SKRIPSI
OLEH
DEBBY AMANDA PUTRI
NIM. 10011381621106
ABSTRAK
Data Kemenkes, menyebutkan terdapat sebanyak 43 Rumah Sakit Khusus
Jiwa yang ada di seluruh Indonesia. Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan satu-satu
rumah sakit khusus jiwa di Provinsi Sumatera Selatan. Angka BOR (Bed occupancy
Ratio) angka penggunaan tempat tidur Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebesar 44,28%
berada di bawah target nasional sebesar 60%. BOR yang dibawah standard nasional
dapat menyebabkan penurunan mutu di rumah sakit. Diperlukan perumusan strategi
dengan pendekatan SWOT agar dapat memberikan langkah tepat dalam
meningkatkan mutu pelayanan rawat inap kelas III.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang
dan Ancaman di Pelayanan Rawat Inap Kelas III Rumah sakit Ernaldi Bahar. Metode
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan
desain studi kualitatif. Informan penelitian ini terdiri dari 2 kepala ruang rawat kelas
III. Keputusan pengembangan strategi pelayanan rawat inap kelas III Rumah Sakit
Ernaldi Bahar menggunakan analisis SWOT meliputi analisis kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman.
Hasil penelitian menunjukkan kekuatan Rawat Inap yakni tersedia 8 Dokter
spesialis jiwa, memiliki alat medis ECT. Kelemahan jumlah perawat belum
mencukupi, bangunan yang mulai rusak, dan ketidakpahaman petugas terhadap
SOP/SPM. Peluang adanya izin operasional keputusan kepala badan Koordinasi pena
naman Modal Republik Indonesia. Ancaman aksesbilitas pasien terhadap rumah sakit
menjadi sulit.
Kesimpulannya Berdasarkan hasil Analisis SWOT, maka pengembangan
startegi Pelayanan Rawat Inap Kelas III merupakan suatu kebutuhan mengingat
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada melalui upaya strategis untuk
meningkatkan mutu pelayanan. Adapun saran yang dapat membangun yaitu
menambah jumlah perawat, pengembangan terhadap teknologi dan memaksimalkan
kerjasama yang telah dibangun.
i
Universitas Sriwijaya
ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Skrpsi, Agustus 2020
Debby Amanda Putri
ABSTRACT
Kemenkes data states there are 43 Special Mental Hospitals throughout
Indonesia. Ernaldi Bahar Hospital is the only mental hospital in South Sumatra. The
National BOR rate set on 60%. The BOR rate of Ernaldi Bahar Hospital is 44.28%.
The strategy formulation using the SWOT approach is required in order to provided
the right steps in improving the quality of inpatient services.
This study aims to analyze the Strengths, Weaknesses, Opportunities and
Threats in Class III Inpatient Services of Ernaldi Bahar Hospital. This research
method is a descriptive analytic study using a qualitative study design approach. The
informants of this study consist of 2 class III ward heads. The decision to develop a
class III inpatient service strategy of Ernaldi Bahar Hospital using a SWOT analysis
includes an analysis of strengths, weaknesses, opportunities and threats.
The results showed the strength of inpatient care, namely there are 8
psychiatric doctors who have ECT medical equipment. Weaknesses in the insufficient
number of nurses, buildings that are starting to break down, and officers' lack of
understanding of SOP / SPM. Opportunities for collaboration with BPJS, support
from local and provincial governments. The threats to the purchasing power of
patients are weakening.
The conclusion based on the results of the SWOT analysis is the development
of a Class III Inpatient Service strategy of Ernaldi Bahar Hospital is a necessity given
the strengths, weaknesses, opportunities and threats that exist through strategic efforts
to improve the quality of services. The suggestions can be build by increasing the
number of nurses, developing technology and maximizing the cooperation that has
been built.
ii
Universitas Sriwijaya
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini dibuat dengan sejujurnya dengan
mengikuti kaidah Etika Akademik FKM Unsri serta menjamin bebas Plagiarisme.
Bila kemudian diketahui saya melanggar Etika Akademik maka saya bersedia
dinyatakan tidak lulus/gagal.
iii
Universitas Sriwijaya
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini dengan judul Analisis Strategi di Pelayanan Rawat Inap Kelas III R
umah Sakit Ernaldi Bahar Telah Disetujui Untuk diujikan Pada tanggal 18 Agustus
2020
iv
Universitas Sriwijaya
HALAMAN PENGESAHAN
Hasil penelitian skripsi ini dengan judul “Analisis Strategi di Pelayanan Rawat Inap
Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar” telah dipertahankan di hadapan Panitia
Sidang Ujian Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya pada
tanggal 18 Agustus 2020 dan telah diperbaiki, diperiksa serta disetujui sesuai dengan
masukan Panitia Sidang Ujian Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya .
Anggota Penguji
1. Dian Safriantini, S.KM, M.PH ( )
NIP.198810102015042001
v
Universitas Sriwijaya
RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Debby Amanda Putri
Tempat, Tangal Lahir : Meulaboh, 12 November 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM : 10011381621106
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Universitas : Sriwijaya
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Email : debbyamandaputri341@gmail.com
No. HP : 082181698697
WhatsApp : 082182512508
Riwayat Pendidikan :
2016- Sekarang Universitas Sriwijaya Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat
2013-2016 SMAN 1 BETUNG
2010-2013 SMPN 1 BETUNG
2009 - 2010 SDN 2 BUKIT
2004 – 2009 MIN Drien Rampak Meulaboh
2003 – 2004 TK Nurul Falah Meulaboh
Riwayat Organisasi
1. DPM KM UNSRI periode 2019-2020 - Wakil Ketua II
2. DPM KM FKM Unsri periode 2018-2019 – Wakil Ketua I
3. LDF BKM Adz-Dzikra masa Amanah 2017-2018 - Bendahara Umum
4. BO English and Study Club FKM Unsri periode 2017-2018
5. BO Green Envirotment Organization periode 2017-2018
vi
Universitas Sriwijaya
KATA PENGATAR
Puji Syukur Kepada Allah SWT berkat rahmat dan hidayah yang telah diberikan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul
“Analisis Strategi di Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar”
Penyusunan Skripsi ini tidak luput dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Allah SWT. Yang telah melimpah Rahmat dan HidayahNya.
2. Bapak Iwan Stia Budi., S.KM.,M.Kes Sekalu dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk bimbingan, memberikan bantuan, kritik, saran
dan motivasi sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Orang tua dan Keluarga yang selalu menjadi pemacu motivasi utama penulis
dalam menyelesaikan proposal skripsi ini
4. Sahabat dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam
memberikan dukungan kepada penulis
5. Rekan-rekan seangkatan 2016 prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat serta
Peminatan Administrasi dan Kebijakan kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat yang telah memberikan batuan dan dukungan.
Penulis Menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
Karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan proposal skripsi
ini.
Penulis
vii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
ABSTRAK.....................................................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...............................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................v
RIWAYAT HIDUP......................................................................................................vi
KATA PENGATAR....................................................................................................vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xiii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3. Tujuan.............................................................................................................4
1.3.1. Tujan Umum............................................................................................4
1.3.2. Tujuan Khusus.........................................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian..........................................................................................5
1.4.1. Manfaat Bagi Mahasiswa........................................................................5
1.4.2. Manfaat Bagi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan...5
1.4.3. Manfaat Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat.......................................5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian...............................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................6
2.1. Rumah Sakit....................................................................................................6
2.1.1. Fungsi Rumah Sakit.................................................................................6
2.1.2. Klasifikasi Rumah Sakit..........................................................................7
2.1.3. Pengertian Pelayanan atau Jasa...............................................................8
2.1.4. Karakteristik Pelayanan atau jasa............................................................8
viii
Universitas Sriwijaya
2.2. Analisis SWOT...............................................................................................9
2.2.1. Pengertian Analisis SWOT......................................................................9
2.2.2. Analisis SWOT di Rumah Sakit............................................................11
2.2.3. Matriks SWOT......................................................................................12
2.3. Penelitian Terdahulu.....................................................................................14
2.4. Kerangka Teori Penelitian...........................................................................17
BAB III........................................................................................................................18
KERANGKA PIKIR DAN DESFINISI ISTILAH.....................................................18
3.1. Kerangka Pikir..............................................................................................18
3.2. Definisi Istilah...............................................................................................19
BAB IV........................................................................................................................22
METODE PENELITIAN............................................................................................22
4.1. Desain Penelitian..........................................................................................22
4.2. Lokasi dan waktu..........................................................................................22
4.3. Informan Penelitian.......................................................................................22
4.4. Jenis, Cara dan Alat Pengumpulan Data.......................................................25
4.1.1. Jenis Data..............................................................................................25
4.1.2. Cara Pengumpulan data.........................................................................25
4.1.3. Alat Pengumpulan Data.........................................................................26
4.5. Pengolahan Data...........................................................................................26
4.6. Validasi Data.................................................................................................27
4.7. Analisis Data.................................................................................................27
BAB V.........................................................................................................................30
HASIL PENELITIAN.................................................................................................30
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................................30
5.1.1. Luas Wilayah dan Alamat Rumah Sakit Ernaldi Bahar........................30
5.1.2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Ernaldi Bahar...................................30
5.1.3. Data Kepegawaian Rumah Sakit Ernaldi Bahar....................................31
5.1.4. Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Ernaldi Bahar................................35
5.1.5. Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar............................................37
5.1.6. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Ernaldi Bahar......................................37
5.2. Hasil Penelitian.............................................................................................38
5.2.1. Karakteristik Informan..........................................................................38
ix
Universitas Sriwijaya
5.2.2. Analisis Lingkungan Internal................................................................39
5.2.3. Analisis Lingkungan Eksternal..............Error! Bookmark not defined.
5.3. Matriks SWOT Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar..............57
5.4. Rekomendasi Pengembangan Strategi Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Ernaldi Bahar...........................................................................................................60
5.4.1. Strategi Strength – Opportunities..........................................................60
5.4.2. Strategi Weakness – Opportunities........................................................60
5.4.3. Strategi Sterngth - Threats.....................................................................61
5.4.4. Strategi Weakness – Threats..................................................................61
BAB VI........................................................................................................................62
PEMBAHASAN..........................................................................................................62
6.1. Keterbatasan Penelitian.................................................................................62
6.2. Pembahasan...................................................................................................63
6.2.1. Analisis Lingkungan Internal................................................................63
6.2.2. Analisis Lingkungan Eksternal..............................................................69
6.3. Pengembangan strategi berdasrkan Matriks SWOTPelayanan Rawat Inap
Kelas III...................................................................................................................73
6.3.1. Strategi Strength – Opportunities..........................................................73
6.3.2. Strategi Weakness – Opportunities........................................................75
6.3.3. Strategi Sterngth - Threats.....................................................................77
6.3.4. Strategi Weakness – Threats..................................................................77
BAB VII......................................................................................................................79
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................79
7.1. Kesimpulan ..................................................................................................79
7.2. Saran.............................................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................1
x
Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1.....................................................................................................................12
Tabel 2. 2..................................................................................................................14Y
Tabel 3. 1.......................................................................................................................1
Tabel 4. 1.....................................................................................................................23
Tabel 4. 2 28
Y
Tabel 5. 1.....................................................................................................................31
Tabel 5. 2.....................................................................................................................37
Tabel 5. 3.....................................................................................................................38
Tabel 5. 4.....................................................................................................................40
Tabel 5. 5.....................................................................................................................41
Tabel 5. 6.....................................................................................................................41
Tabel 5. 7.....................................................................................................................42
Tabel 5. 8.....................................................................................................................43
Tabel 5. 9.....................................................................................................................45
Tabel 5. 10...................................................................................................................49
Tabel 5. 11...................................................................................................................51
Tabel 5. 12...................................................................................................................54
Tabel 5. 13...................................................................................................................55
Tabel 5. 14...................................................................................................................56
Tabel 5. 15...................................................................................................................57
xi
Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
YGambar 2. 2 Kerangka Teori Penelitian
xii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Universitas Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
menderita gangguan jiwa berat (psikotis). Angka pemasungan pada orang dengan
gangguan jiwa ber6at sebesar 14,3% atau sekitar 57.000 kasus gangguan jiwa yang
mengalami pemasungan. Gangguan jiwa dan penyalahgunaan Napza juga berkaitan
dengan masalah perilaku yang membahayakan diri, seperti bunuh diri. Berdasarkan
laporan dari Mabes Polri pada tahun 2012 ditemukan bahwa angka bunuh diri sekitar
0.5 % dari 100.000 populasi, yang berarti ada sekitar 1.170 kasus bunuh diri yang
dilaporkan dalam satu tahun.
Rumah sakit dikembangkan dengan tujuan agar semua individu dapat lebih
meningkatkan kemampuannya dalam mengendalikan dan memperbaiki kondisi dari
dirinya sendiri derta menjadikan rumah sakit itu sendiri sebagai tempat kerja yang
termasuk dalam kategori sehat, sehingga seluruh rumah sakit dapat memastikan dan
memberikan jaminan untuk keselamatan dan kesehatan dari hidup pasien, pegawai,
pengunjung dan masyarakat (Depkes RI, 2011). Rumah Sakit harus mempunyai
rencana strategis bisnis yang baik agar tujuan efisiensi, kemandirian dan
pengembangan dalam organisasi dapat tercapai. Otonomi yang diberikan pada Rumah
Sakit memberikan kesempatan untuk menyusun rencana bisnis yang visibel dalam
bentuk rencana bisnis strategis. Perencanaan strategis membuat organisasi lebih
proaktif dalam menentukan masa depan organisasi. Rencana strategis membantu
organisasi merumuskan strategi yang lebih baik melalui pendekatan yang lebih
sistematis, logis dan rasional (David, 2009).
Pada penelitian Tobing (2010) menyatakan bahwa perlu adanya perencanaan
strategis yang baik untuk mendukung pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit. Selain
untuk tujuan efisiensi, kemandirian dan pengembangan, dengan perencanaan yang
baik akan dapat meningkatkan kinerja Rumah Sakit secara keseluruhan. Pada
Penelitian yang dilakukan oleh Nurhapna (2014) menyatakan bahwa perencanaan
strategi bisnis dapat mempengaruhi kinerja rumah sakit. Penelitian ini sejalan yang
dilakukan oleh Aji (2016) yang menyatakan bahwa perencanaan strategi bisnis
memungkinkan rumah sakit untuk dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang
ada serta berpengaruh terhadap kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Penelitian
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
4
1.3. Tujuan
Universitas Sriwijaya
5
1.4.2. Manfaat Bagi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan bahan informasi mengenai
pengembangan strategi terhadap pelayanan medic di rumah sakot ernaldi bahar
sehingga dapat dimanfaatkan oleh intansi sebagai bahan evaluasi dalam pengambilan
kebijakan dan membuat program kerja untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Ernaldi Bahar.
Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Universitas Sriwijaya
7
Universitas Sriwijaya
8
3. Berdasarkan Kelas.
Rumah sakit berdasarkan kelasnya dibedakan atas rumah sakit kelas A, B
(pendidikan dan non-pendidikan), kelas C, kelas D.
1. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik
luas.
2. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas
spesialistik dan subspesialistik terbatas.
3. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.
4. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
10
(kesempatan) dan Threat (Ancaman). Metode analisa SWOT bisa dianggap sebagai
metode analisa yang paling dasar, yang berguna utk melihat suatu topik atau
permasalahan dari 4 sisi yang berbeda. Hasil analisa biasanya adalah
arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan
dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari
ancaman.Jika digunakan dengan benar, analisa SWOT akan membantu kita untuk
melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini.
Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena
bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda ke
empat bagian tersebut. Hal ini diwajarkan, karena analisis SWOT adalah sebuah
analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi
dalam sebuah permasalahan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang
terjadi bukan sebagai pemecah masalah, sehingga dapat diartikan sebagai berikut:
1. Kekuatan ( Strength )
Kekuatan adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki oleh
suatu organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan berperan besar, tidak hanya
dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi,
tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimilliki oleh organisasi. Kekuatan yang
dimaksud adalah kelebihan organisasi dalam mengelola kinerja di dalamnya.
2. Kelemahan ( Weakness )
Kelemahan adalah berbagai kekurangan yang bersifat khas yang dimiliki oleh
suatu organisasi yang apabila berhasil diatasi akan berperanan besar, tidak hanya
dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi,
tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimililiki oleh organisasi.
3. Peluang ( Opportunity )
Peluang adalah peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh suatu
organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan besar peranannya dalam mencapai
tujuan organisasi. Opportunity merupakan peluang organisasi untuk meningkatkan
kualitasnya.
Universitas Sriwijaya
11
4. Ancaman/Hambatan ( Threat )
Hambatan adalah kendala yang bersifat negatif yang dihadapi oleh suatu
organisasi, yang apabila berhasil di atasi akan besar peranannya dalam mencapai
tujuan organisasi. Threat merupakan ancaman bagi organisasi baik itu dari luar
maupun dari dalam.
Universitas Sriwijaya
12
Tabel 2. 1
Matriks SWOT
Matriks SWOT IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
EFAS • Tentukan faktor • Tentukan Kekuatan
faktor-faktor internal
kelemahan internal
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
• Tentukan faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Peluang eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan
peluang peluang
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
• Tentukan faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Ancaman eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
untuk mengatasi ancaman dan menghindari ancaman
Universitas Sriwijaya
13
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-
besarnya.
b. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Universitas Sriwijaya
14
2 Strategi Manajemen Perubahan Desain Penelitian: Analisis Penelitian, didapatkan hasil bahwa faktor
Untuk Mendukung Implementasi Deskriptif resistensi karyawan relatif kecil. Tindakan
perubahan yang sesuai dengan manajemen
Sistem Informasi Rumah Sakitstudi
perubahan adalah dukungan pimpinan untuk
Kasus: Rsud Raa Soewondo Pati implementasi perubahan SIRS, membuat
persamaan visi dan misi kesemua bagian rumah
sakit tentang perubahan SIRS, merancang
keadaan perubahan yang diinginkan dengan
memerhatikan divisi yang terpengaruh oleh
perubahan SIRS ini, melakukan penggantian
Universitas Sriwijaya
15
Analisis Swot Pada Rsud Saras Desain Peneltian : Teknik Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
Husada Purworejo Observasi analisis SWOT menyebutkan bahwa RSUD
Saras Husada Purworejo sudah mampu bersaing
dipasar persaingan yang kompetitif. Berdasar
analisis SWOT, RSUD Saras Husada Purworejo
dapatmemanfaatkan kekuatan dan peluang yang
ada, serta meminimalkan kelemahan danan
caman. Strategi yang dapat dilakukan terdiri
dari : (1) Strategi SO (Strength Opportunities)
meliputi pangsa pasar, memperkuat kerjasama
dengan lembaga lembaga penyelenggara jasa
kesehatan dan pemerintah. (2) Strategi WO
(Weaknes Opportunities) yakni meningkatkan
loyalitas konsumen dan meningkatkan kualitas
produk serta memperbaiki prosedur pelayanan.
(3) Strategi ST (Strength Treats) terdiri dari
Universitas Sriwijaya
16
Universitas Sriwijaya
17
Kekuatan Peluang
Kelemahan Ancaman
Matriks SWOT
Gambar 2. 1
Kerangka Teori Penelitian Berdasarkan Teori Fredy
Rangkuty dan Freed R. David dalam Analisis SWOT
Universitas Sriwijaya
BAB III
KERANGKA PIKIR DAN DESFINISI ISTILAH
Matriks SWOT
18
Universitas Sriwijaya
19
Tabel 3. 1
Definisi Istiah Analisis Strategi Pelayanan Rawat Inap Kelas III di Rumah Sakit Ernaldi Bahar
NO Variabel Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Indikator
Sesuatu yang menjadi kekuatan Pelayanan R
Sumber Daya yang tersedia
awat Inap RS Ernaldi Bahar dalam yang Wawancara Pedoman Wawanca
Fasilitas yang tersedia
1 Strenght berasal dari lingkungan internal meliputi su mendalam da ra, Perekam Suara,
SOP yang digunkan
mber daya Manusia, Fasilitas, Sarana dan pr n Dokumen Buku catatan
Kualifikasi SDM
asarana, proses kegiatan dan keterampilan.
Sesuatu yang dapat menghambat Pelayanan
Kertebatasan sumber daya
Rawat Inap RS Ernaldi Bahar khususnya Wawancara Pedoman Wawanca
Manusia, Keterbatasan Fasil
2 Weakness dari lingkungan internal meliputi keterbatasa mendalam da ra, Perekam Suara,
itas, Keterbatasan SOP yang
n dalam sumber daya, proses dan keterampil n Dokumen Buku catatan
tersedia
an.
Sesuatu yang dapat menjadi peluang Pelaya
Teknologi yang sedang berk
nan rawat inap Rumah sakit Ernaldi Bahar Wawancara Pedoman Wawanca
embang, Kerjasama dengan
3 Oportunity yang berkaitan dengan lingkungan eksternal mendalam da ra, Perekam Suara,
sektor lain, karakteristik pas
meliputi perubahan teknologi, kerjasama di n Dokumen Buku catatan
ien
Lingkungan luar.
Sesuatu yang dapat menghambat Pelayanan
Wawancara Pedoman Wawanca Kebijakan pemeritah, Pelay
rawat inap Rumah Sakit Ernaldi bahar dalam
4 Threats mendalam da ra, Perekam Suara, anan intansi lain, pertumbuh
memberikan pelayanan yang berasal dari Li
n Dokumen Buku catatan an Ekonomi Masyarakat,
ngkungan Luar seperti
Universitas Sriwijaya
20
Universitas Sriwijaya
21
an Ekonomi Masyarakat,
Strategi WT (Weakness – Threats) ini
Keterbatasan Sumber Daya,
didasarkan pada kegiatan yang bersifat
Wawancara dan Pedoman Keterbatasan Proses. Kebija
Anaslisi Strategi defensif dan berusaha meminimalkan
Telaah Wawancara dan kan pemeritah, Pelayanan in
WT kelemahan yang ada serta menghindari
Dokumen Buku Catatan tansi lain, pertumbuhan Eko
ancaman yang dimiliki oleh pelayanan rawat
nomi Masyarakat,
inap RS Ernaldi Bahar
Rekomendasi strategi yang dapat digunakan
Pengembangan
oleh pelayanan Rawat Inap Kelas III Rumah Hasil Perumusan St Strategi dapat digunakan unt
Strategi Rawat I Matriks SWOT
Sakit Ernaldi Bahar untuk meningkatkan artegi uk Pelayanan Rawat Inap
nap Kelas III
mutu pelayanan yang diberikan
Universitas Sriwijaya
22
BAB IV
METODE PENELITIAN
22
Universitas Sriwijaya
23
Tabel 4. 1
Informan Penelitian Analsisi Strategi Pelayanan Rawat Inap di Rum
ah Sakit Ernaldi Bahar
N Informan Metode Pengumpul Informasi yang ingin dip
O an Data eroleh
1 Kepala Ruang Rawat Wawancara Mendala 1. SDM di pelayanan rawa
Inap kelas III Ruang m t inap
Bangau 2. Keuangan di Pelayanan
Rawat Inap RS Ernaldi
Bahar
3. SOP dan SPM yang dite
rapakan di Pelayanan R
awat Inap RS Ernaldi B
ahar
4. Fasilitas, sarana dan pra
sarana di Pelayanan Ra
wat Inap RS Ernaldi ba
har
5. Perubahan Teknologi di
pelayanan rawat inap ru
mah sakit ernaldi bahar
6. Kebijakan pemerintah y
ang diterapkan di Pelay
anan Rawat Inap rumah
sakit Ernaldi Bahar
7. Pesaing bagi Pelayanan
rawat Inap rumah sakit
Ernaldi Bahar
8. Kekuatan pembeli di pe
layanan rawat inap rum
ah sakit Ernaldi Bahar
Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya
25
Universitas Sriwijaya
26
alam. Pengolahan yang diperoleh dari wawancara mendalam dilakukan dalam bebera
pa tahap sebagai berikut :
a. Mengumpulkan seluruh hasil rekaman wawancara mendalam
b. Mengumpulkan seluruh catatan yang digunakan dalam wawancara mendalam
c. Membuat transkrip hasil wawancara mendalam
d. Mengidentifikasi data-data yang diperoleh
e. Membaca ulang transkip
f. Membuat kata-kata kunci
g. Melakukan pemilihan data dengan mengelompokan data sesuai kategori
h. Mengelompokan ke dalam kategori (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Anca
man)
Pengolahan data yang diperoleh melalui data sekunder berupa Dokumen atau
berkas-berkas dilakukan dengan tahap sebagai berikut :
a. Mengumpulkan seluruh Dokumen atau Berkas-berkas laporan
b. Meringkas dokumen atau berkas – berkas laporan sesuai dengan hasil wawanc
ara
c. Melakukan pemilihan data dengan mengelompokan data sesuai kategori
d. Mengelompokan ke dalam kategori (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Anca
man)
Universitas Sriwijaya
27
Cross Check data dengan fakta dari sumber lain. Dalam Penelitian ini su
mber tersebut adalah berupa informan yang berbeda untuk menggali topik
yang sama.
2. Triangulasi Metode
Peneliti menggunakan dua metode dalam pegumpulan data, yaitu menggu
nakan metode wawancara mendalam, dan Telaah Dokumen.
Universitas Sriwijaya
28
Tabel 4. 2
Matriks SWOT Pelayanan Rawat Inap Kelas III
Matriks SWOT IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
• Unsur-Unsur yang • unsur-unsur yang
EFAS menjadi kekuatan menjadi kelemahan
pelayanan rawat inap pelayanan rawat inap
Rumah sakit Ernaldi Bahar
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
• Unsur-Unsur yang SO (Strengths – Oportunit Strategi WO (Weakness –
menjadi peluang pelayanan y) Strategi ini dibuat Oportunity) ini diterapkan
rawat inap Rumah sakit berdasarkan jalan pikiran berdasarkan pemanfaatan
Ernaldi Bahar pelayanan rawat inap RS peluang yang ada dengan
Ernaldi Bahar yaitu cara meminimalkan
dengan memanfaatkan kelemahan yang dimiliki
seluruh kekuatan (Sumber pelayanan rawat inap RS
daya, proses dan Ernaldi Bahar
keterampilan) dengan
memanfaatkan peluang
untuk memenanagkan
persaingan
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
• Unsur-Unsur yang Strategi ST ( Strenghs – Strategi WT (Weakness –
menjadi Ancaman Threats ) Ini adalah Threats) ini didasarkan
pelayanan rawat inap strategi dalam pada kegiatan yang
Universitas Sriwijaya
29
Universitas Sriwijaya
BAB V
HASIL PENELITIAN
1. Direktur
2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan
a. Bagian Pengembangan
1) Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran
2) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
b. Bagian Keuangan
1) Sub Bagian Perbendaharaan
2) Sub Bagian Tata Usaha Keuangan
c. Bagian Umum dan SDM
1) Sub Bagian Umum dan Perlengkapan
31
Tabel 5. 1
Data kepegawaian Rumah Sakit Ernaldi Bahar berdasarkan jenis pendidikan
No Jenis Pendidikan Jumlah Keterangan
I. Tenaga Medis
A. Dokter
1. Dokter Speasialis Kedokteran Jiwa 8 BLUD 4 Orang
2. Dokter spesialis penyakit dalam 1
3. Dokter Spesialis Kandungan 2
4. Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin 1
5. Dokter Spesialis Syaraf 1
6. Dokter Spesialis Patologi Anatomi 1
7. Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 BLUD 1 Orang
8. Dokter Spesialis Radiologi 1 BLUD 1 Orang
9. Dokter Spesialis Rehabilitas Medik 1 BLUD 1 Orang
10. Dokter Spesialis Anestesi 1 BLUD 1 Orang
11. Dokter Spesialis THT 1
Universitas Sriwijaya
32
D. Perawat Mata
1. Akademisi Refraksionis Optisien 2 BLUD 1 Orang
E. Bidan
1. Sarjana/ DIV Kebindanan 1
2. Akademi Bidan 9 BLUD 2 Orang
II Penunjang Medis
A. Psikologi
1. Psikolog 5
2. Sarjanan Psikologi 4 Honor 1 Orang
BLUD 1 Orang
B. Farmasi
1. Apoteker 3 BLUD Orang
2. Sarjana Farmasi 3
3. Akademi Farmasi 14 Honor 1 Orang
BLUD 5 Orang
4. SMF 4 Honor 1 orang
C. Gizi
1. Sarjana gizi 2
2. DIV Gizi 2
3. Akademi Gizi 5
4. SPAG 2
Jenis Pendidikan Jumlah Keterangan
Universitas Sriwijaya
33
D. Rotgen
1. DIV Radiologi 1
2. Akademi Radiologi 4 Honor 1 orang
BLUD 2 Orang
E. Sanitasi Lingkungan
1. Akademi Kesehatan Lingkungan 6 BLUD 2 Orang
F. Analis Kesehatan
1. Sarjana/DIV Analis Kesehatan 2
2. Akademi Analis Kesehatan
G. Rekam Medis
1. Akademi Rekam Medis 4 BLUD 1 Orang
H. Tehnisi Elektromedis
I. Fisioterapi
1. Akademi Fisioterapi 3
Universitas Sriwijaya
34
BLUD 1 Orang
6. Sarjana Ekonomi/ Akuntasi 10 Honor 5 Orang
BLUD 2 Orang
7. Sarjanan Komputer / sistem 4 Honor 2 Orang
Informasi
8. Sarjana Ilmu Pemerintahan 1 BLUD 1 Orang
9. Sarjana Pendidikan 1
10. Sarjanan Sastra Inggris 1 BLUD 1 Orang
11. D IV Pekerja Sosial 3
12. D III Komp/ Komp. Akuntasi/ M. 5 Honor 3 Orang
Informatika
13. D III Pariwisata 1 BLUD 1 Orang
14. SMA 43 Honor 15 Orang
BLUD 10 Orang
15. STM/ MTs 4 BLUD 2 Orang
16. SMK/SMKK 7 BLUD 6 Orang
17. KPAA 2
18. SMPS 1
19. SMP 3 Honor 2 Orang
20. SD 2 Honor 2 Orang
Sumber: Rumah Sakit Ernaldi Bahar,2018
Universitas Sriwijaya
35
Universitas Sriwijaya
36
k. Pelayanan Keswamas
l. Pelayanan Pendidikan dan Penelitian
m. Pelayanan IPSRS dan Sanitasi
5. Pelayanan yang tidak dilayani dan di rujuk
a. Pelayanan Radioterapi
b. Pelayanan Kedokteran Nuklir
c. Pelayanan Kemoterapi
d. Pelayanan Donor Organ dan Immunosupresi
e. Pelayanan Penggunaan dan Pemberian Darah dan Komponen Darah
f. Pelayanan Kamar Operasi
g. Pelayanan Obstetri dan Ginekologi
Tempat tidur yang tersedia sejumlah 200 tempat tidur yang tersebar di bebera
pa ruang kelas perawatan. Ini sesuai dengan surat keputusan direktur rumah sakit Ern
aldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Nomor: 445/13745/RS.ERBA/2018 tanggal 11
Desember 2018
Tabel 5. 2
Universitas Sriwijaya
37
Universitas Sriwijaya
38
Tabel 5. 3
Karakteristik Informan
No Inisial Jenis Kel Umur Pendidikan T Jabatan
amin erakhir
1 EN P 38 S.Kep + Nerr Kepala Ruangan B
s angau
2 S P 42 S.Kep + Ners Kepala Ruangan M
erpati
Universitas Sriwijaya
39
Kesehatan Nomor 340 tahun 2020 tentang Klasifikasi Rumah Sakit menyebutkan RS
Khusus Jiwa type A memiliki standard yang harus dipenuhi yakni jumlah perawat
berbanding sama dengan jumlah tempat tidur dengan perbandingan 1: 1. Berdasarkan
standard yang dikeluarkan dalam PERMENKES NO.340 Tahun 2020 dapat
dibandingkan dengan hasil penelitian, sehingga dalam segi kuantitas perawat di
Pelayanan Rawat Inap Kelas III belum terrcukupi . Hal tersebut sesuai dengan petika
n wawancara dengan informan sebagai berikut:
….“Kalau satu rumah sakit kan pasti kekuatannya di tenaga medis ya, baik itu
dokter kemudian perawat dan faktor penunjang lainnya seperti farmasi, terus
labor, lab biologi dan sebagainya, psikologi, kalau di rumah sakit jiwa ada
psikologinya sebagai kekuatan kami.. ya. Untuk kelemahan sendiri jumlah
tenaga yang kurang, apalagi dengan kami dengan kapasitas tempat tidur
sebanyak 55 tempat tidur dengan sebelas perawat satu admin. Sebelas perawat
itu termasuk saya sebagai kepala ruang” (EM)
.
….“Kalau petugas, perawat, dokter dan tenaga kesehatan itu menjadi
kekuatan sebetulnya untuk kami disini bisa mengerjakan tugas sesuai dengan
sesuai dengan tupoksi masing-masing. Tapi kelemahannya sumber daya
manusianya kurang gitu, perawatnya kurang jadi kebanyakan kami dinas itu
kadang-kadang cuma berdua, bertiga dengan kapasitas pasien 20 orang,
pasiennya kadang-kadang gak ke pegang, terus tambah lagi kami harus
mengerjakan administrasi juga gitu, jadi ya kelemahannya bisa jadi kelemahan
buat kami juga gitu.”- S
Tabel 5. 4
Universitas Sriwijaya
40
Tabel 5. 5
Jumlah kebutuhan petugas di Pelayanan Rawat Inap Ruang Bangau
Universitas Sriwijaya
41
Perhitungan Cadangan:
= TP x 20% = 16 x 20% = 3
Kesimpulan :
Kebutuhan perawat per hari adalah 16 + 3 = 19 orang
Perawat saat ini di ruang rawat inap bangau 12 orang maka, dibutuhkan 7 orang
perawat untuk memberikan perawatan di ruang rawat inap.
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode Gillies di dapatkan
bahwa pelayanan rawat inap membutuhkan penambahan 7 (tujuh) orang perawat
pelaksana untuk memberikan perawatan di ruang rawat inap kelas III.
Jumlah tenaga perawat yang ada di rawat inap berjumlah 12 orang dengan
kapasitas 55 Tempat Tidur. Jika dibandingkan dengan Permenkes No.340 Tahun
2020 tentang klasifikasi Rumah Sakit. Maka perawat di ruang rawat inap kelas III
belum mencukupi secara aspek jumlah. Maka dari itu dilakukan perhitungan
menggunakan metode gillies yakni sesuai dengan waktu perawatan dan hari kerja
Universitas Sriwijaya
42
selama satu tahun. Maka didapat hasil bahwa pelayanan rawat inap kelas III
menambah 7 orang perawat pelaksana di masing-masing ruang rawat inap.
Tabel 5. 6
Universitas Sriwijaya
43
Tabel 5. 7
B. Keuangan
Selain itu, dalam penyusunan strategi variable keuangan menjadi kekuatan di
mana pelayanan Rawat Inap Ruang Bangau dan Ruang Merpati kelas III dapat melak
ukan pengajuan keuangan terkait sarana dan prasana yang diperlukan di ruangan. Su
mber pendanaan dapat berasal dari APBD dan BLUD. Hal tersebut sejalan dengan ha
sil wawancara
…“Ya jadi ya kita ini ada dana pemprov dan dana BLUD ya, untuk
menjawab sumberdana sendiri itu bisa mengacu ke keuangan. Kita untuk
penunjang baik itu pemberian fasilitas segala macamkan harus ke
keuangan”SM
Universitas Sriwijaya
44
Adapun Kekuatan dan Kelemahan Keuangan Rawat Inap Kelas III Rumah
Sakit Ernaldi Bahar dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 5. 8
Universitas Sriwijaya
45
… “Kalau itu ya jadi peluang sih kayak … kan? Itu alat kejang listrik, jadi
peluang buat rumah sakit ini untuk terapi yang lebih baik gitu” S
Bangunan gedung rawat inap bangau memiliki gedung yang menjadi kelemahan,
dimana gedung sudah mulai bocor dan mengalami kerusakan. Lokasi rawat yang
berisiko banjir saat musim hujan. Hal ini sejalan dengan petikan wawancara informan
…“kelemahan ni karna kita berdiri di rumah sakit pemprov.bangunan yang
kurang sekarang. Sekarang kan bangunan banyak yang bocor ya, Satu sisi lagi
ya kita dari lingkungan berdampak banjir, seperti itu. Karna kan kita memang
titik terendah Jadi kita ketika hujan, hujan sedikit aja udah banjir. Aksesnya,
jadi perjalanan kita untuk kemana sulit seperti itu” EM
Universitas Sriwijaya
46
dengan di bangun kolam retensi. Sehingga ini menjadi kekuatan bagi Rawat Inap
Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Bangunan Pelayanan Rawat Inap Merpati kelas III Rumah Sakit Ernaldi Baha
r memiliki kelemahan, yakni masih tergabung ruangan tindak pasien dan ruang
perawatan. Dari segi bentuk, bangunan dapat memungkinan pasien untuk lari dan mel
ukai diri sendiri. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan informan:
…“Banyak kelemahannya terutama dalam bentuk bangunan, ada ruangan
pengorbid yang bercampur dengan ruangan-ruangan pasien jadi keluarga-
keluarga yang menunggu harus bercampur di dalam. Terus ada bentuk
bangunan yang memungkinkan pasien bisa lari termasuk pelapon yang rendah,
Terus tralis di sini bisa dirusak pasien, jadi beresiko pasien lari habis itu
beresiko juga pasien buat menciderai diri sendiri”S
Berdasarkan hasil observasi diketahui ada 143 TT yang terbagi di kelas Pera
watan Rawat Inap kelas III terbagi dalam 3 Ruang kelas perawatan. Pasien pada rawa
t inap dikategorikan berdasarkan jenis kelamin. Rawat Inap kelas III Memiliki 143
TT, Jumlah Tempat tidur rawat inap kelas III telah mencukupi (Lihat Tabel 5.2).
Adapun Kekuatan dan Kelemahan Sarana Prasarana Rawat Inap Kelas III
Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 5. 9
Hasil Reduksi terkait Kekuatan Sarana dan Prasarana Rawat Inap Kelas III
Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan
Kekuatan
a. Rawat Inap Kelas III Rumah b. Memiliki Tempat Tidur di
Sakit Ernaldi Bahar memiliki setiap ruang perawatan
Tempat Tidur disetiap ruang dengan kapasitas 55
rawat inap dengan kapasitas Tempat Tidur
Universitas Sriwijaya
47
55 Tempat Tidur.
b. Rawat Inap Kelas III c. Memiliki alat ECT untuk
memiliki alat terapi kejang Terapi
listrik atau ECT, dan
Sterilizator
c. Rawat Inap Kelas III d. Alat yang tersedia di
Memiliki Alat Kesehatan Rawat Inap meliputi
yang tersedia di Ruang Timbangan, Thermometer,
Rawat Inap meliputi Sfigmomanometer
Timbangan, Thermometer,
Sfigmomanometer
d. Memiliki Kolam Retensi e. Kolam retensi sebagai
sebagai pencegahan dalam pencegahan mengatasi
mengatasi banjir di musim banjir di Rumah Sakit
penghujan
Kelemahan a. Bangunan gedung Rawat a. Bagunanan gedung rawat
Inap Kelas III Rumah Sakit inap mudah dirusak pasien
Ernaldi Bahar yang mudah d dan memungkinkan pasien
irusak pasien dan memungki lari serta melukai diri
nkan pasien lari serta melukai sendiri.
diri sendiri.
b. Bangunan gedung Rawat b. Bagunan gedung rawat
Inap Kelas III sudah inap mengalami kerusakan
mengalami kerusakan seperti pelapon
Pelapon gedung yang sudah b
ocor.
Universitas Sriwijaya
48
Dengan memiliki SOP,SPM dan Alur Masuk pasien menjadi kekuatan bagi R
uang Rawat Inap Merpati dalam melaksanakan pelayanan. Namun, Pelaksanaan dari
petugas terhadap Alur Masuk Pasien masih menjadi kelemahan. Hal ini sesuai petika
n wawancara dengan informan sebagai berikut:
…“Eeee, kalau SOP tu sudah menjadi kekuatan sebetulnya buat kami tapi ya
masi ada yang kadang-kadang terlewatkan tidak dijalankan sesuai SOP. Kalau
kami diruangan sih sudah berusaha untuk menjalankan semuanya dengan
SOP. Tapi terkadang terbentur ada kendala-kendala yang menurut kami tidak
sejalan dengan SOP gitu. Terus kalau alur pasien masuk, alur pasien masuk itu
menurut kami terkadang membingungkan kami gitu, ini pasien harus masuk
umum atau harus masuk jamsoskes, bagaimana alurnya gitu. Itu aja penentuan
pasien masuk itu, ini pasien layak masuk jamsoskes atau pasien layak masuk
umum gitu” S
Berdasarkan hasil Observasi Ruang Rawat Inap Bangau dan Ruang Rawat Ina
pMerpati telah memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
Universitas Sriwijaya
49
Gambar 5. 1
Struktur Organisasi Rawat Inap Kelas III Rum
ah Sakit Ernaldi Bahar
Sumber : Rumah Sakit Ernaldi Bahar, 2020
Berdasarkan hasi telaah dokumen, Ruang Rawat Inap kelas III Memiliki
SPO/SPM yang dilaksanakan dalam pengorganisasian Rawat Inap Kelas III. Adapun
SPO/SPM tersebut:
1. Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit
a. Standar I : Hak Pasien
b. Standar II : Mendidik Pasien dan Keluarga
c. Standar III : Keselamatan Pasien dalam kesinambungan pelayanan
d. Standar IV : Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja
untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien.
e. Standar V : Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien
f. Standard VI : Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Standar VII : Komunikasi merupakan kunci bagian staf untuk
mencapai keselamatan pasien.
Universitas Sriwijaya
50
Berdasarkan hasil Penelitian Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
menjadi satu-satunya rawat inap khusus jiwa di Sumatera Selatan Sehingga ini menja
di kekuatan bagi Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dalam memberikan
Mutu pelayanan kepada pasien. Hal tersebut didukung dengan petikan wawancara seb
agai berikut:
“…Kalau rawat inap ya cuma satu-satunya di sini ya hahhahah. Peluang ya,
kalau kami peluang karena pasti orang larinya ke kami. Kan kita juga
Sumatera Selatan, Sumbagsel bukan cuman hanya Palembang saja.” EM
…“kalau menurut kami peluang, karena kami rumah sakit jiwa yang satu-
satunya di Sumsel. Menurut kami itu peluang! Peluang ya” S
Tabel 5. 10
Hasil Reduksi terkait Kekuatan dan Kelemahan Manajemen Organisasi Rawat
Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan
Universitas Sriwijaya
51
E. Kebijakan
Kebijakan pemerintah terhadap system berjenjang pelayanan JKN-KIS yang d
ikelola oleh BPJS menjadi kelemahan bagi pelayanan rawat Inap Ruang Bangau dan
Merpati. kelemahan dapat berupa pasien datang ke Rumah Sakit Ernaldi Bahar
dalam kondisi yang sudah berat sehingga dapat menghambat pemberian perawatan
kepada pasien. Hal ini sesuai petikan wawancara dengan informan sebagai berikut:
Universitas Sriwijaya
52
…“Kalau kami bpjs, bpjs penunjang dari fase satu ke tipe C, tipe C kemudian
ke tipe B, tipe B gada terlewati aja seperti itu. Ancaman, sedikit ancaman bagi
kami ketika di fakses pelayanan tipe C tidak ada obatnya tetap diberikan obat
yang berbeda. Itu ancaman bagi kami, pasien bisa mengulang, kalau gak cocok
pasti bisa mengulang ke kami. Masuk lagi ke rawat inap, harusnya kan mereka
bisa, apa namanya care, apa maksudnya bisadirawat di rumah lebih lama, tapi
karena obatnya diganti di fakses C, bisa mengulang masuk ke tipe A..EM
…“Kalau kami sih ya bisa jadi ancaman itu, ancaman pasien jadinya
minimal kesini kan untuk hal-hal tertentu aja dia kesini yang tidak bisa diatasi
oleh pukesmas maupun rumah sakit tipe yang dibawah tipe kami kek gitu kan.
Itu ancaman kalau buat kami” S
Tabel 5. 11
Hasil Reduksi terkait Peluang dan Ancaman dari Kebijakan BPJS Rawat Inap
Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan
Peluang a. .Rumah Sakit Ernaldi Bahar a. Merupakan Rumah Sakit
Universitas Sriwijaya
53
Universitas Sriwijaya
54
Sakit dari Komisi Akreditasi Rumah sakit dengan tingkat kelulusan “Paripurna” dala
m pemenuhan standard Akreditasi Rumah Sakit (Renstra RS Ernaldi Bahar, 2019).
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan
Kekuatan a. Rawat Inap Kelas III a. Memiliki Bangunan Rawa
memiliki bangunan tersendiri t Inap Rumah Sakit Ernal
untuk rawat inap pasien. di Bahar yang sudah
Bagunan tersebut sudah mendapat izin operasional
memdapat izin operasional b. Akreditasi tingakat
yang tertuang dalam keputus kelulusan “Paripurna”
an kepala badan Koordinasi p
enanaman Modal Republik In
donesia nomor 6/1/10/KES/P
MDN/2017
b. Mendapat Akreditasi dengan
tingakat kelulusan
“Paripurna”
A. Pesaing
Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar menjadi satu-satunya rawat i
nap khusus jiwa di Sumbagsel. Sehingga ini menjadi peluang bagi Rawat Inap Kelas I
II Rumah Sakit Ernaldi Bahar dalam memberikan Mutu pelayanan kepada pasien. Hal
tersebut didukung dengan petikan wawancara sebagai berikut:
“…Kalau rawat inap ya cuma satu-satunya di sini ya hahhahah. Peluang ya,
kalau kami peluang karena pasti orang larinya ke kami. Kan kita juga
Sumatera Selatan, Sumbagsel bukan cuman hanya Palembang saja.” EM
…“kalau menurut kami peluang, karena kami rumah sakit jiwa yang satu-
satunya di Sumsel. Menurut kami itu peluang! Peluang ya” S
Adapun Peluang dan Ancaman Pesaing Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Ernaldi Bahar dapat dilihat pada table berikut ini:
Universitas Sriwijaya
55
Tabel 5. 12
Hasil Reduksi terkait Peluang Pesaing Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Ernaldi Bahar
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan
Peluang F. Rumah Sakit Ernaldi a. satu-satunya rumah sakit
Bahar merupakan satu-satunya yang menydiakan pelayanan
Rumah Sakit khusus yang rawat inap khusus jiwa di
menyediakan Pelayanan Rawat Sumatera Selatan
Inap Khusus Jiwa di Sumatera
Selatan
G. Merupakan Rumah Sakit mili Pelayanan Rawat Inap khusus
k Pemerintah Provinsi Sumater Jiwa Kelas III Milik
a Selatan yang menawarkan pe pemerintan Provinsi Sumatera
layanan Rawat Inap Kelas III Selatan
Universitas Sriwijaya
56
Tabel 5. 13
Hasil Reduksi terkait Peluang dan Ancaman Rawat Inap Kelas III Rumah
Sakit Ernaldi Bahar
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan
Peluang a..perubahan teknologi kesehatan Perubahan Teknologi
sejalan dengan perawatan yang Kesehatan menjadikan Rawat
diberikan oleh Rawat Inap Kelas Inap RS Ernaldi Bahar dikena
III dimana perubahan perubahan l dengan kemajuan IPTEK
teknlogi kesehatan seperti alat
medis, obat-obatan dapat
membuat Rawat Inap dikenal
dengan kemajuan IPTEK
C. Aksesbilitas Masarakat
Pasien di rawat inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar menjadi peluang ba
gi Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Hal ini ditunjukan dalam wawanc
ara sebagai berikut:
…“Sedangkan dengan pasien sendiri ini pasien kelas III bpjs, semua dari
bpjs Sedikit ancaman bagi kami, pasien yang datang itu kebanyakan putus obat
bukan yang pasien-pasien baru. Putus obatkan salah satu, berarti ada
koordinasi yang berjenjang antara tadi yang saya ceritakan berarti apa tidak
jalan seperti itu, atau keluarga yang tidak patuhan. Jadi fifty-fifty, kalau kami
sih peluang sama ancaman masih ada ancaman. Kayak 55 pasien ini, sekarang
ini pasien 30 itu rata-rata pasien dengan putus obat. Pasien yang gak cocok
dengan obat yang diberikan seperti itu. Jadi jarang ya pasien yang baru bener
jarang” EM
…“Kalau kemampuan daya beli pasien itu bisa menjadi ancaman dan bisa
menjadi peluang. Yang masalahnya pasien-pasien ada yang tidak mampu
karena inikan berkelanjutan …. ini. Jadi mereka ndak mampu lagi bayar
begitu, tetapi ada juga pasien-pasien yang mereka oke saja untuk bisa bayar
gitu. Tapi kebanyakannya, karena ini berkelanjutan dan membutuhkan
Universitas Sriwijaya
57
Adapun Peluang dan Ancaman dari akses masyarakat Rawat Inap Kelas III
Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 5. 14
Hasil Reduksi terkait Peluang dan Ancaman dari kekuatan pembeli
Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Topik Analisis Jawaban Kesimpulan
Peluang a. Dengan adanya pasien dapat a. Pasien yang masuk dapat
meningkatkan Jumlah BOR dan meningkatkan Jumlah BOR
Pemasukan bagi Rawat Inap dan dan Pemasukan
Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Ancaman a.. Perawatan yang harus a.. biaya yang cukup besar
dilakukan terus-menerus dan dan waktu perawatan yang
jangka panjang dapat membebani berkelanjutan dapat
ekonomi keluarga dikarenakan membebani ekonomi keluarga
harga yang besar.
Universitas Sriwijaya
58
5.3. Matriks SWOT Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Dalam merumuskan penyusunan materi berdasarkan hasil reduksi wawancara dengan informan dan telaah dokumen yang
dilakukan. Setelah didaptkan faktor-faktor penentu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman maka disusulah kemungkinan
strategi yang dapat dijadikan alternatif pengembangan stretegi. Adapun matriks yang dapat digunakan dalam pengembangan Str
ategi Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar adalah sebagai berikut:
Tabel 5. 15
Matrik SWOT Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Strength (S) Weakness (W)
1. Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit 1. Kurangnya jumlah perawat di ruang
Faktor Internal Ernaldi Bahar sudah memiliki 8 Dokter rawat inap kelas III
Spesialis Jiwa. 2. Bagunanan gedung rawat inap
Pelayanan Rawat 2. Perawat di Ruang Rawat inap mudah dirusak pasien dan
diikutsertakan dalam pelatihan memungkinkan pasien lari serta
Inap Kelas III Rumah 3. Memiliki SOP/SPM di Pelayanan Rawa melukai diri sendiri
Sakit Ernaldi Bahar t Inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar. 3. Bagunan gedung rawat inap
4. Rawat Inap Kelas III memiliki Struktur mengalami kerusakan plafon
Organisasi yang jelas 4. Bangunan yang berdampak banjir
5. Rawat Inap Kelas III Sudah menerapkan saat musim penghujan
SIMRS dalam tugas administrasi 5. Ketidakpahaman petugas dalam
Faktor Eksternal ruangan SOP/SPM dan Alur masuk pasien
Pelayanan Rawat 6. Memiliki ruang rawat inap dengan 6. System berjenang BPJS yang
kapasitas setiap ruang perawatan mengarusakan ke FKTP 1 dapat
Inap Kelas III Rumah dengan 55 Tempat Tidur menyebabkan pasien yang dirujuk
7. Memiliki alat ECT untuk Terapi pasien dalam kondisi gangguat berat
Sakit Ernaldi Bahar 8. Alat yang tersedia di Rawat Inap .
Universitas Sriwijaya
59
1. Rawat Inap Kelas III memiliki 1. Memberikan Pelatihan Perawat 1. Menjalin kerjasama dengan sector lain u
bangunan tersendiri untuk 2. Meningkatkan pelayanan Administrasi b ntuk menambah sarana dan prasarana
rawat inap pasien. Bagunan erbasis Teknologi sebagai peningkatan 2. Pembangunan/ Renovasi bangunan
tersebut sudah memdapat izin dalam pelayanan organisasi Rawat Inap kelas III yang mengalami
3. Memaksimalkan pelayanan kesehatan kerusakan.
operasional yang tertuang
Rumah Sakit berbasi web (Online) oleh 3. Menganalisis beban kerja masing-masin
dalam keputusan kepala badan petugas yang terampil g petugas, khususnya pada petugas
Koordinasi penanaman Modal 4. Memaksimalkan dukungan jaminan karyawan agar dapat dilakukan
Republik Indonesia nomor 6/1/ sharing antara Pemerintah Provinsi dan penambahan jumlah personil dengan
10/KES/PMDN/2017 Pemerintah Daerah dalam pendataan membuka lowongan pekerjaan.
2. Kemajuan Teknologi Kesehatan pasien yang belum menjadi peserta 4. Mengadakan pelatihan bagi petugas sep
menjadikan Rawat Inap RS Ernal BPJS. erti dokter, perawat dan penunjang medi
Universitas Sriwijaya
60
di Bahar dikenal dengan kemajua 5. Meningkatkan citra Rumah Sakit s dalam pelaksanaan SOP/SPM yang bai
n IPTEK dimasyarakat dengan melakukan k dan tepat
3. Pasien yang melakukan promosi baik melalui web atau 5. Peningkatan efisiensi dan efektifitas
kunjungan dapat meningkatkan mengadakan kegiatan pada hari besar pembiyaan pelayanan kesehatan melalui
Angka BOR dan Pemasukan Kesehatan Jiwa penjaminan biaya kesehatan.
1. Perawatan yang harus dilakukan 1. Mengadakan Promosi kepada Masyarak 1. Melakukakan telaah bersama dengan ma
terus-menerus dan jangka panjang at terkait Rumah Sakit Ernaldi Bahar najerial terkait kendali biaya
dapat membebani ekonomi keluarga 2. Penentuan tarif pelayanan Rawat Inap 2. Melakukan pemeliharaan secara rutin
dikarenakan harga yang besar. disesuaikan dengan kemampuan dengan terhadap sarana dan prasarana.
2. Berkembangan stigma negative di memonitor pendapatan RS, LOS dan Unit 3. Melakukan koordinasi dengan Fasilitas
masyarakat tentang Rumah Sakit Cost Kesehatan primer terkait diagnose
khusus jiwa pasien
Universitas Sriwijaya
61
5.4. Rekomendasi Pengembangan Strategi Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Ernaldi Bahar
Universitas Sriwijaya
62
Universitas Sriwijaya
63
BAB VI
PEMBAHASAN
6.
Universitas Sriwijaya
64
6.2. Pembahasan
B. Keuangan
Manajemen keuangan adalah suatu proses perencanaan dalam memenu
hi kebutuhan organiasi untuk melakukan aktifitas organiasi. Menurut Prita Hz
ari Ghozie, perencenaan keuangan adalah sebuah proses di mana seseorang at
au individu berusaha untuk memenuhi tujuan-tujuan finansialanya melalui pen
gembangan dan implementasi dari sebuah rencana yang komperhensif dan per
encanaan keuanagn yang baik akan menghasilkan sebuah rencana keuangan y
ang jelas dan memnudahkan keuangan yang dapat menunujukka kemana arah
kondisi keuangan individu berjalan. Dalam penelitian perencanaan keuangan r
awat inap adalah proses memenuhi kebutuhan pengembangan pada ruangan r
awat inap.
Universitas Sriwijaya
66
pemerintah daerah. Pada penelitian ini Rawat Inap Rumah sakit Ernaldi Bahar
memiliki 200 TT yang tersebar dalam 4 kelas. Ruang Rawat inap kelas III
telah mencukupi dalam jumlah tempat tidur kuantitas tempat tidur Kelas III
adalah sebanyak 143 TT dari 200 TT. Sesuai dengan standard yang ditetakan
Menteri Kesehatan maka Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
telah sesuai dengan standard. Hal ini menunjukkan bahwa Tempat Tidur
Rawat Inap Kelas III dapat menjadi kekuatan dalam hal sarana.
PERMENKES 340/MENKES/PER/III/2010 menyebutkan bahwa Alat
medis yang harus dimiliki Suction, Sterilizator dan ECT (Electronic
Convulsion Therapy). Dalam penelitian ini Rawat Inap telah memiliki alat
tersebut yang ditunjukkan dalam wawancara bersama informan. Dengan
tersedianya Peralatan medis maka menambah kekuatan dari segi sarana yang
diberikan oleh Sarana. Dengan Sarana yang dimiliki dapat memudahkan petug
as medis dalam memberikan perawatan kepada pasien. Sehingga, ini dapat me
njaga keselamatan pasien dan meningkatkan mutu pelayanan Rawat Inap Kela
s III Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Upaya yang dapat dilakukan agar sarana
rawat inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat terus menjadi kekuatan
adalah dengan melakukan perawatan secara berkala dan memberikan SOP
khusus dalam menggunkan sarana yang ada.
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama ters
elenggaranya suatu proses usaha yang berhubungan dengan benda-benda yang
tidak bergerak seperti ruang, gedung, tanah dan kantor (KBBI,2020).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/
PER/III/2010 mendefinisikan Prasarana adalah benda maupun jaringan/Intansi
yang membuat suatu sarana yang ada. Berdasarkan penelitian ini, Rawat Inap
kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar memiliki prasarana yang membantu
terjalananya sarana, yakni Penunjang Medik. Pelayanan penunjang medik
meliputi Intalasi Gizi, Intalasi Farmasi, Intalasi Laundry dan Intalasi
Laboratorium serta Lokasi Bagunan Rawat Inap mudah dijangkau oleh penu
njang medik. Hal ini sejalan dengan Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit
Universitas Sriwijaya
68
Ruang Rawat Inap (KEMENKES, 2012) yang mana mengatakan bahwa Ruan
g Rawat inap harus mudah aksesbilitas dengan penunjang medik lainnya sehin
gga dapat memudahkan dalam melakukan tindakan kepada pasien.. Gedung R
uang Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar memiliki 1 lantai, beber
apa bangunan gedung sudah mengalami kebocoran pada plafon atas. Hal ini m
enjadi sebuah kelemahan bagi rawat inap kelas III Rumah Sakit yang dapat m
enghambat tindakan dan atau dapat melukai pasien dan petugas medis. Pada p
enelitian di Ruang Bangau lokasi bangunan gedung memiliki risiko tinggi ban
jir dikarenakan kondisi lingkungan yang lebih rendah, hal ini berdampak kepa
da pelaksanaan di ruang rawat inap dalam melakukan tindakan dan perawatan
kepada pasien.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kelemahan adalah
dilakukan pembangunan atau renovasi terhadap bagunan yang sudah
mengalami kerusakan. Pelayanan rawat inap kelas III dapat melakukan
pemeliharaan secara berkala agar saranan dan prasarana dapat digunakan
dengan tepat.
Universitas Sriwijaya
69
Pada penelitian ini, Rawat Inap Kelas III Memiliki SOP/SPM sebagai pedom
an Rawat Inap Kelas III dalam memberikan pelayanan bagi pasien dan melaksankan
kegiatan organisasi. SOP/SPM yang dimiliki oleh Ruang Rawat Inap Kelas III antara
lain Standar Keselamatan Pasien dengan 6 standar dan Standar Keselamatan Kerja.
Dengan adanya pedoman seperti Standar Operasional Prosedur/ Standar Pelaksana M
edis dapat menjadikan kekuatan bagi Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar.
Tanpa SOP perusahaan tidak memiliki suatu media sebagai pedoman yang pasti, dan
peluang ketidakpastian dalam menjalankan proses-proses aktivitas perusahaan sangat
mungkin terjadi sehingga kualitas kinerja perusahaan tidak maksimal (Doddy, 2018).
SOP Merupakan pedoman tertulis dalam menggerakan suatu organisasi, pada Inap Ke
las III Rumah Sakit Ernaldi Bahar memiliki Pedoman Pelaksana Rawat Inap, Alur Ma
suk Pasien, Standar keselamatan pasien, standard keselamatan kerja dan Standar Pela
yanan Medis yang menjadikan Rawat Inap Kelas III dapat sesuai memberikan Pelaya
nan dan mengatur Ruang Rawat. Sejalan dengan PERMENPAN No.PER/21/M-PAN/
11/2008 SOP dapat memberi manfaat sebagai standarisasi cara yang dilakukan petuga
s dalam menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan kelalaian serta d
apat menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan baik. Namun,
dalam pelaksanaannya SOP/SPM masih terjadi tumpang tindih, Kelalaian serta kebin
ggungan diantara petugas. Hasil Penelitian menenujukkan masih ada ketidakpahaman
dari petugas dalam melaksanakan SOP/SPM di pelayanan rawat inap kelas III hal ini
diperkuat dalam wawancara bersama informan bahwa pelaksanaan SOP/SPM pada R
awat Inap Kelas III ini terdapat kurang pahamnya dari personil. Mengatasi
ketidakpahaman dari petugas dalam melaksanakan SOP/SPM petugas dapat
diikutsertakan dalam Pelatihan SOP/SPM dalam Pelayanan Rawat Inap khusus Jiwa.
Organisasi adalah bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang melakukan i
nteraksi dan bekerjasa sama berdasarkan hubungan kerja serta pembagian kerja serta
pembagian kerja dan aktivitas yang tersusun secara hierarki dalam suatustruktur untu
k mencapai serangkaian tujuan. Menurut Gitosudarmo dan Sudita (2010) organisasi a
dalah suatu sistem yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok
orang untuk mencapai suatu tujuan. Organisasi kesehatan merupakan suatu aktivitas
Universitas Sriwijaya
70
melakukan pelayanan kesehatan dengan salah satu tujuan yaitu memberikan sistem ke
sehatan yang bermutu, berkualitas dan fleksibilitas. Struktur Organisasi Rawat Inap
Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat memberikan kejelasan tupoksi pada
masing – masing petugas di pelayanan Rawat Inap. Menurut Robbins dan Coulter,
Struktur Organisasi adalah kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka
tersebut tugas-tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasi.
Dalam penelitian ini Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar memili
ki struktur organisasi yang terdiri dari Kepala Intalasi Rawat Inap, Kepala Ruang Ra
wat Inap, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana. Dapat dilihat bahwa Rawat Inap Kelas
III Rumah Sakit Ernaldi Bahar memiliki pembagian yang jelas antar masing-masing
petugas. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas di Rawat Inap Kelas III Rumah
Sakit Ernaldi Bahar dapat menjadikan kekuatan dalam melaksanakan tugas dan fungs
i organisasi. Agar Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat terus
menjalankan fungsi organisasi dan memberikan pelayanan yang bermutu petugas
dapat diberikan reward terhdap kinerja yang sudah diberikan. Petugas Rawat Inap
kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat mengadakan seminar seminar terkait
pembagian tugas dan Fungsi Rawat Inap Rumah Sakit Khusus Jiwa.
Universitas Sriwijaya
71
Nasional. Di dalam permenkes ini menjelaskan adanya rumah sakit yang men
jadi Baik Rujukan Nasional, Rujukan Provinsi dan Rujukan Regional.
Dalam penelitian ini adanya kerjasama anatara Rumah Sakit dan BPJS
Kesehatan dalam menangani rujukan pasien. Adanya kerjasama dengan BPJS
atau Badan Asuransi lainnya dapat menjadi sebuah peluang bagi Rumah Sakit
(Moh. Amin, 2015) Kerjasama ini diperkuat juga dengan dukungan
pemerintah daerah dengan BPJS Kesehatan dalam jaminan sharing
pembayaran bersama pemerintah provinsi dan pemerintah daerah untuk
masyarakat yang belum menjadi peserta JKN/KIS.. Hal ini menjadi peluang
bagi pelayanan rawat inap agar dapat memberikan pelayanan prima kepada
pasien. Dengan adanya koordinasi dan kerjasama seperti ini juga dapat
menambah pemasukan Rumah Sakit serta meningkatkan citra rumah sakit
sebagai pusat rujukan.
Dalam Penelitian ini Rumah Sakit Ernaldi Bahar menjadi Rujukan Pro
vinsi, hal ini tentu menjadi peluang bagi Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Er
naldi untuk dapat memberikan pelayanan terbaik bagi pasien dan dikenal oleh
masyarakat luas. Namun, sistem berjenjang ini menjadi ancaman bagi Rawat I
nap dikarenakan pasien yang datang hanya dengan kondisi yang sudah
berat/kronis dan terkadang pasien lama yang mengulang kembali. Kondisi ini
menjadi ancaman dalam pemberian pengobatan dan perawatan yang dapat
membahayakan pasien. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir hal
ini dapat berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan pertama terkait diagnosis
rujukkan pasien.
B. Pesaing
Dalam persaingan kita mengenal istilah “pesaing” yaitu perusahaan ya
ng menghasilkan atau menjual barang atau menjual barang atau jasa yang sam
a atau mirio dengan produk yang kita tawarkan. Pesaing suatu perusahaan dap
at dikategorikan pesaing yang kuat dan pesaing yang lemah atau ada pesaing y
ang dekat memiliki produk sama atau memiliki yang mirip. Untuk mencapai k
Universitas Sriwijaya
72
eunggulan bersaing, intansi harus mampu mengenali berbagai unsur dasar unt
uk mencapai keunggualan seperti harus mampu menghasilkan produk atau jas
a rendah biaya sehingga strategi dalam menentapkan harga tidak terlalu tinggi
dibandingkan dengan produk atau jasa para pesaing. Selanjutnya yang harus d
iupayakan agar produk atau jasa pesaing dengan para competitor adalah diupa
yakan produk atau jasa dapat menyenangkan konsumen. Rawat Inap Rumah S
akit Ernaldi Bahar meberikan jasa yang berupa perawatan terhdap pasien deng
an memanfaatkan sumber daya yang ada. Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Ernaldi Bahar merupakan satu-satunya Rumah Sakit yang menawarkan rawat
Inap khusus jiwa di Sumatera Selatan. Hal ini ditunjukkan pada wawancara de
ngan informan. Dengan menjadi rawat inap satu-satunya dapat menjadikan pel
uang bagi rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Alat kesehatan yang baik serta terjamin aman dan bermutu. Perubahan Teknol
ogi Kesehatan memberikan risiko baik yang menguntungkan dan mengancam.
Pada penelitian ini dengan adanya perubahan teknologi Kesehatan seperti peru
bahan Alat konveksional menjadi digital tentu saja mempercepat pelayanan ya
ng diberikan kepada pasien. Namun ada pula yang mengacam seperti alat yan
g mudah rusak dan membutuhkan kalibrasi yang intens. Menyikapi perubahan
teknologi kesehatan yang terjadi terus menerus harus menyiapkan Rawat Inap
Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar agar dapat terus memberikan pelayanan
kesehatan. Dalam upaya tersebut Rawat Inap Kelas III dapat menambah Alat-
Alat Medis, Obat-Obatan ataupun pembaharuan Perangkat Sistem Kesehatan.
Rawat Inap Kelas III dapat menjalin kerjasama dengan intansi serupa yang
memiliki alat-alat medis terbaharukan, sehingga Rawat Inap Kelas III Rumah
Sakit Ernaldi Bahar dapat terus memberikan pelayanan yang bermutu.
D. Kekuatan Pembeli
Kekuatan pembeli dapat didefinisikan sebagai kekuatan posisi tawar at
au kekuatan pengimbang. Dapat diartikan juga kekuatan pembeli sebagai keku
atan permintaan harga yang lebih rendah, yang meliputi pengertian yaitu 1). K
ekuatan pembeli lebih luas daripada kekuatan monopsony. 2). Kekuatan pemb
eli lebih daripada kemmampuan untuk mengurangi harga (Chen 2008). Dodd
dan Asfaha (2008) mendefinisikan kekuatan pembeli sebagai 1). Kekuatan pe
mbeli adalah ketika Perusahaan memiliki posisi dominan sebagai pembeli bar
ang atau jasa atau karena memiliki keunggula strategis dan pengungkit timbul
nya pendapatan (leverage) sebagai akibat skala usahanya atau karakteristik lai
n, sehingga memperoleh syarat-syarat transaksi perdagangan yang lebih meng
untungkan dari pemasok daripada pembeli lainnya (OECD 1981). Kekuatan p
embeli adalah kemampuan pembeli untuk mengurangi harga penjualan pemas
ok, sehingga mengutungkan pembeli untuk mengurangi harga penjualan pema
sok, sehingga menguntungkan pembeli untuk memperoleh syarat-syarat perda
Universitas Sriwijaya
74
Universitas Sriwijaya
75
Universitas Sriwijaya
76
Universitas Sriwijaya
77
juga bermanfaat bagi petugas agar sesuai dengan standar dalam memberikan
pelayanan
Universitas Sriwijaya
80
Universitas Sriwijaya
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian analisis hasil Analisis SWOT dalam penyusunan
strategi pelayanan rawat inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat disimpulkan
bahwa Pelayanan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah mampu
untuk melaksankan pelayanan rawat inap. Berdasakan Analisis SWOT, perumusan
strategi yang dapat dilakukan terbagi dalam 4 strategi, Strategi SO, ST, WT dan WO.
Adapun faktor – faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
sebagai berikut:
1. Kekuatan yang dimiliki Pelayanan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernald
i meliputi, Jumlah Dokter Spesialis jiwa, Perawat yang diikutsertakan dalam
pelatihan, menerapkan SIMRS, memiliki sarana dan prasarana yang sesuai
dengan standard akreditasi rumah sakit, Jumlah tempat tidur yang sesuai
standard, adanya kerjasama dengan BPJS Kesehatan, dan dukungan
pemerintah daerah terhadap pembayaran bersama.
2. Kelemahan yang dimiliki pelayanan rawat inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi
Bahar meliputi kurangnya jumlah perawat di ruang rawat inap, bagunan yang
sudah mulai rusak dan mudah dirusak pasien, dan ketidakpahaman petugas
dalam menjalankan SOP/SPM.
3. Peluang yang dimiliki pelayanan rawat inap kelas III Rumah Sakit Ernaldi
Bahar meliputi Memiliki izin operasional yang tercatat dalam____,
terakreditasi dengan predikat A Paripurna, mendukung untuk kemajuan
Teknologi kesehatan dan pasien yang berkunjung dapat meningkatkan jumlah
BOR
4. Ancaman yang dimiliki Pelayanan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi
Bahar adalah perawatan yang berkelanjutan membuat beban bagi ekonomi
keluarga dan menjadikan aksesbikitas masayarakat kepada rumah sakit
menjadi rendah.
82
7.2. Saran
Rekomendasi atau saran yang dapat diberikan bagi pihak Rumah Sakit Ernaldi
Bahar berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan analisis beban kerja terhadap perawat sehingga dapat menjadi
dasar kebijakan mengadakan rekrutmen tenaga perawat. perencanaan
kebutuhan tenaga perawat agar dapat dipersiapkan sehingga dapat melayani
pasien dengan optimal.
2. Melakukan renovasi terhadap bangunan yang sudah mengalami kerusakan.
Pemeliharaan secara berkala diperlukan agar bagunan rawat inap dapat terjaga
dan tidak menghambat perawatan pasien.
3. Meningkatkan pelayanan berbasis teknologi sebagai bentuk pemasaran dan
penyebaran informasi terkait pelayanan yang ada di Rumah Sakit Ernaldi
Bahar.
4. Melakukan survei terhadap kemampuan membayar masyarakat guna
memperoleh angka pasti dalam menetapkan tarif pelayanan rawat inap kelas
III.
Universitas Sriwijaya
1
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2005. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Tipe B
dan A. Depkes RI. Jakarta
Universitas Sriwijaya
2
Permatasari, Citra Ayu., Iwan S., Najmah : 2013 : Rencana Strategis Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang Tahun 2013: Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Sriwijaya.
Rangkuti, Freddy. (2008). Analisis SWOT. Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan
Kelima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Rangkuti, Fredy, 2015, Analisis SWOT, Cetakan ke Tujuh Belas. Gramedia, Jakarta.
RS Ernaldi Bahar. 2013. Rencana Strategis Rumah Sakit Ernaldi Bahar Sumatera Sel
atan. Palembang: Rumah Sakit Ernaldi Bahar
RS Ernaldi Bahar. 2019. Rencana Strategis Rumah Sakit Ernaldi Bahar Sumatera
Selatan. Palembang: Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Sina, Peter Garlans. 2014. Motivasi Sebagai Penentu Perencanaan Keuagan (Suatu
Studi Pustaka). Institute Tranformasi Indonesia –NGO
Stoner, James A.F dan Charles Wankel. 2013. Pegantar Manajemen edisi keempat
jilid lima dialih bahasakan oleh Siswanto. Jakarta
Terry, George R dan Leslie W. Rue. 2014. Dasar-Dasar Manjemen, Penerjeman G.A
Ticoalu, Jakarta: PT Bumi Aksara
Tim Penyusun Kamus. 2020. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa.
Tjintiadewi, Ni Kadek & I Ketut Rahyuda. 2018. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan
Persepsi Harga Terhdap Kepuasaan Dan WOM Pasien Di RSU Prima
Medika. Bali: Jurnal Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Udayana
Universitas Sriwijaya
4
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
5
Assalammualaikum wr.wb
Selamat Pagi/siang/sore
Perkenalkan nama saya Debby Amanda Putri, Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat pemintan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Universita Sriwijya. Sa
ya bermaksud melakukan penelitian tentang “Analisis Strategi menggunakan Metod
e SWOT di Pelayanan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar”. Penelitian
ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam penyelesai studi di Fakultas Kesehatan Masy
arakat Universitas Sriwijaya. Saya berharap bapak/ibu bersedia menjadi informan ter
kait dalam penelitian ini.
Proses pengambilan data dalam proses ini melalui proses wawancara dengan p
ertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara umum berkaitan dengan pelakasaan di Pel
ayan Rawat Inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Pada metode pengambilan data ini, ket
erangan secara mendalam dan menyeluruh menjadi tujuan penelitian. Oleh karena itu
ketersedian Bapak/Ibu sangat diharapkan semua informasi Bapak/Ibu berikan, akan di
olah hanya untuk kepentingan penelitian dan terjamin kerahasiaanya.
Hormat Saya
Debby Amanda Putri
Universitas Sriwijaya
6
B. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jabatan :
Masa Kerja :
Jenis Kelamin :
Alamat :
No. HP :
Pendidikan Terakhir :
Universitas Sriwijaya
7
C. Pertanyaan
Pertanyaan terdiri dari 2 Analisis yakni, Analisis Lingkungan Internal dan An
alisis Lingkungan Eksternal
Pedoman Wawancara Analisis Lingkungan Internal
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. SDM
1. Apakah Dokter di pelayanan rawat Inap ruma
h Sakit Ernaldi Bahar menjadi Sumber kekuat
an atau kelemahan?
Probing: Mengapa? Jelaskan!
Universitas Sriwijaya
8
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
10
4 Kekuatan Pembeli
1. Apakah dengan adanya pelanggan tetap (Pasi
en yang di rawat inap) menjadi peluang atau a
ncaman bagi pelayanan rawat inap rumah saki
t ernaldi bahar?
Probbing: Mengapa? Jelaskan!
Universitas Sriwijaya
Lampiran 2. Matrik Wawancara Mendalam dengan Informan
Matriks wawancara mendalam dengan informan Kepala Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Bahar
No Pertanyaan Pernyataan
Informan 1 (EM) Informan 2 (S)
Sumber Daya Manusia
1. Apakah Dokter, Perawat dan Petugas Kalau satu rumah sakit kan pasti Kalau petugas, perawat, dokter dan
Penunjang Medis lainnya menjadi ke kekuatannya di tenaga medis ya, baik itu tenaga kesehatan itu menjadi
kuatan atau kelemahan bagi Rawat In dokter kemudian perawat dan faktor kekuatan sebetulnya untuk kami
ap Kelas III Rumah Sakit Ernaldi Ba penunjang lainnya seperti farmasi, terus disini bisa mengerjakan tugas sesuai
har? labor, lab biologi dan sebagainya, dengan sesuai dengan tupoksi
Probing: Mengapa? Jelaskan! psikologi, kalau di rumah sakit jiwa ada masing-masing. Tapi kelemahannya
psikologinya sebagai kekuatan kami.. ya. sumber daya manusianya kurang
Untuk kelemahan sendiri jumlah tenaga gitu, perawatnya kurang jadi
yang kurang, apalagi dengan kami kebanyakan kami dinas itu kadang-
dengan kapasitas tempat tidur sebanyak kadang cuma berdua, bertiga dengan
55 tempat tidur dengan sebelas perawat kapasitas pasien 20 orang, pasiennya
satu admin. Sebelas perawat itu termasuk kadang-kadang gak ke pegang, terus
saya sebagai kepala ruang tambah lagi kami harus
mengerjakan administrasi juga gitu,
jadi ya kelemahannya bisa jadi
11
Universitas Sriwijaya
12
Universitas Sriwijaya
13
2 Apakah penyelenggaraan proses aku Bisa, kita bisa mentelaah misalnya Kita untuk penunjang baik itu
ntasi dan verifikasi keuangan Rumah kitakan ada laporan-laporan tiap bulan pemberian fasilitas segala
Sakit Ernaldi Bahar, Khususnya di p misalnya pasien-pasien yang lari atau macamkan harus ke keuangan
elayanan rawat inap menjadi kekuata pasien yang ada indikasi bunuh diri,
n atau kelemahan? misalnya lari aja, termasuk lari ya. oo
berarti ada pengajuan apa, misalnya
perbaikan gedung, itu bisa kita pengajuan
atau misalnya kita, ini pasien-pasien
dengan bedless resiko jatuh segala
macam kita bisa telaah atau pemasangan
cctv itu bisa kita telaah dulu kita ajukan
dulu ke manajemen itu baru nanti kita
ajukan. Bila keuangannya memadai atau
diacc manajemen baru di keluarkan
seperti itu. Jadi tetap berdasarkan
research seperti itu
Coding Pengajuan pendanaan untuk menambah Proses pengajuan pendanaan Untuk
saranan dan prasarana dilakukan dengan Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah
mentelaah terlebih dahulu kebutuhan Sakit Ernaldi Bahar dilakukan
ruangan dan selanjutkan akan diverifikasi dengan cara pengajuan ke
Universitas Sriwijaya
14
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
16
Rawat Inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan kepemilikan dari Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan, sehingga dalam perbaikan Rumah sakit harus
mengajukan ke Pemerintah Provinsi terlebih dahulu.
Manajeman dan Organisasi
1 Apakah SOP/SPM yang diterapkan d Kalau di rumah sakit atau di instansi atau Kalau SOP tu sudah menjadi
i pelayanan Rawat Inap kelas III Ru di instusi pasti lebih dengan SPO, SPO kekuatan sebetulnya buat kami tapi
mah Sakit Ernaldi Bahar menjadi kek ini kan suatu perundang-undangan bagi ya masi ada yang kadang-kadang
uatan atau kelemahan? kita, kita gak bisa bekerja tanpa SPO. terlewatkan tidak dijalankan sesuai
Dan apapun kejadiannya itu pasti kita SOP. Kalau kami diruangan sih
bukak SPO dulu. SPO kita larinya sudah berusaha untuk menjalankan
kemana, kalau SPO kita tidak lari kesana, semuanya dengan SOP. Tapi
berarti tidak kita lakukan seperti itu. Dan terkadang terbentur ada kendala-
kita pun menjelaskan dengan pasien dan kendala yang menurut kami tidak
kawan-kawan dengan segala macamnya sejalan dengan SOP gitu. Terus
berdasarkan SPO. Jadi tenanglah hidup kalau alur pasien masuk, alur pasien
kalau pake SPO masuk itu menurut kami terkadang
membingungkan kami gitu, ini
pasien harus masuk umum atau
harus masuk jamsoskes, bagaimana
alurnya gitu. Itu aja penentuan
Universitas Sriwijaya
17
Universitas Sriwijaya
18
Universitas Sriwijaya
19
Universitas Sriwijaya
20
Universitas Sriwijaya
21
Universitas Sriwijaya
22
Universitas Sriwijaya
23
berjenjang antara tadi yang saya ceritakan tetapi ada juga pasien-pasien yang
berarti apa tidak jalan seperti itu, atau mereka oke saja untuk bisa bayar
keluarga yang tidak patuhan. Jadi fifty- gitu. Tapi kebanyakannya, karena
fifty, kalau kami sih peluang sama ini berkelanjutan dan membutuhkan
ancaman masih ada ancaman. Kayak 55 perawatan yang berkelanjutan di
pasien ini, sekarang ini pasien 30 itu rata- rumah sebetulnya, mereka untuk
rata pasien dengan putus obat. Pasien daya belinya menipis gitu. Makin
yang gak cocok dengan obat yang lama makin tipis, karena mereka
diberikan seperti itu. Jadi jarang ya sering masuk, sering masuk lagi
pasien yang baru bener jarang sering masuk lagi
Coding Bagi Ruang Rawat Bangau, Pasien Daya beli pasien di ruang merpati
melakukan pembayaran melalui BPJS dapat menjadi Ancaman jika pasien
Kesehatan. Hal ini ada mengungtungkan tidak dapat meneruska perawatan.
da nada merugikannya. Hal yang dapat Dimana dapat menanggu proses
menjadi peluang adalah dengan adanya rehabilitasi dari pasien sendiri.
pasien dapat meningkatkan BOR dan Proses perawatan ini membutuhkan
memperkenalkan Rumah Sakit Ernaldi waktu yang berkelanjutan dan
Bahar. Ancamannya adalah kebanyakkan dengan biaya yang tidak murah.
dari pasien adalah pasien putus obat yang Sehingga dapat menjadi beban
sebelumnya sudah di rawat inap di ekonomi bagi keluarga.
Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya
Lampiran 3. Lembar Telaah Dokumen
25
Universitas Sriwijaya