Anda di halaman 1dari 17

Tugas Makalah Individu

Mata Kuliah : Manajemen Institusi Pelayanan Kesehatan


Dosen : Reski Dewi Pratiwi, S.KM., M.Kes

“ INOVASI PELAYANAN KESEHATAN “

Nama : Yuyun Rian Angraeni


Kelas : ARS A16
Nim : 201601007

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PELAMONIA
MAKASSAR
2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya atas rahmat dan
karunia-NYA sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Inovasi
Pelayanan Kesehatan” dapat terselesaikan, sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam rangka penyelesaian Mata Kuliah Manajemen Institusi Pelayanan Kesehatan. Saya
sadar bahwa tidak ada yang sempurna dimuka bumi ini, demikian pula dengan makalah ini.
Isi yang terkandung didalamnya masih jauh dari kesempurnaan, kesemuanya itu karena
keterbatasan saya sebagai manusia biasa .Oleh karena itu dengan kerendahan hati saya siap
menerima masukan yang sifatnya membangun dari semua pihak, dalam rangka
penyempurnaan makalah ini.

Waalaikumsalam Wr.Wb

Makassar, 12 Desember 2019

Yuyun Rian Angraeni

DAFTAR ISI
2
SAMPUL

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

a. Pengertian Inovasi Dan Inovasi Dalam Pelayanan


Kesehatan.......................................................................................................................3

b. Tujuan
Inovasi……....................................................................................................................4

c. Ciri-ciri Inovasi....................................................................................................4

d. Kategorisasi Level
Inovasi............................................................................................................................5

e. Proses
Inovasi............................................................................................................................7

f. Pendorong dan
Penghambat....................................................................................................................8

g. Inovasi-inovasi terbaik diindonesia dalam dibidang


kesehatan........................................................................................................................8

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan...................................................................................................................13

b. Saran.............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan kesehatan merupakan ranah yang tidak terlepas dari pengaruh


globalisasi yang sedang trend pada saat ini. Globalisasi telah mengubah cara hidup
orang banyak, menentukan suka, duka, selera, dan pilihan-pilihan orang dimanapun,
akan terjadi persaingan yang bebas, tidak mengenal belas kasihan, dan persaingan
yang kejam yang akan melibas dan meninggalkan yang lemah apabila tidak siap
menghadapinya. Hal ini membuat banyak organisasi termasuk pelayanan kesehatan
untuk melakukan inovasi dalam memberikan pelayanannya. Pelayanan inovatif yang
menguntungkan masyarakat sebagai pengguna jasa akan lebih diminati masyarakat.

Inovasi di sector public pada saat ini menjadi sebuah keharusan untuk
membuat ketersediaan layananan yang semakin mudah, murah, terjangkau dan merata
(Suwarno, 2008;32-33). Di Indonesia setelah adanya otonomi daerah , perubahan
system pemerintahan ini juga diiringi dengan tuntutan perubahan kualitas pelayanan
yang harapkan masyarakat. Penyediaan pelayanan public yang berkualitas merupakan
kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap penyelenggara negera. Konsep otonomi
daerah sebagaimana diatur dalam UU no. 32 Tahun 2004 telah memeberikan
kewenangan dan keleluasan pemerintah daerah untuk dapat menyelenggarakan
pelayanan public yang berkualitas. Seiring dengan lahirnya otonomi daerah tersebut
diharapakan setiap daerah berani mengambil inisiatif, mampu membuat terobosan
baru atau melakukan inovasi untuk memajukan dearahnya (Ratminto, 2010:188).
Inovasi yang dilakukan bisa dalam bentuk penetapan dan penerapan program yang
merupakan bagian dari strategi pemerintah dlam meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap kinerja pemerintah yang mendorong terwujudnya kepuasan
masyarakat.

Terciptanya suatu inovasi merupakan ukuran nyata keberhsilan dari otonomi


daerah. Keberadan inovasi sangat penting untuk pelayanan public gun amemberikan
terobosan terbaru yang dapat meningktakan kualitas pelayanananya. Kepuasan
masyarakat Indonesia semenjak adanya otonomi daerah semakin meningkat, Karena
setiap pemerintah daerah berkewajiban melakukan inovasi yang dibutuhkan oleh
daerahnya.

4
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Pengertian inovasi dan inovasi dalam pelayanan kesehatan ?

2. Apa tujuan dari inovasi ?

3. Apa itu Ciri-ciri inovasi ?

4. Apa itu kategorisasi level inovasi ?

5. Bagaimana itu proses inovasi ?

6. Apa saja pendorong dan penghambat inovasi ?

7. Bagaimana inovasi-inovasi terbaik Indonesia dalam dibidang kesehatan ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui Pengertian Inovasi Dan Inovasi Dalam Pelayanan Kesehatan

2. Untuk mengetahui tujuan dari inovasi

3. Untuk mengetahui Ciri-ciri Inovasi

4. Untuk mengetahui kategorisasi Level Inovasi

5. Untuk mengetahui Proses Inovasi

6. Untuk mengetahui Pendorong dan Penghambat Inovasi

7. Untuk mengetahui inovasi-inovasi terbaik di indonesia dalam dibidang kesehatan

BAB II

PEMBAHASAN

5
A. PENGERTIAN INOVASI DAN INOVASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Secara umum inovsi seringkali diterjemahkan sebagai penemuan baru. Namun


sebenarnya aspek “kebaruan” dalam inovasi sangat ditekankan untuk inovasi di sector
swasta atau di sector industry. Sedangkan, inovasi pada sector public lebih ditekankan
pada aspek “perbaikan” yang dihasilkan dari kegiatan inovasi tersebut yaitu
pemerintah mampu memberikan pelayanan public secara lebih efektif, efisien dn
berkualitas, murah dan terjngkau (Wijayanti, 2008:42).

Menurut West&Far (Ancok, 2012:34) inovasi adalah pengenalan dan


penerapan dengan sengaja gagasan, proses, produk, dan prosedur yang baru pada unit
yang menerapkannya, yang dirancang untuk memberikan keuntungan bagi individu,
kelompok, organisasi dan masyarakat luas.

Sedangkan inovasi dalam pelayanan kesehatan adalah suatu gagasan baru


pertama kalinya diterapkan dipelayanan kesehatan untuk memprakarsai atau
memperbaiki siatu produk atau proses dan jasa baru, teknologi yang baru, proses yang
baru, system struktur dan administrasi baru atau rencana baru yang dilakukan oleh
organisasi dalam bidang kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan keshatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan,
keluarga, kelompok, atau masyarkat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
memberikan keuntungan untuk pengguna jasa maupun organisasi tersebut. Dan
penerapan inovasi pelayanan public adalah salah satu jalan kebaruan untuk mengatasi
kemacetan dan kebuntuan organisasi di sector public yang baru pertama kali
diterapkan oleh organisasi public tersebut, sehigga pelayanan yang diberikan menjadi
berkualitas.

B. TUJUAN INOVASI

Inovasi dilakukan karena ada tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh manusia.
Adapun tujuan inovasi adalah sebagai berikut;
a. Meningkatkan kualitas
Secara umum, tujuan inovasi di berbagai bidang adalah untuk
meningkatkan kualitas dan juga nilai sesuatu hal yang sudah ada, baik itu
6
produk atau layanan. Dengan adanya inovasi terbaru, diharapkan produk-
produk tersebut memiliki keunggulan dan manfaat yang lebih bernilai dari
sebelumnya.
b. Menciptakan pasar baru
Dengan adanya produk yang lebih bernilai tinggi sebagai hasil dari
inovasi, maka hal ini akan menciptakan pasar baru di masyarakat.
c. Memperluas jangkauan produk
Salah satu contohnya dapat kita lihat dari bisnis e-commerce seperti saat
ini. Para pengusaha memperluas jangkauan produk mereka dengan
memanfaatkan internet yang dapat diakses lebih banyak calon konsumen
potensial.
d. Mengganti produk layanan
Inovasi juga bertujuan untuk mengganti produk atau layanan yang
dianggap kurang efektif/ efisien.
e. Mengurangi konsumsi energy
Manusia selalu ingin menghemat penggunaan energi, itulah sebabnya ada
banyak sekali inovasi yang dilakukan manusia. Salah satunya adalah
adanya sumber energi terbarukan yang memanfaatkan alam, misalnya
tenaga surya, angin, dan air, sebagai sumber energi listrik.

C. CIRI-CIRI INOVASI

Dalam penerapannya inovasi memeiliki ciri yang melekat dalam inovasi


menurut Rogers (Suwarno, 2008:16-18), sebagai berikut:

1. Relative Advantage atau Keuntungan Relatif

Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan dan nilai lebih dibandingkan


dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai kebruan yang melekat dlam
inovasi yang menjadi ciri yang membedakannya dengan yang lain.

2. Compatibility atau Kesesuaian

Inovasi juga mempunyai sifat kompatibel atau sesuai dengan inovasi yang
digantinya. Hal ini di maksud agar inovasi yang lama tidak serta merta dibuang
begitu saja, selain karena alasan faktor biaya yang tidak sedikit, namun juga
inovasi yang lam menjadi bagian proses transisi ke inovasi terbaru. Selain itu juga
dapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap inovasi itu
secara lebih cepat.
7
3. Complexity atau kerumitan

Dengan sifat yang baru, maka inovasi mempunyai tingkat kerumitanyang boleh
menjadi lebih tinggi dibandingkan dengn inovasi sebelumnya. Namun demikian
karena sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik, maka
tingkat kerumitan ini pada umunya tidak menjadi masalah penting.

4. Triablity atau Kemungkinan dicoba

Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai
keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama. Sehingga
sebuah produk inovasi harus melewati fase “uji coba” dimana setiap ornag atau
pihak mempuyai kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi.

5. Observability atau Kemudahan diamati

Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi bagaimana ia bekerja dan
menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

D. KATEGORISASI LEVEL INOVASI

ASpek penting lainya dalam kajian inovasi adalah berkenaan dengan level inovasi
yang mencerminkan variasi besar dampaknya yang ditimbulkan oleh inovasi yang
berlangsung. Kategorisasi level inovasi ini dijelaskan oleh Mulgan&Albury (Muluk,
2008:46) berentang mulai dari incremental, radikal, sampai transformative yaitu :

1. Inovasi Inkremental

Berarti inovasi yang membawa perubahan-perubahan kecil terhadap proses atau


layanan yang ada. Umumnya sebagian besar inovasi berada pada level ini dan
jarang sekali membawa perubahan terhadap struktur organisasi dan hubungan
keorganisasian. Walau demikian, inovasi incremental memainkan peran-peran
penting dalam pembaharuan sector public karena dapat diterapkan secara terus-
menerus dan mendukung rajutan pelayanan yang responsive terhadap kebutuahn
local perorangan serta mendukung nilai tambah uang (Value for money).

2. Inovasi Radikal

8
Merupakan perubahan mendasar dalam pelayanan public atau pengenalan cara-
cara yang sama sekali baru dalam proses keorganisasian atau pelayanan. Inovasi
jenis ini jarang sekali dilakukan karena membutuhkan dukungan politik yang
sangat besar karena memiliki resiko yang lebih besar pula. Inovasi radikal
diperlukan untuk membawa perbaikan yang nyata dalam kinerja pelayanan public
dan memenuhi harapan pengguna layanan yang lama terbaikan.

3. Inovasi Transformtif atau Sistematis

Membawa perubahan dalam struktur angkatan kerja dan keorganisasian dengan


mentransformasi semua sector secara dramatis mengubah hubungan
keorganisasian. Inovasi jenis ini membutuhkan waktu lebih lama untuk
memperoleh hasil yang diinginkan dan membutuhkan perubahan mendasar dalam
sususnan sosial, budaya, dan organisasi. Inovasi jenis ini tentu bersiaft lebih
mendalam karena mencakup struktur sistematis keorganisasian.

Dilihat dari segi prosesnya, inovasi juga dpat dibedkan dalam dua kategori,
menurut (Muluk, 2008:48) yaitu :

1. Sustaining Innovation ( Inovasi Terusan)

Merupakan proses inovasi yang membawa perubahan baru namun dengan


tetap mendasarkan diri pada kondisi pelayanan dan system yang sedang
berjalan atau produk yang sudah ada.

2. Distcontinues Innovation (Inovasi Terputus)

Merupakan proses inovasi yang membawa perubahan yang sama sekali baru
dan tidak lagi berdasarkan pada kondisi yang sudah ada sebelumnya.

E. PROSES INOVASI

Menurut Rogers dalam Suwarno (2008:98-99), proses inovasi bagi organisasi


berbeda dengan proses yang terjadi secara individu. Sebagai sebuah organisasi, sektor
publik dalam mengadopsi produk inovasi akan melalui tahapan sebagai berikut :

1. Initiation (Perintisan)

9
Tahapan perintisan terdiri atas fase agenda setting dan matching. Ini merupakan
tahapan awal pengenalan situasi dan pemahaman permasalahan yang terjadi dalam
organisasi. Pada tahapan agenda setting ini dilakukan proses identifikasi dan
penetapan prioritas kebutuhan dan masalah. Fase selanjutnya adalah matching atau
penyesuaian. Pada tahapan ini permasalahan telah teridentifikasi dan dilakukan
penyesuaian atau penyetaraan dengan inovasi yang hendak diadopsi.

2. Implementation (Pelaksanaan)

Pada tahapan ini, perintisan telah menghasilkan keputusan


untuk mencari dan menerima inovasi yang dianggap dapat
menyelesaikan permasalahan organisasi. Tahapan implemenasi ini terdiri
atas fase redefinisi, klarifikasi dan rutinisasi. Pada fase redefinisi, Pada fase ini,
baik inovasi maupun organisasi meredefinisi masing-masing dan mengalami
proses perubahan untuk saling menyesuaikan. Fase klarifikasi terjadi ketika
inovasi sudah digunakan secara meluas dalam organisasi dan mempengaruhi
seluruh elemen organisasi dalam keseharian kerjanya. Fase rutinisasi adalah fase
di mana inovasi sudah diangap sebagai bagian dari organisasi.

F. FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT INOVASI

Fontana dalam Larasati (2015:21-22) menyebutkan bahwa ada beberapa


faktor yang dapat merangsang inovasi dalam organisasi.

1. Organisasi membutuhkan orang- orang dan kelompok-kelompok yang


kreatif dalam organisasi.

2. Faktor budaya, dimana budaya berperan penting dalam merangsang dan


memelihara inovasi.

3. Faktor manusia, dimana organisasi perlu melakukan investasi dalam


pengembangan sumber daya manusia yang ada pada organisasi melalui
pelatihan dan pengembangan, pendamping coaching.

10
G. INOVASI-INOVASI TERBAIK DI INDONESIA DALAM DIBIDANG
KESEHATAN

a. Contoh inovasi-inovasi terbaik di Indonesia dibidang kesehatan

Indonesia memiliki beberapa inovasi dalam dunia kesehatan yang sangat


bermanfaat bagi masyarakat, bahkan untuk dunia. Hebatnya lagi, inovasi-
inovasi tersebut diciptakan oleh anak bangsa sendiri! Tidak heran jika
Indonesia menempati peringkat ke-46 sebagai negara dengan kemajuan
teknologi paling pesat sejak tahun 2012. Hal tersebut menjadi bukti bahwa
masyarakat Indonesia memang memiliki semangat untuk terus maju dan
meningkatkan kesejahteraan.

a. Brain Computer Interface

Brain Computer Interface atau BCI adalah pengendali robot tangan


untuk membantu penderita penyakit stroke yang tidak mampu
menggerakkan anggota badannya. Alat yang menggabungkan teknologi
dengan kesehatan ini diciptakan oleh 3 mahasiswa Institut Teknologi
Bandung (ITB). Mereka mencoba merancang alat ini sesederhana mungkin
supaya bisa digunakan oleh penderita stroke.

Alat tersebut bekerja dengan memanfaatkan sinyal yang dibangkitkan


oleh otak, untuk mengirim perintah ke komputer atau mesin lain.
Tujuannya, untuk membantu orang-orang yang memiliki kelainan fisiologi
atau cacat fisik, yang berhubungan dengan sistem saraf motorik. Jadi,
secara keseluruhan teknologi BCI ini adalah teknik pengendalian suatu
perangkat dengan menggunakan pikiran.

Dalam dunia kesehatan, alat ini sudah digunakan sebagai sarana


komunikasi bagi penderita lumpuh total dan rehabilitasi. Salah satu sistem
di dalam BCI ini terdiri dari pengukuran sinyal otak. Kemudian, dilakukan
sistem pengolahan sinyal otak untuk mendeteksi pola-pola unik yang
diterjemahkan menjadi perintah, seperti pola otak saat rileks.

11
Ahli dan dokter di Indonesia sangat mengapresiasi terciptanya alat ini.
Mereka mengatakan, alat ini sangat membantu dunia kesehatan dan
memiliki potensi yang tinggi untuk bersaing dengan dunia internasional.

b. Layanan E-health

Tidak hanya untuk jenis penyakit tertentu, teknologi juga dimanfaatkan


dalam dunia kesehatan untuk mempermudah akses masyarakat kepada
fasilitas kesehatan Indonesia. Pengembangan teknologi kesehatan dengan
layanan elektronik e-Health bertujuan untuk membenahi sistem kesehatan
nasional.

Aplikasi e-Health ini awalnya diciptakan oleh Pemkot Surabaya.


Namun, beberapa daerah di Indonesia mulai merujuk pada kota tersebut
untuk mengembangkan aplikasi yang sama. Pemkot Surabaya menciptakan
aplikasi ini untuk mengatasi permasalahan dalam dunia kesehatan di kota
tersebut, misalnya volume antrean di puskesmas maupun rumah sakit yang
selalu padat setiap hari kerja.

Hal ini disebabkan waktu pendaftaran di loket puskesmas dan rumah


sakit rata-rata memerlukan waktu sekitar 1,5 menit, dan waktu yang
dibutuhkan puskesmas serta rumah sakit dalam sekali tindakan sekitar 5–
30 menit, tergantung pada tindakan yang diberikan. Selain itu, pelayanan
rujukan pasien masih kurang maksimal dari segi waktu, karena masalah
administrasi seperti data pasien dan validasi data. Faktor-faktor tersebut
merasa sangat mengganggu, terutama bagi kelompok menengah ke bawah,
buta huruf, penyandang cacat, dan manula yang umumnya membutuhkan
pelayanan kesehatan murah.

Permasalahan-permasalahan itu akhirnya membuat Pemkot Surabaya


membuat aplikasi e-Health, dengan tujuan memudahkan warga untuk
mempersingkat antrean di puskesmas atau rumah sakit. Dengan
menggunakan e-Health, warga tidak perlu lagi datang langsung ke loket
pelayanan. Mereka cukup mendaftarkan di rumah dengan menggunakan

12
internet. Pemrosesan berkas pun menjadi lebih cepat, efisien, dan ramah
lingkungan karena mengurangi penggunaan kertas.

Inovasi dalam bidang kesehatan dengan menggunakan teknologi


informasi ini sangat diapresiasi oleh Presiden Jokowi beserta Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jokowi juga mengimbau agar daerah
lain menciptakan inovasi-inovasi baru lainnya, agar semakin
mempermudah akses masyarakat ke fasilitas kesehatan.

c. Teknologi ECVT dan ECCT

Teknologi ECVT dan ECCT diciptakan oleh salah satu ilmuwan asal
Indonesia bernama Warsito Purwo Taruno. Keduanya merupakan alat
pembunuh sel-sel kanker dengan jenis yang berbeda. Kedua alat ini dibuat
olehnya dalam bentuk rompi dan helm, dengan menggunakan gelombang
energi rendah untuk mematikan sel kanker yang ada di dalam tubuh.

Bentuk rompi ini biasanya digunakan untuk penderita kanker


payudara. Dengan menggunakan teknologi pemindai atau tomografi
kapasitansi listrik berbasis medan listrik statis, alat ini ampuh melawan
kanker. Untuk uji coba pertama, Dr. Warsito menggunakan alat ini pada
kakaknya yang menderita kanker payudara stadium IV.

Efek samping yang dirasakan oleh kakaknya saat itu hanya


mengeluarkan keringat yang berlendir dan sangat bau, urine dan feses pun
baunya lebih busuk, Namun, faktor-faktor itu menjadi pertanda bahwa sel-
sel kanker telah hancur dan keluar lewat detoksifikasi tubuh. Setelah
1 bulan, hasil tes labortarium kakaknya menunjukkan bahwa ia negatif
kanker, dan akhirnya dinyatakan bersih total.

Dr. Warsito mulai mengembangkan teknologi ini dan diapreasiasi oleh


pemerintah. Saat ini, pemerintah masih menjalankan penelitian lebih
dalam untuk teknologi ini sebelum memberikan hak paten. Namun,
ternyata dunia internasional sudah menunjukkan ketertarikan dan langsung
menghubungi Dr. Warsito untuk menggunakan alat tersebut. Pasalnya, alat

13
ini adalah yang pertama dan satu-satunya di dunia. Beberapa negara di
Eropa dan Singapura sudah menandatangani kontrak dengan Dr. Warsito
untuk menggunakan alat ini.

Penjelasan di atas hanyalah 3 dari sekian banyak inovasi di bidang kesehatan


di Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan memang
menjunjung tinggi inovasi teknologi sebagai salah satu ujung tombak pembangunan
dunia kesehatan Indonesia. Maka dari itu, semua jenis inovasi yang diciptakan oleh
anak bangsa harus didukung dan dibantu oleh pemerintah. Inovasi-inovasi ini
memberikan manfaat yang sangat baik dalam segi pengembangan obat, teknologi
kesehatan, dan sistem pelayanan kesehatan. Tujuan akhirnya pun untuk masyarakat
sendiri dan kelangsungan bangsa Indonesia untuk terus maju dan mampu bersaing di
industri kesehatan dunia.

b. Inovasi pelayanan kesehtan yang ada di rumah sakit

Adapun contoh inovasi pelayanan kesehatan dirumah sakit , yaitu :

 Inovasi Pelayanan Kesehatan Bagi Gakin

Inovasi kebijakan merupakan salah satu bentuk pembaharuan yang


dilakukan perusahaan atau organisasi untuk tujuan tertentu. RSUD Wates
memiliki Inovasi Kebijakan Pelayanan yang diterapkan dan sangat
menarik. Inovasi Kebijakan Pelayanan Kesehatan ruang inap tanpa kelas
bagi Gakin di RSUD Wates kabupaten Kulon Progo. RSUD Wates,
Kabupaten Kulon Progo merupakan pelaksana Inovasi Kebijakan
pelayanan ruang inap tanpa kelas bagi gakin yang merupakan satu-satunya
rumah sakit yang menerapkan inovasi kebijakan tersebut. Kebijakan ini
bertujuan meringankan beban gakin dengan menggunakan ruang inap
tanpa kelas namun untuk biaya disediakan pemerintah melalui APBDN
dan APBD dengan kerja sama dengan pihak penjamin (JAMKESMAS,
JAMKESDA, JAMKESOS).

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari beberapa penjelasan mengenai inovasi pelayanan public tersebut dapat


disimpulkan bahwa inovasi adalah suatu gagasan baru, yang baru pertama kali
diterapkan oleh suatu organisasi untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk
atau proses dan jasa yang memberikan keuntungan bagi individu, kelompok,
organisasi dan masyarakat luas. Inovasi pelayanan public adalah suatu gagasan baru
yang baru pertama kali diterapakan untuk memprakarsai atau memperbaiki proses
suatu produk atau proses jasa yang dilakukan oleh organisasi public untuk memenuhi
kebutuhan dan memberikan keuntungan untuk pengguna jasa maupun inovasi public
itu sendiri. Sedangkan inovasi dalam pelayanan kesehatan adalah suatu gagasan baru
pertama kalinya diterapkan dipelayanan kesehatan untuk memprakarsai atau
memperbaiki siatu produk atau proses dan jasa baru, teknologi yang baru, proses yang
baru, system struktur dan administrasi baru atau rencana baru yang dilakukan oleh
organisasi dalam bidang kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan keshatan,
15
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan,
keluarga, kelompok, atau masyarkat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
memberikan keuntungan untuk pengguna jasa maupun organisasi tersebut. Dan
penerapan inovasi pelayanan public adalah salah satu jalan kebaruan untuk mengatasi
kemacetan dan kebuntuan organisasi di sector public yang baru pertama kali
diterapkan oleh organisasi public tersebut, sehigga pelayanan yang diberikan menjadi
berkualitas.

Sudah ada beberapa inovasi terbaik Indonesia dibidang kesehatan seperti


inovasi dari beberapa rumah sakit yaitu inovasi pelayanan kesehatan bagi gakin
(keluarga miskin) yang bertujuan meringankan beban gakin dengan menggunakan
ruang inap tanpa kelas namun untuk biaya disediakan pemerintah melalui APBDN
dan APBD dengan kerja sama dengan pihak penjamin (JAMKESMAS, JAMKESDA,
JAMKESOS).

B. SARAN

Untuk memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa maka dilakukannya
dengan membuat banyak organisasi termasuk pelayanan kesehatan untuk melakukan
inovasi dalam memberikan pelayanannya. Pelayanan inovatif yang menguntungkan
masyarakat sebagai pengguna jasa akan lebih diminati masyarakat. Terumata dalam
inovasi dalam pelayanan kesehatan yang dapat membuat rencana baru yang akan
dilakukan oleh organisasi dalam bidang kesehatan untuk memelihara dan
meningkatkan keshatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, kelompok atau organisasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

C Anggreny, 2013. Journal Inovasi Pelayanan Kesehatan Dalam Meningkatkan Kualitas


Pelayanan Di Puskesmas Jagir Kota Surabaya. Web:
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/11%20Cindy_KMP
%20V1%20N1%20Jan-April%202013.pdf. Diakses pada tanggal 7
Desember 2019. Pukul 23.00 WIB.

17

Anda mungkin juga menyukai