Anda di halaman 1dari 1

Vhania Dhominica Bani/ 01503220329

SHBG
Analisa Video “Ronde Keperawatan”
Dalam detik ke 20 menurut saya sudah sesuai dengan tahap pra ronde yang dimana HN terlebih dahulu melakukan
briefing kepada katim dan perawat pelaksana mengenai ronde keperawatan, dan pada detik ke 46 katim juga
sudah sesuai dalam melakukan staffing yaitu membagi pasien dan membuat SAP kepada pasien yang masalah
keperawatannya belum teratasi yakni pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut, serta juga katim tidak hanya
membagikan pasien namun mengarahkan dan menginstrusikan tim untuk mencari literatur dalam pembuatan
SAP. Dan jelas dalam menit ke 1:45 katim menginstrusikan kepada perawat pelaksana yang memegang pasien
tersebut untuk menjelaskan inform consent, membuat kontrak dan melakukan pengkajian dan juga perawat
pelaksana juga sudah memvalidasi kembali ke katim mengenai kontrak waktu untuk ke pasien . Kemudian pada
menit ke 02:24 perawat pelaksana yang memegang pasien tersebut melakukan pengkajian, namun saat perawat
pelaksana masuk keruang terlihat pasien tertidur dan pengkajian dilakukan kepada keluarganya dan tidak
melakukan pengkajian secara fisik kepada pasiennya, hal tersebut tidak sesuai dikarenakan pengkajian
merupakan langkah awal dari proses keperawatan dengan mengumpulkan data yang akurat dari klien sehingga
akan diketahui berbagai masalah kesehatan yang ada, dan merupakan salah satu komponen penting dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu untuk mengevaluasi dan mengindentifikasi
status kesehatan klien. Adapun kriteria pengkajian meliputi : anamnesa, observasi, pengkajian fisik, sumber data
(pasien,keluarga atau orang yang terkait) namun apabila pasien masih dapat memberikan data pengkajian
tersebut, lebih diutamakan untuk menanyakan secara langsung kepada pasien karena pengkajian yang lengkap
dan sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi yang ada pada pasien sangat penting untuk merumuskan diagnosa
keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga dapat terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien (Sihaloho, 2020). Dan dalam menit ke 05.14 pada saat terminasi sementara ke pasien
sebelumnya perawat lupa untuk melakukan kontrak waktu, topik dan tempat untuk asuhan keperawatan
selanjutnya yang mau dilakukan, hal ini tidak sesuai dikarenakan tahap kontrak waktu, topik dan tempat itu perlu
dijelaskan kepada pasien dikarenakan perlunya penjelasan mengenai kontrak selanjutnya kepada pasien dan
merumuskannya mengenai hal tersebut sehingga klien dapat mengetahui dan menyepakati tindak lanjut terkait
kontrak yang sudah disepakati, dalam hal dapat terlihat bagaimana sikap perawat dalam membangun hubungan
saling percaya melalui komunikasi terbuka, menghargai klien dan menepati janji (Pertiwi dkk, 2022). Sehingga
pada menit ke 07:54 pasien dan keluarga tampak bingung dan tidak mengerti mengenai kontrak topik, waktu dan
tempat saat perawat melakukan fase kerja ke pasien, hal tersebut dapat memicu complaint ke perawat yang dapat
berpengaruh kepada kualitas asuhan keperawatan dan rumah sakit. Dan saat melakukan fase kerja pasca ronde
tim, katim dan HN juga sudah sesuai melakukan validasi yang dimana mengkaji ulang secara lengkap dan
sistematis serta melakukan pengkajian fisik yang dapat memperlengkap data – data yang diperlukan sehingga
saat tim melakukan diskusi pada menit ke 13:28 ditemukan masalah keperawatan yang sesuai dengan kondisi
masalah kesehatan klien serta berlandaskan literatur yang ada yaitu nyeri akut, hambatan mobilitas fisik dan
ansietas. Setelah itu perawat berdiskusi juga untuk menentukan asuhan keperawatan terkait masalah utama (nyeri
akut) yaitu terdapat dua intervensi yakni teknik farmakologis dan relaksasi nafas dalam. Terkait intervensi
terpilihlah teknik farmakologis yaitu pemberian analgesik diakrenakan teknik ini lebih efektif dalam mengurangi
nyeri pasien.

Referensi

Sihaloho. A. A. (2020). Pengkajian Dalam Proses Keperawatan Sebagai Dasar Pemberian Asuhan Keperawatan. OSF Preprints. 1 – 8.

Pertiwi M. R., dkk. (2022). Komunikasi Terapeutik dalam Kesehatan. Rizmedia Pustaka Indonesia: Yogyakarta. 1 – 224.

Anda mungkin juga menyukai