Anda di halaman 1dari 121

ANALISIS STRATEGI PELAYANAN RAWAT INAP KE

LAS III RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR

SKRIPSI

OLEH
DEBBY AMANDA PUTRI
NIM. 10011381621106

PROGRAM STUDI (S1) KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MA6SYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Skripsi, Agustus 2020
Debby Amanda Putri

ANALISIS STRATEGI DI PELAYANAN RAWAT INAP KELAS III RUMAH


SAKIT ERNALDI BAHAR
xiv + 70 15 tabel, 5 bagan, 3 lampiran

ABSTRAK
Data Kemenkes, menyebutkan terdapat sebanyak 43 Rumah Sakit Khusus
Jiwa yang ada di seluruh Indonesia. Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan satu-satu
rumah sakit khusus jiwa di Provinsi Sumatera Selatan. Angka BOR (Bed occupancy
Ratio) angka penggunaan tempat tidur Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebesar 44,28%
berada di bawah target nasional sebesar 60%. BOR yang dibawah standard nasional
dapat menyebabkan penurunan mutu di rumah sakit. Diperlukan perumusan strategi
dengan pendekatan SWOT agar dapat memberikan langkah tepat dalam
meningkatkan mutu pelayanan rawat inap kelas III.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang
dan Ancaman di Pelayanan Rawat Inap Kelas III Rumah sakit Ernaldi Bahar. Metode
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan
desain studi kualitatif. Informan penelitian ini terdiri dari 2 kepala ruang rawat kelas
III. Keputusan pengembangan strategi pelayanan rawat inap kelas III Rumah Sakit
Ernaldi Bahar menggunakan analisis SWOT meliputi analisis kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman.
Hasil penelitian menunjukkan kekuatan Rawat Inap yakni tersedia 8 Dokter
spesialis jiwa, memiliki alat medis ECT. Kelemahan jumlah perawat belum
mencukupi, bangunan yang mulai rusak, dan ketidakpahaman petugas terhadap
SOP/SPM. Peluang adanya izin operasional keputusan kepala badan Koordinasi pena
naman Modal Republik Indonesia. Ancaman aksesbilitas pasien terhadap rumah sakit
menjadi sulit.
Kesimpulannya Berdasarkan hasil Analisis SWOT, maka pengembangan
startegi Pelayanan Rawat Inap Kelas III merupakan suatu kebutuhan mengingat
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada melalui upaya strategis untuk
meningkatkan mutu pelayanan. Adapun saran yang dapat membangun yaitu
menambah jumlah perawat, pengembangan terhadap teknologi dan memaksimalkan
kerjasama yang telah dibangun.

Kata Kunci : SWOT, Strategi, Rawat Inap


Kepustakaan : 2000 - 2020

i
Universitas Sriwijaya
ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Skrpsi, Agustus 2020
Debby Amanda Putri

THE STRATEGY ANALYSIS IN CLASS III INPATIENT SERVICES


ERNALDI BAHAR HOSPITAL
xiv + 70 15 table, 5 picture, 3 attachment

ABSTRACT
Kemenkes data states there are 43 Special Mental Hospitals throughout
Indonesia. Ernaldi Bahar Hospital is the only mental hospital in South Sumatra. The
National BOR rate set on 60%. The BOR rate of Ernaldi Bahar Hospital is 44.28%.
The strategy formulation using the SWOT approach is required in order to provided
the right steps in improving the quality of inpatient services.
This study aims to analyze the Strengths, Weaknesses, Opportunities and
Threats in Class III Inpatient Services of Ernaldi Bahar Hospital. This research
method is a descriptive analytic study using a qualitative study design approach. The
informants of this study consist of 2 class III ward heads. The decision to develop a
class III inpatient service strategy of Ernaldi Bahar Hospital using a SWOT analysis
includes an analysis of strengths, weaknesses, opportunities and threats.
The results showed the strength of inpatient care, namely there are 8
psychiatric doctors who have ECT medical equipment. Weaknesses in the insufficient
number of nurses, buildings that are starting to break down, and officers' lack of
understanding of SOP / SPM. Opportunities for collaboration with BPJS, support
from local and provincial governments. The threats to the purchasing power of
patients are weakening.
The conclusion based on the results of the SWOT analysis is the development
of a Class III Inpatient Service strategy of Ernaldi Bahar Hospital is a necessity given
the strengths, weaknesses, opportunities and threats that exist through strategic efforts
to improve the quality of services. The suggestions can be build by increasing the
number of nurses, developing technology and maximizing the cooperation that has
been built.

Keyword : SWOT, Strategy, Inpatient


Literature : 2000-2020

ii
Universitas Sriwijaya
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini dibuat dengan sejujurnya dengan
mengikuti kaidah Etika Akademik FKM Unsri serta menjamin bebas Plagiarisme.
Bila kemudian diketahui saya melanggar Etika Akademik maka saya bersedia
dinyatakan tidak lulus/gagal.

Indralaya, 18 Agustus 2020


Yang bersangkutan

Debby Amanda Putri


NIM: 10011381621106

iii
Universitas Sriwijaya
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini dengan judul Analisis Strategi di Pelayanan Rawat Inap Kelas III R
umah Sakit Ernaldi Bahar Telah Disetujui Untuk diujikan Pada tanggal 18 Agustus
2020

Indralaya, 18 Agustus 2020


Pembimbing

Iwan Stia Budi,S.KM., M.Kes. ( )


NIP.197712062003121003

iv
Universitas Sriwijaya
HALAMAN PENGESAHAN

Hasil penelitian skripsi ini dengan judul “Analisis Strategi di Pelayanan Rawat Inap
Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar” telah dipertahankan di hadapan Panitia
Sidang Ujian Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya pada
tanggal 18 Agustus 2020 dan telah diperbaiki, diperiksa serta disetujui sesuai dengan
masukan Panitia Sidang Ujian Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya .

Indralaya, 18 Agustus 2020

Panitia Sidang Ujian Skripsi


Ketua Penguji
1. Dr.Misnaniarti, S.KM,M.KM ( )
NIP.197606092002122001

Anggota Penguji
1. Dian Safriantini, S.KM, M.PH ( )
NIP.198810102015042001

2. Fenny Etrawati, S.KM,M.KM ( )


NIP.1988

3. Iwan Stia Budi,S.KM., M.Kes. ( )


NIP.197712062003121003

v
Universitas Sriwijaya
RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Debby Amanda Putri
Tempat, Tangal Lahir : Meulaboh, 12 November 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM : 10011381621106
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Universitas : Sriwijaya
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Email : debbyamandaputri341@gmail.com
No. HP : 082181698697
WhatsApp : 082182512508

Riwayat Pendidikan :
2016- Sekarang Universitas Sriwijaya Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat
2013-2016 SMAN 1 BETUNG
2010-2013 SMPN 1 BETUNG
2009 - 2010 SDN 2 BUKIT
2004 – 2009 MIN Drien Rampak Meulaboh
2003 – 2004 TK Nurul Falah Meulaboh

Riwayat Organisasi
1. DPM KM UNSRI periode 2019-2020 - Wakil Ketua II
2. DPM KM FKM Unsri periode 2018-2019 – Wakil Ketua I
3. LDF BKM Adz-Dzikra masa Amanah 2017-2018 - Bendahara Umum
4. BO English and Study Club FKM Unsri periode 2017-2018
5. BO Green Envirotment Organization periode 2017-2018

Riwayat Penghargaan/ Pelatihan :


1. Pelatihan Perhitungan Unit Cost FKM Unsri 2019
2. Presentasi Terbaik Lomba Essay Nasional BO ESC FKM Unsri 2019
3. Peserta Magang Rumah Sakit Ernaldi Bahar - 2019
4. Juara 1 Lomba Desain Nasional Universitas Teuku Umar 2018
5. Peserta Pelatihan Manajemen Mahasiswa – Universitas Sriwijaya 2018

vi
Universitas Sriwijaya
KATA PENGATAR
Puji Syukur Kepada Allah SWT berkat rahmat dan hidayah yang telah diberikan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul
“Analisis Strategi di Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar”
Penyusunan Skripsi ini tidak luput dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Allah SWT. Yang telah melimpah Rahmat dan HidayahNya.
2. Bapak Iwan Stia Budi., S.KM.,M.Kes Sekalu dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk bimbingan, memberikan bantuan, kritik, saran
dan motivasi sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Orang tua dan Keluarga yang selalu menjadi pemacu motivasi utama penulis
dalam menyelesaikan proposal skripsi ini
4. Sahabat dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam
memberikan dukungan kepada penulis
5. Rekan-rekan seangkatan 2016 prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat serta
Peminatan Administrasi dan Kebijakan kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat yang telah memberikan batuan dan dukungan.

Penulis Menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
Karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan proposal skripsi
ini.

Indralaya, Agustus 2020

Penulis

vii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI

ABSTRAK.....................................................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...............................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................v
RIWAYAT HIDUP......................................................................................................vi
KATA PENGATAR....................................................................................................vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xiii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3. Tujuan.............................................................................................................4
1.3.1. Tujan Umum............................................................................................4
1.3.2. Tujuan Khusus.........................................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian..........................................................................................5
1.4.1. Manfaat Bagi Mahasiswa........................................................................5
1.4.2. Manfaat Bagi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan...5
1.4.3. Manfaat Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat.......................................5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian...............................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................6
2.1. Rumah Sakit....................................................................................................6
2.1.1. Fungsi Rumah Sakit.................................................................................6
2.1.2. Klasifikasi Rumah Sakit..........................................................................7
2.1.3. Pengertian Pelayanan atau Jasa...............................................................8
2.1.4. Karakteristik Pelayanan atau jasa............................................................8

viii
Universitas Sriwijaya
2.2. Analisis SWOT...............................................................................................9
2.2.1. Pengertian Analisis SWOT......................................................................9
2.2.2. Analisis SWOT di Rumah Sakit............................................................11
2.2.3. Matriks SWOT......................................................................................12
2.3. Penelitian Terdahulu.....................................................................................14
2.4. Kerangka Teori Penelitian...........................................................................17
BAB III........................................................................................................................18
KERANGKA PIKIR DAN DESFINISI ISTILAH.....................................................18
3.1. Kerangka Pikir..............................................................................................18
3.2. Definisi Istilah...............................................................................................19
BAB IV........................................................................................................................22
METODE PENELITIAN............................................................................................22
4.1. Desain Penelitian..........................................................................................22
4.2. Lokasi dan waktu..........................................................................................22
4.3. Informan Penelitian.......................................................................................22
4.4. Jenis, Cara dan Alat Pengumpulan Data.......................................................25
4.1.1. Jenis Data..............................................................................................25
4.1.2. Cara Pengumpulan data.........................................................................25
4.1.3. Alat Pengumpulan Data.........................................................................26
4.5. Pengolahan Data...........................................................................................26
4.6. Validasi Data.................................................................................................27
4.7. Analisis Data.................................................................................................27
BAB V.........................................................................................................................30
HASIL PENELITIAN.................................................................................................30
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................................30
5.1.1. Luas Wilayah dan Alamat Rumah Sakit Ernaldi Bahar........................30
5.1.2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Ernaldi Bahar...................................30
5.1.3. Data Kepegawaian Rumah Sakit Ernaldi Bahar....................................31
5.1.4. Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Ernaldi Bahar................................35
5.1.5. Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar............................................37
5.1.6. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Ernaldi Bahar......................................37
5.2. Hasil Penelitian.............................................................................................38
5.2.1. Karakteristik Informan..........................................................................38

ix
Universitas Sriwijaya
5.2.2. Analisis Lingkungan Internal................................................................39
5.2.3. Analisis Lingkungan Eksternal..............Error! Bookmark not defined.
5.3. Matriks SWOT Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar..............57
5.4. Rekomendasi Pengembangan Strategi Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Ernaldi Bahar...........................................................................................................60
5.4.1. Strategi Strength – Opportunities..........................................................60
5.4.2. Strategi Weakness – Opportunities........................................................60
5.4.3. Strategi Sterngth - Threats.....................................................................61
5.4.4. Strategi Weakness – Threats..................................................................61
BAB VI........................................................................................................................62
PEMBAHASAN..........................................................................................................62
6.1. Keterbatasan Penelitian.................................................................................62
6.2. Pembahasan...................................................................................................63
6.2.1. Analisis Lingkungan Internal................................................................63
6.2.2. Analisis Lingkungan Eksternal..............................................................69
6.3. Pengembangan strategi berdasrkan Matriks SWOTPelayanan Rawat Inap
Kelas III...................................................................................................................73
6.3.1. Strategi Strength – Opportunities..........................................................73
6.3.2. Strategi Weakness – Opportunities........................................................75
6.3.3. Strategi Sterngth - Threats.....................................................................77
6.3.4. Strategi Weakness – Threats..................................................................77
BAB VII......................................................................................................................79
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................79
7.1. Kesimpulan ..................................................................................................79
7.2. Saran.............................................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................1

x
Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1.....................................................................................................................12
Tabel 2. 2..................................................................................................................14Y
Tabel 3. 1.......................................................................................................................1
Tabel 4. 1.....................................................................................................................23
Tabel 4. 2 28
Y
Tabel 5. 1.....................................................................................................................31
Tabel 5. 2.....................................................................................................................37
Tabel 5. 3.....................................................................................................................38
Tabel 5. 4.....................................................................................................................40
Tabel 5. 5.....................................................................................................................41
Tabel 5. 6.....................................................................................................................41
Tabel 5. 7.....................................................................................................................42
Tabel 5. 8.....................................................................................................................43
Tabel 5. 9.....................................................................................................................45
Tabel 5. 10...................................................................................................................49
Tabel 5. 11...................................................................................................................51
Tabel 5. 12...................................................................................................................54
Tabel 5. 13...................................................................................................................55
Tabel 5. 14...................................................................................................................56
Tabel 5. 15...................................................................................................................57

xi
Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
YGambar 2. 2 Kerangka Teori Penelitian

Gambar 3. 1 Kerangka Pikir .......................................................................................18

xii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Mendalam..............................................................5


Lampiran 2. Matrik Wawancara Mendalam dengan Informan...................................12
Lampiran 3. Lembar Telaah Dokumen........................................................................27

xiii
Universitas Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan dan perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia
diarahkan untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi sumber daya
manusia Indonesia. Hal ini menjadi modal dasar bagi pelaksanaan pembangunan
nasional yang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indoensia seutuhnya.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan
masyarakat untuk mempertahankan kesehatannya bagi setiap orang agar tercapai
derajat kesehatan yang optimal. Dalam mencapai tujuan ini, kegiatan kesehatan tidak
hanya mencakup kegiatan kuratif atau rehabilitatif saja, tetapi juga dioptimalkan
dengan melakukan kegiatan promotif yaitu kegiatan pelayanan kesehatan pada
promosi kesehatan dan preventif yaitu melakukan pencegahan sebelum masyarakat
terjangkit penyakit.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024
telah ditetapkan 5 hal utama kesehatan yang harus dicapai pada 2025 target tersebut,
yakni meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat, meningkatkan
pengendalian penyakit menular dan tidak menular dan factor risiko penyakit menular,
meningkatnya kinerja sistem kesehatan dam pemerataan akses pelayanan yang
berkualitas serta meningkatnya perlindungan sosial bagi seluruh penduduk. Data
riskesdas, menyebutkan sebanyak 43 Rumah Sakit khusus jiwa yang ada di seluruh
Indonesia. Pelayanan kesehatan jiwa sendiri merupakan salah salah satu bentuk
pelayanan dasar yang harus didapat oleh setiap orang.
Permasalahan kesehatan jiwa sangat besar dan menimbulkan beban kesehatan
yang signifikan. Data dari Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan mental
emosional (gejala-gejala depresi dan ansietas), sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke
atas. Hal ini berarti lebih dari 14 juta jiwa menderita gangguan mental emosional di
Indonesia. Sedangkan untuk gangguan jiwa berat seperti gangguan psikosis,
prevalensinya adalah 1,7 per 1000 penduduk. Ini berarti lebih dari 400.000 orang

1
2

menderita gangguan jiwa berat (psikotis). Angka pemasungan pada orang dengan
gangguan jiwa ber6at sebesar 14,3% atau sekitar 57.000 kasus gangguan jiwa yang
mengalami pemasungan. Gangguan jiwa dan penyalahgunaan Napza juga berkaitan
dengan masalah perilaku yang membahayakan diri, seperti bunuh diri. Berdasarkan
laporan dari Mabes Polri pada tahun 2012 ditemukan bahwa angka bunuh diri sekitar
0.5 % dari 100.000 populasi, yang berarti ada sekitar 1.170 kasus bunuh diri yang
dilaporkan dalam satu tahun.
Rumah sakit dikembangkan dengan tujuan agar semua individu dapat lebih
meningkatkan kemampuannya dalam mengendalikan dan memperbaiki kondisi dari
dirinya sendiri derta menjadikan rumah sakit itu sendiri sebagai tempat kerja yang
termasuk dalam kategori sehat, sehingga seluruh rumah sakit dapat memastikan dan
memberikan jaminan untuk keselamatan dan kesehatan dari hidup pasien, pegawai,
pengunjung dan masyarakat (Depkes RI, 2011). Rumah Sakit harus mempunyai
rencana strategis bisnis yang baik agar tujuan efisiensi, kemandirian dan
pengembangan dalam organisasi dapat tercapai. Otonomi yang diberikan pada Rumah
Sakit memberikan kesempatan untuk menyusun rencana bisnis yang visibel dalam
bentuk rencana bisnis strategis. Perencanaan strategis membuat organisasi lebih
proaktif dalam menentukan masa depan organisasi. Rencana strategis membantu
organisasi merumuskan strategi yang lebih baik melalui pendekatan yang lebih
sistematis, logis dan rasional (David, 2009).
Pada penelitian Tobing (2010) menyatakan bahwa perlu adanya perencanaan
strategis yang baik untuk mendukung pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit. Selain
untuk tujuan efisiensi, kemandirian dan pengembangan, dengan perencanaan yang
baik akan dapat meningkatkan kinerja Rumah Sakit secara keseluruhan. Pada
Penelitian yang dilakukan oleh Nurhapna (2014) menyatakan bahwa perencanaan
strategi bisnis dapat mempengaruhi kinerja rumah sakit. Penelitian ini sejalan yang
dilakukan oleh Aji (2016) yang menyatakan bahwa perencanaan strategi bisnis
memungkinkan rumah sakit untuk dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang
ada serta berpengaruh terhadap kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Penelitian

Universitas Sriwijaya
3

yang dilakukan Setiaman (2016) menyatakan bahwa keberadaaan rencana strategi


bisnis dapat meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan di Rumah Sakit.
Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan merupakan bagian
Integral dan tidak terpisahkan dari Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
Oleh sebab itu, setiap kegiatan dan program pembangunan harus tetap sejalan dengan
kebijakan Pemerintah Daerah yang diwujudkan dalam bentuk Rencana Strategis
Pembangunan. Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah terakreditasi Paripurna Bintang 5
(Lima). Pemenuhan sarana dan prasarana rumah sakit yang sesuai dengan standar
untuk pelayanan rumah sakit jiwa, terutama jika dikaitkan dengan status Rumah Sakit
Ernaldi Bahar sebagai rumah sakit khusus jiwa kelas A sangat dibutuhkan.
Rumah Sakit Ernaldi Bahar senantiasa melakukan peningkatan kualitas dan
kuantitas pelayanan kesehatan bagian pasiennya namun, dalam pelaksanaannya tidak
diiringi dengan pemberian informasi atau pemasaran yang memadai terhdapa pihak
umum atau masyarakat sekitar, hal ini terlihat dari utilisasi atau pemenfaatan
pelayanan yang masih belum memenuhi target. Kunjungan pasien rawat jalan RS
Ernaldi Bahar mengalami penurunan dari 41.232 pada tahun 2016 menjadi 38.332
pada tahun 2017 dan menjadi 35.472 pada tahun 2018. Serta belum mencapai target
yang telah ditetapkan setiap tahunnya yakni 45.701 Kunjungan Angka BOR per
Tahun RS Ernaldi Bahar mengalami naik-turun dari 47,47% pada tahun 2016
mengalami penurunan pada tahun 2017 menjadi 43,26% dan pada tahun 2018
mengalami kenaikan menjadi 44,28%. Angka ini menunjukan bahwa RS Ernaldi
Bahar belum mencapai target yang ditetapkan yakni 82% per tahun dan juga jika
merunjuk standar nasional RS Ernaldi Bahar juga belum memenuhi standar. Standar
yang ditetapkan nasional minimal 60% BOR per Tahun.

Universitas Sriwijaya
4

1.2. Rumusan Masalah


Data menunjukkan BOR pada tahun 2018 sebesar 44,28% dimana target seb
esar 82% . Survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Rumah sakit Ernaldi Bah
ar pada tahun 2018 mencapai jumlah 79,87% dimana target sebesar 87%. Berdasarka
n data tersebut Rumah Sakit Ernaldi Bahar untuk meningkatkan kepuasaan masyarak
at dan mutu pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Ernaldi Bahar perlu dilakukan ka
jian perumusan strategi.

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujan Umum


Menganalisis Strategi di Pelayanan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan menggunakan Metode Analisis SWOT.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi Kekuatan yang dimiliki Pelayanan Rawat Inap Kelas III R
umah Sakit Ernaldi Bahar
2. Mengidentifikasi Kelemahan yang dimiliki Pelayanan Rawat Inap Kelas III
Rumah Sakit Ernaldi Bahar
3. Mengidentifikasi Peluang yang dimiliki Pelayanan Rawat Inap Kelas III Ru
mah Sakit Ernaldi Bahar
4. Mengidentifikasi Ancaman yang dimiliki di Pelayanan Rawat Inap Kelas III
Rumah Sakit Ernaldi Bahar
5. Menemukan Alternatif Strategi untuk pengembangan Rumah Sakit Ernaldi
Bahar

Universitas Sriwijaya
5

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Bagi Mahasiswa


Mengimplementasi, Menambah dan memperluas pengetahuan mengenai
manajemen strategis di rumah sakit.

1.4.2. Manfaat Bagi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan bahan informasi mengenai
pengembangan strategi terhadap pelayanan medic di rumah sakot ernaldi bahar
sehingga dapat dimanfaatkan oleh intansi sebagai bahan evaluasi dalam pengambilan
kebijakan dan membuat program kerja untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Ernaldi Bahar.

1.4.3. Manfaat Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat


Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan refernsi perkuli
ahan yang berkaitan dengan Analisis SWOT serta dapat digunakan bagi kalangan aka
demi sebagai bahan informasi dan tambahan kepustakaan terhadap penelitian selanjut
nya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian di bidang manajemen strategi yang melipu
ti strategi pengembangan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Ernaldi Bahar provins
i Sumatera Selatan. Penelitian ini mengunakan desain kualitatif dengan pengambilan
data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan wawancara m
endalam kepada Kepala Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Pen
gambilan data sekunder dilakukan dengan telaah dokumen yang didapat dari RS Erna
ldi Bahar.

Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumah Sakit


Rumah sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dari
kata bahasa latin hospital yang berarti tamu. Secara lebih luas kata itu bermakna
menjamu para tamu. Memang menurut sejarahnya, hospital atau rumah sakit adalah
suatu lembaga yang bersifat kedermawanan (Charitable), untuk merawat pengungsi
atau memberikan pendidikan bagi orang-orang yang kurang beruntung atau miskin,
berusia lanjut, cacat, atau para pemuda.
Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan, serta
dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian. Rumah Sakit juga
merupakan institusi yang dapat memberi keteladan dalam budaya hidup bersih dan
sehat serta kebersihan lingkungan (Depkes RI, 2003).

2.1.1. Fungsi Rumah Sakit


Adapun fungsi-fungsi yang harus diselenggarakan oleh Rumah Sakit adalah :
a. Menyelenggarakan pelayanan medis, yang meliputi rawat jalan, rawat inap,
rawat darurat, bedah sentral, perawatan insentif, dan kegiatan pelayanan
medis lain.
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis, yang meliputi
radiologi, farmasi, gizi, rehabilitasi, medis, patologi klinis, patologi anatomi,
pemulasaraan jenasah, pemeliharaan sarana rumah sakit, dan penunjang medis
lain.
c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan.
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan.

6
Universitas Sriwijaya
7

e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.


f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit,


fungsi rumah sakit adalah:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta pengaplikasian teknologi
dalam bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.1.2. Klasifikasi Rumah Sakit


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.340/Menkes/Per/III/2010, rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan
kepemilikan, jenis pelayanan, dan kelas.
1. Berdasarkan kepemilikan.
Rumah sakit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah rumah sakit pemerintah
(pusat, provinsi, dan kabupaten), rumah sakit BUMN (ABRI), dan rumah sakit yang
modalnya dimiliki oleh swasta (BUMS) ataupun Rumah Sakit milik luar negri
(PMA).
2. Berdasarkan Jenis Pelayanan.
Di bawah ini yang termasuk ke dalam jenis ini adalah rumah sakit umum,
rumah sakit jiwa, dan rumah sakit khusus (misalnya rumah sakit jantung, ibu dan
anak, rumah sakit mata, dan lain-lain).

Universitas Sriwijaya
8

3. Berdasarkan Kelas.
Rumah sakit berdasarkan kelasnya dibedakan atas rumah sakit kelas A, B
(pendidikan dan non-pendidikan), kelas C, kelas D.
1. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik
luas.
2. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas
spesialistik dan subspesialistik terbatas.
3. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.
4. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar

2.1.3. Pengertian Pelayanan atau Jasa


Menurut Kotler dalam Sunyoto (2012) pelayanan adalah sebagai setiap
tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya
yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud (intangible) dan tidak menghasilkan
kepemilikan sesuatu.
Jasa memiliki perbedaan yang cukup mendasar jika dibandingkan dengan
produk fisik manufaktur. Kualitas suatu jasa lebih sulit dievaluasi oleh konsumen
dibandingkan dengan kualitas suatu produk fisik. Jasa didefinisikan sebagai tindakan
atau kegiatan yang dapat ditawarkan kepada suatu pihak kepada pihak yang lain yang
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

2.1.4. Karakteristik Pelayanan atau jasa


Berbagai riset dan literatur mengukapkan bahwa pelayanan atau jasa memiliki
empat karakteristik umum yang membedakannya dengan barang, yaitu:

Universitas Sriwijaya
9

1. Tidak berwujud (Intangibility).


Jasa adalah tidak nyata. Tidak seperti produk fisik, ia tidak dapat dirasakan,
dikecap atau didengar sebelum ia dibeli. Orang yang mendapat facelift tidak dapat
melihat hasilnya sebelum pembelian, dan pasien tidak dapat meramalkan hasilnya.
Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan mencari tanda atau bukti dari mutu
jasa tersebut.
2. Tidak terpisahkan (Inseparibility).
Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Hal ini tidak
berlaku pada barang fisik yang diproduksi, ditempatkan pada persediaan,
didistribusikan melalui pengecer, dan akhirnya dikonsumsi.
3. Bervariasi (Variability).
Jasa-jasa sangat bervariasi, karena ia tergantung kepada siapa yang
menyediakan jasa dan kapan serta dimana ia disediakan. Para pembeli jasa akan
berhati-hati terhadap keragaman ini dan sering kali akan membicarakannya dengan
yang lain sebelum memilih seorang penyedia jasa.

4. Mudah lenyap (Perishability).


Jasa tidak dapat disimpan. Kursi kereta api yang kosong, kamar hotel yang
tidak dihuni atau jam tertentu tanpa pasien di tempat praktik seorang dokter, akan
berlalu/hilang begitu saja karena tidak dapat disimpan untuk dapat dipergunakan di
lain waktu. Hal ini tidak menjadi masalah bila permintaannya tetap karena mudah
untuk menyiapkan pelayanan untuk permintaan tersebut sebelumnya

2.2. Analisis SWOT

2.2.1. Pengertian Analisis SWOT


Analisis SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey
pada dasawarsa 1960-1970an. Analisa ini merupakan sebuah akronim dari huruf
awalnya yaitu Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity

Universitas Sriwijaya
10

(kesempatan) dan Threat (Ancaman). Metode analisa SWOT bisa dianggap sebagai
metode analisa yang paling dasar, yang berguna utk melihat suatu topik atau
permasalahan dari 4 sisi yang berbeda. Hasil analisa biasanya adalah
arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan
dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari
ancaman.Jika digunakan dengan benar, analisa SWOT akan membantu kita untuk
melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini.
Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena
bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda ke
empat bagian tersebut. Hal ini diwajarkan, karena analisis SWOT adalah sebuah
analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi
dalam sebuah permasalahan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang
terjadi bukan sebagai pemecah masalah, sehingga dapat diartikan sebagai berikut:
1. Kekuatan ( Strength )
Kekuatan adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki oleh
suatu organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan berperan besar, tidak hanya
dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi,
tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimilliki oleh organisasi. Kekuatan yang
dimaksud adalah kelebihan organisasi dalam mengelola kinerja di dalamnya.
2. Kelemahan ( Weakness )
Kelemahan adalah berbagai kekurangan yang bersifat khas yang dimiliki oleh
suatu organisasi yang apabila berhasil diatasi akan berperanan besar, tidak hanya
dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi,
tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimililiki oleh organisasi.
3. Peluang ( Opportunity )
Peluang adalah peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh suatu
organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan besar peranannya dalam mencapai
tujuan organisasi. Opportunity merupakan peluang organisasi untuk meningkatkan
kualitasnya.

Universitas Sriwijaya
11

4. Ancaman/Hambatan ( Threat )
Hambatan adalah kendala yang bersifat negatif yang dihadapi oleh suatu
organisasi, yang apabila berhasil di atasi akan besar peranannya dalam mencapai
tujuan organisasi. Threat merupakan ancaman bagi organisasi baik itu dari luar
maupun dari dalam.

2.2.2. Analisis SWOT di Rumah Sakit


Banyak para ahli mendefinisikan arti analisis SWOT. Stephen Pelayanan
Mary dan Robbins dalam Reza (2011) mendefinisikan analisis SWOT adalah suatu
analisis organisasi dengan menggunakan kekuatan, kelemahan, kesempatan serta
ancaman dari lingkungan. Menurut Rangkuti, Freddy (2000), analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi Analisis SWOT didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.

a. Analisis Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman)


Menurut Kottler (2009), unit bisnis harus mengamati kekuatan lingkungan
makro yang utama dan faktor lingkungan mikro yang signifikan, yang mempengaruhi
kemampuannya dalam menghasilkan laba. Unit bisnis harus menetapkan sistem
intelijen pemasaran eksternal dan internal. Peluang pemasaran (marketing
opportunity) adalah wilayah kebutuhan dan minat pembeli, di mana perusahaan
mempunyai probabilitas tinggi untuk memuaskan kebutuhan tersebut dengan
menguntungkan. Ancaman lingkungan (environmental threats) adalah tantangan yang
ditempatkan oleh tren atau perkembangan yang tidak disukai yang akan
menghasilkan perurunan penjualan atau laba akibat tidak adanya tindakan pemasaran
defensif.

Universitas Sriwijaya
12

b. Analisis Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)


Kemampuan menemukan peluang yang menarik dan kemampuan
memanfaatkan peluang tersebut adalah dua hal yang berbeda. Setiap bisnis harus
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internalnya. Analisis SWOT membandingkan
antara faktor eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor
internal Kekuatan (strengths), dan Kelemahan (weaknesses).

2.2.3. Matriks SWOT


Menurut Fred R. David (2004) matriks Threats-Opportunities-Weaknesses-
Strength (TOWS) merupakan perangkat pencocokan yang penting yang membantu
manajer mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO (Strength-Opportunities),
Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), Strategi ST (Strength-Threat), dan Strategi
WT (Weaknesses-Threat).
Matriks Tows atau SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-
faktor strategis perusahaan. Matriks ini dapt menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. (Rangkuti, 2013)

Tabel 2. 1
Matriks SWOT
Matriks SWOT IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
EFAS • Tentukan faktor • Tentukan Kekuatan
faktor-faktor internal
kelemahan internal
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
• Tentukan faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Peluang eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan
peluang peluang
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
• Tentukan faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Ancaman eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
untuk mengatasi ancaman dan menghindari ancaman

Universitas Sriwijaya
13

a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-
besarnya.
b. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Universitas Sriwijaya
14

2.3. Penelitian Terdahulu


Tabel 2. 2
Penelitian Terdahulu terkait Analisis Strategi
NO Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian
1 Analisis Strategi Pemasaran Desain Penelitian : Deskriptif Berdasarkan Matrik Analisis SWOT maka
Pelayanan Skin Medical Center Di dengan Pendekatan Kualitatif strategi yang paling tepat yaitu strategi SO
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah (Strategi Agresif ) karena lebih banyak kekuatan
Yogyakarta dan peluang dibandingkan dengan ancaman dan
kelemahan. Situasai pada posisi strategi agresif
adalah situasi yang paling bagus bagi rumah
sakit dalam menghadapi berbagai kemungkinan
untuk memperoleh peluang dan mempunyai
berbagai kekuatan untuk memperoleh peluang
tersebut

2 Strategi Manajemen Perubahan Desain Penelitian: Analisis Penelitian, didapatkan hasil bahwa faktor
Untuk Mendukung Implementasi Deskriptif resistensi karyawan relatif kecil. Tindakan
perubahan yang sesuai dengan manajemen
Sistem Informasi Rumah Sakitstudi
perubahan adalah dukungan pimpinan untuk
Kasus: Rsud Raa Soewondo Pati implementasi perubahan SIRS, membuat
persamaan visi dan misi kesemua bagian rumah
sakit tentang perubahan SIRS, merancang
keadaan perubahan yang diinginkan dengan
memerhatikan divisi yang terpengaruh oleh
perubahan SIRS ini, melakukan penggantian

Universitas Sriwijaya
15

dengan metode pararel cutover, memberikan


penghargaan kepada karyawan yang ikut
menyukseskan program ini, serta membuat
kebijakan baruagar kebijakan yang sudah
berjalan menjadi permanen. Hasil akhir
menunjukkan secara umum karyawan rumah
sakit setuju akan perubahan SIRS saat ini.

Analisis Swot Pada Rsud Saras Desain Peneltian : Teknik Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
Husada Purworejo Observasi analisis SWOT menyebutkan bahwa RSUD
Saras Husada Purworejo sudah mampu bersaing
dipasar persaingan yang kompetitif. Berdasar
analisis SWOT, RSUD Saras Husada Purworejo
dapatmemanfaatkan kekuatan dan peluang yang
ada, serta meminimalkan kelemahan danan
caman. Strategi yang dapat dilakukan terdiri
dari : (1) Strategi SO (Strength Opportunities)
meliputi pangsa pasar, memperkuat kerjasama
dengan lembaga lembaga penyelenggara jasa
kesehatan dan pemerintah. (2) Strategi WO
(Weaknes Opportunities) yakni meningkatkan
loyalitas konsumen dan meningkatkan kualitas
produk serta memperbaiki prosedur pelayanan.
(3) Strategi ST (Strength Treats) terdiri dari

Universitas Sriwijaya
16

menjalin kerjasama dengan rumah sakit lain,


menetapkan target pasar, dan meningkatkan
kualitas pelayanan. (4) Strategi WT (Weakness
Treats) yaitu
meningkatkan promosi melalui berbagai media
dan menetapkan kualitas pelayanan terhadap
pengguna program Jamkemas atau BPJS
4 Analisis Swot Tentang Strategi Desain Penelitian : Analisis Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa
Pemasaran Dalam Upaya Deskriptif Berdasarkan Hasil Analisis Posisi Matriks IE,
Dapat Diketahui Nilai Terbobot Lingkungan
Meningkatkan Kunjungan Pasien
Internal Sebesar 4,287 Dan Nilai Terbobot
Di Klinik Bunda Lingkungan Eksternal Sebesar 4,000. Dengan
Nilai Terbobot Tersebut, Maka Berada Pada
Posisi Sel 1 Yang Berarti Klinik Bunda Berada
Pada Posisi Grow And Develop (Tumbuh Dan
Berkembang) Dan Strategi Yang Dapat
Diterapkan Adalah Strategi Penetrasi Pasar,
Pengembangan Pasar Dan Pengembangan
Produk

Universitas Sriwijaya
17

2.4. Kerangka Teori Penelitian

VISI DAN MISI

Faktor Internal Faktor Ekternal

Kekuatan Peluang

Kelemahan Ancaman

Matriks SWOT

Strategi Pelayanan RS Ernaldi Bahar

Gambar 2. 1
Kerangka Teori Penelitian Berdasarkan Teori Fredy
Rangkuty dan Freed R. David dalam Analisis SWOT

Universitas Sriwijaya
BAB III
KERANGKA PIKIR DAN DESFINISI ISTILAH

3.1. Kerangka Pikir

VISI DAN MISI

Faktor Internal Faktor Ekternal

- Kekuatan Pelayanan Raw - Peluang Pelayanan Ra


at Inap Kelas III wat Inap Kelas III
- Kelemahan Pelayanan Ra - Ancaman Pelayanan Ra
wat Inap Kelas III wat Inap Kelas III

Matriks SWOT

Pengembangan Strategi Pelayanan Rawat Inap Kelas III RS Ernaldi B


ahar
Gambar 3. 1
Kerangka Pikir Penelitian Berdasarkan Teori Fredy dan R.
David dalam Analisis SWOT

18
Universitas Sriwijaya
19

3.2. Definisi Istilah

Tabel 3. 1
Definisi Istiah Analisis Strategi Pelayanan Rawat Inap Kelas III di Rumah Sakit Ernaldi Bahar
NO Variabel Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Indikator
Sesuatu yang menjadi kekuatan Pelayanan R
Sumber Daya yang tersedia
awat Inap RS Ernaldi Bahar dalam yang Wawancara Pedoman Wawanca
Fasilitas yang tersedia
1 Strenght berasal dari lingkungan internal meliputi su mendalam da ra, Perekam Suara,
SOP yang digunkan
mber daya Manusia, Fasilitas, Sarana dan pr n Dokumen Buku catatan
Kualifikasi SDM
asarana, proses kegiatan dan keterampilan.
Sesuatu yang dapat menghambat Pelayanan
Kertebatasan sumber daya
Rawat Inap RS Ernaldi Bahar khususnya Wawancara Pedoman Wawanca
Manusia, Keterbatasan Fasil
2 Weakness dari lingkungan internal meliputi keterbatasa mendalam da ra, Perekam Suara,
itas, Keterbatasan SOP yang
n dalam sumber daya, proses dan keterampil n Dokumen Buku catatan
tersedia
an.
Sesuatu yang dapat menjadi peluang Pelaya
Teknologi yang sedang berk
nan rawat inap Rumah sakit Ernaldi Bahar Wawancara Pedoman Wawanca
embang, Kerjasama dengan
3 Oportunity yang berkaitan dengan lingkungan eksternal mendalam da ra, Perekam Suara,
sektor lain, karakteristik pas
meliputi perubahan teknologi, kerjasama di n Dokumen Buku catatan
ien
Lingkungan luar.
Sesuatu yang dapat menghambat Pelayanan
Wawancara Pedoman Wawanca Kebijakan pemeritah, Pelay
rawat inap Rumah Sakit Ernaldi bahar dalam
4 Threats mendalam da ra, Perekam Suara, anan intansi lain, pertumbuh
memberikan pelayanan yang berasal dari Li
n Dokumen Buku catatan an Ekonomi Masyarakat,
ngkungan Luar seperti

Universitas Sriwijaya
20

Metode yang digunakan untuk merumuskan


strategi Rumah Sakit Ernaldi Bahar berdasa
Matriks SWOT rkan matriks SWOT (SO, WO, ST,dan WT)
5
SO (Strengths – Oportunity) Strategi ini
Sumber Daya yang tersedia
dibuat berdasarkan jalan pikiran pelayanan
Fasilitas yang tersedia
rawat inap kelas III RS Ernaldi Bahar yaitu Wawancara dan Pedoman SOP yang digunkan Kualifi
Analisis Strategi
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan Telaah Wawancara dan kasi SDM Teknologi yang s
SO
(Sumber daya, proses dan keterampilan) Dokumen Buku Catatan edang berkembang, Kerjasa
ma dengan sektor lain, kara
dengan memanfaatkan peluang untuk
kteristik pasien
memenanagkan persaingan
Keterbatasan Sumber Daya,
Strategi WO (Weakness – Oportunity) ini
Keterbatasan Proses.
diterapkan berdasarkan pemanfaatan Wawancara dan Pedoman
Analisis Strategi Kualifikasi SDM Teknologi
peluang yang ada dengan cara Telaah Wawancara dan
WO yang sedang berkembang, K
meminimalkan kelemahan yang dimiliki Dokumen Buku Catatan
erjasama dengan sektor lain,
pelayanan rawat inap RS Ernaldi Bahar
karakteristik pasien
Sumber Daya yang tersedia
Strategi ST ( Strenghs – Threats ) Ini adalah Fasilitas yang tersedia
Wawancara dan Pedoman SOP yang digunkan
Analisis Strategi strategi dalam menggunakan kekuatan yang
Telaah Wawancara dan Kualifikasi SDM
ST dimiliki pelayanan rawat inap Rumah Sakit
Dokumen Buku Catatan
Ernaldi Bahar untuk mengatasi ancaman. Kebijakan pemeritah, Pelay
anan intansi lain, pertumbuh

Universitas Sriwijaya
21

an Ekonomi Masyarakat,
Strategi WT (Weakness – Threats) ini
Keterbatasan Sumber Daya,
didasarkan pada kegiatan yang bersifat
Wawancara dan Pedoman Keterbatasan Proses. Kebija
Anaslisi Strategi defensif dan berusaha meminimalkan
Telaah Wawancara dan kan pemeritah, Pelayanan in
WT kelemahan yang ada serta menghindari
Dokumen Buku Catatan tansi lain, pertumbuhan Eko
ancaman yang dimiliki oleh pelayanan rawat
nomi Masyarakat,
inap RS Ernaldi Bahar
Rekomendasi strategi yang dapat digunakan
Pengembangan
oleh pelayanan Rawat Inap Kelas III Rumah Hasil Perumusan St Strategi dapat digunakan unt
Strategi Rawat I Matriks SWOT
Sakit Ernaldi Bahar untuk meningkatkan artegi uk Pelayanan Rawat Inap
nap Kelas III
mutu pelayanan yang diberikan

Universitas Sriwijaya
22

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif analitik mengunakan pendekata
n desain studi kualitatif dengan melakukan analisis hasil wawancara dan telaah
dokumen yang terkait dengan penelitian untuk pengembangan strategi dalam pelayan
an Rawat Inap kelas III yang sesuai untuk diterapkan di RS Ernaldi Bahar. Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang bersifat analisis non numertik dan analisi interp
retative terhadap situasi sosisal.

4.2. Lokasi dan waktu


Penelitian ini dilakukan dilakukan di RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Sel
atan yang beralamat di Jl. Tembusan KM.12 Alang-Alang Lebar, Palembang. Waktu
dilakukan penelitian adalah bulan Juli 2020

4.3. Informan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dengan strktural di Pelayanan
Rawat Inap RS Ernaldi Bahar provinsi Sumatera Selatan. Dalam mendapatkan inforn
asi dari masing-masing variabel yang akan diteliti maka ditentukan sebanyak 2 Orang
yang berdasarkan prinsip Kesesuai dan kecukupan. Informan Terdiri dari, Kepala Ra
wat Inap Ruang Bangau dan Kepala Ruang Rawat Merpati. Berdasarkan prinsip terse
but maka yang akan menjadi informan dalam penelitian ini adalah:

22
Universitas Sriwijaya
23

Tabel 4. 1
Informan Penelitian Analsisi Strategi Pelayanan Rawat Inap di Rum
ah Sakit Ernaldi Bahar
N Informan Metode Pengumpul Informasi yang ingin dip
O an Data eroleh
1 Kepala Ruang Rawat Wawancara Mendala 1. SDM di pelayanan rawa
Inap kelas III Ruang m t inap
Bangau 2. Keuangan di Pelayanan
Rawat Inap RS Ernaldi
Bahar
3. SOP dan SPM yang dite
rapakan di Pelayanan R
awat Inap RS Ernaldi B
ahar
4. Fasilitas, sarana dan pra
sarana di Pelayanan Ra
wat Inap RS Ernaldi ba
har
5. Perubahan Teknologi di
pelayanan rawat inap ru
mah sakit ernaldi bahar
6. Kebijakan pemerintah y
ang diterapkan di Pelay
anan Rawat Inap rumah
sakit Ernaldi Bahar
7. Pesaing bagi Pelayanan
rawat Inap rumah sakit
Ernaldi Bahar
8. Kekuatan pembeli di pe
layanan rawat inap rum
ah sakit Ernaldi Bahar

Universitas Sriwijaya
24

2 Kepala Ruang Rawat Wawancara Mendala 1. SDM di pelayanan rawa


Inap Kelas III Ruang m t inap
Merpati 2. Keuangan di Pelayanan
Rawat Inap RS Ernaldi
Bahar
3. SOP dan SPM yang dite
rapakan di Pelayanan R
awat Inap RS Ernaldi B
ahar
4. Fasilitas, sarana dan pra
sarana di Pelayanan Ra
wat Inap RS Ernaldi ba
har
5. Perubahan Teknologi di
pelayanan rawat inap ru
mah sakit ernaldi bahar
6. Kebijakan pemerintah y
ang diterapkan di Pelay
anan Rawat Inap rumah
sakit Ernaldi Bahar
7. Pesaing bagi Pelayanan
rawat Inap rumah sakit
Ernaldi Bahar
8. Kekuatan pembeli di pe
layanan rawat inap rum
ah sakit Ernaldi Bahar

Universitas Sriwijaya
25

4.4. Jenis, Cara dan Alat Pengumpulan Data

4.1.1. Jenis Data


1. Data Primer
Data primer didapat dari subjek penelitian yang dapat diambil dengan alat
ukur. Data primer merupakan data yang berasal dari hasil wawancara men
dalam informan.
2. Data Sekunder
Merupakan data penunjang yang dilakukan dengan cara menganalisi sumb
er-sumber informasi berupa dokumen atau berkas-berkas yang didapatkan
dari Pelayanan Rawat inap RS Ernaldi Bahar. Dokumen atau berkas yang
dimaksud meliputi, Rencana Strategis Rumah Sakit Ernaldi Bahar, Pedom
an Pengorganisasian, Pedomandan Pelayanan dan Pedoman Program Kerj
a Rawat Inap.

4.1.2. Cara Pengumpulan data


Dalam penelitian ini digunakan cara pengumpulan data primer ialah, Wawanc
ara mendalam dengan Kepala Ruang Rawat Inap Kelas III Sedangkan, cara pengum
pulan data sekunder melalui laporan atau dokumen meliputi, Laporan Rencana Strat
egis Rumah Sakit Ernaldi Bahar, Pedoman Pengorganisasian, Pedomandan Pelayan
an dan Pedoman Program Kerja Rawat Inap Kelas III RS Ernaldi Bahar

4.1.3. Alat Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini alat pengumpulan data ialah, Kamera, Alat Perekam Suar
a dan buku catatan

4.5. Pengolahan Data


Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang terdiri dari langkah-langkah unt
uk mengkategorikam, mengklarifikasikam data yang diperoleh dari wawancara mend

Universitas Sriwijaya
26

alam. Pengolahan yang diperoleh dari wawancara mendalam dilakukan dalam bebera
pa tahap sebagai berikut :
a. Mengumpulkan seluruh hasil rekaman wawancara mendalam
b. Mengumpulkan seluruh catatan yang digunakan dalam wawancara mendalam
c. Membuat transkrip hasil wawancara mendalam
d. Mengidentifikasi data-data yang diperoleh
e. Membaca ulang transkip
f. Membuat kata-kata kunci
g. Melakukan pemilihan data dengan mengelompokan data sesuai kategori
h. Mengelompokan ke dalam kategori (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Anca
man)
Pengolahan data yang diperoleh melalui data sekunder berupa Dokumen atau
berkas-berkas dilakukan dengan tahap sebagai berikut :
a. Mengumpulkan seluruh Dokumen atau Berkas-berkas laporan
b. Meringkas dokumen atau berkas – berkas laporan sesuai dengan hasil wawanc
ara
c. Melakukan pemilihan data dengan mengelompokan data sesuai kategori
d. Mengelompokan ke dalam kategori (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Anca
man)

4.6. Validasi Data


Data yang di dapat melalui wawancara diolah atau dianalisi dengan teknik tel
aah isi (content analysis) sehingga menghasilakn informasi. Kemudian disandingkan
dengan literature yang berhubungan. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kual
itatif. Peneliti melakukan dua kali triangulasi dengan maksud sebagai upaya menjaga
validitas data. Triangulasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Triangulasi Sumber

Universitas Sriwijaya
27

Cross Check data dengan fakta dari sumber lain. Dalam Penelitian ini su
mber tersebut adalah berupa informan yang berbeda untuk menggali topik
yang sama.
2. Triangulasi Metode
Peneliti menggunakan dua metode dalam pegumpulan data, yaitu menggu
nakan metode wawancara mendalam, dan Telaah Dokumen.

4.7. Analisis Data


Analisis data merupakan proses mengambil intisari dan mereduksi dari data-d
ata yang dikumpulkan menjadikan bermakna dan lebih ringkas (Saryono, 2011). Dala
m penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisi menggunakan matris SWOT.
Teknik analsisi SWOT dilakukan dalam tiga yakni
1. Melakukan analisis terhadap Kekuatan dan Kelemahan Pelayanan Rawat I
nap di rumah sakit Ernaldi Bahar
Untuk melakukan analisis tersebut perlu ditetapkan
a. Unsur-Unsur Organisasi yang akan dinilai
Dalam penelitian ini unsur – Unsur yang akan dinilai meliputi :
1. Manajemen dan organisasi Pelayaan Rawat Inap Rumah sakit Ern
aldi Bahar
2. SDM, Sarana dan Prasarana Pelayaan Rawat Inap Rumah sakit Er
naldi Bahar
3. Keuangan, Pemasaran Pelayaan Rawat Inap Rumah sakit Ernaldi
Bahar
4. penunjang medik di Pelayaan Rawat Inap Rumah sakit Ernaldi Ba
har
2. Melakukan analisis Peluang dan ancaman Pelayanan Rawat Inap rumah S
akit Ernaldi Bahar
Untuk melakukan analisi tersebut perlu ditetapkan

Universitas Sriwijaya
28

a. Menetapkan usur-unsur kesempatan pelayanan Rawat Inap Rumah Sak


it Ernaldi Bahar
Dalam penelitian ini unsur –unsur kesempatan yang akan dinilai melip
uti
1. Kebijakan pemerintah di pelayanan rawat inap rumah sakit ernaldi
bahar ,
2. sosial ekonomi pasien/ masyarakat yang memanfaatkan pelayanan
rawat inap rumah sakit ernaldi bahar,
3. perubahan teknologi di pelayanan rawat inap rumah sakit ernaldi b
ahar
3. Melakukan pecocokan strategi Pelayanan rawat inap rumah sakit Ernaldi
Bahar

Tabel 4. 2
Matriks SWOT Pelayanan Rawat Inap Kelas III
Matriks SWOT IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
• Unsur-Unsur yang • unsur-unsur yang
EFAS menjadi kekuatan menjadi kelemahan
pelayanan rawat inap pelayanan rawat inap
Rumah sakit Ernaldi Bahar
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
• Unsur-Unsur yang SO (Strengths – Oportunit Strategi WO (Weakness –
menjadi peluang pelayanan y) Strategi ini dibuat Oportunity) ini diterapkan
rawat inap Rumah sakit berdasarkan jalan pikiran berdasarkan pemanfaatan
Ernaldi Bahar pelayanan rawat inap RS peluang yang ada dengan
Ernaldi Bahar yaitu cara meminimalkan
dengan memanfaatkan kelemahan yang dimiliki
seluruh kekuatan (Sumber pelayanan rawat inap RS
daya, proses dan Ernaldi Bahar
keterampilan) dengan
memanfaatkan peluang
untuk memenanagkan
persaingan
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
• Unsur-Unsur yang Strategi ST ( Strenghs – Strategi WT (Weakness –
menjadi Ancaman Threats ) Ini adalah Threats) ini didasarkan
pelayanan rawat inap strategi dalam pada kegiatan yang

Universitas Sriwijaya
29

Rumah sakit Ernaldi Bahar menggunakan kekuatan bersifat defensif dan


yang dimiliki pelayanan berusaha meminimalkan
rawat inap Rumah Sakit kelemahan yang ada serta
Ernaldi Bahar untuk menghindari ancaman
mengatasi ancaman yang dimiliki oleh
pelayanan rawat inap RS
Ernaldi Bahar

Universitas Sriwijaya
BAB V
HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1. Luas Wilayah dan Alamat Rumah Sakit Ernaldi Bahar


Berdasarkan data profil Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan, rumah sakit tersebut berada pada wilayah kota Palembang, dengan luas tanah
100.300 m2 serta luas bangunan 28.378 m2. Gedung RS Ernaldi Bahar dibangun
pada tahun 2010 serta mulai beroperasional Tahun 2012.
Alamat : Jl. Tembus Terminal Km 12 No. 02 Kelurahan Alang-Alang
Lebar Kecamatan Alang Alang Lebar Palembang
Telp : (0711) 5645126
No Fax : (0711) 5645124

5.1.2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Ernaldi Bahar


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 serta dituangkan
dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan No. 9 Tahun 2008, maka susunan
organisasi pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai berikut :

1. Direktur
2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan
a. Bagian Pengembangan
1) Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran
2) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
b. Bagian Keuangan
1) Sub Bagian Perbendaharaan
2) Sub Bagian Tata Usaha Keuangan
c. Bagian Umum dan SDM
1) Sub Bagian Umum dan Perlengkapan
31

2) Sub Bagian Kepegawaian

3. Wakil Direktur Medik dan Keperawatan


a. Bidang Pelayanan Medik
1) Seksi Pelayanan Medik Umum dan Khusus
2) Seksi Pengembangan Pelayanan Medik
b. Bidang Penunjang Medik
1) Seksi Laboratorium dan Farmasi
2) Seksi Gizi dan Sarana Prasarana
c. Bidang Keperawatan
1) Seksi Asuhan Keperawatan
2) Seksi Logistik

5.1.3. Data Kepegawaian Rumah Sakit Ernaldi Bahar


Di bawah ini merupakan data kepegawaian Rumah Sakit Ernaldi Bahar
berdasarkan jenis pendidikan adalah sebagai berikut:

Tabel 5. 1
Data kepegawaian Rumah Sakit Ernaldi Bahar berdasarkan jenis pendidikan
No Jenis Pendidikan Jumlah Keterangan
I. Tenaga Medis
A. Dokter
1. Dokter Speasialis Kedokteran Jiwa 8 BLUD 4 Orang
2. Dokter spesialis penyakit dalam 1
3. Dokter Spesialis Kandungan 2
4. Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin 1
5. Dokter Spesialis Syaraf 1
6. Dokter Spesialis Patologi Anatomi 1
7. Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 BLUD 1 Orang
8. Dokter Spesialis Radiologi 1 BLUD 1 Orang
9. Dokter Spesialis Rehabilitas Medik 1 BLUD 1 Orang
10. Dokter Spesialis Anestesi 1 BLUD 1 Orang
11. Dokter Spesialis THT 1

Universitas Sriwijaya
32

12. Dokter Spesialis Anak 1


13. Dokter Umum 16 BLUD 1 Orang
14. Dokter Gigi 3 Honor 1 Orang

Jenis Pendidikan Jumlah Keterangan


B. Perawat
1. Magister Keperawatan 2
2. Profesi Keperawatan 31 BLUD 5 Orang
3. Saarjanan Keperawatan 30 BLUD 1 Orang
4. Sarjana/ DIV Perawat Beda 1
5. Akademi Keperawatan 46 Honor 9 Orang
BLUD 10 Orang
6. SPR A/B (SPK) 7 Honor 1 Orang

C. Terapis Gigi dan Mulut


1. Akademi Keperawatan Gigi 3
2. SPRG 2

D. Perawat Mata
1. Akademisi Refraksionis Optisien 2 BLUD 1 Orang

E. Bidan
1. Sarjana/ DIV Kebindanan 1
2. Akademi Bidan 9 BLUD 2 Orang

II Penunjang Medis
A. Psikologi
1. Psikolog 5
2. Sarjanan Psikologi 4 Honor 1 Orang
BLUD 1 Orang
B. Farmasi
1. Apoteker 3 BLUD Orang
2. Sarjana Farmasi 3
3. Akademi Farmasi 14 Honor 1 Orang
BLUD 5 Orang
4. SMF 4 Honor 1 orang

C. Gizi
1. Sarjana gizi 2
2. DIV Gizi 2
3. Akademi Gizi 5
4. SPAG 2
Jenis Pendidikan Jumlah Keterangan

Universitas Sriwijaya
33

D. Rotgen
1. DIV Radiologi 1
2. Akademi Radiologi 4 Honor 1 orang
BLUD 2 Orang

E. Sanitasi Lingkungan
1. Akademi Kesehatan Lingkungan 6 BLUD 2 Orang

F. Analis Kesehatan
1. Sarjana/DIV Analis Kesehatan 2
2. Akademi Analis Kesehatan

G. Rekam Medis
1. Akademi Rekam Medis 4 BLUD 1 Orang

H. Tehnisi Elektromedis
I. Fisioterapi
1. Akademi Fisioterapi 3

J. Penyuluh Kesehatan Masyarakat


1. Magister Kesehatan Masyarakat 8
2. Sarjana Kesehatan Mayaraakat 9 Honor 1 Orang
BLUD 2 Orang

K. Terapi Wicara dan Terapi Okupasi


1. Akademi Terapi Wicara 1 Honor 1 Orang
2. Akademi Terapi Okupasi 1 Honor 1 Orang

No. Jenis Pendidikan Jumlah Keterangan


III Umum
1. Magister Administrasi Publik 10
2. Magister Pekerja sosial spesialis 1
3. Magister Tehnik Informatika 1 Honor 1 Orang
4. Mgister Tehnik 1
5. Sarjanan Administrasi 5 Honor 1 orang

Universitas Sriwijaya
34

BLUD 1 Orang
6. Sarjana Ekonomi/ Akuntasi 10 Honor 5 Orang
BLUD 2 Orang
7. Sarjanan Komputer / sistem 4 Honor 2 Orang
Informasi
8. Sarjana Ilmu Pemerintahan 1 BLUD 1 Orang
9. Sarjana Pendidikan 1
10. Sarjanan Sastra Inggris 1 BLUD 1 Orang
11. D IV Pekerja Sosial 3
12. D III Komp/ Komp. Akuntasi/ M. 5 Honor 3 Orang
Informatika
13. D III Pariwisata 1 BLUD 1 Orang
14. SMA 43 Honor 15 Orang
BLUD 10 Orang
15. STM/ MTs 4 BLUD 2 Orang
16. SMK/SMKK 7 BLUD 6 Orang
17. KPAA 2
18. SMPS 1
19. SMP 3 Honor 2 Orang
20. SD 2 Honor 2 Orang
Sumber: Rumah Sakit Ernaldi Bahar,2018

5.1.4. Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Ernaldi Bahar


Jenis Layanan RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Produk jasa yang
ditawarkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Nomor : 445/0221/RS.ERBA/2017 tanggal 09 Januari
2017 tentang Jenis Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan,
terdiri dari :
1. Pelayanan Gawat Darurat Jiwa dan Umum
2. Pelayanan Rawat Jalan meliputi :
a. Pelayanan Psikiatri Anak dan Remaja
b. Pelayanan Psikiatri Dewasa
c. Pelayanan Psikiatri Forensik
d. Pelayanan Psikogeriatri

Universitas Sriwijaya
35

e. Pelayanan Gangguan Mental Organik


f. Pelayanan Konseling dan Psikoterapi
g. Pelayanan Psikometri
h. Pelayanan Psikologi Klinis
i. Pelayanan Tumbuh Kembang Anak, meliputi :
j. Pelayanan Spesialis Anak
k. Pelayanan Spesialis Penyakit Dalam
l. Pelayanan Spesialis Syaraf
m. Pelayanan Anestesi
n. Pelayanan Spesialis Mata
o. Pelayanan Spesialis Kulit dan Kelamin
p. Pelayanan Spesialis Patologi Anatomi
q. Pelayanan Spesialis THT
r. Pelayanan Kesehatan Gigi
s. Pelayanan Napza Terpadu, meliputi :
3. Pelayanan Rawat Inap, meliputi :
a. Rawat Inap Intensif Psikiatri
b. Rawat Inap Stabilisasi
c. Rehabilitasi Napza
4. Pelayanan Penunjang Medik dan Non Medik, meliputi :
a. Pelayanan Radiologi
b. Pelayanan Laboratorium
c. Pelayanan Farmasi
d. Pelayanan Gizi
e. Pelayanan Ambulance
f. Pelayanan Binatu
g. Pelayanan Transit Pemulasaraan Jenazah
h. Pelayanan Rehabilitasi Fisik / Medik
i. Pelayanan Rehabilitasi Psikososial
j. Pelayanan Rekam Medik

Universitas Sriwijaya
36

k. Pelayanan Keswamas
l. Pelayanan Pendidikan dan Penelitian
m. Pelayanan IPSRS dan Sanitasi
5. Pelayanan yang tidak dilayani dan di rujuk
a. Pelayanan Radioterapi
b. Pelayanan Kedokteran Nuklir
c. Pelayanan Kemoterapi
d. Pelayanan Donor Organ dan Immunosupresi
e. Pelayanan Penggunaan dan Pemberian Darah dan Komponen Darah
f. Pelayanan Kamar Operasi
g. Pelayanan Obstetri dan Ginekologi

Tempat tidur yang tersedia sejumlah 200 tempat tidur yang tersebar di bebera
pa ruang kelas perawatan. Ini sesuai dengan surat keputusan direktur rumah sakit Ern
aldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Nomor: 445/13745/RS.ERBA/2018 tanggal 11
Desember 2018

Tabel 5. 2

Proporsi Jumlah Tempat Tidur RS Ernaldi Bahar tahun 2018


N Kelas Perawatan Jumlah TT Persentase %
O
1 VIP 12 6.00
2 Kelas 1 27 13.50
3 Kelas II 18 9.00
4 Kelas III 143 71.50
Jumlah 200 100
Sumber: Rumah Sakit Ernaldi Bahar ,2019

Universitas Sriwijaya
37

5.1.5. Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar


Pernyataab harapan Rumah Sakit Ernaldi Bahar tertuang dalam sebuah Visi Rumah
Sakit Ernaldi Bahar adalah sebagai berikut:
VISI
“Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai Pusat Rujukuan Pelayanan dan Pendidikan
Kesehatan Jiwa yang Prima serta Berdaya Saing Nasional”
MISI
1. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Jiwa
2. Mengembangkan fasilitas Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Jiwa

5.1.6. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Ernaldi Bahar


Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa sebagai
unggulan dan kesehatan dasar lainnya, dibidang pelayanan kesehatan jiwa
mempunyai tugas pokok: Preventif, kuratif, promotif dan rehabilitative
yang dilaksankan secara serasi, terpadu dengan melaksanakan
peningkatan upaya rujukan.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kesehatan jiwa serta
pelayanan penanggulangan penyalahgunaan Narkoba dan konsultasi
HIV/AIDS.
3. Melaksanakan kebijakan teknis operasional pelayanan kesehatan jiwa dan
kesehatan dasar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Pada peraturan Daerag Provinsi Sumatera Selatan No.9 Tahun 2008 pasal48,
Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam
penyelenggaraan Pemerintah Provinsi di Bidang Kesehatan. Berdasrkan Peraturan
Daerah Provinsi Sumatera Selatan No.9 Tahun 2008 pasal 49 , Rumah Sakit Ernaldi
Bahar mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kegiatan tata usaha, urusan umum, perlengkapan
b. Pembinaan kesehatan masyarakat Sumatera Selatan

Universitas Sriwijaya
38

c. Penyelenggara kegiatan usaha pelayanan kesehatan jiwa,pencegahan,


pemulihan, rehabilitasi, kemasyarakatan dan sistem rujukan.
d. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan
tugas dan fungsinya

5.2. Hasil Penelitian

5.2.1. Karakteristik Informan


Pada penelitian ini, sumber informasi yang di dapat mengenai pengembangan
Strategi di Pelayanan Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Informan yan
g terdapat dalam penelitian ini sebanyak 2 Orang yaitu Kepala Ruang Rawat Inap Me
rpati dan Kepala Ruang Rawat Inap Bangau. Berikut adalah karakteristik Informan pa
da penelitian ini:

Tabel 5. 3

Karakteristik Informan
No Inisial Jenis Kel Umur Pendidikan T Jabatan
amin erakhir
1 EN P 38 S.Kep + Nerr Kepala Ruangan B
s angau
2 S P 42 S.Kep + Ners Kepala Ruangan M
erpati

5.2.2. Analisis Lingkungan Internal


A. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang meliputi Dokter, Perawat dan Petugas penunjang
medik lainnya menjadi sumber kekuatan di Pelayanan Rawat Inap kelas III Rumah Sa
kit Ernaldi Bahar. Jumlah perawat di ruang rawat inap belum mencukupi untuk
memberika pelayanan, hal ini dikarenaka jumlah perawat yang tersedia adalah 11
orang dengan kapasitas tempat tidur 35-55 tepat tidur. Dalam Peraturan Meteri

Universitas Sriwijaya
39

Kesehatan Nomor 340 tahun 2020 tentang Klasifikasi Rumah Sakit menyebutkan RS
Khusus Jiwa type A memiliki standard yang harus dipenuhi yakni jumlah perawat
berbanding sama dengan jumlah tempat tidur dengan perbandingan 1: 1. Berdasarkan
standard yang dikeluarkan dalam PERMENKES NO.340 Tahun 2020 dapat
dibandingkan dengan hasil penelitian, sehingga dalam segi kuantitas perawat di
Pelayanan Rawat Inap Kelas III belum terrcukupi . Hal tersebut sesuai dengan petika
n wawancara dengan informan sebagai berikut:
….“Kalau satu rumah sakit kan pasti kekuatannya di tenaga medis ya, baik itu
dokter kemudian perawat dan faktor penunjang lainnya seperti farmasi, terus
labor, lab biologi dan sebagainya, psikologi, kalau di rumah sakit jiwa ada
psikologinya sebagai kekuatan kami.. ya. Untuk kelemahan sendiri jumlah
tenaga yang kurang, apalagi dengan kami dengan kapasitas tempat tidur
sebanyak 55 tempat tidur dengan sebelas perawat satu admin. Sebelas perawat
itu termasuk saya sebagai kepala ruang” (EM)
.
….“Kalau petugas, perawat, dokter dan tenaga kesehatan itu menjadi
kekuatan sebetulnya untuk kami disini bisa mengerjakan tugas sesuai dengan
sesuai dengan tupoksi masing-masing. Tapi kelemahannya sumber daya
manusianya kurang gitu, perawatnya kurang jadi kebanyakan kami dinas itu
kadang-kadang cuma berdua, bertiga dengan kapasitas pasien 20 orang,
pasiennya kadang-kadang gak ke pegang, terus tambah lagi kami harus
mengerjakan administrasi juga gitu, jadi ya kelemahannya bisa jadi kelemahan
buat kami juga gitu.”- S

Berdasrkan hasi telaah dokumen yang dilakukan didapatkan kualifikasi


personil ruang rawat inap kelas III sebagai berikut:

Tabel 5. 4

Kualifikasi Personil Ruang Rawat Inap Bangau

Universitas Sriwijaya
40

No Jabatan Kualifikasi Kualifikasi For Jumlah


mal
1 Kepala Instalasi Dokter Spesialis Ji STR & SIP 1 Orang
Rawat Inap wa
2 Kepala Ruangan S1 Keperawatan/ STR & SIPP 1 Orang
Rawat Inap S1 Keperawatan/ P
rofesi/
3 Ketua Tim D3 Keperawatan STR & SIPP 1 Orang
S1 Keperawatan
S1 Keperawatan Pr
ofesi
4 Perawat Pelaksan D3 Keperawatan STR & SIPP 9 Orang
a S1 Keperawatan kebutuhan
S1 Keperawatan Pr tenaga
ofesi berdasarkan
pengaturan
jadwal dinas
5 Administrator SPK
Sumber: Rumah Sakit Ernaldi Bahar , 2020

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, di dapatkan kualifikasi personil dari


Ruang Rawat Inap kelas III terdiri dari Dokter Spesiali Jiwa, S1 Keperawatan Profesi
dan D3 Keperawatan. Kualfikasi personil dalam ruang rawat inap untuk administrator
dengan kualifikasi SPK.

Berdasarkan hasil telaah dokumen yang dilakukan didapatkan jumlah


kebutuhan Sumber Daya Manusia di Ruang Rawat Inap kelas III. Perhitungan ini di
dapat dari dokumen pedoman pelayanan unit gawat darurat

Tabel 5. 5
Jumlah kebutuhan petugas di Pelayanan Rawat Inap Ruang Bangau

Universitas Sriwijaya
41

No Klasifikasi SDM Kebutuhan Ada Kurang


1 Kepala Ruangan 1 orang 1 Orang -
2 Ketua Tim 2 orang 2 Orang -
3 Perawat Pelaksana 15 Orang 8 Orang 7 Orang
4 Administrasi 1 Orang 1 Orang -
Sumber: Rumah Sakit Ernaldi Bahar, 2020

Berdasarkan hasil peneltian yang dilakukan, perhitungan dalam kebutuhan


jumlah petugas di ruang rawat didapatkan melalui dokumen yang diberikan kepada
peneliti. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa kebutuhan ini didasarkan pembagian
jadwal dinas yang ada di ruang rawat inap. Berdasarkan perhitungan metode gillies
maka kebutuhan sebagai berikut:
A= Waktu Perawatan Pasien/Hari = 3 Jam
B= BOR x TT = 44,28% x 55 TT = 24,345
C= Hari Libur dalam 1 tahun = 128 Hari
Maka:
AxBx 365 3 x 24,345 x 365
TP= = =16
( D−C ) x 7 ( 365−128 ) x 7

Perhitungan Cadangan:
= TP x 20% = 16 x 20% = 3
Kesimpulan :
Kebutuhan perawat per hari adalah 16 + 3 = 19 orang
Perawat saat ini di ruang rawat inap bangau 12 orang maka, dibutuhkan 7 orang
perawat untuk memberikan perawatan di ruang rawat inap.
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode Gillies di dapatkan
bahwa pelayanan rawat inap membutuhkan penambahan 7 (tujuh) orang perawat
pelaksana untuk memberikan perawatan di ruang rawat inap kelas III.
Jumlah tenaga perawat yang ada di rawat inap berjumlah 12 orang dengan
kapasitas 55 Tempat Tidur. Jika dibandingkan dengan Permenkes No.340 Tahun
2020 tentang klasifikasi Rumah Sakit. Maka perawat di ruang rawat inap kelas III
belum mencukupi secara aspek jumlah. Maka dari itu dilakukan perhitungan
menggunakan metode gillies yakni sesuai dengan waktu perawatan dan hari kerja

Universitas Sriwijaya
42

selama satu tahun. Maka didapat hasil bahwa pelayanan rawat inap kelas III
menambah 7 orang perawat pelaksana di masing-masing ruang rawat inap.

Berdasarkan telaah dokumen yang dilakukan terdapat pelatihan yang


dibutuhkan perawat di Unit Rawat Inap. Adapun pelatihan yang dibutuhkan:

Tabel 5. 6

Pelatihan yang dibutuhkan di Rawat Inap Ruang Bangau


NO NAMA PELATIHAN JUMLAH PERAWAT
1 PPI Dasar 2 orang
2 MPKP 8 Orang
3 PPGD 8 Orang
4 Kegawatdarurat Psikiatri 8 Orang
5 Penanggulangan TB 12 Orang
Sumber: Rumah Sakit Ernaldi Bahar, 2020

Berdasarkan informasi di atas pelatihan yang pernah diikuti perawat antara


lain adalah Pengendalian dan Pencegahan Infeksi dibutuhkan 2 perawat untuk
diikutsertakan. Pelatihan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP), Pelatihan
Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) dan Pelatihan Kegawatdarurat Psikiatri
masing-masing dibutuhkan 8 orang perawat untuk diikutsertakan dalam pelatihan.
Pelatihan penanggulangan Tuberculosis dibutuhkan 12 orang perawat untuk
diikutsertakan. Kebutuhanan pelatihan ini dilakukan berdahasrkan hasil telaah
dokumen yang dilakukan dalam penelitian. Kebutuhan pelatihan ini dibutuhkan bagi
perawat agar perawat dapat memberikan perawatan kepada pasien sesuai dengan
asuhan keperwatan yang diberikan.
Adapun kesimupulan dari kekuatan Sumber Daya Manusia Rawat Inap Kelas
III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat dilihat pada table berikut ini:

Universitas Sriwijaya
43

Tabel 5. 7

Hasil Reduksi Wawancara Mendalam terkait Kekuatan dan Kelemahan


Sumber Daya Manusia
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan
Kekuatan a. Rawat Inap Kelas III a.. Memiliki dokter, perawat
Rumah Sakit Ernaldi Bahar dan penunjang medis
sudah memiliki 8 Dokter
Spesialis Jiwa
b. Perawat di Ruang Rawat
inap diikutsertakan dalam
pelatihan
Kelemahan a.. Jumlah perawat di ruang Rawat a.. Kurangnya jumlah perawat
Inap kelas III belum mencukupi, di ruang rawat inap kelas III
perawat hanya berjumlah 11
orang di ruangan.

B. Keuangan
Selain itu, dalam penyusunan strategi variable keuangan menjadi kekuatan di
mana pelayanan Rawat Inap Ruang Bangau dan Ruang Merpati kelas III dapat melak
ukan pengajuan keuangan terkait sarana dan prasana yang diperlukan di ruangan. Su
mber pendanaan dapat berasal dari APBD dan BLUD. Hal tersebut sejalan dengan ha
sil wawancara
…“Ya jadi ya kita ini ada dana pemprov dan dana BLUD ya, untuk
menjawab sumberdana sendiri itu bisa mengacu ke keuangan. Kita untuk
penunjang baik itu pemberian fasilitas segala macamkan harus ke
keuangan”SM

Universitas Sriwijaya
44

…“Ooh kalau dengan fasilitas, kami pengajuan terus, pengajuan pengajuan


dan pengajuan tapi terkadang ya masi acc dari atas, mau di accnya berapa
gitu dari manajemennya”S

Adapun Kekuatan dan Kelemahan Keuangan Rawat Inap Kelas III Rumah
Sakit Ernaldi Bahar dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 5. 8

Hasil Reduksi Wawancara Mendalam terkait Kekuatan dan Kelemahan


Keuangan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan
Kekuatan a. Memiliki pendanaan yang a.. Sumber Dana Ruang
berasal dari APBD dan BLUD Rawat Inap Kelas III
bersumber dari APBD dan
BLUD
b. Dapat melakukan pengajuan b.. Rawat Inap Kelas III dapat
kepada Pihak manjemen mengajukan pemenuhan
keuangan untukdapat fasilitas untuk Rawat Inap
memenuhi fasilitas di Ruang Kelas III
Rawat Inap Kelas III c. memiliki pendanaan yang
c. Memiliki pendanaan yang bersumber dari peserta
bersumber dari program JKN- program JKN-KIS
KIS d. Memiliki dukungan
d. Dukungan Pemerintah Daerah pemerintah daerah dalam
terhadap BPJS dimana ada jaminan Sharing pembayaran
jaminan Sharing pembayaran bersama terhadap BPJS
bersama antara Pemerintah Kesehatan.
Provinsi dan Pemerintah
daerah kepada masyarakat

Universitas Sriwijaya
45

yang belum terdaftar BPJS

C. Fasilitas, Sarana dan Prasarana


Rawat Inap Bangau telah memiliki alat medis yang tersedia di ruangan, yang
mana alat tersebut menjadi kekuatan dalam pelaksanaan pelayanan di rawat inap bang
au. Hal ini sesuai petikan wawancara dengan informan :
…“Kalau kekuatan pasti kekuatan ya kita gabisa, satu sisi aja misalnya kita
gak ada Nebulizer Ya, sesak ada pasien sesak kalau kita mau ke ugd sendiri
jauh kan perjalanan bangau ini apa transportasinya jauh, evakuasinya .jauh.
Dengan adanya satu alat seperti tadi yang menunjang kita kan ooo beralrti
otomatis bisa dilakukan di sini dengan memanggil tenaga medis yang lain
bantuan atau yang lainnya seperti itu. Terus Ada Sterilsator untuk
menstrerilkan alat-alat perawatn” EM

… “Kalau itu ya jadi peluang sih kayak … kan? Itu alat kejang listrik, jadi
peluang buat rumah sakit ini untuk terapi yang lebih baik gitu” S

Bangunan gedung rawat inap bangau memiliki gedung yang menjadi kelemahan,
dimana gedung sudah mulai bocor dan mengalami kerusakan. Lokasi rawat yang
berisiko banjir saat musim hujan. Hal ini sejalan dengan petikan wawancara informan
…“kelemahan ni karna kita berdiri di rumah sakit pemprov.bangunan yang
kurang sekarang. Sekarang kan bangunan banyak yang bocor ya, Satu sisi lagi
ya kita dari lingkungan berdampak banjir, seperti itu. Karna kan kita memang
titik terendah Jadi kita ketika hujan, hujan sedikit aja udah banjir. Aksesnya,
jadi perjalanan kita untuk kemana sulit seperti itu” EM

Berdasarkan hasil observasi dalam hal mengatasi dampak banjir Rumah


Sakit Ernaldi Bahar membuat langkah pencegahan untuk mengurangi risiko yakni

Universitas Sriwijaya
46

dengan di bangun kolam retensi. Sehingga ini menjadi kekuatan bagi Rawat Inap
Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Bangunan Pelayanan Rawat Inap Merpati kelas III Rumah Sakit Ernaldi Baha
r memiliki kelemahan, yakni masih tergabung ruangan tindak pasien dan ruang
perawatan. Dari segi bentuk, bangunan dapat memungkinan pasien untuk lari dan mel
ukai diri sendiri. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan informan:
…“Banyak kelemahannya terutama dalam bentuk bangunan, ada ruangan
pengorbid yang bercampur dengan ruangan-ruangan pasien jadi keluarga-
keluarga yang menunggu harus bercampur di dalam. Terus ada bentuk
bangunan yang memungkinkan pasien bisa lari termasuk pelapon yang rendah,
Terus tralis di sini bisa dirusak pasien, jadi beresiko pasien lari habis itu
beresiko juga pasien buat menciderai diri sendiri”S

Berdasarkan hasil observasi diketahui ada 143 TT yang terbagi di kelas Pera
watan Rawat Inap kelas III terbagi dalam 3 Ruang kelas perawatan. Pasien pada rawa
t inap dikategorikan berdasarkan jenis kelamin. Rawat Inap kelas III Memiliki 143
TT, Jumlah Tempat tidur rawat inap kelas III telah mencukupi (Lihat Tabel 5.2).

Adapun Kekuatan dan Kelemahan Sarana Prasarana Rawat Inap Kelas III
Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 5. 9

Hasil Reduksi terkait Kekuatan Sarana dan Prasarana Rawat Inap Kelas III
Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan
Kekuatan
a. Rawat Inap Kelas III Rumah b. Memiliki Tempat Tidur di
Sakit Ernaldi Bahar memiliki setiap ruang perawatan
Tempat Tidur disetiap ruang dengan kapasitas 55
rawat inap dengan kapasitas Tempat Tidur

Universitas Sriwijaya
47

55 Tempat Tidur.
b. Rawat Inap Kelas III c. Memiliki alat ECT untuk
memiliki alat terapi kejang Terapi
listrik atau ECT, dan
Sterilizator
c. Rawat Inap Kelas III d. Alat yang tersedia di
Memiliki Alat Kesehatan Rawat Inap meliputi
yang tersedia di Ruang Timbangan, Thermometer,
Rawat Inap meliputi Sfigmomanometer
Timbangan, Thermometer,
Sfigmomanometer
d. Memiliki Kolam Retensi e. Kolam retensi sebagai
sebagai pencegahan dalam pencegahan mengatasi
mengatasi banjir di musim banjir di Rumah Sakit
penghujan
Kelemahan a. Bangunan gedung Rawat a. Bagunanan gedung rawat
Inap Kelas III Rumah Sakit inap mudah dirusak pasien
Ernaldi Bahar yang mudah d dan memungkinkan pasien
irusak pasien dan memungki lari serta melukai diri
nkan pasien lari serta melukai sendiri.
diri sendiri.
b. Bangunan gedung Rawat b. Bagunan gedung rawat
Inap Kelas III sudah inap mengalami kerusakan
mengalami kerusakan seperti pelapon
Pelapon gedung yang sudah b
ocor.

Universitas Sriwijaya
48

D. Manajemen dan Organisasi


Ruang Rawat Inap Bangau telah memiliki SOP, SPM dan Alur Masuk Pasien
yang menjadi kekuatan. Hal tersebut sesuai dengan petikan wawancara dengan infor
man sebagai berikut:
…“Kalau di rumah sakit atau di instansi atau di instusi pasti lebih …… SPO,
SPO ini kan suatu perundang-undangan bagi kita, kita gak bisa bekerja tanpa
SPO. Dan apapun kejadiannya itu pasti kita bukak SPO dulu. SPO kita larinya
kemana, kalau SPO kita tidak lari kesana, berarti tidak kita lakukan seperti
itu. Dan kita pun menjelaskan dengan pasien dan kawan-kawan dengan segala
macamnya berdasarkan SPO. Jadi tenanglah hidup kalau pake SPO” (EM)

Dengan memiliki SOP,SPM dan Alur Masuk pasien menjadi kekuatan bagi R
uang Rawat Inap Merpati dalam melaksanakan pelayanan. Namun, Pelaksanaan dari
petugas terhadap Alur Masuk Pasien masih menjadi kelemahan. Hal ini sesuai petika
n wawancara dengan informan sebagai berikut:
…“Eeee, kalau SOP tu sudah menjadi kekuatan sebetulnya buat kami tapi ya
masi ada yang kadang-kadang terlewatkan tidak dijalankan sesuai SOP. Kalau
kami diruangan sih sudah berusaha untuk menjalankan semuanya dengan
SOP. Tapi terkadang terbentur ada kendala-kendala yang menurut kami tidak
sejalan dengan SOP gitu. Terus kalau alur pasien masuk, alur pasien masuk itu
menurut kami terkadang membingungkan kami gitu, ini pasien harus masuk
umum atau harus masuk jamsoskes, bagaimana alurnya gitu. Itu aja penentuan
pasien masuk itu, ini pasien layak masuk jamsoskes atau pasien layak masuk
umum gitu” S

Berdasarkan hasil Observasi Ruang Rawat Inap Bangau dan Ruang Rawat Ina
pMerpati telah memiliki struktur organisasi sebagai berikut:

Universitas Sriwijaya
49

1. Perawat Pelaksana 1. Perawat Pelaksana

Gambar 5. 1
Struktur Organisasi Rawat Inap Kelas III Rum
ah Sakit Ernaldi Bahar
Sumber : Rumah Sakit Ernaldi Bahar, 2020

Berdasarkan hasi telaah dokumen, Ruang Rawat Inap kelas III Memiliki
SPO/SPM yang dilaksanakan dalam pengorganisasian Rawat Inap Kelas III. Adapun
SPO/SPM tersebut:
1. Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit
a. Standar I : Hak Pasien
b. Standar II : Mendidik Pasien dan Keluarga
c. Standar III : Keselamatan Pasien dalam kesinambungan pelayanan
d. Standar IV : Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja
untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien.
e. Standar V : Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien
f. Standard VI : Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Standar VII : Komunikasi merupakan kunci bagian staf untuk
mencapai keselamatan pasien.

Universitas Sriwijaya
50

2. Standar Keselamatan Kerja


a. Menjaga Kebersihan Tangan
b. Penggunaan APD
c. Penangan Limbah
d. Pengendalian Lingkungan
e. Peralatan keperawatan pasien
f. Penanganan Linen
g. Perlindungan kesehatan karyawan
h. Penyuntikan yang aman
i. Etika Batuk/ Bersin.

Berdasarkan hasil Penelitian Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
menjadi satu-satunya rawat inap khusus jiwa di Sumatera Selatan Sehingga ini menja
di kekuatan bagi Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dalam memberikan
Mutu pelayanan kepada pasien. Hal tersebut didukung dengan petikan wawancara seb
agai berikut:
“…Kalau rawat inap ya cuma satu-satunya di sini ya hahhahah. Peluang ya,
kalau kami peluang karena pasti orang larinya ke kami. Kan kita juga
Sumatera Selatan, Sumbagsel bukan cuman hanya Palembang saja.” EM

…“kalau menurut kami peluang, karena kami rumah sakit jiwa yang satu-
satunya di Sumsel. Menurut kami itu peluang! Peluang ya” S

Adapun Kekuatan dan Kelemahan dari Manajemen Organisasi Rawat Inap


Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 5. 10
Hasil Reduksi terkait Kekuatan dan Kelemahan Manajemen Organisasi Rawat
Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan

Universitas Sriwijaya
51

Kekuatan a. Rawat Inap kelas III memiliki Memiliki SOP/SPM di rawat


SOP/SPM yaitu Standar inap kelas III
Keselamatan Pasien dan
Standar Keselamatan Kerja
sebagai pedoman yang
digunakan dalam memberikan
pelayanan
b. Rawat Inap Kelas III memiliki Memiliki Struktur Organisasi
Struktur Organisasi yang jelas.
c. Rawat Inap Kelas III Sudah Sudah menerapkan SIMRS
menerapkan SIMRS yang
memudahkan administrasi di
ruangan
d. Rumah Sakit Ernaldi Bahar satu-satunya rumah sakit yang
merupakan satu-satunya menydiakan pelayanan rawat
Rumah Sakit khusus yang inap khusus jiwa di Sumatera
menyediakan Pelayanan Rawat Selatan
Inap Khusus Jiwa di Sumatera
Selatan
Kelemahan a. Masih ada petugas yang belum Ketidakpahaman petugas
paham terkait SOP/SPM dan dalam SOP/SPM dan Alur
alur masuk pasien di ruangan masuk pasien

E. Kebijakan
Kebijakan pemerintah terhadap system berjenjang pelayanan JKN-KIS yang d
ikelola oleh BPJS menjadi kelemahan bagi pelayanan rawat Inap Ruang Bangau dan
Merpati. kelemahan dapat berupa pasien datang ke Rumah Sakit Ernaldi Bahar
dalam kondisi yang sudah berat sehingga dapat menghambat pemberian perawatan
kepada pasien. Hal ini sesuai petikan wawancara dengan informan sebagai berikut:

Universitas Sriwijaya
52

…“Kalau kami bpjs, bpjs penunjang dari fase satu ke tipe C, tipe C kemudian
ke tipe B, tipe B gada terlewati aja seperti itu. Ancaman, sedikit ancaman bagi
kami ketika di fakses pelayanan tipe C tidak ada obatnya tetap diberikan obat
yang berbeda. Itu ancaman bagi kami, pasien bisa mengulang, kalau gak cocok
pasti bisa mengulang ke kami. Masuk lagi ke rawat inap, harusnya kan mereka
bisa, apa namanya care, apa maksudnya bisadirawat di rumah lebih lama, tapi
karena obatnya diganti di fakses C, bisa mengulang masuk ke tipe A..EM

…“Kalau kami sih ya bisa jadi ancaman itu, ancaman pasien jadinya
minimal kesini kan untuk hal-hal tertentu aja dia kesini yang tidak bisa diatasi
oleh pukesmas maupun rumah sakit tipe yang dibawah tipe kami kek gitu kan.
Itu ancaman kalau buat kami” S

Kebijakan BPJS juga memiliki kekuatan dimana dapat menjalin koordinasi an


tara satu pelayanan dengan pelayanan lainnya yang tersistem. Hal ini sesuai dengan p
etikan wawancara sebagai berikut:
…Peluangnya enaknya kami ada kerjasama koordinasi gak kami aja yang
bergerak seperti itu. Jadi, kalau menurut saya itu fifty-fifty ya, enaknya kita
kalau kita ada berjenjang itu gak sebenarnya gak semuanya itu harus ada
dilapisan dasar ya, preventif ya termasuk di pukesmas atau di dokter klinik ya,
di klinik pribadi seperti it” EM

Berdasarkan hasil telaah dokumen pada Rencana Strategis Rumah Sakit


Ernaldi Bahar didapatkan bahwa, dengan adanya dukungan pemerintah daerah
terhadap BPJS Kesehatan dengan programa Universal Coverage dimana seluruh
masyarakat yang belum terdaftar dalam BPJS akan dijamin premi BPJS dengan
bayaran sharing antara pemerintah provinsi dan pemerintah kota.
Adapun kesimupulan dari Peluang dan Acaman Kebijakan Rawat Inap Kelas
III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 5. 11
Hasil Reduksi terkait Peluang dan Ancaman dari Kebijakan BPJS Rawat Inap
Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan
Peluang a. .Rumah Sakit Ernaldi Bahar a. Merupakan Rumah Sakit

Universitas Sriwijaya
53

bekerja sama dengan BPJS Rujukan dari BPJS Kese


Kesehatan dan menjadikan hatan di Sumatera Selata
n
Rumah Sakit Ernaldi Bahar
sebagai RS Rujukan
b. Dukungan Pemerintah Daerah
terhadap BPJS dimana ada
jaminan Sharing pembayaran
bersama antara Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah
daerah kepada masyarakat
yang belum terdaftar BPJS

Ancaman a. Sistem berjenjang BPJS yang


mengharuskan ke Fasilitas
Pertama dapat menyebabkan
pasien yang dirujuk dalam
kondisi yang sudah
kronis/gangguan berat pada
diri pasien.

5.2.3. Analisis Lingkungan Eksternal


A. Kebijakan
Rumah Sakit Ernaldi Bahar provinsi Sumatera Selatan telah mendapatkan sertifik
at izin operasional Rumah Sakit sesuai dengan keputusan kepala badan Koordinasi pe
nanaman Modal Republik Indonesia nomor 6/1/10/KES/PMDN/2017 tentang izin ope
rasional Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai Rumah Sakit Jiwa kelas “A” dan pada ta
hun 2017 Rumah Sakit Ernaldi Bahar telah mendapatkan sertifikat Akreditasi Rumah

Universitas Sriwijaya
54

Sakit dari Komisi Akreditasi Rumah sakit dengan tingkat kelulusan “Paripurna” dala
m pemenuhan standard Akreditasi Rumah Sakit (Renstra RS Ernaldi Bahar, 2019).
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan
Kekuatan a. Rawat Inap Kelas III a. Memiliki Bangunan Rawa
memiliki bangunan tersendiri t Inap Rumah Sakit Ernal
untuk rawat inap pasien. di Bahar yang sudah
Bagunan tersebut sudah mendapat izin operasional
memdapat izin operasional b. Akreditasi tingakat
yang tertuang dalam keputus kelulusan “Paripurna”
an kepala badan Koordinasi p
enanaman Modal Republik In
donesia nomor 6/1/10/KES/P
MDN/2017
b. Mendapat Akreditasi dengan
tingakat kelulusan
“Paripurna”

A. Pesaing
Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar menjadi satu-satunya rawat i
nap khusus jiwa di Sumbagsel. Sehingga ini menjadi peluang bagi Rawat Inap Kelas I
II Rumah Sakit Ernaldi Bahar dalam memberikan Mutu pelayanan kepada pasien. Hal
tersebut didukung dengan petikan wawancara sebagai berikut:
“…Kalau rawat inap ya cuma satu-satunya di sini ya hahhahah. Peluang ya,
kalau kami peluang karena pasti orang larinya ke kami. Kan kita juga
Sumatera Selatan, Sumbagsel bukan cuman hanya Palembang saja.” EM

…“kalau menurut kami peluang, karena kami rumah sakit jiwa yang satu-
satunya di Sumsel. Menurut kami itu peluang! Peluang ya” S

Adapun Peluang dan Ancaman Pesaing Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Ernaldi Bahar dapat dilihat pada table berikut ini:

Universitas Sriwijaya
55

Tabel 5. 12
Hasil Reduksi terkait Peluang Pesaing Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Ernaldi Bahar
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan
Peluang F. Rumah Sakit Ernaldi a. satu-satunya rumah sakit
Bahar merupakan satu-satunya yang menydiakan pelayanan
Rumah Sakit khusus yang rawat inap khusus jiwa di
menyediakan Pelayanan Rawat Sumatera Selatan
Inap Khusus Jiwa di Sumatera
Selatan
G. Merupakan Rumah Sakit mili Pelayanan Rawat Inap khusus
k Pemerintah Provinsi Sumater Jiwa Kelas III Milik
a Selatan yang menawarkan pe pemerintan Provinsi Sumatera
layanan Rawat Inap Kelas III Selatan

B. Perubahan Teknologi Medis


Perubahan Teknologi Medis menjadi sebuah peluang bagi Rawat Inap kelas II
I Rumah sakit Ernaldi Bahar. Dengan mengikuti perkembangan teknologi dapat menj
adi peluang bagi Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar:
….‘Kalau namanya Pasti pakenya yang sekarang, contoh kecil aja
thermometer air raksa yang sekarang penelitiannya tidak diperbolehkan, gak
mungkin kita pake …. kan. Jadi bagi kami ya peluang, peluang juga
meningkatkan ooo ini ada imtek juga, …… pengetahuan kita seperti itu”. EM

Adapun kesimupulan dari Peluang dan Ancaman dalam Perubahan Teknologi


Medis Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat dilihat pada table
berikut ini:

Universitas Sriwijaya
56

Tabel 5. 13
Hasil Reduksi terkait Peluang dan Ancaman Rawat Inap Kelas III Rumah
Sakit Ernaldi Bahar
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan
Peluang a..perubahan teknologi kesehatan Perubahan Teknologi
sejalan dengan perawatan yang Kesehatan menjadikan Rawat
diberikan oleh Rawat Inap Kelas Inap RS Ernaldi Bahar dikena
III dimana perubahan perubahan l dengan kemajuan IPTEK
teknlogi kesehatan seperti alat
medis, obat-obatan dapat
membuat Rawat Inap dikenal
dengan kemajuan IPTEK

C. Aksesbilitas Masarakat
Pasien di rawat inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar menjadi peluang ba
gi Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Hal ini ditunjukan dalam wawanc
ara sebagai berikut:
…“Sedangkan dengan pasien sendiri ini pasien kelas III bpjs, semua dari
bpjs Sedikit ancaman bagi kami, pasien yang datang itu kebanyakan putus obat
bukan yang pasien-pasien baru. Putus obatkan salah satu, berarti ada
koordinasi yang berjenjang antara tadi yang saya ceritakan berarti apa tidak
jalan seperti itu, atau keluarga yang tidak patuhan. Jadi fifty-fifty, kalau kami
sih peluang sama ancaman masih ada ancaman. Kayak 55 pasien ini, sekarang
ini pasien 30 itu rata-rata pasien dengan putus obat. Pasien yang gak cocok
dengan obat yang diberikan seperti itu. Jadi jarang ya pasien yang baru bener
jarang” EM

…“Kalau kemampuan daya beli pasien itu bisa menjadi ancaman dan bisa
menjadi peluang. Yang masalahnya pasien-pasien ada yang tidak mampu
karena inikan berkelanjutan …. ini. Jadi mereka ndak mampu lagi bayar
begitu, tetapi ada juga pasien-pasien yang mereka oke saja untuk bisa bayar
gitu. Tapi kebanyakannya, karena ini berkelanjutan dan membutuhkan

Universitas Sriwijaya
57

perawatan yang berkelanjutan di rumah sebetulnya, mereka untuk daya belinya


menipis gitu. Makin lama makin tipis, karena mereka sering masuk, sering
masuk lagi sering masuk lagi.” S

Adapun Peluang dan Ancaman dari akses masyarakat Rawat Inap Kelas III
Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 5. 14
Hasil Reduksi terkait Peluang dan Ancaman dari kekuatan pembeli
Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan
Peluang a. Dengan adanya pasien dapat a. Pasien yang masuk dapat
meningkatkan Jumlah BOR dan meningkatkan Jumlah BOR
Pemasukan bagi Rawat Inap dan dan Pemasukan
Rumah Sakit Ernaldi Bahar

Ancaman a.. Perawatan yang harus a.. biaya yang cukup besar
dilakukan terus-menerus dan dan waktu perawatan yang
jangka panjang dapat membebani berkelanjutan dapat
ekonomi keluarga dikarenakan membebani ekonomi keluarga
harga yang besar.

Universitas Sriwijaya
58

5.3. Matriks SWOT Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Dalam merumuskan penyusunan materi berdasarkan hasil reduksi wawancara dengan informan dan telaah dokumen yang
dilakukan. Setelah didaptkan faktor-faktor penentu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman maka disusulah kemungkinan
strategi yang dapat dijadikan alternatif pengembangan stretegi. Adapun matriks yang dapat digunakan dalam pengembangan Str
ategi Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar adalah sebagai berikut:

Tabel 5. 15
Matrik SWOT Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Strength (S) Weakness (W)
1. Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit 1. Kurangnya jumlah perawat di ruang
Faktor Internal Ernaldi Bahar sudah memiliki 8 Dokter rawat inap kelas III
Spesialis Jiwa. 2. Bagunanan gedung rawat inap
Pelayanan Rawat 2. Perawat di Ruang Rawat inap mudah dirusak pasien dan
diikutsertakan dalam pelatihan memungkinkan pasien lari serta
Inap Kelas III Rumah 3. Memiliki SOP/SPM di Pelayanan Rawa melukai diri sendiri
Sakit Ernaldi Bahar t Inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar. 3. Bagunan gedung rawat inap
4. Rawat Inap Kelas III memiliki Struktur mengalami kerusakan plafon
Organisasi yang jelas 4. Bangunan yang berdampak banjir
5. Rawat Inap Kelas III Sudah menerapkan saat musim penghujan
SIMRS dalam tugas administrasi 5. Ketidakpahaman petugas dalam
Faktor Eksternal ruangan SOP/SPM dan Alur masuk pasien
Pelayanan Rawat 6. Memiliki ruang rawat inap dengan 6. System berjenang BPJS yang
kapasitas setiap ruang perawatan mengarusakan ke FKTP 1 dapat
Inap Kelas III Rumah dengan 55 Tempat Tidur menyebabkan pasien yang dirujuk
7. Memiliki alat ECT untuk Terapi pasien dalam kondisi gangguat berat
Sakit Ernaldi Bahar 8. Alat yang tersedia di Rawat Inap .

Universitas Sriwijaya
59

meliputi Timbangan, Thermometer,


Sfigmomanometer
9. Tersedianya proses perencanaan
Keuangan di ruang rawat inap.
10. Memiliki sumber dana yang berasal dari
program JKN-KIS.
11. Memiliki kerjasama dengan BPJS
Kesehatan
12. Dukungan Pemerintah Daerah terhadap
BPJS dimana ada jaminan Sharing
pembayaran bersama antara Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah daerah kepada
masyarakat yang belum terdaftar BPJS
13. Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan
satu-satunya Rumah Sakit khusus yang
menyediakan Pelayanan Rawat Inap
Khusus Jiwa di Sumatera Selatan

Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO

1. Rawat Inap Kelas III memiliki 1. Memberikan Pelatihan Perawat 1. Menjalin kerjasama dengan sector lain u
bangunan tersendiri untuk 2. Meningkatkan pelayanan Administrasi b ntuk menambah sarana dan prasarana
rawat inap pasien. Bagunan erbasis Teknologi sebagai peningkatan 2. Pembangunan/ Renovasi bangunan
tersebut sudah memdapat izin dalam pelayanan organisasi Rawat Inap kelas III yang mengalami
3. Memaksimalkan pelayanan kesehatan kerusakan.
operasional yang tertuang
Rumah Sakit berbasi web (Online) oleh 3. Menganalisis beban kerja masing-masin
dalam keputusan kepala badan petugas yang terampil g petugas, khususnya pada petugas
Koordinasi penanaman Modal 4. Memaksimalkan dukungan jaminan karyawan agar dapat dilakukan
Republik Indonesia nomor 6/1/ sharing antara Pemerintah Provinsi dan penambahan jumlah personil dengan
10/KES/PMDN/2017 Pemerintah Daerah dalam pendataan membuka lowongan pekerjaan.
2. Kemajuan Teknologi Kesehatan pasien yang belum menjadi peserta 4. Mengadakan pelatihan bagi petugas sep
menjadikan Rawat Inap RS Ernal BPJS. erti dokter, perawat dan penunjang medi

Universitas Sriwijaya
60

di Bahar dikenal dengan kemajua 5. Meningkatkan citra Rumah Sakit s dalam pelaksanaan SOP/SPM yang bai
n IPTEK dimasyarakat dengan melakukan k dan tepat
3. Pasien yang melakukan promosi baik melalui web atau 5. Peningkatan efisiensi dan efektifitas
kunjungan dapat meningkatkan mengadakan kegiatan pada hari besar pembiyaan pelayanan kesehatan melalui
Angka BOR dan Pemasukan Kesehatan Jiwa penjaminan biaya kesehatan.

Theats (T) Strategi ST Strategi WT

1. Perawatan yang harus dilakukan 1. Mengadakan Promosi kepada Masyarak 1. Melakukakan telaah bersama dengan ma
terus-menerus dan jangka panjang at terkait Rumah Sakit Ernaldi Bahar najerial terkait kendali biaya
dapat membebani ekonomi keluarga 2. Penentuan tarif pelayanan Rawat Inap 2. Melakukan pemeliharaan secara rutin
dikarenakan harga yang besar. disesuaikan dengan kemampuan dengan terhadap sarana dan prasarana.
2. Berkembangan stigma negative di memonitor pendapatan RS, LOS dan Unit 3. Melakukan koordinasi dengan Fasilitas
masyarakat tentang Rumah Sakit Cost Kesehatan primer terkait diagnose
khusus jiwa pasien

Universitas Sriwijaya
61

5.4. Rekomendasi Pengembangan Strategi Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Ernaldi Bahar

5.4.1. Strategi Strength – Opportunities


Adapun rekomendasi strategis yang dapat dikembangan dari rawat inap kelas
III Sebagai berikut:
1. Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat memberikan atau mengikutsertakaan
Pelatihan kepada perawatPelatihan yang diberikan dapat berupa PPI Dasar,
MPKP dan Kegawatdarurat Psikiatri..
2. Meningkatkan pelayanan administrasi berbasis Teknologi sebagai peningkata
n dalam pelayanan organisasi..
3. Memaksimalkan pelayanan kesehatan Rumah Sakit berbasi web (Online) oleh
petugas yang terampil..
4. Memaksimalkan dukungan jaminan sharing antara Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Daerah dalam pendataan pasien yang belum menjadi peserta
JKN/KIS.
5. Meningkatkan citra Rumah Sakit di masyarakat dengan melakukan promosi di
kegiatan pada hari besar Kesehatan Jiwa. Rumah Sakit dapat mengembangkan
kegiatan-kegiatan dalam hari besar kesehatan.

5.4.2. Strategi Weakness – Opportunities


Adapun rekomendasi strategis yang dapat dikembangan dari rawat Inap Kelas
III Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai berikut:
1. Pembangunan/ Renovasi bangunan Rawat Inap kelas III yang mengalami
kerusakan.
2. Membuka lowongan terhadap petugas medis, khususnya Merekrut tenaga
perawat.
3. Menganalisis beban kerja di Pelayanan Rawat Inap Kelas III
4. Mengadakan Telaah bersama manajerial bagi petugas seperti dokter, perawat
dan penunjang medis dalam pelaksanaan SOP/SPM yang baik dan tepat.

Universitas Sriwijaya
62

5. Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiyaan pelayanan kesehatan melalui


penjaminan biaya kesehatan.

5.4.3. Strategi Sterngth - Threats


Adapun rekomendasi strategis yang dapat dikembangan dari rawat Inap Kelas
III Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai berikut:
1. Mengadakan Promosi kepada Masyarakat terkait Rumah Sakit Ernaldi Bahar
2. Penentuan tarif pelayanan Rawat Inap disesuaikan dengan kemampuan
dengan memonitor pendapatan RS, LOS dan Unit Cost

5.4.4. Strategi Weakness – Threats


Adapun rekomendasi strategis yang dapat dikembangan dari rawat inap kelas
III Sebagai berikut:
1. Melakukakan telaah bersama dengan manajerial terkait kendali biaya.
2. Melakukan pemeliharaan secara rutin terhadap sarana dan prasarana.
3. Meningkatkan koordinasi dengan Fasilitas Kesehatan primer terkait diagnosa
pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit Ernaldi Bahar.

Universitas Sriwijaya
63

BAB VI
PEMBAHASAN

6.

6.1. Keterbatasan Penelitian


Penelitian terkait Analisis Strategi menggunak metode SWOT di Pelay
anan Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar memiliki banyak keterb
atasan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:
1. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu dalam proses FGD. Proses FGD tidak
dapat dilaksanakan dikarena tidak terpenuhinya jumlah Informan.
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan informan
dan dilakukan telaah dokumen. Dokumen yang dilakukan telaah adalah
Rencana Strategis Rumah Sakit Ernaldi Bahar 2019-2023, Pedoman
Pelayanan unit Ruang Rawat Bangau 2020 dan pedoman pengorganisasian
unit ruang rawat bangau tahun 2020.
2. Keterbatasan selanjutnya dalam proses pengambilan informasi, dikarenakan a
da beberapa informan yang tidak dapat diminta informasi yang merupakan pri
vasi dan tidak dsetujui dalam telaah etik Rumah Sakit Ernaldi Bahar.
Informan tersebut adalah Direktur Rumah Sakit, Wakil Direktur Medik &
Keperawatan, Wakil Direktur Umum dan Keuangan, Kepala Bidang
Pelayanan Medik, Kepala Seksi Pelayanan Medik Umum dan Khusus, dan
Kepala Penunjang Medik. Maka solusinya dilakukan wawancara mendalam
dengan 2 Kepala Ruang Rawat Inap di Pelayanan Rawat Inap Kelas III.
3. Keterbatasan dalam pengambilan data keuangan disebabkan karena hasil
telaah etik tidak mensetujui untuk dilakukan wawancara terhadap wakil
direktur umum & keuangan dan Kepala Bidang Pelayanan Medik. Oleh
karena itu, pengambilan data keuangan hanya sampai proses perencanaan
keuangan di Ruang Rawat Inap.

Universitas Sriwijaya
64

4. Keterbatasan penelitia dalam melakukan validasi terhdap saranan dan


prasanan, peneliti tidak menjelaskan sarana dan prasana dalam segi kualitas.
Peneliti hanya menjelaskan secara kuantitas jika sarana dan prasana tersedia
di pelayanan rawat inap.

6.2. Pembahasan

5.4.5. Analisis Lingkungan Internal


A. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan jasa atau usaha kerja yang bisa dibe
rikan dalam proses produksi (Sonny Sumarsono,2003). Dalam hal lain, SDM menga
mbarkan kualitas usaha yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dalam waktu te
rtentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Sumber Daya Manusia di pelayanan rawa
t inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan seseorang atau kelompok yang
memberikan jasa pelayanan perawatan kepada pasien di ruang rawat inap. Dengan ad
anya SDM di Pelayanan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat mem
berikan kekuatan untuk melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan rawat inap.
Berdasarkan hasil penelitian ini, Sumber Daya Manusia adalah salah
satu komponen yang harus terpenuhi bagi Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah
Sakit Ernaldi Bahar. Adanya SDM yang meliputi Dokter, Perawat dan petugas
penunjang medik lainya menjadi kekuatan di Pelayanan Rawat Inap kelas III
Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Jika dilihat dari segi kuantitas ruang rawat inap
memiliki 8 dokter Spesialis Jiwa dan 11 perawat di ruang merpati dan ruang
Bangau. Masing – masing ruang harus memberikan pelayanan kepada 35 TT
sampai 55 TT. Sedangkan dari segi kualitas, kualifikasi Dokter adalah Dokter
Spesialis Jiwa dan Kualifikasi perawat adalah DIII Keperawatan, S1 Keperaw
atan, dan S1 Keperawatan Profesi. Perawat rawat inap kelas III Rumah sakit
ernaldi bahar membutuhkan pelatihan yang dapat meningkatkan keterampilan
dan pengetahuan perawat dalam meberikan perawatan kepada pasien.
Mengadakan pelatihan yang dikhususkan dapat memperbaiki kualitas SDM
(Ahmad & Wahyu, 2019).
Universitas Sriwijaya
65

Terpenuhinya jumlah SDM harus menjadi fokus tersendiri dalam menyusun st


rategi. Ruang Rawat Inap merupakan ruangan yang di dalamnya terjadi interaksi anta
ra petugas medis dan pasien. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340 Tahun
2020 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit menyebutkan Rumah Sakit Khusus Jiwa Type
A harus memiliki 5 Dokter Spesialis Jiwa dan Jumlah perawat sesuai dengan Tempat
Tidur dimana dengan perbandingan 1:1.
Berdasarkan perbandingan hasil penelitian dan Peraturan Menteri Kesehatan
Jumlah 8 Dokter Spesialis Jiwa telah memenuhi standard sehingga ini menjadi
kekuatan bagi Pelayanan Rawat Inap Kelas III. Namun, Jumlah Perawat rawat Inap
Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar belum terpenuhi sesuai dengan standard.
Kekurangan jumlah SDM Perawat menjadikan kelemahan bagi Rawat Inap Kelas III.
Kelemahan dalam kekurang jumlah perawat dapat menyebabkan beban kerja yang
lebih pada petugas perawat dan dapat memperlambat perawatan kepada pasien.
Upaya yang dapat dilakukan oleh pihak Rumah Sakit dalam mengatasi kelemahan ini
adalah melakukan Penambahan jumlah perawat di Ruang Rawat Inap kelas III agar
dapat memenuhi jumlah perawat. Pihak Rumah Sakit dapat menganalisis beban kerja
petugas rawat inap.

B. Keuangan
Manajemen keuangan adalah suatu proses perencanaan dalam memenu
hi kebutuhan organiasi untuk melakukan aktifitas organiasi. Menurut Prita Hz
ari Ghozie, perencenaan keuangan adalah sebuah proses di mana seseorang at
au individu berusaha untuk memenuhi tujuan-tujuan finansialanya melalui pen
gembangan dan implementasi dari sebuah rencana yang komperhensif dan per
encanaan keuanagn yang baik akan menghasilkan sebuah rencana keuangan y
ang jelas dan memnudahkan keuangan yang dapat menunujukka kemana arah
kondisi keuangan individu berjalan. Dalam penelitian perencanaan keuangan r
awat inap adalah proses memenuhi kebutuhan pengembangan pada ruangan r
awat inap.
Universitas Sriwijaya
66

Peter (2014) menyebutkan proses mewujudkan kebebasan keuangan


diawali dari pembuatan rencana keunagan yang tepat Berdasarkan hasil
penelitian proses Perencanaan keuangan Rawat Inap Kelas III dilakukan deng
an menelaah terlebih dahulu kebutuhan ruangan rawat inap dan melakukan pe
ngajuan kepada pihak manajerial Keuangan Rumah Sakit. Dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan keuangan di pelayanan rawat inap kelas III Rumah
Sakit Ernaldi Bahar, petugas dapat menelaah apa saja kebutuhan dari ruangan
dan membuat prioritas terhadap kebutuhan. Petugas juga sebaiknya
menganggarkan terkait pelatiha-pelatihan bagi petugas di rawat inap.

C. Sarana dan Prasarana


Sarana adalah segala sesuatu yang bisa dipakai sebagai alat untuk men
capai maksud atau tujuan (KBBI,2020). Fasilitas di rawat inap kelas III Ruma
h Sakit Ernaldi Bahar merupakan alat-alat medis yang dapat memudahkan pel
aksanaan perawatan kepada pasien rawat inap. Melaksanakan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/ PER/III/2010
mendefinisikan Sarana adalah segala sesuatu benda fisik yang dapat
tervisualisasi oleh mata maupun teraba oleh panca indera dan dengan mudah
dapat dikenali oleh pasien dan (Umumnya) merupakan bagian dari suatu
bangunan ataupun bangunan itu sendiri. Melaksanakan aktivitas kelembagaan
harus didukung dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada (Ramadhaniati
& Ali,2019). Dalam penelitian ini sarana menjadi komponen kekuatan
meliputi ruangan yang dilengkapi ruang rawat inap yang dilengkapi dengan
Jendela, Pelapon, Tempat Tidur, Kamar Mandi, dan Lantai yang kedap air.
Berdasarkan PERMENKES 340/MENKES/PER/III/2010 Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit khusus jiwa type A harus memiliki >100 TT.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2019
tentang klasifikasi dan perizinan Rumah Sakit dalam menyelenggarakan
pelayanan rawat inap Rumah Sakit harus memiliki 30% TT untuk kelas III
dari keseluruhan tempat tidur untuk rumah sakit Pemerintah pusat dan
Universitas Sriwijaya
67

pemerintah daerah. Pada penelitian ini Rawat Inap Rumah sakit Ernaldi Bahar
memiliki 200 TT yang tersebar dalam 4 kelas. Ruang Rawat inap kelas III
telah mencukupi dalam jumlah tempat tidur kuantitas tempat tidur Kelas III
adalah sebanyak 143 TT dari 200 TT. Sesuai dengan standard yang ditetakan
Menteri Kesehatan maka Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
telah sesuai dengan standard. Hal ini menunjukkan bahwa Tempat Tidur
Rawat Inap Kelas III dapat menjadi kekuatan dalam hal sarana.
PERMENKES 340/MENKES/PER/III/2010 menyebutkan bahwa Alat
medis yang harus dimiliki Suction, Sterilizator dan ECT (Electronic
Convulsion Therapy). Dalam penelitian ini Rawat Inap telah memiliki alat
tersebut yang ditunjukkan dalam wawancara bersama informan. Dengan
tersedianya Peralatan medis maka menambah kekuatan dari segi sarana yang
diberikan oleh Sarana. Dengan Sarana yang dimiliki dapat memudahkan petug
as medis dalam memberikan perawatan kepada pasien. Sehingga, ini dapat me
njaga keselamatan pasien dan meningkatkan mutu pelayanan Rawat Inap Kela
s III Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Upaya yang dapat dilakukan agar sarana
rawat inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat terus menjadi kekuatan
adalah dengan melakukan perawatan secara berkala dan memberikan SOP
khusus dalam menggunkan sarana yang ada.
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama ters
elenggaranya suatu proses usaha yang berhubungan dengan benda-benda yang
tidak bergerak seperti ruang, gedung, tanah dan kantor (KBBI,2020).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/
PER/III/2010 mendefinisikan Prasarana adalah benda maupun jaringan/Intansi
yang membuat suatu sarana yang ada. Berdasarkan penelitian ini, Rawat Inap
kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar memiliki prasarana yang membantu
terjalananya sarana, yakni Penunjang Medik. Pelayanan penunjang medik
meliputi Intalasi Gizi, Intalasi Farmasi, Intalasi Laundry dan Intalasi
Laboratorium serta Lokasi Bagunan Rawat Inap mudah dijangkau oleh penu
njang medik. Hal ini sejalan dengan Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit
Universitas Sriwijaya
68

Ruang Rawat Inap (KEMENKES, 2012) yang mana mengatakan bahwa Ruan
g Rawat inap harus mudah aksesbilitas dengan penunjang medik lainnya sehin
gga dapat memudahkan dalam melakukan tindakan kepada pasien.. Gedung R
uang Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar memiliki 1 lantai, beber
apa bangunan gedung sudah mengalami kebocoran pada plafon atas. Hal ini m
enjadi sebuah kelemahan bagi rawat inap kelas III Rumah Sakit yang dapat m
enghambat tindakan dan atau dapat melukai pasien dan petugas medis. Pada p
enelitian di Ruang Bangau lokasi bangunan gedung memiliki risiko tinggi ban
jir dikarenakan kondisi lingkungan yang lebih rendah, hal ini berdampak kepa
da pelaksanaan di ruang rawat inap dalam melakukan tindakan dan perawatan
kepada pasien.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kelemahan adalah
dilakukan pembangunan atau renovasi terhadap bagunan yang sudah
mengalami kerusakan. Pelayanan rawat inap kelas III dapat melakukan
pemeliharaan secara berkala agar saranan dan prasarana dapat digunakan
dengan tepat.

D. Manajemen dan Organisasi


Manajemen merupakan ilmu sekaligus seni, manajemen adalah wadah di dala
m ilmu pengetahuan, sehingga manajemen bisa dibuktikan secara umum kebenaranny
a (George R.Terry, 2014). Ilmu manajemen merupakan proses dalam membuat suatu
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian serta memimpin berbagai usahan dari a
nggota organisasi dan juga menggunakan semua sumber daya yang dimiliki untuk me
ncapai tujuan yang ditetapkan (Stoner,2013). Manajemen adalah berbagai sebuah ran
gkaian tindakan yang dilakukan oleh para anggota organisasi dalam upayana mencap
ai sasaran organisasi. Proses merupakan suatu rangkaian aktivitas yang dijalankan de
ngan sistematis (Wilson). Manajemen merupakan suatu proses sistematis dalam mela
ksanakan kegiatan di dalam suatu organisasi.

Universitas Sriwijaya
69

Pada penelitian ini, Rawat Inap Kelas III Memiliki SOP/SPM sebagai pedom
an Rawat Inap Kelas III dalam memberikan pelayanan bagi pasien dan melaksankan
kegiatan organisasi. SOP/SPM yang dimiliki oleh Ruang Rawat Inap Kelas III antara
lain Standar Keselamatan Pasien dengan 6 standar dan Standar Keselamatan Kerja.
Dengan adanya pedoman seperti Standar Operasional Prosedur/ Standar Pelaksana M
edis dapat menjadikan kekuatan bagi Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar.
Tanpa SOP perusahaan tidak memiliki suatu media sebagai pedoman yang pasti, dan
peluang ketidakpastian dalam menjalankan proses-proses aktivitas perusahaan sangat
mungkin terjadi sehingga kualitas kinerja perusahaan tidak maksimal (Doddy, 2018).
SOP Merupakan pedoman tertulis dalam menggerakan suatu organisasi, pada Inap Ke
las III Rumah Sakit Ernaldi Bahar memiliki Pedoman Pelaksana Rawat Inap, Alur Ma
suk Pasien, Standar keselamatan pasien, standard keselamatan kerja dan Standar Pela
yanan Medis yang menjadikan Rawat Inap Kelas III dapat sesuai memberikan Pelaya
nan dan mengatur Ruang Rawat. Sejalan dengan PERMENPAN No.PER/21/M-PAN/
11/2008 SOP dapat memberi manfaat sebagai standarisasi cara yang dilakukan petuga
s dalam menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan kelalaian serta d
apat menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan baik. Namun,
dalam pelaksanaannya SOP/SPM masih terjadi tumpang tindih, Kelalaian serta kebin
ggungan diantara petugas. Hasil Penelitian menenujukkan masih ada ketidakpahaman
dari petugas dalam melaksanakan SOP/SPM di pelayanan rawat inap kelas III hal ini
diperkuat dalam wawancara bersama informan bahwa pelaksanaan SOP/SPM pada R
awat Inap Kelas III ini terdapat kurang pahamnya dari personil. Mengatasi
ketidakpahaman dari petugas dalam melaksanakan SOP/SPM petugas dapat
diikutsertakan dalam Pelatihan SOP/SPM dalam Pelayanan Rawat Inap khusus Jiwa.
Organisasi adalah bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang melakukan i
nteraksi dan bekerjasa sama berdasarkan hubungan kerja serta pembagian kerja serta
pembagian kerja dan aktivitas yang tersusun secara hierarki dalam suatustruktur untu
k mencapai serangkaian tujuan. Menurut Gitosudarmo dan Sudita (2010) organisasi a
dalah suatu sistem yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok
orang untuk mencapai suatu tujuan. Organisasi kesehatan merupakan suatu aktivitas
Universitas Sriwijaya
70

melakukan pelayanan kesehatan dengan salah satu tujuan yaitu memberikan sistem ke
sehatan yang bermutu, berkualitas dan fleksibilitas. Struktur Organisasi Rawat Inap
Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat memberikan kejelasan tupoksi pada
masing – masing petugas di pelayanan Rawat Inap. Menurut Robbins dan Coulter,
Struktur Organisasi adalah kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka
tersebut tugas-tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasi.
Dalam penelitian ini Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar memili
ki struktur organisasi yang terdiri dari Kepala Intalasi Rawat Inap, Kepala Ruang Ra
wat Inap, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana. Dapat dilihat bahwa Rawat Inap Kelas
III Rumah Sakit Ernaldi Bahar memiliki pembagian yang jelas antar masing-masing
petugas. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas di Rawat Inap Kelas III Rumah
Sakit Ernaldi Bahar dapat menjadikan kekuatan dalam melaksanakan tugas dan fungs
i organisasi. Agar Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat terus
menjalankan fungsi organisasi dan memberikan pelayanan yang bermutu petugas
dapat diberikan reward terhdap kinerja yang sudah diberikan. Petugas Rawat Inap
kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat mengadakan seminar seminar terkait
pembagian tugas dan Fungsi Rawat Inap Rumah Sakit Khusus Jiwa.

5.4.6. Analisis Lingkungan Eksternal


A. Kebijakan Pemerintah
Anderson dalam Tahir (2014) kebijakan adalah suatu tindakan yang m
empunyai tujuan yang dilakukan seseorang pelaku atau sejumlah pelaku untuk
memecahkan suatu masalah. Mustopadidjaj dalam Tahir (2014) menjelaskan,
bahwa istilah kebijakan lazim digunakan dalam kaitannya atau kegiatan pemer
intah, serta perilaku Negara pada umumnya dan kebijakan tersebut dituangkan
dalam berbagai bentuk peraturan. Diberlakukan sistem rujukan berjenjang me
ngharuskan pasien untuk berobat di pelayanan primer terlebih dahulu. Pada ta
hun 2014 Kementerian Kesehatan menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan
RI No.HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang pedoman Rumah Sakit Rujukan

Universitas Sriwijaya
71

Nasional. Di dalam permenkes ini menjelaskan adanya rumah sakit yang men
jadi Baik Rujukan Nasional, Rujukan Provinsi dan Rujukan Regional.
Dalam penelitian ini adanya kerjasama anatara Rumah Sakit dan BPJS
Kesehatan dalam menangani rujukan pasien. Adanya kerjasama dengan BPJS
atau Badan Asuransi lainnya dapat menjadi sebuah peluang bagi Rumah Sakit
(Moh. Amin, 2015) Kerjasama ini diperkuat juga dengan dukungan
pemerintah daerah dengan BPJS Kesehatan dalam jaminan sharing
pembayaran bersama pemerintah provinsi dan pemerintah daerah untuk
masyarakat yang belum menjadi peserta JKN/KIS.. Hal ini menjadi peluang
bagi pelayanan rawat inap agar dapat memberikan pelayanan prima kepada
pasien. Dengan adanya koordinasi dan kerjasama seperti ini juga dapat
menambah pemasukan Rumah Sakit serta meningkatkan citra rumah sakit
sebagai pusat rujukan.
Dalam Penelitian ini Rumah Sakit Ernaldi Bahar menjadi Rujukan Pro
vinsi, hal ini tentu menjadi peluang bagi Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Er
naldi untuk dapat memberikan pelayanan terbaik bagi pasien dan dikenal oleh
masyarakat luas. Namun, sistem berjenjang ini menjadi ancaman bagi Rawat I
nap dikarenakan pasien yang datang hanya dengan kondisi yang sudah
berat/kronis dan terkadang pasien lama yang mengulang kembali. Kondisi ini
menjadi ancaman dalam pemberian pengobatan dan perawatan yang dapat
membahayakan pasien. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir hal
ini dapat berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan pertama terkait diagnosis
rujukkan pasien.

B. Pesaing
Dalam persaingan kita mengenal istilah “pesaing” yaitu perusahaan ya
ng menghasilkan atau menjual barang atau menjual barang atau jasa yang sam
a atau mirio dengan produk yang kita tawarkan. Pesaing suatu perusahaan dap
at dikategorikan pesaing yang kuat dan pesaing yang lemah atau ada pesaing y
ang dekat memiliki produk sama atau memiliki yang mirip. Untuk mencapai k
Universitas Sriwijaya
72

eunggulan bersaing, intansi harus mampu mengenali berbagai unsur dasar unt
uk mencapai keunggualan seperti harus mampu menghasilkan produk atau jas
a rendah biaya sehingga strategi dalam menentapkan harga tidak terlalu tinggi
dibandingkan dengan produk atau jasa para pesaing. Selanjutnya yang harus d
iupayakan agar produk atau jasa pesaing dengan para competitor adalah diupa
yakan produk atau jasa dapat menyenangkan konsumen. Rawat Inap Rumah S
akit Ernaldi Bahar meberikan jasa yang berupa perawatan terhdap pasien deng
an memanfaatkan sumber daya yang ada. Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Ernaldi Bahar merupakan satu-satunya Rumah Sakit yang menawarkan rawat
Inap khusus jiwa di Sumatera Selatan. Hal ini ditunjukkan pada wawancara de
ngan informan. Dengan menjadi rawat inap satu-satunya dapat menjadikan pel
uang bagi rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

C. Perubahan Teknologi Kesehatan


Perubahan teknologi tidak hanya terjadi pada perkembangan dunia soc
ial, namun juga terjadi dalam dunia kesehatan. Teknologi Kesehatan adalah
aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang terorganisir dalam bentuk
perangkat, obat-obatan, vaksin, prosedur dan sistem yang dikembangkan
untuk memecahkan masalah kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup
(WHO,2015). Dengan kemajuan teknologi kesehatan yang terus berkembang,
dewasa ini banyak teknologi yang berkembang untuk mengurangi biaya dalam
hal pengobatan. Perkembangan teknologi kesehatan akan berdampak pada
selera konsumen. Hal ini menyebakan pengadaan alat dan teknologi
kedokteran yang modern akan menjadi faktor peluang untuk meningkatkan
daya saing (Budi, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan bahwa Rawat Inap Rumah Sakit Ernal
di Bahar terbuka akan dengan kemajuan teknologi kesehatan. Keterbukaan
pelayanan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar menjadikan
peluang bagi Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar. PERMENKE
S RI No. 1189/MENKES/PER/VIII/2020 Telah menjelaskan cara pembuatan
Universitas Sriwijaya
73

Alat kesehatan yang baik serta terjamin aman dan bermutu. Perubahan Teknol
ogi Kesehatan memberikan risiko baik yang menguntungkan dan mengancam.
Pada penelitian ini dengan adanya perubahan teknologi Kesehatan seperti peru
bahan Alat konveksional menjadi digital tentu saja mempercepat pelayanan ya
ng diberikan kepada pasien. Namun ada pula yang mengacam seperti alat yan
g mudah rusak dan membutuhkan kalibrasi yang intens. Menyikapi perubahan
teknologi kesehatan yang terjadi terus menerus harus menyiapkan Rawat Inap
Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar agar dapat terus memberikan pelayanan
kesehatan. Dalam upaya tersebut Rawat Inap Kelas III dapat menambah Alat-
Alat Medis, Obat-Obatan ataupun pembaharuan Perangkat Sistem Kesehatan.
Rawat Inap Kelas III dapat menjalin kerjasama dengan intansi serupa yang
memiliki alat-alat medis terbaharukan, sehingga Rawat Inap Kelas III Rumah
Sakit Ernaldi Bahar dapat terus memberikan pelayanan yang bermutu.

D. Kekuatan Pembeli
Kekuatan pembeli dapat didefinisikan sebagai kekuatan posisi tawar at
au kekuatan pengimbang. Dapat diartikan juga kekuatan pembeli sebagai keku
atan permintaan harga yang lebih rendah, yang meliputi pengertian yaitu 1). K
ekuatan pembeli lebih luas daripada kekuatan monopsony. 2). Kekuatan pemb
eli lebih daripada kemmampuan untuk mengurangi harga (Chen 2008). Dodd
dan Asfaha (2008) mendefinisikan kekuatan pembeli sebagai 1). Kekuatan pe
mbeli adalah ketika Perusahaan memiliki posisi dominan sebagai pembeli bar
ang atau jasa atau karena memiliki keunggula strategis dan pengungkit timbul
nya pendapatan (leverage) sebagai akibat skala usahanya atau karakteristik lai
n, sehingga memperoleh syarat-syarat transaksi perdagangan yang lebih meng
untungkan dari pemasok daripada pembeli lainnya (OECD 1981). Kekuatan p
embeli adalah kemampuan pembeli untuk mengurangi harga penjualan pemas
ok, sehingga mengutungkan pembeli untuk mengurangi harga penjualan pema
sok, sehingga menguntungkan pembeli untuk memperoleh syarat-syarat perda

Universitas Sriwijaya
74

gangan yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan syarat-syarat perdag


angan normal.
Dalam penelitian ini pembeli adalah pasien yang melakukan kunjung
an perawatan di Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Pasien di R
awat Inap Kelas III bersumber dari BPJS Kesehatan, Jamsoskes dan Pribadi. P
ada Rawat Inap Bangau pasien membayar melalui BPJS Kesehatan dan Rawa
t Inap Merpati bersumber dari Jamsoskes dan Pribadi. Hal ini menjadi ancama
n bagi Rawat Inap Rumah Sakit Ernaldi bahar jika tidak ada pasien yang mela
kukan kunjungan rawat Inap bagi Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Berdasarkan
peraturan BPJS Kesehatan Nomor. 7 Tahun 2018 tentang pengelolaan
Administrasi klaim fasilitas kesehatan dalam penyelenggaraan jaminan
kesehatan, BPJS Kesehatan melakukan pembayaran manfaat jaminan kepada
FKTP berdasarkan kapitasi dan Non Kapitasi. Dalam Penelitian ini Rumah
Sakit Ernaldi Bahar yang menjalin kerjasama dengan BPJS sebagai FKTP
Non Kapitasi, Sehingga pembayaran yang dilakukan BPJS Kesehatan kepada
Rumah Sakit berdasarkan rujukkan yang diberikan. Tentu saja hal ini
merugikana Rumah Sakit jika tidak ada pasien yang dirujuk untuk kunjungan
ke rawat inap. Menawarkan harga terbaik yang relatif mampu bersaing
dengan rumah sakit lain menjadi komponen penting dalam kepuasaan pasien
(Tjintiadewi & Rahyuda 2020). Secara biaya, perawatan yang diberikan oleh
Rawat Inap kelas III kepada pasien membutuhkan perawatan terus menerus
dan biaya yang besar. Jika tidak di coverge dalam asuransi dapat membebani
ekonomi keluarga. Hal ini ditunjukkan dalam wawancara bersama informan.
Mengatasi hal ini Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat
melakukan analisis unit biaya Rawat Inap, tetap menstabilkan biaya
perawatan rawat inap.

Universitas Sriwijaya
75

5.5. Pengembangan strategi berdasarkan Matriks SWOT Pelayanan Rawat


Inap Kelas III

6.3.1 Strategi Strength – Opportunities


Adapun rekomendasi strategis yang dapat dikembangan dari rawat
inap kelas III Sebagai berikut:
1. Memberikan pelatihan kepada Perawat
Berdasarkan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh rumah sakit yakni
memiliki sumber daya manusia dan merupakan rumah sakit satu-satunya di
Provinsi Sumatera Selatan Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat memberikan atau
mengikutsertakaan Pelatihan kepada Dokter, Perawat dan Penunjang medik.
Pelatihan yang diberikan dapat berupa PPI Dasar, MPKP dan Kegawatdarurat
Psikiatri. Dengan diberikan pelatihan kepada dokter, perawat dan penunjang
medik dapat menambah pengetahuan dan keterampilan bagi petugas.
Pelatihan yang diberikan kepada petugas dapat meningkatkan keterampilan
dan pegetahuan petugas terkait tugas di pelayanan rawat inap.

2. Meningkatkan pelayanan administrasi berbasis Teknologi sebagai peningkatan


dalam pelayanan organisasi.
Kekuatan Dalam menghadapi kemajuan teknologi Rumah Sakit Ernaldi
Bahar dapat meningkatkan pelayanan berbasis teknologi dimana Rumah Sakit
sudah memiliki SIMRS sehingga ini dapat mempermudah akses dalam
memberikan pelayanan organisasi. Dengan ditingkatkan SIMRS ini dapat
menjamin kestabilan data dan privasi data lebih terjamin.

3. Memaksimalkan pelayanan kesehatan Rumah Sakit berbasi web (Online) oleh


petugas yang terampil.
Peluang dan kekuatan rumah sakit menunjukkan bahwa rumah sakit
ernaldi bahar merupaka rumah sakit khusus jiwa satu-satunya di provinsi
sumatera selatan hal ini dapat dimanfaatkan rumah sakit dengan mengikuti

Universitas Sriwijaya
76

perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi dan kebutuhan masyarakat


terus berkembang, demi membangun citra rumah sakit dan mempromosikan
pelayanan yang ada di Rumah Sakit, Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat
mengembangkan Website yang mempromosikan Pelayanan Rawat Inap
Rumah Sakit. Dalam pengembangan website juga bisa dilakukan pendaftaran
secara online dan melakukan konsultasi secara online.

4. Memaksimalkan dukungan jaminan sharing antara Pemerintah Provinsi dan


Pemerintah Daerah dalam pendataan pasien yang belum menjadi peserta
JKN/KIS.
Rumah sakit Ernaldi bahar sudah memiliki kerjsama dengan BPJS
Kesehatan dan mendapat dukungan pemerintah. Hal ini mengharuskan rumah
sakit lebih berinovasi dalam memberikan pelayanan kepada seluruh pasien
tanpa terkecuali. Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat mendata pasien yang
didukung oleh pemerintah daerah untuk dapat menjadi peserta JKN/KIS.
Dengan adanya peserta JKN/KIS dapat meningkatkan pendapatan Rumah
Sakit Ernaldi Bahar.

5. Meningkatkan citra Rumah Sakit di masyarakat dengan melakukan promosi


mengadakan kegiatan pada hari besar Kesehatan Jiwa.
Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah memiliki kekuatan berupa SDM,
Pelayanan Penunjang Medis, Alat medis dan Gedung yang sudah mendapat
izin operasional serta peluang kerjasama dengan Badan Asuransi Rumah
Sakit. Dengan didukung berbagai aspek dapat mengembangkan kegiatan-
kegiatan dalam hari besar kesehatan, hal ini dapat menambah pengetahuan
masyarakat terhadap Rumah Sakit Khusus jiwa dan memperkenalkan
pelayanan-pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit Ernaldi Bahar.

Universitas Sriwijaya
77

6.3.2 Strategi Weakness – Opportunities


Adapun rekomendasi strategis yang dapat dikembangan dari rawat
Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai berikut:
1. Pembangunan/ Renovasi bangunan Rawat Inap kelas III yang mengalami
kerusakan.
Rumah sakit ernaldi bahar sebagai Rumah Sakit rujukan adalah sebuah
peluag bagi Rumah Sakit dalam mengembangkan pelayanannya. Namun,
memiliki kelemahan bangunan yang sudah mulai rusak dikarenakan waktu.
Melihat kondisi ini Rumah Sakit dapat melakukan pembangunan atau
melakukan renovasi pada bangunan yang sudah mengalami kerusakan.
Renovasi dilakukan dapat melalui pengusulan ke Pemerintah Daerah atau
secara Mandiri oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar.

2. Melakukan rekrumen bagi tenaga perawat.


Jumlah perawat yang belum terpenuhi dan peluang Sebagai rumah
Sakit Rujukam strategi yang dibutuhkan adalah dilakukan dengan membuka
lowongan bagi perawat. Perekrutan dilakukan untuk menambah jumlah
perawat di Ruang Rawat Inap kelas III. Penambahan dilakukan agar
Pelayanan Rawat Inap dapat memberikan perawatan yang bermutu dan handal
kepada pasien. Penambahan juga dilakukan agar meningkatkan Keselamatan
Pasien dalam masa perawatan.

3. Menganalisis beban kerja di Pelayanan Rawat Inap


kelemahan rawat inap adalah dalam memahami SOP/SPM yang ada
serta kekurangan jumlah tenaga perawat dengan memanfaatkan peluang
sebagai rumah sakit rujukan Rawat Inap Kelas III dapat melakukan Analisis
Beban Kerja pada masing-masing petugas. Dilakukan analisi beban kerja
dapat menjadi kebijakan dalam menilai suatu pekerjaan dan kebutuhan dalam
menyelasikan pekerjaan tersebut. Analisis beban kerja dapat menjadi dasar
pertimbangan dalam remunerasi dan rekrutmen SDM. Analisis beban kerja
Universitas Sriwijaya
78

juga bermanfaat bagi petugas agar sesuai dengan standar dalam memberikan
pelayanan

4. Mengadakan Telaah bersama manajerial bagi petugas seperti dokter, perawat


dan penunjang medis dalam pelaksanaan SOP/SPM yang baik dan tepat.
Sosialisasi SOP/SPM meliputi standard keselamatan pasien dan standard
keselematan kerja. Telaah SOP/ SPM yang ada di Pelayanan Rawat inap ini
dipergunakan dalam memberikan perawatan kepada pasien. Dengan petugas
memahami dan menjalani SOP/SPM yang sesuai maka dapat meningkatkan
mutu perawatan serta mengurangi risiko kesalahan dalam perawatan pasien.
Petugas yang menjalani SOP/SPM dengan sesuai maka hal ini
menguntungkan bagi pelayanan rawat inap dalam memenuhui indikator
Asuhan Keperawatan.

5. Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiyaan pelayanan kesehatan melalui


penjaminan biaya kesehatan.
Peluang yang dimiliki oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar adalah kerjasama
dengan BPJS Kesehatan serta sebagai rumah sakit rujukkan. Hal ini
menunjukkan bahwa Rumah Sakit dapat menjaring banyak pasien, dengan
banyak pasien yang dirujuk dapat dapat menam bah pendapatan Rumah Sakit.
Dengan bertambahnya pendapatan Rumah Sakit dapat menambah Alat
kesehatan, memperbaiki bangunan, serta dapat mengembangkan pelayanan
yang ada di Rumah Sakit.

6.3.3 Strategi Sterngth - Threats


Adapun rekomendasi strategis yang dapat dikembangan dari rawat
Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai berikut:
1. Mengadakan Promosi kepada Masyarakat terkait Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Rumah sakit memiliki SDM yang berkompeten, memiliki alat medis,
memiliki bangunan serta menerapkan SIMRS. Kekuatan ini dapat mengatasi
Universitas Sriwijaya
79

ancaman yang dimiliki RS yakni memberi promosi kepada masyarakat.


Promosi dapat menambah pengetahuan masyarakat terkait stigma masyarakat
terkait Rumah Sakit Khusus Jiwa.
2. Penentuan tarif pelayanan Rawat Inap disesuaikan dengan kemampuan
dengan memonitor pendapatan RS, LOS dan Unit Cost
Ancaman rumah sakit yaitu perawatan yang berkelanjutan serta biaya
yang besar dapat membebankan ekonomi keluarga, hal ini dapat diatasi
dengan memonitor pendapatan rumah sakit, LOS dan Unit Cost untuk
penentuan tarif pelayanan rawat inap sehingga dapat dijangkau oleh
masyarakat.

6.3.4 Strategi Weakness – Threats


Adapun rekomendasi strategis yang dapat dikembangan dari rawat
inap kelas III Sebagai berikut:
1. Melakukakan telaah bersama dengan manajerial terkait kendali biaya.
Telaah dalam kendali biaya digunakan agar pelayanan rawat inap
memanfaatkan keuangan yang masuk dan keluar secara tepat. Melihat
ancaman yang dimiliki yakni biaya yang dapat membebankan ekonomi serta
kekurangan dalam hal prasarana seperti kerusakan bangunan. Dari faktor ini
terlihat ada dana yang masuk dan dana yang keluar sehingga dapat terkendali
dengan tepat.
2. Melakukan pemeliharaan secara rutin terhadap sarana dan prasarana.
Faktor yang menjadi kelemahan adalah kerusakan pada bangunan dan
berdampak banjir. Mengatasi faktor ini Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat
melakukan pemeliharaan rutin agar dapat kekurangan ini tiak menjadi
ancaman bagi pasien yang melakukan perawatan.

3. Meningkatkan koordinasi dengan Fasilitas Kesehatan primer terkait diagnosa


pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit Ernaldi Bahar.

Universitas Sriwijaya
80

Proses rujukan berjenjang dapat mengacam bagi rumah sakit jika


pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit dalam kondisi berat atau dalam kondisi
kronis sehingga dapat menghambat perawatan pasien. Adanya koordinasi
dengan Fasilitas Kesehatan sebelumnya dapat memberi informasi terkait
keadaan pasien sehingga dapat membantu dalam memberi perawatan kepada
pasien.

Universitas Sriwijaya
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian analisis hasil Analisis SWOT dalam penyusunan
strategi pelayanan rawat inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat disimpulkan
bahwa Pelayanan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah mampu
untuk melaksankan pelayanan rawat inap. Berdasakan Analisis SWOT, perumusan
strategi yang dapat dilakukan terbagi dalam 4 strategi, Strategi SO, ST, WT dan WO.
Adapun faktor – faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
sebagai berikut:
1. Kekuatan yang dimiliki Pelayanan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernald
i meliputi, Jumlah Dokter Spesialis jiwa, Perawat yang diikutsertakan dalam
pelatihan, menerapkan SIMRS, memiliki sarana dan prasarana yang sesuai
dengan standard akreditasi rumah sakit, Jumlah tempat tidur yang sesuai
standard, adanya kerjasama dengan BPJS Kesehatan, dan dukungan
pemerintah daerah terhadap pembayaran bersama.
2. Kelemahan yang dimiliki pelayanan rawat inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi
Bahar meliputi kurangnya jumlah perawat di ruang rawat inap, bagunan yang
sudah mulai rusak dan mudah dirusak pasien, dan ketidakpahaman petugas
dalam menjalankan SOP/SPM.
3. Peluang yang dimiliki pelayanan rawat inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi
Bahar meliputi Memiliki izin operasional yang tercatat dalam____,
terakreditasi dengan predikat A Paripurna, mendukung untuk kemajuan
Teknologi kesehatan dan pasien yang berkunjung dapat meningkatkan jumlah
BOR
4. Ancaman yang dimiliki Pelayanan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi
Bahar adalah perawatan yang berkelanjutan membuat beban bagi ekonomi
keluarga dan menjadikan aksesbikitas masayarakat kepada rumah sakit
menjadi rendah.
82

7.2. Saran
Rekomendasi atau saran yang dapat diberikan bagi pihak Rumah Sakit Ernaldi
Bahar berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan analisis beban kerja terhadap perawat sehingga dapat menjadi
dasar kebijakan mengadakan rekrutmen tenaga perawat. perencanaan
kebutuhan tenaga perawat agar dapat dipersiapkan sehingga dapat melayani
pasien dengan optimal.
2. Melakukan renovasi terhadap bangunan yang sudah mengalami kerusakan.
Pemeliharaan secara berkala diperlukan agar bagunan rawat inap dapat terjaga
dan tidak menghambat perawatan pasien.
3. Meningkatkan pelayanan berbasis teknologi sebagai bentuk pemasaran dan
penyebaran informasi terkait pelayanan yang ada di Rumah Sakit Ernaldi
Bahar.
4. Melakukan survei terhadap kemampuan membayar masyarakat guna
memperoleh angka pasti dalam menetapkan tarif pelayanan rawat inap kelas
III.

Universitas Sriwijaya
1

DAFTAR PUSTAKA

Aji,AP,. Tjahjono, HK. 2016. Pemahaman Implemantasi Rencana Strategis Bisnis R


umah Sakit PKU Muhammadiyah Petanahan. Jurnal Medicoeticolegal dan Ma
najemen Rumah Sakit, 5 (2): 93-106, Juli 2016

Azwar, Azrul 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi ketiga. Binarupa


Aksara. Tanggerang

David, Fred R. 2004 Manajemen Strategis: Konsep-Konsep. Edisi 9. Jakarta: PT Inde


ks Kelompok Gramedia

Departemen Kesehatan RI. 2000. Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Jakarta:


Kemenkes.

Departemen Kesehatan RI. 2005. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Tipe B
dan A. Depkes RI. Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2011. Standart Promosi Kesehatan di Rumah Sakit.


Jakarta: Kemenkes

Departemen Kesehatan RI.2005. Standar Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Depkes


RI.

Ehreth JL.2004. The Development And Evaluation Of Hospital Performance Measure


For Policy Analysis. Anvailable from: Medcare Journal 2004 Jun;32 (6): 568-
87

Karmawan, Budi. 2016.Penyusunan Rencana Strategis Rumah Sakit Pertamina Jaya


2017-2022.Universitas Indoensia: Jurnal Administras Rumah Sakit Indonesia

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.HK.02.02/MENKES/390/2014.Tentang Pedom


an Rumah Sakit Rujukan Nasional. Jakarta

Kotler,K. 2009. Manajemen Pemasaran 1.Edisi Ketiga belas. Jakarta: Erlangga

Universitas Sriwijaya
2

Nugroho. 2015. Analisis Swot Pada Rsud Saras Husada Purworejo.Yogyakarta:


Fakultas Ekonomi Universitas Negri Yogyakarta

Nurpana, Haksana, S. 2014. Pengaruh Perencanaan Strategis Terhadap Kinerja di R


umah Sakit. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 2 Apr
il-Juni 2014

Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosisla Kesehatan Nomor. 7 Tahun 2018


tentang pengelolaan Administrasi Klaim Fasilitas Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2019 tentang


klasifikasi dan perizinan Rumah Sakit

Peraturan Menteri Kesehatan Reublik Indonesia Nomor


1189/MENKES/PER/VII/2020 tentang Produksi Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

Permatasari, Citra Ayu., Iwan S., Najmah : 2013 : Rencana Strategis Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang Tahun 2013: Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Sriwijaya.

Rangkuti, Freddy, 2016, SWOT Balanced Scorecard. Teknik Menyusun Strategi


Korporat yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja dan Resiko, Cetakan
Kesembilan. Gramedia, Jakarta.

Rangkuti, Freddy. (2008). Analisis SWOT. Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan
Kelima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Rangkuti, Fredy, 2015, Analisis SWOT, Cetakan ke Tujuh Belas. Gramedia, Jakarta.

RS Ernaldi Bahar. 2013. Rencana Strategis Rumah Sakit Ernaldi Bahar Sumatera Sel
atan. Palembang: Rumah Sakit Ernaldi Bahar

RS Ernaldi Bahar. 2019. Rencana Strategis Rumah Sakit Ernaldi Bahar Sumatera
Selatan. Palembang: Rumah Sakit Ernaldi Bahar

Setiaman,SS. 2016. Perencanaan Strategis Dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan


Bagian Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Santo Yusup Bandung. Tesis Magiste
r Manajemen Pasca Sarjana Universitas Pasudan Bandung
Universitas Sriwijaya
3

Sina, Peter Garlans. 2014. Motivasi Sebagai Penentu Perencanaan Keuagan (Suatu
Studi Pustaka). Institute Tranformasi Indonesia –NGO

Stoner, James A.F dan Charles Wankel. 2013. Pegantar Manajemen edisi keempat
jilid lima dialih bahasakan oleh Siswanto. Jakarta

Subianto. 2016. Analisis Swot Tentang Strategi Pemasaran Dalam Upaya


meningkatkan Kunjungan Pasien Di Klinik Bunda. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Sunyoto.2012. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: PT Buku Seru

Terry, George R dan Leslie W. Rue. 2014. Dasar-Dasar Manjemen, Penerjeman G.A
Ticoalu, Jakarta: PT Bumi Aksara

Terry, George R dan Leslie W. Rue. 2014. Prinsip-Prinsip Manajemen, Penerjemah


J-Smith D.FM. Jakarta: PT Bumi Aksara

Tim Penyusun Kamus. 2020. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa.

Tjintiadewi, Ni Kadek & I Ketut Rahyuda. 2018. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan
Persepsi Harga Terhdap Kepuasaan Dan WOM Pasien Di RSU Prima
Medika. Bali: Jurnal Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Udayana

Tobing, JAP. 2010. Perencanaan Strategis Pemasaran Untuk Meningkatkan Kunjung


an Pasien Rawat Jalan: Studi Kasus RSUD Budhi Asih. Tesis Prgram Pascasa
rjana Kajian Administrasi Rumah Sakit. Jakarta. Universitas Indonesia

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, Kesehatan, 13 Oktober


2009, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 5063,
Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Untoro. 2011. Pengembangan Strategi Pemasaran Rumah Sakit Ketergantungan Ob


at Jakarta. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Universitas Sriwijaya
4

LAMPIRAN

Universitas Sriwijaya
5

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Mendalam

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM


ANALISIS STRATEGI MENGGUNAKAN METODE SWOT DI PELAYANA
N RAWAT INAP RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR

Assalammualaikum wr.wb
Selamat Pagi/siang/sore
Perkenalkan nama saya Debby Amanda Putri, Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat pemintan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Universita Sriwijya. Sa
ya bermaksud melakukan penelitian tentang “Analisis Strategi menggunakan Metod
e SWOT di Pelayanan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar”. Penelitian
ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam penyelesai studi di Fakultas Kesehatan Masy
arakat Universitas Sriwijaya. Saya berharap bapak/ibu bersedia menjadi informan ter
kait dalam penelitian ini.
Proses pengambilan data dalam proses ini melalui proses wawancara dengan p
ertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara umum berkaitan dengan pelakasaan di Pel
ayan Rawat Inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Pada metode pengambilan data ini, ket
erangan secara mendalam dan menyeluruh menjadi tujuan penelitian. Oleh karena itu
ketersedian Bapak/Ibu sangat diharapkan semua informasi Bapak/Ibu berikan, akan di
olah hanya untuk kepentingan penelitian dan terjamin kerahasiaanya.

Hormat Saya
Debby Amanda Putri

Universitas Sriwijaya
6

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM


ANALISIS STRATEGI MENGGUNAKAN METODE SWOT DI PELAYANA
N RAWAT INAP RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR
Informan :
Hari/ Tanggal :

A. Petunjuk Umum Wawancara Mendalam


1. Ucapakan terimakasih atas partisipasi dan ketersedian Informan
2. Jelaskan tujuan wawancara mendalam, dilakukan perkenalan dua Arah
3. Jelaskan maksud dan tujuan wawancara mendalam secara singkat
4. Menjelaskan bahwa pendapat, saran dan pengalaman informan sangat berh
arga
5. Dalam wawancara tidak ada jawaban benar atau salah
6. Izin mempergunakan alat perekam dan dokumentasi
7. Mengisi inform Consent
8. Identitas pribadi sebagai informan akan dijamin kerahasiaanya dan semua
informasi yang diberikan akan dijaga dan dijamin kerahasiaanya.

B. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jabatan :
Masa Kerja :
Jenis Kelamin :
Alamat :
No. HP :
Pendidikan Terakhir :

Universitas Sriwijaya
7

C. Pertanyaan
Pertanyaan terdiri dari 2 Analisis yakni, Analisis Lingkungan Internal dan An
alisis Lingkungan Eksternal
Pedoman Wawancara Analisis Lingkungan Internal
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. SDM
1. Apakah Dokter di pelayanan rawat Inap ruma
h Sakit Ernaldi Bahar menjadi Sumber kekuat
an atau kelemahan?
Probing: Mengapa? Jelaskan!

2. Apakah Perawat di Pelayanan Rawat Inap Ru


mah Sakit Ernaldi Bahar menjadi Sumber kek
uatan atau kelemahan?
Probing: Mengapa? Jelaskan!

3. Apakah petugas Laboratorium Pelayanan raw


at Inap Rumah sakit Ernaldi bahar menjadi su
mber kekuatan atau kelemahan?
Probing: Mengapa? Jelaskan!

4. Apakah petugas Farmasi yang bertanggug jaw


ab bagi pelayanan rawat inap rumah sakit Ern
aldi Bahar menjadi sumber kekuatan atau kele
mahan?
Probing: Mengapa? Jelaskan!

5. Apakah Petugas Gizi yang bertanggung jawab


terhadap pelayanan rawat inap rumah sakit er

Universitas Sriwijaya
8

naldi bahar menjadi sumber kekuatan atau kel


emahan?
Probing: Mengapa? Jelaskan!

6. Apakah petugas Laundry yang bertanggung ja


wab terhadap pelayanan rawat inap rumah sa
kit Ernaldi bahar menjadi sumber kekuatan at
au kelemahan?
Probing: Mengapa? Jelaskan!
2 Keuangan
1. Apakah Sistem BLUD di rumah sakit Ernaldi
Bahar menjadi kekuatan atau kelemahan?
Probing: Mengapa? Jelaskan!

2. Apakah penyelenggaraan proses akuntasi dan


verifikasi keuangan rumah sakit ernaldi Baha
r, Khususnya di pelayanan rawat inap menjadi
kekuatan atau kelemahan?
Probing: mengapa? Jelaskan!
3 Fasilitas sarana dan prasarana

1. Apakah ketersedian tempat tidur di pelayanan


rawat inap rumah sakit ernaldi bahar menjadi
kekuatan atau kelemahan?
Probing: Mengapa? Jelaskan!

2. Apakah pelayanan penunjang medik (Pelayan


an Farmasi, Intalasi Gizi, Pelayanan Laborato
rium, Pelayanan Laundry) bagi pelayanan raw
at inap menjadi sumber kekuatan atau kelema
han?

Universitas Sriwijaya
9

Probing: Mengapa? Jelaskan!


4 Manajemen dan Organisasi
1. Apakah SOP/SPM yang diterapkan di Pelaya
nan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernal
di menjadi kekuatan atau kelemahan?
Probing: Mengapa? Jelaskan!

2. Apakah SIMRS yang diterapkan di pelayanan


Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Ba
har menjadi kekuatan atau kelamahan?
Probing: Mengapa? Jelaskan!

Pedoman Wawancara Analisis Lingkungan Eksternal


NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Kebijakan
1. Apakah system rujukan berjenjang dari BPJS
menjadi peluang atau ancaman bagi pelayana
n Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi B
ahar?
Probing: Mengapa? Jelaskan!
2 Pesaing
1. Apakah mutu pelayanan yang ditawarkan ole
h pesaing menjadi ancaman atau peluang bagi
Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Ba
har?
Probing : Mengapa? Jelaskan
3 Perubahan Teknologi Medis
1. Apakah peralatan teknolgi medis (Alat keseha
tan) di Pelayanan Rawat Inap Kelas III Ruma
h Sakit Ernaldi Bahar menjadi ancaman atau
peluang?
Probing: Mengapa? Jelaskan!

Universitas Sriwijaya
10

2. Apakah dengan adanya kemajuan teknologi m


edis dapat menjadi peluang atau ancaman di P
elayanan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Ernaldi Bahar?
Probing: Mengapa? Jelaskan!

4 Kekuatan Pembeli
1. Apakah dengan adanya pelanggan tetap (Pasi
en yang di rawat inap) menjadi peluang atau a
ncaman bagi pelayanan rawat inap rumah saki
t ernaldi bahar?
Probbing: Mengapa? Jelaskan!

2. Apakah Daya Beli dari pasien menjadi peluan


g atau ancaman bagi pelayanan rawat inap RS
Ernaldi Bahar?
Probing: Mengapa? Jelaskan!

3. Apakah Permintaan dari pasien menjadi pelua


ng atau ancaman bagi pelayanan rawat inap R
S Ernaldi Bahar?
Probing: Mengapa? Jelaskan!

Universitas Sriwijaya
Lampiran 2. Matrik Wawancara Mendalam dengan Informan

Matriks wawancara mendalam dengan informan Kepala Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
No Pertanyaan Pernyataan
Informan 1 (EM) Informan 2 (S)
Sumber Daya Manusia
1. Apakah Dokter, Perawat dan Petugas Kalau satu rumah sakit kan pasti Kalau petugas, perawat, dokter dan
Penunjang Medis lainnya menjadi ke kekuatannya di tenaga medis ya, baik itu tenaga kesehatan itu menjadi
kuatan atau kelemahan bagi Rawat In dokter kemudian perawat dan faktor kekuatan sebetulnya untuk kami
ap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Ba penunjang lainnya seperti farmasi, terus disini bisa mengerjakan tugas sesuai
har? labor, lab biologi dan sebagainya, dengan sesuai dengan tupoksi
Probing: Mengapa? Jelaskan! psikologi, kalau di rumah sakit jiwa ada masing-masing. Tapi kelemahannya
psikologinya sebagai kekuatan kami.. ya. sumber daya manusianya kurang
Untuk kelemahan sendiri jumlah tenaga gitu, perawatnya kurang jadi
yang kurang, apalagi dengan kami kebanyakan kami dinas itu kadang-
dengan kapasitas tempat tidur sebanyak kadang cuma berdua, bertiga dengan
55 tempat tidur dengan sebelas perawat kapasitas pasien 20 orang, pasiennya
satu admin. Sebelas perawat itu termasuk kadang-kadang gak ke pegang, terus
saya sebagai kepala ruang tambah lagi kami harus
mengerjakan administrasi juga gitu,
jadi ya kelemahannya bisa jadi

11
Universitas Sriwijaya
12

kelemahan buat kami juga gitu


Coding Petugas medis dan petugas penunjang Dokter, perawat dan penunjang
medis merupakan kekuatan yang harus menjadi kekuatan bagi Rawat Inap
dimiliki oleh setiap rumah sakit. Namun, Kelas III Rumah Sakit Ernaldi
jumlahnya yang kurang menjadikan Bahar. Namun jumlah yang kurang
petugas medis dan petugas penunjang menjadi kelemahan bagi Rawat Inap
medis menjadi kelemahan dalam dimana harus menangani pasien
menangani 55 Tempat Tidur dengan 11 yang jumlahnya lebih banyak
Perawat. daripada perawat yang ada.
Interpretasi Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar memiliki tenaga medis dan
tenaga penunjang medis yang menjadi kekuatan. Namun jumlah tenaganya yang
masih kurang dalam memberikan perawatan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar.
Keuangan
1 Apakah Sistem BLUD di rumah sakit Ya jadi ya kita ini ada dana pemprov dan
Ernaldi Bahar menjadi kekuatan atau dana BLUD ya, untuk menjawab sumber
kelemahan? dana sendiri itu bisa mengacu ke
keuangan
Coding Sumber dana yang digunakan berasal dari
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
dan BLUD
Interprestasi Sumber dana yang digunakan Rumah Sakit Ernaladi Bahar untuk melakukan
kegiatan pelayanan bersumber dari dana Provinsi Sumatera selatan dan BLUD

Universitas Sriwijaya
13

2 Apakah penyelenggaraan proses aku Bisa, kita bisa mentelaah misalnya Kita untuk penunjang baik itu
ntasi dan verifikasi keuangan Rumah kitakan ada laporan-laporan tiap bulan pemberian fasilitas segala
Sakit Ernaldi Bahar, Khususnya di p misalnya pasien-pasien yang lari atau macamkan harus ke keuangan
elayanan rawat inap menjadi kekuata pasien yang ada indikasi bunuh diri,
n atau kelemahan? misalnya lari aja, termasuk lari ya. oo
berarti ada pengajuan apa, misalnya
perbaikan gedung, itu bisa kita pengajuan
atau misalnya kita, ini pasien-pasien
dengan bedless resiko jatuh segala
macam kita bisa telaah atau pemasangan
cctv itu bisa kita telaah dulu kita ajukan
dulu ke manajemen itu baru nanti kita
ajukan. Bila keuangannya memadai atau
diacc manajemen baru di keluarkan
seperti itu. Jadi tetap berdasarkan
research seperti itu
Coding Pengajuan pendanaan untuk menambah Proses pengajuan pendanaan Untuk
saranan dan prasarana dilakukan dengan Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah
mentelaah terlebih dahulu kebutuhan Sakit Ernaldi Bahar dilakukan
ruangan dan selanjutkan akan diverifikasi dengan cara pengajuan ke

Universitas Sriwijaya
14

oleh manajemen keuangan Rumah Sakit manajemen keuangan dan


Ernaldi Bahar. menunggu hasil verifikasi dari
manajemen keuangan.
Interpretasi Dalam pendanaan dapat melakukan pengajuan dengan pihak manajemen
keuanagan Rumah Sakit Ernaldi Bahar dengan sebelumnya dilakukan telaah
kebutuhan ruang rawat inap.
Fasilitas, Sarana dan Prasarana
1 Apakah ketersedian tempat tidur dan kelemahan ni karna kita berdiri di rumah Iya. Banyak kelemahannya terutama
Bangunan di pelayanan Rawat Inap k sakit pemprov.bangunan yang kurang dalam bentuk bangunan, ada
elas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar sekarang. Sekarang kan bangunan banyak ruangan Pengorbid yang bercampur
menjadi kekuatan atau kelemahan? yang bocor ya, Satu sisi lagi ya kita dari dengan ruangan-ruangan pasien jadi
lingkungan berdampak banjir, seperti itu. keluarga-keluarga yang menunggu
Karna kan kita memang titik terendah harus bercampur di dalam. Terus
Jadi kita ketika hujan, hujan sedikit aja ada bentuk bangunan yang
udah banjir. Aksesnya, jadi perjalanan memungkinkan pasien bisa lari
kita untuk kemana sulit seperti itu termasuk pelapon yang rendah dan
ada tatakan, tatakan antara dinding
jadi pasien bisa lari. Sudah ada
sekat-sekat, cuma ada tatakan
dinding di atas, jadi pasien itu bisa
panjat keatas. Terus trails di sini

Universitas Sriwijaya
15

bisa dirusak pasien, jadi beresiko


pasien lari habis itu beresiko juga
pasien buat menciderai diri sendiri.
Kalau tempat tidur sudah
mencukupi, cuma karena ini pasien
jiwa gabisa dapat tempat tidur yang
mobile, harus tempat tidur yang
tanam, jadi gabisa digeser-geser
buat mereka akses lari dan akses
untuk menciderai diri sendiri gitu
Coding Bangunan rumah sakit ernaldi bahar Bagunan Rawat Inap Rumah sakit
merupakan kepemilikan dari pemerintah Ernaldi Bahar memiliki bangunan
provinsi sumatera selatan, sehingga yang mudah dirusak pasien dan
dalam proses perbaikan harus menunggu dapat melukai diri pasien jika
dari Pemerintah Provinsi bagunan tersebut rusak, seperti
trails,
dan kasur.
Interpretasi Bagunan Rawat Inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah mengalami kebocoran di
bagian pelapon. Bagunan juga mudah untuk dirusak oleh pasien dan
memungkinkan pasien dapat lari atau melukai diri sendiri pasien. Bagunan

Universitas Sriwijaya
16

Rawat Inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan kepemilikan dari Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan, sehingga dalam perbaikan Rumah sakit harus
mengajukan ke Pemerintah Provinsi terlebih dahulu.
Manajeman dan Organisasi
1 Apakah SOP/SPM yang diterapkan d Kalau di rumah sakit atau di instansi atau Kalau SOP tu sudah menjadi
i pelayanan Rawat Inap kelas III Ru di instusi pasti lebih dengan SPO, SPO kekuatan sebetulnya buat kami tapi
mah Sakit Ernaldi Bahar menjadi kek ini kan suatu perundang-undangan bagi ya masi ada yang kadang-kadang
uatan atau kelemahan? kita, kita gak bisa bekerja tanpa SPO. terlewatkan tidak dijalankan sesuai
Dan apapun kejadiannya itu pasti kita SOP. Kalau kami diruangan sih
bukak SPO dulu. SPO kita larinya sudah berusaha untuk menjalankan
kemana, kalau SPO kita tidak lari kesana, semuanya dengan SOP. Tapi
berarti tidak kita lakukan seperti itu. Dan terkadang terbentur ada kendala-
kita pun menjelaskan dengan pasien dan kendala yang menurut kami tidak
kawan-kawan dengan segala macamnya sejalan dengan SOP gitu. Terus
berdasarkan SPO. Jadi tenanglah hidup kalau alur pasien masuk, alur pasien
kalau pake SPO masuk itu menurut kami terkadang
membingungkan kami gitu, ini
pasien harus masuk umum atau
harus masuk jamsoskes, bagaimana
alurnya gitu. Itu aja penentuan

Universitas Sriwijaya
17

pasien masuk itu, ini pasien layak


masuk jamsoskes atau pasien layak
masuk umum gitu
Coding Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Ernaldi Bahar telah memiliki SOP/ SPM Ernaldi Bahar memiliki SOP/SPM
yang menjadi pedoman dalam teknis yang menjadi kekuatan dalam
pelaksanaan yang memudahkan Rawat pelaksanaan pelayanan Rawat Inap.
Inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar Namun, ada beberapa kendala dalam
dalam memberikan pelayanan kepada pelaksanaan seperti kebinggungan
Pasien. dalam Alur Masuk Pasien.
Interpretasi SOP/SPM Merupakan sebuah pedoman penting bagi Rawat Inap Kelas III yang
menjadikan kekuatan Rawat Inap dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Namun dalam pelaksanaan ada beberapa kendala dari petugas yang belum
sepenuhnya paham terhadap SOP/SPM.
2 Apakah SIMRS yang diterapkan di P Nah, kita di sini ada administrasi ya, Tidak Ditanyakan
elayanan Rawat Inap kelas III Ruma kebetulan ada petugas administrasi kalau
h Sakit Ernaldi Bahar menjadi kekuat diruang bangau. Tapi kalau diruangan
an atau kelemahan? lain belum ada. Cuma kita baru satu. Itu
suatu kekuatan karena ya kita bisa
gausah lagi nyari pasien siapa, siapa, atau
adakah tindakan yang belum masuk

Universitas Sriwijaya
18

seperti itu. Tapi ya kekelemahannya ya


masih adalah, namanya elektronik digital
ya, pasti ada kelemahannya seperti itu.
Coding SIMRS Ernaldi Bahar menjadi kekuatan
dimana memudahkan petugas mencari
data pasien sehingga ketika di ruang
rawat inap.
Interpretasi Sistem Manajemen Rumah Sakit Ernaldi Bahar telah berjalan sehingga
memudahkan unit pelayanan dalam melaksankan proses administrasi di unit
pelayanan.
Kebijakan
1 Apakah sistem rujukan berjenjang da Kalau kami bpjs, bpjs penunjang dari fase Kalau kami sih ya bisa jadi ancaman
ri BPJS menjadi Peluang atau Ancam satu ke tipe C, tipe C kemudian ke tipe B, itu, ancaman pasien jadinya minimal
an? tipe B gada terlewati aja seperti itu. kesini kan untuk hal-hal tertentu aja
Ancaman, sedikit ancaman bagi kami dia kesini yang tidak bisa diatasi
ketika …….. kepelayanan tipe C tidak oleh pukesmas maupun rumah sakit
ada obatnya tetap diberikan obat yang tipe yang dibawah tipe kami kek
berbeda. Itu ancaman bagi kami, pasien gitu kan. Itu ancaman kalau buat
bisa mengulang, kalau gak cocok pasti kami
bisa mengulang ke kami. Masuk lagi ke
rawat inap, harusnya kan mereka bisa,

Universitas Sriwijaya
19

apa namanya care, apa maksudnya


bisadirawat di rumah lebih lama, tapi
karena obatnya diganti di …… C, bisa
ngulang masuk ke tipe A. Peluangnya
enaknya kami ada kerjasama koordinasi
gak kami aja yang bergerak seperti itu.
Jadi, kalau menurut saya itu fifty-fifty ya,
enaknya kita kalau kita ada berjenjang itu
gak sebenarnya gak semuanya itu harus
ada dilapisan dasar ya, refentif ya
termasuk di pukesmas atau di dokter
klinik ya, di klinik pribadi seperti itu.
Coding Program BPJS Kesehatan memberikan Dengan sistem dari BPJS pasien
ancaman bagi pelayanan rawat inap kelas JKN/KIS hanya dapat berobat ke
III Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar jika
sistem berjenjang yang ditawarkan. dengan diagnosa tertentu yang tidak
Dikarenakan pasien harus berobat bisa diselesaikan faskes di bawah
terlebih dahulu di fakses pertama dan ini Rumah Sakit Ernaldi Bahar
menjadikan ancaman bagi pasien jika
terlambat dalam pengobatan dan

Universitas Sriwijaya
20

pengobatan yang tidak tepat.

Namun, sistem berjenjang BPJS


Memberikan peluang dalam koordinasi
dalam lintas fakses, sehingga
memperbmudah Rumah Sakit dalam
melayani pasien.
Interpretasi Sistem berjenjang dari BPJS menjadi kendala bagi Rawat Inap Kelas III Rumah
Sakit Ernaldi Bahar, dikarenakan pasien yang datang hanya pasien dengan kasus
penyakit yang tidak bisa diselesaikan fasilitas kesehatan sebelum Rumah Sakit
Ernaldi Bahar. Sistem berjenjang yang ditawarkan BPJS dapat meningkatkan
keoordinasi antar fasilitas kesehatan, sehingga mempermudah dalam menerima
pasien.
Pesaing
1 Apakah Mutu Pelayaan yang ditawar Kalau rawat inap ya cuma satu-satunya Kalau menurut kami peluang,
kan oleh pesaing menjadi ancaman at di sini ya hahhahah. Peluang ya, kalau karena kami rumah sakit jiwa yang
au peluang bagi Rawat Inap Kelas III kami peluang karena pasti orang larinya satu-satunya di Sumsel. Menurut
Rumah Sakit Ernaldi Bahar? ke kami. Kan kita juga Sumatera Selatan, kami itu peluang! Peluang ya
Sumbagsel bukan cuman hanya
Palembang saja.
Coding Pelayanan Rawat Inap Rumah merupakan Rumah Sakit Ernaldi Bahar

Universitas Sriwijaya
21

satu-satunya yang ada di Sumatera merupakan satu-satunya rumah sakit


Selatan di sumatera selatan yang
memberikan pelayanan rawat inap.
Interpretasi Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan satu-satunya Rumah Sakit khusus Jiwa
di Sumatera Bagian Selatan yang menawarkan pelayanan Rawat Inap Khusus
Jiwa yang menjadikan peluang bagi Rawat Inap kelas III.
Perubahan Teknologi Medis
1 Apakah dengan adanya kemajuan tek Kalau namanya Pasti pakenya yang “Kalau itu ya jadi peluang sih kayak
nologi medis dapat menjadi peluang sekarang, contoh kecil aja thermometer … kan? Itu alat kejang listrik, jadi
atau ancaman bagi Pelayanan Rawat air raksa yang sekarang penelitiannya peluang buat rumah sakit ini untuk
Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi tidak diperbolehkan, gak mungkin kita terapi yang lebih baik gitu”
Bahar? pake itu kan. Jadi bagi kami ya peluang,
peluang juga meningkatkan ooo ini ada
IPTEK juga, …… pengetahuan kita
seperti itu”
Coding Kemajuan teknologi medis menjadi Perubahan Teknologi medis menjadi
peluang Bagi Rawat Inap, seperti peluang bagi rawat inap kelas III
perubahan thermometer air raksa menjadi Rumah Sakit Ernaldi Bahar, seperti
thermometer digital. Hal ini terapi dengan Kejang Listrik yang
membuktikan bahwa Rawat Inap Kelas dapat meningkatkan mutu
III terlihat kemajuan dalam segi Ilmu pelayanan.

Universitas Sriwijaya
22

Pengetahuan dan Teknologi


Interpretasi Rawat Inap Kelas III menjadikan perubahan teknologi medis sebagai peluang.
Hal ini ditunjukkan dengan melengkapi alat-alat terbarukan seperti,
Thermometer Digital dan Alat Kejang Listrik sebagai alat meningkatkan mutu
pelayanan.
Kekuatan Pembeli
1 Apakah dengan adanya pembeli tetap Yah,, dengan adanya pasien itu dapat Tentu saja dengan adanya pasien
(Pasien yang di Rawat Inap) menjadi meningkatkan BOR dan itu jadi peluang kami dapat memberikan pelayanan.
Peluang atau ancaman bagi Pelayana untuk kami.
n Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Ernaldi Bahar?
Coding Meningkatkan BOR Rumah Sakit Dapat memberikan pelayanan
kepada pasien
Interpretasi Dengan adanya pasien menjadi peluang bagi Rawat Inap RS Ernaldi Bahar
seperti dapat mengenalkan atau mempromosikan perawatan yang ada di rumah
sakit dan sekaligus meningkatkan BOR Rumah Sakit.
2 Apakah daya beli dari pasien menjad Sedangkan dengan pasien sendiri ini Kalau kemampuan daya beli pasien
i peluang atau ancaman bagi pelayan pasien kelas III bpjs, semua dari bpjs … itu bisa menjadi ancaman dan bisa
an Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Sedikit ancaman bagi kami, pasien yang menjadi peluang. Yang masalahnya
Ernaldi Bahar? datang itu kebanyakan putus obat bukan pasien-pasien ada yang tidak
yang pasien-pasien baru. Putus obatkan mampu karena inikan. Jadi mereka
salah satu, berarti ada koordinasi yang ndak mampu lagi bayar begitu,

Universitas Sriwijaya
23

berjenjang antara tadi yang saya ceritakan tetapi ada juga pasien-pasien yang
berarti apa tidak jalan seperti itu, atau mereka oke saja untuk bisa bayar
keluarga yang tidak patuhan. Jadi fifty- gitu. Tapi kebanyakannya, karena
fifty, kalau kami sih peluang sama ini berkelanjutan dan membutuhkan
ancaman masih ada ancaman. Kayak 55 perawatan yang berkelanjutan di
pasien ini, sekarang ini pasien 30 itu rata- rumah sebetulnya, mereka untuk
rata pasien dengan putus obat. Pasien daya belinya menipis gitu. Makin
yang gak cocok dengan obat yang lama makin tipis, karena mereka
diberikan seperti itu. Jadi jarang ya sering masuk, sering masuk lagi
pasien yang baru bener jarang sering masuk lagi
Coding Bagi Ruang Rawat Bangau, Pasien Daya beli pasien di ruang merpati
melakukan pembayaran melalui BPJS dapat menjadi Ancaman jika pasien
Kesehatan. Hal ini ada mengungtungkan tidak dapat meneruska perawatan.
da nada merugikannya. Hal yang dapat Dimana dapat menanggu proses
menjadi peluang adalah dengan adanya rehabilitasi dari pasien sendiri.
pasien dapat meningkatkan BOR dan Proses perawatan ini membutuhkan
memperkenalkan Rumah Sakit Ernaldi waktu yang berkelanjutan dan
Bahar. Ancamannya adalah kebanyakkan dengan biaya yang tidak murah.
dari pasien adalah pasien putus obat yang Sehingga dapat menjadi beban
sebelumnya sudah di rawat inap di ekonomi bagi keluarga.

Universitas Sriwijaya
24

Rumah Sakit namun harus kembali


karena ketidakcocokan dalama perawatan
berjenjang. Apa bila pasien
membutuhkan treatmen lebih lanjut
pasien dengan BPJS harus mendapat
verifikasi terlebih dahulu baru akan
ditindak lebih lanjut.
Interpretasi Pasien dapat menjangkau pelayanan rawat inap rumah sakit ernaldi bahar
dengan menjadi peserta BPJS atau Mandiri. Perawatan yang berkelanjutan dapat
membebani keluarga jika tidak dilakukan dengan tepat.

Universitas Sriwijaya
Lampiran 3. Lembar Telaah Dokumen

LEMBAR TELAAH DOKUMEN

Profil Rumah Sakit Ernaldi Bahar


Rencana Strategis Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Pedoman Organisasi Pelayanan Rawat Inap
Program Kerja Pelayanan Rawat Inap

25
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai