Anda di halaman 1dari 43

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
SITI ROHANI
PENGERTIAN HUKUM

Manusia adalah mahluk sosial. Di mana ada masyarakat,


di sana ada hukum (Ubi Societas Ubi Ius).

Hukum : aturan-aturan perilaku yang dapat


diberlakukan/diterapkan untuk mengatur hubungan
hubungan antar manusia dan antara manusia dan
masyarakatnya.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KAIDAH

Kaidah Agama Kaidah Kaidah Sopan Kaidah Hukum


Kesusilaan Santun

TUJUAN Penyempurnaan manusia agar Ketertiban masyarakat


jangan menjadi manusia yang
jahat

ISI Ditujukan kepada sikap batin Ditujukan kepada sikap lahir

ASAL USUL Dari Tuhan Dari diri sendiri Dari Dari


(nurani) masyarakat masyarakat
secara tidak secara resmi
resmi
SANKSI Dari Tuhan Dari diri sendiri Dari Dari
dan masyarakat masyarakat masyarakat
secara tidak secara tidak secara resmi
resmi resmi
PENGERTIAN HUKUM
ALIRAN-ALIRAN TENTANG HUKUM

 ALIRAN LEGISME
Hukum identik dengan undang-undang, yaitu peraturan tertulis yang
dibuat oleh badan atau pejabat yang berwenang melalui prosedur
yang ditentukan untuk pembuatan peraturan yang sudah ditetapkan
terlebih dahulu dan dirumuskan dalam bentuk yang telah ditentukan
untuk itu.

 ALIRAN HUKUM BEBAS


undang-undang tidak pernah lengkap, oleh karenanya undang-
undang bukan satu-satunya sumber hukum, jika perlu hakim dapat
menyimpangi undang-undang untuk mewujudkan keadilan

 ALIRAN HUKUM MODERN


Hukum terbentuk dari berbagai cara. Pertama dari pembuat undang-
undang, penerapan undang-undang menurut penafsiran, hakim harus
mengisi kekosongan hukum, di samping undang-undang hukum
terbentuk melalui kebiasaan.
PENGERTIAN HUKUM
DEFINISI HUKUM

 Marcus Tullius Cicero (Romawi)


Hukum adalah akal tertinggi (the higest reason) yang ditanamkan
oleh akal dalam diri manusia untuk menetapkan apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan.

 Rudolf von Jhering (Jerman)


Hukum adalah keseluruhan peraturan yang memaksa (compulsary
rules) yang berlaku dalam suatu negara.

 Mochtar Kusumaatmadja (Indonesia)


Hukum tidak hanya perangkat kaidah dan asas-asas yang mengatur
kehidupan manusia dalam masyarakat melainkan mencakup pula
lembaga-lembaga (intitutions) dan proses-proses (processes) untuk
mewujudkan hukum itu dalam kenyataan.
TUJUAN HUKUM

 KEADILAN DISTRIBUTIF
(Aristoteles)
adalah keadilan yang memberikan kepada tiap orang
jatah menurut jasanya. Ia tidak menuntut supaya tiap
orang mendapat bagian sama banyaknya, bukan
persamaan melainkan kesebandingan.

 KEADILAN KOMUTATIF
ialah keadilan yang memberikan pada setiap orang
sama banyaknya dengan tidak mengingat jasa-jasa
perseorangan.
TUJUAN H UKUM
 KEADILAN KOMUTATIF (lanjutan)
(Adam Smith)

keadilan komutatif dibangun atas di atas dasar pengandaian


hakiki antara umat manusia. Berhubungan dengan konsep
keseteraan nilai. Prinsip utama yaitu no harm, tidak melukai atau
merugikan orang lain (baik menyangkut pribadinya, miliknya atau
reputasinya), baik sebagai manusia, sebagai anggota keluarga
ataupun sebagai warga masyarakat.

Apabila keadilan ini dilanggar maka orang yang dilukai atau


dirugikan dapat secara sah menuntutnya dari orang lain.

Dengan ini terlihat jelas bahwa keadilan komutatif menurut Adam


Smith menyangkut jaminan dan penghargaan atas hak-hak
individu dan hak-hak asasi. Hak-hak individu tersebut dianggap
sebagai hak-hak sempurna (perfect right), sebagai hak-hak yang
wajib dituntut dari orang lain untuk dihargai.
TUJUAN HUKUM
 KEADILAN KOMUTATIF (lanjutan)
(Adam Smith)

Pengertian Adam Smith mengandung pengertian yang luas karena:


1. Tidak hanya menyangkut pemulihan, melainkan juga pencegahan
terhadap dilanggarnya kepentingan dan hak orang lain

2. Berkaitan dengan jaminan atas hak-hak sempurna individu, yang


berlaku bagi segala bentuk hubungan timbal balik antar individu dengan
individu, hubungan dalam keluarga, hubungan sipil dan hubungan
ekonomis serta hubungan pemerintah dengan rakyat.

3. Keadilan ini berkaitan dengan perlakuan yang sama bagi semua orang
sesuai dengan hukum yang berlaku. Keadilan ini berkaitan dengan
prinsip ketidakberpihakan (impartiality)
TUJUAN H UKUM
 KEADILAN KOMUTATIF (lanjutan)
(Adam Smith)
Lebih lanjut menurutnya aturan keadilan harus sedapat mungkin
memberikan kejelasan bagi setiap tindakan manusia, yang
mengatur setepat mungkin tindakan yang dituntut oleh keadilan.

Keadilan adalah keutamaan moral yang dapat dipaksakan,


karena:
1. Aturan-aturan itu menyangkut hak-hak manusia yang
berharga dan harus dijunjung tinggi oleh siapa saja. Aturan ini
menetapkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam
kaitannya dengan hak-hak orang lain.
2. Bahwa pada kenyataan pelanggaran atas keadilan akan
menimbulkan kerugian dan kejahatan dalam masyarakat, yang
pada gilirannya akan mengganggu keteraturan masyarakat.
FUNGSI HUKUM

Menjamin ketertiban dan keteraturan

 Kontrol sosial
 Penyelesaian sengketa
 Sarana pembaharuan masyarakat
PENGGOLONGAN HUKUM
HUKUM PERDATA

HUKUM PRIVAT HUKUM DAGANG

HUKUM TATA NEGARA

HUKUM PUBLIK HUKUM TATA USAHA NEGARA

HUKUM PIDANA

HUKUM ACARA

HUKUM EKONOMI
HUKUM KHUSUS
HUKUM PAJAK

HUKUM PERBURUHAN
ASAS HUKUM

Asas dalam Ilmu Hukum hanya bersifat mengatur dan


eksplikatif atau menjelaskan. Tujuannya untuk
memberi ikhtisar tidak normatif sifatnya dan tidak
termasuk Hukum positif

Contoh asas Hukum:


- Nulum delictum noela poena sine previa lege poenali
- In du bio pro reo
- Unus testis nullus testis
- Pacta sund servanda
SISTEM HUKUM
Sistem Hukum yang berpengaruh yaitu:

 Common law (anglo saxon)


 Civil Law (eropa continental)
KOMPONEN SISTEM HUKUM
1. Legal Structure (Struktur hukum)
keseluruhan institusi penegakan hukum,
beserta aparatnya. Jadi mencakupi kepolisian
dengan para polisinya; kejaksaan, kntr
pengacara & pengadilan dsb
2. Legal Substance (Substansi hukum)
Keseluruhan asas-hukum, norma hukum dan
aturan hukum, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis, termasuk putusan pengadilan
3. Legal Culture (Budaya hukum)
Nilai-nilai & sikap-sikap yg mrpk pengikat
sistem tsb, juga kebiasaan-kebiasaan, opini-
opini, cara berpikir dan cara bertindak, baik dari
para penegak hukum maupun dari masyarakat
utk taat atau tidak thp hukum
SUMBER HUKUM
SUMBER HUKUM CIVIL LAW / EROPA KONTINENTAL

Peraturan (regel)
 UNDANG-UNDANG
Penetapan atau Ketetapan (beschikking)
 KEBIASAAN

 TRAKTAT

 YURISPRUDENSI

 DOKTRIN

 PENEMUAN HUKUM
SUMBER HUKUM
SUMBER HUKUM COMMON LAW / ANGLO SAXON

 YURISPRUDENSI

 STATUTA LAW

 CUSTOM

 REASON (AKAL SEHAT)


ISI KAIDAH HUKUM
• PERINTAH
Harus dijalankan, merupakan keharusan.
Contoh: pasal 1 UU 1/1974 tentang Perkawinan.
(Perkawinan dan tujuannya berdasarkan Ketuhanan
YME)

• LARANGAN
Hal-hal yang tidak boleh/dilarang dilakukan
Contoh: pasal 8 UU 1/1974 tentang Perkawinan. (larangan
perkawinan)

• PERKENAN
Hal-hal yang boleh dilakukan namun bukan keharusan.
Contoh: pasal 29 UU 1/1974 tentang Perkawinan. (Perjanjian kawin)
Peranan Pem. dlm
Pemb.Ekonomi

Menurut teori W.Friedman, Geelhoed dan Zilstra,


adalah sebagai:
1. Regulator dan jury;
2. Provider (penyedia);
3. Interpreneur (pengusaha).
Menurut Ziltra, dalam konteks ini, regulasi
sebagai:
1.Type keputusan, dengan mengeluarkan
peraturan utk peningkatan iklim
ekonomi misalnya ttg investasi,
kebijakan moneter, perbankan dan pasar
modal.

2.Type Larangan, yakni larangan bagi swasta


utk berusaha di bidang tertentu, mis:
produk senjata, dll.
Menurut Freidman:
Fungsi Pemerintah sebagai penyedia merupakan
perwujudan dari tugas pokok negara dalam social
welfare state, spt: pemberian tunjangan sosial; bantuan
pembelian sembako, bantuan kesehatan, pendidikan
dll
1. Dlm melakukan peran sbg pengusaha,
pemerintah tdk melakukan secara langsung,
tetapi membentuk BUMN, selain
melaksanakan fungsinya sbg Agen of
Development.
2. Tugas Agen of Development, adalah sbg daya
dorong pertumbuhan ekonomi negara
umumnya, memajukan sektor ekonomi.Mis:
usaha vital bid. Listrik, kapal printis, dll dan
usaha yg perlu investasi besar (bank,
perkebunan, waduk bendungan dll)
Definisi Etika Bisnis
 Pertama adalah kata etika, Menurut bahasa Yunani, kata
etika berawal dari kata ethos yang memiliki arti adat
istiadat atau kebiasaan. Dlm pengertian ini etika berkaitan
dengan kebiasaan hidup yg baik, baik pada diri seseorang
maupun pd suatu masyarakat atau kelompok masyarakat.
Pd pengertian ini etika sama dengan pengertian moralitas
yg juga menganut sikap hidup yg baik pada diri manusia.
 Kedua pengertian etika dianggap lebih luas dari moral
karena dianggap sebagai filsafat moral yaitu refleksi kritis
dan rasional mengenai
a. Nilai dan norma yg menyangkut bagaimana manusia
harus hidup baik sebagai manusia
b. Masalah-masalah kehidupan manusia dgn mendasarkan
diri pd nilai dan norma-norma moral yg umum diterima.
Magnis Suseno berpendapat bahwa etika bukan
merupakan suatu ajaran melainkan suatu ilmu.
Menurut beliau etika adalah suatu ilmu yg terutama
menitik beratkan refleksi kritis dan rasional, etika dlm
pengertian ilmu adalah mempersoalkan apakah nilai
dan norma moral tertentu memang harus dilakukan
dan dilaksanakan dlm situasi konkret tertentu yg
dihadapi oleh seseorang. Atau etika mempersoalkan
apakah suatu tindakan yg kelihatan bertentangan
dengan nilai dan norma moral tertentu hrs dianggap
sebagai tindakan yg tidak etis dan karena itu dikutuk
atau justru sebaliknya.
 Kata kedua adalah bisnis, yang diartikan sebagai suatu
usaha. Jika kedua kata tersebut dipadukan, yaitu etika
bisnis maka dapat didefinisikan sebagai suatu tata cara
yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan
kegiatan berbisnis. Dimana dalam tata cara tersebut
mencakup segala macam aspek, baik dari individu,
institusi, kebijakan, serta perilaku berbisnis
Tiga Norma Umum
 Norma umum dalam kehidupan manusia ada tiga yang ikut
mempengaruhi etika bisnis, adapun ketiga norma tersebut
adalah :
 1. Norma sopan santun, disebut juga norma etiket adalah
norma yg mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah
manusia.
 2. Norma hukum adalah norma yg dituntut
keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena
dianggap perlu dan demi keselamatan dan kesejahteraan
masyarakat dlm kehidupan bermasyarakat.
 3. Norma moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku
manusia sebagai manusia. Norma ini menyangkut baik
buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia
sejauh ia dilihat sebagai manusia.
Teori Etika
 Ada dua teori tentang etika :
 1. Etika Deontologi
 Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yg
artinya kewajiban. Karena itu deontologi menekankan
pd kewajiban manusia untuk bertindak secara baik.
 Menurut etika deontologi, suatu tindakan itu baik
bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau
tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan
tindakan itu sendiri sebagai baik pd dirinya sendiri.
 2. Etika Teleologi
 Berbeda dgn etika deontologi, etika teleologi justru
mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan
tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau
berdasarkan akibat yg ditimbulkan oleh tindakan itu.
Suatu tindakan dinilai baik, kalau bertujuan mencapai
sesuatu yg baik, atau kalau akibat yg ditimbulkannya
baik dan berguna.
Bisnis sebagai Profesi Luhur
 Melihat tepat apa tidaknya kata profesi dipakai juga untuk
dunia bisnis dan melihat apakah bisnis dpt menjadi sebuah
profesi yang luhur, akan dilihat menurut dua pandangan
dan penghayatan yg berbeda mengenai pekerjaan dan
kegiatan bisnis yg dianut oleh pelaku bisnis.
 A. Pandangan Praktis-Realistis
 Pandangan ini didasarkan pd apa yg umumnya dilakukan
oleh org2 bisnis. Pandangan ini melihat bisnis sebagai
suatu kegiatan di antara manusia yg menyangkut
memproduksi, menjual, dan membeli barang dan jasa
untuk memperoleh keuntungan. Dlm pandangan ini
ditegaskan secara jelas bahwa tujuan utama bisnis, bahkan
tujuan satu2nya, adalah mencari keuntungan.
 B. Pandangan Ideal
 Menurut pandangan ini, bisnis tidak lain adalah suatu
kegiatan diantara manusia yg menyangkut
memproduksi, menjual, dan membeli barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pandangan
ini tidak menolak bahwa keuntungan adalah tujuan
utama bisnis. Tanpa keuntungan tidak mungkin bisnis
dapat bertahan.
Tujuan Etika Bisnis

 Pada dasarnya sebuah etika bisnis ini digalakkan


karena memiliki maksud dan tujuan tertentu dalam
dunia bisnis. Adapun tujuan etika bisnis adalah untuk
menjalankan dan menciptakan sebuah bisnis seadil
mungkin serta menyesuaikan hukum yang sudah
dibuat. Selain itu, juga dimaksudkan untuk
menghilangkan ketergantungan pada sebuah
kedudukan individu maupun perusahaan
 Etika bisnis ini tingkatannya lebih luas jika dibanding
dengan ketentuan yang sudah diatur berdasarkan
hukum yang berlaku, bahkan jika dibandingkan
dengan standar minimal dari ketentuan hukum maka
etika bisnis menjadi standar atau ukuran yang lebih
tinggi. Hal ini dikarenakan, dalam kegiatan berbisnis
tidak jarang kita jumpai adanya bagian abu-abu dan
tidak diatur berdasarkan ketentuan hukum.
Fungsi Etika Bisnis

 Dalam penerapan etika bisnis ini tentu akan adalah


nilai plus atau keuntungan tersendiri bagi sebuah
perusahaan, baik dalam jangka waktu yang panjang
maupun menengah. Adapun fungsi etika bisnis
diantaranya adalah dapat mengurangi dana yang
diakibatkan dari pencegahan yang kemungkinan
terjadinya friksi atau perpecahan, baik dari intern
perusahaan itu sendiri maupun ekstern.
 Selain itu, dalam penerapan etika bisnis ini juga
berfungsi untuk membangkitkan motivasi pekerja
agar terus meningkat, melindungi prinsip dalam
kebebasan berdagang atau berniaga, serta dapat
meciptakan keunggulan dalam bersaing.
 Secara umum, suatu tindakan perusahaan yang
kurang etis akan membuat konsumen menjadi
terpancing dan pada akhirnya muncullah sebuah
tindakan pembalasan. Seperti contoh adanya larang
beredarnya suatu produk, gerakan pemboikotan, dan
yang sejenisnya, maka yang terjadi adalah penurunan
nilai jual dan juga perusahaan.
 Dalam menerapkan etika dalam berbisnis pelaku
usaha harus memperhatikan norma dan moralitas
yang berlaku di dalam masyarakat. Disamping itu
etika bisnis juga bisa diterapkan dan dimunculkan
dalam perusahaan sendiri karena memiliki keterkaitan
dengan profesional bisnis. Perusahaan menyakini
prinsip bisnis yang baik adalah yang memperhatikan
etika-etika yang berlaku, seperti menaati hukum dan
peraturan yang berlaku
 Untuk menyusun etika bisnis yang bagus, maka perlu
diperhatikan beberapa hal berikut ini, yaitu :
1. tentang pengendalian diri,
2. pertanggungjawaban sosial, menjadikan persaingan
secara sehat,
3. penerapan konsep yang berkelanjutan, dapat
mempertahankan keyakinannya,
4. konsisten dengan sebuah aturan yang sudah disepakati
bersama,
5. penumbuhan kesadaran serta rasa memiliki dengan apa
yang sudah disepakati,
6. menciptakan suatu sikap untuk saling percaya pada antar
golongan pengusaha, serta perlu diadakannya sebagian
dari etika bisnis untuk dimasukkan dalam hukum yang
dapat berupa suatu perundang-undangan
Prinsip etika bisnis

 Secara umum etika bisnis harus ditempuh oleh


perusahaan agar tercapai tujuan yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu etika bisnis memiliki
beberapa prinsip yang digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan yang
dimaksud. Adapun prinsip-prinsip etika dalam
berbisnis adalah sebagai berikut:
Prinsip Otonomi

 Dalam prinsip otonomi etika bisnis perusahaan bebas


memiliki kewenangan sesuai dengan bidang yang
telah dikuasai Sesuai dengan visi dan misi perusahaan
tersebut. Contoh otonomi dalam etika bisnis
perusahaan tidak bergantung dengan perusahaan lain
dalam mengambil keputusan bisnis. Perusahaan
tersebut bebas mengambil keputusan apapun yang
sesuai dengan visi misinya.
 Dalam menjalankan prinsip otonomi ini 2 perusahaan
atau lebih bisa berkomitmen dalam menjalankan etika
bisnis ini, namun masing-masing perusahaan
dimungkinkan untuk mengambil pendekatan yang
berbeda-beda dalam menjalankanya. Sebab masing-
masing perusahaan memiliki kondisi karakter internal
dan strategi yang berbeda dalam mencapai tujuan
serta visi misi dari perusahaan tersebut.
Prinsip kejujuran

 Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang


paling dasar untuk mendukung keberhasilan kinerja
perusahaan. Kegiatan bisnis akan bisa berhasil dan sukses
bila setiap individu yang terlibat dalam kegiatan bisnis
menerapkan prinsip kejujuran. Pada dasarnya prinsip
kejujuran ini harus ditanamkan dalam setiap kegiatan
bisnis. Hal yang paling penting dalam menerapakan
prinsip ini dalam bisnis adalah dengan memulai
menerapakan prinsip ini pada diri pimpinan dahulu. Jika
sebagai pimpinan perusahaan mampu untuk menerapakan
prinsip ini, tentu akan menjadi contoh bagi semua
karyawan yang bekerja di perusahaan
Prinsip keadilan

 Dalam menerapakan prinsip keadilan semua pihak yang


terkait dalam bisnis harus memberikan kontribusi baik itu
secara langsung atau tidak langsung terhadap keberhasilan
bisnis. Oleh karena itu semua pihak harus memiliki akses
yang positif sesuai dengan kemampuan dan peran yang
sudah diberikan kepada masing-masing terhadap
keberhasilan bisnis ini. Contoh prinsip keadilan dalam
etika bisnis seperti alokasi sumber daya ekonomi kepada
semua pemilik faktor ekonomi. Hal ini bisa dilkukan
dengan membuat kesepakatan tentang harga konsumen
dan juga harga pemasok bahan baku serta alat-alat
produksi
Prinsip hormat pada diri sendiri

 Prinsip ini akan memberikan dampak pada bisnis itu


sendiri. Dalam menjalankan bisnis masyarakat sebagai
konsumen merupakan cerminan bagi bisnis kita. Bila
bisnis kita memberikan kontribusi yang positif kepada
masyarakat tentu itu akan berdampak positif dengan
bisnis yang kita jalankan dan begitu juga sebaliknya.
Sebagai pengelola perusahaan sudah menjadi
kewajiban untuk memberikan respek kepada siapapun
yang terlibat dalam aktivitas bisnis. Dengan demikian
pasti semua pihak akan memberikan respek yang sama
terhadap perusahaan yang kita kelola
 Sebagai contoh prinsip menghormati diri sendiri
dalam etika bisnis: Manajemen perusahaan dengan
team work-nya memiliki sistem kerja yang berorientasi
kepada pelanggan akan makin fanatik terhadap
perusahaan. Demikian juga, jika sistem manajemen
berorientasi pada pemberian kepuasan kepada
karyawan yang berprestasi karena sepadan dengan
prestasinya maka dapat dipastikan karyawan akan
makin loyal terhadap perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai