Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH KESEHATAN MASYARAKAT

“PENCEGAHAN PENYAKIT, KECACATAN DAN KEMATIAN”

Dosen Pengampu :

Nia Musniati SKM., MKM.

Oleh Kelompok 5 :

Derma Ambarwati 2105015151

Dita Anggun Setiawati 2105015227

Kartika Sari Anggraeni 2105015068

Miftah Sani Fara Izati 2105015076

Nabila Putri Maharani 2105015199

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kita dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pencegahan
Penyakit, Kecacatan dan Kematian. Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam, keluarga, sahabatnya, dan kita selaku umatnya.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Ilmu Kesehatan.
Penyusunan makalah ini tentu tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang turut membantu
memberikan bantuan, baik moral maupun material. Dilandasi dengan penuh rasa hormat
penyusun sampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak lain yang telah memberikan
bantuan kepada kami dlama proses pembuatan makalah ini.

Disadari sepenuhnya oleh kami bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dalam
berbagai hal. Semua saran, masukan maupun kritik diharapkan demi kebaikan dan kesempurnaan
makalah ini yang sifatnya membangun.

Besar harapan kami, semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan umumnya bagi semua yang membaca untuk menambah ilmu pengetahuan.

Jakarta, 25 Oktober 2021

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

Latar Belakang ........................................................................................................1

Rumusan Masalah...................................................................................................1

Tujuan ......................................................................................................................2

BAB II ISI.............................................................................................................................3

Definis Penyakit Tidak Menular............................................................................3

Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular................................................................3

Upaya Pencagahan Penyakit Tidak Menular.......................................................4

Definisi Penyakit Menular......................................................................................4

Upaya Pencegahan Penyakit Menular...................................................................5

Definisi Timbunya Penyakit...................................................................................5

Konsep Timbulnya Penyakit...................................................................................6

Perjalanan Timbulnya Penyakit.............................................................................6

Pencegahan Penyakit...............................................................................................7

Dasar-Dasar Dan Ukuran Epidemiologi ...............................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................................11

Kesimpulan...............................................................................................................11

Saran.........................................................................................................................11

Daftar Pustaka.....................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


kesehatan menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sehat
menurut UU 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang mungkin hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.

Berdasarkan pengertian diatas, berarti setiap orang mempunyai hak untuk mendapatkan
fasilitas pelayanan kesehatan. . Upaya kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan secara
terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.

Usaha para ahli dan masyarakat sangat menentukan kesehatan tentang penyakit menular,
dan lingkungan sosial sangat berpengaruh tehadap penularan, penyebaran, dan pemberantasan
penyakit. Lingkungan sosial yang menentukan norma serta perilaku orang berpengaruh terhadap
penularan penyakit secara langsung dari orang ke orang.

Untuk itu makalah ini dibuat untuk mengetahui tentang penyebaran pencegahan penyakit,
kecacatan dan kematian untuk mengetahui bagaimana cara penanggulangan penyebaran penyakit
menular dah tidak menular.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa definisi penyakit tidak menular ?


b. Apa factor resiko penyakit tidak menular ?
c. Bagaimana pencegahan penyakit tidak menular ?
d. Apa definisi penyakit menular ?

1
e. Bagaimana pencegahan penyakit menular ?
f. Apa definisi dan timbulnya penyakit ?
g. Apa konsep timbulnya penyakit ?
h. Bagaimana perjalanan timbulnya penyakit ?
i. Bagaimana pencegahan penyakit ?
j. Apa saja dasar-dasar dan ukuran epidemiologi ?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui definisi penyakit tidak menular


b. Untuk mengetahui factor resiko penyakit tidak menular
c. Untuk mengetahui upaya pencegahan penyakit tidak menular
d. Untuk mengetahui definisi penyakit menular
e. Untuk mengetahui upaya pencegahan penyakit menular
f. Untuk mengetahui definisi timbulnya penyakit
g. Untuk mengetahui konsep timbulnya penyakit
h. Untuk mengetahui perjalanan timbulnya penyakit
i. Untuk mengetahui upaya pencegahan penyakit
j. Untuk mengetahui dasar-dasar dan ukuran epidemiologi

2
BAB II

ISI

2.1 Definisi Penyakit Tidak Menular

Pengertian Penyakit jenis ini tidak dapat ditularkan dari penderita kepada orang lain.
Penyakit ini merupakan penyakit non infeksi yang penyebabnya bukan mikroorganisme.
Biasanya penyakit ini terjadi karena pola hidup yang kurang sehat seperti merokok,
turunan/bawaan, cacat fisik, penuaan atau usia, dan gangguan kejiwaan. Penyakit tidak menular
terjadi akibat interaksi antara agent (Non living agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor
predisposisi, infeksi dan lain-lain) dan lingkungan sekitar (source and vehicle of agent).

Penyakit tidak menular kurang lebih mempunyai kesamaan dengan beberapa sebutan
lainnya, seperti:

A. Penyakit kronis
B. Penyakit noninfeksi
C. New communicable diaseases
D. Penyakit degenerative
E. Penyakit perilaku

2.2 Faktor Resiko Yang Dapat Menimbulkan Penyakit Tidak Menular

A. Faktor risiko untuk timbulnya penyakit tidak menular yang belum kronis belum
ditemukan secara keseluruhan:
1) Untuk setiap penyakit, faktor risiko dapat berbeda-beda (merokok, hipertensi,
hiperkolesterolemia)
2) Satu faktor risiko dapat menyebabkan penyakit yang berbeda-beda, misal:
merokok dapat menimbulkan kanker paru, penyakit jantung koroner, kanker
laring.

3
3) Untuk kebanyakan penyakit, faktor-faktor risiko yang telah diketahui hanya dapat
menerangkan sebagian kecil kejadian penyakit, tetapi etiologinya secara pasti
belum diketahui.
B. Faktor risiko yang telah diketahui ada kaitannya dengan penyakit tidak menular yang
bersifat kronis, antara lain: Tembakau, Alkohol, Kolestero, Hipertensi, Diet, Obesitas,
Aktivitas , Stress, Pekerjaan, Lingkungan, Gaya hidup, dan lain-lain.

2.3 Tingkat-Tingkat Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular


Leavell dan clark dalam bukunya ‘preventive medicine for the doctor in his community’
membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa
sebelum sakit dan pada masa sakit.
Usaha pencegahan itu adalah:
a. Mempertinggi nilai kesehatan.
b. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (specific protection).
c. Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal, serta mengadakan
pengobatan yang tepat dan segera. ( early diagnosis and prompt treatment ).
d. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguankemampuan
bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit (disability limitation).
e. Rehabilitasi ( rehabilitation )(Entjang Idan, 1974).

Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit


dikenal tiga tahap pencegahan yaitu :
a. Pencegahan primer
b. Pencegahan sekunder
c. Pencegaha tersier

2.4 Definisi Penyakit Menular


Penyakit Menular adalah penyakit yang disebut juga infeksi; yang dapat menular ke
manusia dimana disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit;
bukan disebabkan faktor fisik atau kimia; penularan bisa langsung atau melalui media atau

4
vektor dan binatang pembawa penyakit.Penyakit menular masih menjadi masalah besar
kesehatan masyarakat yang dapat menimbulkan kesakitan, kematian, dan kecacatan yang tinggi
sehingga perlu dilakukan penyelenggaraan penanggulangan melalui upaya pencegahan,
pengendalian, dan pemberantasan yang efektif dan efisien.Penyakit menular bisa menjadi wabah;
adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan
daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. COVID-19 yang disebabkan oleh
penularan dan infeksi Virus SARSCoV2 merupakan contoh penyakit menular yang telah menjadi
wabah bahkan pandemi yang melanda hampir seluruh penjuru dunia.

Jenis penyakit menular, dikelompokan menjadi :


a. Penyakit Menular langsung.
b. Penyakit Tular Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit.

2.5 Upaya Pencegahan Penyakit Menular

Penanggulangan Penyakit Menular adalah upaya kesehatan yang mengutamakan aspek


promotif dan preventif yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan,
kecacatan, dan kematian, membatasi penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak meluas
antar daerah maupun antar negara serta berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah.

Upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan dilakukan melalui beberapa


kegiatan :

a. promosi kesehatan
b. surveilans kesehatan
c. pengendalian faktor risiko
d. penemuan kasus
e. penanganan kasus
f. pemberian kekebalan (imunisasi)

pemberian obat pencegahan secara massal.

5
2.6 Definis Timbulnya Penyakit

Menurut para ahli, penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang
dapat ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun
tidak langsung atau melalui perantara/penghubung). Penyakit menular ini ditandai dengan
adanya agent atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host atau
inang (penderita).

2.7 Konesp Timbulnya Penyakit

a. Faktor resiko Pejamu (Host)

Host adalah manusia atau mahluk hidup lainnya, faktor hostyang berkaitan dengan terjadinya
penyakit menular berupa umur,jenis kelamin, ras, etnik, anatomi tubuh,dan status gizi. Faktor
manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung pada karakteristik
yang dimiliki oleh masing-masing individu.

b. Faktor Resiko Bibit Penyakit (Agent)

Agent (Penyebab) adalah unsur organisme hidup, atau kuman infeksi, yang menyebabkan
terjadinya suatu penyakit. beberapa penyakit agen merupakan penyebab tunggal (single)
misalnya pada penyakit menular, sedangkan pada penyakit tidak menular biasanya terdiri
dari beberapa agen contohnya pada penyakit kanker.

c. Faktor Resiko Lingkungan (Environment)

Lingkungan adalah faktor luar dari individu yang tergolong faktor lingkungan hidup manusia
pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu lingkungan hidup internal berupa keadaan yang
dinamis dan seimbang yang disebut hemostasis, dan lingkungan hidup eksternal di luar tubuh
manusia.

2.8 Perjalanan Timbulnya Penyakit

Melihat Perjalanan penyakit pada pejamu, bentuk pembawa kuman (carrier) dapat dibagi dalam
beberapa jenis :
6
a. Healthy carrier (inapparent), Mereka yang dalam sejarahnya tidak pernah
menampakkan menderita penyakit tersebut secara klinis akan tetapi mengandung
unsur penyebab yang dapat menular kepada orang lain.
b. Incubatory carrier (masa tunas), Mereka yang masih dalam masa tunas tetapi telah
mempunyai potensi untuk menularkan penyakit.
c. Convalescent carrier (baru sembuh klinis), Mereka yang baru sembuh dari penyakit
menular tertentu tetapi masih merupakan sumber penularan penyakit tersebut untuk
masa tertentu.
d. Chronis carrier (menahun), Merupakan sumber penularan yang cukup lama.

2.9 Definisi Pencegahan Penyakit

Pencegahan penyakit merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
penyakit yang mencakup semua kalangan. Dalam melakukan pencegahan penyakit ini dibagi atas
beberapa tingkatan, yaitu

a. Pencegahan Primordial
b. Pencegahan Primer
c. Pencegahan Sekunder
d. Pencegahan Tersier

Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta
pengobatan yang tepat . Sasaran pencegahan ini terutama ditunjukkan pada mereka yang
menderita atau dianggap menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas).
Adapun tujuan usaha pencegahan tingkat kedua ini yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan
yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah, serta
untuk mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadi akibat samping atau
komplikasi. Pencegahan tahap ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha
surveveillans penyakit tertentu, pemeriksaan berkala serta pemeriksaan
kelompok tertentu (calon pegawai, ABRI, mahasiswa dan sebagainya),

7
penyaringan (screening) untuk penyakit tertentu secara umum dalam
masyarakat, serta pengobatan dan perawatan efektif.

b. Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berada


pada proses prepatogenesis dan patogenesis penyakit tertentu.
c. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan
terhadap cacat dan rehabilitasi. Sasaran pencegahan tingkat ke tiga adalah
penderita penyakit tertentu dengan tujuan mencegah jangan sampai mengalami
cacat permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah
kematian akibat penyakit tersebut.

3.0 Dasar – Dasar dan Ukuran Epidemiologi

a. Mempelajari sekelompok manusia/ masyarakat yang mengalami masalah


kesehatan
b. Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan pada
sekelompok manusia yang dinyatakan dengan frekuensi mutlak atau rasio
c. Menunjukkan kepada banyaknya masalah-masalah kesehatan yang diperinci
menurutkeadaan-keadaan tertentu, di antaranya keadaan waktu, tempat, orang
yang mengalami kesehatan
d. Merupakan rangkaian kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mengkaji
masalahmasalah kesehatan sehingga diperoleh kejelasan dari masalah tersebut.

Ukuran Dalam Epidemiologi


1. Perhitungan Frekuensi Penyakit
a. Rate
Rate merupakan besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah keseluruhan
penduduk di mana peristiwa itu berlangsung dalam suatu batas waktu tertentu.

A
R
A +B

8
A = jumlah kejadian yang diamati
A + B = Populasi berisiko

b. Rasio
Rasio merupakan perbandingan dari 2 nilai kuantitatif.
Rasio = A/B
Contoh : Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki sebanyak 30
orang dan jumlah penderita perempuan adalah 15 orang. Maka penderita laki-laki /
perempuan adalah = 30 / 15 = 2 : 1

c. Proporsi Misal : Proporsi kematian karena DHF adalah jumlah yang mati karena
DHF dibagi jumlah seluruh kematian Rumusan dari proporsi yaitu :

A
Proporsi =
X +Y

Contoh: Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki sebanyak 30
orang dan jumlah penderita perempuan adalah 15 orang. Berapa proporsi penderita
laki-laki?

30
Jawab : Proporsi = × 100% = 66,67%
30+15

2. Ukuran Morbiditas
a. Insidensi Rate
Insidensi adalah jumlah kejadian/penyakit (kasus baru) pada kelompok penduduk
tertentu dalam suatu kurun waktu tertentu.

jumlah kejadian dalam waktu tertentu


Angkainsidensi= × konstanta
jumlah population at risk waktu tertentu

9
Contoh: Pada bulan Desember 1988 di Kecamatan X terdapat penderita Campak 88
orang anak balita. Jumlah anak yang mempunyai risiko penyakit tersebut (anak
balita) di Kecamatan X = 8.000.

Maka insidensi rate penyakit campak tersebut adalah :

80 80 10
×1000= ×1000= atau 0,010
8000 8000 1000

Manfaat ukuran insidensi


1) Angka insidensi dapat digunakan untuk mengukur angka kejadian penyakit.
Perubahan angka insidensi dapat menunjukkan adanya perubahan faktor-faktor
penyebab penyakit, yaitu fluktuasi alamiah dan adanya program pencegahan.
2) Dalam penelitian epidemiologi sebab akibat
3) Perbandingan antara berbagai populasi dengan pemamapan yang berbeda.
4) Untuk mengukur besarnya risiko determinan tertentu.

d. Prevalensi Rate
1) Point prevalence, yaitu jumlah seluruh penderita (lama+baru) yang ada pada
suatu saat tertentu

jumlah pederita yang ada


pada suatu waktu
Point prevalence= × konstanta
jumlah penduduk pad saat itu

Contoh: Kasus penyakit TBC Paru di Kecamatan Moyang pada waktu dilakukan
survey pada bulan Juli 1988 adalah 98 orang dari 24.000 penduduk kecamatan
tersebut. Maka prevalence rate di Kecamatan tersebut adalah :

98 4
×1000= atau 0,010
24.000 1000

10
11
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penyakit, kecacatan


dan kematian, diperlukan sumber informasi yang baik, dan hal ini dapat dicapai dengan

melaksanakan penyuluhan kesehatan. Diharapkan dengan penyuluhan dapat dicapai peningkatan


pengetahuan masyarakat tentang faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit menular dan
tidak menular serta bagaimana pencegahan penyakit, yang selanjutnya dapat meningkatkan pula
sikap dan perilaku masyarakat sehingga lebih sesuai dengan prinsip-prinsip hidup sehat, demi

mencapai tingkat kesehatan masyarakat yang lebih baik.

4.2 Saran

Pemerintah lebih meningkatkan lagi dalam hal penyuluhan atau edukasi tentang
pecegahan penyakit, kecacatan dan kematian. Terutama di desa-desa yang masih minim dengan
pengetahuan tersebut. Dan meningkatkan lagi dalam hak dan fasilitas kesehatannya.

12
Daftar Pustaka

SKM.M.Kes, D. I. (2017). EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR. EPIDEMIOLOGI


PENYAKIT MENULAR, 1-30.

LIA ROSA VERONIKA, M. (2011). MODUL DASAR KESEHATAN MASYARAKAT.


MODUL DASAR KESEHATAN MASYARAKAT, 8-20.

Eliana, S. M. (2016). KESEHATAN MASYARAKAT. KESEHATAN MASYARAKAT, 38-47.

Eliana, S. M. (2016). KESEHATAN MASYARAKAT. KESEHATAN MASYARAKAT, 50-63.

13

Anda mungkin juga menyukai