MENIMBANG : a. bahwa rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran
yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat;
b. bahwa dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan harus didukung
dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang prima dan
profesional khususnya dalam hal upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a
sampai c, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur tentang
pencegahan dan pengendalian infeksi di RSU Bina Kasih.
1/5
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1087 tahun
2010 tentang Standar kesehatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit.
9. Keputusan Direktur RSU Bina Kasih No. .../0.../..../SKDIR_Keb/....
Tentang Kebijakan Pelayanan Pencegahan Pengendalian Infeksi.
M E M U T U S K AN :
MENETAPKAN :
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 22 September 2015
2/5
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSU Bina Kasih
No. 01/067/SKEP/RSU BK/IX/2015
Kebijakan Umum :
1. Pengendalian Infeksi merupakan salah satu program peningkatan mutu rumah sakit
yang diintegrasikan dalam program PMKP.
Kebijakan khusus :
1. Menerapkan Prinsip Kewaspadaan Rutin Pengendalian infeksi seperti :
a. Kewaspadaan Standar ( Standard Precautions ).
b. Kewaspadaan Tambahan ( Additional Precautions ) yaitu kewaspadaan isolasi
yang diterapkan berdasarkan penularan penyakit :
- Airborne ( udara )
- Droplet
- Kontak
2. Melakukan surveilens Infeksi Nosokomial yang meliputi :
a. Infeksi Daerah Operasi ( Surgical Site Infection ).
b. Infeksi Saluran Kemih ( CaUTI ).
c. Infeksi Luka infus ( Phlebitis/ Blood Stream Infection ).
d. Infeksi Saluran Napas ( pemakaian ventilator ).
3/5
3. Melaksanakan Program Kesehatan Karyawan sesuai Kebijakan Rumah Sakit :
a. Skrening karyawan baru.
b. Memastikan sistem pendukung proteksi staff ditempat kerja.
c. Infection Control berkolaborasi dengan K3 dalam pemantauan , rekomendasi
dan manajemen kerahasiaan staff dengan penyakit infeksi/ kronis.
4. Program Hand Hygyene di evaluasi secara terus menerus.
5. Kolaborasi dengan Komite Medis & farmasi dalam pengumpulan data , pemantauan
tren penulisan resep antibiotika dan melaporkan ke manajemen rumah sakit.
a. Memperbaharui Kebijakan pemakaian antibiotika.
b. Mengembangkan sistem edukasi pemakaian antibiotika untuk staff ( hasil
kultur mikriobiologi ).
6. Memastikan fasilitas dan lingkungan rumah sakit aman bagi pasien, petugas dan
pengunjung :
a. Gedung ( penambahan / renovasi / rekonstruksi ).
b. Pengadaan air bersih.
c. Pengadaan makanan.
d. Penatalaksanaan sampah ( padat/ cair ).
e. Penatalaksanaan linen.
f. Pembersihan fasilitas & lingkungan.
g. Disinfeksi dan sterilisasi peralatan.
h. Udara dan sistem ventilasi.
i. Ruang khusus ( isolasi/ kamar operasi/ unit perawatan
intensive hemodialisis/ dll ).
7. Berperan aktif dalam investigasi terhadap kejadian KLB ( kejadian Luar Biasa )
yang berhubungan dengan penyakit menular di lingkungan Rumah sakit.
8. Mengkoordinir pertemuan berkala dan melaporkan secara tertulis ke manajemen :
a. Direktur.
b. Komite Pencegahan dan Pengendalian infeksi.
c. IPCLN.
9. Pelaksanaan dekontaminasi, disinfeksi dan sterilisasi harus dilaksanakan sesuai
prosedur yang telah ditetapkan.
10. Program Edukasi & Pelatihan harus diselenggarakan secara berkala dan wajib diikuti
oleh staff baru dan semua staff di setiap divisi dan departemen setiap tahun.
4/5
11. Kebijakan dan Prosedur Pencegahan dan pengendalian infeksi dibuat, direvisi dan
dikembangkan dengan mengacu pada referensi nasional dan internasional ( CDC
website dan organisasi lainnya ).
12. Pembiayaan kegiatan PPI disesuaikan dengan program anggaran yang disetujui oleh
manajemen RS.
5/5