Disusun oleh:
NIM : 22020118120015
Kelas : A18.1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2019
A. PENDAHULUAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hukum berarti peraturan atau adat
yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.
Pengertian hukum dari sudut pandang Aristoteles yaitu kumpulan yang beraturan dan
merupakan hakim untuk masyarakat serta bersifat mengikat. Di sini para hakim wajib
menaati hukum yang berlaku, dan memberikan hukuman kepada orang yang melakukan
kesalahan. Berbeda dengan pendapat Wasis SP yang mendefinisikan hukum sebagai
seperangkat peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang dibuat oleh pihak yang
berwenang (pemerintah/negara) untuk ditujukan pada perilaku manusia supaya kehidupan
setiap orang menjadi terjamin keamanan serta ketertibannya. Peraturan tersebut bersifat
memaksa, mengatur dan juga mengandung sanksi bagi siapa saja yang melanggarnya. Dari
pengertian-pengertian diatas, mengindikasikan bahwa setiap pergerakan yang dilakukan
manusia, pasti ada hukum yang mengikatnya. (Sudikno,1996)
B. PENGERTIAN
Hukum memang ada dalam setiap sendi kehidupan manusia. Hukum pun juga
mengatur tentang suatu hal yang vital dalam kehidupan manusia, yaitu kesehatan.
Dibandingkan dengan pengertian hukum secara luas, hukum kesehatan memiliki definisi
yang lebih mengerucut. Menurut Ta'adi (2013), hukum kesehatan berarti semua ketentuan
hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan / pelayanan kesehatan dan
penerapannya.
Dalam hukum kesehatan, hak dan kewajiban baik perorangan maupun segenap
lapisan masyarakat diatur. Yang dimaksud dengan diatur disini adalah baik sebagai
penerima layanan kesehatan, maupun penyelenggara kesehatan dalam segala aspeknya,
organisasi, sarana pedoman standar pelayanan medik, ilmu pengetahuan kesehatan dan
hukum serta sumber-sumber hukum lainnya.
Secara garis besar, untuk mewujudkan kesehatan dari segi kualitas maupun
pelayanan secara optimal, maka dibutuhkan perhatian yang terus menerus dilakukan untuk
meningkatkan profesionalisme dan jaminan pemeliharaan kesehatan. Adanya perangkat
berupa hukum kesehatan ini bertujuan untuk menjamin kepastian hukum bagi seluruh
masyarakat Indonesia, baik sebagai penerima layanan kesehatan maupun sebagai
penyelenggara kesehatan. Hukum kesehatan di Indonesia diharapkan dapat lebih fleksibel,
dinamis, dan dapat mengikuti perkembangan.
Selain itu, kesehatan perlu terus menerus diperhatikan agar dapat tercapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Maka dari itu perlu adanya upaya antara lain :
1. Hukum Kedokteran
2. Hukum Keperawatan
3. Hukum Farmasi
4. Hukum Rumah Sakit
5. Hukum Kesehatan Publik, dan
6. Hukum Kesehatan Lingkungan
Yang pertama adalah hukum kedokteran atau medical law. Pada hukum kedokteran
lebih mengarah untuk mengatur tentang pelayanan kesehatan pada individu saja. Mengulik
lebih dalam tentang hukum kedokteran, hukum tersebut mempunyai beberapa ruang
lingkup antara lain.
Yang kedua adalah hukum keperawatan atau nurse law. Hukum Keperawatan
mengendalikan cakupan praktik keperawatan, ketentuan, perizinan bagi perawat, dan
standar asuhan untuk melindungi kepentingan masyarakat. Dengan adanya hukum
keperawatan, maka penerima kesehatan akan dijamin pemeliharaan kesehatan yang
dilakukan oleh perawat yang aman dan berkompetensi dalam bidangnya.
Yang ketiga adalah hukum farmasi yang merupakan suatu ilmu hukum di bidang
kesehatan yang mencakup kegiatan-kegiatan di lingkup farmasi. Kegiatan-kegiatan
tersebut meliputi penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan. Sampai
distribusi obat.
Selanjutnya adalah hukum rumah sakit. Hukum rumah sakit merupakan segala
ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan serta pelayanan
kesehatan. Tidak hanya itu, hukum rumah sakit juga mencakup segala hak dan kewajiban
masyarakat sebagai penerima layanan kesehatan maupun sebagai penyelenggara kesehatan.
Dengan adanya hukum rumah sakit ini, segala bentuk optimalisasi peningkatan derajat
kesehatan memperoleh dukungan. Hukum rumah sakit ini dijadikan sebagai pedoman bagi
para penyelenggara kesehatan untuk menberikan pelayanan kesehatan yang memadai dan
sesuai kebutuhan.
Selanjutnya ada hukum kesehatan publik atau yang bisa disebut dengan public
health law. Hukum kesehatan publik ini lebih menitikberatkan pada pelayanan kesehatan
masyarakat yang dilakukan oleh para penyelenggara kesehatan di bidangnya. Hukum ini
diperlukan karena setiap pencerdasan yang diberikan kepada masyarakat, membutuhkan
pedoman atau acuan sehingga dapat diketahui batasan-batasan pemberian layanannya.
Karena tidak dapat dipungkiri bahwa pencerdasan kesehatan memang masih dibutuhkan di
Indonesia. Hal tersebut karena masih kurang meratanya pendidikan di Indonesia yang
disebabkan berbagai faktor.
Hukum yang selanjutnya mengatur tentang lingkungan atau yang disebut dengan
hukum kesehatan lingkungan. Hukum kesehatan lingkungan merupakan semua aturan
tentang kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
didalamnya manusia dan perilakunya. Hal-hal tersebut adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.
D. UNDANG-UNDANG KESEHATAN DI INDONESIA
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa hukum kesehatan sangat penting
diterapkan di Indonesia. Urgensinya adalah kesehatan merupakan penunjang utama
kesejahteraan masyarakat. Tanpa kesehatan, produktifitas pun akan mengalami penurunan
yang akan berdampak pada segi sosial dan ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa penegakan
hukum kesehatan di Indonesia harus terus menerus digencarkan sehingga kesehatan dapat
naik derajat hingga setinggi-tingginya.
REFERENSI
Koeswadji, HH. (1998). Hukum Kedokteran. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti
Sari, D. Y., & Saloko, A. (2018). Pengembangan kedisiplinan anak melalui project based
learning. Makassar: CV. Inti Mediatama.
Suparman, O., & Saloko, A. (2017). Pengantar Ilmu Hukum. Bandung: Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara (UNINUS)
Ta’adi. (2013). Hukum Kesehatan: Sanksi dan Motivasi bagi Perawat. Jakarta : Penerbit
EGC