Anda di halaman 1dari 18

Central Sterile

Supply
Departement
CE EmCC 2019
( CSSD )
Pengertian
 Berdasarkan pedoman teknis bangunan Rumah Sakit,
2012 : CSSD atau sistem sterilisasi sentral merupakan
metode yang dikembangkan untuk mengatasi
ancaman infeksi di rumah sakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme patogen yang menyangkut pekerjaan
pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi sebelum
instrumen, bahan dan peralatan dipakai untuk
perawatan pasien.
SPO Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien yang terkena
darah atau cairan tubuh berdasarkan PERMENKES RI No. 27
Thn 2017
Rendam peralatan bekas pakai dengan air dan detergen
(enzyme)

Peralatan yang sudah digunakan pada pasien infeksius di


dekontaminasi terlebih dahulu sebelum digunakan lagi

Peralatan sekali pakai harus di buang dan dimusnahkan


sesuai dengan prinsip pembuangan limbah

Perlalatan yang akan dipakai ulang, setelah direndam


dibersihkan dengan spon, kemudian dilakukan DTT
dengan klorin 0,5% selama 10 menit

Peralatan nonkritikal didesinfeksi menggunakan alkohol


70%, peralatan semikritikal dan kritikal harus disterilisasi
KATEGORI SPAULDING
KRITIKAL SEMIKRITIKAL NON KRITIKAL

• Peralatan yang • Peralatan yang • Resiko infeksi


berhubungan berkaitan dengan rendah
dengan jaringan mukosa dan area • Pengelolaan
steril atau darah kecil di kulit yang buruk pada
• Resiko infeksi lecet peralatan ini,
tingkat tinggi • Melakukan DTT dapat
• Gagal manajemen (Desinfektan menghabiskan
sterilisasi tingkat Tinggi) sumber daya.
mengakibatkan terhadap (contoh sarung
infeksi serius dan peralatan ini tangan steril
fatal untuk memegang
tempat sampah)
ALUR
DEKONTAMINASI
PERALATAN
PERAWATAN
PASIEN
PRE-CLEANING
Merupakan pembersihan awal

Proses membuat
instrumen lebih aman ditangani
petugas sebelum dibersihkan

Mengurangi jumlah
mikroorganisme, bukan
menghilangkan
PEMBERSIHAN
• Proses membuang sejumlah mikroorganisme untuk
mengurangi resiko
1

• Proses ini terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan


sabun dan air atau enzim kemudian membilas dengan
2 air dan mengeringkan

• Jangan menggunakan pembersih yang dapat mengikis


(menimbulkan goresan), karena goresan akan menjadi
3 sarang mikrorganisme serta meimbulkan karat
DTT (DESINFEKSI TINGKAT TINGGI)

• Proses menghilangkan semua mikroorganisme kecuali


endospora dari objek dengan merebus, atau memakai
desinfektan kimiawi
STERILISASI Paling efektif

Autoklaf
(sterilisator uap Suhu harus 121 C
tekanan tinggi) tekanan 106 kPa

30 menit untuk peralatan


Menghilangkan yang dibungkus, 20
semua untuk yang tidak
mikroorganisme
Suhu 170 C selama 1 jam,
Sterlisator kemudian dinginkan
panas kering selama 2 sampai 2,5 jam
(Oven)
Beri jarak antara dinding
sterilisator dan peralat 7,5
cm
INDIKATOR STERIL

Internal Eksternal

Berbentuk strip Berbentuk Autocalve tape

merubah warna apabila


Diletakkan dalam setiap
terpapar pada suhu
kemasan
tertentu.

Menandakan Benda
Menandakan Bagian luar
didalam kemasan telah
kemasan benda yang
melewati proses
disterilkan telah
sterilisasi, dapat dilihat
melewati proses
dari perubahan warna
sterilisasi
strip.

Berfungsi sebagai
Kondisi steril telah
segel/pengaman
tercapai
kemasan
INDIKATOR STERIL EKSTERNAL

BELUM STERIL SUDAH STERIL


INDIKATOR STERIL INTERNAL
FUNGSI INSTALASI STERILISASI SENTRAL
 Menerima dan memilah bahan bahan kotor yang digunakan di
rumah sakit
 Menentukan apakah barang tersebut dapat digunakan kembali
atau dibuang
 Melakukan proses dekontaminasi atau desinfeksi sebelum
disterilisasi
 Melaksanakan pembersihan khusus dari peralatan
 Memeriksa dan menguji instrumen, peralatan dan linen
 Merakit kembali set instrumen, mengemas linen
 Mengemas semua peralatan untuk sterilisasi
 Sterilisasi
 Memberikan label dan tanggal
 Menyimpan dan mengontrol persediaan
 Mengeluarkan dan mendistribusikan
RUANGAN CSSD
Mari kita saksikan ….
 https://www.youtube.com/watch?v=TfqT-QiKOqE
 https://www.youtube.com/watch?v=GAOCDMbDvRQ
Referensi
 Kemenkes RI. 2012. Pedoman Teknis Bangunan Rumah
Sakit Instalasi Sterilisasi Sentral (CSSD). Jakarta :
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan
Sarana Kesehatan Kemenkes RI.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai