PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perawat dan praktik keperawatan terdaftar setiap hari bagi yang membaca
diberikan pada pasien tertentu. Anggota tim kesehatan lain membuat keputusan
1
Perawat mempunyai banyak tanggung jawab yang akhirnya diarahkan pada perawatan
pasien. Oleh karena itu, tugas dokumentasi yang aktual terkadang harus dipindahkan ke waktu
lain diakhir shif. Namun definisi kata dokumentasi memberi informasi tentang peran penting
penyediaan bukti pencatatan dan pengumpulan ringkasan dan pengkodean informasi yang
Saat ini catatan khusus pasien dapat di tinjau oleh minimal 10 orang selama 24 jam
pertama pasien di fasilitas perawatan kesehatan. Orang-orang ini meliputi dokter jaga atau
dokter penerima, perawat pada shift yang berbeda, beberapa asisten perawat, dan ahli gizi.
Seorang ahli bedah, ahli anestesi, serta berbagai teknis dan ahli terapi, seperti petugas sosial,
dan anggota tim perawatan kesehatan lain juga mungkin terlibat. Dengan banyaknya orang
yang bergantung pada catatan pasien sebagai sumber informasi pasien yang dapat dipercaya,
Peningkatan keahlian pemberi perawatan kesehatan dan kompleksitas masalah pasien serta
teknologi yang berhubungan telah berkontribusi terhadap berbagai pelayanan yang diberikan
pada pasien. Catatan klinis pasien merupakan sumber satu satunya komunikasi tertulis dan
terkadang hanya sebagai sumber beberapa komunikasi untuk semua anggota tim perawatan
kesehatan. Anggota tersebut tidak hanya berkontribusi terhadap pengkajian, intervensi dan
hasil perawatan individu mereka tetapi juga dasar tindakan selanjutnya pada catatan kejadian
yang di berikan oleh anggota tim lainnya. Keefektifan proses dokumentasi dapat berpengaruh
terhadap kerja sama tim, yaitu mengintegrasikan format di antara semua disiplin, dan membuat
data yang lengkap dan tersusun secara mudah. Catatan ini hanya mendokumentasikan
serangkaian perawatan pasien dari masuk sampai pemulangan. Dengan demikian, catat data
aktual sesegera mungkin yaitu setelah mencatat perubahan kondisi pasien, memberi intervensi,
2
Dalam penelitian yang di lakukan oleh L.M Harmain Siswanto ( 2013) yang bertujuan
pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Umum Instalasi Rawat Inap RS. Desain
penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan retrospective yang dilakukan
pada tiga ruang rawat inap. Pengukuran kelengkapan dokumentasi menggunakan instrumen A
Depkes dengan sampel 95 dokumen. Pengukuran beban kerja menggunakan teknik continous
pendokumentasian rerata belum lengkap ( 71,6 % ) dan beban kerja perawat sebagian besar
Penelitian lain juga dilakukan Noorkasiani, Gustina, R. Siti Maryam (2015) yang
menggunakan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel
berjumlah 173 perawat dari 14 ruang rawat dan lembar observasi kelengkapan dokumentasi
keperawatan dalam kriteria baik sebesar 47,4 % dan perawat yang melengkapi dokumentasi
keperawatan adalah Ruang Dinas ( p=0,0002;α=0,05) setelah di kontrol oleh umur, jenis
Di Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu jumlah populasi perawat di RSUD Madani Palu
sebanyak
Berdasarkan hasil pengambilan data awal diatas jumlah perawat cukup besar di Rumah
Sakit ini, dan selama saya dinas di Rumah Sakit, saya menemukan terdapat kesenjangan
terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan yang di lakukan oleh perawat tidak sesuai
dengan teori. Beberapa dokumen tidak di isi dengan lengkap terutama pada asuhan
keperawatan. Maka saya tertarik, untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor yang
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah pada
C.Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
asuhan keperawatan
keperawatan
keperawatan
D.Manfaat Penelitian
Bagi Perawat
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi perawat untuk meningkatkan
Bagi Institusi
Bagi Peneliti
4
- Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan kebenarannya. Catatan ini juga
dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Dokumentasi itu sejatinya adalah bukti fisik
yang berupa tulisan, gambar visual baik diam atau bergerak (foto atau video) atas sesuatu
yang sudah terjadi. Bukti-bukti itu dapat dikumpulkan, dikoleksi, atau nantinya di gunakan
sebagai bukti otentik. Bukti-bukti otentik itu dapat dibuktikan secara hukum, serta dapat
Dokumentasi keperawatan adalah suatu dokumen yang berisi data lengkap, nyata, dan
tercatat. Catatan-catatan itu bukan hanya tentang tingkat kesakitan pasien, tetapi juga tentang
tipe atau jenis kualitas, serta kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan
tenaga keperaw atan. Pencatatatan dokumentasi keperawatan itu berguna untuk kepentingan
pasien, para perawat serta seluruh tim kesehatan yang bekerja memberikan pelayanan
5
Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan proses pencatatan dan pengumpulan
berbagai bukti dari seluruh pelaksanaan proses keperawatan. Catatan itu juga berisi berbagai
reaksi pasien terhadap penyakit yang di deritanya, serta reaksi terhadap proses keperawatan
6
Dokumentasi asuhan keperawatan adalah informasi proses keperawatan yang lengkap
dan sistematis. Dokumentasi itu berisi berbagai informasi tentang kesehatan pasien yang di
Dari berbagai definisi yang sudah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
tersusun secara teratur dan sistematis. Catatan itu juga dimasukkan dalam format tertentu sesuai
dengan jenis dan tipe yang sudah ditentukan. Kemudian satu hal yang cukup penting adalah
a) Sarana Komunikasi
yang sistematis, serta memadai adalah adanya komunikasi yang baik antara petugas
keperawatan dengan pasien, keluarga pasien, serta seluruh anggota tim yang terlibat
dalam proses keperawatan yang berlangsung. Dengan adanya proses komunikasi yang
baik, maka akan tercipta relasi yang harmonis antara semua elemen yang membentuk
Dengan adanya relasi yang harmonis, maka akan timbul rasa saling percaya
diantara berbagai pihak. Rasa percaya akan membuat pasien lebih terbuka terhadap para
proses keperawatan. Keterbukaan itulah yang membuat para petugas keperawatan akan
mendapatkan berbagai informasi yang penting, bahkan amat rahasia tentang diri pasien
7
Proses keperawatan merupakan metode penyelesaian masalah kesehatan yang
dihadapi oleh pasien selama masa perawatan. Metode yang digunakan adalah hal-hal
yang terstruktur dan sistematis. Dengan metode ini, maka penyembuhan pasien akan
berlangsung dengan baik serta berkesinambungan. Oleh karena itu, bisa dikatakan
bahwa proses keperawatan adalah inti dari seluruh kegiatan dengan kaidah
keperawatan. Dalam dokumentasi ini akan dicatat serta dikoleksi berbagai hal yang
berhubungan dengan proses keperawatan secara detail dan menyeluruh. Berikut adalah
keperawatan.
3. Standar Keperawatan
tipe, jenis, karakteristik, sifat, dan kompetensi dalam sebuah praktik keperawatan. Standar
keperawatan ini diperlukan agar para petugas memiliki tolak ukur dalam melaksanakan
pekerjaan mereka. Dengan tolak ukur yang tepat, para petugas keperawatan ini akan
memiliki motivasi serta panduan dalam melaksanakan pekerjaan dalam asuhan keperawatan.
Berikut adalah beberapa standar keperawatan yang baik sesuai dengan sistem dan
1. Memiliki batasan tentang keperawatan serta proses keperawatan. Ada definisi yang
Berbagai definisi yang di jabarkan itu, bertujuan untuk memberikan gambaran, serta
pandangan yang jelas dan komprehensif terhadap berbagai hal yang akan di
8
2. Dapat diaplikasikan pada semua praktik keperawatan. Dalam kondisi yang minim
sarana prasana dan prasarana sekalipun berbagai hal yang dicantumkan dalam
seharusnya bisa dilaksanakan. Karena sangat memungkinkan hal hal tak terduga bisa
terjad. Jika itu terjadi, maka para tenaga keperawatan seharusnya bisa mengantisipasi
hal tersebut, walaupun dalam kondisi terbatas, karena nyawa manusia yang menjadi
taruhannya.
3. Standar keperawatan yang baik seharusnya mampu memberi petunjuk pada kegiatan
keperawatan. Oleh karena itu, berbagai hal yang dicantumkan dalam standar
keperawatan ini seharusnya dinarasikan dengan bahasa yang lugas, jelas dan efektif.
4. Standar ini sebaiknya dapat dimengerti oleh perawat, secara komprehensif dan
menyeluruh.
5. Standar keperawatan ini sebaiknya dapat dikaji oleh berbagai pihak yang
membutuhkan.
6. Setelah mampu dimengerti dan dipahami, standar keperawatan ini sebaiknya dapat di
7. Standar keperawatan yang baik pada akhirnya diharapkan dan meningkatkan kualitas
keperawatan.
yang berkaitan dengan klien. Perawat atau profesi kesehatan lain dapat melihat
dokumentasi yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam
9
a. Dokumentasi dapat dijadikan sebagai Settle Concern artinya dapat digunakan
keperawatan memiliki dokumen tertulis yang lengkap tentang apa saja yang sudah
b. Dokumentasi tertulis juga dapat menjadi alat perlindungan pasien dari tindakan
malpraktik yang mungkin dilakukan oleh tenaga keperawatan. Hal ini dapat
membuat pasien aman dan nyaman, selama dia menjalani proses keperawatan atau
c. Catatan – catatan tertulis adalah dokumen yang legal, serta memiliki dasar hukum
sebagai bahan, serta sumber data untuk kegiatan penelitian. Kegiatan penelitian ini dapat
dilakukan sebagai bagian penilaian asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
Dengan adanya kegiatan penelitian, kualitas berbagai pelayanan asuhan keperawatan akan
semakin meninngkat, serta dapat semakin efektif dan etis. Kegiatan penelitian ini bukan
hanya penelitian yang dilakukan oleh petugas keperawatan atau diluar ilmu keperawatan
yang sedang melakukan riset seputar dunia kesehatan. Semakin banyak kegiatan penelitian
efektif , akan bermanfaat bagi dunia keperawatan secara umum. Dokumentasi yang tercatat
dengan baik ,akan membantu para siswa atau mahasiswa keperawatan khususnya, serta
bidang ilmu lainnya untuk makin memperluas hubungan mereka. Melalui catatan tersebut,
para siswa dapat mengetahui tanda, gejala, komplikasi atau berbagai perawatan yang
10
4. Sebagai Sarana Pembayaran
pembayaran. Khusus bagi pasien, bukti tertulis itu dapat digunakan sebagai bukti untuk
pihak ketiga, misalnya saja untuk pihak asuransi kesehatan. Dengan bukti pengeluaran yang
tercatat, pasien dapat mengajukan klaim kepada pihak asuransi atau perusahaan.
Melalui dokumentasi keperawatan yang tercatat dengan baik dan efisien seluruh
tim keperawatan, serta pasien itu sendiri, dapat memantau seluruh proses keperawatan,
khususnya pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan dari institusi kesehatan, kepada
pelayanan pun dapat terus terjaga. Dokumen tersebut sekaligus berfungsi sebagai alat
kontrol terhadap kinerja para perawat, dan institusi kesehatan itu sendiri.
Dokumen yang tercatat sangat bermanfaat bagi proses akreditasi ataupun proses
audit institusi kesehatan itu sendiiri. Proses akreditasi merupakan salah satu cara untuk tetap
mempertahankan dari institusi kesehatan. Proses akreditasi yang baik menjadi bentuk
tanggung jawab institusi kesehatan kepada para klien mereka. Hasil akreditasi yang baik
adalah perwujudan bahwa rumah sakit selalu menjaga kualitas pelayanan mereka.
yang sedang dirawat. Dengan dokumen keperawatan yang tercatat secara rapi, para petugas
keperawatan beserta tim, dapat menentukan dengan seksama berbagai kebutuhan asuhan
keperawatan pasien. Melalui dokumen itu pula, para petugas keperawatan dapat membuat
rencana keperawatan selanjutnya, serta pada akhirnya dapat melakukan berbagai evaluasi
yang di perlukan.
11
1. Dokumen adalah bagian integral dari asuhan keperawatan
Dokumen yang merupakan bagian integral dari proses keperawatan harus berisi
sebuah gambaran yang sistematis dan terstruktur tentang seluruh proses keperawatan.
Dokumen ini juga harus menggambarkan bagaimana perkembangan status pasien dari
Dokumentasi harus konsisten dan tidak berubah pada tiap-tiap prosesnya. Karena
jika tidak konsisten dalam alur proses pencatatan, bisa jadi banyak orang tidak akan
konsisten, perlu mencantumkan kode kode tertentu yang menjadi pengikat seluruh alur
catatan keperawatan tersebut. Kode-kode atau kebijakan adalah sebuah alur pencatatan
format khusus yang dapat memberikan kerangka kerja untuk melakukan teknik
pendokumentasian. Format khusus ini dapat memberikan semacam panduan bagi para
susunan yang mudah dipahami serta fungsional. Fungsional artinya mengikuti fungsi-
fungsi yang ada dalam proses keperawatan. Sehingga, pada akhirnya bermanfaat bagi
kesembuhan pasien.
12
Pendokumentasian keperawatan harus dilakukan secara kronologis,
tersusun secara sistematis dan sesuai dengan alur waktu yang sudah di tentukan.
Kronologi waktu dan proses keperawatan yang sudah dilakukan akan membuat
gambaran suatu kejadian secara lengkap, jika urutan penulisan di sesuaikan dengan cara
harus seragam dan sesuai dengan kesepakatan bersama. Penulisan singkatan pun harus
konsisten dan tidak berubah-ubah pada tiap alur keperawatan. Dengan menulis singkatan
secara konsisten, maka siapapun bisa mengetahui maksud dari singkatan walaupun
secepat mungkin, dapat menutup kemungkinan adanya kealpaan dari perawat yang
mengerjakan. Faktor kealpaan ini tentu amat mungkin terjadi, karena manusia memiliki
banyak keterbatasan yang seringkali tidak disadari. Faktor kealpaan bisa terjadi karena
petugas yang mengerjakannya lupa, atau ada sejumlah dokumen tidak lengkap, padahal
dokumen itu berperan amat penting dalam proses keperawatan yang sudah di lakukan.
Tulisan yang dibuat dalam dokumentasi keperawatan harus tepat, komplit, jelas
dan ringkas dan mudah dibaca. Selain itu, tulisannya pun harus ditulis dengan
menggunakan tinta. Pemilihan tinta sebagai alat untuk menulis karena tinta bersifat
permanen, sehingga agak sulit ketika ada petugas keperawatan ataupun pihak lain yang
dengan sengaja ingin memanipulasi data. Oleh karena itu, sebisa mungkin petugas
13
keperawatan tidak melakukan kesalahan, sehingga perawat harus berpikir cermat sebelum
secara lengkap. Jangan lupa untuk memasukkan tanggal, jam, tanda tangan, serta insial
mencamtumkan jam dan tanda tangan, maka dokumentasi keperawatan yang dibuat akan
menjadi lebih akurat serta berkesinambungan sesuai dengan asuhan keperawatan yang
diberikan.
Informasi serta data yang tertulis pada dokumen pasien merupakan sesuatu yang
bersifat sangat rahasia. Data dan informasi tidak boleh di ketahui oleh orang lain tanpa
tujuan serta dasar-dasar yang dibenarkan oleh hukum. Oleh karena itu, perawat harus
Selain rahasia dokumentasi proses keperawatan milik pasien juga harus benar-
benar terjaga keamanannya. Jika ada sesuatu yang buruk terjadi, misal ada kesalahan
sistem penyimpanan, atau terjadi kecelakaan yang menyebabkan data pasien hilang maka
institusi rumah sakit harus memiliki rencana cadangan untuk bisa menyelamatkan
dokumen tersebut.
10. Dokumentasi hanya dibuat oleh petugas keperawatan yang bertugas saat itu.
Dokumentasi keperawatan tidak bisa dibuat oleh pihak yang lain yang tidak ada
dibuat langsung oleh seseorang yang melakukan observasi langsung. Oleh karena itu, para
pencatatan adalah proses yang amat penting dan tidak dapat dianggap remeh. Tindakan
14
6. Syarat Dokumentasi Keperawatan
penuhi sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakati. Adapun syarat yang
tanggung jawab yang dilakukan oleh yang berwenang . Berbagai hal yang sifatnya
kepastian hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan
pada klien atau pasien, dapat digunakan sebagai bahan pendidikan kepada khalayak.
15
7. Mengandung nilai dokumentasi. Isi dari dokumentasi keperawatan ini dapat menjadi
sumber ingatan bagi para petugas praktik keperawatan. Selain itu, isi dari
rumah sakit kepada pihak pihak yang berwenang, baik kepada pasien, Departemen
Artinya, isi dari dokumentasi keperawatan harus jelas waktunya, serta lengkap
9. Mengikuti tata bahasa yang telah di tetapkan. Ada berbagai aturan kebahasan serta
kode-kode yang telah ditetapkan secara eklamasi, tentang penggunaan bahasa serta
berbagai simbol dan tanda yang mendampinginya dalam proses pencatatan. Tanpa
kode bahasa yang sama, tidak mungkin khalayak (berasal dai latar yang berbeda )
10. Komponen/susunan kalimat mengandung subjek dan pedikat. Selain itu, berbagai
catatan yang ditulis dalam dokumentasi harus sesuai dengan tata bahasa yang benar,
11. .Pada catatan tindakan keperawatan, gunakan kalimat aktif bukan kalimat pasif,
12. Menggunakan ejaan yang benar, sehingga perlu mempelajari kamus dan
13. Catatan ringkas atau singkat sesuai dengan kondisi klien, perlu menggunakan istilah
7. Teknik Pencatatan
Dalam dokumentasi keperawatan ada teknik yang perlu diikuti dan dijalankan agar
Zaidin Ali dalam buku Dasar-Dasar Dokumentasi Keperawatan, terdapat dua jenis teknik
16
1. Teknik Pencatatan Secara Naratif
Ini adalah teknik pencatatan yang ditulis dalam bentuk cerita atau narasi.
kronologis. Ada alur kisah dan ditulis seperti sedang menceritakan sebuah cerita
seluruh hasil observasi, berbagai aktivitas, serta hasil dari seluruh evaluasi yang
mengapa harus dicatat, dimana serta kapan informasi ini didokumentasikan. Unsur
terbuka. Oleh karena itu, bentuk ini dapat digunakan pada beberapa kondisi, seperti
misalnya perawatan pasien atau klien dengan anestesi ataupun dengan sistem rawat
jalan.Dalam bentuk pencatatan secara naratif, ada sejumlah keuntungan yang bisa
di dapatkan.
a. Karena pencatatannya dibuat secara kronologis, maka hal ini akan sangat
menguntungkan bagi perawat dan pasien itu sendiri, sehingga kedua pihak
b. Bentuk pencatatan yang naratif yang memberikan ruang bagi perawat untuk
c. Pencatan bentuk naratif memiliki format yang sederhana. Dalam format ini
17
serta berbagai respon dari pasien ataupun tujuan dari pasien dalam seluruh
proses keperawatan.
Sementara itu, selain keuntungan bentuk pencatan yang bersifat naratif juga
memiliki kerugian, baik bagi pasien ataupun bagi para petugas keperawatan.
diduplikasi.
meluas. Para petugas yang menulis seringkali lupa pada porsi yang
data dari berbagai tekniik penulisan yang sudah ada.Hal ini dilakukan untuk
berkelanjutan.
18
Teknik pencatatatn flowsheet sering disebut sebagai catatan perkembangan ringkas
atau singkat.
checklist, maka seluruh tim dalam proses keperawatan akan mendapatkan sejumlah
keuntungan berupa.
b. Dokumen keperawatan akan mudah dibaca dan dipahami oleh anggota tim
d. Sumber data dan informasi tentang klien atau pasien semakin kaya. Data dan
informasi klien lebih mudah di dapat dan lebih cepat untuk mendapatkannya.
Setiap periode berlalu, data semakin kaya dan semakin tepat sasaran.
f. Informasi serta data dicatat dengan tepat dan sesuai sasaran. Relavansi antara
diruang ICU ditulis dua kali, yang satu kali didalam flosheet, dan yang kedua
b. Kolom yang kosong serta sempit dalam flowsheet yang diuntukkan bagi
19
Ketika membicarakan tentang berbagai jenis ataupun tipe dokumentasi keperawatan,
maka kita harus kembali melihat berbagai tipe yang sudah dipetakan oleh para ahli bidang
keperawatan. Para ahli tersebut telah menyusun berbagai model, sistem atau metode
dokumentasi keperawatan yang hingga kini masih bermanfaat dan digunakan oleh para
praktisi keperawatan.
Secara umum ada enam tipe metode dokumentasi yang biasa digunakan ( Achir
Catatan berorientasi pada sumber ini mempunyai lima komponen utama, yaitu:
a. Lembar penerimaan
c. Catatan perawat
operasi, terapi fisik, berbagai tanda penting dalam tubuh atau tanda-tanda vital,
Model SOR memiliki sejumlah kelebihan yang cukup bermanfaat bagi institusi
keperawatan, beserta para tenaga keperawatannya. Dengan menggunakan model SOR, dalam
informasi pada bagian-bagian, yang sesuai dengan kegunaanya. Model SOR juga memiliki
kelemahan. Kelemahan yang cukup terasa adalah catatan tentang permasalahan yang dihadapi
20
oleh pasien berada bagian yang terpilah-pilah. Dengan model SOR, sedikit kesulitan untuk
menetapkan masalah yang dihadapi oleh pasien. Ini terjadi karena petugas keperawatan harus
mempelajari terlebih dahulu data yang letaknya tersebar itu. Selain itu, data dan informasi
a. Data Dasar
Ini adalah data serta informasi yang diperoleh saat pasien pertama kali
datang ke rumah sakit. Data dasar ini dikumpulkan oleh petugas keperawatan
b. Cross-Referencing
adalah dengan menggunakan nomor urut, serta nomor masalah pasien pada
Untuk melakukan hal ini, dilakukan perencanaan awal yang terdiri dari tiga
bagian, yaitu:
Diagnostik
Koordinasi sangat diperlukan dalam fase ini dan yang diperlukan dalam hal
21
terjadi tindakan yang berulang, serta pemenuhan kebutuhan akan di lakukan
lebih cepat.
Usulan Terapi
bermanfaat untuk menyelesaikan masalah klien. Pada tahap ini dokter juga
Pendidikan Klien
Pada fase ini, tim kesehatan dan keperawatan akan mengidentifikasi jenis
SOAP adalah sistem yang mirip dengan proses keperawatan. Dalam sistem
berkesinambungan.
Sementara itu, format PIE berbeda dengan SOAP. Dalam format PIE
22
10/10/2016 Definisi pengetahuan yang berhubungan dengan , belum pernah
mengalami pembedahan
SOAP
S “Saya takit, gimana nanti setelah pembedahan.”
O Pasien selalu gelisah soal operasi. Ia bertanya terus. Pasien belum
berlangsung.
PIE
P Definisi (kekurangan) pengetahuan yang berhubungan dengan
operasi
Tabel. 2.1
a. Catatan perawat
Ini adalah semacam buku harian bagi perawat yang ditulis selama 24 jam.
riil dari pasien. Misal warna kulit pucat, feses cair, dan lain-lain.
23
Evaluasi keberhasilan dari tiap tindakan keperawatan
b. Flowsheet
dilakukan berulang kali. Misalnya tanda-tanda vital pasien, berat badan, jumlah
asupan atau haluaran cairan dalam 24 jam. Flowsheet merupakan metode paling
efisien untuk mencatat informasi. Perawat pun dapat dengan mudah mengetahui
keadaan pasien hanya dengan melihat grafik tanda-tanda vital pasien yang
diinstitusi kesehatan yang bersangkutan. Selain itu, catatan ini juga dibuat
keuntungan yang bisa meningkatkan kualitas asuhan keperawatan kepada pasien yang
b. Data yang dicatat adalah data serta informasi yang penting dan bermanfaat saja.
24
e. Respon klien lebih mudah dilacak.
ini akan mengurangi bentuk pencatatan tentang berbagai pekerjaan rutin yang di
Sistem pencatan ini dicatat dalam bentuk kartu yang disimpan pada index file.
Informasi yang ada dalam kardeks yaitu demograsi dasar, diagnosis media utama,
instruksi terakhir dari dokter yang harus dilaksanakan perawat, rencana asuhan
6. Komputerisasi
populer digunakan dalam dunia kesehatan serta keperawatan. Sistem ini semakin banyak
menyimpan dan megolah data, serta informasi dengan lebih efektif, dengan kapasitas yang lebih
besar.
komputer.
b. Petugas keperawatan juga lebih mudah melakukan evaluasi atas seluruh proses
keperawatan.
25
c. Seluruh anggota tim yang terlibat dalam proses keperawatan pun dapat
d. Perawat yang bertugas dapat mencari data dengan cepat sesuai dengan
dengan komputer juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan dari sitem
1.Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “ tahu “ dan ini terjadi setelah orang
terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut
a. Tingkat Pengetahuan
1. Tahu (know)
(recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
2. Memahami ( Comprehention )
tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang
yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan
26
3. Aplikasi ( Application)
dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
4. Analisis ( Analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih
5. Sintesis ( Syntesis )
atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata
lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
ada.
6. Evaluasi
penilian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil coba maka
atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang
27
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi
penelitian.
a. faktor internal
1.Pendidikan
orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan
untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat
2. Pekerjaan
lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, beruang dan banyak
tantangan. 3.Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.
Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang
belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.
b. Faktor eksternal
1.Faktor lingkungan
28
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
2. Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap
2. Sikap ( Attitude )
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap srimulus atau objek tertentu, yang
sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang,
setuju- tidak setuju, baik- tidak baik dan sebagainya). Newcomb salah seorang ahli
psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap
belum merupakan tindakan ( reaksi terbuka ) atau aktivitas, akan tetapi merupakan
a. Komponen sikap
1. Kepercayaan atau keyakinan ide dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana
keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. Sikap orang terhadap
penyakit kusta misalnya, berarti bagaimana pendapat atau keyakinan orang tersebut
3. Kecendrungan untuk bertindak (trend to behave), atinya sikap adalah komponen yang
b. Tingkatan sikap
29
1. Menerima ( Receiving )
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang
di berikan (obyek).
2. Merespon (Responding)
diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab
3. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain
terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang ibu
mengajak yang lain (tetangga, saudara, dan sebagainya) untuk menimbang anaknya ke
posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor
KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.
b. Sifat sikap
obyek tertentu.
c. ciri-ciri sikap
a. sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
b. sikap dapat berubah pada orang- orang bila terdapat keadaan dan syarat-syarat
30
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap
suatu obyek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa
berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
d. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu dapat juga merupakan kumpulan dari
hal-hal tersebut.
e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang
a. Pengalaman Pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk
apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor
emosional.
Pada umunya,individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah
dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecendrungan ini antara lain dimotivasi oleh
keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
c. Pengaruh Kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap
d. Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya,
berita yang seharusnya aktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh
31
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat
agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada
f. Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang
pertahanan ego.
3. Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif. Motif adalah bahasa inggris di sebut
motive, yang berasal dari kata motion artinya “ gerakan” atau sesuatu yang bergerak.
Dalam arti yang lebih luas motif berarti rangsangan, dorongan atau penggerak terjadinya
suatu tingkah laku. Motivasi adalah sesuatu yang mendorong, atau pendorong seorang
bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu. Tingkah laku termotivasi dilatarbelakangi
oleh adanya kebutuhan. Contoh : tingkah laku (misalnya mandi karena adanya kebutuhan
kebersihan diri dengan tujuan akhir badan menjadi segar dan terhindar dari penyakit).
Motivasi itu bermacam- macam. Ditinjau dari pihak yang menggerakan motivasi
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi
intrinsik adalah motivasi yang telah berfungsi dengan sendirinya yang berasal dari dalam
diri orang tersebut tanpa adanya dorongan atau rangsangan dari pihak luar. Misalnya,
seorang mahasiswa belajar dengan kesadaran sendiri tanpa suruhan orang lain. Individu
yang bersangkutan memperoleh kepuasan dengan proses belajar itu sendiri. Motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang berfungsi karena adanya dorongan dari pihak luar atau
orang lain. Misalnya seseorang belajar karena didorong oleh orang tuanya, teman atau
kakaknya.
2. Teori motivasi
32
Terpenuhinya suatu kebutuhan menimbulkan suatu kepuasan dan bila tidak
tersusun secara hierarki atau bertingkat. Terpenuhinya kebutuhan pada jenjang tertentu
Ada lima kebutuhan manusia menurut maslow, yaitu (1) kebutuhan fisiologis, (2)
kebutuhan keselamatan, (3) kebutuhan kebutuhan aktualisasi sayang, (4) kebutuhan harga
diri dan (5) kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan 1 sampai 4 merupakan kebutuhan
pokok, hal ini terjadi karena difisiensi atau kekurangan individu. Adapun kebutuhan ke -5
Kebutuhan fisiologis seperti, kebutuhan makan, minum, seks, istirahat dan olahraga.
Kebutuhan rasa aman meliputi rasa aman dari gangguan binatang, rasa aman dari
bekerja atau perjalanan. Kebutuhan yang sangat menonjol pada masa anak-anak adalah
perlindungan dan rasa aman. Kebutuhan ini diperoleh dari orang tua. Kebutuhan kasih
sayang dari keluarga, kebutuhan kasih sayang dari keluarga, kebutuhan persahabatan,
hubungan dengan orang lain dan kebutuhan kerja sama. Kebutuhan harga diri seperti
penerimaan orang lain dan pengembangan diri/karir. Tidak seluruh orang dapat mencapai
aktualisasi diri, karena kebutuhan ini adalah yang paling puncak, seseorang hanya dapat
Teori kebutuhan untuk berprestasi dipelopori oleh Mc. Clelland. Kebutuhan untuk
berprestasi (need for achievment) atau disingkaat N. Ach adalah daya, mental manusia
untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik dalam mencapai hasil yang lebih baik
pula, yang disebabkan oleh virus mental. Virus mental adalah adanya suatu daya, kekuatan
(power) dalam diri orang tersebut sehingga ia mempunyai dorongan yang luar biasa untuk
melakukan suatu kegiatan dalam mencapai hasil yang lebih baik. (Saam & Wahyuni,2012).
33
c. Teori Mc.Gregor
teori X dan Y. Teori ini didasarkan pada pandangan konvensional atau klasik (teori X) dan
pandangan baru atau modern ( teori Y). Teori yang bertolak dari pandangan klasik ini
bekerja
5. Pada umunya manusia bersifat egois dan kurang acuh terhadap organisasi. Oleh
sebab itu, dalam melakukan pekerjaan harus diawasi dengan ketat dan harus dipaksa untuk
Sedangkan teori Y yang bertumpu pada pandangan atau pendekatan baru ini
beranggapan bahwa :
2. Pada dasarnya manusia itu tidak malas bekerja, tetapi suka bekerja
4. Pada umunya manusia selalu berusaha mencapai sasaran atau tujuan organisasi
5. Pada umunya manusia itu selalu mengembangkan diri untuk mencapai tujuan atau
sasaran.
d. Teori Herzberg
Teori ini dipelopori oleh Frederick Herzberg. Ia mengatakan bahwa ada dua
kebutuhan yang memuaskan manusia yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan
kerja dan kebutuhan yang berkaitan dengan ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja disebut motivator yang terdiri dari penghargaan, prestasi,
34
tanggung jawab, promosi, dan pengembangan diri. Jika aspek-aspek motivator tersebut
dianggap baik atau positif oleh karyawan. Faktor- faktor yang berkaitan dengan
Pemeliharaan atau kesehatan kerja meliputi : gaji, kebijakan organisasi, keselamatan kerja,
kondisi kerja, pengawasan, administrasi serta hubungan antar pribadi dalam lingkungan
pengumpulan data yang sistematis dan pengorganisasian data yang sistematis. Tujuan dari
Menyajikan data yang cukup bagi kebutuhan pasien untuk tindakan keperawatan.
2. Tipe-tipe pengkajian
1. Pengkajian awal
Pengkajian awal dilakukan pada saat pertama kali klien masuk dalam
fasilitas pelayanan kesehatan atau mulai menggunakan jasa pelayanan. Pada fase
35
ini dilakukan pengkajian awal (initial assesment) dengan cara mengisi formulir
2. Pengkajian lanjutan
dikumpulkan, maka data ini kemudian dapat dianggap sebagai data penunjang.
pengaturan dinas (shift). Pada pengkajian awal ini, petugas keperawatan dapat
a. Tanya jawab
dari hal yang paling umum sampai yang paling pribadi (misalnya informasi umum
wawancara atau dilengkapi pada akhir riwayat yang diambil dan periksaan fisik.
b. Check List
menggunakan format ini, semua data yang ingin diketahui sudah tertera dalam
lembar wawancara. Perawat yang bertugas tinggal menanyakan dan pasien hanya
36
c. Daftar pertanyaan (kuesioner)
Format ini disusun agar pasien atau keluarganya dapat mengisi sendiri
seputar hal-hal yang umum, hingga pribadi namun disusun dengan bahasa yang
Pengumpulan data
Tahap ini adalah tahap yang sangat penting, karena jika petugas
keperawatan yang bertugas tidak melakukan pengumpulan data dengan tepat, maka
dengan fase pengkajian yang berkelanjutan. Pada fase ini akan ada proses
konfirmasi serta perluasan informasi dasar. Ada dua sifat dasar dari pengkajian
berkelanjutan yaitu :
a. Data konfirmasi
Dalam data konfirmasi kita membutuhkan sejumlah hal sebagai berikut, tempat
sebuah sistem pencatatan yang mengkaji sistem tubuh dengan atau tanpa
perubahan klinis.
b. Data perluasan
merupakan data baru saja yang di dapatkan, baik dari menggali data lewat wawancara,
Pengkajian khusus
37
Pengkajian ini dilakukan ketika pasien menggunakan alat ukur khusus digunakan
menggunakan Glasgow Coma Scale. Alat ini adalah alat yang menggunakan
pengukuran status mental. Dalam alat tersebut ditampilkan berbagai skala untuk
pemahaman. Selain, sistematis, format penulisannya juga harus jelas, mudah diisi,
serta sederhana.
2. Tanyakan dan catat riwayat pengobatan yang pernah dilakukan oleh pasien.
Misalnya saja vitamin, pengobatan yang masih digunakan dan dosisnya, kebiasaan waktu
5. Jangan lupa untuk melakukan pencatatan atas sejumlah data subjektif atau data
pendukung untuk sejumlah data objektif. Misal status emosi, depresi, duduk ditempat
gelap,j arang bercakap-cakap, respon monoton dari pasien dengan jawaban pendek jika
ditanya, kontak mata pasien yang terbatas atau ada tangisan dari pasien namun dengan
suara halus.
38
C .Fase Diagnosis Keperawatan
mengidentifikasi masalah klien yang dapat diatasi melalui intervensi dan menejemen
keperawatan. Kunci perumusan yang tepat pada diagnosis keperawatan adalah memakai
proses pemecahan masalah yang meliputi tiga komponen yaitu : Problem, Etiologi, dan
resiko yang dialami klien yang berhubungan dengan kebutuhan pelayanan perawatan.
atau faktor resiko yang dialami oleh klien. Ini termasuk masalah bio-psiko-sosial-
S: Sign Dan Sympton (Tanda & Gejala) merupakan pernyataan khusus tentang
responn klien yang sesuai dengan status kesehatan atau masalah kesehatannya yang
dapat diatasi melalui asuhan atau manajemen keperawatan. Sign dan sympton
merupakan data subjektif dan data objektif yang dikumpulkan selama proses
pengkajian.
1. Menyampaikan masalah klien dalam istilah istilah yang dapat dimengerti untuk
semua perawat
39
2. Mengenali masalah masalah utama klien pada pengkajian data
Pada prinsipnya ada tiga jenis diagnosis keperawatan yaitu aktual, risiko dan potensial.
perawat melakukan pengkajian data. Setelah itu perawat akan memeriksa data,
Diagnosis keperawatan risiko menunjukkan masalah yang ada pada saat pengkajian
mempunyai risiko untuk menjadi masalah aktual jika tidak diberikan asuhan
pada pengamatan dan pemantauan. Pada situasi klien seperti ini, perawat harus
mengetahui secara pasti faktor faktor yang dapat menyebabkan muncul atau
tidaknya suatu masalah. Selain keperluan data belum terkumpul untuk menegakkan
kesehatan yang dihadapi oleh pasien atau klien keperawatan. Berbagai sifat
a. ancaman kesehatan : 2
b. tidak/kurang sehat :3
40
2. Petugas keperawatan juga harus mengetahui apakah mungkin permasalahan itu dapat
diubah atau tidak, dapat di tanggulangi atau tidak. Berbagai kriteria tersebut dapat
a. mudah di ubah : 2
b. hanya sebagian :1
c. tidak dapat :0
berbagai masalah potensial. Petugas keperawatan harus membuat kriteria dari sifatnya
masalah yang timbul, lalu mengetahui bagaimana cara mengurangi atau mencegahnya.
a. tinggi : 3
b. cukup : 2
c. rendah: 1
4. Berbagai permasalah yang menonjol adalah bagaimana cara keluarga melihat, serta
menilai permasalahan yang muncul. Kriteria tersebut dapat diukur dengan tiga skala :
D. Fase Perencanaan
penulisan berbagai kegiatan pencatan. Sejumlah hal yang perlu dicatat dalam
prioritasnya.
41
Adapun tindakan perencanaan keperawatan yaitu, menentukan tipe dokumentasi
pengetahuan, kemauan serta kemampuan klien agar mampu melaksanakan kegiatan sehari-
Dokumentasi jenis ini adalah jenis yang umum dilaksanakan oleh para petugas
keperawatan pada berbagai institusi kesehatan. Pada pendokumentasian jenis ini, semua
proses keperawatan perlu dan akan dimasukkan dalam lembar catatan intervensi
keperwatan. Lembar catatan itu sifatnya sangat beragam, ada yang sifatnya umum, serta
ada yang khusus. Berikut adalah jenis dari lembaran pencatatan intervensi keperawatan
yaitu, lembar observasi tanda vital, lembar observasi cairan, lembar catatan pemberian
obat, lembaran catatan intervensi keperawatan, grafik tentang tanda-tanda vital, berat
badan, asupan dan haluaran cairan, kadar glukosa darah, pendokumentasian naratif yang
dokumentasi.
E. Fase Implementasi
Tahapan implementasi dari seluruh proses keperawatan yang telah disusun dalam sebuah
sistem asuhan keperawatan. Tahapan implementasi keperawatan merupakan tahap keempat dari
seluruh proses keperwatan. Berbagai langkah dalam tahapan ini telah direncanakan oleh perawat,
agar berbagai tindakan implementasi yang dilakukan dapat membantu pasien mencegah,
42
mengurangi serta menghilangkan dampak atau respon yang ditimbulkan oleh masalah
dihadapi oleh pasien. Berbagai latar belakang permasalahan adalah semacam diagnosis
berbagai data, kita juga harus mempelajari berbagai analisis data, serta masalah
3. Setelah mempelajari berbagai data tertulis pada tahapan sebelumnya, maka pada
terhadap berbagai sumber daya yang dimiliki. Sumber daya tersebut di antaranya
4. Jika proses identifikasi sudah dilakukan, maka proses selanjutnya adalah menyiapkan
berbagai sumber daya yang dibutuhkan didekat tempat tidur pasien, supaya pasien
5. Setelah seluruh sumber daya disiapkan dan berada pada posisi yang sangat terjangkau
dari pasien, maka tahapan selanjutnya adalah menyiapkan pasien sebelum berbagai
agar pasien siap secara mental dan spritual serta secara fisik.
43
c. Tindakan keperawatan yang dilakukan harus sinergis dengan tindakan pengobatan
lainnya
fungsi, kapasitas, serta menjunjung tinggi kode etik keperawatan yang sudah
f. Perawat harus bersikap ramah dan sopan namun adil dan tegas dalam tindakannya,
evaluasi keperawatan, ketiga komponen itu adalah hal hal yang saling berkelindan,
pelayanan.
1.Pengkajian ulang
pengkajian ulang adalah respon pasien terhadap berbagai intervensi yang diberikan.
pengkajian ulang masih terus menerus dilaksanakan. Tujuannya adalah agar pasien
dapat sembuh total, serta untuk mengkaji, sejauh mana perawatan pasien yang
44
Modifikasi rencana keperawatan biasanya berhubungan dengan bagaimana
semacam kebutuhan fisiologi dasar, seperti diudara, air, makanan serta keamanan.
3. Penghentian pelayanan
Tahap evaluasi adalah tahap akhir dimana seluruh hasil yang diharapkan
sudah tercapai, tujuan yang lebih luas pun sudah terpenuhi. Jika itu semua sudah
lalu di laksanakan.
B. Kerangka Konsep
Pengetahua
Dokumentasi Asuhan
Sikap Keperawatan
Motivasi
Gambar 2.1
45
keperawatan sehingga kelengkapan dokumentasi keperawatan akan menjadi
terhambat.
D. Hipotesis penelitian
1. Ho (Hipotesa nol)
asuhan keperawatan.
2. Ha (Hipotesa alternatif)
keperawatan.
keperawatan
46
BAB III
METODE PENELITIA N
Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei analitik yaitu untuk mencoba
menggali bagaimana fenomena bisa terjadi antara faktor resiko dengan faktor efek.
Rancangan penelitian yang di gunakan adalah Cross Sectional. Cross sectional adalah
dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya
diobservasi seklai saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter variabel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang berada di ruang
b. Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari jumlah perawat ruang rawat
inap RSUD. Madani Palu. Jumlah atau besar sampel yang digunakan dalam penelitian
47
N
n=
1+ N ( d 2)
Keterangan
n : Besar sampel
N : Besar Populasi
❑
berikut :n= 1+¿ ¿
n= ❑
1+()
n=¿
n=¿
n=¿
(Notoatmodjo, 2018). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap,
bebas (Notoatmodjo, 2018). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah dokumentasi
asuhan keperawatan.
a. Definisi Operasional
a. Pengetahuan
1). Definisi Operasional : pengetahuan adalah pemahaman serta kemampuan
b. Sikap
1). Definisi Operasional : Sikap adalah tindakan atau perilaku yang ditampilkan
c. Motivasi
1). Definisi Operasional : Motivasi adalah dorongan dalam diri perawat yang
5).Hasil ukur :
berupa catatan atau laporan mengenai status kesehatan klien serta semua kegiatan
E. Pengumpulan Data
a. Data primer
memperoleh data yang akurat. Kuosioner untuk pengetahuan perawat tentang sistem
untuk pernyataan negatif terdapat pada nomor 10, 11, 12, 13, 14, dan 15. Dengan
alternatif 2 jawaban, jawaban yang pernyataan positif, jika responden menjawab benar
akan di beri nilai 1 dan jawaban pernyataan yang salah akan di beri nilai 0. Untuk
pernyataan negatif jika respnden menjawab benar akan di beri nilai 0 dan respnden yang
jawaban, jawaban pernyataan positif sangat sering (SS) akan di beri nilai 3, sering (S)
akan di beri nilai 2, kadang-kadang (KK) akan di beri nilai 1, dan tidak pernah (TP) akan
diberi nilai 0, Sedangkan untuk jawaban pernyataan negatif sangat sering (SR) akan di
beri nilai 0, sering (S) akan diberi nilai 1, kadang-kadang (KK) akan di beri nilai 2, dan
b. Data Sekunder
perawat,struktur organisasi, data sejarah, dan profil tentang RSUD. Madani Palu.
untuk dijawab sesuai dengan daftar pertanyaan yang telah di siapkan. Kuosioner di isi
yang telah di berisi jawaban responden, selanjutnya data yang terkumpul di lakukan
pengolahan data sehingga di hasilkan informasi yang akhirnya dapat di gunakan untuk
F. Pengolahan Data
data adalah :
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner
perlu disunting (editing) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau
informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka
merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomor
Yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai
4. Tabulasi
Yakni mengisi tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan,
atau koreksi.
G. Analisa Data
1. Analisa Univariate
setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariate tergantung dari jenis datanya.
f
(Notoatmodjo 2018). Analisis ini menggunakan rumus: p= x 100 %
n
Keterangan :
p = presentasi
f = jumlah jawaban yang benar
2. Analisa Bivariate
independen dan variabel dependen. Analisa bivariate yaitu hipotesis yang di uji
dengan kelompok yang berbeda dalam ciri khas tertentu dengan koefisien kontingensi
yang di beri simbol. Analisa bivariat menggunakan tabel silang untuk menyoroti dan
menganalisis perbedaan atau hubungan antar dua variabel dengan tingkat kemaknaan
a = 0,05. Hasil yang di peroleh pada analasis chi square dengan manggunakan
1. Ada hubungan yang bermakna, jika nilai p > 0,05 maka dengan demikian Ha di
terima.
2. Tidak ada hubungan yang bermakna, jika nilai p < 0,05 maka dengan demikian
Ho ditolak.
Koefisien kontingensi
X
√
C
N +N 2
Keterangan :
C = koefisien kontingensi
X = Nilai Chi-square
Dengan syarat :
H. Penyajian Data
Untuk penyajian data dari hasil penelitian di sajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
I. Etika Penelitian
dan keadilan.
1. Prinsip Manfaat
dipergunakkan dalam hal –hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk
apapun.
subjek ataupun tidak, tanpa adanya sangsi apapun atau akan berakibat
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full
disclosure).
c. Informed Consent
perlu dicantumkan bahwa data yang diperoeh hanya akan dipergunakan untuk
pengembangan ilmu.
3. Prinsip Keadilan
harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan
rahasia
(confidentiality).
DAFTAR PUSTAKA
Medika.Jakarta.
Jakarta.
EGC. Jakarta.
Notoadmojo, Soekidjo, 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasinya. PT. Rineka
Cipta : Jakarta.
57