum (presumptio iures de iure). 
◦ Dalam bahasa Latin dikenal pula adagium ignorantia jurist non excusat, ketidaktahuan hukum tidak
bisa dimaafkan
◦ Keberadaan asas fiksi hukum, telah dinormakan di dalam penjelasan Pasal 81 ketentuan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Peraturan Perundang-undangan (dirubah UU No. 15 Tahun
2019) yakni: "Dengan diundangkannya Pembentukan Perundang-undangan dalam lembaran resmi
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini, setiap orang dianggap telah mengetahuinya".
◦ Fiksi Hukum diatur lebih lanjut dalam Putusan MA No. 645K/Sip/1970 dan Putusan MK No.
001/PUU-V/2007 keduanya memuat prinsip yang sama yaitu “ketidaktahuan seseorang akan
undang-undang tidak dapat dijadikan alasan pemaaf” serta Putusan MA No. 77 K/Kr/1961 yang
menegaskan “tiap-tiap orang dianggap mengetahui undang-undang setelah undang-undang itu
diundangkan dalam lembaran negara” 
Asas Hukum
Arief Sidharta
tiap aturan hukum itu berakar pada suatu asas hukum, yakni ‘suatu nilai yang diyakini berkaitan dengan
penataan masyarakat secara tepat dan adil’. ‘asas hukum merupakan meta-kaidah yang berada di belakang
kaidah, yang memuat kriteria nilai yang untuk dapat menjadi pedoman berperilaku memerlukan penjabaran
atau konkretisasi ke dalam aturan-aturan hukum’.

Paul Scholten
asas hukum adalah ‘pikiran-pikiran dasar yang terdapat di dalam dan di belakang sistem hukum, masing-
masing dirumuskan dalam aturan-aturan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim, yang berkenaan
dengannya ketentuan-ketentuan dan putusan-putusan individual tersebut dapat dipandang sebagai
penjabarannya’.

ADI SULISTIYONO
Asas Hukum adalah kristalisasai nilai dasar, yang hidup di masyarakat atau telah menjadi grundnorm
dalam sistem hukum , yang digunakan sebagai pedoman arah dan menjadi ukuran moralitas
pembadanan sistem hukum, perundang-undnagan dan/atau putusan pengadilan
ASAS HUKUM

Dalam setiap aturan hukum dapat dilacak asas


hukumnya.
Satjipto Rahardjo, asas hukum merupakan ‘jantungnya’
peraturan hukum.
Bellefroid, setiap tertib hukum yang berlaku di setiap
negara selalu ditopang oleh asas hukum.
Paton, asas hukum membuat hukum itu hidup, tumbuh
dan berkembang, dan mempunyai nilai etis
ASAS HUKUM MRP ‘JANTUNG’

1. Asas hukum merupakan landasan yang paling


luas bagi lahirnya suatu peraturan hukum.
2. Asas hukum merupakan alasan bagi lahirnya
peraturan hukum atau merupakan ratio legis.
3. Asas hukum tidak akan habis kekuatannya
karena telah melahirkan suatu peraturan hukum,
melainkan akan tetap ada dan akan melahirkan
peraturan2 selanjutnya
Pasal 5
UU No.12/2011 Yo
UU. No15/2019
ASAS PEMBENTUKAN PERUU
Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik, yang
meliputi:
a) kejelasan tujuan;
b) kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;
c) kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;
d) dapat dilaksanakan; (filosofis, yuridis, sosiologis)
e) kedayagunaan dan kehasilgunaan;
f) kejelasan rumusan; dan
g) keterbukaan.

@ HAK CIPTA. ADI


06/28/2022 SULISTIYONO
ASAS MATERI MUATAN PERUU-AN:
Pasal 6

a) pengayoman;
b) kemanusiaan;
c) kebangsaan;
d) kekeluargaan;
e) kenusantaraan;
f) bhinneka tunggal ika;
g) keadilan;
h) kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
i) ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau
j) keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
@ HAK CIPTA. ADI
06/28/2022 SULISTIYONO
ASAS-ASAS HUKUM
1. Nullum delictum nulla poena sina praevea lege poenali. Lex termporis delicti;
2. Lex superior derogat legi inferiori (peraturan yang lebih tinggi mengalahkan yang
lebih rendah); Lex posterior derogat legi apriori (hukum yang baru mengalahkan
hukum yang lama); lex spesialis derogat legi generalis (hukum khususmengalahka
hukum yang umum);
3. Res ipso loquitor (fakta sudah berbicara sendiri); urus testis nurus testis (satu saksi
bukan saksi); Primus interpares (yang utama dalam kedudukan yang sederajat)
4. Asas Hak Kebendaan (Asas Hukum pemaksa, dapat dipindahtangankan,
individualitas, totalitas, tidak dapat dipisahkan, prioritas, percampuran, publisitas)
5. Hukum Investasi (asas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, perlakuan
sama dan tidak membedakan asal negara, kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, keseimbangan kemajuan,
dan kesatuan ekonomi nasional).
5. Telekomunikasi diselenggarakan berdasarkan
asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum,
keamanan, kemitraan, etika, dan kepercayaan
pada diri sendiri (UU Telekomunikasi No.36
Tahun 1999)
6. Penyelengaaraan kehutanan berasaskan manfaat
dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan,
keterbukaan, dan keterpaduan. (Pasal 41 Tahun
1999)
7. Asas Penyelenggaraan Pemerintahan terdiri atas
Asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggara
negara, asas kepentingan umum, asas
keterbukaan, asas proporsionalitas, asas
profesionalitas, asas akuntabilitas, asas efisiensi,
efektivitas (UU No.32 Tahun 2004)
UU.No.2 Tahun 2012
tentang. 
PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK
KEPENTINGAN UMUM

PELAKSANANAN PEMBEBASAN TANAH


UNTUK JALAN TOL SEMARANG-
UNGARAN DILIHAT DARI ASAS HUKUM
ASAS
a. kemanusiaan; UU NO.2 TH 2012
b. keadilan;
c. kemanfaatan; TINJAUAN YURIDIS PASAL 10 (b) UU NO. 2
d. kepastian; TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN
e. keterbukaan; TANAH
f. kesepakatan; BAGI KEPENTINGAN UMUM TERHADAP
g. keikutsertaan; PEMBANGUNAN JALAN TOL
h. kesejahteraan;
i. keberlanjutan; dan MENGAPA PEMBANGUNAN JALAN TOL DIKATEGORIKAN
j. keselarasan. SEBAGAI KEPENTINGAN UMUM PADAHAL KEUNTUNGAN
UNTUK PERUSAHAAN SWASTA?
prolegnas
◦ instrumen perencanaan program pembentukan Undang-
Undang yang disusun secara terencana, terpadu, dan
sistematis
◦ PROLEGNAS 2014-2019 merencanakan 160 RUU
(selesai 10 persen)
◦ Prolegnas 2020-2024 merencanakan 189 RUU
Prolegnas 2014-2019
DPR
10
2014-2019
PERSEN
VERSI
ICW gagal

◦ Sebanyak 189 Rancangan Undang-Undang (RUU) dalam Program Legislasi Nasional


(Prolegnas) 2015-2019 dan 31 RUU prolegnas kumulatif diajukan DPR periode 2014-2019.
◦ Jika dihitung sejak tahun 2015-2019, jumlah anggaran DPR untuk pelaksanaan fungsi legislasi
mencapai Rp 1,62 triliun dengan rata-rata sebesar Rp 323,40 miliar pertahun
◦ Hanya Selesaikan 10% dari Prolegnas
◦ Produknya menimbulkan kontroversi (Revisi UU MD3) pada 2018 dan gelombang demo yang
memakan jiwa mahasiswa (Revisi UUKPK).
Subyek Hukum

◦ Subyek Hukum adalah pihak-pihak yang oleh hukum diamanahi memegang dan
mendukung hak dan kewajiban;  Dalam sistem hukum, subyek hukum : orang perseorangan dan
badan hukum. (Subyek Hukum Internasional: Individu, negara, organisasi internasional; Hukum
Perdata: Orang dan Badan Hukum; Hukum Pidana: Orang dan Koporasi)
Peristiwa Hukum
◦ Peristiwa Hukum itu adalah sebuah peristiwa atau kejadian yang dapat
menimbulkan akibat hukum yang sebelumnya telah diberlakukan baik berupa
hukum positif maupun hukum adat.
SISTEM HUKUM

sistem hukum adalah sebuah tatanan hukum dalam negara yang terdiri
dari beberapa sub sistem hukum yang merupakan satu kesatuan tak
terpisahkan, mempengaruhi politik hukum, pengembanan hukum dan
penegakan hukum di masyarakat
Komponen Sistem Hukum

LAWRENCE MEIR FRIEDMAN- STANFORD LAW SCHOOL


BUKU: SISTEM HUKUM: DALAM PRESPEKTIF ILMU SOSIAL
SISTEM HUKUM : SUBSTANSI HUKUM , STRUKTUR HUKUM, BUDAYA HUKUM

(SURYONO SUKANTO- FAKULTAS HUKUM UI).


SISTEM HUKUM: SUBSTANSI HUKUM , STRUKTUR HUKUM, BUDAYA HUKUM, DAN
SARANA PRSARANA

ADI SULISTIYON0- FAKULTAS HUKUM UNS


(BUKU: PARADIGMA NON-LITIGASI)
SUBSTANSI HUKUM , APARATUR HUKUM, BUDAYA HUKUM MASYARAKAT, PENDIDIKAN
HUKUM; POLITIK HUKUM PRESIDEN; DAN PERILAKU HUKUM DPR
SISTEM HUKUM DUNIA

◦ Sistem hukum Eropa Kontinental


◦ Sistem hukum cammon law /Anglo Saxon
◦ Sistem hukum Adat
◦ Sistem hukum Agama
◦ sistem hukum negara-negara blok timur
(sosialis).
EROPA KONTINENTAL

 
◦ Sering dikenal juga sebagai sistem hukum CIVIL LAW.
◦ Sebagian besar negara-negara Eropa daratan dan daerah bekas jajahan / koloni nya; ex:
Jerman, Belanda, Perancis, Italia, negara2 Amerika Latin dan Asia.
◦ Sistem ini diturunkan dari Hukum Romawi Kuno, dan pertama kali diterapkan di Eropa
berdasarkan jus civile Romawi  yaitu hukum privat yang di aplikasikan kepada  warga negara 
dan diantara warga negara.
◦ Sistem Hukum ini juga  disebut  jus  guiritium  sebagai lawan  system  jus  gentium  untuk
diaplikasikan  secara Internasional , yakni antar Negara.        
◦ Dalam perjalanan waktu hukum Romawi tersebut kemudian dikompilasikan bahkan
kemudian dikodifikasikan.
◦  Dalam sistem  hukum civil law  istilah  “ code “  (undang undang )  adalah sekumpulan klausula
dan prinsip hukum umum  yang otoritatif, komprehensif  dan sistematis yang dimuat dalam Kitab
atau Bagian yang disusun secara logis sesuai dengan hukum terkait.  
◦ Oleh sebab itu peraturan civil law dianggap sebagai sumber hukum utama , dimana semua
sumber hukum  lainnya menjadi subordinatya
ANGLO SAXON

 
◦ Mulai berkembang di Inggris pada abad 16
◦ Sedangkan sistem hukum Common Law adalah sistem hukum yang diadopsi oleh Inggris, yang pada
mulanya merupakan peninggalan dari sistem hukum suku Anglia. Sehingga sistem hukum Common Law
juga sering disebut dengan sistem Anglo-Saxon
◦ Sering disebut sebagai COMMON LAW.
◦ System common law memiliki 3 karakter yaitu: 1) yurisprudensi dianut sebagai sumber hukum yang
utama, 2) dianutnya prinsip  stare decisis (prinsip yang mengharuskan hakim untuk mengikuti putusan
hakim di pengadilan yang lebih tinggi (dalam hirarki yang sama), di mana sebuah kasus melibatkan fakta
dan isu serupa), dan 3) dianutnya adversary system dalam peradilan.
◦ Berkembang diluar Inggris di Kanada, USA, dan bekas koloni Inggris (negara persemakmuran/ common
wealth); spt: Australia, Malaysia, Singapore, India, dll.
◦ Teori stare decisis merupakan salah satu teori yang dikenal dalam bidang hukum, atau disebut
juga dengan teori precedent, yang berasal dari kalimat stare decisis et non quieta movera.
1. Stare decisis dapat meningkatkan unsur uniformitas
2. Stare decisis dapat mkeningkatkan unsur efisiensi
3. Stare decisis dapat meningkatkan unsur predictability
◦ Kelemahan utama dari teori stare decisis adalah bahwa dengan berpegang pada putusan
pengadilan sebelumnya berarti mempersempit ruang gerak dari hakim. Selain menghalangi
kreativitas hakim, juga mengakibatkan putusan-putusan pengadilan semakin kaku yang berakibat
putusan pengadilan semakin jauh dengan keadilan.

◦ Hakim Agung Amerika Serikat John Marshall sangat dikenang karena menyatakan di kasus
Marbury v. Madison bahwa "it is a constitution we are expounding." Marshall percaya bahwa teks
dan teori yang mendasari Konstitusi tertulis adalah hukum dasar yang memiliki makna yang
dapat dilihat, “judicial power is never exercised for the purpose of giving effect to the will of the
judge; always for the purpose of giving effect to the will of the legislature or other words to the will of
the law”.
HUKUM ADAT 

Sistem hukum negara yang mendasarkan nilai-nilai hukum Adat


Seperangkat aturan tidak tertulis yang merupakan kristalisasi nilai2 yg
hidup di masyarakat yang dijadikan pedoman masyarakat untuk
menjalankan aktifitas nya, dan ditegakkan oleh organisasi adat yang
mendapatkan mandat

◦ Hanya terdapat dalam kehidupan sosial di Indonesia dan beberapa negara-


negara Asia lainnya; seperti Cina, India Jepang, dll.

◦ Bersumber kepada peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh


berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya
Hukum Islam
◦ Sistem hukum yang mendasarkan pada Konsepsi hukum Islam dalam sistem hukum nasional.
Dengan bersumber pada Al quran, Hadits, dengan metode Maqasyid Syariah
◦ Religious Islamic Law adalah semua undang-undang yang mengandung unsur ajaran Islam
(Abdullahi Ahmad An-Na’im, Islam and the Secular State: Negotiating the Future of Sharia
(Cambridge, Massachusetts, and London, England: Harvard University Press, 2008)
◦ Menurut Jasseruda A, kata Islamic law digunakan oleh literatur-literatur berbahasa Inggris.
◦ Dalam sistem Hukum Islam terdapat 4  sumber hukum yaitu :
1. Al-Qur’an
2. Al-Hadis 1. Arab Saudi
3. Ijma’ Ulama
2. Iran
4. Ijtihad
3. Sudan
4. Suriah
◦ Kekhasan Hukum Islam  :
5. Turki
1. Universal  (Internasional/menyeluruh)
2.  Humanity       (Insaniah /Kemanusiaan       /penuh kasih)
3.  Morality  (Akhlaq )
◦ Karakteristik Hukum Islam
◦ Harakah    (Utuh)
◦ Waqathah    (Harmoni)
◦ Takamul  (Sempurna)
Hukum Sosialis
◦ Sistem hukum sosialis adalah  hukum  dari Negara Negara yang pemerintahannya secara resmi
memandang Negara tersebut  sebagai sosialis atau  bergerak  dari kapitalisme menuju sosialisme ,
dan menganggap sebuah masyarakat  komunistik  sebagai tujuan puncaknya
◦ Sumber hukum dalam system hukum sosialis  adalah: Keputusan Tertinggi para penguasa berupa
produk kebijaksanaan pemerintah atau negara.  Intinya: tidak ada sumber hukum yang resmi, yang
jelas:
◦      1. Hukum adalah penguasa negara
◦      2. Hukum membela Rakyat proletary
◦ Kelompok Negara yang mempergunakan system hukum sosialis adalah dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu :
1. Yurisdiksi sosialis  yang lebih tua , seperti Polandia, Bulgaria, Hungaria, Cekoslowakia, Romania,
Albania, RRC, Korea Utara, Vietnam, Mongolia dan Kuba ;
2. Kelompok Hukum Sosialis yang baru adalah  Kamboja,  Laos, Muzambik,  Angola, Somalia,
Ethiopia, Ghana.
Sistem Hukum  Masyarakat Eropa

◦ Sistem Hukum masyarakat Eropa yang didasari  oleh lahirnya  Perjanjian Paris Tahu  1951   dan
Perjanjian Roma Tahun 1957 telah melahirkan suatu pondasi bagi lahirnya “ common law Eropa
“, sebuah peraturan yang telah diimpelemntasikan baik oleh institusi yang merancang perjanjian
maupun oleh agensi  pembentuk dan penegak hukum dari Negara anggota, artinya hukum ini 
dapat diberlakukan jika memang dapat diinginkan oleh para individu dari Negara Negara
anggota.
◦ Sistem hukum masyarakat Eropa  semakin kokoh menjadi sebuah  peraturan tunggal bagi Uni
Eropah setelah dilakukan  beberapa kali  amandemen Perjanjian Roma  sehingga melahirkan “
Single Europe Act  1986 ( Undang Undang Eropa Tunggal) yang ditanda tangani di Luxemburg
dan mulai berlaku pada  tanggal 1 Juli 1987 yang sering disebut SEA (Single European Act ). 
◦ Sebagai layaknya sebuah perjanjian internasional, maka hukum hukum masyarakat  Eropah (Uni
Eropa ) akan mulai berlaku manakala  perjanjian itu telah diratifikasi oleh negara peserta, dan
impelemtasinya lebih lanjut tergantung pada  system konstitusi yang dianut  oleh Negara peserta.
BIDANG-BIDANG STUDI HUKUM

1. SOSIOLOGI HUKUM
2. ANTROPOLOGI HUKUM
3. PERBANDINGAN HUKUM
4. SEJARAH HUKUM
5. POLITIK HUKUM
6. FILSAFAT HUKUM
7. PSIKOLOGI HUKUM
8. HUKUM DAN MASYARAKAT
POLITIK HUKUM
◦ DIPERKENALKAN DI INDONESIA OLEH PROF. LEMAIRE PADA
TAHUN 1955 DALAM BUKU “HET RECHT IN INDONESIA”
◦ DITULIS SEBAGAI BAGIAN DARI PENGANTAR HUKUM
INDONESIA OLEH UTRECHT (1966)
◦ DI BELANDA MELALUI BUKU “INLEIDING TOT DE
RECHTSWETENSCHAP IN NEDERLAND (1953), TETAPI DI
BELANDA TDK DIKEMBANGKAN LEBIH LANJUT
◦ POLITIK HUKUM MERUPAKAN BAGIAN DARI ILMU HUKUM
(BELLEFROID)
PERKEMBANGAN POLITIK HUKUM DALAM
KURIKULUM PENDIDIKAN HUKUM

◦ POLITIK HUKUM = SALAH SATU MATAKULIAH WAJIB PENDIDIKAN


PASCASARJANA ILMU HUKUM DI INDONESIA
◦ PERTAMA KALI DIAJARKAN DENGAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN NO. 002/U/1996
◦ SILABUS DAN BAHAN PUSTAKA WAJIB TIDAK DITETAPKAN MELAINKAN
DISUSUN DIRJEN DIKTI DENGAN PERTIMBANGAN KONSURSIUM ILMU
HUKUM
◦ PENGAJARAN DI SETIAP PROGRAM PASCASARJANA BERBEDA-BEDA
LINGKUP DAN ORIENTASINYA

06/28/2022 @ HAK CIPTA. ADI SULISTIYONO


PANDANGAN PAKAR

1. KEBIJAKAN PENYELENGGARA NEGARA YANG BERSIFAT MENDASAR DALAM


MENENTUKAN ARAH, BENTUK, MAUPUN ISI DARI HUKUM YANG AKAN DIBENTUK
DAN TENTANG APA YANG DIJADIKAN KRITERIA MENGHUKUMKAN SESUATU
(PADMO WAHJONO)
2. SUATU PERNYATAAN KEHENDAK PENGUASA NEGARA MENGENAI HUKUM YANG
BERLAKU DI WILAYAHNYA DAN MENGENAI ARAH PERKEMBANGAN HUKUM YANG
AKAN DIBANGUN (T.M. RADHIE)
3. KEBIJAKSANAAN DARI NEGARA MELALUI BADAN2 YANG BERWENANG UNTUK
MENERAPKAN PERATURAN2 YANG DIKEHENDAKI, YANG DIPERIKIRAKAN AKAN
MENGEKSPRESIKAN APA YANG TERKANDUNG DALAM MASYARAKAT (SOEDARTO)
4. AKTIVITAS MEMILIH DAN CARA YANG HENDAK DICAPAI UNTUK MEWUJUDKAN
SUATU TUJUAN SOSIAL DAN HUKUM TERTENTU DALAM MASYARAKAT
(SATJIPTO RAHARDJO)
5. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM UPAYA MENCIPTAKAN SISTEM HUKUM NASIONAL
(SUNARYATI HARTONO)
06/28/2022 @ HAK CIPTA. ADI SULISTIYONO
Adi Sulistiyono

Strategi Kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah


dalam merencanakan, memberlakukan, dan
menegakkan hukum untuk membangun sistem hukum
dalam upaya merealisasi tujuan negara atau visi
pemerintah; dimana proses dan hasilnya ditentukan
ada tidaknya intervensi politik, ekonomi, atau
tekanan sosial yang terjadi didalamnya.

06/28/2022
ORIENTASI POLITIK
HUKUM
1) SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA (PROF. DR. PADMO WAHJONO, UI)
2) HUKUM PEMBANGUNAN (PROF. MOCHTAR KUSUMAATMADJA, UNDPAD)
3) KEBAHAGIAAN DAN RASA KEADILAN MASYARAKAT (PROF.DR.
SATJIPTO RAHARDJO)
4) PERUBAHAN HUKUM (PROF.DR.SOEHARJO, UNDIP)
5) LEGAL POLICY YG ATAU AKAN DILAKSANAKAN SECARA NASIONAL-
PERUBAHAN SUBSTANSI DAN PELAKSANAAN KETENTUAN HUKUM
(PROF.DR.MOH. MAHFUD M.D.-UII)
6) SISTEM DAN PROSEDUR PERUBAHAN KONSTITUSI, & SISTEM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN (PROF. DR. SRI SOEMANTR-UNPAD)
7) PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM MEREALISASI TUJUAN NEGARA DAN
VISI PEMERINTAH (PROF.DR.ADI SULISTIYONO-UNS)

06/28/2022 @ HAK CIPTA. ADI SULISTIYONO


Pendekatan CRITICAL LEGAL STUDY
POLITIK HUKUM

◦ Studi Hukum Kritis (SHK) melanjutkan tradisi Legal Realist yang


melakukan kajian empris terhadap hukum. Secara radikal SHK
menggugat teori, doktrin atau asas-asas seperti netralitas hukum,
otonomi hukum, dan pemisahan hukum dengan politik. (Gerry Spence,
With justice for none; Pizzi, Trials Without Truth)
◦ CLS tetap berada pada dalam wilayah jurisprudence, tapi beralih
dari alur berfikir normologik kecara berpikir nomologik yg
menekankan pada realitas ketimbang kepada teks
◦ proses-proses hukum bekerja bukan di ruang yang hampa melainkan
bekerja dalam realitas yang tidak netral dan nilai yang ada
dibelakangnya adalah subyektif.
◦ Ide dasar SHK bertumpu pada pemikiran bahwa hukum tidak dapat
dipisahkan dari politik dan hukum tidak tercipta dalam suatu ruang
hampa yang bebas nilai.
◦ Hukum lahir melalui ‘pertempuran’ politik yang cenderung memihak dan
subyektif untuk keuntungan golongan tertentu. Inilah yang kemudian
memunculkan komentar bawa ‘hukum itu cacat sejak dilahirkan’.
@ HAK CIPTA. ADI
06/28/2022 SULISTIYONO
TUJUAN
KEMERDEKAAN
Tujuan dari bernegara sebagaimana diatur dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh


tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejateraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL
2005-2025

INDONESIA YANG
MANDIRI, MAJU, ADIL
DAN MAKMUR

RPJPN 2005-2025
UU NO. 17 TH 2007
8 MISI

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,


berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing .
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu.
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan.
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari .
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang
mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional .
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan
dunia internasional .
POLITIK HUKUM NASIONAL?
RPJPN 2005-2025
UU NO. 17 TH 2007

 Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan;


 Regulasi problematika ekonomi;
 Kepastian investasi
 Penuntasan korupsi, kolusi, dan nepotisme
 Tertib penyelenggaraan negara
 Fundamen daya saing global

(MEMPERKUAT MISI KE 2. MEWUJUDKAN BANGSA YANG


BERDAYA-SAING)
PROF.DR.ADI SULISTIYONO-HUKUM EKONOMI-UNS SOLO 78
POLITIK HUKUM NASIONAL?
RPJPN 2005-2025
UU NO. 17 TH 2007

Pembangunan hukum diarahkan pada makin terwujudnya sistem


hukum nasional yang mantap bersumber pada Dasar Negara
Republik Indonesia 1945, yang mencakup pembangunan materi
hukum, struktur hukum termasuk aparat hukum, sarana dan
prasarana hukum; perwujudan masyarakat yang mempunyai
kesadaran dan budaya hukum yang tinggi dalam rangka
mewujudkan negara hukum.

MEMPERKUAT MISI KE 3. MEWUJUDKAN MEWUJUDKAN


MASYARAKAT DEMOKRATIS BERLANDASKAN HUKUM
TANTANGAN POLITIK HUKUM

RI.4.0 Het Recht Hink Achter


De Feiten Aan

velocity
Pembalap Liar

Anda mungkin juga menyukai