Oleh:
Kelompok 6
TAHUN 2023/2024
Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Kec. Ciputat Tim., Kota Tangerang Selatan, Banten
15419
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. DEFINISI HUKUM KESEHATAN..................................................................................3
B. ASPEK HUKUM KESEHATAN......................................................................................5
C. AKAR HUKUM KESEHATAN.......................................................................................8
D. PERATURAN MENGENAI LAYANAN DAN PENYEDIA LAYANAN KESEHATAN...11
E. BIDANG HUKUM KESEHATAN.................................................................................13
F. HUBUNGAN HUKUM PENYELENGGARAAN KESEHATAN.....................................15
KESIMPULAN.......................................................................................................................19
LATIHAN SOAL....................................................................................................................20
PEMBAHASAN
Sesuai tuntutan konstitusi dan tujuan bangsa Indonesia, kesehatan merupakan hal
yang krusial dan merupakan salah satu aspek kesejahteraan yang harus dicapai. Oleh karena
itu, prinsip-prinsip non-diskriminasi, partisipasi, perlindungan, dan keberlanjutan harus
mendasari semua kegiatan dan/atau upaya yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya karena hal-hal tersebut sangat penting bagi
pengembangan sumber daya manusia Indonesia dan untuk meningkatkan daya saing dan
ketahanan negara pembangunan nasional di Indonesia.
Aspek hukum perdata, hukum administrasi, hukum pidana, dan peraturan disiplin
yang aman semuanya tercakup dalam hukum kesehatan dalam subsistem kesehatan
masyarakat. Definisi-definisi tersebut yaitu, subyek hukum, hak dan kewajiban, kejadian
hukum, interaksi hukum, objek hukum, dan masyarakat hukum merupakan salah satu
komponen hukum kesehatan. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana hukum kesehatan
digunakan dalam situasi sehari-hari:
● UU Kesehatan mengatur tentang hak pasien untuk memperoleh informasi
mengenai kondisi kesehatannya dan hak untuk menolak pengobatan.
● UU Kesehatan mengatur tanggung jawab tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman.
● UU Kesehatan mengatur sanksi yang dijatuhkan kepada tenaga kesehatan yang
melakukan pelanggaran.
Definisi ini mencakup topik hukum seperti apotek, apoteker, dan menjadi lulusan
profesional kesehatan. Hukum kedokteran/kedokteran gigi, hukum keperawatan, hukum
farmasi klinik, hukum rumah sakit, hukum kesehatan masyarakat, hukum kesehatan
lingkungan, dan aspek hukum lain dalam bidang kesehatan termasuk dalam kategori “hukum
kesehatan” (Konas PERHUKI, 1993). Untuk mencapai inisiatif kesehatan, aspek organisasi
kesehatan, dan aspek fasilitas kesehatan, petugas kesehatan, individu, dan masyarakat tunduk
pada peraturan perundang-undangan atau peraturan yang dikenal dengan “undang-undang
kesehatan”. Selain itu, semua persyaratan undang-undang atau peraturan yang secara khusus
relevan dengan penyediaan layanan kesehatan termasuk dalam definisi “Hukum Kesehatan”.
Bidang ilmu lain yang berkaitan erat dengan Hukum Kesehatan khususnya Hukum
Kedokteran adalah Kedokteran Kehakiman. Sering orang mencampur adukkan pengertian
antara Hukum Kedokteran dengan Kedokteran Kehakiman atau Kedokteran Forensik. Oleh
karena itu, secara terminologis, ketiga istilah tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Hukum Kesehatan:
● HealthLaw (Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO)
● Gesuntheits recht (Jerman)
● Gezondheids recht (Belanda)
2) Hukum Kedokteran :
● Medical Law (Inggris, AS)
● Droit Medical (Perancis, Belgia)
3) Kedokteran Kehakiman; Kedokteran Forensik: Forensic Medicine Jika dibandingkan
lebih lanjut terlihat bahwa :
a. Kedokteran Forensik (Forensic Medicine) atau Kedokteran Kehakiman
(Gerechtelijke Geneeskunde) merupakan suatu cabang ilmu Kedokteran
(termasuk disiplin medis) yang bertujuan untuk membantu proses peradilan,
karena adanya Visum et Repertum yang dibuat oleh dokter atau ahli forensik,
yang digunakan sebagai pengganti barang bukti dalam proses hukum(acara
pidana) di pengadilan.
b. Hukum Kesehatan (Health Law) meliputi juga Hukum Kedokteran (Medical
Law) yang obyeknya adalah Pemeliharaan Kesehatan (Health Care) secara
luas, dan termasuk di dalam disiplin ilmu Hukum.
4) Hukum Kedokteran atau Hukum Medis (Medical Law): merupakan suatu cabang ilmu
hukum yang menganutprinsip-prinsip hukum di samping disiplin medis yang
berfungsi untuk mengisi bidang-bidang tertentu yang diperlukan oleh hukum medis; »
Obyeknya adalah pelayanan medis;
● Merupakan bagian dari Hukum Kesehatan yang meliputi ketentuan-ketentuan
yang berhubungan langsung dengan pelayanan medis;
● Merupakan Hukum Kesehatan dalam arti sempit;
● Dalam arti luas, Medical Law adalah segala hal yang dikaitkan dengan
pelayanan medis, baik dari perawat, bidan, dokter gigi, laboran, dan semua
yang meliputi ketentuan hukum di bidang medis;
● Dalam arti sempit, Medical Law adalah Artz recht yaitu meliputi ketentuan
hukum yang hanya berhubungan dengan profesi dokter saja (tidak dengan
dokter gigi, bidan, apoteker, dll).
Karena hukum kesehatan merupakan bidang hukum khusus, maka hukum kesehatan
mencakup semua undang-undang dan pedoman yang secara khusus berkaitan dengan
pelestarian dan pengobatan kesehatan yang terancam atau terganggu. Hukum perdata dan
pidana berlaku sama-sama dalam hubungan hukum dalam pemberian pelayanan kesehatan.
1. Tenaga kesehatan sarjana yaitu: dokter, dokter gigi, apoteker dan sarjana lain di
bidang kesehatan;
2. Tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan rendah;
a. Bidang farmasi;
b. bidang kebidanan;
c. bidang perawatan;
d. bidang kesehatan masyarakat; dan sebagainya.
1. Hak untuk menentukan nasib sendiri, yang merupakan suatu hak pribadi;
2. Hak untuk mendapat pelayanan kesehatan yang memadai, hak tersebut merupakan
suatu hak sosial.
Perspektif hukum mendefinisikan hak sebagai kepentingan yang diakui dan dilindungi
oleh kerangka hukum, dan pelanggarannya merupakan kesalahan hukum. Agar suatu
kepentingan dapat dikenakan hak hukum untuk menggugat, maka kepentingan itu tidak saja
harus dilindungi undang-undang, tetapi harus diakui juga olehnya. Penerapan aturan hukum
perdata dan hukum pidana sepanjang aturan tersebut mengatur hubungan hukum dalam
pemeliharaan kesehatan termasuk dalam hukum kesehatan, demikian pula setiap aturan
hukum yang berkaitan langsung dengan pemeliharaan kesehatan yang terganggu atau
tercemar.
Menurut Van der Mijn, salah satu cara untuk mendefinisikan hukum kesehatan adalah
sebagai seperangkat aturan yang mengatur pemberian pelayanan serta penerapannya pada
hukum perdata, hukum pidana, dan hukum administrasi. Hukum kesehatan mencakup hukum
kedokteran yang mengkaji interaksi hukum dimana dokter menjadi salah satu pihak. Penulis
mengkategorikan hukum kesehatan sesuai dengan uraian yang diberikan di atas sebagai
berikut:
Hukum kesehatan berperan penting dalam melindungi hak-hak pasien dan tanggung
jawab tenaga kesehatan, sehingga dapat tercipta pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
aman bagi masyarakat.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan aspek hukum kesehatan dalam kehidupan sehari-
hari:
● Pasien memiliki hak untuk mendapatkan informasi tentang kondisi kesehatannya. Hak
ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
● Tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan aman. Tanggung jawab ini diatur dalam Kode Etik Kedokteran
Indonesia.
● Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Tanggung jawab ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
Aspek hukum kesehatan terus berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang kesehatan. Hukum kesehatan berperan penting dalam menghadapi
tantangan-tantangan baru di bidang kesehatan, seperti pandemi COVID-19.
C. AKAR HUKUM KESEHATAN
Landasan hukum yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat
serta kesehatan masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan disebut sebagai akar hukum
kesehatan. Penting untuk memahami asal muasal undang-undang kesehatan karena besarnya
pengaruh undang-undang tersebut terhadap bidang-bidang regulasi berikut ini:
1. Hak asasi manusia, seperti hak atas pelayanan kesehatan yang layak, akses terhadap
pengobatan dan perawatan medis, serta perlindungan dari diskriminasi berdasarkan
kondisi kesehatan, sering kali tercantum dalam konstitusi suatu negara.
2. Peraturan Pelayanan Kesehatan: Peraturan yang mengatur sertifikasi dan pekerjaan
spesialis medis seperti dokter, perawat, dan apoteker. Hal ini mencakup undang-
undang yang mengatur izin praktik, moralitas, dan akuntabilitas medis.
3. Etika Medis: Konsep panduan etika kedokteran, seperti otonomi pasien, non-
maleficence (tidak melakukan kejahatan), dan beneficence (berbuat baik), sering kali
tercermin dalam peraturan kesehatan.
4. Pemerintah sering kali memberlakukan undang-undang dan peraturan kesehatan untuk
mengendalikan hal-hal seperti keamanan pangan, pemantauan epidemi, dan
persyaratan keselamatan untuk obat-obatan, peralatan medis, dan barang kesehatan
lainnya untuk melindungi pelanggan dari barang-barang berbahaya.
5. Pelayanan Kesehatan: Undang-undang yang mengatur beberapa aspek sistem layanan
kesehatan, termasuk peraturan rumah sakit, asuransi kesehatan, dan pendanaan.
6. Penelitian Kesehatan: Peraturan yang berkaitan dengan izin pasien, privasi data, dan
pengujian obat, serta undang-undang yang mengatur penelitian medis dan etika
penelitian.
7. Hukum Kesehatan: Banyak negara mempunyai undang-undang kesehatan yang
mengatur hal-hal seperti perawatan medis, pengobatan, dan hak-hak pasien.
8. Program kesehatan: Pemerintah mungkin juga memiliki kebijakan kesehatan yang
mengarahkan inisiatif pada kesehatan masyarakat, seperti program imunisasi atau
kampanye kesehatan.
9. Keadilan: Putusan pengadilan mengenai pembelaan terkait kesehatan mungkin
mempengaruhi bagaimana undang-undang tersebut dirumuskan.
● Hukum publik yang mengatur hubungan antara individu dan masyarakat. Hukum
umum memberikan dasar untuk melindungi hak-hak pasien dan tanggung jawab
petugas kesehatan.
● Hukum kedokteran, yang mengatur praktik kedokteran dan hubungan antara
tenaga kesehatan dengan pasien. Hukum kedokteran memberikan pedoman bagi
tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
aman.
● Hukum perdata, yang mengatur hubungan antara individu dan individu, termasuk
hubungan antara pasien dan tenaga kesehatan.
● Hukum pidana, yang mengatur perbuatan yang dilarang dan dapat dihukum oleh
negara.
● Hukum administrasi, yang mengatur hubungan antara individu dan pemerintah.
Selain dua sumber utama tersebut, hukum kesehatan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain, seperti:
● Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang telah memberikan dampak
yang signifikan terhadap praktik kedokteran.
● Perubahan sosial dan budaya, yang telah mengubah pola pikir dan perilaku
masyarakat dalam bidang kesehatan.
1. Asas dan tujuan yang menjadi landasan dan memberikan arah bagi pembangunan
kesehatan yang dilaksanakan melalui upaya kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan, kemauan, dan kemampuan masyarakat. hidup sehat sehingga dapat
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal tanpa memandang status
sosial;
2. Tugas dan tanggung jawab pemerintah pada dasarnya terdiri dari mengatur,
membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan sekaligus mendorong
keterlibatan masyarakat. Hak dan kewajiban setiap orang untuk memperoleh
derajat kesehatan yang optimal serta kewajiban ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan.
3. Melalui cara peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pemulihan
kesehatan, upaya kesehatan dilaksanakan secara utuh, terpadu, dan berkelanjutan;
4. Dengan kesadaran bahwa pelayanan fasilitas kesehatan harus tetap fokus pada
sektor masyarakat tertinggal dan tidak hanya mengejar keuntungan, maka sumber
daya kesehatan sebagai pendukung penyelenggaraan kesehatan harus tetap
menjalankan tugas dan kewajiban sosialnya.
5. Apabila UU Kesehatan dilanggar, maka terdapat sanksi pidana yang harus
diberikan untuk melindungi pemberi dan penerima layanan kesehatan.
Sehingga sampai saat ini telah diberlakukan Undang-Undang yang mendasari tenaga
kesehatan dalam bekerja dan memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat (pasien)
di antaranya:
Terdapat beberapa peraturan yang terkait dengan layanan dan penyedia layanan
kesehatan di Indonesia. Peraturan-peraturan ini didasarkan pada prinsip-prinsip dan konsep-
konsep dasar hukum kesehatan, yang meliputi ruang lingkup dan definisi hukum kesehatan,
sejarah dan perkembangannya, serta hubungannya dengan etika dan kode etik profesi. Di
bawah ini adalah beberapa contoh umum dari jenis peraturan yang sering diadopsi:
1) Regulasi dan lisensi: Penyedia layanan kesehatan harus memenuhi standar tertentu
dan mendapatkan lisensi yang sesuai untuk praktik mereka. Ini mungkin mencakup
dokter, perawat, apoteker, dan profesi kesehatan lainnya.
2) Standar Keamanan dan Kualitas: Peraturan seringkali mengharuskan penyedia
layanan kesehatan untuk memenuhi standar tertentu dalam hal keamanan pasien,
kualitas perawatan, dan keamanan data medis.
3) Kepatuhan Privasi: Peraturan yang berkaitan dengan perlindungan data pribadi dan
medis pasien, seperti Health Insurance Portability and Accountability Act (HIPAA) di
Amerika Serikat, atau undang-undang serupa di negara lain.
4) Pendaftaran dan Perizinan Instalasi Kesehatan: Fasilitas kesehatan seperti rumah
sakit, klinik, atau apotek sering kali diharuskan untuk mendaftar dan memperoleh
lisensi yang sesuai sebelum dapat beroperasi.
5) Keuangan dan Asuransi Kesehatan: Peraturan mengenai pembayaran pelayanan
kesehatan, pengaturan asuransi kesehatan, dan skema pembayaran pemerintah seperti
Medicare dan Medicaid di Amerika Serikat.
6) Standar Etika dan Profesionalisme: Peraturan juga dapat mencakup kode etik dan
perilaku profesional yang diharapkan dari penyedia layanan kesehatan, serta
konsekuensi hukum jika kode etik dilanggar.
7) Regulasi Obat dan Produk Kesehatan: Peraturan yang mengatur produksi, distribusi,
dan penjualan obat dan produk kesehatan lainnya untuk memastikan kualitas,
keamanan, dan efektivitasnya.
8) Regulasi Penelitian Kesehatan: Penelitian kesehatan sering kali diatur untuk
memastikan bahwa standar etika dan keamanan terpenuhi dalam percobaan klinis dan
penelitian lainnya.
Beberapa peraturan yang terkait dengan layanan dan penyedia layanan kesehatan di Indonesia
adalah:
1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan: Undang-undang ini
mengatur penyediaan layanan kesehatan di Indonesia, termasuk hak dan kewajiban
penyedia layanan kesehatan dan pasien, perizinan dan akreditasi fasilitas kesehatan,
dan pengendalian kualitas pelayanan kesehatan.
2) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran: Undang-undang
ini mengatur praktik kedokteran di Indonesia, termasuk perizinan dan akreditasi
praktisi medis, standar praktik kedokteran, dan konsekuensi hukum dan profesional
dari malpraktik dan pelanggaran lainnya.
3) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek: Peraturan ini menetapkan standar pelayanan kefarmasian di
Indonesia, termasuk perizinan dan akreditasi apotek, pengawasan mutu produk
farmasi, serta hak dan kewajiban apoteker dan pasien.
4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit: Peraturan ini menetapkan standar pelayanan rumah sakit di
Indonesia, termasuk perizinan dan akreditasi rumah sakit, kendali mutu layanan
kesehatan, serta hak dan kewajiban penyedia layanan kesehatan dan pasien.
Peraturan-peraturan ini penting untuk memastikan kualitas dan keamanan layanan
kesehatan di Indonesia, serta melindungi hak-hak dan kepentingan penyedia layanan
kesehatan dan pasien. Peraturan-peraturan ini didasarkan pada prinsip-prinsip dan konsep-
konsep dasar hukum kesehatan, yang memberikan landasan hukum bagi penyediaan dan
pengaturan layanan kesehatan di Indonesia.
Bidang hukum kesehatan mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan juga
meliharaan kesehatan, baik dari segi pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, maupun aspek
hukum dan etika dalam praktek kedokteran. Berikut adalah beberapa bidang hukum
kesehatan yang penting untuk dipahami:
1) Hak dan kewajiban pasien: Pasien memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan aman, serta hak untuk memperoleh informasi yang
jelas dan lengkap tentang kondisi kesehatannya. Disisi lain, pasien juga memiliki
kewajiban untuk mematuhi prosedur dan aturan yang berlaku dalam pelayanan
kesehatan.
2) Hak dan kewajiban tenaga kesehatan: Tenaga kesehatan memiliki hak untuk bekerja
dalam lingkungan yang aman dan sehat, serta hak untuk memperoleh perlindungan
hukum dalam melaksanakan tugasnya. Namun, mereka juga memiliki kewajiban
untuk mematuhi standar etika dan profesionalisme dalam praktek kedokteran, serta
memperhatikan hak dan kepentingan pasien.
3) Hukum dan etika dalam praktek kedokteran: Praktek kedokteran harus dilakukan
dengan memperhatikan standar etika dan profesionalisme yang tinggi, serta mematuhi
peraturan dan undang-undang yang berlaku. Hal ini meliputi aspek-aspek seperti
persetujuan tindakan medis, rahasia medis, dan penanganan kasus malpraktik.
4) Pelayanan kesehatan: Pelayanan kesehatan harus dilakukan dengan memperhatikan
standar kualitas dan keselamatan yang tinggi, serta mematuhi peraturan dan undang-
undang yang berlaku. Hal ini meliputi aspek-aspek seperti lisensi dan akreditasi
fasilitas kesehatan, penggunaan obat dan alat kesehatan yang aman, dan perlindungan
hak pasien.
5) Tenaga kesehatan dan teknologi: Perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan
memerlukan regulasi yang ketat untuk memastikan bahwa teknologi tersebut aman
dan efektif digunakan dalam praktek kedokteran. Hal ini meliputi aspek-aspek seperti
penggunaan teknologi medis yang inovatif, penggunaan data medis secara elektronik,
dan perlindungan privasi pasien.
6) Hukum Medis: Ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan praktek medis, termasuk
hak dan kewajiban dokter dan pasien, prosedur malpraktik, informasi pasien, dan
masalah etika dalam perawatan medis.
7) Hukum Kesehatan Masyarakat: Ini mencakup undang-undang yang berfokus pada
kesehatan masyarakat secara keseluruhan, termasuk upaya pencegahan penyakit,
pengendalian wabah, dan promosi gaya hidup sehat.
8) Hukum Kesehatan Mental: Ini menangani masalah yang berkaitan dengan
perlindungan dan perawatan individu yang mengalami gangguan kesehatan mental,
termasuk proses hukum terkait perawatan, rehabilitasi, dan hak-hak individu dengan
gangguan kesehatan mental.
9) Hukum Farmasi: Ini mencakup regulasi terkait produksi, distribusi, dan penjualan
obat-obatan. Hal ini juga termasuk regulasi terkait iklan obat-obatan, paten, dan
sertifikasi obat-obatan.
10) Hukum Asuransi Kesehatan: Ini mencakup peraturan dan prinsip hukum yang terkait
dengan asuransi kesehatan, termasuk kewajiban asuransi, perlindungan konsumen,
dan prosedur klaim.
11) Hukum Teknologi Kesehatan: Ini mencakup regulasi terkait dengan penggunaan
teknologi medis, termasuk telemedicine, penggunaan data medis elektronik, dan
keamanan informasi kesehatan.
12) Hukum Privasi Kesehatan: Ini menangani masalah perlindungan data pribadi dan
medis, termasuk regulasi tentang pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan
informasi medis pribadi.
13) Hukum Bioetika: Ini meliputi prinsip-prinsip etika yang diterapkan dalam penelitian
dan praktik medis, termasuk isu-isu kontroversial seperti aborsi, euthanasia, dan
eksperimen medis pada manusia.
Bidang hukum kesehatan sangat penting untuk memastikan bahwa pelayanan
kesehatan yang diberikan aman, berkualitas, dan memperhatikan hak dan kepentingan pasien
serta tenaga kesehatan. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang bidang hukum
kesehatan sangat diperlukan bagi semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan.
F. HUBUNGAN HUKUM PENYELENGGARAAN KESEHATAN
4. "Bahwa setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-
hatinya" pernyataan tersebut terdapat pada pasal ?
A. Pasal KUHP 205
B. Pasal KUHP 1337
C. Pasal KUHP 1336
D. Pasal KUHP 304
E. Pasal KUHP 276
Jawaban : C. Pasal KUHP 1336