Anda di halaman 1dari 10

2020

LAPORAN KEPATUHAN ALAT


PELINDUNG DIRI BLUD RSUD NABIRE
SEPTEMBER – NOVEMBER 2020

Alamat : Jl. R.E. Marthadinata, SiriwiniTelp. 0984-21846, Fax : 098423272,


email : (
bludrsudnabire@gmail.com)KodePos : 98817 Nabire Papua
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alat pelindung diri adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja
dari bahaya di tempat kerja. Alat pelindung diri dipakai setelah usaha
rekayasa (engineering) dan cara kerja yang aman (work practices) telah maksimum
(Barbara, 2001).Universal precaution merupakan upaya pencegahan penularan penyakit
dari tenaga kesehatan dan sebaliknya, hal ini didasari penyebaran penyakit infeksius
melalui medium cairan tubuh dan darah. Pemakaian alat pelindung diri merupakan
upaya untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja yang optimal. Kepatuhan
penggunaan APD di rumah sakit dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, motivasi,
keterbatasan alat, dan juga sikap dan perilaku dari pekerja itu sendiri.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh
pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya
pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Alat Pelindung Diri (APD) perlu sebelumnya dipilih secara hati-hati agar dapat
memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan, (BPP Semester V, 2008) yaitu:
1. Alat Pelindung Diri (APD) harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat
terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh tenaga
kerja.
2. Berat alatnya hendaknya seringan mungkin, dan alat tersebut tidak menyebabkan
rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
4. Bentuknya harus cukup menarik.
5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya, yang
dikarenakan bentuknya yang tidak tepat atau karena salah dalam penggunaanya.
7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan presepsi sensoris pemakainya.
9. Suku cadangnya mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.

Dari studi pendahuluan yang dilakukan dengan cara observasi masih ada sebagian
pekerja Rumah Sakit Seperti Bidan Perawat dan Dokter yang tidak menggunakan
handscoen atau masker, atau bahkan keduanya saat melakukan tindakan medis dan
keperawatan, misalnya saat memeriksa pasien, pengambilan sample darah, pemasangan
infus dan faktor – faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pekerja rumah sakit
dalam penggunaan alat pelindung diri masih belum diketahui lebih banyak lagi.
Kepatuhan Pekerja Rumah Sakit dalam penggunaan alat pelindung diri dapat juga
berpengaruh pada penularan penyakit. Pada tenaga kesehatan tentunya akan semakin
bertambah resiko tertular suatu penyakit misalnya penyakit hepatitis, AIDS jika saja
kepatuhan penggunaan alat pelindung diri diabaikan, dikarenakan setiap harinya tenaga
kesehatan selalu mengalami kontak langsung dengan pasien dengan berbagai macam
jenis penyakit. Selain dikarenakan kepatuhan yang bersumber dari motivasi individu
tenaga kesehatan itu sendiri, keterbatasan jumlah alat pelindung diri yang disediakan
oleh rumah sakit juga bisa meningkatkan jumlah resiko seorang tenaga kesehatan
tertular oleh penyakit. Disamping dua faktor lainya, sikap dan perilaku yang dimiliki
oleh masing- masing individu juga akan mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam
penggunaan APD. Dampak yang akan muncul dari penggunaan alat pelindung diri yang
tidak sempurna yaitu resiko tertular penyakit akan bertambah dan juga akan
mempengaruhi kualitas tindakan medis dan keperawatan yang diberikan karena mungkin
akan muncul rasa tidak aman saat berada di dekat pasien.
Penyusunan prosedur tetap atau standart operasional prosedur yang mengatur
tentang alat pelindung diri di rumah sakit, akan mengurangi resiko seorang perawat
tertular oleh penyakit sehingga keselamatan kerja perawat akan lebih terjamin dan
pemberian asuhan keperawatan akan lebih bermutu karena dilakukan sesuai standart
operasional yang ada.
BAB II
DEFINISI KASUS

A. Macam-macam Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) ada berbagai macam yang berguna untuk melindungi
seseorang dalam melakukan pekerjaan yang fungsinya untuk mengisolasi tubuh tenaga
kerja dari potensi bahaya di tempat kerja. Berdasarkan fungsinya, ada beberapa macam
APD yang digunakan oleh tenaga kerja, antara lain :
1. Alat Pelindung Kepala (Headwear)
Alat pelindung kepala ini digunakan untuk mencegah dan melindungi rambut
terjerat oleh mesin yang berputar dan untuk melindungi kepala dari bahaya terbentur
benda tajam atau keras, bahaya kejatuhan benda atau terpukul benda yang
melayang, melindungi jatuhnya mikroorganisme, percikan bahan kimia korosif,
panas sinar matahari dll. Jenis alat pelindung kepala antara lain:
a. Topi pelindung (Safety Helmets)
b. Tutup kepala
c. Topi/Tudung
2. Alat Pelindung Mata
Alat pelindung mata digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia
korosif, debu dan partikel-partikel kecil yang melayang di udara, gas atau uap yang
dapat menyebabkan iritasi mata, radiasi gelombang elegtromagnetik, panas radiasi
sinar matahari, pukulan atau benturan benda keras, dll. Jenis alat pelindung mata
antara lain:
a. Kaca mata biasa (spectacle goggles)
b. Goggles
c. Face Shiled
3. Alat Pelindung Pernafasan (Respiratory Protection)
Alat pelindung pernafasan digunakan untuk melindungi pernafasan dari resiko
paparan gas, uap, debu, atau udara terkontaminasi atau beracun, korosi atau yang
bersifat rangsangan. Sebelum melakukan pemilihan terhadap suatu alat pelindung
pernafasan yang tepat, maka perlu mengetahui informasi tentang potensi bahaya
atau kadar kontaminan yang ada di lingkungan kerja. Hal-hal yang perlu diketahui
antara lain:
a. Bentuk kontaminan di udara, apakah gas, uap, kabut, fume, debu atau kombinasi
dari berbagai bentuk kontaminan tersebut.
b. Kadar kontaminan di udara lingkungan kerja.
c. Nilai ambang batas yang diperkenankan untuk masing-masing kontaminan.
d. Reaksi fisiologis terhadap pekerja, seperti dapat menyebabkan iritasi mata dan
kulit.
e. Kadar oksigen di udara tempat kerja cukup tidak, dll.
Jenis alat pelindung pernafasan antara lain:
a. Masker
b. Respirator
Alat ini digunakan untuk melindungi pernafasan dari paparan debu, kabut, uap
logam, asap, dan gas-gas berbahaya. Jenis-jenis respirator ini antara lain:
a. Chemical Respirator
b. Mechanical Filter Respirator
4. Alat Pelindung Tangan (Hand Protection)
a. Sarung tangan bersih
b. Sarung tangan steril
c. Sarung tangan rumah tangga (gloves)
5. Baju Pelindung (Body Potrection)
Baju pelindung digunakan untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari
percikan api, suhu panas atau dingin, cairan bahan kimia, dll. Jenis baju pelindung
antara lain:
a. Pakaian kerja
b. Gaun
c. Celemek
d. Apron
6. Alat Pelindung Kaki (Feet Protection)
Alat pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki dan bagian lainnya dari
benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, larutan kimia, benda panas kontak
dengan arus listrik. Jenis alat pelindung kaki antara lain :
a. Sepatu steril
b. Sepatu kulit
c. Sepatu boot
7. Alat Pelindung Telinga (Ear Protection)
Alat pelindung telinga digunakan untuk mengurangi intensitas suara yang masuk ke
dalam telinga. Jenis alat pelindung telinga antara lain:
a. Sumbat telinga (Ear plug)
b. Tutup telinga (Ear muff)
8. Sabuk Pengaman Keselamatan (Safety Belt)
Alat pelindung tangan digunakan untuk melindungi tubuh dari kemungkinan
terjatuh dari ketinggian, seperti pada pekerjaan mendaki, memanjat dan pada
pekerjaan konstruksi bangunan.
9. Sabuk Pengaman Keselamatan (Safety Belt)
Alat pelindung tangan digunakan untuk melindungi tubuh dari kemungkinan
terjatuh dari ketinggian, seperti pada pekerjaan mendaki, memanjat dan pada
pekerjaan konstruksi bangunan.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Meningkatkan pemahaman tentang pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
2. Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan tentang pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
b. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam pemakaian Alat Pelindung
Diri (APD)
c. Meningkatkan perilaku sehat untuk semua petugas.
BAB III
ANALISA DATA

Angka Kepatuhan APD Bulan September - November


2020
100
90 82.2
83.4
80
70 76.7
60
50 Hasil %
40 Target%
30
20
10
0
Juni
Juli
Agustus

Gambar 2.1 Angka kepatuhan Alat Pelindung Diri (APD) di BLUD RSUD Nabire
Bulan September – November 2020

Berdasarkan data gambar di atas menunjukkan bahwa angka kepatuhan APD pada bulan
Juni 79.3%, Juli 75,8% dan Agustus 77,3%.
Berikut ini angka kepatuhan APD di BLUD RSUD Nabire dan Non Keperawatan bulan
September – November 2020.

Angka Kepatuhan APD Bulan Maret - Mei 2020

91
75.4
82,2 90.4
100
90 82,1
84.3
80
70
60
50
40
30 November
20
10 Oktober
0
Keperawatan September
Non Keperwatan

Gambar 2:2 Tingkat Angka Kepatuhan Alat Pelindung Diri (APD) keperawatan dan
non.keperawatan bulan September - November 2020

Berdasarkan data pada gambar 2:2 menunjukkan bahwa angka kepatuhan Alat Pelindung
Diri pada Non Keperawatan bulan September – November 2020 di BLUD RSUD Nabire
mengalami peningkatan dalam kepatuhan APD yaitu pada bulan September 84,3%, pada
bulan Oktober mengalami peningkatan angka kepatuhan APD yaitu 90,4% pada bulan
November mengalamin sedikit peningkatan yaitu 91% walaupun masih di bawah angka
standar kepatuhan APD.

Angka Kepatuhan APD pada keperawatan mengalami fluktuatif dimana pada bulan
September 82,1% , bulan Oktober mengalami peningkatan 82,2% dan di bulan November
mengalamin penurunan 75,4% dan angka kepatuhan APD dari Keperawatan masih rendah
dibanding dengan Kepatuhan APD Non Keperawatan.
BAB IV
KESIMPULAN

Kepatuhan Alat Pelindung Diri (APD) BLUD RSUD Nabire bulan September - November
2020 belum mengalami peningkatan secara signifikan dan masih sering terjadi penurunan
kepatuhan, sehingga masih harus tetap dilakukan monitoring evaluasi untuk lebih
meningkatkan kepatuhan petugas Alat Pelindung Diri (APD).

Nabire,10 Desember 2020

KETUA KOMITE PPI

Dr.Bahctiar Syamsir, Sp.PK

Anda mungkin juga menyukai