PENINGKATAN MUTU
DAN KESELAMATAN PASIEN
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan umum pedoman ini adalah sebagai acuan dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien di RSK. Dr. Tadjuddin
Chalid Makassar.
Tujuan Khusus
1. Terlaksananya program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
rumah sakit secara sistematis dan terarah.
2. Terlaksananya pencatatan insiden di rumah sakit dan pelaporannya secara
lengkap.
C. SASARAN
Seluruh elemen yang ada di RSK. Dr. Tadjuddin Chalid yang berperan dalam
upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman peningkatan mutu keselamatan pasien, meliputi:
1. Konsep dasar peningkatan mutu dan keselamatan pasien kesehatan
2. Pengorganisasian mutu dan keselamatan pasien
3. Kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
4. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan mutu dan keselamatan
pasien
5. Benchmarking data mutu dan keselamatan pasien
6. Pelatihan dan pendidikan yang mendukung upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
7. Manajemen risiko.
Definisi Mutu
Mutu adalah keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang
menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan konsumen,
baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat
(Efendi, Ferry. 2009).
Menurut IBM, 1982. Mutu adalah memenuhi persyaratan yang diminta
konsumen, baik konsumen internal maupun eksternal, dalam hal layanan
dan produk yang bebas cacat (Al-Assaf, 2009).
Menurut Al-Assaf, 1998. Mutu adalah suatu proses pemenuhan kebutuhan
dan harapan konsumen, baik internal maupun eksternal. Mutu juga dapat
dikaitkan sebagai suatu proses perbaikan yang bertahap dan terus
menerus (Al-Assaf, 2009).
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap jasa pemakai pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
tingkat kepuasan rata- rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai
dengan standar dan kode etik profesi (Azrul Aswar,1996).
Mutu pelayanan kesehatan adalah memenuhi dan melebihi kebutuhan serta
harapan pelanggan melalui peningkatan yang berkelanjutan atas seluruh
proses. Pelanggan meliputi pasien, keluarga, dan lainnya yang datang untuk
mendapatkan pelayanan dokter, karyawan (Mary R. Zimmerman).
Batasan Operasional
1. Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara objektif dan sistematik
untuk memantau dan menilai mutu serta kewajaran asuhan terhadap pasien,
menggunakan peluang untuk meningkatkan asuhan pasien dan memecahkan
masalah-masalah yang terungkap (Jacobalis S, 1989).
3. Clinical Pathway
Clinical Pathway adalah suatu konsep perencanaan terpadu yang
merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan
standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti,
dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di
rumah sakit.
Manfaat Clinical Pathway adalah :
- Mengurangi variasi layanan perawatan unutk kasus yang sama (biaya
lebih mudah diprediksi)
- Tools untuk pelaksanaan keselamatan pasien (Patien Safety)
- Tools untuk pelaksanaan audit medis
- Tools untuk pengecekan bila ada medical errors
- Penilaian kinerja (Perfomance) SMF dan individu profesi
Data pengisian formulir Clinical Pathway diisi oleh perawat penanggung
jawab ruangan, dokter dan koder.
Direktur Utama
Ketua Komite
Sekretaris
DIREKTUR UTAMA
Peraturan Direktur
SOP tentang RM
5. Kebijakan RM Penyimpanan
Berkas RM Peraturan Direktur
SOP tentang Informed
pemusnahan Consent
berkas RM
6. Keijakan Pemberlakuan pedoman
Informed Consent Standar Kode Etik RS
3. Kebijakan
Persedian
SOP Kebijakan
4. Kebijakan Aktiva Aktiva Tetap
Tetap
SOP Kebijakan
5. Kebijakan barang Barang Rusak
Rusak
6. Kebijakan Pajak
7. Kebijakan
Pengawasan
Keuangan
8. Kebijakan
Transaksi
Keuangan
VIII KEBIJAKAN
HUBUNGAN
KERJASAMA
1. Kebijakan
kerjasama dengan
Institusi
Pendidikan
2. Kebijakan
kerjasama dengan
Rumah Sakit Lain
3. Kebijakan
kerjasama dengan
pihak ke tiga
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria, serta standar yang
digunakan untuk mengukur mutu pelayanan RSK. Dr. Tadjuddin Chalid
Makassar.
A. KEGIATAN POKOK
1. Standarisasi asuhan klinis secara bertahap
2. Monitoring indikator mutu prioritas RS.
3. Pemantauan pelaksanaan program Keselamatan Pasien
4. Pemantauan mutu unit kerja.
5. Monitoring peningkatan mutu SDM
6. Manajemen Resiko terintegrasi
7. Pemantauan penilaian pelayanan yang dikontrakkan
8. Monitoring Pemantauan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
9. Monitoring hasil evaluasi kinerja staf klinik dan non klinik
B. RINCIAN KEGIATAN
1. Standarisasi asuhan klinis secara bertahap
a. Pembentukan tim clinical pathway
b. Penyusunan pedoman/panduan pelaksanaan standarisasi asuhan
klinis
c. Penetapan 5 area prioritas untuk di standarisasi penyakit atau
prosedur tindakan yaitu Ulkus plantaris komplikata, reaksi kusta,
gangguan mobilisasi pada amputasi, gangguan ambulasi pasca
stroke, dan demam berdarah dengue.
d. Penyusunan panduan praktik klinis untuk 5 area prioritas
e. Penyusunan 5 clinical pathway
f. Edukasi ke staf klinis
KESELAMATAN PASIEN
Definisi Keselamatan pasien/ Patient Safety adalah Pasien bebas dari Harm /
cedera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari cedera yang potensial akan
terjadi (penyakit, cedera fisik/ sosial/ psikologis/ cacat, kematian dll) terkait
dengan pelayanan kesehatan.
Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ) adalah setiap kejadian atau situasi yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm/ cidera yang tidak
seharusnya terjadi. Insiden keselamatan pasien meliputi :
a. Kejadian Sentinel
b. Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
c. Alat Medis
Umum
1. Masa kalibrasi alat terlewati
2. Tensi air raksa bocor
3. Syringe pump tidak berfungsi optimal
4. Defibrilator dalam kondisi rusak / tidak siap pakai
5. Alat monitor yang rusak / tidak siap pakai
6. Alat EKG rusak / tidak siap pakai
7. Ventilator dalam kondisi tidak siap pakai
8. Alat spirometri tidak berfungsi dengan benar
9. Alat suction tidak berfungsi dengan baik
10. Pisau /gunting medis tidak tajam
Laboratorium
1. Alat analisa tidak berfungsi / rusak
2. Jarak antar bed terlalu dekat
Kamar Operasi
Kesalahan Medis (Medical errors) adalah :Kesalahan yang terjadi dalam proses
asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien. Kesalahan termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana
atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya. Dapat akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission).
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah Suatu sistem untuk
mendokumentasikan insiden yang tidak disengaja dan tidak diharapkan, yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien. Sistem
ini juga mendokumentasikan kejadian-kejadian yang tidak konsisten dengan
operasional rutin rumah sakit atau asuhan pasien.
Potencial Concequences
Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Likelihood 1 2 3 4 5
Sangat Sering Moderate Moderate High Extreme Extreme
Terjadi
(Tiap mgg /bln)
5
Sering terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme
(Bebrp x /thn)
4
TINDAKAN
a. Skor Risiko
b. Bands Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna
yaitu: biru, hijau, kuning, dan merah.
A. Pengertian
Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu metode analisis terstruktur yang
mengidentifikasi akar masalah dari suatu insiden, dan proses ini cukup
adekuat untuk mencegah terulangnya insiden yang sama. RCA berusaha
menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut :
2. Apakah insiden akan terulang oleh karena hal yang sama jika
“cause” dikoreksi atau dieliminasi?
c. Tabular timeline
Merupakan pengembangan timeline yang berisi tiga data dasar:
tanggal, waktu, cerita kejadian asal, dan dilengkapi 3 (tiga) data lain
yaitu: informasi tambahan, praktek yang baik (Good Practice), dan
masalah / CMP (Care Management Problem).
Tabular timeline dapat digunakan pada setiap insiden, berguna pada
kejadian yang berlangsung lama.
Nilai positif :
dapat digunakan pada waktu yang pendek
dapat mengidentifikasi keberadaan seseorang dan adanya celah
informasi
pemetaan dapat dalam bentuk garis waktu yang efektif
Nilai negatif :
4. Fish bone
Tiap masalah dapat berkaitan dengan beberapa faktor yang dapat
memberikan dampak pada timbulnya insiden.
Faktor
Faktor Faktor Faktor Orang &
pasien petugas tim manajemen
CMP
Faktor
Faktor Faktor Faktor eksternal/
komunikasi Lingkungan tugas di luar RS
kerja
Prioritas
No Evaluasi SKP Keterangan
Area
1. Angka
Kejadian
Sasaran
pasien masuk
1 Keselamatan SKP.1 Proses
rawat inap
Pasien
tanpa gelang
identitas
2. TBaK
prosedur
ditandatangani SKP.2 Proses
DPJP dalam 24
jam
3. Angka
ketepatan
penyimpanan SKP.3 Proses
dan pemberian
label LASA
4. Kepatuhan
penandaan Output
lokasi operasi SKP.4 pelayana
sebelum pasien n
dilakukan
1. TDD , tidak
ada kegiatan
riset
1.Angka
ketidaksedia
an obat
Pengadaan rutin Proses
sesuai
formularium
RS
2. ketepatan
waktu
Indikator pemberian
Pelaporan yang
Area insentif Proses
3 diwajibkan
Manajeme sesuai
n kesepakatan
waktu
3. Angka
kejadian
petugas
Manajemen resiko Out come
kesehatan
tertusuk
jarum
5. Angka Penggunaan sumber Proses
Manajemen
7. POBO Proses
keuangan
Pencegahan dan
pengendalian dari
kejadian yang dapat
9. Kalibrasi
menimbulkanmasala Proses
Alat Medis
h bagi keselamatan
pasien, keluarga
pasien dan staf
1. Patient with
ischemic
stroke
prescribed
antitrombotic
therapy at
discharge
2. Ischemic or
Indikator hemorrhagic
4 Library of stroke patient
Measure who were
assessed for
rehabilitation
services
3. Patient that
have hospital-
acquired
(nosocomial)
pressure ulcer
(s)
No PERTANYAAN Y/T
5 Dst..
Keterangan:
NHigh Risk: 1=Sangat Tidak berisiko, 2= Tidak Berisiko, 3= Risiko Rendah, 4= Risiko Sedang, 5=Risiko Tinggi
High Volume: Jumlah kasus Nilai 1 = 1 – 15, 2 = 16 – 30, 3 = 31 – 45, 4 = 46 – 60, 5 = 61 – 75
Problem Prone: 1= Jika terjadi tidak menimbulkan masalha bagi yang lain, 2= Jika terjadi menimbulkan kurang dari 3
masalah baru, 3= Jika terjadi menimbulkan 4-5 masalah baru, 4= Jika terjadi menimbulkan 6-7 masalah baru, 5=
Jika terjadi menimbulkan lebih dari 7 masalah baru
B Bobot (High risk = 50, high volume = 30, high cost = 20)
S Skor (Jumlah kasus x bobot)
INSIDEN : __________________________________________________
Tim :
Ketua :
2. ________ 5. ________
3. ________ 6. ________
-Dokumentasi: 1. ______________________
2. ______________________
3. ______________________
4. ______________________
5. ______________________
1. _______________________________________
3. _______________________________________
4. _______________________________________
5. _______________________________________
Waktu /
Kejadian
Kejadian
Informasi
tambahan
Good
Practice
Masalah
Pelayanan
waktu
staf yang
terlibat
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Langkah 1 & 2
- Pilih Proses yang berisiko tinggi terhadap Keselamatan Pasien dan bentuk Tim
- Tim menyesuaikan Proses yang dipilih
- Pilih Proses yang akan dianalisa
- Tentukan salah satu Proses / Sub Proses bila proses nya kompleks
Langkah 3A
Pada Tahapan Proses dijelaskan proses setiap kegiatan sesuai kebijakan dan prosedur yang
berlaku dan jika proses terlalu kompleks, dapat memilih satu proses atau sub proses untuk
ditindak lanjuti
Kemudian masing – masing proses uraikan subprosesnya pada Tahapan Sub Proses pada
baris A, B, C, D, E. dst
1 2 3 4 5 6
Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub
Jelaskan Sub Proses kegiatan yang dipilih untuk ditindak lanjuti, isikan pada kotak A,B,C,D,E.
Masing – masing Sub Proses sampai Sub Proses terakhir dicari modus kegagalannya, isikan
pada baris 1, 2, 3, 4, 5
A B C D E
Langkah 4
Isikan masing – masing modus kegagalan dan effek analisisnya pada lembar kerja
1. Modus Kegagalan
Apa yang anda amati ketika kesalahan terjadi, masing – masing beri nilai pada nomor
selanjutnya
2. Akibat / Severity ( S)
Bagaimana dampak kesalahan pada pelanggan, beri nilai seberapa parah dampaknya
terhadap pelanggan
Nilai 1 = bila kesalahan tidak menimbulkan dampak / cidera pada pelayanan kesehatan (
perhatikan pada lembar Analisa Hazard Minor )
Nilai 7 = bila kegagalan menyebabkan kerugian yang lebih besar terhadap pasien (
perhatikan pada lembar Analisa Hazart Mayor )
Nilai 10 = bila kegagalan menimbulkan kematian atau kecacatan ( perhatikan pada lembar
Analisa Hazart Katastropik )
Yang paling memungkinkan penyebab terjadinya kesalahan – garis ini harus selalu terisi
dan seberapa sering penyebab atau kesalahan model ini terjadi ?
Nilai 7 = Kadang – kadang ( dapat terjadi beberapa kali dalam 1 sampai 2 tahun )
Nilai10 = Hampir sering muncul dalam waktu yang relatif singkat (beberapa kali dalam 1
tahun)
4. Pendeteksian / Detectability ( D )
Seberapa besar kemungkinan yang kita dapat untuk mendeteksi kesalahan atau
penyebabnya?
5. RPN
Hasil perkalian S X O X D
Langkah 5
Lembar Kerja
Langkah 6
Langkah 7
2. Bila proses yang baru sudah selesai dibuat, perlu dilakukan proses FMEA yang baru untuk
menguji apakah proses tersebut masih berpotensi menimbulkan kegagalan
3. Untuk Failure mode dengan high RPN, jangan lupa mencari banyak jalan untuk
Langkah 8
Implementasi dan monitor proses yang baru. Ulangi beberapa waktu, sesudah beberapa failure
mode di-eliminasi.