Anda di halaman 1dari 137

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Pelamonia Kesdam VII
Wirabuana merupakan Sekolah Tinggi yang berada di dibawah
naungan Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada perwakilan Sulawesi,
Kesdam VII wirabuana. STIKES Pelamonia menyelenggarakan
pendidikan tinggi profesional dalam bidang kesehatan. Program Studi
S-1 Administrasi Rumah Sakit merupakan salah satu program studi
yang berada di bawah naungan Stikes Pelamonia.
Visi dan misi pembangunan kesehatan secara nasional adalah
masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat. Nilai-nilai yang
mendasarinya adalah keberpihakan kepada rakyat, bertindak cepat dan
tepat, kerjasama tim, integritas yang tinggi dan transparansi serta
akuntabilitas yang kesemuanya ini mengarah pada misi membuat
rakyat sehat.
Perkembangan zaman yang semakin pesat ini masyarakat
dituntut dengan perkembangan teknologi yang semakin maju untuk
terus mengembangkan bakatnya. Maka pusat pendidikan seperti
institusi pendidikan juga harus menghasilkan sarjana yang sesuai
perkembangan zaman. Stikes Pelamonia Kesdam VII Wirabuana
dituntut menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi merupakan salah
satu sarana untuk menambah keterampilan mahasiswa dan merupakan
lahan untuk instansi menemukan bibit-bibit handal untuk memperoleh
tenaga Administrator yang berkualitas. KKNProfesi mahasiswa
merupakan pelaksanaan dari salah satu tri dharma perguruan tinggi
untuk memfasilitasi mahasiswa dalam mengaplikasikan pengetahuan
yang telah diperoleh selama perkuliahan di tempat kerja seperti Rumah
Sakit pemerintah atau swasta. Fakta seringkali menunjukaan bahwa

1
sarjana yang baru lulus (fresh graduate) belum mampu bekerja secara
optimal karena belum mepunyai pengalaman kerja. Hal itu dikarenakan
adanya kesenjangan antara teori yang diperoleh dari bangku kuliah
dangan kenyataan dilapangan yang lebih kompleks terutama dalam
manejemen kesehatan di Rumah Sakit yang merupakan institusi
dengan sumber daya yang padat ilmu, padat teknologi dan padat karya.
Untuk melengkapi kemampuan mahasiswa dengan pengalaman praktis
dilapangan, Program Studi S-1 Administrasi Rumah Sakit
mengembangkan program KKN Profesi diinstitusi yang terkait dengan
kesehatan dalam hal ini Administrasi Rumah Sakit.
Upaya untuk membekali mahasiswa dengan pengalaman kerja,
Program Studi S-1 Administrasi Rumah Sakit STIKES Pelamonia
Kesdam VII Wirabuana menyelenggarakan kegiatan KKN Profesi
mahasiswa yang diperuntukan bagi mahasiswa Semester VIII. Kegiatan
ini juga merupakan pelaksanaan proses pembelajaran sesuai kurikulum
di Program Studi S-1 Administrasi Rumah Sakit yang harus diikuti oleh
mahasiswa Semester VIII dengan bobot 4 SKS.
KKN Profesi merupakan sarana latihan kerja bagi mahasiswa
dalam meningkatkan pemahaman, penghayatan dan keterampilan
dibidang keilmuan Administrasi Rumah Sakit. Kegiatan ini untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam ilmu pengetahuan dan
upaya untuk membentuk sikap dan keterampilan professional dalam
kerja. KKN Profesi berarti melaksanakan apa yang menjadi fungsi,
tugas, kewajiban dan pekerjaan yang relevan dengan keilmuan
Administrasi Rumah Sakit.
B. Tujuan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi
1. Tujuan umum
Tujuan umum KKN Profesi adalah mahasiswa mampu
melaksanakan latihan kerjadi Rumah Sakit untuk memeberikan
wawasan dan membentuk sikap serta pengenalan kepada para

2
mahasiswa tentang Administrasi di Rumah Sakit terkait struktur dan
fungsi Rumah Sakit.
2. Tujuan khusus
Untuk mencapi tujuan umum KKN Profesi, maka diperlukan
pencapaian dari tujuan khusus , yaitu :
a. Mahasiswa mempelajari standar sUmber daya manusia ( SDM )
setiap unit observasi di Rumah Sakit.
b. Mahasiswa mempelajari Standar Oprasional Procedur ( SOP )
yang dimiliki unit observasi di Rumah Sakit.
c. Mahasiswa ikut dalam proses program kerja yang dimiliki setiap
unit observasi di Rumah Sakit yang sedang berjalan dalam masa
siklus observasi.
d. Mahasiswa memahami alur pelayanan dan mekanisme hubungan
kerja antara bagian dalam organisasi rumah sakit.
e. Mahasiswa memahami pengelolaan Akreditas Rumah Sakit.
f. Mahasiswa melakukan intrevensi terhadap masalah adminstrasii
yang terdapat di Rumah Sakit.
C. Manfaat Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi
1. Bagi Institusi
a. Institusi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu
penyelesaian tugas-tugas kantor untuk kebutuhan di unit kerja
masing-masing institusi.
b. Mendapat alternatif calon tenaga kerja yang telah dikenal mutu
dan kredibilitasnya.
c. Mendapatkan masukan baru dari pengembangan keilmuan di
perguruan tinggi.
d. Menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dan
bermanfaat antara institusi tempat KKN Profesi dengan Program
Studi S-1 Administrasi Rumah Sakit.

3
2. Bagi Program Studi
a. Laporan KKNProfesi dapat menjadi salah satu audit internal
kualitas pengajaran.
b. Memperkenalkan program KKN Profesi kepada mahasiswa
mengenai institusi Rumah Sakit.
c. Mendapatkan masukan yang berguna untuk menyempurnakan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.
d. Terbinanya jaringan kerja sama dengan institusi tempat KKN
Profesi dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan
antara substansi akademik dengan pengetahuan dan
keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam
pembangunan kesehatan masyarakat.
3. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan keterampilan di bidang manajemen dan teknis
kesehatan masyarakat.
b. Melihat dan medapatkan pengalaman bekerja secara langsung di
rumah sakit.
c. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis
masalah yang tepat terhadap pemecahan masalah kesehatan
masyarakat.
d. Memperoleh bahan untuk penulisan skripsi.
e. Memperoleh pengalaman profesional sebagai tenaga ahli di
bidang Administrasi Rumah Sakit.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT TK.II PELAMONIA

A. Sejarah Rumah Sakit TK.II Pelamonia


Rumah Sakit Tk.II14.05.01 Pelamonia dibangun oleh pemerintah
Hindia Belanda pada tahun 1917 dan disebut Militaire Hospital. Pada
waktu penyerahan kedaulatan Republik Indonesia pada tahun 1950
Militaire Hospital diserahkan pada TNI-AD dan diubah namanya
menjadi Rumah Sakit Tentara Teritorium VII.
Pada tanggal 1 Juni 1957 dengan berubahnya TT VII menjadi
Komando Daerah Militer Sulawesi Selatan dan Tenggara (KDMSST)
yang kemudian berubah nama menjadi Kodam XIV Hasanuddin, maka
Rumah Sakit pun berubah nama dari RST TT. VII menjadi Rumkit
KDMSST kemudian menjadi Rumah Sakit Kodam XIV/Hn “Pelamonia”.
dan kini dikenal dengan nama Rumah Sakit Tk.II Pelamonia.
Secara tehnis medis Rumah Sakit Pelamonia adalah Rumah
Sakit Tk.II dilingkungan TNI dibawah pembinaan Kesehatan Daerah
Militer (Kesdam).Kesdam dan Rumah Sakit sesuai DSPP berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Darat nomor KEP / 76 / X / 1985 tanggal 28 Oktober 1985, Pada tahun
2004 mengalami perubahan (validasi) organisasi berdasarkan
Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
Nomor: Kep / 69 / XII / 2004 tanggal 24 Desember 2004 tentang
Organisasi dan Tugas Kesehatan Komando Daerah Militer (Orgas
Kesdam).

5
B. Visi, Misi, Tujuan dan Falsafah Rumah Sakit TK.II Pelamonia
1. Visi
Menjadi Rumah Sakit kebanggaan TNI dan Masyarakat di wilayah
Indonesia Timur Tahun 2020.

Tabel2.1
Uji Check List Pernyataan Visi
RS TK.II Pelamonia
Tahun 2020
No Pernyataan uji Ya Tidak
Apakah pernyataan visi memberikan
1. gambaran yang jelas dari kondisi ideal √
organisasi di masa datang ?
Apakah pernyataan visi memiliki pengaruh &
2. √
menantang ?
Apakah pernyataan visi bersifat singkat &
3. √
mudah dimengerti ?
Apakah pernyataan visi bersifat menarik
4. √
bagi karyawan, pelanggan, &stakeholders ?
Apakah pernyataan visi bersifat tetap
5. √
sepanjang waktu, selalu up to date ?
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan hasil checklist visi diatas, diketahui bahwa visi
RS TK.II Pelamonia memberikan gambaran yang jelas untuk mejadi
Rumah Sakit kebanggaan TNI dan Masyarakat di wilayah timur
Indonesia. Visi ini juga menantang karena memiliki target waktu
untuk mewujudkannya yaitu sampai tahun 2020. Visi ini juga singkat
dan mudah dimengerti mengenai kondisi rumah sakit di masa depan.

6
2. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan spesialistik dan
subspesialistik terbaik bagi anggota prajurit, Aparatur Sipil Negara,
keluarga dan masyarakat umum.
b. Peningkatan SDM yang Kompetitif.
c. Menyediakan pelayanan unggulan traumatologi, jantung dan
stroke.
d. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai dengan visi Rumah
sakit
e. Melaksanakan pelayanan terbaik berdasarkan nilai disilin, jiwa
korsa, loyalitas, akuntabilitas, trasnparansi, efektifitas dan
efisiensi.
f. Meyelenggarakan standarisasi pelayanan untuk mencapai
akreditasi secara paripurna.
Tabel 2.2
Uji Check List Pernyataan Misi
Rs TK.II Pelamonia
Tahun 2020
No Pernyataan uji Ya Tidak
Apakah pernyataan misi menyatakan
1. secara jelas tentang manfaat kehadiran √
organisasi?
Apakah penyataan misi telah jelas
sehingga semua karyawan dalam
2. √
organisasi melihat bagaimana mereka
dapat berkonstribusi?
Dapatkah misi itu bertahan terhadap
3. √
perubahan-perubahan dalam administrasi?
Apakah pernyataan misi itu mampu
4. menjawab pertanyaan tentang: siapa kita, √
apa & untuk siapa kita melakukan itu dan

7
No Pernyataan uji Ya Tidak
mengapa itu penting?
Apakah pernyataan misi itu mampu
memberikan jawaban terhadap alasan
5. mengapa kita membelanjakan dana pada √
usaha-usaha organisasi, program atau sub
program?
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan hasil checklist misi diatas, diketahui bahwa Misi
RS TK.II Pelamonia memberikan gambaran yang jelas mengenai
manfaat Rumah Sakit yaitu memberikan pelayanan TERBAIK
berdasarkan nilai disiplin, jiwa korsa, loyalitas, akuntabilitas,
trasnparansi, efektifitas dan efisiensi. Sesuai dengan standarisasi
yang berlaku.
3. Tujuan
a. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
b. Peningkatan Sumber Daya Manusia.
c. Peningkatan kesejahteraan personil.
4. Falsafah
“KEPUASANMU ADALAH SENYUMKU”
Dengan sikap Profesionalisme berikan pelayanan TULUS kepada
pasien sehingga tercipta KEPUASAN semua pihak.
C. Lokasi dan Tata Letak Rumah Sakit TK.II Pelamonia
Dengan letak yang strategis di Pusat Kota Makassar dalam
wilayah Kordinasi Kodim 1408/BS menjadikan Rumah Sakit Pelamonia
bukan hanya kebanggaan bagi Prajurit TNI AD juga menjadi
kebanggaan bagi seluruh masyarakat kota Makassar pada khususnya
dan Sulawesi Selatan pada umumnya. Bangunan Rumah Sakit
Tk.II14.05.01 Pelamonia dioperasionalkan sejak tahun 1986 yang
mempunyai luas lahan sbb :

8
a. Luas tanah : 28.544 M2
b. Luas bangunan : 20.955 M2
c. Status Tanah dan Bangunan : Okupasi
Bangunan yang ada meliputi Ruang Poliklinik, Perawatan, Kamar
Operasi, Ruang ICU/ICCU, Perkantoran dan penunjang umum lainnya,
serta terdapat beberapa perumahan staf/ anggota yang dihuni 17 KK.
Dengan jarak yang mudah di akses menjadikan Rumah Sakit
Tk.II 14.05.01 Pelamonia Kesdam XIV/Hsn dapat bersaing dengan
Rumah Sakit-Rumah Sakit yang lain yang ada di Makassar terbukti
dengan adanya hubungan kerjasama dibidang pelayanan kesehatan
dan Medichal Check Up beberapa Instansi BUMN diantaranya PT. PLN
(Persero),PT. PERTAMINA, PT. TELKOM, Bank Mandiri, BRI, Bank
BNI dan perusahaan swasta lainnya yang ada di Kota Makassar serta
beberapa mitra/ rekanan yang lain. Sebagai upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Tk.II 14.05.01 Pelamonia terus
menerus berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi
seluruh pasien melalui peningkatan SDM personel, Peralatan
Kesehatan (Alkes) dan Renovasi/ perbaikan beberapa ruangan.

9
Gambar Lokasi RS TK.II Pelamonia

10
D. Denah (Mapping) Rumah Sakit TK.II Pelamonia
KETERANGAN DENAH :
1 = Boiler
2 = Ruang IX
3 = Ruang Anak
1 4 = Kamar Bersalin
5 = Ruang VIP Anak
2 6 = Ruang Sterilisasi
3 7 = Laundry
6 8 = Dapur
7 9 = VIP
10 = Ruang Nifas
5 8 11 = USG
4
12 = Radiology
13 = Kmr Jenazah
14 = Haemodialyza
15 = Lab DOTS
16 = VVIP
17 = ICU
11 18 = CT Scan
9 10 19 = Ruang Treadmill
13 20 = Ruang VII/Paru
12 21 = PPATRS
14 22 = TUUD
15 23 = ESWL
24 = Apotik Askes
16 25 = Poli Urology
26 = Ruang VIII/ Jiwa
17 20 27 = Kamar Operasi
28 = Loket BPJS
29 = Poliklinik
21 Ekesekutif
30 = Kantin
18 19 22 31 = Genset
32 = Mushollah
33 = Gudang obat
34 = Poli Saraf
23 24 35 = Poli Bedah Saraf
36 = Poli Mata
25 37 = Poli Fisotherapy
38 = Poli THT
39 = Poli Kardiology
26 40 = Poli Kulit &
Kelamin
27 28 31 41 = Loket CM
29 30
42 = Poliklinik Gigi
43 = Rekam Medik
54 33 44 = Pos Piket
32 34 45 = Laboratorium
534 46 = Apotik Dinas
35
16 47 = Apotik Umum
36 48 = Poliklinik Bedah
404 49 = I G D
434424 16
414
396386 376
50 = Poli Jiwa
444 16 16
16 51 = Poli Interna
16 52 = Poliklinik Anak
454 464 504 514524
474 484 494 16 53 = unit Rawat Jalan
16 16 16 16
16 16 16 54 = Medical Cek Up

11
Adapun Sarana dan Fasilitas yang terdapat di RS TK.II
Pelamonia antara lain :.
1. Sarana :
Jumlah tempat tidur secara keseluruhan sebayak 393
buahdengan rincian sebagai berikut :
a. Ruang perawatan VVIP : 2 TT
b. Ruang perawatan VIP : 25 TT
c. Ruang perawatan Pavilium : 21 TT
d. Ruang perawatan Kelas 1 : 106 TT
e. Ruang perawatan Kelas 2 : 124 TT
f. Ruang perawatan Kelas 3 : 74 TT
g. Ruang perawatan ICU/ICCU : 15 TT
h. Ruang perawatan non Kelas : 26 TT
Jumlah : 393 TT
Rumah Sakit Pelamonia mampu memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik dan terjangkau bagi seluruh pasien. Untuk
pelayanan pasien umum dapat memiilih Kelas/ Ruang Perawatan
Inap sesuai dengan kemampuan financial dari masing-masing
pasien.
Sebagai wujud kepedulian kami terhadap pasien Askes serta
hubungan Kerjasama yang baik dengan BPJS Kesehatan (Persero)
Cabang Makassar, Rumah Sakit Tk.II Pelamonia juga menjadi
salahsatu rumah sakit yang mendapatkan predikat sistem verifikasi
digitan klaim (Vedika) dalam pengelolaan pengklaiman BPJS
Kesehatan, dalam memberikan pelayanan administrasi bagi pasien
BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Tk.II Pelamonia sebelum
mendapatkan pelayanan di Poliklinik dan bagian lain yang dirujuk
dari RSUD, Puskesmas, dan unit-unit pelayanan kesehatan lainnya.
Petugas BPJS Kesehatan Centre juga dibantu oleh staf medik
Rumah Sakit Tk.II 14.05.01 Pelamonia yang tergabung dalam satu
organisasi PPATRS (Petugas Pengendali Administrasi Rumah Sakit)

12
melayani keperluan registrasi dan administrasi pasien BPJS
Kesehatan di Rumah Sakit Tk.II 14.05.01 Pelamonia.
2. Fasilitas Penunjang :
Adapun fasilitas penunjang yang dimiliki di Rumah Sakit Tk.II
14.05.01 Pelamonia antara lain :
a. Instalasi Kamar Bedah (Kamar Operasi 24 Jam : 7 Kamar)
b. Instalasi Penunjang Diagnosa (Jangdiag) yang meliputi
Laboratorium Klinik dan Radiologi, Chat Lab.
c. Instalasi Farmasi : Apotek
d. Instalasi Penunjang Perawatan (Jangwat) :
1) Pelayanan Unit Gizi
2) Pelayanan Loundry dan Sterilisasi Alat kesehatan
3) Rumah Duka / persemayaman jenazah
4) Kamar Jenazah beserta peralatan
5) Ambulance pasien dan jenazah
e. Kamar ICU/ICCU dan ruang tunggu keluarga pasien ICU/ICCU
f. Sistem Informasi Audio Central
g. Keamanan 24 Jam (Pembatasan jam berkunjung dan Jam Besuk
oleh Provost)
h. Pelayanan Kasir terpadu/ Billing Sistem
i. Area parkir, Kantin, Mushallah dan Loket ATM
Tabel 2.3
Analisis Bangunan RS TK.II Pelamonia
Tahun 2020
Bangunan RS Kondisi
No Standar keterangan
Terdiri Atas : Di RS
1 Ruang rawat jalan Ada Sesuai
2 Ruang rawat inap Ada Sesuai
3 Ruang gawat darurat Ada Sesuai
4 Ruang operasi Ada Sesuai
5 Ruang perawatan Ada Sesuai

13
Bangunan RS Kondisi
No Standar keterangan
Terdiri Atas : Di RS
intensif
Ruang kebidanan dan
6 Ada Sesuai
penyakit kandungan
Ruang rehabilitasi
7 Ada Sesuai
Medik
8 Ruang radiologi Ada Sesuai
9 Ruang laboratorium Ada Sesuai
10 Permenkes Bank darah RS Ada Sesuai
11 Nomor 24 Ruang sterilisasi Ada Sesuai
12 Tahun 2016 Ruang farmasi Ada Sesuai
13 Tentang Ruang rekam medis Ada Sesuai
Persyaratan Ruang tenaga
14 Tekhnis Ada Sesuai
kesehatan
Bangunan Ruang pendidikan dan
15 dan Ada Sesuai
latihan
Prasarana Ruang kantor dan
16 Rumah Ada Sesuai
administrasi
Sakit
17 Ruang ibadah Ada Sesuai
18 Ruang tunggu Ada Sesuai
Ruang penyuluhan Tidak
19 Tidak ada
kesmas RS Sesuai

20 Ruang menyusui Tidak


Tidak ada
Sesuai
21 Ruang mekanik Ada Sesuai
22 Ruang dapur dan gizi Ada Sesuai
23 Laundry Ada Sesuai
24 Kamar jenazah Ada Sesuai
25 Taman Ada Sesuai
26 Pengelolaan sampah Ada Sesuai

14
Bangunan RS Kondisi
No Standar keterangan
Terdiri Atas : Di RS
Pelataran parkir yang
27 Ada Sesuai
mencukupi
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Dari tabel diatas diketahui bahwa berdasarkan Permenkes
Nomor 24 Tahun 2016 Tentang persyaratan tekhnis bangunan dan
prasarana Rumah Sakit, bangunan yang ada di Rumah Sakit TK.II
Pelamonia yang tidak ada/ tidak sesuai dengan standar adalah ruangan
menyusui dan ruangan penyuluhan kesmas di Rumah Sakit. Hal itu
disebabkan karena keterbatasan ruangan yang ada di Rumah Sakit.
Namun berdasarkan keterangan dari salah satu pejabat di Rumah Sakit
yang meminta untuk merahasiakan identitasnya, pembuatan ruang
menyusui sudah dalam proses perencanaan. Dimana kedepannya akan
dibuat Ruangan menyusui di Unit poliklinik anak. Selain itu, hal yang
sama pun terjadi pada ruang penyuluhan kesehatan masyarakat di
Rumah Sakit. Dimana Rumah Sakit belum menyediakan ruang
penyuluhan kesmas karena keterbatasan ruangan yang ada di Rumah
Sakit.
Tabel 2.4
Analisis Prasarana RS TK.II Pelamonia
Tahun 2020
Prasarana RS Kondisi
No Standar Keterangan
Terdiri Atas : Di RS
1 Instalasi air Ada Sesuai
Instalasi mekanikal dan
2 Ada Sesuai
elektrikal
Instalasi gas medik dan
3 Ada Sesuai
Permenkes vakum
4 Nomor 24 Instalasi uap Ada Sesuai
5 Tahun 2016 Instalasi pengelolaan Tidak Tidak
ada Sesuai

15
Prasarana RS Kondisi
No Standar Keterangan
Terdiri Atas : Di RS
Tentang limbah
Persyaratan Pencegahan dan
6 Tekhnis penenggulangan Ada Sesuai
Bangunan kebakaran
dan Petunjuk, persyaratan
Prasarana tekhnis dan sarana
7 Ada Sesuai
Rumah evakuasi saat terjadi
Sakit keadaan darurat

8 Instalasi tata udara Tidak Tidak


ada Sesuai
Sistem informasi dan
9 Ada Sesuai
komunikasi
10 Ambulans Ada Sesuai
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Dari Tabel diatas diketahui bahwa Prasarana RS TK.II
Pelamonia yang Tidak sesuai dengan Standar Permenkes Nomor 24
Tahun 2016 Tentang persyaratan tekhnis bangunan dan prasarana
Rumah Sakit adalah Instalasi Pengolahan Limbah ada namun yang
tersedia hanya pengolahan limbah cair saja sedangkan limbah padat
medis tidak tersedia dan menggunakan pihak ketiga. Selain itu di RS
TK.II Pelamonia juga belum memiliki instalasi tata Udara, meskipun
dalam tata udara (ventilasi) bangunan yang ada di Rumah Sakit sudah
bagus.

16
BAB III
GAMBARAN UMUM UNIT OBSERVASI
A. Tenaga/ Sumber Daya Manusia (SDM)
1. Tenaga/ SDM Unit Personalia
Tabel 3.1
Distribusi Jumlah Tenaga/ SDM di Unit Personalia
Rumah Sakit TK II 14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020
Pangkat/ Pendidikan
No Nama Jabatan
Golongan Terakhir
Mayor S1 Kesehatan
1 Usman, SKM Kasituud
(CKM) Masyarakat
Kapten Kaur
SMA
2 Susilo Bintoro (CKM) Pers

D3
Nasichul Mubach, Turmin
3 Serma Keperawata
Amd.Kep persmil
n
S1
Turmin
4 Achan, S.Kep Serka Keperawata
persmil
n
D3
Turmin
5 Nasrun Amd.Kep Pelda Keperawata
Persmil
n
Fahriany S1
Turmin
6 Fattah,A.md.Komp., II/d Administasi
perssip
S.Sos Negara
Turmin
7 Hj sulastri SE III/a S1 Ekonomi
Perssip
Turmin S2
8 Hajrah,S.ST. M.Kes II/d
Perssip KESPRO
9 Lina,S.Pd PHL Turdata S1

17
Pendidikan
Turmin
10 Asrullah, S.Kom PHL S1 Komputer
PHL
Sumber : Data Sekunder 2020.
Pada Tabel diatas diketahui bahwa tenaga/SDM di Unit
Personalia Rumah Sakit TK II 14.05.01 Pelamonia adalah 10 orang
yang terdiri kepala tata Usaha Urusan dalam yang memiliki yang
latar belakang pendidikan sarjana kesehatan masyarakat dan
merupakan seorang militer berpangkat Mayor, Kepala Urusan
Personalia yang memiliki latar belakang pendidikan SMA dan
merupakan seorang militer berpangkat Kapten , dan dibantu oleh 8
orang staf personalia. Tenaga/SDM di unit Urusan Personalia
memiliki 2 orang staf dengan latar belakang diploma III keperawatan,
1 orang staf pendidikan Sarjana Keperawatan, 1 orang staf sarjana
Administrasi Negara, 1 orang sarjana computer, 1 orang staf
pendidikan kespro, 1 orang staf pendidikan ekonomi dan 1 orang
sarjana pendidikan. Di Unit Urpers belum ada staf dengan latar
belakang pendidikan ilmu Manajemen/ Administrasi Rumah Sakit.

2. Instalasi Pendidikan Dan Pelatihan (Instaldik)


Tabel 3.2
Distribusi Jumlah Tenaga/ SDM di Instaldik
Rumah Sakit TK II 14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020
Pangkat/ Pendidikan
No Nama Jabatan
Golongan Terakhir
Syahrir Paduai, Ka DIII
1 Mayor
Amd. Kep Instaldik Keperawatan
Musdi Hastuti Z. DIII
2 PHL Staf
Amd. Kep Keperawatan
Irwanti Amd.Keb PHL Staf DIII

18
Pangkat/ Pendidikan
No Nama Jabatan
Golongan Terakhir
Kebidanan
Sumber : Data Sekunder Tahun 2020
Dari tabel diatas diketahui jumlah tanaga/ SDM di Instaldik
adalah 3 orang yang terdiri dari Kepala Instaldik dan 2 orang staf
Instaldik. Hal itu disebabkan karena kurangnya tenaga/ SDM di
Rumah Sakit sehingga staf Instaldik yang seharusnya berjumlah 7
orang hanya diisi oleh 3 orang saja.

19
3. Bagian Unit Akreditasi.
Tabel 3.3
Distribusi Jumlah Tenaga/ SDM di Unit Akreditasi
Rumah Sakit TK II 14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020
NO NAMA PKT/GOL Pendidikan JABATAN
1 Ardan, BSc, S.Sos Letkol Ckm S2 Ketua Pokja 3
(HPK)
2 Zulkifli, SKM., M.Kes Letkol Ckm S2 Sekretaris I
Akreditasi
3 Mustabir Daming, SKM., Mayor S2 Sekretaris II
M.Kes Akreditasi
4 Suriati Yunus, SKM Letkol Ckm (K) S1 Anggota Pokja
5 Kornelius, Amd.Kep Mayor Ckm D3 Anggota Pokja 13
(KKS)
6 Nurul Fauzi, S.ST TS D4 Anggota Sekretaris

Sumber Data Sekunder Tahun 2020

20
Daftar Nama Tim Pokja Akreditasi Snars Edisi 1
Rumah Sakit TK II 14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020

NO
BA NAMA PKT/GOL NRP/NIP
UR
G
1 2 3 4 5
1 1 dr. Sony Indro Cahyo Kolonel Ckm 32562
dr. Pontjo Yunarko, Sp. PD.,
2 2 Kolonel Ckm 32532
MARS
dr. Muh. Hafid Akbar, Sp.JP
3 3 Letkol Ckm 32555
FIHA
4 4 dr. I Ketut Djulijasa, Sp.B Colonel Ckm 1910056100768
dr. Fenty Alvian Amu,
5 5 Letkol Ckm 11980000670967
Sp.P.,MARS
6 6 Zulkifli, SKM., M.Kes Letkol Ckm 33514 S
7 7 Mustabir Daming, SKM., M.Kes Letkol Ckm 11010012531277 S
8 8 Nurul Fauzi, S.ST T. Sukarela 20151309199302
9 9 Lina, S.Pd T. Sukarela 20182505198902
10 10 Cecep Rahmanto, S.Kep Letkol Ckm 11950009531170
Penata Muda 1981090620101220
11 11 St. Raodah, SE
III/a 03
12 12 Muh Sukri Mayor Ckm 520482
Penata Muda 1977101019970310
13 13 Suyatmen, SKM
Tk.I-III/b 03
14 14 Yasir Arafat, Amd Kapten Ckm 21970184800776
1962052519980320
15 15 dr. Asniwati A. Malkab Pembina IV/a
02
1967123119870320
16 16 dr. Wildani Pembina IV/a
11
1967123119870320
17 17 Sitti Hamsinah, S.Kep., Ns Pembina IV/a
11
18 18 Citra Said, S.Kom TS 20110203198402
19 19 Agung Setiawan, A.Md.Kep Sertu 21060209811086
1972010120141010
20 20 Ahmar, Amd Pengatur II/a
00

21
Pokja 1. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
dr. I Wayan Gede Suarsana,
21 1 Letkol Ckm 1910056280469
Sp.B (Onk)
Pemb. Muda 1973030420050222
22 2 dr. Hartina Harun, Sp.S
IV/a 004
St. Hamsinah, S.Kep., Ns., 1967123119870320
23 3 Pembina –IV/a
M.M.Kes 00
24 4 dr. Suci Aprianti, Sp.PK (LAB) Dokter Tamu -
Penata Muda
25 5 Hariati, S. Kep., Ns., M.M.Kes 030248564
III/b
Pengatur Tk.I 1970030619970120
26 6 Marjulianti S, Amd.Keb., SKM
II/d 01
Pengatur Tk.I 1986111320081220
27 7 Irma Hadi Surya, S.Kep., Ns
III/a 03
Pengatur Tk.I 1979072519990320
28 8 Suhban Nur T, Amd. Ak
II/d 03
Penata Muda 1987060820101220
29 9 Reskiyani, S.Kep
Tk.I III/a 07
Pokja 2. Akses ke Rumah Sakit dan Kontuinitas Pelayanan (A
30 1 Wahyunis, Amd.Rad., SKM Mayor Ckm 11020019530378
31 2 dr. Sarifah Israwati TS 20141904198702
Penata Muda 1974011119961220
32 3 Pajar, Amd.Keb
III/b 01
Penata Muda 1978082320071220
33 4 Salmiah, SKM.
III/a 01
Sherly Paulus Bethony, S.Kep., Pengatur Tk.I 1987071320101220
34 5
Ns II/d 02
Penata Muda 1987081920081220
35 6 Maya Tri Amiasih
III/a 01
36 7 Ashar, S.Kep., Ns TS 20150409199301
Pengatur Tk.I - 1988123201012200
37 8 Husnul Khotimah, S.ST
II/d 0
38 9 Rizal, Amd.Kep TS 20110812198801
Resky Rahmawati T,
39 10 TS 20162908199302
Amd.,RMIK
Pokja 3. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
40 1 Ardan, BSc, S.Sos Letkol Ckm 33989

22
1976100620060420
41 2 dr. Wildani Penata Tk.I III/d
03
Imelda Junita Rahukail, Penata Muda 1973062019940320
42 3
Amd.Kep III/b 01
Penata Muda 1987021920091220
43 4 Welni Widya, S.Kep
III/a 01
St. Hasni Caturnita Hakim, 1984112220081220
44 5 Pengatur II/d
S.Tr.Keb 01
Penata Muda 1980100820091220
45 6 Hasrianti, S.Kep., Ns
III/a 01
Penata Muda 1966110919961210
46 7 H. Iskandar Basumbul, SKM
III/b 02
47 8 Indra Jaya Siswadi, S.Kom TS 20140404198901

Pokja 4. Assesmen Pasien (AP)


48 1 Mugiharto, A.Md Rad., SKM Letkol Ckm 119700268403784
dr. Rizha Anshori Nasution, Sp.
49 2 Mayor Ckm 11020015321076
BS
Pembina Muda 1962052519980320
50 3 Dr. Asniwati A. Malkab
IV/a 02
51 4 dr. Destiani M, Sp.KK Dokter Tamu -
1987040320140220
51 5 drg. Chandrawaty Djuddah Penata III/c
01
Penata Muda 1978112820081210
52 6 Syahrir AR, S.T
III/b 01
Penata Muda 1980120120071220
53 7 Burhan Bangkasi, S.ST.
III/a 01
Penata Muda 1983041020101210
54 8 Akhyar Zakaria, S.ST
III/a 05
55 9 Helda Kihajar, Amd.Kep TS 20110609198402
56 10 Yus Irawan, Amd.Kep TS 20161312199401

Pokja 5. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)


1980011220050120
57 1 dr. Dian Wirdiyana, Sp.An Penata Tk.I III/d
06
58 2 dr. Faradilla, Sp.GK Dokter Tamu -
59 3 dr. Melda, Sp. KFR Dokter Tamu -
60 4 dr. Ruweda Nasruddin TS 20191312199301
61 5 dr. Indra (IGD) TS 20191909199201

23
1968101419900320
62 6 A.H Tenri Abeng, S.Kep., Ns Penda Tk.I III/c
04
Penata Muda 1976062020071220
63 7 Andi Adrianah, S.Ft Physio
Tk.I III/b 01
Penata Muda 1978080120071220
64 8 Asmaniar, SKM
III/a 02
Penata Muda 1987070720091220
65 9 Nurhaeni, S.Kep
Tk.I III/a 01
Fauziah Handayaningrat,
66 10 TS 20190110198902
S.Kep., Ns
67 11 Nusdin, S.Kep., Ns TS 20101404198301
69 12 Nasra,S.Si TS 20180810199402
Pokja 6. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
1964030519990310
70 1 dr. Hisbullah, Sp.An., KIC Pembina IV/a
02
71 2 dr. Lukman Yasta, Sp.B Dokter Tamu -
Penata Muda 1978061219980320
72 3 Rahayu Setiawati, S.Kep., Ns
III/a 02
Penata Muda 1978061219980320
73 4 Siska, S.Kep., Ns
III/b 02
Penata Muda 1979012929990320
74 5 Sutinem, S.Kep., Ns
Tk.I III/b 02
75 6 Hasan Basri, AMK Serma 31940618380174
76 7 Sujatmika, AMK Pelda 3920306150372
Pengatur Tk.I 1979122720050120
77 8 Ariyanti A, S.Kep., Ns
II/d 10
Penata Muda 1981070520101220
78 9 Musliha, S.Kep
III/a 02
Penata Muda 1986101520091220
79 10 Kartini, Amd.Kep
III/a 02
80 11 Aprensius L.R., A.Md.Kep TS 20152704199301
Pokja 7. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKP
Veronica M. Dampung, S.Si,
81 1 Mayor Ckm (K) 11010028950975
Apt., Mars
82 2 dr. Andi Muh. Hadikusuma TS 20173001198901
1968120919870320
83 3 Mawarni, S.Kep., Ns Penata Tk. I III/d
01
Penata Muda 1982060420091220
84 4 Asriani Syahrir, S.Farm., Apt
Tk.I III/c 02

24
1976031820141010
85 5 Arman Abdullah Juru Tk.I - I/d
02
86 6 Muh. Subair Subede, S.Si, Apt TS 20151101198901
87 7 Irham, S.Farm., Apt TS 20141212198901
88 8 Citra Rahayu, S.Kom TS 20151405199002
Pokja 8. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
1980042920081220
89 1 dr. Merlyn Meta Astari, Sp.A Penata Tk.I III/d
01
90 2 Sandora, Amd,Ft Kapten Ckm (K) 21940141690972
1978030420060042
91 3 drg. Suryati Ningrum Penata Tk.I III/d
002
Penata Muda 1974051819940320
92 4 Kariyani, S.Kep., Ns
III/a 07
Penata Muda 1977032819970320
93 5 Suyatmen, SKM
Tk.I III/b 01
Penata Muda 1977032819970320
94 6 Suharti Buhari, S.ST
III/b 01
Pengatur Tk.I 1978071220011220
95 7 Dewi Yunus, S.Farm, Apt
II/c 03
1978101320071220
96 8 Hasmiati,S.Kep., Ns Pengatur III/a
01
97 9 Hasmiati, STR. S.GZ TS -
1981061420021220
98 10 Andi Anugrah, S.Kep., Ns Pengatur III/a
01
Pengatur Tk.I 1984020120091210
99 11 Andi Nurfaisal, A.Md.F, SKM
III/a 03
Pokja 9. Pendidikan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP
100 1 dr. Wilhelmus Supriyadi, Sp.OT Letkol Ckm 32975
1976042320071210
101 2 Andi Arnoli, S.Kep., Ns., M.Kep Penata Tk.I III/c
01
1978020220021210
102 3 Muhammad Yunus, S.Kep., Ns Penda Tk.I III/c
02
Penata Muda 1977090920011220
103 4 Serli Sappedatu, S.Kep., Ns
Tk.I III/b 03
Penata Muda 1979112020011220
104 5 Marlina, S.ST., M.M
Tk.I III/a 01
105 6 Nur Qalby, S.Kep., Ns TS 20142512199102
Pokja 10. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
106 1 dr. Jonaidi, Sp.P Letkol Ckm 11990001570969

25
1978071120091220
107 2 dr. Asti Trianawati Penata Tk.I III/d
02
Penata Muda 1967103119880910
108 3 Abd. Rajab, SKM
Tk.I III/c 01
Penata Muda 1974091919940320
109 4 Ariani, S.Kep., Ns
III/c 01
Muhajirin Maliga, S.Kep., 1979112020071210
110 5 Penda Tk.I III/b
Ns,M.Kep 01
Pengatur Tk.I 1978051020091220
111 6 Deliati Bagenda Ali, S.Kep., Ns
II/d 02
112 7 Baso Pabe TS 19922808197401
Pengatur Tk.I 1974101120141020
113 8 Andi Asnidar, A.Md
II/d 03
Pengatur Tk.I 1985020620060420
114 9 Ernawaty, S.Kep., Ns
III/a 01
Pengatur Muda 1971081620141010
115 10 Muhammad Amin
Tk.I II/b 01
116 11 Denystan Sertu 31990564601279
Penata Muda 1986052620081210
117 12 Lailatul Qadri , S.Farm
III/a 03
118 13 Muh. Hasbi Peltu 21960151641276
119 14 Aspar, S.Kom TS 20112704198401
Pokja 11. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
114 1 Darmawati Junus, SKM., M.Kes Letkol Ckm (K) 627665
115 2 dr. Ade Tirtayadi Dokter Tamu 20152108198901
116 3 Azis Peltu 21950235730674
117 4 Nasichul Mubach, Amd.Kep Serma 21040175590982
Penata Muda 1979033020101220
118 5 Ristinawati, SE
III/a 02
119 6 Achsan, S.Kep., Ns Sertu 21070502011186
Pokja 12. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
120 1 Edy, SKM Letkol Ckm 11950009200570
121 2 Hasamuddin, SKM Mayor Ckm 11000019140775
122 3 Susilo Bintoro, Amd.Kep Kapten Ckm 606395
Pengatur TK.I 1985061020091210
123 4 Sultan Hamjar, Amd. Rad, SKM
III/a 01
124 5 Syafaruddin Peltu 21950237300475

26
1977040119990320
125 6 Anyta Ekasari, SKM Penata Tk.I III/b
03
Penata Muda 1980042020081210
126 7 dr. Sapta Prasetya
Tk.I III/b 02
127 8 Askar Kopda 31010692471179
128 9 A.Ridwan, SST., M.Kes Serka 31940614650773
Penata Muda 1983100920071210
129 10 Triwanto, SKM
III/a 01
130 11 Muh. Arif. S Pelda 21980281160977
131 12 Saharuddin Sertu 3920834810571
132 13 Baharuddin, Amd.Tem Serda 31050888130584
Penata Muda 1977060919990310
133 14 Syaparuddin, Amd.Kep
III/a 04
134 15 Syarif TS 20070201197101
135 16 Andi Radi Saputra, SKM T. Sukarela 20100101198601
136 17 Muh. Al Fahrul Kasnur T. Sukarela 20152112199401
Pokja 13. Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
137 1 Usman Caliong, SKM Mayor Ckm 11020016071276
138 2 Kornelius, Amd.Kep Mayor Ckm 590028
139 3 Yasir Arafat, Amd Kapten Ckm 21970184800776
1981121520071220
140 4 dr. Desliantry, Sp.Rad Penata Tk.I III/d
02
2199015200712200
141 5 Nasrun, Amd.Kep Pelda
2
142 6 dr. Disman TS 20150203198901
143 7 dr. Suci Yunita TS -
Fahriany Fattah, Amd.Komp, 1985081120091220
144 8 Pengatur Tk II/d
S.Sos 04
145 9 Alamsyah Sertu 31000288711280
1972090919961210
146 10 Hayyun Pengatur II/d
01
147 11 Yusuf Surur Sertu 31970298990675
148 12 Sumardi, Amd.Kep T. Sukarela 20090809198701
Penata Muda 1977081819970320
149 13 Kadriati J, S.Kep., Ns
Tk.I III/b 02
150 14 Ika Julianti T. Sukarela 20150702199102

27
Pokja 14. Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
1970041420050120
151 1 drg. Irene Pongarrang Pembina IV/c
00
152 2 Suriati Yunus, SKM Letkol Ckm (K) 526642
153 3 Sukri Mayor Ckm 520482
1983031420141020
154 4 Jusmirati, Amd.PK Pengatur - II/d
02
155 5 Muannas, S.Kom TS 20151708199001
156 6 Risman,Amd. RMIK TS 20152012199201
157 7 Alias, Amd.RM TS 20140808198901
158 8 Asrullah, S.Kom T. Sukarela 20071907198501
Pokja 15. Program Nasional
dr. Novry R. Hasan, Sp.KJ.,
159 1 Letkol Ckm (K) 11940004831163
MARS.
160 2 dr. Marlenny W.T Martoyo, Sp.A Dokter Tamu -
161 3 dr. Husaema Syam, Sp.A Dokter Tamu -
1980021720071220
162 4 dr. Lince Wijoyo, Sp.PK Penata Tk. I III/d
00
1966070719900320
163 5 N. Awang Suangsih, S.Kep Penda Tk.I III/c
02
164 6 Dewi Yani S, S. Farm., Apt TS 20180201199202
dr. Samrichard Rambulangi, Sp. 1974091420071210
165 7 Penata III/d
OG 01
Penata Muda 1980061620071210
166 8 dr. Abdullaily, Sp.A
III/b 01
1986030320081220
167 9 Dian Maharani, S.ST Pengatur II/d
04
1981052320060420
168 10 Marwati Hamzah, S.Kep., Ns Pengatur II/d
03
1971030420031220
169 11 dr. Jenny Marijanty Panggallo Pembina IV/a
09
dr. Harakati Wangi, M.Kes., 1975101220070120
170 12 Penata Tk. I III/d
Sp.PD 01
Penata Muda 1976090719980320
171 13 Andi Megawati,S.Kep., Ns
III/b 02
1987091720081220
172 14 Erni Bangnga Allo, Amd.Kep Pengatur Tk.II/d
02
1972101819930310
173 15 Abdul Rahim, S.ST., M.Kes Penda Tk.I III/d
03

28
Penata Muda 1969081719900320
174 16 Nani Sumaryanti,S.Kep
III/b 01
Penata Muda 1980111120071220
175 17 Irma Suryanti Syam, SKM
III/a 01
Penata Muda 1980012620081220
176 18 Lili Suryanti, S.Kep
III/a 01
Pengatur Tk.I - 1981032622010122
177 19 Megawati, S.Kep
II/d 002
Penata Muda 1966030320081220
178 20 Samindara, S.ST
III/b 04
179 21 Munawarah Jufri, Amd.AK TS 20141901199202
180 22 Maria, S.Kep., Ns TS 20132626198902
Pokja 16. Integrasi Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan Rum
181 1 Syahrir Paduai, A.Md Mayor Ckm 575684
dr. Ansar Zainuddin, A. Pembina Muda 1963082419990310
182 2
Adm.Kes IV/a 01
dr. Andi weri Somba, Sp.S.,
183 3 Dokter Tamu -
M.Kes
Penata Muda
184 4 Syalmiati, S.Kep., Ns 19840214200812
Tk.I III/b
Penata Muda 1980022420091220
185 5 Fauziah,S.Ft
III/a 01
Penata Muda 1981030820071220
186 6 Nuraisa, S.ST
III/a 01
Penata Muda 1986111020081220
187 7 Nurgasmiyanti,Amd.Keb.,SKM
III/a 02
188 8 Musdi Hastuty.Z, Amd.Kep T. Sukarela 20091206198302
189 9 Irwanti, Amd.Keb TS 20152106199102
190 10 Lisna Mustakim, Amd.PK TS 20112212128902
191 11 Sahar Gasali Akbar, Amd.Kep TS 20150911199002
192 12 Sri Sartika,S.Gz TS 20172609199402

29
Dari Tabel diatas diketahui bahwa jumlah tenaga/SDM di Unit
Akreditasi adalah 6 orang . Kemudian jumlah dari TIM POKJA
/kelompok kerja Akreditasi adalah 192 orang yang bekerja secara tim
sesuai dengan tugas dan tangung jawab masing-masing kelompok
kerjaAdapun tugas dan tanggung jawabnya antara lain :
a. Kelompok Kerja (Pokja) 1 “Sasaran dan keselamatan pasien (SKP)”
1) SKP 1 “Mengidentifikasi pasien dengan benar”.
a) Standar SKP 1 “Rumah sakit menetapkan regulasi untuk
menjamin ketepatan (akurasi) identifikasi pasien”.
2) SKP 2 “Meningkatkan komunikasi yang efektif”.
a) Standar SKP 2 “Rumah sakit menetapkan regulasi untuk
melaksanakan proses meningkatkan efektivitas komunikasi
verbal dan atau komunikasi melalui telpon antar-PPA”.
3) SKP 3 “Meningkatkan keamanan obat-obat yang harus
diwaspadai”.
a) Standar SKP 3 “Rumah sakit menetapkan regulasi untuk
melaksanakan proses meningkatkan keamanan terhadap
obat-obat yang perlu diwaspadai”.
4) SKP 4 “Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur
yang benar, pembedahan pada pasien yang benar”.
a) Standar SKP 4 “Rumah sakit memastikan Tepat-Lokasi,
Tepat-Prosedur, dan Tepat-Pasien sebelum menjalani
tindakan dan atau prosedur”.
5) SKP 5 “Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan”.
a) Standar SKP 5 “Rumah sakit menetapkan regulasi untuk
menggunakan dan melaksanakan evidencebased hand
hygiene guidelines untuk menurunkan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan”.

30
6) SKP 6 “Mengurangi risiko cedera pasien terjatuh”.
a) Standar SKP 6 “Rumah sakit melaksanakan upaya
mengurangi risiko cedera akibat pasien jatuh”.
b. Kelompok Kerja (Pokja)2 “Akses ke Rumah Sakit dan Kontuinitas
Pelayanan (ARK)”
1) Standar ARK 1 “Rumah sakit menetapkan regulasi tentang
penerimaan pasien dirawat inap atau pemeriksaan pasien dirawat
jalan sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang telah
diidentifikasi sesuai dengan misi serta sumber daya rumah sakit
yang ada”.
2) Standar ARK 2 “Rumah sakit menetapkan regulasi yang
mengatur proses pasien masuk rumah sakit untuk rawat inap dan
proses pendaftaran rawat jalan”.
3) Standar ARK 3 “Asesmen awal termasuk menetapkan kebutuhan
perencanaan pemulangan pasien”
4) Standar ARK 4 “Rumah sakit menetapkan regulasi melaksanakan
proses pemulangan pasien (discharge) dari rumah sakit berdasar
atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan kesinambungan
asuhan atau tindakan”.
5) Standar ARK 5 “Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
lain berdasar atas kondisi pasien untuk memenuhi kebutuhan
asuhan berkesinambungan dan sesuai dengan kemampuan
fasilitas kesehatan penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien”.
6) Standar ARK 6 “Rumah sakit menetapkan regulasi tentang
transportasi dalam proses merujuk, memindahkan atau
pemulangan, serta pasien rawat inap dan rawat jalan untuk
memenuhi kebutuhan pasien”.

31
c. Kelompok Kerja (Pokja) 3“Hak Pasien dan Keluarga (HPK)”
1) Standar HPK 1 “Ada regulasi bahwa rumah sakit bertanggung
jawab dan mendukung hak pasien dan keluarga selama dalam
asuhan”.
2) Standar HPK 2 “Rumah Sakit menetapkan regulasi dan proses
untuk mendukung partisipasi pasien dan keluarga di dalam
proses asuhan”.
3) Standar HPK 3 “Rumah Sakit memberikan penjelasan kepada
pasien dan keluarganya tentang proses untuk menerima,
menanggapi, dan menindaklanjuti bila ada pasien yang
menyampaikan keluhan, konflik serta perbedaan pendapat
tentang pelayanan pasien. Rumah Sakit juga menginformasikan
tentang hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini”.
4) Standar HPK 4 “Semua pasien diberi tahu tentang hak serta
kewajiban dengan metode dan bahasa yang mudah dimengerti”.
5) Standar HPK 5 “Persetujuan umum (General concent)”.
6) Standar HPK 6 “Pimpinan Rumah Sakit bertanggung jawab untuk
melindungi manusia/ pasien sebagai subjek penelitian”.
7) Standar HPK 7 “Rumah Sakit mempunyai sebuah komite etik
penelitian untuk melakukan pengawasan atas semua penelitian di
Rumah Sakit tersebut yang melibatkan manusia/ pasien sebagai
subjeknya.
8) Standar HPK 8 “Rumah Sakit memberikan informasi pada pasien
serta keluarga bagaimna memilih untuk mendonorkan organ dan
jaringan lainnya”.
d. Kelompok Kerja (Pokja) 4“Assesmen Pasien (AP)”
1) Standar AP 1 “Rumah Sakit menentukan isi, jumlah dan jenis
assesmen awal pada disiplin medis dan keperawatan yang
meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien

32
dari aspek biologis, psikologis, ekonomi, kultural dan spiritual
pasien.
2) Standar AP 2 “Rumah Sakit menetapkan regulasi untuk
melakukan asesmen ulang bagi semua pasien dengan interval
waktu berdasarkan kondisi, tindakan, untuk melihat respon
pasien dan kemudian dibuat rencana kelanjutan asuhan dan atau
rencana pulang”.
3) Standar AP 3 “Rumah Sakit menetapkan regulasi tentang PPA
yang kompeten dan diberi kewenangan melakukan asesmen
awal dan asesmen ulang”.
4) Standar AP 4 “Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara
tim memberikan asuhan kepada pasien terintegrasi, masing-
masing melakukan asesmen berbasis pengumpulan informasi,
melakukan analisis untuk membuat rencana asuhan (IAR),
dengan dokter penanggung jawab pemberi pelayanan (DPJP)
sebagai ketua tim asuhan yang mengintegrasikan asuhan,
termasuk menentukan prioritas kebutuhan mendesak bagi pasien
rawat inap”.
5) Standar AP 5 “Pelayanan laboratorium”
6) Standar AP 6 “Pelayanan Radiodiagnostik, imajing dan radiologi
intervensional (RIR)”.
e. Kelompok Kerja (Pokja) 5“Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)”
1) Standar PAP 1 “Rumah Sakit menetapkan regulasi untuk
pemberian asuhan yang seragam kepada pasien”.
2) Standar PAP 2 “ditetapkan proses untuk melakukan integrasi
serta koordinasi pelayanan dan asyhan kepada pasien”.
3) Standar PAP 3 “Rumah Sakit menetapkan regulasi bahwa
asuhan pasien risiko tinggi dan pemberian pelayanan risiko tinggi

33
diberikan berdasarkan atas panduan praktik klinis dan peraturan
perundangan”.
4) Standar PAP 4 “Tersedia berbagai pilihan makanan sesuai
dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan
klinisnya”.
5) Standar PAP 5 “Pasien dengan risiko nutrisi menerima terapi gizi
terintegrasi”.
6) Standar PAP 6 “Rumah Sakit menetapkan pelayanan pasien
untuk mengatasi nyeri”.
7) Standar PAP 7 “Dilakukan asesmen dan asesmen ulang
terhadap pasien dalam tahap terminal dan keluarganya sesuai
dengan kebutuhan mereka”.
f. Kelompok Kerja (Pokja) 6“Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)”
1) Standar PAB 1 “Rumah Sakit menyediakan pelayanan anestesi
(termasuk sedasi sedang dan dalam) untuk memenuhi kebutuhan
pasien dan pelayanan tersebut memenuhi peraturan perundang-
undangan serta standar profesi”.
2) Standar PAB 2 “Ada staf medis anastesi yang kompeten dan
berwenang, bertanggung jawab untuk mengelola pelayanan
anestes, serta sedasi moderat dan dalam”.
3) Standar PAB 3 “Pemberian sedasi moderat dan dalam dilakukan
sesuai dengan regulasi yang ditetapkan.
4) Standar PAB 4 “Profesional pemberi asuhan (PPA) yang
kompeten dan berwenang pada pelayanan anestesi melakukan
asesmen pra-anestesi”.
5) Standar PAB 5 “Rencana, tindakan anestesi dan tekhnik yang
digunakan dicatat serta didokumentasikan di rekam medis
pasien.

34
6) Standar PAB 6 “Rumah Sakit menetapkan regulasi untuk
menetukan status fisiologis dimonitor selama proses anestesi dan
bedah sesuai dengan panduan praktik klinis serta
didokumentasikan didalam form anestesi”.
7) Standar PAB 7 “Asuhan setiap pasien bedah direncanakan
berdasar atas hasil asesmen dan dicatat dalam rekam medis
pasien”.
8) Standar PAB 8 “Ruang operasi harus memenuhi syarat sesuai
dengan peraturan dan perundang- undangan”.
g. Kelompok Kerja (Pokja) 7“Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan
Obat (PKPO)”
1) Standar PKPO 1 “Pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan
penggunaan obat di Rumah Sakit harus sesuai dengan
peraturan perundang- undangan dan diorganisir untuk memenuhi
kebutuhan pasien”.
2) Standar PKPO 2 ”Ada proses seleksi obat dengan benar yang
menghasilkan formularium dan digunakan untuk perminaan obat
serta instruksi pengobatan. Obat dalam formularium senantiasa
tersedia dalam stok di Rumah Sakit atau sumber di dalam atau di
luar Rumah Sakit”.
3) Standar PKPO 3 “Rumah Sakit menetapkan tatalaksana
pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai yang baik, benar serta aman”.
4) Standar PKPO 4 “Ada regulasi peresepan/ permintaan obat dari
instruksi pengobatan”.
5) Standar PKPO 5 “Obat disiapkan dan diserahkan di dalam
lingkungan aman dan bersih”.
6) Standar PKPO 6 “Rumah Sakit menetapkan staf klinis yang
kompeten dan berwenang untuk memberikan obat”.

35
7) Standar PKPO 7 “Efek obat dan efek samping obat terhadap
pasien dipantau”.
h. Kelompok Kerja (Pokja) 8“Manajemen Komunikasi dan Edukasi
(MKE)”
1) Standar MKE 1 “Rumah Sakit berkomunikasi dengan masyarakat
untuk memfasilitasi akses masyarakat ke pelayanan di Rumah
Sakit dan informasi tentang pelayanan yang disediakan oleh
Rumah Sakit”.
2) Standar MKE 2 “Rumah Sakit memberikan informasi kepada
pasien dan keluarga tentang jenis asuhan dan pelayanan serta
akses untuk mendapatkan pelayanan”.
3) Standar MKE 3 “Komunikasi dan edukasi kepada pasien dan
keluarga diberikan dalam format serta bahasa yang mudah
dimengerti”.
4) Standar MKE 4 “Terdapat komunikasi efektif untuk
menyampaikan informasi yang akurat dan tepat waktu di seluruh
Rumah Sakit termasuk yang Urgent”.
5) Standar MKE 5 “Informasi asuham pasien dan hasil asuhan
dikomunikasikan antar staf klinis selama bekerja dalam sif atau
antarsif”.
6) Standar MKE 6 “Rumah Sakit menyediakan edukasi untuk
menunjang partisipasi pasien dan keluarga dalam proses
asuhan”.
7) Standar MKE 7 “ Profesional pemberi asuhan (PPA) yang
memberikan edukasi harus mampu memberikan edukasi secara
efektif”.
8) Standar MKE 8 “Agar edukasi pasien dan keluarga dapat efektif
maka staf harus melakukan asesmen kemampuan, kemauan

36
belajar, dan kebutuhan edukasi yang dicatat di dalam rekam
medis”.
9) Standar MKE 9 “Pemberian edukasi merupakan bagian penting
dalam proses asuhan kepada pasien”.
10) Standar MKE 10 “Edukasi pasien dan keluarga termasuk topik
berikut ini, terkait dengan pelayanan pasien, : pengguaan obat
yang aman, penggunaan peralatan medis yang aman, potensi
interaksi antara obat dan makanan, pedoman nutrisi, manajemen
nyeri dan tekhnis rehabilitasi”.
11) Standar MKE 11 “Metode edukasi mempertimbangkan nilai- nilai
dan pilihan pasien dan keluarga serta memperkenankan interaksi
yang memadai antara pasien- keluarga dan staf klinis agar
edukasi efektif dilaksanakan”.
12) Standar MKE 12 “Dalam menunjang keberhasilan asuhan ynag
berkesinambungan, upaya promosi kesehatan harus dilakukan
berkelanjutan”.

i. Kelompok Kerja (Pokja) 9“Pendidikan Mutu dan Keselamatan Pasien


(PMKP)”
1) Standar PMKP 1 “Rumah Sakit mempunyai komite/ Tim atau
bentuk organisasi lainnya yang kompeten untuk mengelola
kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP)
sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.
2) Standar PMKP 2 “Rumah Skait mempunyai referensi terkini
tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien berdasar atas
ilmu pengetahuan dan informasi terkini serta perkembangan
konsep peningkatan mutu dan keselamatan pasien”.
3) Standar PMKP 3 “Rumah Sakit mempunyai program pelatihan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk pimpinan

37
Rumah Sakit serta semua staf yang terlibat dalam pengumpulan,
analisis, dan validasi data mutu.
4) Standar PMKP 4 “Komite/ Tim PMKP atau bentuk organisasi lain
terlibat proses pemilihan prioritas pengukuran pelayanan klinis
yang akan dievaluasi serta melakukan koordinasi dan integrasi
kegiatan pengukuran diseluruh unit di Rumah Sakit”.
5) Standar PMKP 5 “Rumah sakit memilih dan menetapkan prioritas
pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan dievaluasi dan
indikator-indikator berdasar atas prioritas tersebut”.
6) Standar PMKP 6 “Setiap unit kerja di rumah sakit memilih dan
menetapkan indikator mutu yang dipergunakan untuk mengukur
mutu unit kerja”.
7) Standar PMKP 7 “Pengumpulan data merupakan salah satu
kegiatan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
untuk mendukung asuhan pasien serta manajemen rumah sakit
lebih baik”.

8) Standar PMKP 8 “Rumah sakit mempunyai regulasi validasi data


indikator area klinik yang baru atau mengalami perubahan dan
data yang akan dipublikasikan. Regulasi ini diterapkan
menggunakan proses internal validasi data”.
9) Standar PMKP 9 “Rumah sakit menetapkan sistem pelaporan
insiden keselamatan pasien baik internal maupun eksternal”.
10) Standar PMKP 10 “Ada pengukuran dan evaluasi budaya
keselamatan pasien”.
11) Standar PMKP 11 “Peningkatan mutu dan keselamatan pasien
dicapai dan dipertahankan”.
12) Standar PMKP 12 “Program manajemen risiko berkelanjutan
digunakan untuk melakukan identifikasi dan mengurangi cedera

38
serta mengurangi risiko lain terhadap keselamatan pasien dan
staf”.
j. Kelompok Kerja (Pokja) 10“Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI)”
1) Standar PPI 1 “Ditetapkan organisasi untuk melakukan koordinasi
semua kegiatan PPI yang melibatkan pemimpin rumah sakit, staf
klinis dan nonklinis sesuai dengan ukuran, serta kompleksitas
rumah sakit dan peraturan perundang-undangan”
2) Standar PPI 2 “Ditetapkan perawat PPI/ IPCN (Infection
Prevention and Control nurse) yang memiliki kompetensi untuk
mengawasi serta supervisi semua kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi”.
3) Standar PPI 3 “Rumah sakit mempunyai perawat penghubung
PPI/IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse) yang
jumlah dan kualifikasinya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan”.
4) Standar PPI 4 “Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya
untuk mendukung pelaksanaan program PPI”.

5) Standar PPI 5 “Rumah sakit mempunyai program PPI dan


kesehatan kerja secara menyeluruh untuk mengurangi risiko
tertular infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan pada
pasien, staf klinis, dan nonklinis”.
6) Standar PPI 6 “Program surveilans rumah sakit menggunakan
pendekatan berdasar atas risiko dalam menetapkan fokus
program terkait dengan pelayanan kesehatan”.

39
7) Standar PPI 7 “Rumah sakit melaksanakan identifikasi prosedur
dan proses asuhan invasif yang berisiko infeksi serta
menerapkan strategi untuk menurunkan risiko infeksi”.
8) Standar PPI 8 “Rumah sakit menyediakan alat pelindung diri
untuk kewaspadaan (barrier precautions) dan prosedur isolasi
yang melindungi pasien, pengunjung, dan staf dari penyakit
menular serta melindungi pasien yang mengalami imunitas
rendah (immunocompromised) dari infeksi yang rentan mereka
alami”.
9) Standar PPI 9 “Kebersihan tangan menggunakan sabun dan
desinfektan adalah sarana efektif untuk mencegah dan
mengendalikan infeksi”.
10) Standar PPI 10 “Kegiatan PPI diintegrasikan dengan program
PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien) dengan
menggunakan indikator yang secara epidemiologik penting bagi
rumah sakit”.
11) Standar PPI 11 “Rumah sakit melakukan edukasi tentang PPI
kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga pasien, serta
petugas lainnya yang terlibat dalam pelayanan pasien”.
k. Kelompok Kerja (Pokja) 11“Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)”
1) Standar TKRS 1 “Organisasi serta wewenang pemilik dan
representasi pemilik dijelaskan di dalam regulasi yang ditetapkan
oleh pemilik rumah sakit”.
2) Standar TKRS 2 “Direktur Rumah Sakit sebagai pimpinan
tertinggi di rumah sakit bertanggung jawab untuk menjalankan
rumah sakit dan mematuhi peraturan dan perundangundangan”.
3) Standar TKRS 3 “Para Kepala Bidang/Divisi Rumah Sakit
ditetapkan dan secara bersama, bertanggung jawab untuk

40
menjalankan misi dan membuat rencana serta regulasi yang
dibutuhkan untuk melaksanakan misi tersebut”.
4) Standar TKRS 4 “Direktur Rumah Sakit merencanakan,
mengembangkan, serta melaksanakan program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien”.
5) Standar TKRS 5 “Direktur rumah sakit memprioritaskan proses di
rumah sakit yang akan diukur, program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang akan diterapkan, serta bagaimana
mengukur keberhasilan dalam upaya di seluruh rumah sakit ini”.
6) Standar TKRS 6 “Para kepala bidang/divisi di RS bertanggung
jawab untuk mengkaji/review, memilih, serta memantau kontrak
klinis dan kontrak manajerial”.
7) Standar TKRS 7 “Direktur Rumah Sakit membuat keputusan
terkait pengadaan dan penggunaan sumber daya dengan
mempertimbangkan mutu dan keselamatan”.
8) Standar TKRS 8 “Rumah sakit menetapkan struktur organisasi
pelayanan medis, pelayanan keperawatan, dan pelayanan klinis
lainnya secara efektif, lengkap dengan uraian tugas dan
tanggung jawabnya”.
9) Standar TKRS 9 “Satu atau lebih individu yang kompeten
ditetapkan sebagai kepala unit di setiap pelayanan di rumah sakit
sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.
10) Standar TKRS 10 “Kepala unit mengidentifikasi secara tertulis
pelayanan yang diberikan oleh unit, serta mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan pelayanan tersebut dengan pelayanan dari
unit lain”.
11) Standar TKRS 11 “Kepala Unit pelayanan meningkatkan mutu
dan keselamatan pasien dengan berpartisipasi dalam program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit,

41
melakukan monitoring, serta meningkatkan asuhan pasien yang
spesifik berlaku di unitnya”.
12) Standar TKRS 12 “Rumah sakit menetapkan tata kelola untuk
manajemen etis dan etika pegawai agar menjamin bahwa asuhan
pasien diberikan di dalam norma-norma bisnis, finansial, etis,
serta hukum yang melindungi pasien dan hak mereka”.
13) Standar TKRS 13 “Direktur Rumah Sakit menciptakan dan
mendukung budaya keselamatan di seluruh area rumah sakit
sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.
l. Kelompok Kerja (Pokja) 12“Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
(MFK)”
1) Standar MFK 1 “Rumah sakit mematuhi peraturan dan
perundang-undangan tentang bangunan, perlindungan
kebakaran, dan persyaratan pemeriksaan fasilitas”.
2) Standar MFK 2 “Rumah sakit mempunyai program manajemen
risiko fasilitas dan lingkungan yang menggambarkan proses
pengelolaan risiko yang dapat terjadi pada pasien, keluarga,
pengunjung, dan staf”.
3) Standar MFK 3 “Ada individu atau bentuk organisasi kompeten
yang ditugasi melakukan pengawasan terhadap perencanaan
serta pelaksanaan program manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan”.
4) Standar MFK 4 “Rumah sakit mempunyai program pengelolaan
keselamatan dan keamanan melalui penyediaan fasilitas fisik dan
menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien, keluarga,
pengunjung, dan staf”.
5) Standar MFK 5 “Rumah sakit memiliki regulasi inventarisasi,
penanganan, penyimpanan dan penggunaan, serta

42
pengendalian/pengawasan bahan berbahaya dan beracun (B3)
serta limbahnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.
6) Standar MFK 6 “Rumah sakit mengembangkan dan memelihara
program manajemen disaster untuk menanggapi keadaan
disaster serta bencana alam atau lainnya yang memiliki potensi
terjadi dimasyarakat”.
7) Standar MFK 7 “Rumah sakit merencanakan dan menerapkan
suatu program untuk pencegahan, penanggulangan bahaya
kebakaran, serta penyediaan sarana jalan keluar yang aman dari
fasilitas sebagai respons terhadap kebakaran dan keadaan
darurat lainnya”.
8) Standar MFK 8 “Rumah sakit merencanakan dan
mengimplementasikan program untuk pemeriksaan, uji coba,
serta pemeliharaan peralatan medis dan mendokumentasikan
hasilnya”.
9) Standar MFK 9 “Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan
program untuk memastikan semua sistem utilitas (sistem
pendukung) berfungsi efisien dan efektif yang meliputi
pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas”.
10) Standar MFK 10 “Rumah sakit mengumpulkan data dari setiap
program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan untuk
mendukung rencana mengganti atau meningkatkan fungsi
(upgrade) teknologi medik”.
11) Standar MFK 11 “Rumah sakit menyelenggarakan edukasi,
pelatihan, serta tes (ujian) bagi semua staf tentang peranan
mereka dalam menyediakan fasilitas yang aman dan efektif”.
m. Kelompok Kerja (Pokja) 13“Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)”
1) Standar KKS 1 “Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan
kebutuhan staf rumah sakit”.

43
2) Standar KKS 2 “Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit terus
menerus dimutakhirkan oleh pimpinan rumah sakit dengan
menetapkan jumlah, jenis, kualifikasi yang meliputi pendidikan,
kompetensi, pelatihan, dan pengalaman yang dibutuhkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan”.
3) Standar KKS 3 “Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan
proses rekrutmen, evaluasi, penempatan staf, dan prosedur lain”.
4) Standar KKS 4 “Rumah sakit menetapkan proses seleksi untuk
menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf klinis
sesuai dengan kebutuhan pasien”.
5) Standar KKS 5 “Rumah sakit menetapkan proses seleksi untuk
menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf nonklinis
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan”.
6) Standar KKS 6 “Rumah sakit menyediakan dan memelihara file
kepegawaian untuk setiap staf rumah sakit dan selalu
diperbaharui”.
7) Standar KKS 7 “Semua staf klinis dan nonklinis diberi orientasi di
rumah sakit dan unit kerja tempat staf akan bekerja dan tanggung
jawab spesifik pada saat diterima bekerja”.
8) Standar KKS 8 “Setiap staf mengikuti pendidikan atau pelatihan
di dalam atau di luar rumah sakit termasuk pendidikan profesi
berkelanjutan untuk mempertahankan atau meningkatkan
kompetensinya”.
9) Standar KKS 9 “Rumah sakit menyelenggarakan pengumpulan
dokumen kredensial dari anggota staf medis yang diberi izin
memberikan asuhan kepada pasien secara mandiri”.
10) Standar KKS 10 “Rumah sakit menetapkan proses yang
seragam, objektif, dan berdasar bukti (evidence based) untuk
memberikan wewenang kepada staf medis untuk menerima,

44
menangani, dan memberikan layanan kliniks kepada pasien
sesuai dengan kualifikasinya”.
11) Standar KKS 11 “Rumah sakit melaksanakan proses yang
seragam untuk melaksanakan evaluasi mutu dan keselamatan
asuhan pasien yang diberikan oleh setiap anggota staf medis”.
12) Standar KKS 12 “Rumah sakit menetapkan proses penetapan
ulang staf medis dan pmbaharuan kewenangan klinis paling
sedikit setiap 3 (tiga) tahun. Untuk penetapan kewenangan klinis
dilanjutkan dengan atau tanpa modifikasi kewenangan klinis
sesuai hasil monitoring dan evaluasi berkelanjutan setiap
anggota staf medis”.
13) Standar KKS 13 “Rumah sakit mempunyai proses yang efektif
untuk mengumpulkan, verifikasi, dan mengevaluasi kredensial
staf keperawatan (pendidikan, registrasi, izin, kewenangan,
pelatihan, dan pengalaman)”.
14) Standar KKS 14 “Rumah sakit melaksanakan identifikasi
tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasar atas
kredensial staf perawat sesuai dengan peraturan
perundangundangan”.
15) Standar KKS 15 “Rumah sakit melakukan evaluasi kinerja staf
keperawatan berdasar atas partisipasi dalam kegiatan
peningkatan mutu rumah sakit”.
16) Standar KKS 16 “Rumah sakit mempunyai proses yang efektif
untuk mengumpulkan, verifikasi, dan mengevaluasi kredensial
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya
(pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, dan
pengalaman)”.
17) Standar KKS 17 “Rumah sakit melaksanakan identifikasi
tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasar atas

45
kredensial profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf
klinis lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.
18) Standar KKS 18 “Rumah sakit melaksanakan identifikasi
tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasar atas
kredensial profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf
klinis lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

n. Kelompok Kerja (Pokja) 14 “Manajemen Informasi dan Rekam Medis


(MIRM)”
1) Standar MIRM 1 “Penyelenggaraan sistem informasi manajemen
rumah sakit (SIM RS) harus mengacu peraturan perundang-
undangan”.
2) Standar MIRM 2 “Rumah sakit merencanakan dan merancang
proses manajemen informasi untuk memenuhi kebutuhan
informasi internal maupun eksternal”.
3) Standar MIRM 3 “Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan
para kepala bidang/divisi serta kepala unit pelayanan
berpartisipasi dalam memilih, mengintegrasikan, dan
menggunakan teknologi manajemen informasi”.
4) Standar MIRM 4 “Sistem manajemen data dan informasi rumah
sakit menyiapkan kumpulan serta menentukan data dan informasi
yang secara rutin (reguler) dikumpulkan sesuai dengan
kebutuhan profesional pemberi asuhan (PPA), kepala
bidang/divisi, kepala unit pelayanan, serta badan/pihak lain di luar
rumah sakit”.
5) Standar MIRM 5 “Data dianalisis diubah menjadi informasi untuk
mendukung asuhan pasien, manajemen rumah sakit dan
program manajemen mutu, serta pendidikan dan penelitian”.

46
6) Standar MIRM 6 “Penyampaian data dan informasi secara tepat
waktu dalam format yang memenuhi harapan pengguna dan
dengan frekuensi yang dikehendaki”.
7) Standar MIRM 7 “Rumah sakit mendukung asuhan pasien,
pendidikan, serta riset dan manajemen melalui penyediaan
informasi yang tepat waktu dari sumber data terkini”.
8) Standar MIRM 8 “Rumah sakit menyelenggarakan pengelolaan
rekam medis terkait asuhan pasien sesuai dengan peraturan
perundang-undangan”.
9) Standar MIRM 9 “Setiap pasien memiliki rekam medis yang
formatnya selalu diperbaharui (terkini)”.
10) Standar MIRM 10 “Rumah sakit mempunyai regulasi tentang
retensi rekam medis”.
11) Standar MIRM 11 “Berkas rekam medis dilindungi dari
kehilangan, kerusakan, gangguan, serta akses dan penggunaan
yang tidak berhak”.
12) Standar MIRM 12 “Rumah sakit menetapkan standar kode
diagnosis, kode prosedur/tindakan, simbol, singkatan, dan
artinya”.
13) Standar MIRM 13 “Rumah sakit menyediakan rekam medis untuk
setiap pasien”.
14) Standar MIRM 14 “Kerahasiaan dan privasi informasi dijaga”.
15) Standar MIRM 15 “Ringkasan pasien pulang (discharge
summary) dibuat untuk semua pasien rawat inap”.
o. Kelompok Kerja (Pokja) 15“Program Nasional”
1) Sasaran 1 “Penurunan angka kematia ibu dan bayi serta
peningkatan kesehatan ibu dan bayi”.
a) Standar 1 “Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24
jam di rumah sakit beserta monitoring dan evaluasinya”

47
2) Sasaran 2 “Penurunan angka kesakitan HIV/ AIDS
a) Standar 2 “Rumah sakit melaksanakan penanggulangan
HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.
3) Sasaran 3 “Penurunan angka kesakitan tuberkulosis”.
a) Standar 3 “Rumah sakit melaksanakan program
penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit beserta
monitoring dan evaluasinya melalui kegiatan: promosi
kesehatan, surveilans tuberkulosis, pengendalian faktor
risiko, penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis,
pemberian kekebalan, dan pemberian obat pencegahan”.
4) Sasaran 4 “Pengendalian resistensi antimokroba”.
a) Standar 4 “Rumah sakit menyelenggarakan pengendalian
resistensi antimikroba sesuai peraturan perundang-
undangan”.
5) Sasaran 5 “Pelayanan geriatri”.
a) Standar 5 “Rumah sakit menyediakan pelayanan geriatri
rawat jalan, rawat inap akut dan rawat inap kronis sesuai
dengan tingkat jenis pelayanan”.
p. Kelompok Kerja (Pokja) 16 “Integrasi Pendidikan Kesehatan dalam
Pelayanan Rumah Sakit”
1) Standar IPKP 1 “Rumah sakit menetapkan regulasi tentang
persetujuan pemilik dan pengelola dalam pembuatan perjanjian
kerja sama penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit”.
2) Standar IPKP 2 “Pelaksanaan pelayanan dalam pendidikan klinis
yang diselenggarakan di rumah sakit mempunyai akuntabilitas
manajemen, koordinasi, dan prosedur yang jelas”.
3) Standar IPKP 3 “Tujuan dan sasaran program pendidikan klinis di
rumah sakit disesuaikan dengan jumlah staf yang memberikan

48
pendidikan klinis, variasi dan jumlah pasien, teknologi, serta
fasilitas rumah sakit”.
4) Standar IPKP 4 “Seluruh staf yang memberikan pendidikan klinis
mempunyai kompetensi sebagai pendidik klinis dan mendapatkan
kewenangan dari institusi pendidikan dan rumah sakit”.
5) Standar IPKP 5 “Rumah sakit memastikan pelaksanaan supervisi
yang berlaku untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan staf klinis
di rumah sakit”.
6) Standar IPKP 6 “Pelaksanaan pendidikan klinis di rumah sakit
harus mematuhi regulasi rumah sakit dan pelayanan yang
diberikan berada dalam upaya mempertahankan atau
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien”.
4. Tenaga/ SDM Unit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan
Tabel 3.4
Distribusi Jumlah Tenaga/ SDM di Unit BPJS Kesehatan
Rumah Sakit TK II 14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020
Pangkat/
Pendidikan
No Nama Golonga Jabatan
Terakhir
n
Ketua S1
1 dr. Wildany Darais PNS
PPATSR Kedokteran
2 Rosdiana, S.Kep., Ns PNS Staf Ners
3 Hardiana, S.Kep., Ns PNS Staf Ners
S1
4 A Nursakma, S.Kep PNS Staf
Keperawatan
5 Jusmirati, Amd.PK PNS Staf D3 PK
6 M. Amar, S.Kom PNS Staf S1 Komputer

49
Pangkat/
Pendidikan
No Nama Golonga Jabatan
Terakhir
n
Koordinato
7 Yudiswan PELDA SMA
r PPATSR
8 Widyawaty A, Amd.Kom PHL Staf D3 Komputer
9 M. Amin, S.Kom PHL Staf S1 Komputer
Lisna Mustakim,
10 PHL Staf D3 PK
Amd.PK
11 Alias, Amd.RMIK PHL Staf D3 RMIK
S1
12 Hj Nurlina N, SKM PHL Staf Kesehatan
Masyarakat
13 Indra Jaya, S.Kom PHL Staf S1 Komputer
14 Novianty Orolowa, S.E PHL Staf S1 Ekonomi
15 Y.Hatul.,SKM PHL Staf D3 RMIK
Risky Afridha,
16 PHL Staf D3 RMIK
Amd.RMIK
17 Kurniawati, Amd.RMIK PHL Staf D3 RMIK
18 Suriani, Amd.PK PHL Staf D3 PK
Sumber : Data Sekunder 2020.
Dari tabel di atasdiketahui bahwa tenaga/SDM di bagian BPJS
Kesehatan RS TK.II 14.05.01 Pelamonia adalah18 orang,yang dipimpin
oleh seorang dokter dengan latar belakang pendidikan S1 Kedokteran,
namun belum memiliki kualifikasi di bidang Manajemen/ Administrasi
Rumah Sakit.Beliau merupakan seorang Aparat Sipil Negara (ASN) dan
dibantu oleh 17 orang staf. Dari data staf yang dimiliki oleh PPATSR
kami belum menemukan anggota yang memiliki latar belakang

50
pendidikan ilmu Manajemen/ Administrasi Rumah Sakit. Selain itu masih
ditemukan tenaga/ SDM yang berlatar belakang pendidikan SMA.
5. Instalasi Radiologi.
Tabel 3.5
Distribusi Jumlah Tenaga/ SDMdi Instalasi Radiologi
Rumah Sakit TK II 14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020
Pangkat/ Pendidikan
No Nama Jabatan
Golongan Terakhir
1 dr.Indal Patra,SP.Rad.,M.Kes TNI KaInstal S2
dr. Hj. Anita A.J. Asmal,
2 - - S2
SP.Rad., M.Kes
3 Syahrir,Ar.St.,M.Kes.,M.Hkes PNS III A - S2
4 Marlina Dewi,Amd.Rad PNS III A - D III
Sultan
5 Hamjar,Amd.Rad.,SKM., PNS III A - S2
M.Adm.Kes
6 SALEHA,S.Si PNS III A - D IV
7 Purnawan,Amd.Rad PHL - D III
8 Syatya Permadi,Amd.Rad PHL - D III
9 Sultan,Amd.Rad PHL - S1
10 Vonny,Amd.Rad PHL - D III
11 Aan Safaat,Amd.Rad PHL - D III
12 Astia.Amd.Keb PHL - D III
Sumber: Data Sekunder 2020.
Dari tabel di atas diketahui jumlah tenaga/ SDM yang ada di
Instalasi Radiologi adalah 11 orang yang dipimpin oleh seorang dokter
spesialis Radiologi dengan latar belakang pendidikan S2 Kesehatan dan
dibantu oleh 10 orang anggota. Pada Instalasi Radiologi, masih
ditemukan salah satu tenaga/ SDM yang berlatar belakang

51
pendidikanAhli Madya Kebidanan yang ditempatkan pada posisi
administrasi/ Loket pendaftaran.
Tabel 3.5.1
Analisis Kualifikasi Tenaga/ SDM di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Tk. II 14.05.01Pelamonia
Tahun 2020
Kondisi
Standar Kualifikasi Persyaratan Jml Ket
Di RS
Spesialis 2
Memiliki SIP 5 orang Sesuai
Radiologi orang
D III Teknik
Radiologi 2
Radiografer 8 orang Sesuai
Memiliki orang
SIKR
Petugas
Proteksi
Tingkat I 1
Radiasi 1 orang Sesuai
Memiliki SIB orang
(PPR)
Medik
Permenkes Fisikawan 1
Nomor 1014 D IV / S1 2 orang Sesuai
tentang Medik orang
standar Tenaga
pelayanan 1 Tidak
Radiologi Elektromedi D III ATEM -
orang Sesuai
Diagnostik. s
D III
2 Tidak
Perawat Keperawatan 1 orang
orang Sesuai
Memiliki SIP
Tenaga SMU / 3 Tidak
1 orang
Administrasi Sederajat orang Sesuai
Sumber : Data Primer Tahun 2020.

52
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kualifikasi pendidikan di
InstalasiRadiologi Rumah Sakit Tk. II Pelamonia tidak sesuai.
Berdasarkan standar Permenkes Nomor 1014 tentang standar
pelayanan Radiologi Diagnostik.. Menyatakan bahwa tenaga di
InstalasiRadiologi bagian spesialis radiologi harus memiliki SIP
berjumlah 2 orang, Radiografer D III teknik radiologi harus memiliki
SIKR berjumlah 2orang/alat, Petugas proteksi harus memiliki SIB
berjumlah 1 orang, Fisikawan medik harus D IV/S1 berjumlah 1 orang,
Tenaga Elektromedika harus D III ATEM berjumlah 1 orang, Perawat
harus memiliki SIP berjumlah 2 orang, Tenaga Administrasi lulusan
SMU/Sederajat berjumlah 3 orang. Dari semua persyaratan diatas,
maka dapat di simpulkan bahwa jumlah tenaga untuk bagian perawat
belum sesuai karena jumlah yang harus ada sebanyak 2 orang, tetapi
rumah sakit hanya memiliki 1 orang/tenaga. jumlah tenaga untuk bagian
Elektromedika belum sesuai karena jumlah yang harus ada sebanyak 1
orang, tetapi rumah sakit tidak tenaga Elektromedika. jumlah tenaga
untuk bagian admnistrasi belum sesuai karena jumlah yang harus ada
sebanyak 3 orang, tetapi rumah sakit hanya memiliki tenaga
administrasi 1 orang. Maka dapat di simpulkan bahwa sumber daya
manusia (SDM) di unit Radilogi belum sesuai atau belum memenhui
syarat dengan Permenkes Nomor 1014 tentang standar pelayanan
Radiologi Diagnostik.
6. Instalasi Laboratorium
Tabel 3.6
Distribusi Jumlah Tenaga/ SDM di Instalasi Laboratorium
Rumah Sakit TK II 14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020
No Nama Jabatan Pendidikan
Pangkat/ Terakhir

53
Golongan
1 Dr. Lince Wijoyo., PNS III D Kepala S2
M.kes.,SpPK Instalasi
Laboratorium
2 Dr. Suci Aprianti.,SpPK PNSIV A Tim Mutu S2

3 Anita Koordinator S2
Ekasari.,SKM.,M.MKes PNSIII B Pelayanan
4 Aridwan.S.ST.,Mkes Kordinator S2
Pengabdian
Masyarakat
4 Nuraisa.,S.ST Kordinator D4
PNSIII A Perencanaan
Dan
Pengembanga
n
5 Marlina.,S.ST.,M.MKes Teknis Medis S2
PNSII D
6 Burhan Keuangan, S2
Bangkasi.,S.ST.,M.MKes PNSII D dan Informasi
Dan
Pemasaran
7 A.Nurlina.,I.S.ST Rawat Inap D4
PNSII D
8 Sahban Nur T.,Amd.AK Sekretaris S1
PNSII D
9 Seka Ridwan Nur., Sampling D3
Amd.Kep SERKA

54
10 Muhammad Amin Administratif SMA
PHL
11 Nursyamsi., Amd.AK Kimia Klinik D3
PHL
12 Hari Sumaryono., SDM D3
Amd.AK PHL

13 Yuswardi Sarana/Prasara Rekognisi


PHL na Alat Pembelajaran
Lampau
(RPL)
14 Anggun Yunarti., Hematologi D3
Amd.AK PHL Klinik

15 Ikhawana., Amd.AK Rawat Jalan D3


PHL
16 Bagus Bastian., Amd.AK Imunologi D3
PHL Klinik
17 Elda Dika., Amd.AK Klinik Rutin D3
PHL
Sumber : Data Sekunder 2020.
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah sumber daya manusia di
Instalas iLaboratorium Rumah Sakit Tk.II Pelamonia sebanyak 17
orang. Tenaga/ SDM di Instalasi Laboratorium dipimpin oleh seorang
Dokter Spesialis Patologi Klinik yang dibantu oleh 16 orang anggota.
.
Tabel 3.6.1
Analisis Kualifikasi Tenaga/ SDM di Instalasi Laboratorium
Rumah Sakit Tk. II 14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020

55
Standar Kualifikasi Tenaga/ Jumlah Kondisi Ket
SDM Laboratorium Di RS
Klinik
Permenkes Dokter spesialis 1 orang 2 orang Sesuai
Nomor 411 patologi klinik
Tahun 2010 Analis kesehatan 6 orang 9 orang Sesuai
tentang Perawat 1 orang 1 orang Sesuai
Laboratorium Administrasi 3 orang 3 orang Sesuai
Klinik
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Dari tabel di atas diketahui bahwa klasifikasi tenaga/ SDM di
Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Tk.II Pelamonia SESUAI dengan
Permenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik. Meski
demikian kami menyarankan kepada pihak manajemen khususnya
tenaga Administrasi untuk mempertimbangkan memberikan pendidikan
dan pelatihan terkait pengoperasian SIMRS sehingga proses
administrasi di Instalasi Labratorium berjalan lebih baik lagi.

7. Instalasi Apotek

Tabel 3.7
Distribusi Jumlah Tenaga/ SDM di Instalasi Apotek
Rumah Sakit TK ll14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020
No Nama Pangkat/ Jabatan
Golongan
1 Veronica M.Dampung, MAYOR CKM Ka. Instalasi Farmasi
S.Si, Apt M.kes
2 Hj. Sulastri ,SE PHL Bag. Administrasi
3 Aminah kadir CPNS Bag. Administrasi

56
4 Nur insani, S.KM PHL Bag.Administrasi
5 Aspar S PHL Bag. Administrasi
6 Dewi yunus, S.Farm.,Apt PNS LL/D P. Jawab Apotek Bpjs Rawat
Inap
7 Irham khalid, S.Farm.,Apt PHL Angt. Pelayanan Apotek Bpjs
Rawat Inap Dan Visite
8 Noviana renny A. Amd.F PHL Angt. Pelayanan Apotek Bpjs
Rawat Inap
9 Eni Safitri PHL Angt. Pelayanan Apotek Bpjs
Rawat Inap
10 Sukri PHL Angt. Pelayanan Apotek Bpjs
Rawat Inap
11 Sri Wahyuni , Amd.Farm PHL Angt. Pelayanan Apotek Bpjs
Rawat Inap
12 Adolfina M. S.Farm CPNS P. Jawab Apotek Bpjs Rawat
Jalan
13 Muh. Subair., PHL Angt. Pelayanan Apotek Bpjs
S.Farm.,Apt. Rawat Jalan dan Visite
14 Cipta rachmat.,S.Farm CPNS Angt. Pelayanan Apotek Bpjs
Rawat Jalan
15 Nur juli Selviana, S.Farm PHL Angt. Pelayanan Apotek Bpjs
Rawat Jalan
16 Ayu Hartin, Amd.Farm PHL Angt. Pelayanan Apotek Bpjs
Rawat Jalan
17 Fahri Rahman, S.Farm PHL Angt. Pelayanan Apotek Bpjs
Rawat Jalan
18 Asriyani syahrir, PNS LLL/A P. Jawab Apotek Umum
S.Farm,Apt
19 Mullyani S.LT.,S.Si.,Apt PHL Angt. Pelayanan Apotek Umum
dan Visite
20 Rosmiwati, Amd.F, PHL Angt. Pelayanan Apotek Umum
S.Farm
21 Dewi Yani S, S.Farm PHL Angt. Pelayanan Apotek Umum
Dan Pengendalian Mutu dan
Visite
22 Nawar Munad Djani PHL Angt. Pelayanan Apotek Umum
23 Irham Khalid Assagaf, S. PHL Peningkatan Mutu
Farm, Apt

57
24 Lealatul qadri SLT, PNS LL/C P. Jawab Gudang Farmasi
S.Farm
25 Arman Abdullah CPNS Anggt. Gudang Farmasi
26 Eryensi tingga, S.Komp PHL Penginput Gudang Farmasi
27 Serlina Manuk Alio PHL Anggt. Gudang Farmasi
28 Hamida PHL Anggt. Gudang Farmasi
29 Herlina., S.Farm PHL Produksi Obat Racikan
30 Deviyanti hensia PHL Produksi Obat Racikan
31 Citra Rahayu., S.Si.,Apt PHL Pio & Konseling
32 Nurdalia PHL Bag. Perencanaan & Pengadaan
33 Ratnawati bohari.,S.Farm CPNS P.Jawab Depo UGD
34 Yusrini PHL Angt.Pelayanan Depo IGD
andayani,.Amd.Farm
35 Yoel Lino, S.Farm PHL Angt Pelayanan Depo IGD
36 Fajriani tahir, S.Farm CPNS P.Jawab Depo OK/ICU
37 Sulfiani syamsuddin, PHL Angt. Pelayanan Depo Ok/Iccu
S.Farm
38 Alimu Arafah, S.Farm PHL Angt. Pelayanan Depo Ok/Iccu

58
Tabel 3.7.1
Analisis Kualifikasi Tenaga/ SDM Di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Tk. II 14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020
Kondisi
Standar Kualifikasi Tenaga/ SDM Ket
Di RS
Permenkes Apoteker Ada Sesuai
Nomor 72 Tahun Tenaga teknisi
Ada Sesuai
2016 Tentang kefarmasian
Standar Tenaga administrasi Ada Sesuai
Pelayanan Operator Komputer/Teknisi
Kefarmasian Di yang memahami Ada Sesuai
RS kefarmasian
Sumber : Data Primer Tahun 2020.
Dari Tabel diatas diketahui bahwa jumlah tanaga/ SDM di Instalasi
Farmasi Sesuai dengan Standar Permenkes nomor 72 tahun 2016
tentang standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.

59
8. Unit Gizi.
Tabel 3.8
Distribusi Jumlah Tenaga/ SDM di Unit Gizi
Rumah Sakit TK II 14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020

60
Pend.
No Nama Pend. Pelatihan Jabatan
Lanjutan
Dasar
S1 Kesmas
1 Asmaniar, SKM D3 Gizi Ada Ka Unit Gizi
(Gizi)
Pelaksana
Irma Suryanti S1 Kesmas
2 D3 Gizi Ada Gizi Rawat
Syam, SKM (Gizi)
Jalan
Pelaksanaan
3 Wahyu Arini Syam D3 - Ada
Administrasi
Pelaksana
4 Sarintang SMA - Ada Pengolah
Makanan
Pelaksana
S1 Kesmas
5 Nurhaedah, SKM D3 Gizi Ada Gizi Rawat
(Gizi)
Inap
S1
Pelaksana
6 Nurmiati, SKM Kesmas - Ada
Gizi Ruangan
(Gizi)
Produksi dan
7 Hartaty, AMG D3 Gizi - Ada Distribusi
makanan
Pelaksana
8 Andi Asnidar, AMG D3 Gizi - Ada
Gizi Ruangan
S1
Pelaksana
9 Haryati, SKM Kesmas Ada
- Gizi Ruangan
(Gizi)
Maria Gabrielis, S1 Kesmas Pelaksana
10 D3 Gizi Ada
AMG (Gizi) Gizi Ruangan
St Nurhikmah, Amd Pelaksana
11 D3 Gizi - Ada
Gz Gizi Ruangan

61
S1 Kesmas
12 Hadijah, SKM D3 Gizi Ada Litbang
(Gizi)
Pelaksana
13 Sri Sartika, SGz S1 Gizi Ada
- Gizi Ruangan
Pelaksana
-
14 Marmi SMA Ada Pengolah
-
Makanan
Pelaksana
Imam Rosadi J.
15 SMA Ada Pengolah
Putra -
makanan
Pelaksana
16 Kaharuddin SMA Ada Pengolah
-
Makanan
Pelaksana
17 Mustajab SMA Ada Pengolah
-
Makanan
Pelaksana
18 Asmi SMA Ada Pengolah
-
Makanan
Pelaksana
19 Risna Rasyid SMA Ada Distribusi
-
Makanan
Pelaksana
20 Dewi Ratna SMA - Ada
Gudang
Pelaksana
21 Hartati SMK - Ada Pengolah
Makanan
22 Anneke SMA - Ada Pelaksana

62
Distibusi
Makanan
Pelaksana
23 Nirwana SMA Ada Distribusi
-
makanan
Pelaksana
24 Yusriana SMA Ada Pengolah
-
makanan
Pelaksana
25 Ernawati SMA Ada Distribusi
-
makanan
Pelaksana
26 Winarti SMA Ada Distribusi
-
makanan
SMK Pelaksana
-
27 Erawati (TATA Ada pengolah
-
BOGA) makanan
Pelaksana
pengolah
28 Jasita SMA Ada
- makanan

Pelaksana
29 Pithawati SMA Ada Distribusi
-
makanan
Pelaksana
30 Anita Kurniati SMK Ada pengolah
-
makanan
31 Mihrani Abidin SMA Ada Pelaksana

63
- Distribusi
makanan
Pelaksana
32 Martina Nelly SMA Ada Distribusi
-
makanan
Pelaksana
33 Nurala SMA Ada Distribusi
-
makanan
Pelaksana
34 Samsinar SMA Ada Distribusi
-
makanan
Pelaksana
35 Hamdana SMA Ada Distribusi
-
makanan
Pelaksana
36 Sitti Hamsina SMA Ada Distribusi
-
makanan
Pelaksana
37 Hasmawati SMA Ada Distribusi
-
makanan
Pelaksana
38 Nurbaya SMA - Ada Pengolah
makanan
Pelaksana
39 Sudarni SMA - Ada Distribusi
makanan

64
Pelaksana
40 Hamdana SMA - Ada Distribusi
makanan
Pelaksana
41 Selvi SMA - Ada Distribusi
makanan
Pelaksana
42 Mardiana SMA - Ada Distribusi
makanan
Pelaksana
43 Haerul SMA - Ada Pengolah
makanan
Pelaksana
44 Siswandi SMA - Ada Pengolah
makanan

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah SDM di instalasi gizi Rumah
Sakit Pelamonia terdiri dari 44 orang dengan dipimpin oleh seorang
Pegawai Negeri Sipil dengan latar pendidikan sarjana kesehatan
masyarakat peminatan gizi dan dibantu oleh 43 orang anggota. Tenaga
kesehatan di Unit Gizi terbagi atas 3 jenis tenaga di antaranya : tenaga
ahli gizi terdiri dari 12 orang, tenaga distribusi terdiri dari 17 orang, dan
tenaga pengola terdiri dari 14 orang.

65
Tabel 3.8.1
Analisis Jumlah SDM di Unit Gizi
Rumah Sakit TK. II 14.05.01Pelamonia
Tahun 2020
Kondisi
Standar Kualifikasi Tenaga/ SDM Jumlah Ket
di RS
Ahli
Lulusan pendidikan pada Sesuai
Madya 3 Orang
program Diploma III
Gizi
KMK No
374 Lulusan pendidikan pada Diploma
1 Orang Sesuai
Tahun program Diploma IV IV
2007 Lulusan pendidikan Gizi
Sarjana Sesuai
Tentang Akademik pada program 6 Orang
Gizi
Profesi Sarjana
Gizi - SMK 2 Orang Sesuai
25 Sesuai
- SMA
Orang
Sumber :Data Primer Tahun 2020.
Dari tabel diatas diketahui jumlah SDM di Unit Gizi rumah sakit
TK.II Pelamonia yang tidak sesuai dengan standar KMK No. 374 Tahun
2007 tentang Profesi Gizi adalah kurangnya terdapat lulusan DIII,DIV
dan Sarjana Gizi di Rumah Sakit. Tenaga/ SDM yang paling banyak
adalah lulusan SMA, sehingga kami menyarankan untuk tenaga kerja
yang tidak memenuhi kualifikasi untuk di sekolahkan.Sedangkan jumlah
kebutuhan tenaga di instalasi gizi disesuaiakan dengan kebutuhan
pelayanan rumah sakit menurut Permenkes No.56 Tahun 2014 Tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit pada pasal 34 yang mengatakan
“jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain dan non kesehatan
sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 32 ayat (1) huruf d dan e
disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

66
9. Unit Laundri
Tabel 3.9
Distribusi Jumlah Tenaga/ SDM di Unit Loundri
Rumah Sakit TK. II 14.05.01Pelamonia
Tahun 2020

Pangkat/
No Nama Jabatan Pendidikan
Golongan
Kepala
1 Denistan TNI SMA
Unit
2 Rahmi PNS User SMA
3 Fitriani PNS User SMA
4 Irawati PHL User SMA
5 Marita PHL User SMA
6 Martina PHL User SMA
7 Darmawati PHL User SMA
8 Syamsiriani PHL User SMA
9 Siska PHL User SMA
10 Ramlah PHL User SMA
11 M. Fahrul K PHL Operator SMA
12 M. Fadli. F PHL Operator SMA
13 Dahlan PHL Operator SMA
Sumber: Data Sekunder Tahun 2020.
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah SDM di Instalasi Loundry
Rumah Sakit TK.II Pelamonia terdiri dari 13 orang dengan dipimpin oleh
seorang militer yang berpangkat sertu dibantu oleh 2 orang tenaga
kesehatan aparatur sipil Negara dan 10 orang pegawai harian lepas
(PHL).

67
Tabel 3.9.1
Analisis Kualifikasi Tenaga/ SDM di Unit Laundri
Rumah Sakit TK. II 14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020
Jumlah
Jabatan Pendidikan Kualifikasi Tenaga/ SDM Kebutuha
n
Pelatihan & pendidikan Dasar
Ka Unit SMA 1
Unit Laundry
Pelatihan & pendidikan Dasar
Operator SMA 3
Unit Laundry
Pelatihan & pendidikan Dasar
User SMA 9
Unit Laundry
Sumber : Data Primer Tahun 2020.
Dari tabel diatas diketahui jumlah SDM di unit Laundry rumah
sakit TK.II Pelamonia telah melaksanakan Pelatihan & pendidikan Dasar
Unit Laundry. Sedangkan jumlah kebutuhan tenaga di unit laundry
disesuaiakan dengan kebutuhan pelayanan rumah sakit menurut
Permenkes No.56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit pada pasal 34 yang mengatakan “jumlah dan kualifikasi
tenaga kesehatan lain dan non kesehatan sebagaimana dimaksudkan
dalam pasal 32 ayat (1) huruf d dan e disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan Rumah Sakit.

68
10. Unit Central Strerilization Suply Departement (CSSD)
Tabel 3.10
Distribusi Jumlah Tenaga/ SDM di Unit CSSD
Rumah Sakit TK. II14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020
Pangkat/
No Nama Jabatan Pendidikan
Golongan
Ahli Madya
1 Hasbi Peltu Ka Unit
Keperawatan
2 Iwan Moetra Kopka Staf SMA
3 Supiaty PNS Staf SMA
4 Siti Nur Asia PHL Staf SMA
Ahli Madya
5 Muh ichsandy PHL Staf
Keperawatan
Sumber: Data Sekunder Tahun 2020
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah SDM di Unit CSSD
Rumah Sakit Pelamonia terdiri dari 5 orang yang dipimpin oleh seorang
militer berpangkat Peltu dan dibantu oleh 4 orang anggota.
Tabel 3.10.1
Analisis Jumlah kualifikasi Tenaga/ SDM di Unit CSSD
Rumah Sakit TK. II 14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020
Kualifikasi
Standar Kondisi di RS Ket.
Tenaga/ SDM
Pedoman Kepala Instalasi
Central CSSD rumah Pendidikan terakhir
Sterilization sakit tipe B kepala Instalasi Rumkit Tidak
Suply minimal S1 TK.II Pelamonia adalah sesuai
Departemen bidang D3 Keperawatan
(CSSD) Kesehatan

69
Kualifikasi
Standar Kondisi di RS Ket.
Tenaga/ SDM
Kualifikasi tenaga
Kualifikasi tenaga
administrasi d unit cssd
administrasi Sesuai
rumkit TK.II Pelamonia
minimal SMA
(Depkes adalah SMA
2009) Kepala & staff Kepala & staff unit cssd
unit cssd rumkit TK.II Pelamonia
mengikuti telah mengikuti Pelatihan Sesuai
Pelatihan tentang & pendidikan Dasar Unit
prosedur CSSD Sterilisasi
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Dari tabel di atas diketahui bahwa kualifikasi Tenaga/ SDM yang
tidak sesuai dengan standar Depkes tentang Pedoman Central
Sterilization Suply Departemen (CSSD) adalah kepala Unit yang
seharusnya dijabat oleh seorang sarjana. Namun kepala unit CSSD di
Rumah Sakit dijabat oleh Diploma Tiga. Sehingga kami menyarankan
kepada pihak menejemen untuk mempertimbangkan untuk mengisi
jabatan kepala unit CSSD dengan tenaga/ SDM yang berkualifikasi
Sarjana Kesehatan.
11. Unit Kamar Jenazah
Tabel 3.11
Distribusi Jumlah SDM di Kamar Jenazah
Rumah Sakit TK. II 14.05.01Pelamonia
Tahun 2020
No Nama Jabatan Pendidikan
1 Amru Ali TNI SMA
2 Baso PHL SMA
Sumber: Data Sekunder Tahun 2020
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah SDM di kamar jenazah
Rumah Sakit Pelamonia terdiri dari 2 orang dengan dipimpin oleh

70
seorang militer berpangkat Peltu dengan latar pendidikan SMA dan
dibantu oleh 1 orang pegawai harian lepas (PHL).

Tabel 3.11.1
Analisis Kualifikasi Tenaga/ SDM di Kamar Jenazah
Rumah Sakit TK. II14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020
Kondisi di
Standar KualifikasiTenaga/ SDM Ket
RS
Dokter spesialis forensic Tidak ada Tidak sesuai
Dokter umum Tidak ada Tidak sesuai
Standar Dokter gigi khusus forensic Tidak ada Tidak sesuai
Kamar Teknisi forensic Tidak ada Tidak sesuai
Jenazah Tenaga administrasi Ada Sesuai
Depkes, Tenaga pemulasaran Ada Sesuai
2004 jenazah
Supir kereta Tidak ada Tidak sesuai
jenazahPekarya
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Dari tabel diatas diketahui Tenaga/ SDM di kamar jenazah Rumah
Sakit TK.II Pelamonia tidak sesuai dengan standar Depkes tahun 2004
tentang Standar di Kamar Jenazah. Dimana di Kamar jenazah belum
tersedia tenaga/ SDM antara lain Dokter Spesialis Forensik, Dokter
umum, Dokter gigi khusus forensik, tekhnisi forensik dan supir kereta
jenazah pekaraya. Sedangkan tenaga/ SDM yang ada di kamar jenazah
adalah Tenaga administrasi dan tenaga pemulasaran jenazah.

71
12. Unit Perencanaan dan Evaluasi
Tabel 3.2
Distribusi Jumlah Tenaga/ SDM di Unit Perencanaan dan Evaluasi
Rumah Sakit TK II 14.05.01 Pelamonia
Tahun 2020
Pangkat/
Pendidikan
No Nama Golonga Jabatan
Terakhir
n
Kapten S1 kesehatan
1 Hal ichbhal Kasi Renproggar
(CKM) Masyarakat
Operator D3
2 Muh. Nur Sertu
Renproggar Keperawatan
Operator
3 Rizal II D D3 Komputer
Renproggar
Cecep Letnan S1
4 KA.SPI
Rahmanto Kolonel Keperawatan
Kapten
5 Basri Kasiwas SMA
(CKM)
Dwi Arif
6 PHL Operator S1 Ekonomi
Sanjaya
7 Nasrah PHL Staf Kabina S1 Sains
Sumber : Data Sekunder 2020
Pada Tabel diatas diketahui tenaga kerja di bagian Perencanaan
dan Evaluasi Rumah Sakit TK II 14.05.01 Pelamonia adalah 7 orang
yang terdiri dari Ka Renproggar yang memiliki latar belakang
pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat dan merupakan seorang militer
yang berpangkat kaptenl dan di bantu oleh 2 orang anggota. Sedangkan
Ka SPI yang memiliki latar belakang pendidikan S1 keperawatan dan
merupakan seorang militer yang berpangkat Letnan Kolonel dan di
bantu oleh 3 orang anggota. Pada unit Kabina masih ditemukan

72
Tenaga/SDM dengan latar belakang pendidikannya SMA dan Sarjana
Keperawatan. Sebagai bagian yang berperan penting dalam
penyusunan Rencana Strategis Rumah Sakit, sebaiknya
memaksimalkan tenaga/ SDM yang berlatar belakang Manajemen/
Administrasi Rumah Sakit.

B. Contoh Standar Prosedur Operasional (SPO) RS TK.II


14.05.01Pelamonia
1. Standar Prosedur Operasional (SPO) Unit Urusan Personalia
(Urpers)
SPO ADMINISTRASI SURAT MASUK
Surat masuk adalah semua jenis surat yang diterima

Pengertian dari instansi lain, dari perorangan, baik yang diterima


dari perorangan maupun dari pos

Sebagai pedoman untuk tim pengelolaan untuk


mengelola, mengatur, dan mengurus surat menyurat
Tujuan
agar dapat memperlancar sistem administrasi di rumah
sakit.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Tingkat II

73
SPO ADMINISTRASI SURAT MASUK
14.05.01 Pelamonia tentang pelaksanaan Standar
Prosedur Operasional (SPO) di Rumah Sakit.
1. Menerima surat dari bagian/ unit.
2. Melakukan pembukuan kedalam buku agenda surat
masuk.
3. Disposisi surat dan kemudian di cetak menjadi 2
rangkap.
4. Lakukan pengarsipan
Prosedur 5. Surat yang asli di bawa ke Kasi Tuud, Waka Rumkit,
dan Ka Rumkit untuk di lakukan pengecekkan dan
menunggu perintah tindak lanjut dari KaRumkit.
6. Setelah surat tersebut telah di tindak lanjuti oleh
KaRumkit, Surat tersebut di kembalikan ke staf
urpers untuk di berikan kepada unit yang
bersangkutan.

1. Ka Rumkit
2. Waka Rumkit
Unit Terkait 3. Kasi TUUD
4. Bagian/ Unit bersangkutan
5. Unit dari luar Rumah Sakit

2. Standar Prosedur Operasional (SPO) Instaldik


SPO ANALISIS KEMAMPUAN RUMAH SAKIT DALAM MENERIMA
DAN PESERTA DIDIK
Pengertian Kemampuan rumah sakit dalm pnerimaan jumlah

74
SPO ANALISIS KEMAMPUAN RUMAH SAKIT DALAM MENERIMA
DAN PESERTA DIDIK
peserta didik demi tindak lanjut demi laksananya
operasional pendidikan dengan baik
1. Sebagai acuan dalam penerimaan anak didik di
Rumah sakit Tk II Pelamonia
Tujuan 2. Agar pelaksanaan operasional pendidikan dapat
berjalan dengan baik antar kemampuan rumah sakit
dengan jumlah peserta didik
1. Undang-undang RI No.44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit.
2. Undang-undang RI No.20 Tahun 2013 pasal 1 butir 3
tentang Rumah Sakit Pendidikan yang berfungsi
Kebijakan
sebagai tempat pendidikan,penelitian dan pelayanan
secara terpadu dalam bidang pendidikan
kedokteran,pendidikan berkelanjutan dan pendidikan
kesehatan lainnya secara multi profesi
1. Membuat MOU dengan Rumah Sakit terlebih dahulu
atau jika masa berlaku MOU telah habis maka pihak
institusi terkait harus memperpanjang masa berlaku
MOU.
2. Membuat rencana sesuai dengan isi surat yang
Prosedur masuk.
3. Jika di ACC dilakukan pertemuan pihak CI lahan dan
CI institusi.
4. Penerimaan sekaligus diberikan pembekalan untuk
mahasiswa praktek.
5. Di antar ke unit praktek masing-masing

75
SPO ANALISIS KEMAMPUAN RUMAH SAKIT DALAM MENERIMA
DAN PESERTA DIDIK
6. Setelah dilakukan praktek, mahasiswa praktek
melakukan seminar hasil.
1. Staf Tuud
2. Instalasi Rawat Jalan
Unit Terkait
3. Instalasi Rawat Inap
4. Unit/ Bagian lainnya di Rumah Sakit

Berdasarkan hasil observasi kami di Intalasi Pendidikan (Instaldik)


setiap tugas dilaksanakan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional
(SPO) yang berlaku.
4. Standar Prosedur Operasional (SPO) Instalasi Radiologi
SOP PENDAFTARAN DAN PEMBAYARAN PASIEN
Pendaftaran dan pembayaran pasien di instalasi tata
Pengertian cara pencatatan data pasien dan pembayaran sebelum
pemerikasaan radiologi.
Sebagai acuan langkah-langkah untuk melengkapi
Tujuan
administrasi pasien di radiologi.
1. Keputusan kepala rumah sakit TK II pelamonia tentang
pemberlakuan SPO di RS TK II pelamonia.
Kebijakan
2. Keputusan kepala rumah sakit TK II pelamonia tentang
assesmen pasien.
1. pasien dari rawat jalan (non asuransi) RS TK II
pelamonia.
Prosedur a. Terima surat permintaan pemeriksaan radiologi
beserta kartu identitas berobat.
b. Tanyakan kepada pasien nama, umur dan alamat

76
SOP PENDAFTARAN DAN PEMBAYARAN PASIEN
untuk cross check identitas pasien.
c. Masukan data pasien dan jenis pemeriksaan ke
dalam computer.
d. Informasikan biaya pemeriksaan biaya pemeriksaan
kepada pasien.
e. Terima pembayaran sesuai biaya pemeriksaan.
f. Buatkan tanda bukti pembayaran (kuintansi)
rangkap 2 dan berikan lembar asli pada pasien.
2. Pasien dari rawat jalan RS TK II pelamonia peserta
BPJS Kesehatan.
a. Terima surat permintaan pemeriksaan radiologi
rangkap 2, foto copy SEP (surat elegebilitas
peserta) dan kartu identitas berobat.
b. Tanyakan kepada pasien nama, umur dan alamat
untuk cross check identitas pasien.
c. Masukan data pasien dan jenis pemeriksaan ke
dalam computer.
d. Buatkan bili penagihan rangkap 3 (putih, merah,
dan kuning).
e. Simpan lembar putih dan merah dijadikan satu
dengan lembar permintaan pemeriksaan radiologi
dan foto copy SEP untuk di setorkan kebagian
keuangan dan lembar kuning untuk arsip radiologi.
3. Pasien dari rawat inap RS TK II pelamonia
a. Terima surat permintaan pemeriksaan radiologi
b. Masukan data pasien dan jenis pemeriksaan ke
dalam computer

77
SOP PENDAFTARAN DAN PEMBAYARAN PASIEN
c. Buatkan bill penagihan 3 rangkap (putih, merah,
dan kuning).
d. Berikan lembar putih dan merah pada perawat
untuk ditempelkan dalam berkas rekam medis
pasien dan lembar kuning untuk arsip radiologi
4. Pasien dari rawat inap RS TK II pelamonia
a. Terima surat permintaan pemeriksaan radiologi
b. Masukan data pasien dan jenis pemeriksaan ke
dalam computer
c. Buatkan bill penagihan dan simpan untuk diseterkan
ke bagian keuangan.
5. Pasien dari luar RS TK II pelamonia
a. Terima surat permintaan pemeriksaan radiologi
beserta kartu identitas berobat.
b. Tanyakan pada pasien atau pengantar: nama,
tanggal lahir, dan alamat untuk cross check
identitas pasien.
c. Salin surat permintaan pemeriksaan ke dalam
formulir permintaan pemeriksaan radiologi.
d. Masukan data pasien dan jenis pemeriksaan ke
dalam computer
e. Informasikan biaya pemeriksaan kepada pasien
f. Terima pembayaran sesuai biaya pemeriksaan
g. Buatkan tanda bukti pembayaran rangkap 2 dan
berikan lembar asli pada pasien.
h. Tuliskan nomor urut sesuai urutan kedatangan
pasien pada lembar permintaan foto.

78
SOP PENDAFTARAN DAN PEMBAYARAN PASIEN
i. Persilahkan kepada pasien untuk menunggu giliran
pemeriksaan
j. Konfirmasikan dengan radiographer apabila pada
pasien cito atau pemeriksaan kontras.
1. Instalasi Rawat Jalan
Unit Terkait 2. Instalasi Rawat Inap
3. Bagian Keuangan

Berdasarkan hasil observasi kami di Instalasi Radiologi, setiap


tugas dan tanggung jawab dilaksanakan sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional (SPO) yang berlaku.
5. Standar Prosedur Operasional (SPO) Instalasi Laboratorium
1. SOP Kualifikasi Petugas Di Instalasi Laboratorium Klinik
Kebijakan Keputusan Karumkit Tk. II. 07.05.01 Pelamonia
Nomor : Kep / 279 / AK / VII / 2014 tanggal 05
Agustus 2014 tentang Pelayanan Laboratorium Klinik
di Rumah Sakit TK. II 07.05.01 Pelamonia

No Sub Unit Kualifikasi


1 Hematologi Analis + Pelatihan intern 3
bulan :
 Pengoperasian alat
Abx Pentra XL 80
2 Kimia Analis + Pelatihan intern 3
bulan :
Prosedur  Abx pentra 400
 Konelab Prima 30

79
 Dimension Exl 200
3 Imunologi Analis + Pelatihan intern 3
bulan :
 Pengoperasian alat
automatic immune
assay Mini Vidas
4 Administrasi SMA +
a. Pelatihan computer 3
bulan :
 Pengenalan data
pasien
 Memasukkan data
pasien
b. Customer Service
5 Pengambilan Analis +
Sampel a. Pelatihan
phlebotomy 3 bulan
b. Customer Service

Berdasarkan hasil observasi kami di Instalasi Laboratorium, setiap


tugas dan tanggung jawab dilaksanakan sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional (SPO) yang berlaku.
6. Standar Prosedur Operasional (SPO) Instalasi Farmasi

PENGELOLAAN PEMBEKALAN FARMASI

80
PENGERTIAN Pengelolaan pembeklan farmasi merupakan suatu
proses dimana seluruh siklus kegiatan berhubungan
dengan pelayanan obat, mulai dari pemilihan,
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian, penghapusan,
administrasi, pelaporan serta evaluasi yang diperlukan
bagi kegiatan pelayanan.
TUJUAN Sebagai acuan penetapan pengadaan pembekalan
farmasi sehingga mampu mengadakan bekat kesehatan
secara tepat jenis,tepat waktu dan tepat jumlah.
KEBIJKAN Keputusan Kepala Rumah Sakit TK.II 14.05.01
Pelamonia Kep/149/AK/II/2018 tanggal 25 Februari
2018 tentang kebijakan pelayanan obat.
PROSEDUR Pengelolaan pembekalan farmasi di Rumah Sakit TK.II
14.05.01 Pelamonia,mengacu pada pedoman
pengelolaan perbekalan farmasi dirumah sakit yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI :
1. Instalasi Farmasi melakukan pemilihan seleksi
berdasarkan standar yang dikeluarkan
pemerintah (DOEN) Formularium Nasional,
Formularium Rumah Sakit TK.II 14.05.01
Pelamonia.
2. Instalasi Farmasi melakukan perencanaan
berdasarkan data riel komsumsi perbekalan
tahun lalu, berdasarkan pola penyakit, perkiran
kenaikan kunjungan dan waktu tunggu.
3. Instalasi Farmasi melakukan pengajuan
perencanaan kepada Krumkit melalui

81
Kabinayanmsum.
4. Unit Pengadaan melakukan pemesan obat,
alkes, dan BHP berdasarkan perencanaan dari
instalasi Farmasi dengan membuat SP
kedistributor.
5. Penerimaan barang yang baru masuk di Rumah
Sakit TK.II Pelamonia diterima langsung oleh tim
komisi penerimaan barang dan cek ulang oleh
bagian gudang farmasi.
6. Petugas gudang farmasi menerima serta
melakukan pemeriksaan barang sesuai dengan
faktur dan SP dari distributor.
7. Petugas gudang farmasi melakukan
penyimpanan berdasarkan bentuk sediaan, suhu,
alfa betis dan penggunaan obat.
8. Petugas gudang menyiapkan dan
mendistribusikan barang berdasarkan daftar
permintaan barang dari masing-masing
apotek/depo.
9. Instalasi Farmasi melakukan pemusnahan
obat/BHP bila terdapat barang yang kadaluarsa
atau rusak.
10. Instalasi Farmasi melakukan pencatatan setiap
barang masuk dan keluar serta melakukan
pelaporan setiap bulannya.
11. INSTALASI farmasi melakukan monitoring dan
evaluasi secara periode dan berjenjang.
UNIT TERKAIT 1. Komite Medic

82
2. Sub Komite Farmasi dan Terapi
3. Binayanmasum
4. Unit Pengadaan
5. Instalasi Farmasi
Sumber : Data Sekunder Tahun 2020.
Instalasi Farmasi harus memiliki Apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian yang sesuai dengan beban kerja dan petugas penunjang
lain agar tercapai sasaran dan tujuan Instalasi Farmasi. Ketersediaan
jumlah tenaga Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian di Rumah
Sakit dipenuhi sesuai dengan ketentuan klasifikasi dan perizinan Rumah
Sakit yang ditetapkan oleh Menteri. Uraian tugas tertulis dari masing-
masing staf Instalasi Farmasi harus ada dan sebaiknya dilakukan
peninjauan kembali paling sedikit setiap tiga tahun sesuai kebijakan dan
prosedur di Instalasi Farmasi.

7. Standar Prosedur Operasional (SPO) Unit Gizi


SPO PERENCANAAN TERAPI GIZI
Perencanaan terapi gizi adalah rencana pelayanan gizi
yang diberikan kepada pasien untuk membantu
penyembuhan penyakit sesuai dengan keadaan pasien
Pengertian dan kebutuhan pasien , serta diselenggarakan secara
terpadu dengan upaya pelayanan gizi promotif,
preventif, dan rehabilitatif baik dalam dan sesudah
perawatan.
1. Tercapainya pelayanan gizi yang optimal untuk
mengurangi morbiditas, mortalitas dan lama hari rawat
Tujuan yang panjang.
2. Tercapainya efesiensi dan keefektifan dalam terapi
gizi, baik dari segi klinis, fungsional, dan kepuasan

83
SPO PERENCANAAN TERAPI GIZI
pasien.
Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk. II Pelamonia
Makassar nomor :Kep/265/AK/VII/2014,tanggal 30 Juli
Kebijakan
2014,Tentang Penyimpanan dan Penanganan Bahan
Makanan Rumah Sakit Tk.II Pelamonia Makassar.
1. Perencanaan terapi nutrisi dimulai dengan
menetapkan prioritas diagnosa gizi berdasarkan
derajat kegawatan masalah, keamanan dan kebutuhan
pasien
2. Kemudian memilih tindakan yang berdampak pada
masalah berdasarkan penyebabnya
Prosedur 3. Tindakan tersebut harus sesuai dengan
keinginan/persepsi pasien dan kepentingan
penyembuhannnya
4. Kemudian menentukan preskripsi diet secara singkat
yang menggambarkan rekomendasi mengenai nutrisi
5. Menyesuaikan strategi terapi nutrisi bila dibutuhkan
sesuai dengan respon pasien
Unit Terkait Unit Gizi

Berdasarkan hasil observasi kami di Unit Gizi, setiap tugas dan


tanggung jawab dilaksanakan sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang berlaku.
8. Standar Prosedur Operasional (SPO) Unit Laundri
SPO TATA CARA PENERIMAAN DAN PENDISTRIBUSIA LINEN
Penerimaan dan pendistribusian linen adalah suatu
Pengertian
kegiatan yang dilakukan untuk memberikan pelayanan

84
SPO TATA CARA PENERIMAAN DAN PENDISTRIBUSIA LINEN
penerimaan dan pendistribusian linen yang siap dipakai
seluruh Ruangan atau Departemen.
Untuk mempermudah dalam pelaksanaan penerimaan
Tujuan dan pendistribusian linen yang siap pakai di Ruangan
atau Departemen.
Surat perintah Kepala Rumah Sakit Tk.II 07.05.01
Pelamonia Nomor Sprin/168/2014 tanggal 8 februari
Kebijakan 2014 tentang struktur organisasi dan uraian tugas
pencegahan dan pengendalian infeksi nososkomial
Rumah Sakit Tk. II 07.05.01 Pelamonia
Indikasi Linen bersih dan Rapi
1. Di ruang pengumpulan linen infeksius dan non
infeksius,linen dipisahkan dengan menggunakan
kantong plastic sesuai standar
2. Menerima linen kotor dari seluruh Ruangan atau
Departemen,sebagai berikut:
a. Senin s/d Jum’at,pukul 08.00 s/d 11.00 WIB
Cara Kerja b. Sabtu s/d Minggu/hari libur,pukul 08.000 s/d 10.00
3. Pendistribusian linen bersih
a. Senin s/d Jum’at,pukul 11.00 s/d 14.00 WIB
b. Sabtu s/d Minggu/hari libur,pukul 11.00 s/d 12.00
4. Mencatat dibuku espedisi masing-masing
5. Ditulis tanggal dan jam penerimaan
6. Di tanda tangani oleh petugas laundry dan ruangan
1. Petugas Linen Ruangan atau Departemen
Unit Terkait
2. Petugas Laundry

85
Berdasarkan hasil observasi kami di Unit Laundri, setiap tugas dan
tanggung jawab dilaksanakan sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang berlaku.
9. Standar Prosedur Operasional (SPO) Unit CSSD

PENGEMASA INSTRUMENT, LINEN, DAN KASA


TUJUAN Mengemas peralatan sebelum disterilkan
Memastikan alat instrumen dikemas sudah
dilengkapi dengan indikator dalam dan indikator luar
KEBIJAKAN UU No.23 tahun 1962 tentang kesehatan
Standar pelayanan rumah sakit tahun 1999
Buku pedoman infeksi nosokimial tahun 2010
SK Karumkit tentang ketentuan-ketentuan kebijakan
penyelenggaraan sterilisasi sentral.
Buku pedoman CSSD tahun 2009
Buku pedoman pelaksanaan sterilisasi sentral
UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
Menyiapkan indikator dalam dan indikator luar
Syarat bahan pengemas dari :
a. Tromol :
⮚ Bahan dari sterilis still
⮚ Dilengkapi dengan filter udara
b. Linen :
⮚ Bahan linen dari katun murni
⮚ Mempunyai kerapatan serat yang baik
c. Steri-pouces :
⮚ Bahan terbuat dari kombinasi kertas
dan plastic yang tahan panas
⮚ Perekat kemasan dengan
menggunakan alat pres khusus untuk
steri-pouces
d. Wrapping paper :
⮚ Menggunakan bahan kertas yang

86
panas
⮚ Kedap air
Pengemasan alat instrumen bedah :
a. Memeriksa/mengidentifikasi alat atau bahan
yang akan dikemas dari kelayakan
(kebersihan, korosif, retak, perubahan fungsi)
secara visual dan melalui LOOP
b. Instrumen yang masih kotor dikembalikan ke
bagian pencucian melalui loket pencucian
c. Instrument yang tidak layak pakai
dikembalikan kepada user
d. Instrument yang layak pakai dikemas sesuai
standar
e. Memilih bahan pengemas yang sesuai
dengan alat/bahan akan dikemas dan metode
sterilisasi yang akan digunakan
f. Menata/menyusun alat instrument yang
dilakukan berdasarkan jenis tindakan
pembedahan dan linen sesuai urutan
pemakaian atau yang disepakati dengan
bagian bedah
Pengemasan set linen operasi
a) Sortir linen dari sobek dan kelayakannya
melalui meja sortir linen
b) Linen yang layak dilipat dan disusun sesuai
cara pelipatan/susunan yang disepakati
dengan bagian bedah
c) Linen yang tidak layak dikembalikan ke
bagian laundry melalui loket penerimaan linen
bersih
d) Linen dikemas 2 lapis, pada lapis pertama
dilengkapi dengan indikator dalam
e) Pasang perekat atau pengikat pada kemasan
Pengemasan kasa :
● Siapkan kasa lipat sesuai kebutuhan tindakan
di ruangan
● Pilih kemasan yang akan digunakan tromol,
steri-pouces, wrapping paper
● Menyertakan indikator dalam
Pemberian indikator luar pada setiap kemasan

87
Kirim kemasan ke bagian sterilisasi
UNIT TERKAIT Petugas CSSD

Berdasarkan hasil observasi kami di Unit CSSD, setiap tugas dan


tanggung jawab dilaksanakan sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang berlaku.
10. Standar Prosedur Operasional (SPO) Unit Pemulasaran Jenazah
SPO PEMULASARAN JENAZAH
Pemulasaran Jenazah adalah kegiatan
penatalaksanaan jenazah mulai proses memandikan,
Pengertian
pengkafanan/make up, dan pemberian formalin bila
perlu dengan menerapkan kewaspadaan standar.

Agar jenazah dapat dilakukan perawatan dengan baik

Tujuan sesuai dengan ajaran agama yang dianut selanjutnya


siap untuk dimakamkan.

Surat Keputusan Karumkit Tk. II Pelamonia Nomor


Skep/ 165/ II /2018 Tentang Pelayanan komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi tentang -Setiap
Kebijakan jenazah yang dikirim ke kamar jenazah harus dilakukan
pemulasaran sesuai dengan ajaran agama, Petugas
kamar jenazah yang melaksanakan pemulasaran
jenazah harus menggunakan APD lengkap.
Langkah – Langkah :
1. Persiapan Alat :
a. Sabun, shampo, handuk, laken, mawar, formalin
Prosedur
(bila perlu).
b. Kain kafan/pakaian, kapas, cendana, kamper,
c. APD lengkap petugas : Tutup kepala, kacamata

88
SPO PEMULASARAN JENAZAH
google/bila perlu, masker, sarung tangan, apron dan
sepatu boot
d. Tempat linen kotor dan tempat sampah infeksius.
e. Mesin suction (penyedot lendir dan cairan)
2. Persiapan petugas.
a. Petugas berwudhu sebelum melakukan pulasara
jenazah (Islam).
b. Petugas perempuan melakukan pulasara jenazah
perempuan dan petugas laki-laki melakukan
pulasara jenazah laki-laki
3. Persiapan jenazah
a. Posisikan jenazah di meja pemandian dan tutup
tirai.
b. Tutup aurat jenazah dengan laken
c. Suntikkan formalin bila diperlukan (dengan cara
melakukan sayatan pada paha kiri/kanan selebar 2
cm)
4. Pelaksanaan
a. Petugas melakukan kebersihan tangan dan
menggunakan APD
b. Mandikan jenazah (khusus jenazah islam) diawali
niat, dilanjutkan mengusap muka 3x dengan lembut,
menyiram jenazah 3x dari atas kebawah (kanan, kiri
dan tengah).
c. Bersihkan dengan sabun dan shampo dengan
lembut, kemudian dibilas sampai bersih.
d. Miringkan jenazah dan bersihkan kotorannya,

89
SPO PEMULASARAN JENAZAH
dengan cara memeriksa daerah dubur/kemaluan
dan menekan perutnya (jika banyak cairan sedot
dengan suction).
e. Setelah jenazah bersih (jenazah tetap ditutup)
diberikan kesempatan keluarga lain yang akan
menyiram.
f. Siramkan cairan mawar dan kamper terutama lipat
paha, ketiak dan kemaluan.
g. Setelah selesai dimandikan jenazah disiram dengan
larutan chlorine 0,5% , tunggu 5-10 menit dan bilas
ulang dengan air.
h. Setelah bersih jenazah di wudhukan, kemudian
dilap dengan handuk sampai kering
5. Pengakhiran :
a. Pindahkan jenazah ketempat pengkafanan/make-
up.
b. Setelah jenazah selsai dikafani/pakaian, jenazah
ditutup ataudibungkus dengan plastik tidak tembus
air atau bahan lain yang tidak mudah
tercemar/jenazah infeksius.
c. Bersihkan peralatan dan linen bekas dimasukkan
ketempat khusus yang disediakan Lepaskan APD
dan buang, lakukan kebersihan tangan.
1. Unit Jangsus
Unit Terkait 2. Unit Teknik
3. Clenning Servis

90
Berdasarkan hasil observasi kami di Unit Kamar Jenazah, setiap
tugas dan tanggung jawab dilaksanakan sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional (SPO) yang berlaku.

A. Program Kerja Unit Observasi Rumah Sakit TK. II Pelamonia


1. Program Kerja Unit Urusan Personalia (Urpers)
Program kerja unit Personalia secara khusus tidak ada. Tetapi,
mengacuh pada program kerja rumah sakit. Adapun program kerja
rumah sakit TK II pelamonia yaitu:
a. Melaksanakan pengusulan ukp dan jabatan terhadap personil militer
dan pns yang memenuhi syarat.
b. Mampu melakanakan kegiatan pembinaan personel baik berupa
pembinaan mental, disiplin, karir,dan moril personel rumah sakit.
c. Melaksanakan kegiatan administrasi pemisahan personelyang telah
memasuki masa persiapan pensiun.

91
d. Mampu menyelenggarakan dan melaksanakan penyusunan
rancangan program kerja dan anggaran rumah sakit.
e. Mengusulkan bagi personel yang senantiasa meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan guna menunjang pelaksanaan tugas
pokok sehari-hari melalui kegiatan pendidikan lanjutan, workshop,
seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah.
f. Mampu menyelenggarakan kegiatan peningkatan kemampuan
personel melalui latihan-latih
2. Program Kerja Instalasi Pendidikan (Instaldik)
a. Rencana kerja bidang pendidikan tenaga kesehatan

1) Merevisi dan menyusun standarisasi pola ketenagaan sesuai


dengan tingkat pendidikan dan pengembangan sumber daya
manusia di Rumah Sakit Tk.II 14.05.01 Pelamonia
2) Mengusulkan pengembangan sumber daya manusia tenaga
kesehatan Rumah Sakit Tk.II 14.05.01 Pelamonia melalui
pendidikan lanjut dan berjenjang yang terdiri dari:
a) Program tugas belajar (bantuan biaya dinas sebesar 50 %)
 Pendidikan D.IV Kebidanan maksimal 1 orang
 Pendidikan S2 Keperawatan maksimal 1 orang
 Pendidikan S1 penunjang medis maksimal 1 orang
 Pendidikan S1 perekam medis maksimal 1 orang
b) Program ijin belajar (tanpa biaya dinas dan diluar jam dinas)
 Pendidikan D.III Kesehatan
 Pendidikan D.IV kesehatan
 Pendidikan S1 kesehatan
 Pendidikan S2 kesehatan
 Pendidikan S3 kesehatan

92
3) Mengusulkan bantuan dana pendidikan bagi personil yang
melaksanakan pendidikan lanjutan secara berjenjang ke Kesdam
XIV/HSN melalui dana APBN.
4) Merevisi dan menyusun Standarisasi biaya pendidikan
siswa/mahasiswa praktek di Rumah Sakit Tk.II 14.05.01
Pelamonia sesuai dengan situasi dan kondisi.
5) Melaksanakan kerja sama dengan institusi pendidikan sebagai
lahan praktek dan penelitian yang meliputi:
a) Melaksanakan evaluasi dan revisi program kerja sama
pendidikan peserta didik/praktek di Rumah Sakit Tk.II 14.05.01
Pelamonia.
b) Membuat perjanjian kerja sama dengan institusi pendidikan
berkaitan dengan kegiatan pelaksanaan praktek peserta didik.
c) Melaksanakan program orientasi bagi siswa/mahasiswa yang
melaksanakan praktek klinik di instalasi pelayanan di Rumah
Sakit Tk.II 14.05.01 Pelamonia.
d) Memfasilitasi dan memantau kegiatan praktek klinik
siswa/mahasiswa di Rumah Sakit Tk.II 07.05.01 Pelamonia
sesuai kompetensi dan target yang ingin dicapai dengan bekerja
sama instalasi dan unit terkait.
e) Membuat laporan evaluasi kegiatan pendidikan tenaga
kesehatan di Rumah Sakit Tk.II 14.05.01 Pelamonia secara
periodik (bulanan, triwulan, semester dan evaluasi tahun
anggaran).
6) Melaksanakan studi banding ke rumah sakit yang fasilitas dan
kemampuannya lebih dari Rumah Sakit Tk.II 14.05.01 Pelamonia
dalam rangka menghadapi akreditasi nasional
b. Rencana kerja bidang pelatihan

93
1) Membuat MOU dengan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Propinsi
Sulsel untuk bekerja sama dalam menyelenggarakan pelatihan
tenaga kesehatan di Rumah Sakit Tk.II 14.05.01 Pelamonia
sehingga diharapkan setiap personil yang selesai mengikuti
pelatihan mendapat sertifikat yang legalitasnya diakui oleh
pemerintah.
2) Menyusun standarisasi kegiatan pelatihan sumber daya manusia
di Rumah Sakit Tk.II 14.05.01 Pelamonia.
3) Membuat peta tingkat pendidikan personil kesehatan Rumah Sakit
Tk.II 07.05.01 Pelamonia untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia sesuai dengan kebutuhan dan standar Rumah Sakit
Tk.II 14.05.01 Pelamonia.
4) Melaksanakan inhouse training di Rumah Sakit Tk.II 14.05.01
Pelamonia
a) Bidang ilmu keperawatan/kebidanan
 Pelatihan pemasangan infus yang benar dan baik
dilaksanakan pada bulan Maret 2018
 Pelatihan pelaksanaan hemodialisa dilaksanakan pada bulan
April 2018
 Pelatihan perawatan luka dilaksanakan pada bulan Mei 2018
yang diikuti oleh perawat Rumah Sakit Tk.II 14.05.01
Pelamonia maupun dari luar Rumah Sakit Tk.II 14.05.01
Pelamonia.
 Pelatihan mengatasi shock anafilaktik dilaksanakan pada
bulan Juni 2018
b) Bidang pelayanan kesehatan/non kesehatan
 Pelatihan servis excelen renacana pelaksanaannya pada
bulan juli 2018

94
 Pelatihan K3 rencana pelaksanaan bulan Juli 2018
 Melaksanakan pelatihan dan sosialisasi
5) Memfasilitasi kegiatan pelatihan exhouse training Rumah Sakit
Tk.II 14.05.01 Pelamonia
a) Bidang kemampuan profesional perawat/bidan
b) Bidang pelayanan medis
c) Bidang penunjang medis
d) Bidang penunjang umum
6) Memfasilitasi kegiatan seminar/pertemuan ilmiah di luar Rumah
Sakit Tk.II 14.05.01 Pelamonia
7) Memfasilitasi kegiatan sosialisasi hasil seminar/pelatihan yang
dilaksanakan oleh personil Rumah Sakit Tk.II 14.05.01 Pelamonia
8) Melaksanakan kegiatan magang bagi para lulusan D.III
keperawatan/kebidanan Pelamonia Kesdam XIV/Hsn
9) Memfasilitasi kegiatan penelitian bekerja sama dengan staf terkait
di Rumah Sakit Tk.II 14.05.01 Pelamonia
10) Membuat laporan evaluasi kegiatan pelatihan dan penelitian di
Rumah Sakit Tk.II 14.05.01 Pelamonia (bulanan, triwulan,
semester, dan evaluasi tahun anggaran)
3. Program Kerja Akreditasi
a. Mengkoordinir seluruh kelompok kerja agar pekerjaannya atau
tugasnya sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
b. Mengontrol dan mengkritik setiap kelompok kerja apabila masih ada
yang belum sesuai dengan apa yang telah di tentukan
4. Program Kerja Unit BPJS Kesehatan
a. Pelayanan jaminan surat eligibilitas pasien rawat jalan dan pasien
rawat inap
b. Pengecekan kelengkapan verifikasi rawat inap dan status rawat jalan

95
c. Pengkodingan diagnosa dan tindakan dokter
d. Pencatatan bahan habis pakai pasien rawat jalan dan rawat inap
e. Membuat laporan individu pasien berdasarkan tarif INACBG’s
f. Penginputan data pasien rawat jalan dan rawat inap mulai dari data
pasien, tarif obat, pelayanan penunjang
5. Program Kerja Instalasi Radiologi
a. Program peningkatan sumber daya manusia
b. Program keamanan radiasi di instalasi radiologi rumah sakit
pelamonia
c. Program proteksi dan keselamatan radiasi untuk kegiatan radiologi
diagnistik pesawat sinar X di rumah sakit pelamonia.
6. Program Kerja Instalasi Laboratorium
a. Peningkatan Kuantitas SDM dan Jenis Pelayanan Laboratorium
b. Rekruitmen tenaga analis laboratorium dan tenaga administrasi
laboratorium.
c. Peningkatan Kualitas dan Kapabilitas SDM
d. Peningkatan kemampuan analis laboratorium dengan mengikuti
workshop, seminar dan pelatihan.
e. Laporan, sharing dan mengedukasi hasil pelatihan kepala seluruh
staff laboratorium.
f. Penambahan Fasilitas Pelayanan Laboratorium
g. Penambahan ruangan pelayanan laboratorium sesuai standar yang
berlaku.
h. Mengadakan alat-alat pendukung pelayanan laboratorium
i. Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien
j. Penyusunan pedoman/panduan pelaksanaan standarisasi asuhan
klinis
k. Pencatatan dan pelaporan indicator mutu laboratorium
l. Staff rapat bulanan

96
m. Pembuatan laporan kegiatan bulanan, triwulan, dan tahunan
7. Program Kerja Instalasi Farmasi/Apotek
a. Memilih sediaan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit
b. Merencanakan kebutuhan sediaan farmasi secara optimal.
c. Mengadakan sediaan farmasi sesuai dengan perencanaan
d. Menerima sediaan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan
yang berlaku.
e. Menyimpan sediaan farmasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
f. Mendistribusikan sediaan farmasi
g. Mengkaji resep pasien
h. Mencegah dan mengatasi masalah yang berrkaitan dengan
penggunaan obat dan alkes.
i. Memberikan konseling kepada pasien/ keluarga pasien
j. visite
k. Membuat laporan

8. Program Kerja Unit Gizi


a. Produksi dan distribusi makanan
b. Pelayanan gizi rawat inap
c. Asuhan gizi rawat inap
9. Program Kerja Unit Laundry
a. Membuat perencanaan kebutuhan linen dan bahan pencuciannya
pertahun dan melaporkan ke atasan.
b. Melakukanpencatatansetiaphari (rutin)
c. Menjagakebersihan linen
d. Memeliharaperalatan linen
e. Mengatur system distrubusi linen agar tetaptertib
f. Meningkatkanpencegahanterjadinyainfeksi di unit laundry
g. Perbaikan mesin secaraberkala

97
10. Program Kerja Unit CSSD
a. Penerimaan Barang Alkes
b. Pencatatan Barang
c. Packing Barang
d. Pelabelan Barang
e. Pendistribusian
11. Program Kerja Unit Kamar Jenazah
a. Mencatat data pasien yang meninggal perhari, kemudian merekap
jumlah pasien meninggal setiap satu bulan
b. Meningkatkan pelayanan pemulasaran jenazah
c. Perawatan jenazah muslim dan non muslim
d. Pengawetan jenazah non muslim

D. ALUR PELAYANAN UNIT OBSERVASI


1. Alur Proses di Tuud
a) Alur Surat Masuk

SURAT MASUK

BAGIAN UNIT
TERKAIT STAF TUUD

ARSIP PEMBUKAAN

98
DISPOSISI

KASI TUUD

WAKIL RUMKIT

KARUMKIT

b) Alur Surat Keluar

SURAT KELUAR

STAF TUUD

TEBICT
1. Kaurpers

2. Kasituud

3. Waka Rumkit

99
TUUD
Karumkit

STAF TUUD
(Pembukaan)

NOMOR ARSIP DISTRIBUSI

100
2. Alur Pelayanan Unit Laboratorium Klinik Rumkit TK.II Pelamonia
14.05.01 Pelamonia

PASIEN DATANG

RAWAT INAP RAWAT JALAN, UGD


POLIKLINIK

BLANGKO PERMINTAAN 2
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1

DAFTAR DIBAGIAN
ADMINISTRASI DAN VERIFIKASI
(Sesuai Status)
TIDAK
TIDAK
YA 4 3 YA

PENGAMBILAN SAMPEL

DISERAHKAN KEBAGIAN-
BAGIAN SESUAI DENGAN JENIS
PEMERIKSAAN

 PROSES ANALITIK

 PASCA ANALITIK :

 PENCATATAN HASIL

 PELAPORAN HASIL

PENYERAHAN HASIL

RAWAT INAP RAWAT JALAN


DIANTARKAN KE RUANG PERAWAT UGD/KELUARGA
PERAWATAN PASIEN MENGAMBIL HASIL

101
3. ALUR Unit Apotek
a) Alur Pengadaan obat

Pemesanan
(Unit
Perencanaan Pengadaan)

Pelaporan Penerimaan

Pencatatan Peyimpanan

Perindustrian

102
b) Alur Pelayanan Apotik Umum

PASIEN MEMBAWA RESEP

BERIKAN KERTAS RESEP KE


PETUGAS APOTEK

PETUGAS MELAKUKAN
PENGECEKAN RESEP

PETUGAS MENYEDIAKAN
OBAT YANG SESUAI RESEP
YANG DIBAWAH PASIEN

OBAT DIBERIKAN DAN PASIEN


TELAH MENERIMA OBAT YANG
DI MITA SESAUI RESEP

PASIEN PULANG

103
c) Alur Pelayanan Apotik BPJS

RESEP NON
RACIKAN BERI PERIKSA
RESEP SKRINING NOMOR HARGA
DITERIMA RESEP PADA OBAT/DIIN
RESEP PUT
RESEP
RACIKAN

PERACIKAN
OBAT

OBAT DIPERIKSA KEMBALI


MULAI DARI NAMA,POLI, PENYERAHA
DIAGNOSANYA, DAN N OBAT
PENANDAAN LAINYA.

PENGARSIPAN
RESEP DAN
COPY RESEP DI
SIMPAN

104
d) Alur Pelayanan Apotik Untuk Depo Ok (Khusus Pasien
Operasi dan ICU)

RESEP RESEP DIBAWAH SKRINING SIAPKAN SERAHKAN


DITULIS OLEH OLEH PERAWAT RESEP OBAT DAN OBAT DAN
DOKTER KE INSTALASI BHP BHP KE
FARMASI COUNTER
PERAWAT
MASING-
MASING

PERAWAT
MENANDA
TANGANI
KETERANGAN : BUKU
Untuk unit-unit seperti penunjang SERAH
poliklinik dan IGD langsung mengambil TERIMA
obat dan BHP (Barang Habis Pakai) ke
Instalasi Farmasi

105
E. Cross Fungsional Chat Unit Observasi
Crossfungsional Chart Instaldik

TU KARUMKIT DIKLAT

SURAT MASUK

TU

KARUMKIT

DIKLAT

-Institusi Baru
Pertama Kali,
maka Institusi Membuat
tersebut harus rencana sesuai
Membuat MOU isi surat yang
dengan RS terlebih masuk (Nama
dahulu.
Institusi, Nama
-Jika Masa Berlaku Prodi, Jumlah
MOU habis maka mahasiswa,
harus
Waktu Praktek)
diperpanjang

ACC DITOLAK
STAF DIKLAT

PERTEMUAN CI

PENERIMAAN

PEMBEKALAN

KE UNIT PRAKTEK

SEMINAR HASIL SELESAI

106
Keterangan :
1. Surat masuk ke bagian TU (Tata Usaha)
2. Setelah di disposisi diberikan kepada KARUMKIT
3. Setelah dari KARUMKIT maka tahap selanjutnya diberikan kepada
bagian diklat.
4. Jika institusi baru pertama kali, maka institusi tersebut harus membuat
MOU dengan Rumah Sakit terlebih dahulu atau jika masa berlaku MOU
telah habis maka pihak institusi terkait harus memperpanjang masa
berlaku MOU.
5. Setelah itu, bagian diklat membuat rencana sesuai dengan isi surat yang
masuk.
6. Jika di ACC dilakukan pertemuan pihak CI lahan dan CI institusi.
7. Lalu dilakukan penerimaan sekaligus diberikan pembekalan untuk
mahasiswa praktek oleh bagian diklat.
8. Setelah itu mahasiswa di antar ke unit praktek masing-masing
9. Setelah dilakukan praktek, mahasiswa praktek melakukan seminar hasil.

107
Cross Fungsional Pengklaiman Dana BPJS Kesehatan
Perawat BPJS Center Pelamonia BPJS Pusat

PERAWAT

BPJS CENTER
PELAMONIA

CEK VERIFIKASI

KODING

BHP

INPUT INACBG’S

INPUT DATA

Tidak

Ya
BPJS PUSAT
Tidak

Ya

TERKLAIM

108
Keterangan:
1. Perawat membawa berkas RM kke bagian BPJS Center Pelamonia.
2. Di bagian BPJS dilakukan Cek Verifikasi, Koding, BHP, Input INACBG’s
dan menginput data.
3. Jika berkas telah lengkap atau tidak ada yang perlu diperbaiki maka
berkas tersebut diberikan ke BPJS Pusat. Jika berkas tersebut masih
terdapat kesalahan atau masih ada yang perlu dilengkapi maka
dikembalikan lagi kepada perawat yang terkait.
4. Setelah itu, jika berkas yang dikirim ke BPJS pusat sudah di ACC maka
BPJS melakukan pengklaiman terhadap rumah sakit. Jika masih terdapat
kesalahan terhadap berkas yang dikirim maka BPJS Pusat
mengkonfirmasi kembali ke Bagian BPJS center pelamonia.

109
Cross Fungsional Chart BPJS Kesehatan
BPJS Central Pelaya
BPJS Pusat FasKes TK 1 Loket RM Poliklinik
Pelamonia Penun

PASIEN/KELUARGA
PASIEN

La
YA YA Radio
LOKET LOKET
RM Alk
POLI
PM

TIDAK

MEMBAYAR
TIDAK
TIDAK MEMBAYAR IURAN/
IURAN/DENDA DENDA

MENGAMBIL
TIDAK MEMBAWA SURAT
SURAT RUJUKAN RUJUKAN

DOKTER/
MASA BERLAKU PERAWAT
RUJUKAN HABIS MENGISI
SURAT
PENGANTAR
SURAT PENGANTAR RUJUKAN
RUJUKAN

110
Keterangan :
1. Pasien atau keluarga pasien datang ke loket BPJS Center Pelamonia.
2. Jika diterima diloket BPJS maka pasien atau keluarga pasien diarahkan ke Loket
RM. Jika tidak diterima karena tidak membawa rujukan maka pasien/keluarga
pasien harus kembali ke FasKes TK 1 untuk mengambil rujukan ke Rumah Sakit,
jika tidak diterima karena masalah tidak membayar Iuran/denda maka pihak
BPJS Center Pelamonia Mengkonfirmasi ke BPJS Pusat untuk pembayaran Iuran
setelah itu pasien/keluarga pasien bisa kembali ke loket BPJS untuk mengurus
surat pengantar untuk ke unit terkait yang ingin dituju.
3. Setelah itu pasien/keluarga pasien diarahakan ke poliklinik. Jika memerlukan
perawatan penunjang maka poli terkait harus memberikan surat pengantar untuk
keperawatan penunjang terkait seperti Lab, Radiologi, Alkes, PMI, atau pasien di
Rujuk ke RS lain.
4. Setelah itu kembali lagi ke poliklinik.
5. Jika pasien memerlukan pemeriksaan lanjutan/control kembali maka pasien harus
kembali ke Rumah sakit lagi untuk melakukan pemeriksaan sesuai dengan waktu
yang ditentukan oleh dokter.

111
Cross fungsional Chart Instalasi Farmasi

Keterangan:
1. Pasien, datang membawa resep dari dokter baik dari UGD, Poli, untuk
pasien rawat inap resep dari dokter di bawa oleh keluarga atau perawat
untuk pengambilan obat di apotik/farmasi serta pasien dari luar.
2. Kemudian petugas dari apotek/farmasi menyambut dan mempersilahkan
pasien untuk menunggu sebentar.
3. Selanjutnya petugas apotek/farmasi memberikan resep kepada petugas
skrining resep (apoteker) segera melakukan skrining resep.
4. Skrining resep antara lain skrining administrative, skrining farmasetis, dan
skrining klinis. Setelah itu pemberian harga unuk obat,apabila pasien

112
setuju dengan harga yang kita berikan, maka akan segera dilakukan
penyiapan/peracikan obat.
5. Namun, jika ada permasalahan terjadi seperti pasien sesitif terhadap
harga,sehingga pasien tidak setuju dengan harga yang di ajaukan. Maka
penanganannya adalah menajukan obat alternative dengan jenis, jumlah,
jumlah item dan harga sesuai kemampuan pasien (pasien umum atau
dari luar).
6. Kemudian penyiapan/atau peracikan obat pada tahap ini dilakukan
penyiapan/peracikan obat dan kemudian diserahkan pada
pasien/keluarga pasien. Yang melakukan pada tahap ini adalah apoteker
atau petugas farmasi yang mengetahui/memiliki kulifikasi pendidikan
farmasi.
7. Setelah petugas apoteker selesai melakukan peracikan/penyiapan obat
sesuai resep maka petugas menyerahkan ke pasien/keluarga pasien,
tetapi sebelum obat diserahkan kepasien maka harus dilakukan
pengecekan kembali terhadap kesesuai antara obat dengan etiket, obat
dengan resep.
8. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker dan dilakukan konseling serta
pemberian informasi, dan edukasi agar pasien dapat mengerti dan jelas
tentang informasi obat meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan
obat jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman
yang harus dihindari selama terapi. Kemudian petugas kesehatan yang
ada di apotek memberikan konseling mengenai kesediaan farmasi,
pengobatan dan pembekalan kesehatan yang menyakut diagnose yang
di derita pasien, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau
yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau
penggunaan salah sediaan farmasi atau pembekalan kesehatan lainnya.
9. Setelah petugas apoteker/farmasi menyerahkan obat/alkes serta infomasi
tentang pengunaannya pasien,keluarga,atau perawat kembali
keruangan/ke poli perawatan jika pasien rawat inap sedangkan pasien
rawat jalan bisa langsung pulang.

113
Catatan:
1. Administrative/administrasi adalah kelengkapan identitas dan
kelengkapan berkas resep antara lain: nama, SIP, dan alamat dokter
penulis resep, tanggal penulisan resep, tanda tangan/paraf dokter penulis
resep, nama, alamat umur, jenis kelamin dan berat badan pasien, cara
pemakaian yang jelas dari obat yang di tulis dalam resep.
2. Farmasetik adalah menyesuaikan resep yang meliputi: bentuk sediaan
obat, dosis obat, potensi obat, stabilitas obat, inkompaktibilitas obat, cata
dan lama pemberian obat
3. Pertimbangan klinis dalam skrining resep meliputi: adanya alergi, efek
samping, interaksi, kesuaian (dosis, durasi, jumlah obat, dll). Jika ada
kerugian terhadap resep hendaklah di konsultasikan kepada dokter
penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternative
seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahua

114
Cross Fungsional Chart Instalasi Radiologi

NO POLIKLINIK RADIOLOGI RAWAT INAP

PASIEN LOKET PASIEN

PERSIAPAN ALAT
SURAT DAN BAHAN USG
PENGANTAR RM & SURAT
PASIEN MASUK RUANGAN PENGANTAR
PEMERIKSAAN (CT. SCAN,
THORAX )

ATUR POSISI PASEN


DI TT

DOKTER PROSES DOKTER


PEMERIKSAAN

PRINT OUT HASIL


PEMERIKSAAN

PEMBACAAN
HASIL

CROSCHEK HASIL
PEMBACAAN FOTO
DENGAN IDENTITAS
PASIEN

PENYERAHAN HASIL

115
Keterangan:
1. Setelah pasien di lakukan informed concern oleh petugas tentan
pemeriksaan radiologi yang akan dilakukan, petugas mengisi serta
mencatat surat permintaan pemeriksaan radiologi. Setelah itu surat
permintaan pemeriksaan radiologi harus lengkap, berisi: nama,
umur/tanggal lahir, no.CM, diagnose, klinis, jenis pemeriksaan serta
nama dan tanda tangan dokter pengirim.
2. Kemudian perawat ruangan memasukan dan meminta pemeriksaan
radiologi ke dalam computer dan buku registrasi pasien. Perawat
menghubungibagian radiologi untuk menginformasikan rencana
pemeriksaan radiologi. Kemudian petugas membuat perjanjian waktu
pemeriksaan dan mencatat dalam buku perjanjian. Jika terjadi perubahan
waktu, petugas radiologi segara meninformasikan hal tersebut kepada
perawat ruangan. Kemudian perawat memberitahukan pasien waktu
pelaksanaan pemeriksa.
3. Kemudian perawat pendamping pasien datang ke unit radiologi pada
waktu yang telah ditentukan dengan membawa surat permintaan
pemeriksaan dan melihat kelengkapan surat permintaan pemeriksaan.
Sebelum pemeriksaan dilakukan petugas melakukan identifikasi dengan
cara menanyakan nama dan tanggal lahir dan disesuaikan dengan data
pasien yang tercantum dalam surat permintaan dengan gelang
identifikasi pasien, jia pasien tidak dapat berkomunikasi, identifikasi
dilakukan dengan mencocokan data pada gelang identifikasi serta surat
pengantar.
4. Kemudian jika identikasi sesuai, petugas radiologi menjelaskan pada
pasien pasien/keluarga pasien tentang proses pemeriksaan dan
kemungkinan yang dapat terjadi selama dan sesudah proses
pemeriksaan, pada pemeriksaan invasive (dengan kontras), pasien
menandatangani surat persetujuan tindakan medis. Jika identifikasi tidak
sesuai dengan yang tercantum dalam surat permintaan, maka petugas
tidak melanjutkan pemeriksaan.
5. Setelah pasien setuju, petugas radiologi menyalahkan lampu tanda
radiasi (lampu merah di atas pintu pemeriksaan) kemudian melakukan

116
tindakan pemeriksaan. Selama menjalani pemeriksaan, perawat terus
mendampingi pasien didalam ruangan radiologi. Setelah pemeriksaan
selesai, petugas menilai kelayakkan hasil foto.
6. Bila hasil dinilai sesuai dengan kriteria tehnik radiologi, petugas
memberitahukan bahwa pemeriksaan telah selesai dendan
menginformasikan waktu pengambilan hasil foto. Bila hasil tidak sesuai
kriteria tehnik radiologi, petugas akan menjelaskan kepada
pasien,keluarga,atau ke petugas yang pengantar bahwa foto tidak layak
dibaca dan perlunya dilakukan pengulangan foto, jika pasien/keluarga
setuju, maka petugas radiologi melakukan foto kembali sampai hasil
layak dibaca. Petugas mematikan lampu tanda radiasi (lampu merah).
Kemudian hasil foto yang telah dicetak diserahkan kepada dokter
spesialis radiologi untuk di baca dan di buat ekspertise.
7. Kemudian hasil pemeriksaan radiologi dapat diambil oleh perawat
ruangan setelah ada ekspertise dokter spesialis radiologi. Kemudian
petugas radiologi menyerahkan hasil pemeriksaan kepada perawat
sesuai dengan waktu yang telah di janjikan dengan terlebih dahulu
meminta bukti pengambilan hasil. Kemudian petugas mencockan
identitas pada amplop foto, fotodan ekspertise dengan bukti pengambilan
hasil.

117
Cross Fungsional Chart Instalasi Laboratorium

PASIEN RAWAT JALAN RAWAT INAP LABORATORIUM

PENGAMBILAN SAMPEL
IGD, POLIKLINIK OLEH PERAWAT
PASIEN

RAWAT INAP

SURAT PENGANTAR DAFTAR BAGIAN


PEMERIKSAAN
ADMINISTRASI &
LABORATORIUM
VERIFIKASI
(Sesuai Status)

PENGAMBILAN
SAMPEL

DISERAHKAN KE
BAGIAN-BAGIAN
SESUAI DENGAN
JENIS PEMERIKSAAN

-PROSES ANALTIK

-PASCA ANALTIK

 PENCATATAN HASIL
 PELAPORAN HASIL

PERAWAT DIANTARKAN
KE RUANGAN PENYERAHAN
UGD/KELUARGA
PASIEN PERAWATAN HASIL
MENGAMBIL HASIL

118
Keterangan:
1. Proses alur fungsionalchart unit laboratorium di mulai dari pasoien
datang. Apabila pasien rawat jalan, IGD, dan Poliklinik, membawa
blangko permintaan pemeriksaan laboratorium. Setelah itu, blangko
pemeriksaan laboratorium di bawa ke loket untuk di daftar atau
diverifikasi sesuai dengan status.
2. Kemudian setelah di lakukan pendaftaran, di lakukan pemberian stempel.
Setelah di berikan stempel, blangko pemeriksaan di serahkan ke ruangan
sampling untuk di lakukan pengambilan sample. Selanjutnya, sampel di
periksa di bagian analtik. Setelah itu, dilakukan pencacatan hasil dan
hasil tersebut dilaporkan kepada dokter untuk di periksa lalu di berikan
tanda tangan oleh dolkter tersebut.
3. Kemudian, hasil yang telah di tanda tangani, di kembalikan ke loket atau
ke bagian administrasi. Setelah itu, hasil akan diambil oleh perawat UGD
atau keluarga pasien.
4. Apabila pasien rawat inap di mulai dari pasien atau keluarga pasien
mendaftar ke bagian loket administrasi untuk dilakukan verifikasi.
5. Kemudian, perawat yang langsung ke ruangan untuk melakukan
pengambilan sampling. Setellah itu, sample tersebut di daftarkan ke loket
atau administrasi untuk di lakukan verifikasi sesuai status. Selanjutnya,
sample di serahkan kebagian analtik untuk dilakukan pemeriksaan.
6. Setelah itu, dilakukan pencatatan hasil dan hasil tersebut dilaporkan
kepada dokter untuk di periksa lalu di berikan tanda tangan oleh dolkter
tersebut.
7. Setelah itu hasil yang telah di tanda tangani, di kembalikan ke loket atau
ke bagian administrasi. Kemudian hasil tersebut di antarkan keruang
perawatan pasien yang bersangkutan.

119
Cross Fungsional Unit Gizi
RUANG RUANG AREA
RUANG
PENERIMAAN PENYIMPANAN PENYAJIAN PENDISTRIBUSIAN
PENGOLAHAN
MAKANAN MASUK MAKANAN MAKANAN

BAHAN MAKANAN
MASUK

(PETUGAS MEMAKAI
APD)

GUDANGB
ASAH

PENCATATAN MEMISAHKAN
MAKANAN PENCATATAN
PENGOLA-
KELAS I,II& III,
HAN
VIP
GUDANG
KERING

PENDISTRIBUSIAN

DISIMPAN

120
Keterangan :
1. Bahan makanan masuk dan petugas memakai APD
2. Melakukan pencatatan dan menyimpannya pada gudang basah dan
gudang kering
3. Pada Gudang basah langsung di olah
4. Pada Gudang kering disimpan
5. Ke area penyajian makanan untuk dipisahkan makanan kelas I,II, dan
III
6. Pencatatan makanan
7. Pendistribusian

121
Cross Fungsional Chat Unit Laundri
RUANG PENYIMPA PENDISTRIB
ADMINISTRASI PENCUCIAN PENGEMASAN STERILISASI
PERAWATAN NAN USIAN

Linen kotor Memasukan


Penerimaan
dari unit (user) linen ke
Linen
(petugas mesin cuci
memakai APD) infeksius BOX
LINEN STERIL PENYI
Penyetrikaan,p MPANA
elipatan dan N PENDI
STRIB
Lakukan penyortiran USIA
Pencatatan linen N
penimbangan
Memasukan LINEN NON CSSD
linen ke STERIL
mesin cuci
non infeksius

122
Keterangan :
1. Linen kotor yang diambil dari ruang perawatan haru memakai APD yang
sesuai
2. Setelah linen kotor tiba di laundry,petugas melakukan
pencatatan,penerimaan & penimbangan linen
3. Tahap pencucian,mesin cuci yang ada di laundry terdapat ada 2 yaitu
mesin cuci infeksius dan mesin cuci non infeksius.
4. Pemasukan linen kotor ke mesin cuci infeksius
5. Pemasukan linen kotor ke mesin cuci non infeksius
6. Tahap selanjutnya yaitu penyetrikaan,pelipatan, dan penyortiran linen
7. Pemisahan linen yang steril dan non steril
8. Linen streil di simpan pada gudang penyimpanan
9. Linen non steril langsung ke CSSD
10. Selanjutnya pendistribusian ke tiap Rawat Inap dan sekitarnya

123
Cross Fungsional Chart UnitCSSD

LOKET PENERIMAAN ALAT LAUNDRI DISTERILKAN LOKET PENGEMBALIAN ALAT

PEMASUKAN PENCATATAN
ALKES (PETUGAS
MEMAKAI APD)
DISIFEKTAN

PENDISTRIBUSIAN
LINEN OK PERSIAPAN STERILISASI
(PENGEMASAN &
PENCATATAN
PELABELAN)
SELESAI

PROSES STERILISASI

LEMARI PENYIMPANAN

124
Keterangan :
1. Loket penerimaan alkes setiap unit yang ada di Rumah Sakit TK II
Pelamonia Makassar.
2. Melalukan pencatatan setelah itu disifektan atau bahan kimia yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh
jasad renik/obat
3. Persiapan sterilisasi yaitu pengemasan dan pelabelan
4. Baju OK,Alkes dari unit dilakukan proses sterilisasi
5. Di masukan ke lemari penyimpanan sterilisasi
6. Setelah dilakukannya sterilisasi kemudian dikeluarkan dan melakukan
pencatatan.
7. Setelah itu dilakukan pencatatan dan pendistribusian Alkes & baju Ketiap
Poli dan OK.

125
Cross Fungsional Unit Kamar Jenazah

RUANG
KASIR RUANG JENAZAH PEMULASARAN JENAZAH
PERAWATAN
\
PASIEN KELUARGA MENCATAT IDENTITAS
PASIEN JENAZAH PENCATATAN
MELAKUKAN
PEMBAYARAN

JENAZAH
DIMANDIKA
N SELESAI

PENCATATAN

JENAZAH NON JENAZAH


MUSLIM
MUSLIM
Y
TDK
DISUNTIK A
FORMALIN
TRANSI
T

126
Keterangan:
1. Dari ruang perawatan jenazah di bawa ke ruang jenazah dan memakai APD, sedangkan keluarganya menuju ke kasir/loket
pembayaran
2. Dilakukan pencatatan
3. Setelah itu jenazah dimandikan sesuai dengan jenazah muslim dan jenazah non muslim
4. Jenazah muslim dimandikan setelah itu bawa ke rumah duka
5. Sedangkan jenazah Non Muslim di suntikan formalin dan di kremasi lalu di bawa ke rumah duka

127
Cross Fungsional Chart BPJS Kesehatan
BPJS Central Pelayanan
BPJS Pusat FasKes TK 1 Loket RM Poliklinik Apotik
Pelamonia Penunjang

PASIEN/KELUARGA
PASIEN

Lab
YA YA Radiologi
LOKET LOKET
RM Alkes
POLI
PMI

TIDAK

MEMBAYAR
TIDAK
TIDAK MEMBAYAR PENGAMBILAN
IURAN/
IURAN/DENDA OBAT
DENDA

TIDAK MEMBAWA MENGAMBIL


SURAT PASIEN
SURAT RUJUKAN
RUJUKAN PULANG

DOKTER/
MASA BERLAKU PERAWAT
RUJUKAN HABIS MENGISI
SURAT
PENGANTAR
SURAT PENGANTAR RUJUKAN
RUJUKAN

128
Keterangan :
1. Pasien atau keluarga pasien datang ke loket BPJS Center Pelamonia.
2. Jika diterima diloket BPJS maka pasien atau keluarga pasien diarahkan
ke Loket RM. Jika tidak diterima karena tidak membawa rujukan maka
pasien/keluarga pasien harus kembali ke FasKes TK 1 untuk mengambil
rujukan ke Rumah Sakit, jika tidak diterima karena masalah tidak
membayar Iuran/denda maka pihak BPJS Center Pelamonia
Mengkonfirmasi ke BPJS Pusat untuk pembayaran Iuran setelah itu
pasien/keluarga pasien bisa kembali ke loket BPJS untuk mengurus surat
pengantar untuk ke unit terkait yang ingin dituju.
3. Setelah itu pasien/keluarga pasien diarahakan ke poliklinik. Jika
memerlukan perawatan penunjang maka poli terkait harus memberikan
surat pengantar untuk keperawatan penunjang terkait seperti Lab,
Radiologi, Alkes, PMI, atau pasien di Rujuk ke RS lain.
4. Setelah itu kembali lagi ke poliklinik.
5. Jika pasien memerlukan pemeriksaan lanjutan/control kembali maka
pasien harus kembali ke Rumah sakit lagi untuk melakukan pemeriksaan
sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh dokter.

129
Cross Fungsional ChartSurat Masuk Tuud
Unit Yang
Unit Staf tuud/pers Kasituud Waka Rumkit Ka Rumkit
Bersangkutan

Surat masuk

Unit Bagian
Yang Telah Di
Staf Tuud Disosisi
Karumkit

Pembukuann
Waka
Arsip

Disposisi KasiTuud

KaRumkit

Selesai
Arsip

Selesai

130
Keterangan :
1. Surat masuk di staf tuud. Kemudian dilakukan pembukuan kedalam buku
aganda surat masuk.
2. Setelah itu, di lakukan disposisi surat dan kemudian di cetak menjadi 2
rangkap.
3. Setelah surat telah di cetak mendaji 2 rangkap, maka hasil cetakkan
tersebut di masukkan kedalam arsip dan surat yang aslinya akan di bawa
ke Kasi Tuud, Waka Rumkit, Dan Ka Rumkit untuk di lakukan
pengecekkan dan menunggu perintah tindak lanjut dari Ka Rumkit.
4. Setelah surat tersebut telah di tindak lanjuti oleh Ka Rumkit, Surat
tersebut di kembalikan ke staf tuud untuk di berikan kepada unit yang
bersangkutan dan kemudian di lakukan pengarsipan di unit tersebut.

131
Cross Fungsional Chart Surat Keluar UnitTUUD

Unit Staf Tuud/Pers Kasi Tuud Waka Rumkit Ka Rumkit Tujuan Surat

Pengajuan Surat
Dari Unit Terkait

Operator
Tuud TTD
Waka Rumkit Karumkit

Teliti Surat
Kasi Tuud

Kaur Pers

Staf Tuud

Nomor Arsip Distribusi

Selesai

132
Keterangan :
1. Pengajuan surat dari unit yang terkait yang mengantarkan surat yang
ingin di distribusikan keluar ke operator atau staf tuud untuk dilakukan
pengecekkan supaya tidak terjadi kesalahan pada penulisan surat.
2. Kemudian setelah dilakukan pengecekkan, surat tersebut di bawa ke
ruangan Kasi Tuud, Waka Rumkit, Dan Ka Rumkit untuk di teliti dan di
tanda tangani.
3. Setelah surat tersebut di tanda tangani, surat tersebut di kembalikan ke
staf tuud untuk dilakukan penomoran, pengarsipan, dan kemudian di
distribusi

133
F. Intervensi Terhadap Salah Satu Masalah Administrasi
Berdasarkan hasil observasi yang kamilakukan selama4 minggu di
Rumah Sakit, kami menemukan beberapa masalah/ kendala di unit terkait.
Kemudian kami melakukan pembenahan/ intervensi berdasarkan hasil
diskusi dengan teman- teman kelompok KKN Profesi Rumkit Tk. II
Pelamonia, Pembimbing Institusi dan Pembimbing Lahan selaku pihak dari
Rumkit Tk. II Pelamonia.Adapun inrtevensi yang kami lakukan antara lain :
1. Intervensi Fisik
a. Pembuatan Struktur Organisasi di Bagian PKRS

b. Pembuatan Denah Rumah Sakit

2. Intervensi NonFisik
a. Pembuatan SPO di Bagian PPATRS

134
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tenaga/ SDM di unit/ bagian yang di observasi
Masih ditemukan beberapa unit yang kekurangan tenaga/ SDM,
bahkan masih ada beberapa tenaga/ SDM yang rangkap jabatan. Hal itu
disebabkan karena kebijakan dari komando atas yang hanya merekrut
tenaga/ SDM jika ada yang pensiun atau mengundurkan diri.
2. Standar Prosedur Operasional (SPO) di unit/ bagian yang di observasi
Masih ditemukan beberapa unit yang belum memiliki SPO secara
tertulis, mereka hanya melaksankan tugasnya sehari-hari berdasarkan
perintah langsung dari pimpinan.
3. Program Kerja di unit/ bagian yang di observasi
Setiap unit/ bagian sudah melaksanakan program kerja sesuai
dengan yang direncankan. Setiap unit/ bagian sangat mendukung
kegiatan pembelajaran klinik, mereka sangat terbuka kepada
mahasiswa dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk ikut
terlibat dan meraskan setiap pekerjaan yang ada di unit/ bagian masing-
masing.
4. Alur pelayanan dan mekanisme hubungan kerja di unit/ bagian yang di
observasi
Setiap unit/ bagian sudah memiliki alur pelayanan yang menjadi
gambaran sebuah proses dari suatu program kerja di unit/ bagian yang
di observasi. Alur pelayanan itu dibuat dan ditempel di dinding rungan
sehingga memudahkan untuk dilihat baik anggota unit/ bagian maupun
orang lain. Setiap unit/ bagian melaksanakan kerjasama dengan unit/
bagian lain dengan baik sehingga setiap pekerjaan dilaksanakan
dengan baik. Meskipun belum didukung oleh SIMRS yang baik namun

135
mekanisme hubungan kerja antar unit/ bagian masih berjalan dengan
baik.
5. Pengelolaan Akreditasi Rumah Sakit TK.II Pelamonia
Akreditasi di Rumah Sakit dilaksankan setiap 3 tahun sekali.
Rumah Sakit TK.II Pelamonia sementara dalam proses Akreditasi
SNARS edisi I, Sebelumnya pada Akreditasi versi KARS 2012 Rumah
Sakit telah meraih Akreditasi Paripurna dari KARS. Pengelolaan
akreditasi di Rumah Sakit sudah tersruktur dengan baik, dimana Tim
Akreditasi terdiri dari pembina, penasehat, penanggung jawab, ketua,
wakil ketua, sekretaris dan anggota. Selain itu setiap standar di SNARS
edisi I di bentuk kelompok kerja (Pokja), masing- masing pokja memiliki
ketua yang bertanggung jawab terhadap Standar yang sudah
dipercayakan kepada mereka.
6. Masalah/ kendala di unit/ bagian yang di observasi
a. Berdasarkan masalah/ kendala yang kami temukan di unit/ bagian
yang di observasi, kami menyoroti proses pengelolaan tanaga/ SDM
di Rumah Sakit yang masih kurang maksimal. Masih ada tenaga/
SDM yang merangkap jabatan, masih ada tenaga staf yang belum
berlatar belakang Manajemen/ Administrasi Rumah Sakit, bahkan
masih ada Kaur yang berlatar belakang SMA. Semua itu karena
keterbatasan Tenaga/ SDM di Rumah Sakit Pelamaonia.
b. Masalah lain yaitu Tata Ruang yang belum efektif dimana masih ada
unit/ bagian yang ruangannya sangat sempit.
B. Saran
1. Kepada Pihak Rumah Sakit TK.II Pelamonia
a. Diharapkan kepada pihak rumah sakit, khususnya unit/ bagian terkait
untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi hasil analisis beban
kerja dari setiap unit/ bagian dan menyarankan kepada komando atas

136
untuk merevisi kebijakan rekrutmen tenaga/ SDM, sehingga
kekurangan tenaga/ SDM di unit/ bagian dapat terpenuhi.
b. Diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk menyediakan konsultan
bangunan sehingga tata ruang di Rumah Sakit lebih baik lagi.
2. Kepada Pihak Program Studi S1 Administrasi Rumah Sakit
a. Diharapkan untuk pelaksanaan KKN Profesi berikutnya
mempertimbangkan jadwal waktu dinas dari 2 hari per unit menjadi 1
minggu per unit
b. Diharapkan untuk pelaksanaan KKN Profesi berikutnya
mempertimbangkan untuk menambah 4 minggu menjadi 6
minggu,sehingga mahasiswa memiliki waktu yang cukup untuk
mendapatkan pengalaman baru di rumah sakit khususnya dalam
pengelolaan Administrasi Rumah Sakit.
c. Diharapkan untuk kegiatan KKN Profesi berikutnya, pelaksanaannya
difokuskan di bagian manajemen dan asuransi, sementara untuk di
bagian perawatan dan penunjang di fokuskan pada saat kegiatan
Magang, sehigga pelaksanaannya lebih efektif.
3. Kepada Rekan-Rekan Mahasiswa
a. Diharapkan kepada setiap mahasiswa untuk lebih aktif lagi dalam
setiap pelaksanaan kegiatan apapun itu yang terkait dengan
pembelajaran klinik karena ini akan mampu menambah wawasan kita
terkait proses pengelolaan Administrasi di Rumah Sakit.
b. Diharapkan kepada setiap mahasiswa untuk mempedomani buku
panduan KKN Profesi agar tidak melakukan hal-hal yang diluar dari
batasan kita sebagai mahasiswa Adminstrasi Rumah Sakit.

137

Anda mungkin juga menyukai